• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR TEORI PERKEMBANGAN KARIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR TEORI PERKEMBANGAN KARIR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TEORI PERKEMBANGAN KARIR

Disusun oleh:

Annisa Niefla Nur Azizah (K3120011) Elisabeth Sari Ditaningrum (K3120017)

Rosella Lestania (K3120057)

Samuel Kevin Ardian Praditya (K3120061)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

2021

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Perkembangan Karir” sebagai tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karir. Pada makalah ini penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai teori perkembangan karir yang memuat delapan pendapat para ahli. Tujuan dari makalah ini untuk menambah wawasan penulis dan pembaca tentang teori-teori perkembangan karir dari berbagai sudut pandang para ahli.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling Karir dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 11 September 2021

(3)

ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB 1 ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan... 2 BAB 2 ... 3

2.1 Teori Trait and Factor ... 3

2.2 Teori Perkembangan Karir Donald E. Super ... 3

2.3 Social Learning Approach to Career Development Theory Krumboltz ... 4

2.4 Teori Penyesuaian Kerja ... 4

2.5 Teori Karir Holland Personality in Work Enviroment ... 5

2.6 Savickas ... 7

2.7 Teori Batasan dan Kompromi Gottfredson ... 9

2.8 Sosial Kognitif... 10

BAB 3 ... 11

3.1 Rangkuman... 11

3.2 Kesimpulan... 13

(4)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permendikbud nomor 111 tahun 2014, mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam rangka memfasilitasi perkembangan peserta didik untuk mencapai kemandirian diri dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara tatap muka atau langsung antara konselor atau guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik maupun secara tidak langsung dengan menggunakan media tertentu. Pada bidang layanan bimbingan dan konseling menurut Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling (POP BK) meliputi empat bidang, salah satunya bidang karir. Bidang karir ini bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menentukan dan mengambil keputusan karir untuk masa depannya.

Winkel pada tahun 2007 (Winkel, 2017) menyatakan bahwa karir merupakan pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang serta mewarnai gaya hidupnya. Sedangkan Abdullah pada tahun 2018 (Abdullah, 2018) mendefinisikan karir sebagai suatu proses kemajuan dari rangkaian-rangkaian perjalanan pengembangan pengalaman seseorang sepanjang waktu yang dilaluinya dan berkaitan dengan pekerjaan utamanya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karir adalah pekerjaan atau profesi yang ditekuni dan mencakup proses kemajuan pada kehidupan dalam dunia kerjanya.

Pada makalah ini, penulis akan membahas delapan teori perkembangan karir, yakni Teori trait and factor, Teori perkembangan karir Donald E. Super, Social Learning

Approach to Career Development Theory Krumboltz, Teori Penyesuaian Kerja, Teori Karir

Holland Personality in Work Enviroment, Teori Konsep Diri Perkembangan Karir Savickas, Teori Gottfredsson Batasan dan Kompromi (Circumscription and Compromise), dan Teori Karir Kognitif-Sosial.

Teori Holland menggunakan pendekatan self-knowledge dan informasi karir yang dibutuhkan dalam menentukan keputusan karir untuk masa depan. Hal ini berdampak besar dalam bidang bimbingan dan konseling karir, yakni membantu dalam proses asesmen minat dan bakat peserta didik dan implikasinya bagi konseling untuk mengembangkan strategi

(5)

dalam meningkatkan pengetahuan tentang diri sendiri, berbagai lingkungan kerja, serta persyaratan okupasional.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana konsep Teori Perkembangan Karir menurut para ahli? a. Teori trait and factor

b. Teori perkembangan karir Donald E. Super

c. Social Learning Approach to Career Development Theory Krumboltz d. Teori Penyesuaian Kerja

e. Teori Karir Holland Personality in Work Enviroment f. Teori Konsep Diri Perkembangan Karir Savickas

g. Teori Gottfredsson Batasan dan Kompromi (Circumscription and Compromise) h. Teori Karir Kognitif-Sosial

1.3 Tujuan

Mengetahui dan memahami konsep Teori Pemahaman Karir menurut para ahli, yakni Teori trait and factor, Teori perkembangan karir Donald E. Super, Social Learning

Approach to Career Development Theory Krumboltz, Teori Penyesuaian Kerja, Teori

Karir Holland Personality in Work Enviroment, Teori Konsep Diri Perkembangan Karir Savickas, Teori Gottfredsson Batasan dan Kompromi (Circumscription and

(6)

3 BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori Trait and Factor

Trait and Factor, secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu yang akan membantu memecahkan masalah penelusuran karirnya. Dalam teori Trait and Factor, kepribadian merupakan suatu sistem atau faktor yang saling berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Kepribadian dapat diidentifikasi dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.

Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkaitan dengan tuntutan berbagai jenis pekerjaan. Pada dasarnya, individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Namun, pendekatan trait dan faktor dinilai terlalu sempit cakupannya untuk dipandang sebagai teori utama perkembangan karir karena hanya terdapat satu tujuan karir untuk setiap orang dan keputusan karir terutama didasarkan atas kemampuan yang terukur. 2.2 Teori Perkembangan Karir Donald E. Super

Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super terhadap perilaku vokasional. Vocational self-concept berkembang melalui pertumbuhan fisik dan mental, observasi kehidupan bekerja, mengidentifikasi orang dewasa yang bekerja, lingkungan umum, dan pengalaman. Meskipun vocational self-concept hanya merupakan bagian dari konsep diri secara keseluruhan, tetapi konsep tersebut merupakan tenaga penggerak yang membentuk pola karir yang akan diikuti oleh individu sepanjang hidupnya.

Super membagi teori konsep diri ke dalam dua komponen: (1) personal atau psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan beradaptasi pada pilihannya; dan (2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang dilakukan oleh individu terhadap situasi sosio-ekonominya dan struktur sosial. Hubungan antara konsep diri dengan perkembangan karir merupakan salah satu kontribusi utama teori Super.

(7)

Super (1974) mengidentifikasi dimensi kematangan karir yang mendukung konsep bahwa pendidikan dan konseling dapat menjadi stimulus untuk perkembangan karir. Kematangan karir tidak hanya terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual tetapi juga dengan perilaku yang diimplementasikan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu. Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir.

2.3 Social Learning Approach to Career Development Theory Krumboltz

Pendekatan teori social-learning dalam pemilihan karir telah dipelopori oleh Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt (1975). Dalam teori ini, proses perkembangan karir melibatkan empat faktor yaitu: (1) warisan genetic dan kemampuan khusus, (2) kondisi dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4) keterampilan pendekatan tugas.

Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari masing-masing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-pengaruh primer yang mengarahkan pilihan karirnya. Pembentukan keyakinan dan generalisasi individu menjadi hal yang penting dalam model social-learning. Dalam mengambil keputusan individu dapat mengamati, meniru, dan mencontohi orang-orang yang ada disekelilingnya. Peranan konselor adalah menelusuri asumsi-asumsi dan keyakinan individu dan mengeksplorasi alternative keyakinan dan tindakan yang perlu dilakukan. 2.4 Teori Penyesuaian Kerja

Leung (dalam Athanasou, 2008:116) mengemukakan bahwa teori penyesuaian kerja merupakan teori perkembangan karir untuk mengkaitkan perbedaan individual perilaku memilih pekerjaan yang menyesuaikan dengan korespondensi lingkungan.

a. Konsep Dasar

Brown mengemukakan bahwa teori penyesuaian kerja termasuk kelas teori yang dikenal sebagai teori P (person) dan E (environment). Teori ini untuk mengetahui P sebagai invidu atau pekerja/karyawan sedangkan E adalah lingkungan kerja dan atau organisasi. Variabel P dan E ini sering digunakan untuk menjelaskan perilaku atau hasil.

Teori Penyesuaian Kerja dimulai dengan asumsi bahwa: 1. P sebagai organisme yang bekerja

(8)

5

3. P mempunyai perilaku untuk berinteraksi dalam E b. Karakteristik Teori Penyesuaian Kerja

Setiap individu ingin mencapai prestasi dalam bekerja dan kepuasan dalam pencapaiannya. Dawis dan Lofquist menuliskan bahwa kepuasan adalah indikator kunci dalam penyesuaian kerja. Kepuasan dan pemuasan kerja dapat berhubungan dengan pergantian, absensi, keterlambatan dalam bekerja, kesetian dalam bekerja, kesetian pada pekerjaan, menjaga moral kerja dan produksi.

c. Aspek Penyesuaian Kerja 1. Aspek Pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapainya hubungan yang harmonis antara siapa dirinya dengan lingkungan kerjanya.

2. Penyesuaian Sosial

Lingkungan masyarakat dan individu dapat mempengaruhi satu sama lain. Dari proses tersebut timbul pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai penyesuaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.

2.5 Teori Karir Holland Personality in Work Enviroment

John Holland berpendapat bahwa kepribadian merupakan prioritas yang menjadi alasan utama individu dapat tertarik atau tidak pada suatu karir yang ingin diperjuangkannya dalam hidup. Holland juga menambahkan bahwa terdapat variable-variabel lain yang dapat melatarbelakangi atau mempengaruhi pengambilan keputusan karir individu. Konsep yang menjadi pusat perhatian Holland adalah bagaimana individu dapat mengambil keputusan tentang karirnya untuk memuaskan orientasi kesenangan pribadinya yang telah terbentuk melalui sifat genetik yang diturunkan orang tua dan perjalanan atau bahkan pengalaman hidup individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Semakin tinggi tingkat dominan orientasi yang dimiliki, semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang akan diperoleh individu. Selain itu, lingkungan kerja yang cocok atau sesuai dengan individu akan menjadi faktor penentu pemilihan gaya hidup individu.

Selffulfillment dapat diraih saat individu berada dalam okupasi yang sifatnya homogen. Hal ini juga dapat menjadi penyebab konsistennya karir individu. Holland

(9)

menegaskan bahwa dalam proses pencarian kepuasan dan stabilitas vokasional, individu sangat memerlukan pengetahuan yang memadai dari dirinya sendiri (selfknowledge). Langkah berikutnya yang harus diperhatikan individu adalah menyadari pentingnya

self-evaluations individual demi mencapai karirnya.

Berikut ini tabel mengenai gaya pribadi dan lingkungan okupasional yang saling berkaitan satu sama lain. 1

Gaya Pribadi Tema Lingkungan Okupasional

• Memiliki kecenderungan agresif,

• Menyukai hal-hal yang konkret,

• Hubungan interaksi personal kurang baik

Realistic • Pekerja terampil seperti tukang pipa, tukang listrik, dan operator mesin.

• Keterampilan teknisi seperti juru mesin pesawat terbang, juru foto, juru draft dan pekerjaan servis tertentu.

• Intelektual, • Abstrak, • Analitik, • Mandiri,

Investigative • Ilmiah seperti ahli kimia, ahli fisika, dan ahli matematik. • Teknisi seperti teknisi lab,

programmer komputer, dan pekerja elektronik.

• Imaginatif,

• Menghargai estetika, • Menyukai ekspresi diri

melalui seni,

• Agak mandiri dan extrovert

Artistic • Artistik seperti pematung, pelukis, dan desainer.

• Musikal seperti guru musik, pemimpin orkestra, dan musisi. • Sastrais seperti editor, penulis,

dan kritikus. • Menyukai interaksi sosial,

• Senang bergaul,

• Memperhatikan masalah-masalah sosial,

• Religius,

Social • Edukasional seperti guru, administrator pendidikan, dan profesor.

• Kesejahteraan sosial seperti pekerja sosial, sosiolog, konselor

(10)

7 • Berorientasi layanan

masyarakat, dan

• Tertarik pada kegiatan pendidikan

rehabilitasi, dan perawat profesional. • Extrovert, • Agresif, • Petualang, • Menyukai peran-peran pemimpin, • Dominant, • Persuasif, dan • Memanfaatkan

keterampilan verbal yang baik

Enterprising • Managerial seperti menejer personalia, produksi, dan menejer pemasaran.

• Berbagai posisi pemasaran seperti salesperson asuransi, real estate, dan mobil.

• Praktis, • Terkendali, • Bisa bergaul, • Agak konservatif,

• Menyukai tugas-tugas terstruktur dan menyukai aturan-aturan dengan sanksi masyarakat

Conventional • Pekerja kantor dan administrasi seperti penjaga waktu, petugas file, teller, akuntan, operator, sekretaris, petugas pembukuan, resepsionis, dan manejer kredit.

Jika dikaitkan dengan bimbingan dan konseling, teori Holland menekankan pentingnya pencarian informasi yang tepat agar individu dapat mencapai kepuasan dalam karirnya. Guru BK atau konselor dapat lebih berfokus pada pengembangan assesmen minat dan bakat konselinya agar dapat diarahkan sedini mungkin dalam hal pengambilan keputusan karir. Individu sangat perlu untuk memiliki self-knowledge, mengetahui berbagai macam gaya pribadi dan jenis pekerjaan serta lingkungan okupasional yang menjadi ketertarikannya.

(11)

Savickas merupakan salah satu ahli yang berinovatif untuk menambahkan teori Super. Konsep yang ditambahkan Savickas adalah konsep mengenai konstruksi kognitif. Namun, Savickas hanya berfokus pada kehidupan karir yang didasarkan pada pengalaman individu saat memasuki tahap dewasa sehingga pilihan kariri saat usia remaja bukanlah hal yang ditekankan oleh Savickas.

Savickas (1997) menjelaskan proses karier merupakan gambaran detail dari pembangunan konstruksi pribadi/social dan tidak dapat dikatakan sebagai kajian internal. Pada tahun 2005, lebih jelas lagi Savickas mengatakan bahwa kebutuhan eksternal merupakan hal yang juga harus dipertimbangkan dengan pribadi individu. Selain itu, pengintegrasian informasi yang dikaji dari berbagai sumber menjadi hal yang sangat penting. Pengumpulan informasi ini termasuk dalam skema umum. Proses identitas karir terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu dan konstruksi juga ikut berubah saat memasuki fase dewasa seiring dengan keputusan-keputusan baru yang akan diambil kemudian hari serta lingkungan kerja individu. Namun, self concept career sebelumnya telah terbentuk menjadi gambaran yang stabil pada masa remaja.

Terdapat lima tahap perkembangan yaitu pertumbuhan, mengeksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan pelepasan. Kelima tahap tersebut akan mengisi setiap perubahan besar dalam individu. Konkret atau tidaknya proses perubahan yang terjadi dapat dilihat dari penjelasan bagaimana perubahan itu terjadi. Mekanisme yang ditunjukkan dalam penyesuaian perubahan karir dapat dikatakan dengan istilah “adaptasi”. Dalam proses awal penentuan karir, individu sangat memerlukan konstruksi dasar. Sedangkan, faktor pendukung yang tak kalah penting adalah partisipasi yang diberikan individu dalam pekerjaan sebagai upaya mencapai integrasi sosial. Savickas juga menggunakan istilah “habitus” untuk mengilustrasikan hubungan antara tingkat kesubjektifan pandangan individu dengan konstruksi sosial serta penjelasan dari tujuan struktur sosial.

Sikap, keyakinan dan kompetensi, ditunjuk oleh Savicas sebagai ABC atau komponen dasar adaptabilitas. Sikap (A) dan keyakinan (B) menunjukkan keadaan dan perasaan seseorang untuk beradaptasi lebih efektif. 2

2 Nita, R. M. Makalah Teori Perkembangan Karir.

(12)

9

Jika dikaitkan dengan bimbingan dan konseling, maka peran konselor berfokus pada pengembangan praokupasi pada konseli. Pengembangan bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang nilai-nilai yang menjadi inti kehidupan yang pada akhirnya makna yang didapat akan menjadi bekal untuk mencari karir.

2.7 Teori Batasan dan Kompromi Gottfredson

Teori batasan dan kompromi yang telah dirumuskan oleh Gottfredson berfokus pada pekerjaan yang diinginkan oleh individu dengan harapan adanya kecocokan antara pekerjaan yang diinginkan dengan citra diri individu. Di sisi lain, Gottfredson juga menjelaskan bahwa ada dua hal yang menjadi pengaruh besar bagi konsep diri individu yaitu latar belakang sosial ekonomi dan tingkat intelektualitas.

Menurut Gottfredson kelas sosial dan kecerdasan diklasifikasikan ke dalam teori konsep diri yang berkaitan dengan penentuan pilihan kejuruan. Hal ini dapat dijabarkan dengan konstruksi berikut,

1. Self-Concept: pandangan seseorang mengenai segala hal dengan dirinya sendiri, 2. Images of Occupations: gambaran mengenai pekerjaan yang tetap memperhatikan

beberapa hal seperti kepribadian dan kecocokan individu atas pilihan pekerjaannya, 3. Cognitive Maps of Occupations: ilustrasi tentang peta kognitif yang berkaitan

dengan pekerjaan,

4. Sosial Space: lingkungan bekerja individu yang kemungkinan besar dapat menjadi orientasinya dalam memilih pekerjaan didasarkan dengan keadaan mayoritas, baik secara langsung maupun tidak langsung,

5. Circumscription: proses penyempitan ruang lingkup atau wilayahnya mengenai pengambilan keputusan terkait ruang sosialnya serta alternatif lainnya,

6. Compromise: kepuasan individu mengenai pilihan baiknya meskipun bukanlah yang terbaik,

7. Perkembangan Kognitif: kemampuan penalaran individu meningkat seiring bertambahnya usia dan merupakan kompetensi mental pengembangan peta kognitif yang di dalamnya terdapat pekerjaan dan konsep diri yang berkaitan dengan pemahaman individu terhadap dunia kerja.

8. Pembentukan Diri: individualitas seseorang berkembang sebagai proses memahami dan pembentukan diri.

(13)

9. Teori Batasan: proses penghilangan keinginan pekerjaan yang dilakukan individu dikarenakan hal tersebut tidak dapat diterima. Teori batasan juga memiliki tahapan-tahapan tertentu.

2.8 Sosial Kognitif

Pada teori ini, Brown pada tahun 2007 mengemukakan bahwa hal yang menjadi perhatian utama dalam teori sosial kognitif adalah efisiensi diri dan minat. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dan akan semakin kuat jika dikembangkan menggunakan beberapa cara. Cara-cara yang dapat digunakan adalah pemodelan, dukungan, dan performa. Brown menegaskan bahwa performa merupakan cara yang menduduki peringkat satu dalam menguatkan efisiensi diri dan minat.

Setahun kemudian, Brown dan Lend mengungkapkan bahwa dalam pengambilan keputusan konseli dan pengembangan karir sangat dipengaruhi dua faktor utama, yaitu,

• Pengalaman belajar

o Pengalaman belajar instrumental (terkait konsekuensi dan tindakan yang hasilnya dapat diamati)

o Asosiatif

• Keterampilan pendekatan tugas /tasks approach skills (sudah dikembangkan oleh individu)3

o Keterampilan problem-solving, o Kebiasaan kerja,

o Mental set,

o Respon emosional, dan o Respon kognitif

3Jurnal Inovatif Ilmu Pendidikan Vol. 2 No. 1, (2020), Hlm. 65-72

(14)

11 BAB 3

PENUTUP

3.1 Rangkuman

1. Trait and Factor, secara sederhana dapat diartikan sebagai mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu yang akan membantu memecahkan masalah penelusuran karirnya. Dalam teori Trait and Factor. Karakteristik utama dari teori ini adalah asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang dapat diukur secara objektif dan berkaitan dengan tuntutan berbagai jenis pekerjaan.

2. Teori self-concept merupakan bagian yang sangat penting dari pendekatan Super terhadap perilaku vokasional. Super membagi teori konsep diri ke dalam dua komponen: (1) personal atau psikologis, yang berfokus pada cara individu memilih dan beradaptasi pada pilihannya; dan (2) sosial, yang berfokus pada asesmen pribadi yang dilakukan oleh individu terhadap situasi sosio-ekonominya dan struktur sosial. Kematangan karir tidak hanya terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual tetapi juga dengan perilaku yang diimplementasikan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu. Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir.

3. Dalam teori Krumboltz, Mitchell, dan Gelatt, proses perkembangan karir melibatkan empat faktor yaitu: (1) warisan genetic dan kemampuan khusus, (2) kondisi dan peristiwa lingkungan, (3) pengalaman belajar, dan (4) keterampilan pendekatan tugas. Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari masing-masing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-pengaruh primer yang mengarahkan pilihan karirnya.

4. Teori penyesuaian kerja menurut Leung yaitu bahwa teori penyesuaian kerja merupakan teori perkembangan karir untuk mengkaitkan perbedaan individual perilaku memilih pekerjaan yang menyesuaikan dengan korespondensi lingkungan. Pada konsep dasar Brown mengemukakan bahwa teori penyesuaian kerja termasuk kelas teori yang dikenal sebagai teori P (person) dan E (environment). Teori ini untuk mengetahui P sebagai invidu atau pekerja/karyawan sedangkan E adalah lingkungan kerja dan atau organisasi. Pada karakteristik teori penyesuaian kerja Dawis dan Lofquist menuliskan

(15)

bahwa kepuasan adalah indikator kunci dalam penyesuaian kerja. Kepuasan dan pemuasan kerja dapat berhubungan dengan pergantian, absensi, keterlambatan dalam bekerja, kesetian dalam bekerja, kesetian pada pekerjaan, menjaga moral kerja dan produksi. Pada aspek penyesuaian kerja dibagi menjadi 2 hal, yaitu aspek pribadi dan penyesuaian sosial.

5. John Holland berpendapat bahwa kepribadian merupakan prioritas yang menjadi alasan utama individu dapat tertarik atau tidak pada suatu karir yang ingin diperjuangkannya dalam hidup. Holland juga menambahkan bahwa terdapat variable-variabel lain yang dapat melatarbelakangi atau mempengaruhi pengambilan keputusan karir individu. Selffulfillment dapat diraih saat individu berada dalam okupasi yang sifatnya homogen. Hal ini juga dapat menjadi penyebab konsistennya karir individu. Holland menegaskan bahwa dalam proses pencarian kepuasan dan stabilitas vokasional, individu sangat memerlukan pengetahuan yang memadai dari dirinya sendiri (self-knowledge).

6. Savickas menjelaskan proses karier merupakan gambaran detail dari pembangunan konstruksi pribadi/social dan tidak dapat dikatakan sebagai kajian internal. Savickas mengatakan bahwa kebutuhan eksternal merupakan hal yang juga harus dipertimbangkan dengan pribadi individu. Selain itu, pengintegrasian informasi yang dikaji dari berbagai sumber menjadi hal yang sangat penting. Pengumpulan informasi ini termasuk dalam skema umum. Terdapat lima tahap perkembangan yaitu pertumbuhan, mengeksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan pelepasan. Kelima tahap tersebut akan mengisi setiap perubahan besar dalam individu.

7. Teori batasan dan kompromi yang telah dirumuskan oleh Gottfredson berfokus pada pekerjaan yang diinginkan oleh individu dengan harapan adanya kecocokan antara pekerjaan yang diinginkan dengan citra diri individu. Ada dua hal yang menjadi pengaruh besar bagi konsep diri individu yaitu latar belakang sosial ekonomi dan tingkat intelektualitas. Menurut Gottfredson kelas sosial dan kecerdasan diklasifikasikan ke dalam teori konsep diri yang berkaitan dengan penentuan pilihan kejuruan yaitu self-concept, images of occupations, cognitive maps of occupations,

sosial space, circumscription, compromise, perkembangan kognitif, pembentukan diri,

dan teori batasan.

8. Pada teori ini, Brown mengemukakan bahwa hal yang menjadi perhatian utama dalam teori sosial kognitif adalah efisiensi diri dan minat. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dan akan semakin kuat jika dikembangkan menggunakan beberapa cara. Setahun kemudian, Brown dan Lend mengungkapkan bahwa dalam pengambilan

(16)

13

keputusan konseli dan pengembangan karir sangat dipengaruhi dua faktor utama, yaitu pengalaman belajar dan keterampilan pendekatan tugas.

3.2 Kesimpulan

Teori konsep pengembangan karir menurut para ahli telah disampaikan seperti yang terdapat pada bab-bab sebelumnya. Setelah membaca teori tersebut kita diharapkan mampu untuk memahami dan menerapkan metode yang tepat dalam proses pemberian layanan bimbingan dan konseling agar dapat memberikan hasil yang maksimal.

(17)

14

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, S. M. (2018). A Multiple Loops Career Crafting Model: Konstruksi Karier Di Era

Boundaryless Workplace. Universitas Gajah Mada.

Anonim. (2020). Teori Penyesuaian Kerja (Theory of Work Adjustment).

https://www.journalpapers.org/2020/06/teori-penyesuaian-kerja-theory-of-work.html (diakses pada tanggal 13 September 2021)

Athanasou, James A. (2008). Internasional Handbook of Career Guidance. Australia: Springer Science + Business Media B.V.

Azmatul, Yusuf, Megaiswari, Afdhal. (2021). Analisis Teori Karir Krumboltz: Literature

Review. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling UNDIKSHA, 12(1) 2021

Berru dan Yola. (2019). Perspektif Holland Theory serta Aplikasinya dalam Bimbingan dan

Konseling Karir. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 4(2), Desember 2019, hlm

63-70.

Brown, S.D. & Lent, R.W. (2005). Career Development and Counseling, Putting Theory and

Research to Work. New Jersey: John Willey & Sons.

Gothard, Bill. (2001). Careers Guidance in Context. London: SAGE Publication.

Janare, Bela. (2021). Studi Literatur: Teori Perkembangan Karir Donald Edwin Super. Jurnal

Bimbingan Konseling Islam Al-Isyrof Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang,

3(1), 2021

Kemendikbud. (2014). Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ming Liu, William. (2013). The Oxford Handbook of Social Classin Counseling. New York: Oxford University Press.

Patton, Wendy. (2008). Careers Developmental Series 2. Netherland: Sense Publisher.

Sari, Azmatul Khairiah dkk. (2021). Analisis Teori Karir Krumboltz: Literature Review. Jurnal

Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 12 (1), 116-121.

Tarsidi, Didi. Teori Perkembangan Karir. Diintisarikan dari Zunker, Vernon G. (1986). Career

Counseling: Applied Concepts of Life Planning. Second Edition. Chapter 2: Theories of Career Development. Monterey, California: Brooks/Cole Publishing Company.

(18)

15

Winkel WS & MM. Sri Hastuti, (2007). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Referensi

Dokumen terkait

Factor.artinya unsur berasal dari bahasa inggris (Ristian et al., 2020). Teori ini adalah salah satu pendekatan secara rasional bisa menangani kesulitan yang dihadapi

Selain itu Miller, James dan Gilliland (James, 1989) juga mempunyai pandangan mengenai asumsi dasar konseling trait and factor, yaitu : 1) Setiap individu memiliki sifat yang unik