PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN TRANSPORT DAN BACKBONE MICROWAVE PT. INDOSAT DI SUMATRA BAGIAN SELATAN
(RECONFIGURATION PLANNING OF TRANSPORT AND BACKBONE MICROWAVE NETWORK PT INDOSAT IN SOUTH OF SUMATRA)
Ary Kusworo¹, -²
¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Abstrak
Pengguna telepon selular di Indonesia meningkat pesat karena kemudahannya. Seiring dengan itu teknologi telekomunikasi berbasis selular semakin berkembang. Untuk menarik banyak pelanggan, PT. Indosat perlu memberikan pelayanan yang baik dan kepuasan bagi pelanggan dalam berkomunikasi.
Dalam mengembangkan jaringan selular, PT. Indosat membangun link baru penyedia kanal untuk menyalurkan informasi dalam berkomunikasi. Untuk mendapatkan teknologi yang handal, cepat dan bandwidth besar menggunakan jaringan transmisi SDH dan PDH melalui link microwave. Pada Tugas Akhir ini akan dibahas proses perencanaan jaringan seluler yang difokuskan pada perencanaan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone microwave. Perencanaan ini meliputi inisialisasi atau kompilasi data (dari survey lapangan). Membuat konfigurasi jaringan yang menghubungkan link Padang – Jambi – Palembang – Bengkulu – Lampung (Sumatra bagian Selatan) dengan memperhitungkan kapasitas link backbone dan jarak antar backbone. Pemilihan perangkat radio mikrowave Siemens dengan memperhatikan frekuensi kerja, jenis antena, jenis saluran transmisi dan jenis modulasi yang digunakan. Path analysis (power link budget) terhadap redaman propagasi dan fading. Kemudian evaluasi terhadap hasil perencanaan dengan
menggunakan tool software Pathloss 4.0 yang akan mempermudah proses perencanaan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone microwave baik dari segi konfigurasi jaringan maupun analisa link budget pada masing-masing area.
Perencanaan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone microwave ini untuk mencapai target link budget dan kriteria link transmisi serta tidak terjadi interferensi antar link transmisi berdasarkan ketetapan ITU-R. Perbaikan dilakukan dengan space diversity. Untuk link backbone mengacu pada rekomendasi ITU-R G 826 dengan ketetapan availability 99,999%. Jaringan transport berdasarkan rekomendasi ITU-R G 821 dengan ketetapan target availability 99,998%. Kata Kunci :
Tugas Akhir - 2006
Abstract
Because of it’s easy of use, the user of cellular phone in Indonesia is growing bigger. Together with it, cellular based telecommunication technology also developing into better technology. To attract more customer, PT. Indosat need to give better service and satisafaction to the user when they use the communication service.
In developing cellular network, PT. Indosat build new channel provider link to convey the information in communication process. Using PDH and PDH transmission network through microwave link to get speed, big bandwidth, and reliable technology.
This final task will discuss about the process of cellular network planning focused on the reconfiguration planning of transport network and backbone microwave. This planning includes initialization or data compilation (from field survey). To make network configuration connecting Padang – Jambi – Palembang – Bengkulu – Lampung (southern part of sumatra) link, by counting backbone link capacity and the distance between backbone. To choose microwave radio Siemens equipment by it’s working frequency, kind of the antenna, kind of transmission channel, and kind of modulation used. Path analysis (power link budget) against propagation attenuation and fading. And then evaluation of the planning result using software tool Pathloss 4.0 which will make the reconfiguration planning process of transport network and backbone microwave easier, either about site configuration or link budget analysis on each area.
This Reconfiguration planning of transport network and backbone microwave is to achieve link budget target and transmission link criteria and also to prevent interference between one
transmission link with another according to ITU-R rule. Improvement is done with space diversity. For backbone link refer to ITU-R G 826 recommendation, with 99,999% availability. Transport network refer to ITU-R G 821 recommendation with the target 99,998% availability.
Keywords :
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Semakin meningkatnya mobilitas, dinamika dan pertumbuhan di masyarakat, maka semakin dirasakan kebutuhan akan komunikasi yang tidak tergantung pada tempat, waktu dan keadaan. Sehingga berkembanglah suatu teknologi yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, yakni teknologi telekomunikasi berbasis seluler. Selain alasan tersebut, teknologi seluler digunakan untuk mengatasi kendala yang terdapat di lapangan, dalam pengunaan jaringan wireless. Tujuan pembangunan jaringan seluler adalah untuk menyediakan layanan komunikasi bergerak bagi pelanggan. Dengan perkembangan teknologi seluler maka operator seluler dituntut untuk menyedikan yang terbaik bagi pelanggan.
PT. Indosat berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan dengan membangun jaringan transmisi SDH dan PDH melalui link microwave di beberapa daerah. Untuk mendapatkan link microwave yang baik perlu memperhatikan kapasitas link
backbone, jarak antar backbone dan kriteria link transmisi. Hal ini untuk menghindari
terjadinya interferensi antar link microwave dan tidak tercapainya link transmisi yang baik. Maka diperlukan perencanaan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone
microwave yang handal dengan performansi yang baik dalam menyalurkan suara dan
data.
Perencanaan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone microwave ini untuk mencapai target link budget dan kriteria link transmisi serta tidak terjadi interferensi antar link transmisi berdasarkan ketetapan ITU-R. Perbaikan dilakukan dengan space diversity dan dimensioning frequency channel untuk mendapatkan
availability 99,999% pada link backbone serta availability 99,995% pada jaringan
transport. Fokus perencanaan tugas akhir ini pada rekonfigurasi jaringan transport dan
backbone microwave, pemilihan perangkat microwave dan perhitungan power link budget.
Tugas Akhir - 2006
BAB I PENDAHULUAN
PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN TRANSPORT DAN BACKBONE MICROWAVE PT INDOSAT DI SUMATRA BAGIAN SELATAN
2
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat ditetapkan beberapa permasalahan, yaitu : Bagaimana merencanakan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone
microwave.
Bagaimana pemilihan perangkat radio microwave Siemens yang akan digunakan sehingga tercapai kriteria link transmisi berdasarkan ketetapan ITU-R.
Bagaimana mengoptimalkan performansi sistem.
Dari butir-butir permasalahan di atas, maka pada tugas akhir ini akan direncanakan suatu jaringan transport dan backbone microwave untuk meningkatkan pelayanan komunikasi antar daerah pada link Padang – Jambi – Palembang – Bengkulu – Lampung yang handal dan sesuai kriteria link transmisi yang baik.
1.3 BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dari tugas akhir ini adalah:
1. Pembahasan hanya difokuskan pada perencanaan rekonfigurasi jaringan transport dan backbone microwave.
2. Untuk jaringan transport dengan menggunakan jaringan transmisi PDH sedang antar backbone dengan menggunakan jaringan transmisi SDH.
3. Lokasi perencanaan dilakukan di Sumatra bagian Selatan (Padang – Jambi – Palembang – Bengkulu – Lampung).
4. Parameter perencanaan meliputi link budget, konfigurasi jaringan.
1.4 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk merancang rekonfigurasi jaringan transport dan backbone microwave GSM dengan transmisi SDH dan PDH. Di samping itu menganalisa kapasitas kanal link backbone dan jarak antar backbone serta memperhatikan :
1. Target link budget dan kriteria link transmisi tercapai. 2. Tidak terjadi interferensi antar link transmisi.
BAB I PENDAHULUAN
PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN TRANSPORT DAN BACKBONE MICROWAVE PT INDOSAT DI SUMATRA BAGIAN SELATAN
3
1.5 METODOLOGI PENULISAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah 1. Studi literatur terhadap jurnal-jurnal, buku referensi dan teori pendukung. 2. Pengumpulan data dari survey lapangan.
3. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh.
4. Melakukan studi evaluasi perhitungan tool software Pathloss 4.0 yang mengacu pada target kriteria link transmisi (fade margin dan RSL) yang mempengaruhi availability dan unavailability link.
5. Diskusi dengan pembimbing untuk memperoleh masukan yang penting dalam perencanaan jaringan transport dan backbone microwave.
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab I berisi latar belakang masalah, tujuan penulisan, perumusan masalah dan batasannya, metodologi penyelesaian masalah yang digunakan, serta sistematika penulisan yang memuat susunan penulisan Tugas Akhir ini.
BAB II Landasan Teori
Bagian ini berisi teori komunikasi radio, power link budget, model propagasi, dan teori transmisi SDH/PDH.
BAB III Perencanaan Jaringan Transport dan Backbone Microwave
Bab ini menguraikan langkah-langkah perencanaan dengan memperhatikan parameter dalam jaringan transport dan backbone
microwave link Padang – Jambi – Palembang – Bengkulu – Lampung,
serta pembahasan parameter-parameter yang dipakai dalam perhitungan tool software Pathloss 4.0.
BAB IV Hasil Perencanaan
Bab ini berisi analisa perencanaan link Padang-Jambi-Palembang-Bengkulu-Lampung. Menganalisa link budget dan interferensi pada
Tugas Akhir - 2006
BAB I PENDAHULUAN
PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN TRANSPORT DAN BACKBONE MICROWAVE PT INDOSAT DI SUMATRA BAGIAN SELATAN
4
konfigurasi jaringan hasil perencanaan yang mengacu pada target kriteria link transmisi yang diinginkan berdasarkan ITU-R.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab V berisi kesimpulan dan saran sebagai hasil dari pembahasan Tugas Akhir ini.
46 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil survey lapangan dalam perencanaan site jaringan transport dan backbone microwave sangat menentukan untuk mendapatkan hubungan yang Line Of Side.
2. Dengan pertimbangan kebutuhan kanal yang dibutuhkan, dapat ditentukan perangkat MW radio Siemens yang tepat.
3. Pengaturan channal frekuensi bisa mencegah terjadinya overreach dan spur or
junction interference.
4. Power transmit dan gain antena merupakan salah satu faktor penting dalam memperoleh availability sistem, sehingga dalam penentuan perangkat radio dan antena harus dengan tepat.
5. Untuk meningkatkan availability sistem hingga memenuhi standar ITU-R G 826 bahwa availability sebesar 99,999% untuk SDH dan sistem PDH berdasarkan ITU-R G 821 bahwa availability sebesar 99,998%, digunakan
space diversity. Link yang memerlukan space diversity anara lain :
• Link dengan sistem PDH
Station A Station B
UNIB Arga Makmur
Arga Makmur Ketahun
Ketahun Agri Sinal
Ipuh Pasar Bantai
Pasar Bantai Muko-Muko
Suranti Rd To Lb Begalung 1 • Link dengan sistem SDH
Station A Station B Tugu Mulyo Tebing Tinggi Rd To Tebing Tinggi Lahat
BSC Muara Enin Simpang Bantaian Simpang Bantaian Talang Padang Talang Padang Prabumulih 2 Prabumulih 2 Gelumbang
Gelumbang BSC Indralaya Baru MSC Kedaton Metro
Tugas Akhir - 2006
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN TRANSPORT DAN BACKBONE MICROWAVE PT INDOSAT DI SUMATRA BAGIAN SELATAN
47
Simpang Metro BSC Bandar Jaya Kota Bumi Bukit Kemuning Bukit Kemuning Blambangan Umpu Blambangan Umpu Martapura
Talang Gelas Belitang
Belitang Kalirejo
Kalirejo Gunung Batu
Gunung Batu Kayu Agung
Kayu Agung BSC Indralaya Baru BSC Indralaya Baru MSC Bukit Besar MSC Bukit Besar Rimbo Terap Rimbo Terap Sei Lilin Sei Lilin Rd To Sei Lilin Rd To Sei Lilin Bayung Lencir Bayung Lencir Tempino
Tempino BSC New TVRI Jambi BSC New TVRI Jambi Bukit Baling
Bukit Baling Pematang Lumut Pematang Lumut Taman Raja Taman Raja Kemuning
6. Penggunaan space diversity sangat effisien dibanding frekuency dan hybrid
diversity karena memerlukan tambahan frekuensi lain pada band frekuensi
yang sama. Padahal PT Indosat hanya mempunyai izin penggunaan band frekuensi 7 GHz pada frekuensi bawah (7110 – 7750). Penambahan frekuensi atas pada band frekuensi 7 GHz harus atas izin Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi yang mengakibatkan bertambahnya biaya.
7. Dari hasil perhitungan ternyata nilai Receive Signal Level lebih besar dari sensitivitas perangkat yaitu :
• SRALxD ND 7-16 MW radio Siemens sebesar -82,5 dBm • SRA 4 MW radio Siemens sebesar -71,5 dBm
• SRT IF-7 MW radio Siemens sebesar -71,5 dBm • SRT IF-5 MW radio Siemens sebesar -71,5 dBm
8. Dari hasil analisa dan perhitungan perencanaan rekonfigurasi jaringan
transport dan backbone microwave dapat diimplementasikan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
PERENCANAAN REKONFIGURASI JARINGAN TRANSPORT DAN BACKBONE MICROWAVE PT INDOSAT DI SUMATRA BAGIAN SELATAN
48
5.2 Saran
1. Dalam perencanaan perlu diperhatikan pengaruh dari BTS operator telekomunikasi lain, sehingga terjadinya intersystem interference bisa lebih dicegah.
2. Survey lapangan dalam penentuan site hendaknya dilakukan lebih akurat,
sehingga penempatan site bisa tepat.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Tugas Akhir - 2006
DAFTAR PUSTAKA
[1] “Microwave Radio System Engineering Course”, Telefokal Asia, 2005. [2] Gideon Jonathan, Ir, Diktat Kuliah “ Rekayasa Transmisi Radio” September,
2003.
[3] Freeman, Roger L, “Telecommunications Transmission Handbook”, fourt edition, John Wiley & Sons,Inc., 1998.