Trauma pada Mata
Trauma pada Mata
Pembimbing : Pembimbing : Dr. Yogyarso Budi W, Sp.M Dr. Yogyarso Budi W, Sp.M Penyusun: Penyusun: Yehezkiel d!ard Yehezkiel d!ard ""#$%"&#''( ""#$%"&#''( )*+-S+TS /-+ST )*+-S+TS /-+ST* /-* /-+D W+D W0*0* -)M1 S/+T )M)M D-1 /23 -)M1 S/+T )M)M D-1 /23 /P*+T-* /4+*+/ /P*+T-* /4+*+/ +4M) P*Y/+T MT +4M) P*Y/+T MT P-+2D '% *2 P-+2D '% *2MB- MB- $%"5 6 %$ 3$%"5 6 %$ 3*)-+ $%"7*)-+ $%"7 1 1
/T
/T P*8P*8*T- *T- Puj
Puji i sysyukuukur r saysaya a panpanjatkjatkan an padpada a TuTuhan Yahan Yang ng MahMaha a Esa Esa karkarena ena atas atas rahrahmat mat dandan karun
karunia-Nya saya ia-Nya saya dapat menyelesadapat menyelesaikan tugas ikan tugas referat saya referat saya yang berjudulyang berjudulTrauma pada MataTrauma pada Mata.. Makalah ini disusun sebagai salah satu
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam kepanitetugas dalam kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit Mataraan klinik Ilmu Penyakit Mata Rumah Sakit mum !aerah "#ja.
Rumah Sakit mum !aerah "#ja.
!alam usaha penyelesaian tugas ini$ penulis mengu%apkan terima kasih yang !alam usaha penyelesaian tugas ini$ penulis mengu%apkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada
besarnya kepada dr.dr.Y#Y#gyars# &udi gyars# &udi '$'$Sp.M$ selaku Sp.M$ selaku pembimbing dalam pembimbing dalam penyusunan makalahpenyusunan makalah ini$m paramedi% serta seluruh staf di SM( Ilmu Penyakit Mata$ dan semua pihak yang turut ini$m paramedi% serta seluruh staf di SM( Ilmu Penyakit Mata$ dan semua pihak yang turut membantu dalam peyusunan makalah ini.
membantu dalam peyusunan makalah ini.
Saya menyadari bah)a didalam penulisan ini masih banyak kekurangan. *leh karena Saya menyadari bah)a didalam penulisan ini masih banyak kekurangan. *leh karena itu dengan segala kerendahan hati saya menerima semua saran dan kritik yang membangun itu dengan segala kerendahan hati saya menerima semua saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan tugas referat ini.
guna penyempurnaan tugas referat ini.
+khir kata$ sem#ga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pemba%a. +khir kata$ sem#ga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pemba%a.
,akarta$ !esember /01 ,akarta$ !esember /01 Penyusun Penyusun 2 2
BB "
P*D1)4)*
Mata merupakan salah satu pan%a indra yang mempunyai fungsi yang begitu k#mpleks$ dengan ukuran yang ke%il. "elainan-kelainan yang terjadi pada #rgan ini akan menyebabkan berbagai manifestasi klinis dan apa bila tidak dapat ditangani dengan baik$ akan
mengakibatkan kebutaan ataupun gangguan yang lain yang bersifat permanen. "elainan tersebut tidak hanya terjadi pada b#la mata$ namun terjadi pada seluruh kesatuan dari indra ini yang meliputi kel#pak mata$ b#la mata$ bahkan sampai pada tempat di mana b#la mata tersebut berada.
Trauma pada mata akan mengakibatkan kerusakan mata serta menyebabkan timbulnya penyulit yang dapat menyebabkan menurunnya fungsi penglihatan. Trauma pada mata dapat disebabkan #leh beberapa hal$ di antaranya trauma tumpul$ trauma tembus b#la mata$ trauma kimia serta trauma radiasi.
Trauma mata merupakan penyebab umum kebutaan unilateral pada anak dan de)asa muda. Menurut penelitian$ de)asa muda khususnya pria$ memiliki resik# yang tinggi untuk mengalami trauma tembus mata. Trauma pada mata yang berat dapat menyebabkan %edera multipel pada palpebral$ b#la mata$ dan jaringan lunak pada #rbita.
BB ++
T+*3)* P)ST/
*T2M+ MT
"#njungti2a adalah lapisan membran yang menutupi sklera dan kel#pak bagian belakang. &erma%am 3 ma%am #bat dapat diserap melalui k#njungti2a ini. "#njungti2a mengandung kelenjar musin yang dihasilkan #leh sel 4#blet. Musin bersifat membasahi b#la mata terutama k#rnea.
"#njungti2a terdiri atas tiga bagian$ yaitu5
"#njungti2a tarsal yang menutupi tarsus$ k#njungti2a tarsal sukar digerakkan dari tarsus.
"#njungti2a bulbi menutupi s%lera dan mudah digerakkan dari s%lera di ba)ahnya.
"#njungti2a f#rnises atau f#rniks k#njungti2a yang merupakan tempat peralihan k#njungti2a tarsal dan k#njungti2a bulbi.
"#njungti2a bulbi dan f#rniks berhubungan dengan sangat l#nggar dengan jaringan di ba)ahnya sehingga b#la mata mudah bergerak
4ambar . P#t#gan membujur palpebral. .
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata$ merupakan jaringan terluar yang melindungi b#la mata. &agian terdepan s%lera disebut k#rnea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam b#la mata. "elengkungan k#rnea lebih besar dibanding s%lera. Sklera berhubungan erat dengan k#rnea dalam bentuk lingkaran yang disebut limbus. Sklera berjalan dari papil saraf #pti% sampai k#rnea.
"#rnea 67atin %#rnum 8 seperti tanduk9 adalah selaput bening mata$ bagian selaput mata yang tembus %ahaya$ merupakan lapis jaringan yang menutup b#la mata sebelah depan. Se%ara anat#mi$ k#rnea terdiri atas lima lapisan yaitu lapisan epitel k#rnea 6bersambungan dengan epitel k#njungti2a bulbaris9$ membrana b#)man$ str#ma$ membran !es%emet$ dan lapisan end#tel. Epitel merupakan lapisan pertahanan k#rnea terhadap infeksi$ sehingga apabila terdapat jejas pada epitel maka k#rnea akan mudah sekali terinfeksi dan meradang./ 7apisan-lapisan anat#mis k#rnea 5/
. Epitel
Tebalnya 10:m$ terdiri atas 1 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal$ sel p#lig#nal dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mit#sis sel$ dan sel muda ini terd#r#ng ke depan mejadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng$ sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel p#lig#nal di depannya melalui desm#s#m dan makula #kluden; ikatan ini menghambat pengaliran air$ elektr#lit$ dan gluk#sa yang merupakan barrier .
Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. &ila terjadi gangguan akan mengakibatkan er#si rekuren.
Epitel berasal dari ekt#drm permukaan. /. Membran &#)man
Terletak di ba)ah membran basal epitel k#rnea yang merupakan k#lagen yang tersusun tidak teratur seperti str#ma dan berasal dari bagian depan str#ma. 7apis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
<. Str#ma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan k#lagen yang sejajar satu dengan lainnya$ pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat k#lagen ini ber%abang; terbentuknya kembali serat k#lagen memakan )aktu lama yang kadang-kadang sampai 1 bulan. "erat#sit merupakan sel 5
str#ma k#rnea yang merupakan fibr#blas terletak di antara serat k#lagen str#ma. !iduga kerat#sit membentuk bahan dasar dan serat k#lagen dalam perkembangan embri# atau sesudah trauma.
. Membran !es%ement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang str#ma k#rnea dihasilkan sel end#tel dan merupakan membran basalnya.
&ersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup$ mempunyai tebal 0 :m
1. End#tel
&erasal dari mes#telium$ berlapis satu$ bentuk heksag#nal$ besar /0-0 :m. End#tel melekat pada membran !es%ement melalui hemidesm#s#m dan =#nula #kluden.
"#rnea dipersarafi #leh banyak saraf sens#ris terutama berasal dari saraf siliar l#ngus$ saraf nas#siliar$ saraf ke > saraf siliar l#ngus berjalan suprak#r#id$ masuk ke dalam str#ma k#rnea$ menembus membran &#)man melepaskan selubung S%h)annya. Seluruh saraf epitel dipersarafi sampai kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. &ulbus "rause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. !aya regenerasi saraf sesudah dip#t#ng di daerah limbus terjadi dalam )aktu < bulan./
4ambar . +nat#mi k#rnea.<
Trauma atau penyakit yang merusak end#tel akan mengakibatkan sistem p#mpa end#tel terganggu sehingga terjadi dek#mpensaasi end#tel dan edema k#rnea. End#tel tidak mempunyai daya regenerasi.
"#rnea merupakan bagian mata yang tembus %ahaya dan menutupi b#la mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan #leh k#rnea$ dimana 0 di#ptri dari 10 di#ptri pembiasan sinar masuk k#rnea dilakukan #leh k#rnea.
Pemeriksaan a!al pada trauma mata.
Pada anamnesis$ penting untuk mengetahui ketajaman penglihatan pasien sebelum dan sesaat setelah %edera. Penurunan ketajaman penglihatan juga harus dibedakan apa terjadi mendadak atau turun se%ara perlahan. Pada kasus trauma dengan ri)ayat mengasah$ memalu$ dan ledakan$ penting untuk di%ari apakah ada benda asing di intra#kular.
Pada pemeriksaan fisik$ pertama kali lakukan pengukuran ketajaman penglihatan. 7akuakan pemeriksaan tajam penglihatan sampai dengan met#de pr#yeksi sinar bila pasien mengalami penurunan ketajaman penglihatan yang parah. Periksa pergerakan b#la mata$ sensasi kulit peri#rbital$ dan palpasi bagian tepi tulang #rbita bila men%urigai adanya disk#ntinuitas pada
tepi tulang #rbita.
!alam menilai permukaan k#rnea$ penting untuk mengatahui apakah ditemukan benda asing$ luka$ atau abrasi pada permukaan k#rnea. Pada kasus trauma tembus$ en#ftalmus dapat dilihat dengan melihat permukaan k#rnea dari atas alis. Pada pemeriksaan bilik mata depan$ tentukan kejernihan dan kedalamannya. kuran dan bentuk pupil$ serta reaksi terhadap %ahaya harus dibandingkan dengan mata lain untuk mengetahui apakah terdapat defek pupil aferen pada mata yang mengalami %edera. Pada kasus rupture b#la mata$ dapat ditemukan adanya penurunan 2isus sampai hanya melihat lambaian tangan$ mata dengan k#nsistensi lembek$ defek pupil aferen$ dan perdarahan pada 2itreus. Pemeriksaan pada palpebral dan k#njungti2a harus lebih teliti pada kasus trauma yang tidak merusak b#la mata.
Prinsip penanganan segera pada trauma mata
Tindakan manipulasi harus dibatasi pada keadaan rupture b#la mata berat. Pemeriksa yang bukan ahli dalam bidang #ftalm#l#gi harus membatasi manipulasi ataupun pmeriksaan$ karena resik# kerusakan lebih lanjut dapat terjadi. *bat-#bat sikl#pegik ataupun t#pi%al
Luka
Bola mata tertutup Bola mata terbuka
Kontusio Laserasi lamelar Laserasi Ruptur
Penetrasi Benda Asing Perforasi
jangan diberikan sebelum pembedahan$ karena dapat menimbulkan resik# t#ksisitas pada jaringan luka yang terpajan. &agian mata yang mengalami trauma harus diberikan pelindung.
Pemberian antibi#tik #ral spektrum luas harus segera dilakukan. <
Se%ara umum trauma mata dibedakan menjadi / bagian besar$ yaitu trauma mekanik dan trauma n#n mekanik.
I. TR+M+ ME"+NI"
Insiden trauma mekanik meningkat akibat adanya peningkatan akti2itas industri dan peningkatan akti2itas lalu lintas. Trauma mekanik dapat dikel#mp#kkan menjadi5/
+. &enda asing ekstra#kuler &. Trauma tumpul
?. Trauma tembus
"lasifikasi trauma mekanik terbaru dijabarkan #leh American Ocular Trauma Society, dimana trauma mata mekanik dibagi menjadi trauma mata terbuka dan trauma mata tertutup.<
&agan . &ETT. Istilah pada k#tak dengan garis ganda menunjukkan diagn#sis yang digunakan pada praktek.<
+. &enda asing ekstra#kuler
"asus benda asing ekstra#kular banyak ditemukan pada daerah-daerah industri. Pada kasus benda asing intra#kular diperlukan anamnesis yang baik untuk mengetahuin terjadinya
ri)ayat trauma dengan baik. &enda asing ekstra#kuler dapat tertanam pada 5<
• /on9ungtia. &enda asing ini dapat tertanam pada k#njungti2a tarsal$ sulkus
subtarsalis$ k#njungti2a f#rniks$ atau k#njungti2a bulbi
/ornea. &enda asing sering tertanam pada lapisan superfisial seperti epitelium dan jarang sampai menembus lapisan str#ma.
4ambar <. &enda asing ekstra#kuler di k#njungti2a.
8e9ala klinis
4ejala klinis dari benda asing di k#njungti2a adalah didapatkan tanda khas berupa blefar#spasme dan injeksi k#njungti2a. !engan pemeriksaan slit lamp$ benda asing di k#rnea dapat terlihat sejauh mana benda itu menembus lapisan k#rnea.< +danya abrasi dan benda
asing pada permukaan k#rnea akan memberikan sensasi nyeri dan iritasi se)aktu mata dan palpebra digerakkan. ji flu#res%ein akan membantu me)arnai membran basal yang defek
dan dapat memperjelas keb#%#ran a@u#s pada trauma tembus.
4ambar . &enda asing ekstra#kuler di k#rnea Tatalaksana
Penatalaksanaan benda asing ekstra#kuler ialah mengambil benda asing tersebut se%epatnya. Pada kasus benda asing di k#njungti2a tarsal atau f#rniks$ dapat menggunakan s)ab kapas. &ila benda asing terdapat pada k#njungti2a bilbi$ pengangkatan menggunakan jarum ke%il
dengan bantuan anestesi t#pikal./
Pada kasus benda asing di k#rnea$ mata terlebih dahulu dianestesi t#pikal dengan Ayl#%aine /
B. Pengangkatan dapat menggunakan jarum ke%il dengan bantuan slit lamp. !efek epitel
k#rnea yang ringan diterapi dengan salep antibi#tik dan balut tekan untuk mengim#bilisasi palpebral. 7uka harus diperiksa setiap harinya untuk men%ari tanda-tanda infeksi sampai luka
sembuh sempurna. Pada pengeluaran benda asing$ dapat diberikan anestetik t#pikal dan
jarum berukuran ke%il se)aktu pemeriksaan dengan slit lamp. &ila terdapat fragmen yang
tertanam dalam di k#rnea$ tindakan pengambilan harus dilakukan dengan teknik bedah mikr#
dalam kamar #perasi./
,angan pernah memberikan larutan anestetik t#pikal pada pasien untuk dipakai ulang setelah %edera k#rnea karena hal ini dapat memperlambat penyembuhan$ menutupi kerusakan lebih lanjut$ dan dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut k#rnea yang permanen. Pemakaian ster#id harus dihindari bila masih ada defek epitel.
/omplikasi
"#njungti2itis ba%terial dapat terjadi pada kasus benda asing di k#njugti2a$ sedangkan ulkus k#rnea dapat terjadi pada kasus benda asing di k#rnea.
&. Trauma tumpul
Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan #leh benda yang keras atau benda yang tidak keras$ dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras atau dengan lambat.
Tingkatan dari rudapaksa mata ini tergantung dari besar$ berat$ energi kinetik dari #byek.
4el#mbang tekanan akibat dari rudapaksa mata menyebabkan 5/
. Tekanan yang sangat tinggi dan jelas dalam )aktu yang singkat didalam b#la mata.
/. Perubahan yang meny#l#k dari b#la mata.
<. Tekanan dalam b#la mata akan menyebar antara %airan 2itre#us yang kental dan jaringan s%lera yang tidak elastis.
. +kibatnya terjadi peregangan dan r#beknya jaringan pada tempat dimana ada perbedaan elastisitas$ mis5 daerah limbus$ sudut irid#%#rneal$ ligamentum
Cinii$ %#rpus %iliare.
Resp#n dari jaringan terhadap rudapaksa mata tumpul 5
. >as#k#nstriksi dari pembuluh darah perifer$ sehingga terjadi iskemia dan nekr#sis l#kal.
/. !iikuti dengan 2as#dilatasi$ hiperpermeabilitas$ aliran darah yang menurun. <. !inding pembuluh darah r#bek maka %airan jaringan dan isi sel akan
menyebar menuju jaringan sekitarnya sehingga terjadi edema dan perdarahan.
"arena tiap-tiap jaringan mempunyai sifat-sifat dan resp#n khusus terhadap trauma maka akan dibi%arakan satu-persatu.
a. "el#pak Mata Demat#ma kel#pak
Demat#ma merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di ba)ah kulit kel#pak akibatnya pe%ahnya pembuluh darah palpebral. Trauma dapat disebabkan pukulan tinju atau benda tumpul yang keras lainnya. &entuk hemat#ma kel#pak yang paling berbahaya ialah hemat#ma ka%amata atau yang biasa disebut Racoon Eye. Pada hemat#ma ka%amata$ arteri #phtalmi%a rupture dan merupakan pertanda dari fraktur basis kranii. Pada hemat#ma ringan$ dapat diberikan k#mpres air dingin untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. "#mpres hangat dapat diberikan pada hemat#ma yang belum kunjung diabs#rbsi. /
4ambar 1. Demat#ma ka%amata
b."#njungti2a Edema k#njungti2a
Edema k#njungti2a disebut juga kem#tik k#njungti2a. "em#tik yang berat dapat mengakibatkan palpebral tidak dapat menutup sehingga bertambah rangsangan terhadap k#njungti2a. Pada keadaan kem#tik ringan$ dapat diberikan dek#ngestan untuk men%egah
pembendungan %airan didalam selaput lendir k#njungti2a. /
4ambar . Demat#ma subk#njungti2a
Demat#ma subk#njungti2a terjadi akibatnya pe%ahnya pembuluh darah yang terdapat pada atau di ba)ah k#njungti2a$ seperti arteri k#nungti2a dan arteri episklera. Pe%ahnya pembuluh darah ini dapat disebabkan #leh batuk rejan$ trauma tumpul pada basis kranii$ atau pada keadaan pembuluh darah yang rentan dan mudah pe%ah. Peng#batan dini pada hemat#ma subk#njungti2a adalah dengan k#mpres hangat. Perdarahan subk#njungti2a akan hilang dan diabs#rbsi dalam -/ minggu tanpa di#bati.
%."#rnea
+danya abrasi dan benda asing pada permukaan k#rnea akan memberikan sensasi nyeri dan iritasi se)aktu mata dan palpebra digerakkan. ji flu#res%ein akan membantu me)arnai membrane basal yang defek dan dapat memperjelas keb#%#ran a@u#s pada trauma tembus. !efek epitel k#rnea yang ringan diterapi dengan salep antibi#tik dan balut tekan untuk mengim#bilisasi palpebral. 7uka harus diperiksa setiap harinya untuk men%ari tanda-tanda infeksi sampai luka sembuh sempurna. Pada pengeluaran benda asing$ dapat diberikan
anestetik t#pikal dan jarum berukuran ke%il se)aktu pemeriksaan dengan slit lamp. &ila
terdapat fragmen yang tertanam dalam di k#rnea$ tindakan pengambilan harus dilakukan dengan teknik bedah mikr# dalam kamar #perasi. ,angan pernah memberikan larutan
anestetik t#pikal pada pasienj untuk dipakai ulang setelah %edera k#rnea karena hal ini dapat memperlambat penyembuhan$ menutupi kerusakan lebih lanjut$ dan dapat menyebabkan
pembentukan jaringan parut k#rnea yang permanen.1 Pemakaian ster#id harus dihindari bila
masih ada defek epitel. Edema k#rnea
Trauma tumpul yang keras atau %epat mengenai mata$ dapat mengakibatkan edema k#rnea bahkan sampai ruptur membrane des%ement. Edema k#rnea akan memberikan keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi disekitar %ahaya yang dilihat pasien. Peng#btan yang diberikan adalah larutan hipert#nik seperti Na?l 1B atau larutan garam hiperrt#nik /-FB$ gluk#sa 0B$ dan larutan albumin.
Er#si k#rnea
Er#si k#rnea merupakan keadaaan terkelupasnya epitel k#rnea yang dapat diakibatkan #leh gesekan keras pada epitel k#rnea. Pasien akan merasa sangat kesakitan akibat er#si merusak k#rnea yang mempunyai serat sensible yang banyak$ mata berair$ dengan blefar#spasme$ lakrimasi$ f#t#f#bia$ dan penglihatan akan terganggu akibat media k#rnea yang keruh.
d.&ilik mata depan Difema
Difema atau darah dalam bilik mata depan$ dapat terjadi akibat adanya trauma tumpul yang mer#bek pembuluh darah iris atau badan siliar. Pasien akan mengeluh sakit disertai epif#ra dan blefar#spasme. &ila apsien duduk$ hidema akan terlihat berkumpul dibagian ba)ah bilik mata depan$ dan hifema dapat memnuhi seluruh ruang bilik mata depan. Pasien akan dira)at dengan p#sisi tidur dengan p#sisi kepala yang ditinggikan <0 derajat. &iasanyan hifema akan hilang sempurna$ bila tidak demikian$ pasien harus dirujuk.
4ambar G. Difema.G
Resp#n 2askuler yang terkena adalah +rteri ?iliaris +nteri#r$ perdarahan 2ena di S%hlemm kanal dan adanya hip#t#ni$ seperti pada sikl#dialisis. Pada umumnya G0 B kasus penyerapan terjadi dalam )aktu 1- hari.
&ila perdarahan luas k#agulasi dibilik mata depan akan luas dimana terjadi gumpalan fibrin dan darah merah. Dal ini akan memperlambat penyerapan ditambah lagi hambatan mekanis terhadap H #utfl#) H hum#r a@u#s disudut irid#%#rneal.
Pada beberapa pr#duk darah menempel pada bagian anteri#r pigmen membran dari iris didaerah pupil dan sudut irid#%#rneal.'alaupun sepintas bilik mata depan jernih$ tetapi iritis %ukup kuat untuk membentuk sinekia anteri#r dan p#steri#r. Difema sekunder pada umumnya nampak antara hari ke / dan ke 1. biasanya diikuti dengan an%aman iritis.
Pada hifema ringan dapat terjadi glauk#ma sekunder dengan meningkatnya tekanan intra#kuler. Dal ini dari adanya edema di trabekuler mesh)#rk$ sehingga terjadi gangguan #utfl#) hum#r a@u#s. Tekanan intra#kuli kadang baru terjadi beberapa hari setelah trauma$ ini adalah akibat adanya perdarahan sekunder. (rekuensi perdarahan sekunder tanpa kenaikan tekanan intra#kuler <0B. (rekuensi perdarahan sekunder dengan kenaikan tekanan intra#kuler 10B.
PER+'+T+N "*NSER>+TI(T+NP+ *PER+SI • Tirah baring sempurna 6bed rest t#tal9
Penderita ditidurkan dalam keadaan terlentang dengan p#sisi kepala diangkat 6diberi alas bantal9 dengan ele2asi kepala <0J - 1J. Dal ini akan mengurangi tekanan darah pada pembuluh darah iris serta memudahkan kita menge2aluasi jumlah perdarahannya. +da banyak pendapat dari banyak ahli mengenai tirah baring sempurna ini sebagai tindakan pertama yang harus dikerjakan bila menemui kasus traumatik hifema. &ahkan !arr dan Rakusin menunjukkan bah)a dengan tirah baring sempurna abs#rbsi dari hifema diper%epat dan sangat mengurangi timbulnya k#mplikasi perdarahan sekunder.1
Istirahat t#tal ini harus dipertahankan minimal 1 hari mengingat kemungkinan perdarahan sekunder. Dal ini sering sukar dilakukan$ terlebih-lebih pada anak-anak$ sehingga kalau perlu harus diikat tangan dan kakinya ke tempat tidur dan penga)asan dilakukan dengan
sabar.
• &ebat mata
Mengenai pemakaian bebat mata$ masih belum ada persesuaian pendapat di antara para ahli. Ed)ard- 7ayden lebih %#nd#ng untuk menggunakan bebat mata pada mata yang terkena trauma saja$ untuk mengurangi pergerakan b#la mata yang sakit. Selanjutnya dikatakan bah)a pemakaian bebat pada kedua mata akan menyebabkan penderita gelisah$ %emas dan merasa tak enak$ dengan akibat penderita 6matanya9 tidak istirahat +khirnya Rakusin mengatakan bah)a dalam pengamatannya tidak ditemukan adanya pengaruh yang men#nj#l dari pemakaian bebat atau tidak terhadap abs#rbsi$ timbuInya k#mplikasi maupun pr#gn#sa bagi tajam penglihatannya51
• Pemakaian #bat-#batan
Pemberian #bat-#batan pada penderita dengan traumatik hifema tidaklah mutlak$ tapi %ukup berguna untuk menghentikan perdarahan$ memper%epat abs#rbsinya dan menekan k#mplikasi yang timbul. ntuk maksud di atas digunakan #bat-#batan seperti 5
"#agulansia
4#l#ngan #bat k#agulansia ini dapat diberikan se%ara #ral maupun parenteral$ berguna untuk menekanmenghentikan perdarahan$ Misalnya 5 +nar#Ail$ +d#na +?$ ?#agulen$ Transamin$ 2it " dan 2it ?.
Pada hifema yang baru dan terisi darah segar diberi #bat anti fibrin#litik 6!ipasaran #bat ini dikenal sebagai transamine transami% a%id9 sehingga bekuan darah tidak terlalu %epat diserap dan pembuluh darah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dahulu sampai sembuh. !engan demikian diharapkan terjadinya perdarahan sekunder dapat dihindarkan. Pemberiannya kali /10 mg dan hanya kira-kira 1 hari jangan mele)ati satu minggu #leh karena dapat timbulkan gangguan transp#rtasi %airan ?*+ dan terjadinya glauk#ma juga imbibisi# k#rnea. Selama pemberiannya jangan lupa pengukuran tekanan intra #kular. Midriatika Mi#tika
Masih banyak perdebatan mengenai penggunaan #bat-#bat g#l#ngan midriatika atau mi#tika$ karena masing-masing #bat mempunyai keuntungan dan kerugian sendiri-sendiri5 Mi#tika memang akan memper%epat abs#rbsi$ tapi meningkatkan k#ngesti dan midriatika akan mengistirahatkan perdarahan. 4#mb#s menganjurkan pemberian
midriatika bila didapatkan k#mplikasi iridi#%y%litis. +khirnya Rakusin membuktikan bah)a pemberian midriatika dan mi#tika bersama-sama dengan inter2al <0 menit sebanyak dua kali sehari akan mengurangi perdarahan sekunder dibanding pemakaian salah satu #bat saja. !arr menentangnya dengan tanpa menggunakan kedua g#l#ngan #bat tersebut pada peng#batan hifema traumatik.
*%ular Dyp#tensi2e !rug
Semua para ahli menganjurkan pemberian a%eta=#lamide 6!iam#A9 se%ara #ral sebanyak <A sehari bilamana ditemukan adanya kenaikan tekanan intra#kuler. &ahkan 4#mb#s dan Yasuna menganjurkan juga pemakaian intra2ena urea$ manit#l dan gliserin untuk menurunkan tekanan intra#kuler$ )alaupun ditegaskan bah)a %ara ini tidak rutin.1
Pada hifema yang penuh dengan kenaikan tekanan intra #kular$ berilah diam#A$ glyserin$ nilai selama / jam 5
&ila tekanan intra #kular tetap tinggi atau turun$ tetapi tetap diatas n#rmal$ lakukan parasentesa yaitu pengeluaran darah melalui sayatan di k#rnea&ila tekanan intra #kular
turun sampai n#rmal$ diam#A terus diberikan dan die2aluasi setiap hari. &ila tetap n#rmal tekanan intra #kularnya dan darahnya masih ada sampai hari ke 1-K lakukan juga parasentesa.
"#rtik#ster#id dan +ntibi#tika
Pemberian hidr#k#rtis#n 0$1B se%ara t#pikal akan mengurangi k#mplikasi iritis dan perdarahan sekunder dibanding dengan antibi#tika. Yasuna menganjurkan pemberian prednis#n 0 mghari se%ara #ral segera setelah terjadinya hifema traumatik guna
mengurangi perdarahan sekunder. PER+'+T+N *PER+SI
Pera)atan %ara ini akan dikerjakan bilamana ditemukan glauk#ma sekunder$ tanda imbibisi k#rnea atau hem#sider#sis %#rnea dan tidak ada pengurangan dari tingginya hifema dengan pera)atan n#n-#perasi selama < - 1 hari.1
ntuk men%egah atr#fi papil saraf #ptik dilakukan pembedahan bila tekanan b#la mata maksimal L 10 mmDg selama 1 hari atau tekanan b#la mata maksimal L <1 mmDg selama G hari. ntuk men%egah imbibisi k#rnea dilakukan pembedahan bila tekanan b#la mata rata-rata L /1 mmDg selama hari atau bila ditemukan tanda-tanda imbibisi k#rnea. ntuk
men%egah sinekia anteri#r perifer dilakukan pembedahan bila hifema t#tal bertahan selama 1 hari atau hifema difus bertahan selama K hari.
Inter2ensi bedah biasanya diindikasikan pada atau setelah hari. !ari keseluruhan indikasinya adalah sebagai berikut 5
a. Empat hari setelah #nset hifema t#tal
b. Mi%r#s%#pi% %#rneal bl##dstaining 6setiap )aktu9
%. Difema t#tal dengan dengan Tekanan Intra *kular 10 mmDg atau lebih selama hari 6untuk men%egah atr#fi #pti%9
d. Difema t#tal atau hifema yang mengisi lebih dari ?*+ selama hari dengan tekanan /1 mmDg 6untuk men%egah %#rneal bl##dstaining9
e. Difema mengisi lebih dari ?*+ yang menetap lebih dari F-K hari 6untuk men%egah peripheral anteri#r syne%hiae9
f. Pada pasien dengan si%kle %ell disease dengan hifema berapapun ukurannya dengan Tekanan Intra *%ular lebih dari <1 mmDg lebih dari / jam.,ika Tekanan Inta *%ular menetap tinggi 10 mmDg atau lebih selama hari$ pembedahan tidak b#leh ditunda. Suatau studi men%atat atr#fi #pti% pada 10 persen pasien dengan t#tal hifema ketika pembedahan terlambat. ?#rneal bl##dstaining terjadi pada <B pasien. Pasien dengan si%kle %ell hem#gl#bin#pathi diperlukan #perasi jika tekanan intra #%ular tidak terk#ntr#l dalam / jam.
e.2ea Irid#plegia
Trauma tumpul pada u2ea dapat mengakibatkan kelumpuhan #t#t sifingter pupi sehingga pupil menjadi lebar atau midriasis. Pasien akan menjadi sukar untuk melihat jarak dekat karena gangguan ak#m#dasi$ silau akibat gangguan pengaturan masuknya sinar pada pupil. Pupil akan terlihat anis#k#r dan bentuk pupil menjadi ireguler. Irid#plegia akibat trauma akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Pasien irid#plegia sebaiknya diberi
istirahat untuk men%egah kelelahan sifingter./
Irid#dialisis
Irid#dialisis terjadi pada iris yang mengalami r#bekan pada pangkal iris. Pupi akan berubah bentuk akibat r#bekan pada pangkal iris. Pasien akan mengeluh penglihatannya menjadi ganda. Pasien irid#dialisis sebaikanya dilakukan pembedahan degan melakukan rep#sisi pangkal iris yang terlepas.
4ambar F. Irid#dialisis./
(.7ensa Subluksasi
Terjadi akibat putusnya sebagian =#nula =inn sehingga lensa berpindah tempat. Subluksasi lensa dapat juga terjadi sp#ntan akibat pasien menderita kelainan pada =#nula =inn yang rapuh 6sindr#m Marphan9. Pasien pas%a trauma akan mengeluh penglihatan berkurang. Subluksasi lensa akan memberikan gambaran pada iris berupa irid#d#nesis. +kibat pegangan lensa pada =#nula tidak ada maka lensa yang elasti% akan menjadi %embung$ dan mata akan menjadi lebih mi#pik. 7ensa yang menjadi sangat %embung mend#r#ng iris ke depan sehingga sudut bilik mata tertutup. &ila sudut bilik mata menjadi sempit pada mata ini mudah terjadi glau%#ma sekunder./
7uksasi
&ila seluruh =#nula =inn ruptur$ lensa akan terd#r#ng ke arah bilik mata depan. +kibat lensa terletak didalam bilik mata depan ini$ maka akan terjadi gangguan pengeluaran %airan aku#s dan akan menimbulkan glauk#ma sekunder. Pada luksasi lensa$ sebaiknya pasien dirujuk ke d#kter mata se%epatnya dengan terlebih dahulu menurunkan tekanan b#la matanya.
i. 7uksasi 7ensa +nteri#r. &ila seluruh =#nula =inn di sekitar ekuat#r putus akibat trauma maka lensa dapat masuk ke dalam bilik mata depan. +kibat lensa terletak dalam bilik mata depan ini maka akan terjadi gangguan pengaliran keluar %airan bilik mata sehingga akan timbul glau%#ma k#ngestif akut dengan gejala-gejalanya. Pasien akan mengeluh penglihatan menurun mendadak$ disertai rasa sakit yang sangat$
muntah$ mata merah dengan blefar#spasme. Terdapat injeksi siliar yang berat$ edema k#rnea$ lensa di dalam bilik mata depan. Iris terd#r#ng ke belakang dengan pupil yang lebar. Tekanan b#la mata sangat tinggi.
ii. 7uksasi 7ensa P#steri#r. Pada trauma tumpul yang keras pada mata dapat terjadi luksasi lensa p#steri#r akibat putusnya =#nula =inn di seluruh lingkaran ekuat#r lensa sehingga lensa jatuh ke dalam badan ka%a dan tenggelam di dataran ba)ah p#lus p#steri#r fundus #kuli. Pasien akan mengeluh adanya sk#t#ma pada lapang pandangannya akibat lensa mengganggu kampus. Mata ini akan menunjukkan gejala mata tanpa lensa atau afakia. Pasien akan melihat n#rmal dengan lensa O/.0 di#ptri untuk jauh$ bilik mata depan dalam dan iris tremulans. 7ensa yang terlalu lama berada dalam p#lus p#steri#r dapat menimbulkan penyulit akibat degenerasi lensa$ berupa glau%#ma fak#litik ataupun u2eitis fak#t#ksik
g. (undus #%uli
Trauma tumpul yang mengenai mata dapat mengakibatkan kelainan pada retina$ k#r#id$ dan saraf #ptik. Perubahan yang terjadi dapat berupa edema retina$ perdarahan retina$ ablasi retina$ maupun atr#fi saraf #ptik.
i. Edema Retina dan "#r#id
Trauma tumpul pada retina dapat mengakibatkan edema retina$ penglihatan akan sangat menurun. Edema retina akan memberikan )arna retina yang lebih abu-abu akibat sukarnya melihat jaringan k#r#id melalui retina yang sembab. &erbeda dengan #klusi arteri retina sentral dimana terdapat edema retina ke%uali ma%ula$ sehingga pada keadaan ini akan terlihat %herry red sp#t yang ber)arna merah. Edema retina akibat trauma tumpul juga mengakibatkan edema makula sehingga tidak terdapat %herry red sp#t./
Pada trauma tumpul yang paling ditakutkan adalah terjadi edema ma%ula atau edema berlin. Pada keadaan ini akan terjadi edema yang luas sehingga seluruh p#lus p#steri#r
fundus #kuli ber)arna abu-abu.
mumnya penglihatan akan n#rmal kembali setelah beberapa )aktu$ akan tetapi dapat juga penglihatan berkurang akibat tertimbunnya daerah ma%ula #leh sel pigmen epitel. ii. +blasi# Retina.
Trauma diduga merupakan pen%etus untuk terlepasnya retina dari k#r#id pada penderita ablasi retina. &iasanya pasien telah mempunnyai bakat untuk terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis akibat retinitis semata$ mi#pia$ dan pr#ses degenerasi lainnya.
Pada pasien akan terdapat keluhan seperti adanya selaput yang seperti tabir menganggu lapangan pandangannya. &ila terkena atau tertutup daerah makula maka tajam penglihatannya akan menurun.
Pada pemeriksaan fundusk#pi akan terlihat retina yang ber)arna abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat terangkat dan berkel#k-kel#k. "adang-kadang terlihat pembuluh darah seperti yang terputus-putus. Pada pasien dengan ablasi retina maka
se%epatnya dira)at untuk dilakukan pembedahan #leh d#kter mata. iii. Ruptur "#r#id
Pada trauma keras dapat terjadi perdarahan subretina yang dapat merupakan akibat ruptur k#r#id. Ruptur ini biasanya terletak di p#lus p#steri#r b#la mata dan melingkar k#nsentris di sekitar papil saraf #ptik.
&ila ruptur k#r#id ini terletak atau mengenai daerah makula lutea maka tajam penglihatan akan turun dengan sangat. Ruptur ini bila tertutup #leh perdarahan subretina agak sukar dilihat akan tetapi bila darah tersebut telah diabs#rpsi maka akan terlihat bagian ruptur ber)arna putih karena sklera dapat dilihat langsung tanpa tertutup k#r#id.
?. Trauma Tembus
Ruptur b#la mata dapat terjadi akibat trauma tembus tajam atau gaya k#ntusif tumpul. Trauma tumpul menyebabkan peningkatan tekanan dalam #rbita dan intra#kuler yang disertai def#rmasi b#la mata. Terjadi dek#mpresi %epat se)aktu dinding mata r#bek atau saat isi #rbita keluar. 7imbus super#nasal merupakan daerah yang sering mengalami ruptur #rbita$ dikarenakan efek counter croup dari kuadran temp#ral ba)ah yang merupakan daerah beresik# tinggi terjadinya trauma. Trauma tumpul memiliki pr#gn#sis yang lebih buruk
dikarenakan kemungkinan tingginya terjadi ablasi# retina pada trauma tumpul.
Penurunan 2isus yang men%#l#k biasanya terjadi pada trauma tembus. Dal ini sedikit berbeda pada %edera dari partikel ke%il yang berke%epatan tinggi 6tindakan menggerinda memalu9$
hanya akan menimbulkan perasaan nyeri dan kekaburan penglihatan.
4ejala klinis yang dapat menyertai adalah kem#sis hem#ragik$ laserasi k#njungti2a$ bilik mata depan yang dangkal$ dengan atau tanpa dilatasi pupil$ hifema$ atau perdarahan 2itreus. &ila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing yang masuk ke dalam b#la mata maka akan terlihat5
• Tajam penglihatan yang menurun • Tekanan b#la mata yang rendah • &ilik mata depan yang dangkal
• &entuk dan letak pupil yang berubah • Terlihatnya ruptur k#rnea atau sklera • "#njugti2a kem#tis
&ila terlihat salah satu tanda diatas$ dapat di%urigai adanya perf#rasi b#la mata dan se%epatnya diberikan antibi#tik t#pikal dan mata ditutup diengan kasa. Selanjutnya pasien harus dirujuk ke d#kter spesialis mata untuk menjalani tindakan pembedahan. Pasien harus diberikan antibi#tika sistemik se%ara intra2ena dan dipuasakan untyuk persiapan #perasi. "#mplikasi yang dapat timbul adalah end#ftalmitis$ pan#ftalmitis$ ablasi retina$ perdarahan intra#kuler$ dan ftisis bulbi.
4ambar K. Pr#laps iris pada luka tembus.
II. Trauma N#n Mekanis +. Trauma "imia
Semua luka bakar akibat bahan kimia harus diterapi sebagai kedaduratan mata. &ahan kimia yang dapat mengakibatkan kelainan pada mata dapat dibedakan dalam bentuk trauma asam dan trauma basa. Pembilasan dengan air yang mengalir harus segera dilakukan sebelum pasien dirujuk.< Semua benda asing yang terlihat juga harus diirigasi. !i ruang ga)at darurat$
lakukan anamnesis dan pemeriksaan singkat sebelum permukaan mata diirigasi. ?airan saline is#t#nik steril diberikan segera untuk mengirigasi dengan selang intra2ena ukuran standar. ntuk menetralisir trauma asam$ dapat digunakan larutan natrium bikarb#nat <B$ sedangkan untuk menetralisir trauma basa$ digunakan asam b#rat$ asam asetat 0$1B$ atau buffer asam asetat $1B untuk menetralisir.1
&ila pasien mengalami blefar#spasme$ lakukan spe%ulum palpebral dan infiltrasi anestetik l#%al. +nalagesik$ anestetik l#%al$ dan sikl#pegia hamper selalu diberikan pada kasus trauma bahan kimia. Pemeriksaaan pD penting dilakukan dengan meletakkan se%arik kertas indikat#r
di k#njungti2a f#rniks. Irigasi diulang bila kadar pD tidak berada di kisaran G$< dan G$G. Setelah pembilasan berikan salep antibi#tik dan dibalut tekan.
Trauma basa memiliki tingkat keparahan yang lebih berat bila dibandingkan dengan trauma %airan asam. Pada trauma basa$ %airan basa akan %epat menembus jaringan mata dan akan terus menimbulkan kerusakan. !iperlukan bilasan jangka panjang dan pemantauan pD se%ara berkala. Pada trauma asam$ %airan asam akan membentuk suatu sa)ar presipitat jaringan nekr#tik yang %enderung membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut. 7uka bakar alkalis akan meningkatkan tekanan intra#kular dengan %epat karena terjadi k#ntraksi sklera dan kerusakan anyaman trabe%ular. !alam /- jam berikutnya$ akan terjadi peningkatan tekanan intra#kuler sekunder akibat pelepasan pr#staglandin yang berp#tensi menyebabkan u2eitis berat. /
4ambar 0 . Er#si k#rnea akibat trauma asama.G
Penatalaksanaan pada trauma kimia dengan memberikan ster#id t#pikal dalam / minggu pertama$ sikl#pegikm dan antiglauk#ma. Pemberian ster#id t#pikal harus diperhatikan karena #bat ini juga akan menghambat reepitelisasi. Tetes matas 2itamin ? bermanfaat untuk luka bakar alkalis derajat sedang$ tapi kurang bermanfaat pada derajat berat. "#mplikasi pada
luka bakar kimia adalah glau%#ma sekunder$ pembentukan jaringan parut k#rnea$ simblefar#n$ entr#pi#n dan keratitis sika.
4ambar . 4ambran er#si k#rnea akibat trauma basaG
Bab +++ Penutup
Trauma pada mata dapat terjadi dalam bentuk-bentuk antara lain trauma mekanik 6tumpul dan tajam9$ trauma kimia 6asam dan basa9$ dan trauma fisik. Pemeriksaan a)al pada trauma mata antara lain meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik.
+namnesis harus men%akup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah %edera. Darus di%atat apakah gangguan penglihatan bersifat pr#gesif lambat atau bera)itan mendadak. Darus di%urigai adanya benda asing intra#%ular apabila terdapat ri)ayat
memalu$ mengasah atau ledakan.
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pengukuran dan pen%atatan ketajaman penglihatan. +pabila gangguan penglihatannya parah$ maka periksa pr#yeksi %ahaya$ diskriminasi dua-titik dan adanya defek pupil aferen. Periksa m#tilitas mata dan sensasi kulit peri#rbita dan lakukan palpasi untuk men%ari defek pada bagian tepi tulang #rbita. Pada pemeriksaan bedside$ adanya en#ftalmus dapat ditentukan dengan melihat pr#fil k#rnea dari atas alis. +pabila tidak tersedia slit-lamp di ruang darurat$ maka senter$ ka%a pembesar atau #ftalm#sk#p langsung pada O 0 6 n#m#r gelap 9 dapat digunakan untuk memeriksa adanya %edera dipermukaan tarsal kel#pak mata dan segmen anteri#r.
Permukaan k#rnea diperiksa untuk men%ari adanya benda asing$ luka dan abrasi. !ilakukan inspeksi k#njungti2a bulbaris untuk men%ari adanya perdarahan$ benda asing atau laserasi. "edalaman dan kejernihan kamera anteri#r di%atat. kuran$ bentuk dan reaksi terhadap %ahaya dari pupil harus dibandingkan dengan mata yang lain untuk memastikan apakah terdapat defek pupil aferen di mata yang %edera. +pabila b#la mata tidak rusak$ maka kel#pak$ k#njungti2a palpebra dan f#rniks dapat diperiksa se%ara lebih teliti$ termasuk inspeksi setelah e2ersi kel#pak mata atas. *ftalm#sk#p langsung dan tidak langsung digunakan untuk mengamati lensa$ k#rpus 2itre#sus$ diskus #ptikus$ dan retina. !#kumentasi f#t# bermanfaat untuk tujuan-tujuan medik#legal pada semua kasus trauma eksternal. Pada semua kasus trauma mata$ mata yang tampak tidak %edera juga harus diperiksa dengan teliti.
!+(T+R PST+"+
+ugsburger$ ?#rrea CM. *phthalmi% Trauma. In5 Ri#rdan-E2a P$ ?unningham ET Qedit#r. >aughan +sburys general #phthalm#l#gy. Fth ed. Ne) Y#rk5 The
M%4ra)-Dill ?#mpanies$ /05 1FF-K.
/ Ilyas S$ Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Ed. . ,akarta5 &adan Penerbit (akultas "ed#kteran ni2ersitas Ind#nesia$ /0<5 /G-G.
< "uhn ($ M#rris R$ 'ithersp##n ?!. &ETT5 The Termin#l#gy #f *%ular Trauma. In 5 "uhn ($ Pierami%i !, 6eds9. *%ular Trauma. Ne) Y#rk5 Thieme Medi%al Publisher$In%; /00/
Ra# N"$ 4#ldstein MD. Trauma *%ular. In5 Yan#ff M$ !uker ,S. *phthalm#l#gy. th
Ed. Philadelphia5 Else2ier Saunders$ /05 /K-F.
1 "u%kelk#rn R$ S%hrage N$ "eller 4$ Redbrake ?. Emergen%y treatment #f %hemi%al and thermal eye burns. +%ta *phthalm#l S%and. /00/;-0.
!al +. Me%hanisms #f ?#rneal '#und Dealing and Its M#dulati#n. /00K;//6/95K3 GF.
G ,ames$ &ru%e$ et al. /00 . Lecture Notes Oftalmologi $ Kth eds. Surabaya 5 +irlangga.