• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMADIYAH METRO

Oleh:

MIFTAHUL NAIM

NPM. 1501010197

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

(2)

ii

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

MIFTAHUL NAIM NPM. 1501010197

\

Pembimbing I : Dr. Mukhtar Hadi, M.Si Pembimbing II : Ahmad Zumaro, MA.

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

(3)

iii NOTA DINAS Nomor :

Lampiran : 1 (Satu) Berkas

Perihal : Pengajuan Proposal Penelitian

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Metro Di Tempat

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

Setelah kami adakan pemeriksaan dan pertimbangkan seperlunya, maka proposal yang disusun oleh :

NAMA : MIFTAHUL NAIM

NPM : 1501010197

FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUDUL : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO

Sudah kami setujui dan dapat diajukan ke Institut Agama Islam (IAIN) Metro untuk diseminarkan. Demikian harapan kami dan atas penerimaannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si NIP. 19730710 199803 1 003

Metro, September 2019 Pembimbing II

Ahmad Zumaro, MA NIP. 19750221 200901 1 003

(4)

iv

Jln. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111

Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id Email: iainmetro@metrouniv.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO

NAMA : MIFTAHUL NAIM

NPM : 1501010197

FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MENYETUJUI

Untuk diseminarkan dalam seminar proposal Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Metro.

Pembimbing I

Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si NIP. 19730710 199803 1 003

Metro, September 2019 Pembimbing II

Ahmad Zumaro, MA NIP. 19750221 200901 1 003

(5)
(6)
(7)

vii

MIFTAHUL NAIM

Dalam lingkungan keluarga, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membina kepribadian dan membentuk akhlak, khususnya anak-anak mereka, dalam lingkungan sosial masyarakat juga mempunyai andil dalam membina kepribadian dan membentuk akhlak, sedangkan dalam lingkungan sekolah, guru yang mempunyai tugas dan wewenang dalam membina dan membentuk akhlk siswa, yaitu akhlak yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnyanya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaanya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT. Kenyataan tersebut memberikan peluang bagi seorang guru untuk memberikan peranannya dalam usaha membentuk akhlak siswa siswa. Guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai seorang hamba dan khalifah Allah SWT, serta mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di MTs Muhammadiyah Metro”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui. Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa, Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan mengambil latar MTs Muhammadiyah Metro, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis datanya menggunkan analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan analisis, data yang diperoleh menggunakan analisis deskkriptif kualitatif peran guru aqidah akhlaq di MTs Muhammadiyah Metro dalam Pembinaan Akhlak sangat banyak sekali namun yang menonjol antara lain adalah, memberi motivasi, memberi bimbingan, memberi latihan pembiasaan. Cara guru aqidah akhlak dalam membentuk Akhlak Siswa di MTs Muhammadiyah Metro adalah dengan cara penanaman nilai-nilai karakter secara umum, nilai yang dimaksud yaitu, nilai religius, nilai kejujuran, nilai tnggung jawab, nilai kedisiplinan, nilai ke, nilai kreatif, nilai kemandirian, nilai rasa ingin tahu, nilai semangat kebangsaan, nilai menghargai prestasi, nilai bersahabat/komunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli lingkungan, nilai peduli sosial dan nilai tanggung jawab. Di MTs Muhammadiyah Metro, Penanaman Akhlak secara Umum Tersebut sudah terpenuhi semua walaupun belum sempurna prosesnya baik dalam proses KBM di kelas maupun dalam lingkungan sekolah.

(8)

viii Nama : Miftahul Naim

NPM : 1501010197

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Metro, Agustus 2019 Yang menyatakan

Miftahul Naim NPM. 1501010197

(9)

ix

ُّةِحُي ُ هاللََّو ِِۗةَرِخ ْلْا ِباَوَث َنْسُحَو اَيْنُّدلا َباَوَث ُ هاللَّ ُمُهاَتآَف

َنيِنِس ْحُمْلا

Artinya: Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran: 148)1

1

(10)

x

mempersembahkan keberhasilan studi ini kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda M Khoerudin dan Ibunda Nur Baiti yang telah senantiasa memberikan kasih sayang, pengorbanan dan dengan tulus ikhlas memberikan do’a serta motivasi sehingga peneliti mampu menyelesaikan studi.

2. Adik-Adik tercinta Lu’Lu Masfufah, Ahmad Husni Mubarok, Alfa Khimatun Khoiria Dan Indi Salwa Kamalia, merekalah yang menjadikan penyemangat peneliti untuk menyelesaikan studi.

3. Bpk Dr. Mukhtar Hadi, M.Si, selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad Zumaro, MA. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta mengarahkan dengan penuh kesabaran untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Segenap Bapak dan Ibu dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmunya. 5. Segenap guru dan karyawan MTs Muhammadiyah Metro yang telah

memfasilitasi selama melakukan penelitian.

6. Keluarga Besar Racan Radin Inten II & Puteri Kandang Rarang IAIN Metro Lampung dan Sahabat-sahabat PMII Kota Metro, yang selalu memberikan semangat.

(11)

xi

dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini. Penulisan proposal ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah IAIN Metro guna memperoleh gelar S.Pd.

Upaya penyelesaian proposal ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Enizar, M.Ag. Selaku Rektor IAIN Metro. Dr. Akla, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Metro. Muhammad Ali, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dr. Mukhtar Hadi, M.Si, Selaku Pembimbing I dan Ahmad Zumaro, MA Selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan, mengarahkan dan memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberi motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah menyediakan waktu dan membekali ilmu pengetahuan kepada penulis.

Kritik dan saran demi perbaikan Proposal ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga Proposal ini bermanfaat dan memberikan arti yang berguna bagi kita semua.

Metro, 17 September 2019 Penulis

MIFTAHUL NAIM NPM. 1501010197

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSTUJUAN ... iii

... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Penelitian Relevan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Guru Aqidah Akhlaq ... 8

1. Pengertian Peran Guru Aqidah Akhlaq ... 8

(13)

xiii

2. Tujuan Pembinaan Akhlak ... 16

3. Sumber Pembinaan Akhlak ... 17

C. Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlaks ... 20

1. Metode Pembinaan Akhlak ... 21

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian ... 26

B. Sumber Data ... 27

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 31

E. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 38

1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Metro ... 40

2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro ... 40

3. Letak Geografis MTs Muhammadiyah Metro ... 41

4. Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro ... 42

5. Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Metro ... 43

(14)

xiv

Pembinaan Akhlak Siswa Di Muhammadiyah Metro ... 65 BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 73 B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAR HIDUP

(15)

xv

4.1 Profil Umum MTs Muhammadiyah Metro ... 39

4.2 Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro ... 42

4.3 Jumlah Peserta Didik MTs Muhammadiyah Metro ... 43

4.4 Daftar Guru MTs Muhammadiyah Metro ... 44

4.5 Daftar Pengelola Tata Usaha MTs Muhammadiyah Metro ... 45

4.6 Data Observasi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa di MTs Muhammadiyah Metro ... 49

       

(16)

xvi 1. Denah Lokasi ... 41           

(17)

xvii

2. Surat Pra Survey ...

3. Surat Pemberian Izin Pra Survey ...

4. Surat Tugas ...

5. Izin Research ...

6. Pemberian Izin Research ...

7. Surat Keterangan Bebas Jurusan PAI ...

8. Surat Keterangan Bebas Pustaka...

9. Lembar Konsultasi ...

10.Outline ...

11.Alat Pengumpul Data ...

12.Foto-Foto Kegia ...

(18)

Pendidikan dan pengajaran di sekolah, pendidikan agama Islam merupakan hal yang paling penting di dalam pembinaan akhlak peserta didik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil cerdas dan terampil sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. dengan semikian makan tercipta masyarakat adil dan makmur. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Demikian untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut makka harus ditempuh melalui proses pendidikan yang menyelenggarakannya benar-benar memikirkan tentang perkembangan peserta didik terutama dalam perkembangan akhlaknya, sehingga tujuan yang diinginkan oleh guru dalam menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada peserta didik untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah lembaga pendidikan para guru harus memperhatikan akhlak peserta didiknya terutama bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena guru agama memiliki tanggung jawab yang penuh untuk memperbaiki akhlak peserta didik. Guru memilik peran yang sangat penting dan sangat efektif dalam upaya pembinaan akhlak

(19)

peserta didiknya, karena guru merupakan satu komponen bagian dari lembaga pendidikan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik, sehingga guru lebih memahami situasi dan kondisi yang dialami oleh peserta didiknya.

Menanamkan nilai-nilai ke-Islaman, guru Aqidah Akhlak mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengatasi masalah sikap dan keterampilan peserta didik. Sesuai dengan tujuan pembinaan akhlak yaitu “pembinaan taqwa yang mengandung arti melaksanakan segala perintah dan meninggalkan segala larangan agama artinya menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dan melakukan perbuatan baik. Tugas seorang guru dalam proses pendidikan Islam mengajak manusia untuk tunduk danpatuh pada hukum-hukum Allah SWT. guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat, kemudian misi ini dikembangkan kepada pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi. Guru juga mengemban tugas kerasulan yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia secara lebih khusus tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan.

Hasil Pra-survey pada tanggal 26 Agustus 2019 hasil wawancara yang diperoleh dari guru Aqidah Akhlak bahwa mengenai peran mereka dalam pembinaan akhlak kepada peserta didik dilingkungan sekolah beliau menyatakan bahwa, pendidikan dan pembinaan agama akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi remaja, upaya yang dilakukan dalam pembinaan akhlak yaitu dengan cara memberikan contoh

(20)

seperti halnya, dalam sikap, tingkah laku, cara berpakaian, berbicara menghadapi persoalan dan keseluruhan pribadinya.1

Wawancara penulis dengan kepala sekolah MTs Muhammadiyah Metro yang menyatakan bahwa, betapa pentingnya menerapkan contoh dikalangan peserta ddidik karena guru merupakan seorang yang “digugu” atau yang diikuti segala sifat dan perilakunya. Peran guru Aqidah Akhlak sudah cukup maksimal, guru merupakan keteladanan yaitu peserta didik berjabat tangan dengan guru sebelum dan sesudah pelaksanaan proses belajar, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, tidak bosan memberikan nasehat agar peserta didik menghormati yang lebih tua.2

Guru Aqidah Akhlak telah mencerminkan tingkah laku yang baik dan dapat dijadikan sebagai panutan dan contoh tauladan bagi peserta didik MTs Muhammadiyah Metro, akan tetapi masih ada sebagian peserta didik yang tidak dapat diberikan arahan secara langsung. Dari 10 peserta didik yang dijadikan sampel ternyata hanya ada 3 peserta didik yang akhlaknya tergolong baik, 2 peserta didik berakhlak cukup baik, sementara 5 peserta didik tergolong kurang memiliki akhlak yang kurang baik. Rata-rata akhlak peserta didik yang kurang baik ditujukan dengan sikap dan perilaku yang suka kurang rapi dalam berpakaian, berbicara kotor, menyalahgunakan alat elektronik, narkotika berkelahi, keluar kelas saat jam pelajaran, ribut, dll.

1

Wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak Ibu Fitriyani, S.Pd.I dengan Guru BK Bapak Agus Supriyadi, S.Pd, pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 09.30

2

Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Metro Bapak Pitoyo, A. Ma pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 11.30

(21)

Perubahan zaman telah merubah gaya hidup seseorang terutama dikalangan remaja kebanyakan remaja sangat aktif dalam memanfaatkan teknologi yang ditawarkan diera globalisasi saat ini. Kehidupan remaja saat ini sering dihadapkan apda permasalahan yang begitu kompleks dan hal ini perlu mendapat perhatian.

Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah semakin menurunnya tata krama kehidupan sosial dan etika moral remaja dalam praktik kehidupan baik itu dalam sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat. Seperti yang kita temui terjadi banyak kasus penyimpangan norma, baik itu norma agama maupun sosial, berupa tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika serta perilaku negatif lainnya. Pembinaan akhlak menjadi sangat penting dalam usaha mencegah efek negatif dari perkembangan zaman. Sehingga dari masalah-masalah tersbut di atas perlu adanya suatu upaya yang harus dilakukan oleh guru khususnya guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan akhlak peserta didik khususnya tingkah laku, agar peserta didik memiliki Akhlakul Karimah yang sesuia dengan ajaran Islam, dengan tujuan agar tidak terjadi perilaku menyimpang baik di sekolah, keluarga, maupun tempat mereka tinggal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, nampak adanya kesenjangan antara pelaksanaan peran Guru Aqidah Akhlak dalam Pembinaan Akhlak siswa dengan keadaan akhlak siswa. Adanya kesenjangan inilah Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran Guru Aqidah Akhlak dalam Pembinaan Akhlak siswa, agar siswa memiliki akhlak yang

(22)

baik yaitu memiliki sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan harapan guru, orang tua, dan masyarakat. Untuk itu peneliti memberi judul dalam penelitian ini adalah “Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas rumusan masalah yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro?

2. Apakah Faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro.

b. Untuk mengetahui Apakah Faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan khusunya peranan Guru Aqidah Akhlak dalam mendidik agama Islam siswa.

(23)

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi pegangan bagi pembaca khusunya guru yang akan menjadi calon Orangtua di masa depan agar dapat menjadi Orangtua yang mampu menjadi pendidik agama Islam yang baik dalam pendidikan khususnya bagi siswa kelak. Dan juga penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji. Peneliti mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang akan dibahas berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut akan disajikan kutipan hasil penelitian tentang “Pengaruh peran Guru Pendidikan Agama Islam terhadap

Pelaksanaan Ibadah Shalat Peserta didik Kelas XI MA Ma‟arif NU 5 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2008/2009”. Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa: Jika pengaruh peran guru pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan ibadah shalat sudah baik, maka dapat dipastikan peran guru agama tersebut sudah berhasil dalam pengajarannya.3

Selanjutnya dari penelitian yang berjudul tentang “Pengaruh peran

Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak Peserta didik SLTP PGRI

3

Ari Zatu Soleha, Pengaruh Peran Guru Agama Islam terhadap Pelaksanaan Ibadah Shalat Peserta didik Kelas XI MA Ma‟arif NU 5 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2008/2009, Skripsi, (Metro: Perpustakaan STAIN, 2008)

(24)

Gumang Belitang Oku Sumatra Selatan Tahun Pelajaran 2002/2003”.4 menyimpulkan bahwa: apabila pengaruh peran guru akidah akhlak dalam pembinaan akhlak peserta didik sudah baik, maka dapat dikatakan guru agama Islam sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru.

Berdasarkan kedua skripsi tersebut ada persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Dimana dalam ketiga penelitian ini masing-masing peneliti ingin meneliti seputar dunia pendidikan, yang disoroti adalah peran guru agama Islam. Disamping persamaan ada juga perbedaan antara penelitian penulis dengan penulis sebelumnya, yaitu Ari Zatu Soleha memfokuskan penelitiannya pada peran guru pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan ibadah shalat peserta didiknya dan menggunakan metode Observasi, Angket dengan menggunakan Rumus Chi Cuadrat. Begitu juga skripsi dari saudara Eko Budi Santoso memfokuskan penelitiannya pada peran guru agama Islam terhadap pembinaan akhlak peserta didik dan menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi dan angket dengan menggunakan Rumus C hi Cuadrat.

4

Eko Budi Santoso, Pengaruh Peran Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak Peserta didik SLTP PGRI Gumang Belitang Oku Sumatra Selatan Tahun Pelajaran 2002/2003,

(25)

1. Pengertian Guru Aqidah Akhlaq

Guru adalah “figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik”,1 Dengan cara “membantu anak didik mengubah prilakunya sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan” .2

Guru adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing muridnya. Ia harus sanggup berkomunikasi dan bekerja bersama dengan orang lain. Selain itu, perlu diperhatikan pula

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab yang sudah meng- Indonesia, dan merupakan jamak taksir dari kata khuluq, yang berarti tingkah laku, budi pekerti, tingkah laku atau tabiat.24 juga diartikan lebih dekat dengan personality (kepribadian). Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir dalam hal mana ia memiliki kemampuan dan kelemahan.3

Akhlak sendiri terbagi menjadi dua bagian diantarana, yaitu :

1

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 36

2

Endang Poerwati, dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM Press, 2002), h. 7 3

Zakiah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.266

(26)

a. Akhlak Mahmudah atau Akhlak Karimah adalah Akhlak terpuji yang ada pada diri manusia contoh dari akhlak mahmudah 1) Amanah (dapat dipercaya)

2) Shidiq (benar atau jujur) 3) Tolong menolong

4) Menghormati dengan yang lebih tua 5) Pemaaf

b. Akhlak Mazhmumah atau akhlak tercel (akhlak yang jelek) yaitu sebagian bentuk perbuatan manusia baik itu

keyakinan, uapan yang dapat menimbulkan kemudhorotan bagi diri sendiri dan orang , yang terasuk akhlak terela adalah

1) Tidak menghorati dengan yang lebih tua 2) Suka berkelahi

3) Suka mencuri 4) Ghibah 5) Berbohong

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq a. Tugas Guru Aqidah Akhlaq

Untuk mencapai tujuan pendidikan guru harus mempunyai tugas yang dilakukan agar tercapai tujuannya dengan baik, maka tugas guru Aqidah Akhlaq adalah:

1. Tugas pengajaran atau guru sebagai pengajar

2. Tugas bimbingan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan

(27)

3. Tugas administrasi4.

Adapun tugas pendidikan agama pada umumnya adalah: 1. Menanamkan keimanan pada anak

2. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam 3. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia 4. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa, tugas guru yakni sebagai pengajar, pembimbing, dan administrasi atau pengelola kelas. Dapat memberi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman sesuai dengan perkembangan anak didiknya, sehingga akan tercapai tujuannya.

Guru Aqidah Akhlaq dalam menunaikan tugasnya harus dapat mengambil simpati muridnya, sehingga dapat dengan mudah menanamkan ajaran Islam.

b. Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq

Guru adalah orang yang beranggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan pembinaan anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya yang berbuat kurang sopan kepada orang lain, bahkan dengan sabar dan bijaksana guru memberikan nasihat bagaiman cara bertingkah laku yang sopan pada orang lain.

Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah sesuatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak

4

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 265

(28)

anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk hidup yang mempunyai otak dan potensi yang perludi pengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi, falsafah dan agama.

Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu mana perubuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka pembinaan jiwa watak anak didik. Dengan demikian, tanggung jawab guru untuk membentuk anak didik agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.

c. Peran Guru Aqidah Akhlaq

Peran (role) guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.5 Guru mempunyai peranan yang amatluas, baik di sekolah, keluarga, dan di dalam masyarakat. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya).

Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan (discipline), dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga

5

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

(29)

memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siawa-siswa optilmal, baik fisik maupun psikhis.6

Guru adalah digugu dan ditiru. Guru selalu dijadikan teladan kapan pun dan dimana pun ia berada. Oleh sebab itu, guru harus memainkan peranan-peranannya secara efektif dan efisien.

Adapun beberapa peran guru yang perlu kita pahami, karena hal itu berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan disekolah. Diantara peran guru tersebut adalah Sebagai pendidik dan pengajar, sebagai anggota masyarakat, sebagai administrator, dan sebagai pengelola pembelajaran :7 a. Sebagai pendidik dan pengajar.

Bahwasanya setiap guru berperan melakukan transfer ilmu pengetahuan, mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta mengajarkan tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka di masa depan.

Pendapat lain mengatakan “guru sebagai Demonstrator, yang hendakanya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan mengajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meingkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.8

6

Hanifah & Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010) h.106

7

Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012) h.45-46.

8

(30)

b. Sebagai anggota masyarakat

Guru berperan dalam membangun interaksi dan hubungan sosial masyarakat, dan menjadi bagian dari masyarakat. Guru dalam manjalankan tugasnya harus dapat mengayomi sebagai wujud kepedulian kepada peserta didik, yang dilakukan secara kooperatif dengan sesama guru, kepala sekolah, peserta didik, atau dengan stake holder lainnya, serta berupaya membangun prilaku peserta didik sesuai dengan standar norma yang berlaku dalam lingkungannya serta mampu hidup berselancar dalam kesemrawutan (surving on chaos) atau lebih jauh mampu menyelam dalam kesemrawutan (diving on chaos).9

c. Sebagai administrator

Seorang guru berperan melaksanakan semua administrasi sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran. Pendapat lain mengatakan “seorang guru yang administrator dalam melaksanakan tugasnya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan pembelajaran, baik yang tertuang dalam kompetensi dasar, standar kompetensi, indikator belajar, kriteria ketuntasan minimal (KKM), maupun dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).10

d. Sebagai pengelola pembelajaran

Bahwasanya seorang guru berperan aktif dalam menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar mengajar di dalam maupun di luar sekolah. Sekurang-kurangnya yang harus

9

Nanang Hanifah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 107

10

(31)

dipelihara oleh guru secara terus-menerus ialah: “suasana keagamaan, kerjasama, rasa persatuan dan perasaan puas pada murid, terhadap pekerjaan dalam kelasnya”.11

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, guru yang baik dan efektif adalah guru yang dapat memainkan peranan-peranan secara baik, di mana dan kapan saja berada.

B. Pembinaan Akhlak

1. Pengertian Pembinaan Akhlak

Pembinaan adalah kegiatan untuk memelihara agar sumber daya manusia dan organisasi taat asas dan konsisten melakukan rangkaian kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.12

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembinaan ialah Pembaharuan atau penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiattan yang dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik.13

“Selanjutnya pendapat yang menyatakan bahwa, Pembinaan bisa diartikan sebagai suatu bantuan dari seseorang atau sekelompok orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi Pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan.”14

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, Pembinaan merupakan usaha, materi, proses, cara, pembaharuan atau tujuan

11

Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, h.267 12

Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9

13

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010), h. 152

14

(32)

memelihara suatu sikap dengan cara pembimbingan, pengarahan serta pendampingan terhadap objek sehingga tercapai apa yang diinginkan. a. Pengertian Akhlak

Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq (yang berarti tabi’at, perangai, dan kebiasaan) banyak ditemukan dalam hadits Nabi SAW. dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR. Ahmad).15

“Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, pada hakikatnya khuluq ( budi pekerti ) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan memerlukan pemikiran.”16

Dari sudut terminologi pengertian akhlak menurut ulama ilmu akhlak adalah sebagai berikut:

1) Al-Qutuby akhlak adalah suatu perbuatan yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya;

2) Muhammad Bin „Ilan Ash-Shadieqy akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain);

3) Ibnu Maskawaih mengatakan bahwa, akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkannya lebih lama;

4) Abu Bakar Jabir Al-Zairy akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja;

5) Imam Al-Ghazaly mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama;17

15

Marzuki, Jurnal Penelitian (Membina Akhlak Mulia dalam Berhubungan Antar Sesama Manusia dalam Prespektif Islam), (Yogyakarta: P3M Universitas Negeri Yogyakarta, 2007), h. 3

16

Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 3 17

(33)

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, akhlak adalah perbuatan atau sifat yang tertanam kuat dalam batin seseorang, yang mana perbuatan tersebut dilakukan secara terus-menerus di manapun ia berada, sehingga pada waktu mengerjakan sudah tidak memerlukan pertimbangan dan pemikiran lagi.

b. Pengertian Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak remaja merupakan Pembinaan yang dilakukan oleh ornagtua dalam hal ini orangtua memberikan pendidikan agama Islam di tempat-tempat khusus. Pembinaan tersebut melalui berbagai macam cara, antara lain: melalui mata pelajaran tertentu atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan khusus dan melalui program-program lainnya.

Berdasarkan beberapa pengertian Pembinaan dan akhlak di atas, baik dari segi etimologi maupun terminologi, maka Pembinaan akhlak adalah proses, perbuatan, tindakan, penanaman nilai-nilai perilaku budi pekerti, perangai dan tingkah laku dan juga sebagai upaya untuk memelihara serta menjaga akhlak remaja, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan maksud, Pembinaan yang dilakukan selalu sesuai dengan rencana yang telah direncanakan, yaitu untuk menjadikan remaja agar memiliki akhlak yang baik dan berbudi pekerti luhur.

(34)

2. Tujuan Pembinaan Akhlak

Tujuan merupakan salah satu yang diharapkan setiap manusia baik yang dalam setiap usahanya, kegiatan, ataupun perbuatan, yang pastinya mempunyai tujuan tertentu dan dapat diukur sejauh mana kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan.

Tujuan Pembinaan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk pribadi muslim yang bermoral baik, jujur, beradab, suci, sopan dan juga beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. tujuan yang hendak dicapai dalam Pembinaan akhlak adalah:

a. Perwujudan takwa kepada Allah SWT; b. Kesucian jiwa;

c. Cinta kebenaran dan keadilan secara teguh dalam tiap pribadi individu.18

“Selain itu Pembinaan akhlak dalam pendidikan Islam hendaknya menjadikan manusia bertindak baik terhadap sesama manusia, sesama makhluk dan kepada Allah SWT. yang telah menciptakannya. Sebab tujuan Pembinaan akhlak yang diharapkan ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai ajaran Al-Qur’an dan Hadits, dimana ketinggian akhlak seorang terletak pada hati yang sejahtera dan pada ketentraman hati.”19

Berdasarkan kutipan di atas dapat difahami bahwa, tujuan Pembinaan akhlak adalah agar remaja dapat membiasakan sifat dan sikap yang baik dan menjauhkan sikap yang tidak baik kepada Allah SWT. dan

18

Amin Syukur, Studi Akhlak, (Semarang: Walisongo Pers, 2010), h. 181 19

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 11

(35)

dengan sesama agar dapat terjalin keharmonisan hubungan antara Allah SWT. dan dengan manusia.

3. Sumber Pembinaan Akhlak

Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik dan buruk, terpuji dan tercela, semata-mata berdasar kepada Al-Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, dasar Pembinaan akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadits. Bertitik tolah dari pengertian akhlak yang mengandung arti kelakukan, maka dapat dikatakan bahwa, kelakukan manusia itu beraneka ragam sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Al-Lail (92): 4 yang berbunyi:



Artinya: “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. (QS. Al-Lail: 4)20

Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai antara lain kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk serta objeknya yakni kepada siapa kelakuan itu ditujukan. Tidak dapat dipungkiri pada diri manusia terdapat dua potensi yaitu potensi kebaikan dan keburukan sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Al-Balad:10 yang berbunyi:







Artinya: “Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (QS. Al-Balad: 10)21 20 QS. Al-Lail (92): 4 21 QS. Al-Balad (90): 10

(36)

Pada dasarnya manusia terdiri dari dua potensi yaitu kebaikan dan keburukan, namun pada diri manusia ditemukan isyarat-isyarat dalam Al-Qur’an bahwa kebajikan lebih dahulu menghiasi diri manusia dari pada kejahatan, dan bahwa manusia pada dasarnya cenderung kepada kebajikan. Kecenderungan manusia kepada kebaikan lebih dominan disebabkan karena pada diri manusia ada potensi fitrah (kesucian) yang dibawa sejak lahir. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW yaitu: Semua anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan sebagai Yahudi, Nasrani, atauMajusi.

Prinsip akhlak yang paling menonjol ialah bahwa manusia bebas melakukan tindakan-tindakannya, manusia punya kehendak untuk berbuat dan tidak berbuat sesuatu. Ia merasa bertanggung jawab terhadap semua yang dilakukannya dan harus menjaga apa yang dihalalkan dan diharamkan. Maka tanggung jawab pribadi ini merupakan prinsip akhlak yang paling menonjol dalam Islam dan semua urusan keagamaan seseorang selalu disandarkan pada tanggung jawab pribadi. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 164 yang berbunyi:















Artinya: “Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah,

padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan

(37)

memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."(QS. Al-An’am: 164).22

Berdasarkan ayat dan hadis di atas jelas bahwa, Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW. merupakan sumber akhlaqul karimah dalam ajaran Islam.

C. Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlak

Setiap orangtua akan mempunyai pengaruh terhadap remaja. Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh orangtua. Tujuan pendidikan agama Islam akan dapat dicapai, jika semua orangtua yang tersebut mempunyai kepribadian yang sejalan dengan tujuan pendidikan agama Islam itu. Apabila remaja yang tidak bisa mempunyai kepribadian yang baik, tujuan pendidikan akhlak tidak akan tercapai. Dan setiap penghuni yang ada di dalam keluarga baik itu orangtua beserta remaja yang ada disana hendaknya mempunyai kepribadian dan kode etik guna mewujudkan tujuan pendidikan akhlak yang sudah terencana.23

Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, bentuk-bentuk Pembinaan akhlak yang dilakukan guru antara lain:

a. Pemberian motivasi, motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam Pembinaan akhlak peserta didik. Karena motivasi merupakan suatu daya upaya membangkitkan dan mengarahkan semangat individu utuk melakukan perbuatan

22

QS. Al-An’am (6): 164 23

(38)

belajar, sehingga dengan adanya semangat tersebut, maka individu akan terus belajar hingga terjadi perubahan tingkah laku pada dirinya;

b. Pemberian Bimbingan, pemberian bimbingan harus dilakukan secara maksimal. Karena bimbingan yang akan diberikan oleh seorang guru akan membantu peserta didik dalam menemukan kemampuannya bertanggung jawab dengan dirinya;

c. Latihan Pembiasaan, pembiasaan dilakukan sejak dini termasuk masa remaja akan berdampak besar terhadap kepribadian atau akhlak mereka ketika dewasa.24

Berdasarkan beberapa hal di atas dapat difahami bahwa, dengan memberikan Pembinaan akhlak di dalam suatu lembaga pendidikan, maka remaja pun akan memiliki sifat ataupun sikap yang diberikan oleh orangtua, menerapkan sikap disiplin waktu dalam belajar, serta memberikan tugas dan pengawasan akan membuat remaja terpantau kegiatannya, maka akan terbentuk akhlak yang baik.

1. Metode Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak

Kegiatan pembinaan atau membentuk akhlak pasti di dalamnya memiliki suatu cara atau metode yang dipergunakan, metode yang paling tepat untuk menanamkan akhlak kepada remaja, ada tiga macam, yaitu:

a. Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasihat, menyebutkan manfaat dan bahayanya sesuatu, dimana kepada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat dan tidak, menentukan kepada amal-amal baik mendorong mereka kepada budi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal yang tercela;

b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anak-anak, memberikan nasihat-nasihat dan beritaberita berharga, mencegah mereka membaca sajak-sajak yang kosong termasuk menggunakan soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya;

24

Amirullah Syarbini dan Akhmad Husaeri, Kiat-kiat Mendidik Akhlak Remaja, (Jakarta: PT. Elex Media Komputido, 2012), h. 43

(39)

c. Mengambil manfaat, dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka mendidik akhlak.25

Sedangkan metode Pembinaan akhlak yaitu ada 3 macam, sebagai berikut:

a. Dengan pembiasaan, Tujuannya adalah agar cara-cara yang dilakukan dengan tepat, terutama membentuk aspek kejasmanian dari kepribadian atau memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu;

b. Dengan pembentukan pengertian, minat dan sikap. Dengan diberikan pengetahuan dan pengertian;

c. Pembentukan kerohanian yang luhur.26

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, metode Pembinaan akhlak remaja yaitu dengan melalui pembiasaan, pembentukan sikap toleransi antar sesama, dengan melalui nasehat, dan memberikan suatu pemahaman melalui kejadian-kejadian atau fenomena yang terjadi di dalam kehidupan. Karena akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan memperhatikan orang-orang baik dan bergaul dengan mereka, secara alamiah manusia itu meniru tabiat seseorang tanpa dasar bisa mendapat kebaikan dan keburukan dari tabiat orang lain.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi upaya guru akidah akhlak Pembinaan Akhlak

Setiap ingin melakukan sesuatu perubahan pasti memiliki beberapa faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi objek Pembinaan yang

25

Musli, Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak, (Jurnal Penelitian Media Akademika, Vol. 26, No. 2, April 2011), h. 224 lihat juga M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 153.

26

(40)

diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan, faktor-faktornya sebagai berikut:

a. Agama, agama dalam pembinaan akhlak manusia dikaitkan dengan ketentuan hukum agama yang sifatnya pasti dan jelas; b. Tingkah Laku, tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang

dimanifestasikan dalam perbuatan;

c. Insting dan Naluri, keadaan manusia bergantung pada jawaban asalnya terhadap naluri. Akal dapat menerima naluri tertentu, sehingga terbentuk kemauan yang melahirkan tindakan;

d. Hafsu, nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan akal, memengaruhi peringatan hati nurani dan menyingkirkan hasrat baik yang lainnya;

e. Adat Istiadat, kebiasaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baik sangat mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat merubah kepribadian seseorang;

f. Lingkungan, terdapat dua macam lingkungan, yaitu lingkungan alam dan pergaulan. Keduanya mampu mempengaruhi akhlak manusia. Lingkungan dapat memainkan peran dan pendorong terhadap perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat mencapai taraf yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga dapat menjadi penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga seorang tidak dapat mengambil manfaat dari kecerdasan yang diwarisi.27

Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi Pembinaan akhlak antara lain;

1. Faktor Penunjang

a. Orang tua, orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.28

b. Lingkungan, lingkungan adalah kondisi di luar individu yang mempengaruhi perkembangan sosial anak. Lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: Lingkungan alam kebudayaan dan

27

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, h. 75 28

(41)

masyarakat.29 Masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan. Dalam arti yang terperinci, masyarakat adalah salah satu lembaga pendidikan yang menjadikan warga yang baik dan baik dalam masyarakat.30

Tugas masyarakat terlihat dalam kebiasaan, tradisi, pemikiran berbagai peristiwa, kebudayaan secara umum serta dalam pengarahan spiritual dan sebagainya. Lingkungan masyarakat yang baik kemungkinan besar dapat menghasilkan anak yang baik pula.

2. Faktor Penghambat

a. Kelompok Teman Sebaya (Peer Group), kelompok teman sebaya merupakan suatu kelompok dari prang-orang yang seusia dan memiliki status yang sama dengan siapa seseorang umumnya berhubungan atau bergaul;31

b. Media Massa, media massa merupakan agen sosialisasi yang semakin menguat perannya. Media massa baik media cetak maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan internet semakin memegang peranan penting dalam mempengaruhi cara pandang, fikir, tindak dan sikap seseorang.

Munculnya media massa khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pengetahuan ternyata dapat disalahgunakan oleh anak, yang pada akhirnya dapat menimbulkan adanya berbagai perilaku yang menyimpang yang dapat terjadi. Seperti adanya anak yang sering menghabiskan waktunya untuk bermain games, dan facebook sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar menjadi habis dengan sia-sia.

29

Moh. Padil Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Pers, 2010), h. 82

30

Ibid., h. 193 31

(42)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa, faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pembinaan akhlak adalah agama dari remaja, tingkah laku remaja, insting dan naluri remaja, nafsu, adat istiadat keluarga remaja atau kebiasaan remaja, orang tua, taman sebaya, media masa dan yang terakhir lingkungan sekitar remaja dalam kesehariaannya bagaimana.

(43)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang Penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.

“Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan berlandaskan pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden dari data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan angka-angka, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.1

Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.2

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang digunakan sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami.3

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penelitian kualitatif ialah penelitian untuk membahas gambaran yang lebih jelas mengenai situasi-situasi sosial atau kejadian sosial dengan menganalisa

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2009), h. 9

2

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), h. 6.

3

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 34

(44)

dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat dengan mudah difahami dan disamAqidah Akhlaqkan tanpa melakukan perhitungan statistik.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif, penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan sikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.4

“Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Laporan ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data diperoleh dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotepe, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.5

Selanjutnya pengertian penelitian deskriptif ialah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang fakta-fakta di lapangan.6

Berdasarkan pengertian di atas dapat difahami bahwa, penelitian yang Penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian lapangan yang digunakan oleh penulis ini adalah untuk mengamati atau mencari informasi, fakta-fakta, keadaan, fenomena dan peristiwa yang terjadi mengenai bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro.

4

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 34 5

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 11 6

Fadil Yudia Fauzi, Ismail Arianto, Etin Solihatin, Jurnal PPKN UNJ Online (Peran Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta Didik), h. 11

(45)

B.Sumber Data

Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian.7 Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam menyusun karya ilmiah ini dikelompokkan menjadi dua, yakni data primer dan data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya.8 Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.9

Sumber-sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Guru Aqidah Akhlaq, dan siswa yaitu sebagai informan utama untuk mengetahui tentang bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro, juga berkaitan dengan bagaimana Guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak siswa.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh Peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua dan ketiga.10

7

Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta : Referensi, 2013), h. 107

8

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 39 9

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 225

10

(46)

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, sumber data sekunder dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama yang digunakan oleh peneliti. Jenis data sekunder misalnya dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manuscrip, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi lainnya.

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif dilokasi penelitian, mutlak kiranya seorang peneliti menggunakan bermacam-macam metode pengumpulan data untuk mencaAqidah Akhlaq tujuan penelitian tersebut. Adapun peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan metode sebagai berikut :11

1. Metode Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.12 Sedangkan wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 224 12

Nasution, Metode Research, h. 113. Lihat juga, S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h. 40

(47)

wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyeru Aqidah Akhlaq check-list.13

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa, metode wawancara adalah metode pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai. Sedangkan metode wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan data mengenai Bagaimanakah Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro dari responden yaitu wawancara ditujukan kepada Guru Aqidah Akhlaq dan Siswa.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan.14 Sedangkan metode observasi yang peneliti gunakan adalah observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan, aktivitas, apa yang dikerjakan oleh subyek penelitian.

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan Guru Aqidah Akhlaq dan siswa dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan akhlak yang dilakukan dan mengumpulkan data antara lain, mengamati lokasi penelitian dan lingkungan sekitar, serta kegiatan-kegiatan yang

13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), Cet. 15, h. 270

14

(48)

dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dan siswa serta apakah Faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa buku-buku, majalah, transkip, surat kabar, prasasti, notulen rapat, catatan harian.15

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk pembuatan dan penyimpanan bukti-bukti (gambar, tulisan, dan suara) terhadap segala hal baik objek atau peristiwa yang terjadi di desa.

Berdasarkan penjelasan tesebut metode dokumentasi ini Penulis gunakan untuk memperoleh data tentang :

a. Sejarah singkat berdirinya MTs Muhammadiyah Metro b. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro

c. Keadaan peserta didik MTs Muhammadiyah Metro d. Denah Lokasi MTs Muhammadiyah Metro

e. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro

f. Keadaan Sarana dan Prasarana dan lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data yang dibutuhkan dalam Penelitian skripsi.

15

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), Edisi Revisi VI, Cet. XI, h. 156

(49)

D.Teknik Penjamin Keabsahan Data

Setelah penulis selesai mengumpulkan data, maka tahap selanjutnya adalah menguji keterpercayaan data atau menggabungkan data (triangulasi data), dengan kata lain triangulasi adalah proses melakukan pengujian kebenaran data dan cara yang paling umum digunakan dalam penjaminan validitas data dalam penelitian kualitatif.16

Berdasarkan definisi di atas dapat difahami bahwa, triangulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan data atau sebagai pembanding terhadap data. Adapun teknik triangulasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

Penulis menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan apa yang dikatakan Guru Aqidah Akhlaq dan siswa mengenai kegiatan-kegiatan pembinaan yang diberikan Guru Aqidah Akhlaq kepada siswa sudah membentuk akhlak.

16

(50)

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik atau metode berarti untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Penulis menggunakan triangulasi teknik ini untuk membandingkan dan mengecek apakah hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut di atas sama atau berbeda-beda, jika sama maka data tersebut sudah kredibel, jika berbeda-beda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data. Seperti halnya hasil wawancara dibandingkan atau dicek dengan hasil observasi dan dokumentasi.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu adalah digunakan untuk menguji kredibilitas suatu data dengan cara menguji dan mengecek data dapat dilakukan dengan menggunakan waktu tertentu melalui wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sama Aqidah Akhlaq ditemukan kepastian datanya.17

E.Teknik Analisis Data

Setelah data yang diteliti terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa data.

17

(51)

“Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.18

Adapun analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.19 Secara umum terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (penarikan kesimpulan).

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan keremajaan, memfokuskan dan suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan akhir.20

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik.

2. Penyajian Data (Display Data)

“Penyajian data atau display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dan tersusun dalam upaya menggambarkan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Sedangkan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk

18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D., h. 244 19

Ibid., h. 225 20

(52)

memahami apa yang terjadi, merencsiswaan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang difahami.21

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penyajian data merupakan suatu cara memberikan kemudahan kepada setiap peneliti dengan cara menyajikan data secara utuh, setelah itu mengkategorisasikan data yang telah terkumpul dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya agar mudah difahami dalam menganalisis.

3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

“Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menggambarkan yang utuh dari objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.”22

Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, kesimpulan adalah suatu tahap pemikiran atau proses menganalisis suatu penelitian, yang sebelumnya data di lapangan belum jelas kemudian data menjadi rinci dan jelas. Tahap analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

21

Ibid

22

(53)

Gambar Model Analisis Interaktif23

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 247

Penyajian Data Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Reduksi Data Pengumpulan Data

(54)

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Metro

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di MTs Muhammadiyah Metro pada Tanggal 29 November 2019 dengan metode dokumentasi yang ditujukan pada Kepala Tata Usaha MTs Muhammadiyah Metro didapatkan keterangan bahwa MTs Muhammadiyah Metro ini didirikan pada tahun 1968.

Awal berdiri yakni pada tahun 1968 hingga sekarang, MTs Muhammadiyah Metro sudah beberapa kali melakukan pergantian Kepala Madrasah. Pada tahun 1968 hingga 1975 Dipimpin oleh Sudadin, BA., lalu pada tahun 1975 digantikan oleh bapak Slamet Efendi, BA. sampai 1984, kemudian digantikan bapak Bisri, BA. hingga tahun 1996 dan digantikan bapak Drs. Yahya Sulaiman sampai 2001 selanjutnya diganti bapak Drs. Djumari hingga 2005, lalu diganti Ibu Lenny Darnisah, S.Pd.,MM hingga 2015, selanjutnya diganti dengan bapak Rubangi, S.Pd. hingga tahun 2016 dan digantikan Bapak Busro,S.Ag. hingga sekarang.

Melihat sejarah berdirinya, MTs Muhammadiyah Metro telah mengalami pergantian Kepala Madrasah sebanyak delapan kali dan MTs Muhammadiyah Metro beralamatkan di. Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro Kota Metro. Lampung. Selanjutnya untuk profil umum MTs Muhammadiyah Metro dapat dilihat pada tabel berikut:

(55)

Tabel 4.1

Profil Umum MTs Negeri 2 Lampung Timur 1. Nama Sekolah MTs Muhammadiyah Metro 2. Nama Kepala Sekolah Busro S,Ag.

3. Status Suasta

4. Jenjang Akreditasi B

5 Berdiri 1968

6 Alamat Sekolah Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro Kota Metro. Lampung

7. Luas Tanah 242 m2

8. Status Kepemilikan Suawsta

9. Kode Pos 34111

10. Email Mtsmuhammadiyah@gmail.com

(56)

2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro a) Visi MTs Muhammadiyah Metro

Unggul, Kreatif yang Berakhlak Mulia. b) Misi MTs Muhammadiyah Metro

1) Mengoptimalkan kemampuan memahami, menghayati, serta mengamalkan ajaran islam

2) Meningkatkan penguasaan IPTEK, baik secara kognitif, afektif dan motorik.

3) Meningkatkan keterampilan siswa dibidang. 3. Letak Geografis MTs Muhammadiyah Metro

Hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti peroleh, MTs Muhammadiyah Metro terletak di tempat yang sangat strategis. Berada di pusat kota metro jadi sangat mudah dijangkau dari berbagai daerah sekitar. MTs Muhammadiyah Metro terletak tidak jauh dari kantor kelurahan, puskesmas, dan sekolah dasar, MTs Muhammadiyah Metro menempati gedung permanen di atas tanah wakaf yang berlokasi di Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota metro. Mengenai tata ruang atau denah lokasi dapat dilihat dalam gambar berikut:

Gambar

Gambar                                                                                                                                    Model Analisis Interaktif 23

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk membuat Website dinamis dan interaktif sebagai media informasi Produk DSC dengan menghubungkan ke database yang telah dibuat

Becoming English Teachers in English As An International Language Context In Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6. TABLE

KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAIA KABUPATEN

Dengan demikian penulis mengangkat judul penelitian “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Data kualifikasi yang harus dibawa untuk diverifikasi adalah sesuai dengan form isian data kualifikasi (Dokumen Asli dan Copy) yang diisi oleh penyedia jasa atau data kualifikasi

Dengan Hormat disampaikan bahwa sebagai proses kelanjutan dari proses evaluasi kualifikasi pengadaan barang jasa pada pekerjaan Jasa Konsultansi Audit Dana Kampanye

Sehubungan dengan Paket Pekerjaan Pembangunan/ Peningkat an Jalan Desa Dalam Kecamatan Gant ung dan sesuai dengan hasil evaluasi Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan

Politik dan media telah menjadi dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, berkembangnya media baru sedikit banyak juga berpengaruh pada perkembangan sistem