O L E H :
A B I S A R W A N S A T Y A W E N D A ( 4 3 0 9 1 0 0 0 3 9 )
D O S E N P E M B I M B I N G :
P R O F . I R . D A N I E L M . R O S Y I D . P H . D D R . I R . W A H Y U D I C I T R O S I S W O Y O , M . S C .
PENGEMBANGAN DOKUMEN AWARENESS AND PREPAREDNESS FOR EMERGENCIES AT LOCAL
LEVEL (APELL) DALAM MENGANTISIPASI LEDAKAN DI PERTAMBANGAN EXXON MOBIL
LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah yang sering muncul dalam perusahaan saat ini adalah
kurangnya perhatian terhadap aspek manusiawi.
Keselamatan dan Kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi
PERUMUSAN MASALAH
Tindakan apa yang akan dilakukan sebelum
terjadinya insiden meledaknya pipa gas
pertambangan Exxon Mobil EPC-1, Cepu
Tindakan apa yang akan dilakukan saat terjadinya
insiden meledaknya pipa gas pertambangan Exxon Mobil EPC-1, Cepu
Tindakan apa yang akan dilakukan setelah
terjadinya insiden meledaknya pipa gas
TUJUAN
Mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan sebelum
terjadinya insiden
Mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan saat
terjadinya insiden
Mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan sesudah
MANFAAT
Dapat mengetahui tindakan-tindakan
apa saja yang dilakukan sebelum, saat
dan sesudah kejadian
DASAR TEORI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan
yang berhubungan dengan peralatan,
tempat kerja dan lingkungan, serta
cara-cara melakukan pekerjaan.
APAKAH APELL ITU ?
Program APELL (The Awareness and Preparedness
for Emergencies at Local Level) adalah sebuah
proses yang membantu orang mencegah, mempersiapkan dan merespons dengan tepat terhadap kecelakaan dan keadaan darurat.
APELL diluncurkan pada tahun 1988,
menyusul kecelakaan berbagai industri yang
memiliki dampak buruk terhadap kesehatan
dan lingkungan
Tujuan keseluruhan APELL adalah untuk
mencegah hilangnya nyawa atau bahaya
kesehatan dan kesejahteraan sosial,
menghindari kerusakan properti, dan
menjamin keamanan lingkungan sekitar
masyarakat setempat.
Mitra Penting Terlaksananya APELL
Local authorities.
Industri.
Masyarakat lokal dan kelompok yang
Pentingnya APELL Terkait UU No. 24
Tahun 2007
UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
dijelaskan bahwa lembaga usaha mendapatkan kesempatan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, baik secara tersendiri maupun secara bersama dengan pihak lain.
Manajemen perusahaan harus waspada terhadap kemungkinan
kondisi darurat
Salah satu skenario bencana yang mungkin saja terjadi adalah
berasal dari industri .
Sudah seharusnya pihak industri memiliki emergency/disaster
DIAGRAM ALIR
TIDAK Mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko yang
sekiranya akan terjadi
MULAI
FGD 1 (Focussed Group Discussion)
Mengintegrasikan rencana yang telah dirancang dan mencapai kesepakatan
YA
Melakukan pengujian, dan peninjauan kembali
SELESAI Pembuatan laporan
Penyusunan dokumen APELL
FGD 2 (Focussed
Group Discussion)
Mengidentifikasi lokasi mana saja yang akan terkena dampak dari bencana
1. Mengidentifikasi dan mengevaluasi
resiko yang sekiranya akan terjadi
Pada tahapan ini, akan dilakukan analisa
serangkaian peristiwa kejadian yang akan
terjadi dalam proyek ini dan membuat
dokumen
pengendalian
bencana
tersebut. Hasil dari tahapan ini adalah
sebuah dokumen HIRAC (Hazard
2. Mengidentifikasi lokasi mana saja
yang
akan terkena dampak
Pada tahapan ini akan dilakukan analisa perkiraan lokasi mana saja yang akan termasuk dalam wilayah terdampak bencana.
3. FGD 1 (Focussed Group Discussion)
Pada tahapan ini akan dilakukan FGD yang
bertujuan untuk mensosialisasikan proyek apa
yang sedang di lakukan di EPC-1 ini kepada
warga
setempat,
pejabat
desa,
instansi
pemerintahan.
4. Mengintegrasikan rencana yang telah
direncanakan
dan
mencapai
kesepakatan
Pada tahapan ini dilakukan proses integrasi setelah pembuatan seluruh rencana dalam mengantisipasi bencana apa saja yang akan terjadi, proses integrasinya dapat berupa rapat terhadap seluruh divisi perusahaan yang berwenang.
5. FGD 2 (Focussed Group Discussion)
Pada tahapan ini akan dilakukan kembali FGD yang
kedua kalinya, yang bertujuan untuk
mensosialisasikan rencana apa saja yang berguna untuk mengantisipasi bencana.
6. Melakukan
pengujian
dan
peninjauan kembali
Dalam tahapan ini akan dilakukan pengujian dan penganalisaan kembali terhadap semua rencana yang sudah dirancang.
7. Penyusunan dokumen APELL
Dalam tahap ini mulai dilakukan penyusunan dokumen APELL. Mulai dari memasukkan semua data yang sudah dikerjakan dan dianalisa.
8. Penyusunan laporan
Penulisan laporan meliputi penulisan mulai
dari awal (latar belakang, tujuan, dan
sebagainya) sampai saran dan kesimpulan dari
hasil analisis yang telah dilakukan serta
pemberian-pemberian saran untuk penelitian
selanjutnya.
LOKASI STUDI
Lokasi daerah studi seperti diperlihatkan pada
gambar berikut yaitu 23 km dari timur adalah
kota bojonegoro dan 12 km dari barat adalah
kota cepu.
Lokasi Terdampak / Desa Terdampak
Lokasi daerah yang diperkirakan akan
terkena dampak dari bencana yaitu
seperti yang terdapat pada
HIRAC
HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and Control) adalah serangkaian proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin diperusahaan, kemudian melakukan penilaian resiko dari bahaya tersebut lalu membuat program pengendalian bahaya tersebut agar dapat diminimalisir tingkat resikonya dan agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
KLASIFIKASI AKIBAT TINGKAT KONSEKUENSI
(1) MINOR (2) SEDANG (3) MAJOR (4) BENCANA (5) Manusia /personil TID AK BERPENGARUH KEPADA KES ELAMAT AN
Cedera ringan Cedera dengan hilang waktu 3 hari
Cedera dengan hilang waktu lebih dari 3 hari
Meninggal atau cacat total Lingkungan
Pencemaran yang tidak berarti
Polusi yang harus dilaporkan kepada yang berwenang sesuai peraturan Pemerintah
Pencemaran rendah dan tidak berdampak kepada yang tercemar untuk jangka panjang.
Polusi yang harus dilaporkan kepada yang berwenang sesuai peraturan Pemerintah
Pencemaran tinggi dan berdampak kepada yang tercemar untuk jangka panjang.
Polusi yang harus dilaporkan kepada yang berwenang sesuai peraturan Paemerintah Pencemaran tidak ter kendali dan berdampak kepada yang tercemar untuk jangka panjang Material /assets Asset perusaha an ; Alat, Gedung
Tidak ada keru sakan akibat kecelakaan kerja
Kerusakan dengan nilai dibawah 250 juta rupiah
Kerusakan dengan nilai diatas 250 juta rupiah
Fasilitas lumpuh total lebih dari satu hari
Waktu hilang Tidak ada waktu yang hilang aki bat kecelakaan
Waktu hilang dibawah 30 hari kerja
Waktu hilang diatas 30 hari kerja
Total kerugian
dengan biaya diatas 5 juta US$
Reputasi
Tidak ada akibat terhadap reputa si perusahaan.
Berpengaruh terhadap reputasi lokal (SBY)
Berpengaruh terhadap reputasi nasional Berpengaruh terhadap reputasi global Asset pihak ke III
Tidak ada biaya perbaikan Biaya perbaikan dibawah 30.000 US$ Biaya perbaikan diatas 30.000 US$ Biaya perbaikan diatas 5 juta US$
TINGKAT KEMUNGKINAN TINGKAT KONSEKUENSI
Sebutan Uraian Level 1 2 3 4 5
Hampir pasti Akan terjadi sering kali A (5)
6 7 8 9 10
Sangat mungkin
Mungkin terjadi beberapa kali B (4) 5 6 7 8 9
Mungkin Dapat terjadi suatu saat C (3) 4 8
5 6 7
Hampir tidak mungkin
Mungkin terjadi suatu saat D (2)
3 4 5 6 7
Tidak mungkin Mungkin terjadi hanya pada situasi tertentu
No LOKASI AKTIVITA S URAIAN BAHAYA PENGENDALIAN YANG DILAKUKAN SAAT INI
K D N R UU & P
PENGENDALIAN RISIKO YANG DIBUTUHKAN KK L Y/T 1 Sum ur aktif yang seda ng dipe rgun akan Pengeb oran
Terdapat bagian pipa yang kurang terpasang dengan baik
Dilakukannya pemeriksaan secara rutin agar tidak terjadi pemasangan yang tidak benar 3 5 8 T
Pekerja selalu diberikan pelatihan cara pemasangan pipa yang baik dan benar
Ledakan gas sewaktu pengeboran
Pada saat pengeboran dilakukan, semua pekerja diharuskan memakai seragam yang sesuai dengan standart.
Para pekerja diberikan pelatihan jika terjadi ledakan mereka diharuskan segera menuju titik aman yang sudah disediakan 5 3 8 Y Kontrator diharuskan menambahkan alat pengukur gas di berbagai titik
pengeboran.
Disiapkan lokasi titik aman di sekitar lokasi aktifitas pengeboran
Pipa terkena excavator
Operator excavator diberikan pelatihan dalam menggali tanah agar tidak terkena pipa 3 3 6 T
Diberikan tanda di titik/jalur pipa agar tidak terkena excavator
Gangguan pada peralatan sehingga mengakibatkan ledakan/kebakaran
Semua peralatan sebelum dipergunakan diharuskan diperiksa terlebih dahulu
3 5 8 Y
Petugas yang berwenang diharuskan memeriksa secara berkala peralatan yang akan digunakan
No LOKASI AKTIVITAS URAIAN BAHAYA
PENGENDALIAN YANG DILAKUKAN SAAT INI K D N
R & P UU PENGENDALIAN RISIKO YANG DIBUTUHKAN KK L Y/T 4 Lokasi Loading/ unloading muatan
Stack & Un-stack Barang Beracun Berbahaya Ledakan / Kebakaran
Barang dengan label B3 di letakan pada slot yang telah ditentukan sesuai dengan intrikusi kerja
Setiap barang yang berlabel B3 khususnya kelas IMO 1 dan 7 dilakukan truck loading / unloading. Petugas security melakukan pengawalan selama proses muat / bongkar berlangsung. 1 5 6 Y
Perlu diinformasikan kepada
para pekerja agar saat
peletakan barang harus di tempat yang sesuai
Perlu dipertimbangkan adanya sanksi bagi pengguna jasa yang tidak menyatakan barang B3 secara benar.
Penyediaan APD bagi pelaksana evakuasi tumpahan B3 seperti (respiratory, ear protection, gloves and shoes, dll)
Tumpahan merusak struktur tanah dan pencemaran udara
Tanggap terhadap darurat tumpahan B3 dilakukan dengan mengikuti prosedur dan barang yang mengalami tumpahan dievakuasi ketempat penampungan tumpahan yang telah disediakan.
1 3 4 Y
Perlu diinformasikan kepada
para pekerja agar selalu
mengikuti prosedur
Ledakan dan kebakaran dari bahan kimia yang mengalami tum pahan atau kebocoran
Tanggap terhadap darurat tumpahan B3 dilakukan dengan mengikuti prosedur barang yang mengalami tumpahan dievakuasi ketempat penampungan tumpahan yang telah disediakan. 1 5 6 Y
Perlu dipertimbangkan relokasi tempat penyimpanan sementara tupahan B3 dari lokasi sekarang ke lokasi yang lebih aman terhadap manusia dengan adanya ledakan.
3 bagian HIRAC
upaya untuk melakukan identifikasi
terhadap bahaya dan karakternya
melakukan penilaian resiko terhadap
bahaya yang ada
merekomendasikan usaha apa yang harus
kita lakukan untuk menghadapi bahaya
tersebut.
FGD (Foccussed group Discussion)
Sosialisasi pengurangan resiko bencana diperlukan sebagai upaya pendidikan mitigasi bencana agar masyarakat dapat merespon dengan cepat dan proaktif terhadap peristiwa bencana.
Ketika masyarakat mendapat peringatan dini, maka minimal ada dua hal penting yang bisa di lakukan, yaitu :
Tindakan apa yang harus dilakukan setelah mendapat
peringatan dan sistem apa yang mendukung pelaksanaan efektif.
Memastikan bahwa tindakan yang cepat dan terkoordinir
Berdasarkan data FGD yang didapat dari PT. Tripatra diketahui bahwa perusahaan sudah melakukan FGD untuk sosialisasi bencana-bencana yang akan terjadi seperti salah satunya ledakan yang mengakibatkan warga sekitar bencana atau yang termasuk dalam lokasi terdampak bencana. Perusahaan mengundang warga sekitar, pejabat desa, dan instansi pemerintahan, berikut ini adalah foto-foto FGD 1 kegiatan proyek lapangan banyu urip EPC-1 :
Melakukan pengujian dan peninjauan
kembali
Dalam tahapan ini akan dilakukan pengujian
dan penganalisaan kembali terhadap semua
rencana yang sudah dirancang.
Penyusunan Dokumen APELL
Dalam tahap ini mulai dilakukan penyusunan
dokumen APELL. Mulai dari memasukkan
semua data yang sudah dikerjakan dan
dianalisa lalu dijadikan dalam bentuk sebuah
dokumen APELL.
KESIMPULAN
Dari pengerjaan dokumen APELL (Awareness and
Preparedness for Emergencies at Local Level) maka
telah dihasilkan sebuah dokumen APELL yang
berisi tentang prosedur-prosedur untuk
mempersiapkan dan mengantisipasi bencana ledakan yang akan terjadi di Exxon Mobil EPC-1 Blok Cepu.
SARAN
Saran untuk pengembangan dokumen lebih
lanjut yakni dengan memperluas batasan
masalah. Seperti contohnya bencana yang
diakibatkan oleh tercemarnya gas berbahaya
yang ditimbulkan oleh pertambangan Exxon
Mobil EPC-1 Cepu.
DAFTAR PUSTAKA
APELL for Port Areas, 1996. “APELL Awareness and Preparedness for Emergencies at Local Level”. London.
UK.
Direktorat Kesehatan dan Keselamata Kerja, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dewan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (DK3N), & Asosiasi Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja Konstruksi (A2K4), 2004, “Pedoman Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Konstruksi, Indonesia.
HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and Control), 2014, Bojonegoro, PT. Tripatra Engineer and
Constructor.
Holcim, 2004, Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Industri Semen.
OHSAS 18001:2007. Occupational Health and Safety Assessment Series : Health Safety and Environtmental
Management System.
Papua New Guinea LNG Environmental and Social Management Plan, 2010, Papua New Guinea, Exxon Mobil.
Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Jakarta
Sistem LK3 (Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja), 2003, Surabaya, PT. Terminal Petikemas Surabaya.
Triutomo, Sugeng., Widjaja, WB., Sugiharto, R., Siswanto, & Kristanto, Y., 2011, “Panduan Perencanaan Kontinjensi