• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fina Nurmita. Universitas Dehasen, Bengkulu Jl. Meranti Raya No. 32, Sawah Lebar, Ratu Agung, Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fina Nurmita. Universitas Dehasen, Bengkulu Jl. Meranti Raya No. 32, Sawah Lebar, Ratu Agung, Bengkulu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

86

PENGEMBANGAN BUKU AJAR SISWA DAN BUKU GURU BERBASIS MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VIISMPAL KARIM KOTA BENGKULU Fina Nurmita

Universitas Dehasen, Bengkulu

Jl. Meranti Raya No. 32, Sawah Lebar, Ratu Agung, Bengkulu Email :finanurmita91@gmail.com

Abstract. The research aims to produce a student’s text book and a teachers’ guide book with realistic mathematic as the fundamentals. The objectives are to increase knowledge, attitude, and mathematical aptitude of students’ of SMP Al Karim Bengkulu. The Research was an experimental research seeking to produce students’ text book and teachers’ guide book in order to help reader better comprehends the concept of two-dimensional figure, rectangle, and triangle. In order to develop the design, there were four steps of the research: defining, designing, developing, and disseminating. The research object was VII class students if SMP Alkarim Bengkulu academic year of 2014/2015 that comprised of 17 students, consisted of 8 male and 9 female. The current findings have several conclusions regarding the ideal criteria of better students’ text book and teachers’ guide book with realistic mathematic as the fundamental: 1) It should be able to help students constructing the knowledge instead of merely receiving the knowledge; 2) in order to be able to improve student’s attitude, the book should be designed to provoke curiosity and students class participations; 3) in order to be able to increase mathematical aptitude, it should be able to increase students’ mathematical skill as well as observation skill, and using the formulation that has previously given. The Research findings have indicated that the book with aforementioned criteria was able to help the students reaching better score with average of 80.02 and 76 percent of students in the class were able to reach higher score above the pre-determined standard (KKM). Findings from the observation sheets have also shown that students were able to reach 4.1 score or in other words the students were highly active and involve during the study process. Findings from the mathematical aptitude sheets have concluded that the students were able to reach 4.03 score or in other words were highly creative.

Keywords: Developing Students’ Text Book and Teachers’ Guide, realistic mathematic, mathematical knowledge, attitude, mathematical aptitude.

(2)

Kompetensi yang wajib dimiliki seorang guru diantaranya adalah mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu dan menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik serta mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Guru dituntut mempunyai kreativitas untuk menyusun dan mengembangkan bahan ajar yang inovatif, variatif, menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswanya. Menurut Hudojo (2005:3) kurikulum matematika harus ditangani oleh guru yang kompeten karena diharapkan agar prestasi siswa diharapkan berhasil baik. Kurikulum yang baik jika ditangani oleh guru yang kompeten, kurikulum tersebut akan dapat dilaksanakan di depan kelas dengan baik. Pelaksanaan kurikulum di depan kelas benar-benar sangat bergantung kepada keterampilan dan kemampuan seorang guru.Menurut Hudojo (2005:3-4), faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar kurikulum itu dapat dilaksanakan di depan kelas adalah kurikulum matematika harus disusun menurut kesatuan yang utuh, perumusan tujuan yang jelas, pemilihan dan pengorganisasian bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, strategi penyampaian bahan kepada siswa, penilaian keberhasilan.

Walaupun buku ajar sudah berganti mengikuti kurikulum yang ada, namun guru belum mengikuti implementasi kurikulum tersebut. Padahal pemerintah sudah membuat buku sesuai dengan kurikulum yang baru. Akibatnya guru masih banyak menggunakan buku-buku lama. Susunan materi pada buku tidak melalui kontruksi pengetahuan siswa, karena siswa dihadapkan langsung pada hal bersifat abstrak. Contohnya, pada materi pembelajaran bangun datar segiempat, siswa dihadapkan langsung dengan bentuk-bentuk segiempat selanjutnya rumus untuk mencari keliling dan luas segiempat sehingga aktivitas siswa hanya sebatas menghafal rumus dan mengerjakan soal saja. Materi yang diberikan

menjadi tidak bermakna. Siswa menjadi cepat lupa dan tidak memahami konsep dengan baik. Siswa selalu dihadapkan oleh materi-materi baru yang tidak dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa. Materi yang ada pada buku tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa padahal menurut Budiningsih (2008) pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Bila guru bermaksud untuk mentransfer konsep, ide, dan pengetahuannya tentang sesuatu kepada siswa, pentransferan itu akan diintepretasikan oleh siswa sendiri melalui pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri.Oleh karena itu, yang sangat penting dilakukan sekarang ini adalah mengembangkan bahan ajar yang berbasis realistic yaitu berupa buku ajar yang dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuannya melalui pengalaman-pengalaman belajarnya yang di desain sesuai dengan kebutuhan siswa dan membuat siswa lebih mandiri.

Bahan ajar berbasis matematika realistik selain harus sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu sesuai konteks, sederhana dan realistik. Menurut Treffers (wijaya, 2012:21-23) karakteristik pembelajaran matematika realistic diantaranya penggunaan konteks, penggunaan model untuk matematisasi progresif, pemanfaatan hasil kontruksi siswa, interaktivitas dan keterkaitan. Penggunaan konteks ini yang dimaksud adalah penggunaan masalah-masalah yang ada di dunia nyata. Hal tersebut dapat dibayangkan oleh siswa sehingga pengetahuan awal siswa sangat dibutuhkan untuk dihubungkan dengan pengetahuan baru. Sesuai dengan Budiningsih (2008) mengemukakan bahwa pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

Salah satu karakteristik pembelajaran matematika realistic yaitu pemanfaatan hasil kontruksi siswa. Melalui bahan ajar yang

(3)

mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilannya melalui tahapan yang ada pada bahan ajar tersebut sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 mengenai keterampilan yaitu siswa mampu mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Selain itu, pada karakteristik pembelajaran matematika realistic selanjutnya yaitu interaktivitas dengan memunculkan interaksi antar siswa serta siswa dan guru. Interaksi berfungsi mengkomunikasikan ide-ide siswa melalui diskusi antar anggota kelompok dan kelompok lain. Interaktivitas ini mengakibatkan munculnya sikap-sikap siswa selama proses pembelajaran. Sikap positif yang diharapkan melalui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran seperti menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya (kemendikbud 2013). METODE

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2011:297) menyimpulkan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”. Produk yang dikembangkan adalah buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik kelas VII di SMP Al Karim Kota Bengkulu.Pengembangan ini dimodifikasi dari model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D.

(4)

Model pengembangan perangkat 4-D dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I (1974:5) yang terdiri dari 4 tahap yaitu define, design, develop, dan disseminate. Masing-masing tahapan mempunyai alur yang tergambar dalam bagan berikut ini:

Gambar 1 Alur Model Pengembangan Subjek dalam penelitian

pengembangan buku matematika siswa dan guru berbasis matematika realistik adalah

siswa-siswi Kelas VII SMP Al Karim Kota Bengkulu yang berjumlah 17 orang terdiri atas 8 laki-laki dan 9 perempuan.

Analisis awal

akhir

Analisis

Siswa

Analisis

Tugas

Analisis

Konsep

Spesifikasi tujuan

D

E

F

I

N

E

Perancangan Awal (Draft I)

D E S I G N

Validasi Ahli

Revisi Draft

I

Draft II

Uji Kepraktisan

Revisi Draft II

Draft III

Uji Efektifitas

Revisi Draft

III

Produk Akhir

D

E

V

E

L

O

P

(5)

Adapun instrumen penelitian meliputi: (1) Lembar Validasi Buku Ajar

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pendapat para ahli (validator) terhadap buku ajar yang disusun pada rancangan awal. Instrumen ini akan menjadi pedoman dalam merevisi buku ajar yang disusun.

Lembar validasi buku ajar terdiri dari tiga lembar validasi yaitu:

(a) Lembar Validasi Materi (b) Lembar Validasi Konstruksi (c) Lembar Validasi Bahasa (2) Lembar Kepraktisan Buku Ajar

Instrumen ini berupa angket yang diberikan kepada guru dan siswa sebagai pengguna produk buku ajar. Lembar ini berfungsi untuk mengetahui kepraktisan dari rancangan buku ajar yang telah valid. Lembar ini sebagai dasar untuk merevisi buku ajar. (3) Lembar Efektifitas Buku Ajar

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tingkat keefektifan buku ajar yang dikembangkan, terdiri dari:

(a) Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dan Guru

(b) Lembar Angket Respon Siswa (c) Lembar Tes Hasil Belajar (d) Lembar observasi sikap siswa

(e) Lembar observasi keterampilan matematika siswa

HASIL DAN PEMBAHASAN (1) Hasil Uji Kevalidan

(a) Validitas Materi

Pada validitas materi, buku siswa dan guru divalidasi oleh validator materi untuk memvalidasi materi dan konsep yang tepat yang akan dikembangkan dalam buku. Analisis kevalidan materi berdasarkan data pengisian instrument yang dilakukan oleh 3 orang validator oleh uji ahli materi menunjukkan bahwa buku ajar berdasarkan materi dinilai dengan skor rata-rata 4,63 yaitu “sangat valid”.

(b) Validitas Kontruksi

Proses pengembangan untuk konstruksi dimulai dari analisis tugas pada buku

siswa. Hasil dari analisis tugas yaitu terdiri dari analisis struktur isi dan analisis proses informasi sebagai berikut. Analisis kevalidan berdasarkan data pengisian instrumen oleh uji ahli konstruksi menunjukkan bahwa buku ajar siswa dan guru yang telah diperbaiki berdasarkan materi revisi dinilai dengan skor rata-rata 4,50 yaitu “Sangat Valid”.

(c) Validitas Bahasa

Proses pengembangan untuk bahasa dimulai dengan pemilihan bahasa yang sesuai dengan anak sekolah tingkat SMP. sebagai subjek pengguna buku ajar dimana siswa belum dapat memahami bahasa yang terlalu tinggi sehingga bahasa yang digunakan harus jelas, tidak berbelit-belit, pendek dan sederhana.

Analisis kevalidan berdasarkan data pengisian instrumen oleh uji ahli bahasa menunjukkan bahwa buku ajar yang telah diperbaiki berdasarkan materi revisi dinilai dengan skor rata-rata 4,33 yaitu “Sangat Valid”. Hasil validasi dari ketiga bagian yaitu materi, konstruksi dan bahasa secara umum diperoleh skor 4,41. Skor tersebut menghasilkan nilai “Sangat Valid” berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Ini berarti buku sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran baik dari segi materi, konstruksi, dan bahasa.

(2) Hasil Uji Kepraktisan

Dari pengamatan uji kepraktisan dan diskusi dengan guru matematika, ditemukan beberapa bagian yang perlu direvisi terutama kata-kata yang digunakan masih ada salah.

Setelah dilakukan uji kepraktisan terhadap siswa dan guru kemudian dilakukan analisis kepraktisan menggunakan lembar kepraktisan buku ajar yang telah diisi oleh siswa dan guru. Nilai kepraktisan per siswa dan guru diperoleh dengan menghitung jumlah rata-rata skor untuk setiap aspek kepraktisan, kemudian dibagi banyak aspek kepraktisan. Nilai kepraktisan diperoleh dengan menjumlahkan nilai kepraktisan siswa dan guru, kemudian dibagi dua. Hasil penilaian lembar

(6)

kepraktisan yang diisi oleh siswa diperoleh nilai 4,8 sedangkan skor kepraktisan guru diperoleh 4,86.

Analisis kepraktisan berdasarkan data pengisian instrumen oleh siswa dan guru menunjukkan bahwa Draf II buku ajar yang di uji kepraktisannya menghasilkan skor rata-rata 4,83 yaitu “Sangat Praktis” berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Hasil ini menunjukan bahwa bagian-bagian pada buku ajar siswa dan guru sangat dapat digunakan dengan baik tanpa ada kendala yang berarti. Buku ajar yang telah diuji kepraktisan dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya.

(3) Hasil Uji Efektifitas

Uji Efektifitas dilakukan setelah proses uji kepraktisan menghasilkan buku yang valid dan praktis. Buku ini diujicobakan terhadap 18 siswa kelas VII SMP Al Karim Kota Bengkulu. Pada uji efektifitas ini, yang akan dianalisis adalah keefektifan buku ajar siswa dan guru yang terdiri dari analisis aktivitas dalam proses belajar mengajar yang terdiri dari aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, respon siswa terhadap proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.

(a) Analisis aktivitas siswa dan guru menggunakan buku ajar

Hasil uji efektifitas, diperoleh analisis aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran. Jumlah skor rata-rata aktivitas diperoleh dengan menjumlahkan rata-rata skor aktivitas siswa dan guru dibagi dua, sehingga diperoleh jumlah rata-rata 4,35. Sedangkan jumlah rata- rata aktivitas siswa dan guru masing-masing diperoleh 4,6 dan 4,1.

(b) Analisis respon siswa

Skor rata-rata respon per siswa diperoleh dengan menghitung jumlah skor seluruh aspek respon siswa yang dinilai, kemudian dibagi banyaknya respon siswa yang

dinilai. Skor rata-rata respon siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor rata-rata respon per siswa, kemudian dibagi banyaknya siswa. Skor rata-rata respon siswa adalah 4,5. Skor rata-rata respon siswa diperoleh dengan rumus berikut. 𝑅̅ =∑ 𝑅̅𝑖 𝑛 𝑖=1 𝑛 𝑅̅ = 76,8 17 𝑅̅ =4,51 (c) Analisis hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa selama proses pembelajaran diperoleh melalui hasil nilai hasil tes hasil belajar setelah berakhirnya proses pembelajaran. Skor rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor hasil belajar per siswa, kemudian dibagi banyaknya siswa. Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 4,24. Skor rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

𝐻̅ =∑ 𝐻̅𝑖 𝑛 𝑖=1 𝑛 𝐻̅ =72 17 𝐻̅ =4,24

Analisis hasil belajar siswa secara singkat disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1 Hasil Belajar Siswa

Uraian Jumlah Persentase Siswa yang

tuntas 13 76,5%

Siswa yang

tidak tuntas 4 23,5%

Tabel menunjukkan bahwa 13 siswa tuntas secara individual. Selain itu siswa juga memenuhi kriteri ketuntasan secara klasikal, karena persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 76,5%, sehingga dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

(7)

Hasil uji efektifitas memberikan nilai 4,35. Skor rata-rata efektifitas diperoleh dengan rumus sebagai berikut: 𝐸̅ =(𝐴̅𝑥30%) + (𝑅̅𝑥30%) + (𝐻̅𝑥40%) 100% 𝐸̅ =(4,35𝑥30%) + (4,51𝑥30%) + (4,24𝑥40%) 100% 𝐸̅ = 4,35 Berdasarkan analisis data yang diperoleh

terlihat bahwa efektifitas buku ajar siswa dan guru dalam kategori efektif. Hal ini menunjukkan bahwa buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik sangat layak digunakan dan memberikan manfaat pada proses pembelajaran yakni mengefektifkan aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar, respon dan hasil belajar siswa.

(1) Buku Ajar Siswa dan Buku Guru Berbasis Matematika Realistik yang Dapat Meningkatkan Pengetahuan Matematika Siswa

Pengetahuan siswa diukur berdasarkan tes hasil belajar, dimana soal mencakup indikator yang ada di dalam buku siswa dan guru. Dari hasil pengamatan terhadap hasil tes pengetahuan siswa maka diperoleh sebanyak 13 orang yang lulus. Nilai tertinggi 90 dengan nilai dan nilai terendah 65. Secara klasikal persentase kelulusan siswa sebesar 76,47 % dalam kategori lulus. Maka buku ajar layak untuk digunakan untuk meningkatkan pengetahuan siswa.

(2) Buku Ajar Siswa dan Buku Guru Berbasis Matematika Realistik yang Dapat Meningkatkan Sikap Siswa

Untuk mengetahui perkembangan sikap siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan buku ajar siswa berbasis matematika realistik, maka peneliti melakukan observasi melalui lembar observasi sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran menggunakan buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik yang dilakukan dikelas dengan metode pembelajaran realistik.

Secara klasikal nilai sikap siswa yaitu 4,1sikap siswa dalam kategori “sangat aktif” atau siswa menunjukkan sikap positif selama proses pembelajaran menggunakan buku ajar siswa dan guru.

(3) Buku Ajar Siswa dan Buku Guru Berbasis Matematika Realistik yang Dapat Meningkatkan Keterampilan Matematika Siswa

Untuk mengetahui perkembangan keterampilan matematika siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan buku ajar siswa berbasis matematika realistik, maka peneliti melakukan observasi melalui lembar observasi keterampilan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran menggunakan buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik yang dilakukan dikelas dengan metode pembelajaran realistic.

Adapun pengamatan melalui lembar observasi keterampilan matematika siswa oleh 2 orang pengamat setiap kali pertemuan. Hasil lembar observasi keterampilan matematika sikap siswa terdapat pada lampiran 24.

Secara klasikal nilai hasil observasi adalah 4,03 (lampiran 25) atau keterampilan matematika siswa dalam kategori “sangat terampil” atau siswa menunjukkan keterampilannya selama proses pembelajaran menggunakan buku ajar siswa dan guru. Sehingga buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik ini cocok untuk meningkatkan keterampilan siswa.

(8)

(1) Buku Ajar Matematika Siswa dan Guru Berbasis Matematika Realistik

Berdasarkan hasil penelitian para validator, buku ajar matematika berbasis matematika realistik dinyatakan sangat valid secara materi, kontruksi dan bahasa yang ditunjukkan dengan tabel berikut:

Tabel 2 Hasil Validasi

No Jenis Validasi Rata-rata penilaian

validator Kriteria

1 Validasi materi 4,63 Sangat valid

2 Validasi kontruksi 4,50 Sangat valid

3 Validasi bahasa 4,33 Sangat valid

Hal ini bearti buku ajar matematika dapat digunakan dengan revisi sedikit. Revisi meliputi perbaikan saran-saran dari validator seperti permasalahan yang disajikan harus lebih kontekstual. Gambar-gambar yang digunakan sebaiknya memakai gambar yang sering ditemui oleh siswa. Setelah dilakukan revisi kecil maka buku ajar matematika berbasis matematika realistik siap diujicobakan di lapangan.

Penyajian materi pada buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik ini disusun berdasarkan karakteristik dari pendekatan matematika realistik. Treffers (Wijaya, 2012:21-23) mengungkapkan karakteristik pembelajaran matematika realistik sebagai berikut:

(a) Penggunaan konteks

Konteks atau permasalahan realistik digunakan dalam titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata, namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa sehingga siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan.

Pada buku yang dikembangkan, penggunaan konteks berupa masalah kontekstual selalu menjadi topik awal pembelajaran. Masalah yang digunakan sebagai jembatan penghubung siswa menuju proses matematisasi dari formal atau hal-hal yang bersifat nyata sehingga dapat

dibayangkan oleh siswa menjadi matematika yang bersifat abstrak. Siswa diajak berfikir melalui pernyataan masalah maupun gambar yang ada di buku.

(b) Penggunaan model untuk matematisasi progresif

Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematika yang dikembangkan oleh siswa sendiri (self developed models). Peran self developed models merupakan jembatan bagi siswa dari situasi real ke situasi abstrak atau dari matematika konkrit ke matematika formal. Misalnya pada buku ajar yang dikembangkan, siswa diberi kebebasan untuk mengamati benda-benda di sekitar siswa. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan sendiri model yang akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahannya.

(c) Pemanfaatan hasil kontruksi siswa (students contribution)

Kontribusi yang besar pada proses pembelajaran diharapkan datang dari konstribusi dan produksi siswa sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal ke arah formal. Dari hasil kontribusi dan produksinya, diharapkan siswa termotivasi untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka sendiri anggap penting dalam proses pembelajaran. Pada buku ajar matematika yang dikembangkan, siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep yang penting berdasarkan hasil pengamatan dan kontruksi siswa sehingga diperoleh hipotesis-hipotesis

(9)

sementara yang dihasilkan oleh siswa untuk didiskusikan kembali.

Adapun sintaks pada buku ajar matematika berbasis matematika realistik yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa adalah sebagaI berikut: (a) Masalah kontekstual

Setiap awal pembelajaran dalam buku dimulai dengan suatu masalah yang dapat ditemukan siswa di kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Masalah disajikan disertai gambar atau contoh-contoh yang menarik yang sering ditemui siswa di keshidupan sehari-harinya.

(b) Pertanyaan-pertanyaan masalah kontekstual

Pertanyaan-pertanyaan masalah berdasarkan masalah kontekstual yang disajikan membantu siswa dalam menemukan konsep materi yang akan dicari atau ditemukan. (c) Penyelesaian masalah/ langkah-langkah

penyelesaian

Buku ajar matematika berbasis matematika realistik ini dikembangkan agar siswa mampu mengasah keterampilannya sekaligus menemukan sendiri konsep-konsep berdasarkan pengamatannya sendiri. Siswa dituntut menemukan sendiri konsep dengan menyelesaikan masalah yang disajikan. Untuk mempermudah siswa menyelesaiakan masalah, di dalam buku terdapat tabel-tabel atau kolom penyelesaian sehingga siswa dapat mengisinya sendiri.

(d) Kesimpulan

Kesimpulan merupakan konsep akhir pembelajaran yang telah didapat selama proses pembelajaran. Kesimpulan dapat berupa konsep, atau rumus dari suatu materi. Misalnya pengertian segiempat dan segitiga, rumus keliling segiempat atau luas segitiga.

(e) Tugas mandiri siswa

Tugas mandiri berupa soal-soal untuk menguji pemahaman siswa. Tugas mandiri terdapat di setiap akhir pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan buku ajar matematika berbasis matematika

realistik pada pokok bahasan bangun datar segiempat dan segitiga dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa melalui proses kontruksi siswa sendiri karena materi-materi yang disajikan berdasarkan kehidupan sehari-hari sehingga siswa belajar berdasarkan pengamatannya pada lingkungannya. Pada proses pembelajaran guru hanya bersifat fasilitator atau pembimbing siswa sehingga siswa menjadi pusat pembelajaran. Buku ajar berbasis matematika realistik ini membuat siswa mampu mengaitkan isi materi dengan kehidupan sehari-hari serta diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata sehingga siswa menemukan sendiri konsep atau tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu dari tiga prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistic menurut Gravemeijer (1994:90) yaitu penemuan kembali dan matematisasi progresif (Guided reinvention and progressive mathematizing). Hal ini berarti melalui masalah yang disajikan, siswa harus diberi kesempatan untuk mengalami sendiri proses menemukan kembali konsep-konsep ataupun prinsip-prinsip matematika seperti yang telah dilakukan oleh para ahli yang menemukannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan masalah kontekstual yang mempunyai berbagai kemungkinan solusi, dilanjutkan dengan matematisasi. Proses belajar diatur sedemikian rupa sehingga siswa menemukan sendiri konsep atau hasil. Proses menemukan konsep tersebut dilakukan siswa dengan bantuan atau tanpa bantuan guru.

(2) Pengetahuan matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik

Proses kontruksi pengetahuan siswa diperoleh dari awal sampai akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran siswa menggunakan buku ajar matematika berbasis matematika realistik. Buku ajar tersebut sangat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan siswa karena buku ajar disusun berdasarkan karakteristik matematika realistic

(10)

yaitu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa.Buku ajar matematika berbasis matematika realistik tidak memuat rumus-rumus atau konsep-konsep materi, tetapi siswa sendiri yang menemukan konsep materi tersebut.Buku ajar matematika berbasis matematika realistik memuat masalah-masalah yang dapat membuat siswa berfikir secara kreatif sehingga dapat meningkatkan pengetahuannya. Hal ini sejalan pendapat Asri Budiningsih (2008:59) bahwa proses pembentukan pengetahuan dilakukan dengan siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Pengetahuan merupakan indikator kognitif dalam proses pembelajaran. Sehingga untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa, dilakukan tes hasil belajar. Tes pengetahuan siswa dilakukan setelah proses pembelajaran menggungakan buku ajar berbasis matematika realistik. Soal-soal tes pengetahuan dibuat berdasarkan indikator pembelajaran. Berdasarkan hasil tes menunjukkan bahwa melalui buku ajar berbasis matematika realistik dapat meningkatkan pengetahuan siswa, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa 80,5 dengan secara klasikal 82,35% siswa yang dinyatakan tuntas dengan nilai diatas standar kelulusan yaitu 75.

Jadi peningkatan pengetahuan siswa perlu diupayakan dengan berbagai macam cara diantaranya proses pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik karena didalam buku ajar berbasis matematika realistik memuat langkah-langkah pembelajaran yang dapat membimbing siswa menemukan konsep materi melalui kontruksi pengetahuan siswa sendiri. Proses kontruksi pengetahuan siswa dimulai dari permasalahan-permasalahan kontesktual yang dilanjutkan dengan penyelesaian masalah berdasarkan model yang dibangun oleh siswa sendiri sehingga menghasilkan suatu konsep baru yang abstrak baik berupa rumus atau definisi matematika.

(3) Sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik

Sikap sebenarnya hal yang mudah diamati, karena sikap siswa akan tampak pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Toeti Sukamto (1993:70) sikap merupakan suatu keadaaan internal seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya terhadap suatu objek atau kejadian disekitarnya. Jadi sikap merupakan tingkah laku yang dilakukan siswa selamaa proses pembelajaran.

Proses pembelajaran menggunakan buku ajar matematika berbasis matematika realistik membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Materi yang di sajikan bersifat nyata sehingga siswa lebih aktif mencari solusi melalui pengamatan langsung, bertanya dengan teman maupun guru.Siswa harus lebih aktif agar dapat menemukan konsep atau menyelesaikan permasalahan yang dicari.Siswa dapat mengungkapkan seluas-luasnya gagasan mereka melalui buku ajar sehingga siswa dituntuk aktif berdiskusi bersama temannya.Karena pembelajaran berpusat pada siswa.Setelah menemukan konsep, siswa diajak berdiskusi dengan temannya, hal ini dapat berupa diskusi kelompok sehingga lebih efisien. Guru dapat membimbing siswanya menuju proses kesimpulan akhir sehingga hal-hal yang kurang tepat dapat diperbaiki oleh guru. Sehingga peran guru sebagai fasilitator dapat berjalan dengan baik. Sikap siswa selama proses pembelajaran dapat diamati secara individu melalui lembar observasi yang sudah dibuat.

Selama proses pembelajaran di kelas menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik, dilakukan pengamatan melalui lembar obeservasi sikap siswa yang dilakukan oleh dua pengamat. Indikator sikap diambil dari kompetensi inti kurikulum 2013.Sikap yang diamati secara individu oleh pengamat. Masing-masing pengamat mengamati 2 kelompok diskusi atau 8 dan 7 siswa. Berdasarkan hasil pengamatan sikap

(11)

siswa melalui lembar pengamatan sikap siswa dikelas menunjukkan bahwa nilai rata-rata sikap siswa dikelas 4,1 atau tergolong sangat aktif. (4) Keterampilan matematika siswa setelah

mengikuti pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik

Selain sikap dan pengetahuan siswa, keterampilan juga merupakan bagian dari kompetensi inti dari kurikulum 2013 sehingga keterampilan matematika siswa sangat penting dalam proses pembelajaran matematika. Untuk meningkatkan keterampilan matematika siswa, selama proses pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik.

Selama proses pembelajaran menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik, siswa dapat mengeksplorasi kreatifitasnya sendiri karena siswa bertugas menemukan konsep yang dibimbing melalui buku ajar tersebut. Sebagai contohnya pada pembelajaran 1 tentang sifat-sifat bangun datar segiempat dan segitiga siswa diberi ruang berfikir seluas-luasnya untuk mencari benda-benda di sekitarnya yang permukaan benda-benda tersebut merupakan bidang datar. Lalu menggambar permukaan benda tersebut di buku. Pada tahap ini, keterampilan siswa akan terlihat yaitu Siswa dapat menggunakan benda-benda yang ada dilingkungan sebagai media pembelajaran (aspek ke 1 pada lembar observasi keterampilan siswa), selanjutnya siswa mendefinisikan bangun dasar berdasarkan banyak sisinya pada tahap penilaian aspek le 2 yaitu Siswa dapat menguraikan masalah yang diberikan kedalam bentuk yang lebih sederhana dan seterusnya. Proses pengamatan keterampilan siswa melalui dua pengamat dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan selama pembelajaran didapatkan nilai akhir keterampilan siswa 4,03 dengan kriteria siswa sangat terampil.

(5) Efektifitas pembelajaran dengan menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik

Berdasarkan kriteria penentuan pencapaian efektifitas pembelajaran menggunakan buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik secara operasional menggunakan tiga indikator aspek yaitu:

(a) Penilaian aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung yaitu sebesar 4,1 dan 4,6 dalam kategori sangat aktif

(b) Penilaian respon siswa selama belajar menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik yaitu sebesar 4,5 atau dalam kategori sangat setuju bearti siswa sangat senang menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik ini (c) Penilaian hasil belajar siswa secara

klasikal 80 % siswa tuntas dengan rata-rata nilai siswa 80,2

Berdasarkan data tersebut diperoleh simpulan bahwa buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran di kelas pada materi bangun datar segiempat dan segitiga

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Buku ajar siswa dan guru berbasis

matematika realistik yang dapat meningkatkan pengetahuan matematika siswa adalah buku ajar yang penyajian materinya dapat membuat siswa mengkontruksi pengetahuan dan bukan proses menerima pengetahuan (Contructivism). Materi dimulai dengan memberikan suatu masalah nyata yang sering dihadapi oleh siswa. Masalah tersebut merupakan pengetahuan awal yang akan dikembangkan dan diselesaikan oleh siswa melalui model matematisasi sehingga muncul pengetahuan yang baru. Buku ajar

(12)

tersebut dapat meningkatkan pengetahuan siswa dengan rata-rata 80,02 dan secara klasikal 76% siswa memiliki nilai diatas standar kelulusan atau KKM.

(2) Buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik yang dapat meningkatkan sikap siswa adalah buku ajar yang penyajian materinya mampu meningkatkan rasa keingintahuan siswa. Buku ajar berisi masalah-masalah yang harus diselesaikan sehingga siswa secara aktif, kreatif dan produktif bersama teman kelompoknya menyelesaiakan masalah tersebut. Proses pembelajaran melalui student center sehingga siswa sendiri yang menemukan konsep materi yang akan dibahas. Siswa bekolaborasi bersama teman-temannya mengamati, menghitung, bertanya, berdiskusi, dan lain-lain. Sehingga meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi, sikap siswa mencapai nilai 4,1 atau dengan kriteria siswa sangat aktif.

(3) Buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik yang dapat meningkatkan keterampilan siswa adalah buku ajar yang penyajian materinya mampu membuat siswa terampil baik dalam menghitung, melakukan pengamatan, menggunakan rumus dalam soal, dan sebagainya. Melalui hasil lembar pengamatan keterampilan siswa yaitu dengan nilai 4,03 atau kategori sangat terampil.

(4) Pembelajaran dengan menggunakan buku ajar siswa dan guru berbasis matematika realistik efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Efektif tersebut dinilai dari:

(a) Penilaian aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung yaitu sebesar 4,1 dan 4,6 dalam kategori sangat aktif

(b) Penilaian respon siswa selama belajar menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik yaitu sebesar 4,5 atau dalam kategori sangat setuju bearti siswa sangat senang menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik ini

(c) Penilaian hasil belajar siswa secara klasikal 80 % siswa tuntas dengan rata-rata nilai siswa 80,2

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai tindak lanjut terkait penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

(1) Buku ajar matematika berbasis matematika realistik ini hanya diimplementasikan pada satu sekolah saja yaitu SMP Al Karim Kota Bengkulu belum diimplementasikan pada sekolah lain. Untuk mengetahui efektifitas buku ajar ini di sekolah lain disarankan para guru untuk menerapkan buku ajar berbasis matematika realistik ini pada ruang lingkup yang lebih luas di sekolah menengah sederajat lainnya.

(2) Bagi guru yang ingin menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik, disarankan untuk melakukan observasi pada lingkungan sekolah sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan obsevasi langsung di lingkungan di sekitar sekolah. Jika tidak memungkinkan guru bias membawa benda-benda yang dapat dijadikan bahan pembelajaran pendamping buku.

(3) Bagi guru atau peneliti yang tertarik untuk menggunakan buku ajar berbasis matematika realistik dalam pembelajaran dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang aspek-aspek lainnya dalam pembelajaran dan mengaplikasikannya pada materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(13)

Hudojo, Herman.2005. Pengambangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Koeno, Gravemeijer.1994. Developing of Mathematics Realistic. Utrecht: Fruedenthal Institute.

Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs): Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2013. Diakses tanggal 21 Oktober 2014 pada

http://www.pendidikan- diy.go.id/file/mendiknas/kurikulum-2013-kompetensi-dasar-smp-ver-3-3-2013.pdf

Sukamto, Toeti. (1993). Prinsip belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thiagarajan, S., Semmel, D. S., and Semmel,

M. I. 1974. Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children Leadership Training Institute/ Special Education, Minnesota : University of Minnesota, Minneapolis. Wijaya, Ariyadi.2012. Pendidikan Matematika

Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gambar

Gambar 1 Alur Model Pengembangan  Subjek  dalam  penelitian
Tabel 2 Hasil Validasi

Referensi

Dokumen terkait

listrik,air,telepondan biaya sewa ojek. Hal ini menyebabkan kecilnya keuntungan yang di peroleh perusahaan karena penentuan harga pokok produksi yang lebih kecil.

6. Jika tidak terdapat peraturan hukum di negara yang bersangkutan tentang penahanan atas hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal VI, bagian 1-6 dari S&K ini, tetapi sistem hukum

Pemberian ekstrak kloroform biji jintan hitam mampu mengurangi kerusakan sel lambung dan mampu menurunkan proliferasi sel lambung pada tikus yang diinduksi DMBA.. Hasil

2 Jumat Ba’da Ashar Rumah Saifullah Pemurus Permai (Ibu-ibu) 3 Jumat Ba’da Maghrib Masjid As-Salam (Belakang Kantor Samsat) 4 Sabtu Ba’da Maghrib Masjid Al-Haq

Menurut Sanjaya (2008: 135-136) ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa: Pertama, Asumsi filosofis tentang pendidikan.

PEMERINTAH KOTA BENGKULU RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU TAHUN 2019 – 2023 DINAS KESEHATAN KOTA BENGKULU Jl Let Jend Basuki Rahmad No, Telp (0736) 21072) DAFTAR ISI

Mengingat ruang lingkup faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja para guru sangat luas, maka dalam penelitian ini pembahasan mengenai faktor-faktor