• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Fisiologis dan Performans Domba Lokal dengan Perbedaan Waktu Pemberian Pakan dan Panjang Pemotongan Bulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Fisiologis dan Performans Domba Lokal dengan Perbedaan Waktu Pemberian Pakan dan Panjang Pemotongan Bulu"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

7

,*,'% *./%.' +(5, +',

,/.9.',/.

Domba merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat di pulau Jawa, karena pemeliharaan yang relatif mudah, cepat menghasilkan manfaat, dan dapat digunakan sebagai tabungan. Klasifikasi bangsa domba yang paling umum adalah berdasar pada jenis yang dihasilkan. FaktorBfaktor lain yang menjadi dasar klasifikasi seperti jenis daging, warna dan ada tidaknya tanduk serta karakteristik kemampuan adaptasinya. Klasifikasi domba menurut Blakely dan Bade (1992) adalah sebagai berikut :

:

: (hewan bertulang belakang) : (hewan menyusui)

: (hewan berkuku genap) : (memamah biak)

: Species :

*+0&'%.9.%,/ +(5, +',

Sumantri . (2007) menyatakan bahwa domba lokal mempunyai posisi yang sangat strategis di masyarakat karena mempunyai fungsi sosial, ekonomi, dan budaya serta merupakan plasma nutfah digunakan dalam perbaikan bangsa domba di Indonesia melalui persilangan antar bangsa domba lokal dengan domba impor.

(2)

lemak dipangkal ekor, warna bulu putih, pertumbuhan lambat namun dapat bertahan hidup di tempat yang kering.

Murtidjo (2006) menambahkan bahwa karakteristik domba lokal diantaranya bertubuh kecil, lambat dewasa, berbulu kasar, tidak seragam, hasil daging relatif sedikit dan pola warna bulu sangat beragam dari bercak putih, coklat, hitam atau warna polos putih dan umumnya hitam. Menurut Devendra dan McLeroy (1992), ekor pada domba lokal umumnya pendek.

,',$ *$,' +(5,

.4,&,$

Hijauan merupakan sumber pakan yang sangat penting bagi ruminansia. Hijauan mengandung hampir semua nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak selain sebagai ! " atau pengenyang (Awabien, 2007). Menurut Mulyono (2009) pakan hijauan mengandung nutrisi yang dapat menentukan skor pertumbuhan, status reproduksi dan kondisi kesehatan ternak. Pakan hijauan segar dikatakan baik bila komposisi pemberiannya diatur antara yang mengandung protein rendah dan protein tinggi. Hijauan merupakan sumber serat kasar yang tinggi bagi ternak ruminansia. Hijauan yang dimaksud biasanya berupa rumputBrumputan.

Tabel 1. Komposisi nilai nutrisi rumput lapangan

(3)

murahdan pengelolaannya mudah. Pemberian rumput lapang segar sebagai pakan cukup baik dalam produksi maupun reproduksi selama pemeliharaan.

.(5, *%,$.,$ 0,$ *' 5&$,$

Bahan baku pakan yang dapat diberikan pada domba terdiri dari dua jenis yaitu hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan bahan pakan yang terdiri dari rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul yang telah diintroduksikan, juga beberapa jenis leguminosa. Sedangkan konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri atas bahan yang kaya akan karbohidrat dan protein. Konsentrat untuk ternak domba biasanya disebut pakan penguat yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan mudah dicerna (Murtidjo, 1993). Tujuan suplementasi pakan penguat (konsentrat) dalam pakan domba adalah untuk meningkatkan daya guna pakan atau menambah nilai nutrisi pakan,menambah unsur pakan yang defisiensi serta meningkatkan konsumsi dan pencernaan pakan (Murtidjo, 1993).

0,' ,0.

Dedak padi adalah bahan pakan yang diperoleh dari pemisahan beras dengan kulit gabahnya setelah proses penggilingan padi dengan metode pengayakan. Hasil ikutan dari pengilingan gabah menjadi beras terdiri atas bagian yang kasar dan bagian yang halus yang akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya kandungan serat kasar dedak (Parakkasi, 1985). Bila dilihat dari asalBusul pengolahan gabah menjadi beras wajar bila kandungan serat kasar itu tinggi. Tabel 2.Kandungan nutrisi dedak padi

Kandungan nutrisi Persentase (%)

Bahan Kering Protein TDN Serat Kasar Lemak Kasar

89,10a 13,80a 64,30b 8,00a 8,20a

(4)

(),/ , &

Tahu terdapat hampir disetiap daerah, sehingga limbahnya yang disebut ampas tahu juga mudah diperoleh. Meskipun disebut limbah, ampas tahu masih dapat dimanfaatkansebagai pakan ternak. Kandungan nutrisi ampas tahu sudah rendah karena telah diperas sedemikian rupa. Ampas tahu cepat basi dan baunya kurang sedap apabila tidak segera digunakan. Upaya yang dapat dilakukan agar dapat tahan lama disimpan, harus dijemur hingga kering (Katyanto, 1982).

Tabel 3. Kandungan nutrisi ampas tahu

Sumber : a. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2008). b. National Research Council (1995).

)&$-

,-&$-Penggunaan tepung jagung biasanya sebagai sumber energi dengan kandungan energi metabolisnya 3370 kkal/kg. Kandungan serat kasar dan protein tepung jagung (8,9%) rendah, namun mempunyai keunggulan sebagai sumber xanthophyl dan lemak. Jika dilihat dari kandungan asam amino jelas tepung jagung tidak dapat diandalkan sebagai sumber protein (Parakkasi, 1995).

Tabel 4. Kandungan nutrisitepung jagung

(5)

&()&* /,2.%

Lumpur sawit merupakan limbah padat dari sisa pengolahan buah kelapa sawit. Lumpur sawit banyak dijumpai di pabrik pengolahan kelapa sawit. Dari penelitiBpeneliti terdahulu Dalzell (1978)menunjukkan bahwa lumpur sawit yang selama ini terbuang begitu saja dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan penyusun ransum ternaksetelah melakukanpenelitian dengan menambahkan limbah kelapa sawit pada makanan sapi,akhirnya menyimpulkan bahwa limbah kelapa sawit merupakan bahan pakan yangpotensial, selain itu juga dapat mengatasi masalah polusi dan memberi nilaitambah pada pabrik pengolahan kelapa sawit. Limbah ini diharapkan bila saat ini tidak memiliki nilai ekonomis, tetapi nanti akan menjadi sumberdaya yang cukup potensial (Tobing dan Lubis, 1988).

Tabel 5. Kandungan nutrisi lumpur sawit

Kandungan nutrisi Persentase (%)

Bahan Kering Protein Kasar TDN

Serat Kasar Lemak Kasar

94,00 13,25 79,00 16,00 13,00

Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2000).

+ ,/ /

(6)

Tabel 6. Kandungan nutrisi molases

Kandungan Nutrisi Persentase (%)

Bahan Kering Protein Kasar TDN

Serat Kasar Lemak Kasar

67,50 3 – 4 81,00 0,38 0,08

Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Departemen Peternakan FP USU (2000).

Molases dapat dipergunakan sebagai pakan ternak. Keuntungan penggunaan molases untuk pakan ternak adalah kadar karbohidrat tinggi (48–60% sebagai gula), kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak. Molases juga mengandung vitamin B kompleks dan unsurBunsur mikro yang penting bagi ternak seperti cobalt, boron, jodium, tembaga, mangan dan seng, sedangkan kelemahannya ialah kadar kaliumnya yang tinggi dapat menyebabkan diare jikadikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti #1985).

,*,(

Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dimana selain berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang berlebihan bagi ternak karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997). Garam dapur ditambahkan sebanyak 0,5% untuk meningkatkan tingkat konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25 – 1,75 kg/ekor/hari. Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan sampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).

(7)

* ,

Urea merupakan salah satu sumber nitrogen bukan protein (NBP) yang berbentuk kristal putih, bersifat mudah larut dalam air dan mengandung 45% nitrogen (Parakkasi, 1995)7 Urea dalam proses fermentasi akan diuraikan kembali oleh enzim urease menjadi amonia dan karbondioksida dan selanjutnya amonia akan digunakan untuk menbentuk asam amino. Ada beberapa syarat dalam penggunaan urea yang harus diperhatikan yaitu ketersediaan karbohidrat yang mudah dicerna, harus dicampur dengan baik dengan bahan pakan lain, diberikan pada waktu adaptasi dua sampai dengan tiga minggu, serta pemberiannya disarankan disertai dengan penambahan mineral (Parakkasi, 1995)7

.$ *,

Menurut Parakkasi (1999), kebutuhan Ca dan P untuk ternak ruminansia menjadi unsur yang sangat penting diperhatikan dalam pemberian pakan. Dari beberapa mineral makro yang dibutuhkan ternak, hanya garam (NaCl), kalsium (Ca) dan phospor (P) yang secara rutin ditambahkan ke ransum ternak. Garam merupakan salah satu bahan baku mikro yang dapat digunakan dalam ransum ternak. Garam paling umum ditambahkan dalam ransum karena kelebihannya yaitu: berasal dari satu sumber, tidak mahal dan relatif mudah diuji. Sifat fisik garam sebagai bahan uji adalah lebih padat, bentuk kubik dan lebih kecil dibanding partikel lain. Pengujian sampel yang mengandung garam dapat dilakukan dengan teknik pengujian Na+ atau ClB. Garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan yang di gunakan untuk melengkapi kekurangan mineralBmineral lainnya yang dibutuhkan oleh ternak. Dikalsium Fospat ( $ / DCP) merupakan bahan untuk melengkapi kebutuhan kalsium dan phosphate bagi ternak, dengan kisaran pemberian 1B2%.

5&%& ,$ @,% ,',$,$ +(5,

(8)

Research Council, 2001). Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas ternak adalah bahan makanan yang meliputi jumlah dan kualitas pakan.

Kebutuhan nutrisi ternak dapat dikelompokkan menjadi komponen utama yaitu energi, protein, mineral, dan vitamin. KomponenBkomponen utama tersebut diperoleh dari zat makanan yang masuk kedalam tubuh ternak. Peningkatan konsumsi energi dan protein berperan dalam peningkatan konsentrasi insulin dan (IGF) dalam darah yang berpengaruh terhadap folikel yang hubungannya dengan hormone FSH dan LH 6Pulina, 2004). Energi, protein, mineral, vitamin dan air dibutuhkan untuk proses reproduksi secara normal sama halnya dengan kebutuhan nutrisi untuk metabolisme tubuh yang lain (hidup pokok, pertumbuhan dan produksi susu).

Pada dasarnya ternak membutuhkan zat makanan atau energi untuk hidup pokok dan untuk energi cadangan yang akan disimpan dalam jaringan baru dan energi untuk prosesBproses metabolisme. Secara langsung, nutrisi menyediakan glukosa, asam amino, vitamin, dan elemen kimia esensial. Secara tidak langsung, nutrisi dapat memodifikasi fungsi hormonal, dimana dapat meningkatan kematangan sel telur, ovulasi atau terjadinya birahi, perkembangan embrio, pertumbuhan fetus dan daya tahan anak yang lahir 6Freer dan Dove, 2002). Kebutuhan untuk produksi dan reproduksi adalah energi di atas kebutuhan hidup pokok yang dimanfaatkan untuk prosesBproses produksi dan reproduksi (National Research Council, 2006).

5&%& ,$ $ *-.

(9)

lingkungan seperti temperatur, kelembapan dan cuaca juga berpengaruh terhadap kebutuhan energi (National Research Council, 2006).

5&%& ,$ *+% .$

Protein merupakan unsur penting dalam tubuh dan diperlukan terusB menerus untuk memperbaiki sel dalam proses sintesis (National Research Council, 2001). Pada saat pertumbuhan seekor ternak membutuhkan kadar protein yang tinggi untuk proses pembentukan jaringan tubuh. Ternak muda memerlukan protein lebih tinggi dibandingkan ternak dewasa untuk memaksimalkan pertumbuhannya.

Kebutuhan protein untuk domba dipengaruhi antara lain oleh masa pertumbuhan, umur, fisiologis, ukuran dewasa, kebuntingan, laktasi, kondisi tubuh dan rasio energi protein (National Research Council, 2006). Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien dan tidak seperti bahan makronutrien lain seperti lemak dan karbohidrat, protein dapat berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sebagai sumber energi. Protein dapat juga dipakai sebagai bahan bakar jika kebutuhan energi tubuh terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Herman (2003) menyatakan bahwa kebutuhan protein dan pertumbuhan ternak mempunyai hubungan yang erat dengan kebutuhan energi, sehingga energi perlu diperhitungkan.

Tabel 7. Kebutuhan harian zat B zat makanan untuk ternak domba

No. BB

Sumber : National Research Council (1995).

/)+$ ./.+ +-./ +(5, * ,0,) .$-'&$-,$

.$-'&$-,$

(10)

ternak (Ensminger ., 1990). Ternak harus selalu berada pada daerah lingkungan optimal dan mereka harus terpelihara dalam daerah tersebut untuk tetap menjaga berjalannya fungsi pertumbuhan dan reproduksi optimal. % & ' (TNZ) adalah daerah yang nyaman dengan suhu lingkungan yang sesuai untuk ternak. Daerah TNZ untuk domba dalam pemeliharaan berada pada suhu lingkungan antara 22 – 31°C. Seekor ternak akan berusaha meningkatkan produksi panas dalam tubuhnya jika suhu lingkungan semakin rendah, sebaliknya ternak akan melakukan evaporasi untuk melepaskan panas jika suhu lingkungan meningkat (Yousef, 1985).

Lingkungan mempengaruhi domba melalui dua jalan yaitu: 1) melalui hijauan (pakan) dan selanjutnya mempengaruhi pasokan pakan dan air serta pola penyakit yang dikenal faktor tidak langsung; 2) melalui domba secara langsung yaitu pengaruh lingkungan utamanya seperti kecepatan angin, suhu dan kelembaban udara (lingkungan fisik), namun dari semua pengaruh lingkungan pada domba tropis cekaman panas biasanya yang paling serius (Davendra dan Faylon, 1992).

Pelepasan panas tubuh dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara. Panas tubuh ini dilepaskan secara konveksi, radiasi, konduksi dan evaporasi. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan langsung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah. Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi (Martini, 1998).

(11)

akan mengalami cekaman panas jika jumlah rataan produksi panas tubuh dan penyerapan radiasi panasdari sekelilingnya lebih besar daripada rataan panas yang hilang dari tubuh (Davendra dan Faylon, 1992).

& & 0,$ (5,),$

Sistem pemeliharaan domba di Indonesia sebagian besar masih dilakukan secara tradisional oleh petani ternak. Ternak dilepas atau digembalakan di lapangan atau padang rumput lain pada siang hari. Konsekuensi sistem pemeliharaan demikian adalah terjadinya beban panas yang berlebih atau cekaman panas pada ternak, karena pengaruh langsung dari radiasi matahari dan suhu lingkungan yang tinggi. Kondisi ini memaksa ternak untuk mengaktifkan mekanisme termoregulasi, yaitu peningkatan suhu rektal, suhu kulit, frekuensi pernafasan dan denyut jantung, serta menurunkan konsumsi pakan (Purwanto

# 1996).

Rendahnya persentase bobot karkas pada suhu lingkungan rendah disebabkan oleh tingginya bobot alat pencernaan (jeroan), berhubung tingginya konsumsi pakan di daerah suhu lingkungan rendah. Terjadinya peningkatan konsumsi pakan, diikuti peningkatan bobot jeroan dan isi. Kaitan antara suhu lingkungan dengan konsumsi pakan, dijelaskan melalui pengaruhnya pada aktivitas metabolisme.

(12)

Masalah utama dari ternak yang dipelihara di daerah tropis basah, seperti di Indonesia, adalah tingginya radiasi matahari secara langsung sepanjang tahun, khususnya bagi ternak berproduksi tinggi, sehingga ternak dalam kondisi karena beban panas yang berlebih. Respons dari masalah ini adalah ternak terpaksa meningkatkan aktivitas termoregulasi guna mengatasi beban panas yang dideritanya. Mekanisme fisiologis mengharuskan alokasi energi untuk kinerja produksi maupun reproduksi dipakai untuk mempertahankan keseimbangan panas tubuh. Dengan demikian, akan berdampak buruk yaitu penurunan produktivitas ternak.

Suhu optimal untuk domba di daerah tropis berkisar antara 24–260C (Kartasudjana, 2001), dengan kelembaban di bawah 75% (Yousef, 1985). Keadaan optimal tersebut tidak terjadi di Indonesia karena suhu rataan harian pada musim hujan wilayah Indonesia adalah 290C dan berkisar 30–320C pada musim kemarau. Pada lingkungan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi domba akan berusaha menurunkan suhu tubuhnya melalui kulit maupun pernafasan (Yeates

,.1975). Keadaan lingkungan yang kurang nyaman akibat suhu dan kelembaban tinggi juga menyebabkan domba mengurangi konsumsi pakan dan meningkatkan konsumsi air minum. Pelepasan panas tubuh dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara, dan tingkat cekaman yang terjadi dipengaruhi oleh insulasi wol, kecepatan angin, kelembaban udara, umur ternak dan makanan.

(+%+$-,$ & & +(5,

(13)

sebanyak 0,8 kg/tahun (Yamin ., 1994). Bulu domba hasil persilangan di Indonesia sejauh ini hanya dimanfaatkan sebagai kerajinan, sedangkan bulu domba lokal masih dianggap sebagai limbah karena kualitas bulu yang dihasilkan kasar sehingga sulit untuk ditenun (Yamin ., 1994).

Minimnya informasi mengenai pemanfaatan bulu domba dapat menyebabkan pencukuran masih jarang dilakukan. Selain itu efek yang diperoleh dari pencukuran terhadap produktivitas, kesejahteraan ternak dan sanitasi juga belum banyak diteliti. Produktivitas ternak dapat dilihat dari pertambahan bobot badan harian dan konsumsi pakan, sedangkan untuk sanitasi dapat dilihat dari tingkat kebersihan tubuh domba dan jumlah ektoparasit yang terdapat di tubuh domba tersebut.

Pemotongan bulu domba yang lebih dikenal dengan pencukuran bulu domba merupakan pekerjaan musiman, meskipun pencukuran dapat dilakukan setiap saat. Pencukuran akan kurang baik apabila dilakukan pada musim dingin, kecuali di daerahBdaerah yang beriklim lebih panas.Wol pada domba tidak berganti tetapi terus tumbuh secara berkelanjutan. Jumlah zat yang berbeda pada tiap wol tergantung jenis dan kondisi sekelilingnya, seperti iklim dan pakan. Wol yang terdapat pada domba, merupakan rambut yang bergelombang dengan sedikit medulla dan bagian jaringan ikat dari folikelnya tidak padat atau jarang (Frandson, 1992). Tubuh dapat memperoleh panas secara langsung dari sinar matahari. Tingkat penyerapan panas tergantung pada tipe kulit hewan bersangkutan dan bulu yang terdapat pada kulit (insulasi). Pergerakan udara dapat mengubah pengaruh tipe kulit dan insulasi bulu terhadap cahaya tersebut (Parakkasi, 1999).

(14)

/)+$ ./.+ +-./

Respon fisiologis domba merupakan respon domba terhadap berbagai macam faktor, baik fisik, kimia maupun lingkungan sekitarnya (Yousef, 1985). Rangkaian proses fisiologis akan mempengaruhi kondisi dalam tubuh ternak yang berkaitan dengan faktor cuaca, nutrisi dan manajemen (Awabien, 2007). Pertumbuhan fisiologis domba adalah perubahan fungsi kerja biologi domba yang mengalami cekaman panas lingkungan dan peningkatan suhu tubuh yang dapat menyebabkan: (1) penurunan konsumsi dan kecernaan pakan; (2) gangguan metabolisme pada air tubuh, energi dan keseimbangan mineral; (3) reaksi enzimatis, sekresi hormon dan metabolit darah (Marai . 2007). Tingkat cekaman yang terjadi dipengaruhi oleh insulasi wol, kecepatan angin, kelembaban udara, umur ternak dan makanan. Suhu dan kelembaban yang tinggi menyebabkan evaporasi lambat sehingga pelepasan panas tubuh terhambat.Akan tetapi sudah tentu kemampuan tersebut ada batasnya, apabila suhu lingkungan mencapai keadaan diluar batas kemampuannya maka akan timbul gejalaBgejala merugikan. Respon fisiologis pada domba dapat diketahui diantaranya dengan melihat suhu tubuh, laju respirasi dan denyut jantung.

& & &5&

Suhu rektal adalah suatu indikator yang baik untuk menggambarkan suhu internal tubuh ternak. Suhu rektal juga sebagai parameter yang dapat menunjukkan efek dari cekaman lingkungan terhadap domba. Suhu rektal harian, rendah pada pagi hari dan tinggi pada siang hari (Edey, 1983). Suhu rektal, suhu permukaan kulit dan suhu tubuh meningkat dengan meningkatnya suhu lingkungan (Purwanto

., 1994). Suhu tubuh atau suhu inti ( $ ) dapat dihitung pada beberapa lokasi. Lokasi yang biasa digunakan adalah rektum, karena cukup mewakili dan kondisinya stabil. Suhu inti mendominasi penentuan suhu tubuh. Temperatur rektum dan kulit saat siang hari meningkat akibat dehidrasi dan frekuensi respirasi dan temperatur tubuh berfluktuasi lebih besar saat dehidrasi.

(15)

(Marai . 2007). Zona nyaman ( ( ) pada domba adalah 22– 31°C untuk beraktivitas dan reproduksi (Yousef , 1985).

Suhu lingkungan yang rendah, dibawah tingkat kritis minimum dapat mengakibatkan suhu tubuh (suhu rektal) menurun tajam diikuti pembekuan jaringan dan kadang diiringi kematian akibat kegagalan mekanisme homeothermis (Ensminger ., 1990). Suhu rektal domba di daerah tropis berada pada kisaran 38,2 – 40 0C (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Suhu tubuh hewan homeotermis merupakan hasil keseimbangan dari panas yang diterima dan dikeluarkan oleh tubuh. Suhu tubuh dapat diamati melalui suhu rektal, karena suhu rektal merupakan indikator yang baik untuk menggambarkan suhu internal tubuh ternak. Suhu rektal juga sebagai parameter yang dapat menunjukkan efek dari cekaman lingkungan terhadap domba. Kelembaban dapat pula mempengaruhi mekanisme temperatur tubuh, pengeluaran panas dengan cara berkeringat ataupun melalui respirasi akan lebih cepat (Parakkasi, 1999).

,4& /).*,/.

Laju respirasi digunakan sebagai indikator stres panas karena berhubungan dengan pengurangan gas CO2 pada jaringan tubuh dan masuknya O2 sebagai pembakaran pakan yang akan menghasilkan panas (Marai . 2007). Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta membuang CO2 dari dalam tubuh (Isnaeni, 2006). FungsiBfungsi yang bersifat sekunder membantu dalam regulasi keasaman cairan ekstraseluler dalam tubuh, membantu pengendalian suhu, eliminasi air dan fonasi atau pembentukan suara (Frandson, 1992). Respirasi sangat mempengaruhi kebutuhan tubuh dalam keadaan tertentu, sehingga kebutuhan akan zatBzat makanan, O2 dan panas dapat terpenuhi serta zatBzat yang tidak diperlukan dibuang (Awabien, 2007).

(16)

pengaturan suhu tubuh. Kecepatan respirasi meningkat sebanding dengan meningkatnya suhu lingkungan. Mekanisme respirasi dikontrol di medula yang sensitif terhadap CO2 dan tekanan darah. RataBrata frekuensi atau kecepatan respirasi domba adalah 19 kali tiap menit dalam keadaan istirahat (Frandson, 1992). Domba tropis mempunyai frekuensi laju respirasi berkisar 15–25 hembusan per menit (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Bersamaan dengan peningkatan suhu lingkungan, ternak bereaksi pertamaBtama dengan $ (terengahBengah) dan atau berkeringat berlebihan (Edey, 1983). merupakan mekanisme evaporasi melalui pernapasan, sedangkan

melalui permukaan kulit. Evaporasi adalah cara efektif untuk menghilangkan beban panas tubuh, setiap gram uap air evaporasi dapat menghilangkan 0,582 kalori panas tubuh pada suhu lebih dari 250C (Yousef, 1985).

,4& $3&%

,$%&$-Laju denyut jantung merupakan refleksi utama dari proses homeostatis sirkulasi darah sepanjang status metabolisme yang umum (Marai . 2007). AlB Haidary (2004) menyatakan bahwa tantangan stres panas mengurangi denyut jantung pada ternak yang diamdan pengurangan tanda denyut jantung menurun karena upaya umum binatang untuk penurunan produksi panas.

Jantung adalah suatu struktur muskular berongga yang bentuknya menyerupai kerucut. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan jaringan selalu disuplai darah (Soeharsono, 2010). Denyut jantung dapat diukur dengan menggunakan stetoskop dan $ untuk menghitung waktu. Jantung memiliki suatu mekanisme khusus yang menjaga denyut jantung dan menjalankan potensi aksi keseluruh otot jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama. Ritme atau kecepatan denyut jantung dikendalikan oleh saraf. Akan tetapi dapat diubah juga oleh berbagai faktor selain saraf, antara lain rangsangan kimiawi seperti hormon dan perubahan kadar O2 dan CO2 ataupun rangsangan panas (Isnaeni, 2006).

(17)

antara 70–80 kali tiap menit. Isnaeni (2006) mengatakan bahwa denyut jantung dapat meningkat hingga lebih dari dua kalinya pada saat aktif melakukan kegiatan.

+$/&(/. 0,$ ,'%& (5 *.,$ ,',$

Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang dikonsumsi bila bahan makanan tersebut diberikan ! FaktorBfaktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi pakan menurut Parakkasi (1999) adalah faktor hewan itu sendiri yaitu permintaan fisiologis dari hewan tersebut untuk hidup pokok dan produksi. Faktor pakan yang diberikan berkaitan dengan nilai nutrisi yang terkait pada pakan tersebut.

Faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara dapat mempengaruhi tingkat konsumsi. Pada suhu lingkungan tinggi, konsumsi pakan pada umumnya menurun, konsumsi air minum meningkat (Parakkasi, 1999). Pakan konsentrat diberikan sebelum pakan hijauan. Hal tersebut dilakukan agar semua zat makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan, produksi dan reproduksi dapat terpenuhi (Ridwan, 2010).

Kebutuhan bahan kering untuk domba fase pertumbuhan atau dengan bobot badan sekitar 15B25 kg adalah 3% dari bobot badannya atau sekitar 400B 500g/ekor/hari (National Research Council, 2006). Pemberian rumput dan konsentrat secara terpisah dengan rasio 40:60 menghasilkan konsumsi bahan kering rumput berkisar 207,57B216,81 g/e/h dan konsumsi bahan kering konsentrat berkisar 311,36B325,21 g/e/h.

Pemberian pakan pada ternak dapat dilakukan dengan cara digembalakan dan disediakan. Pemberian pakan dengan cara digembalakan dilakukan dengan melepas ternak untuk mencari pakan sendiri di padang penggembalaan selama 6– 8 jam sehari. Penggembalaan dilakukan sesudah hijauan bebas dari embun dan sore hari sekitar pukul 15.00 WIB. Pakan untuk ternak yang dipelihara terus menerus dalam kandang diberikan dengan cara menyediakan rumput secara

(18)

rata 10% dari berat badan atau 4,5–5 kg/ekor/hari yang disajikan sedikit demi sedikit 2–3 kali sehari(Sitepu, 2011).

+$/&(/. .* .$&(

Air minum sangat penting untuk menjamin berlangsungnya proses metabolisme didalam tubuh, mengatur suhu tubuh dan untuk memproduksi susu. Kebutuhan air minum seekor domba kurang lebih 1,5 – 2,5 liter per hari. Ternak mendapat asupan air dari makanan, terutama hijauan yang dikonsumsi, namun jumlah ini tidak mencukupi kebutuhan, terutama didaerah panas atau jika ternak digembalakan setiap hari. Oleh karena itu, air minum harus tersedia didalam kandang setiap saat. Meskipun sebagian besar air didapat dari hijauan rumput atau daunBdaunan, domba tetap harus diberi minum. Air diperlukan untuk membantu proses pencernaan, mengeluarkan bahanBbahan yang tidak diperlukan tubuh (keringat, air kencing dan kotoran), melumasi persendian dan membuat tubuh tidak kepanasan.

(19)

kurang nyaman akibat suhu dan kelembaban tinggi juga menyebabkan domba mengurangi konsumsi makan dan meningkatkan konsumsi air minum.

Tingkat konsumsi adalah jumlah pakan yang terkonsumsi bila bahanpakan tersebut diberikan ! FaktorBfaktor yang mempengaruhi tingkatkonsumsi pakan menurut Parakkasi (1999) adalah faktor hewan itu sendiri yaitupermintaan fisiologis dari hewan tersebut untuk hidup pokok dan produksi. Faktorpakan yang diberikan berkaitan dengan nilai nutrisi yang terkait pada pakan tersebut. Faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara dapat mempengaruhi tingkat konsumsi.

6 ;

) merupakan suatu angka yang dapat dijadikan patokan atau ukuran untuk menilai efektivitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan atau produksi ternak (Arifien, 2002). Konversi pakan dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi produksi karena erat kaitannya dengan biaya produksi. Semakin rendah nilai konversi pakan maka efisiensi penggunaan pakan makin tinggi. Wahju (2004) menyatakan bahwa pertumbuhan yang baik belum tentu menjamin keuntungan maksimal, tetapi pertumbuhan yang baik disertai biaya ransum yang minimum akan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Konversi pakan ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu suhu lingkungan, potensi genetik, nutrisi pakan,kandungan energi dan penyakit (Parakkasi, 1999). Konversi pakan juga dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi, bobot badan, gerak atau aktivitas tubuh, musim dan suhu dalam kandang. Konversi pakan antara lain dipengaruhi oleh bahan pakan dan formulasi ransum (Prawoto , 2001).

*%&(5& ,$ *$,' +(5,

(20)

25% pada saat ternak mencapai dewasa. Pertumbuhan setelah periode sapih ($ * ) memiliki hubungan kuat dengan bobot sapih dan efisiensi pakan.

Pertumbuhan murni mencakup perubahanBperubahan dalam bentuk dan berat jaringanBjaringan pembangun seperti urat daging, tulang, jantung, otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alatBalat tubuh. Pertumbuhan murni dilihat dari sudut kimiawinya merupakan pertambahan protein dan zatBzat mineral yang ditimbun dalam tubuh. Pertambahan berat akibat penimbunan lemak atau penimbunan air bukan merupakan pertumbuhan murni (Anggorodi, 1994).Pertumbuhan umumnya diukur dengan berat dan tinggi. Domba muda mencapai 75% bobot dewasa pada umur satu tahun dan 25% lagi setelah enam bulan kemudian yaitu pada umur 18 bulan dengan pakan yang sesuai dengan kebutuhannya. Tingkat pertumbuhan domba berkisar antara 20B200 g per hari. FaktorBfaktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan domba antara lain tingkat pakan, genetik, jenis kelamin, kesehatan dan manajemen (Gatenby, 1991). Pertumbuhan kambing dan domba adalah suatu hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain keturunan dan lingkungan. Faktor keturunan lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya tubuh yang dicapai. Faktor lingkungan seperti iklim, pakan, pencegahan atau pemberantasan penyakit serta tata laksana akan menentukan tingkat pertumbuhan dalam pencapaian dewasa. Kebanyakan domba jenis tropik tidak menunjukkan kemampuannya untuk bertahan pada saat kekeringan dan setengah kelaparan. Dibandingkan dengan daerah dingin domba ini tidak menunjukkan reaksi baik terhadap pemberian pakan yang baik dan pada penggembalaan yang normal, pertumbuhan lambat dan jarang menjadi sangat gemuk (Williamson dan Payne, 1993).

*%,(5, ,$ +5+% ,0,$

(21)

Pertambahan bobot badan yang diperoleh dari percobaan pada ternak merupakan hasil dari zatBzat makanan yang dikonsumsi. Makin baik kualitas pakan yang dikonsumsi ternak akan diikuti dengan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi. Makanan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan (Tillman ., 1998).

$, ././ /, ,

Analisis usaha merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak komersial. Melalui usaha ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik awal untuk memperbaiki kendala yang dihadapi. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha. Gambaran mengenai usaha ternak yang memiliki prospek cerah dapat dilihat dari anlisis usahanya (Suharno dan Nazaruddin, 1994). Analisis juga memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan, penggunaan modal, besar biaya untuk bibit (bakalan), pakan dan kandang, lamanya modal kembali dan tingkat keuntungan yang diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat diukur keuntungan usaha dan tersedianya dana yang riil untuk periode selanjutnya.

.,3, *+0&'/.

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan nilaiuang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatandanpenyusutanbarang modal.

(22)

bagiorganisasi. Sedangkan menurut Supriyono (2000), biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.

Pengertian biaya menurut Harnanto dan Zulkifli (2003) adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba. Menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen kas yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan guna untuk memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba di masa mendatang. Biaya produksi adalah semua biaya dalam rangka pengolahan bahan baku menjadi produk jadi untuk dijual.

Selanjutnya ada pengertian lain adalah biayaB biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harga. Menurut Nuraini (2003) bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen.

Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi dan berkaliBkali dapat dipergunakan. Biaya tetap antara lain terdiri dari lahan usaha, kandang, peralatan yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulangBulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obatBobatan, vaksinasi dan biayaBbiaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, pajak usaha dan iuran (Siregar, 2007).

$ *.(,,$

(23)

yang diperoleh dari penjualan sejumlah $ atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.Proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen akan menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi seorang produsen. Pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan dalam ilmu ekonomi diistilahkan dengan .Menurut Budiono (1990) penerimaan adalah hasil penjualan $ yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk tersebut.

Penerimaan dapat dikategorikan menjadi penerimaan nyata dan penerimaan yang diperhitungkan. Penerimaan nyata adalah penerimaan yang diterima dari hasil penjualan baik tunai maupun piutang (kredit). Penerimaan yang diperhitungkan adalah nilai output yang dikonsumsi peternak atau yang dihadiahkan. Penerimaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha seperti panen tanaman dan hasil olahannya serta panen dari peternakan dan hasil olahannya (Kadarsan, 1995).

$, ././ ,5,= &-.

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan serta jumlah biaya dan jenisBjenis biaya yang dikeluarkan. Laporan laba rugi (! ) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biayaBbiaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan labaBrugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2005).

(24)

diterimanya. Perhitungan laba jelas untuk banyak keputusan manajemen. Jika laba konsisten positif, perusahaan dapat tetap berada dalam bisnis tersebut, tetapi jika mengalami kerugian perusahaan dapat mencari produk yang lain yang akan diolah yang dapat mendatangkan keuntungan (Hansen dan Mowen, 2001).

Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah pencatatanuntuk memperoleh angka yang pasti mengenai tingkat keuntungan atau kerugian suatu usaha.Pencatatan meliputi posBpos pengeluaran (biaya) maupun posBpos pendapatan. Sekecil apapun biaya dan pendapatan tersebut harus dicatat. Dalam usaha peternakan yang berorientasi bisnis, pencatatan mutlak diperlukan. Tujuannya adalah agar peternak atau pengusaha dapat mengadakan evaluasi terhadap bidang usahanya, sehingga potensiBpotensi kejadian yang tidak diinginkan seperti terjadinya kerugian besar, bisa terhindarkan sejak dini. Selain itu analisis mengenai efisiensi bisa terus dilakukan, sehingga usaha bisa berjalan lebih efisien dari waktu ke waktu, yang secara keseluruhan akan semakin meningkatkan jumlah keuntungan. Pencatatan perlu dilakukan untuk dua pos besar, yaitu pos pengeluaran atau biaya dan pos pendapatan. Menurut SodiqdanAbidin (2002) pengeluaran atau biaya dibagi menjadi dua bagian, yaitubiaya tetap ( , +dan biaya variabel ( ! +

6 ;

- (IOFC) adalah salah satu cara dalam menentukan indikator keuntungan. IOFC biasa digunakan untukmengukur performa pada program pemberian pakan. Analisis pendapatan dengan cara ini didasarkan pada harga beli bakalan, harga jual domba dan biaya pakan selama pemeliharaan.

(25)

Gambar

Tabel 1.  Komposisi nilai nutrisi rumput lapangan
Tabel 2.Kandungan nutrisi dedak padi
Tabel 3. Kandungan nutrisi ampas tahu
Tabel 5. Kandungan nutrisi lumpur sawit
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hadits Keempatpuluh dua 118.. Yang dimaksud perbuatan di sini adalah amal ibadah yang membutuhkan niat. Niat adalah keinginan dan kehendak hati... berdasarkan apa yang dia

Coupling of Finite Element and Boundary Element Methods for Structural Analysis of Shear Wall - Frame Building1.

MELAKUKAN KEGIATAN ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Yang bertanda tangan di bawah

Kemampuan SDM yang dimiliki LPPM Universitas Siliwangi, pada tiga tahun terakhir itu tercatat beberapa prestasi penting dalam bentuk pengakuan masyarakat berupa

Dengan menawarkan SIM-RSG ke pihak rumah sakit untuk mencapai kerjasama dengan rumah sakit lain hingga mencapai kesepakatan untuk mengumpulkan database antar rumah sakit, khususnya

konseling di sarana pelayanan kesehatan di luar negeri umumnya dapat membantu atau mempermudah pasien dalam menerima suatu informasi karena menurut penelitian yang dilakukan oleh

Sehingga para user yang tidak bisa datang secara langsung menikmati keindahan Kota Tanjung Balai Karimun secara langsung, karena di dalam aplikasi ini memberikan kemudahan bagi

Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh selebriti endorser (X 1 ) dan desain produk ( X 2 ) berpengaruh secara simultan dan secar parsial