i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING POKOK BAHASAN TEOREMA
PYTHAGORAS SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 PORONG
SKRIPSI
Oleh :
RISKY GANI ARIFIYANDY NPM : 2091000210036
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO MALANG FAKULITAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLARAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING POKOK BAHASAN TEOREMA
PYTHAGORAS SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 PORONG
SKRIPSI
Diajukan kepada
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika
Oleh :
RISKY GANI ARIFIYANDY NPM : 2091000210036
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BUDI UTOMO MALANG FAKULITAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLARAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Risky Gani Arifiyandy, Telah diuji pada tanggal 14 juni 2013
Malang, 07 juni 2013 Pembimbing,
Drs Dwi Purnomo M.Pd
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Riski Gani Arifiyandy, Telah diuji pada tanggal 14 juni 2013
Penguji,
Nopem K. Sumitro, S.Pd, M.Pd (Ketua)
NIDN. 07031078303
Drs Dwi Purnomo M.Pd (Anggota)
NIP. 196412041990031003
Mengetahui Mengesahkan
Ketua Jurusan Matematika dan Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Eksakta dan Keolahragaan, ,
Drs Dwi Purnomo M.Pd Drs. Sulikan, M.S.
vi
ABSTRAK
Riski Gani, 2013. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Teorema Pythagoras siswa kelas VIII Semester 1 Smp Negeri 2 Porong Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi, Program S-1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang. Pembimbing: Drs. Dwi Purnomo, M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Reciprocal Teaching, Teorema Pythagoras
Latar belakang penelitian ini adalah Siswa berangapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan memerlukan suatu pemikiran yang keras serta pemikiran yang cerdas. Anggapan ini menyebabkan siswa tidak semangat dalam belajar. Terbukti saat siswa diberikan soal atau tugas siswa tidak mengerjakan. Siswa malas mengerjakan soal matematika dan lebih suka mengatakan tidak bisa sebelum mencoba mengerjakan soal objek matematika yang abstrak, sehingga diperlukan alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah melalui model reciprocal teaching. Reciprocal teaching merupakan strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Strategi ini membuat siswa berperan sebagai guru mengantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temanya
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah: “Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII semester 1 pada siswa SMP Negeri 2 Porong dapat ditingkatkan melalui pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) khusunya pada pokok bahasan teorema Pythagoras.
Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang kegiatan pemecahan masalah, dimulai dari ; perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection) yang saling berkaitan satu sama lain dalam satu siklus untuk perbaikan terus menerus sampai terpenuhi tujuan dari pembelajaran.
Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-G SMP Negeri 2 Porong tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 36 siswa. Hasil penelitian pada siklus I sampai siklus II setelah pelaksanaan pembelajaran melalui model reciprocal teaching terhadap mata pelajaran matematika pokok bahasan teorema Pythagoras adalah ketuntasan klasikal siswa saat tanya jawab 27,7% mengalami peningkatan 55,6% pada siklus II menjadi 83,3%. Ketuntasan klasikal saat tes formatif pada siklus I adalah 38,8% dan mengalami peningkatan 50% pada siklus II menjadi 88,8%. Ketuntasan klasikal ulangan harian siswa sebelum penelitian 47,2% dan mengalami peningkatan 38,9% pada ulangan harian saat penelitian menjadi 86,1% Kesimpulan berdasarkan penelitian, pembelajaran melalui model reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Porong khusunya pada semester 1 pokok bahasan teorema Pythagoras.
vii
MOTTO
“TIDAK ADA HARAPAN YANG MUNCUL DARI ORANG LAIN KECUALI KITA BERHARAP PADA DIRI SENDIRI. BUKANLAH HARAPAN YANG DIBERIKAN ORANG LAIN KEPADA KITA TAPI SIMPATILAH YANG DIBERIKAN SAAT KITA DALAM MASALAH”
viii
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Reciprocal Teaching Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Porong Tahun Pelajaran 2013-2014 dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui model reciprocal teaching. Dari sinilah penulis mencoba meneliti dengan penelitian tindakan kelas.
Penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Sulikan, M.S selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ilmu Eksakta dan Keolahragaan IKIP Budi Utomo Malang yang telah memberikan motivasi guna terselesaikannya skripsi ini.
2. Bapak Drs. Dwi Purnomo, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing dan Ketua jurusan MIPA IKIP Budi Utomo Malang yang selalu memberikan arahan dan motivasi guna mendukung penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Nopem K. Sumitro, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Penguji IKIP Budi Utomo Malang yang senantiasa memberikan masukan atau saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Sochip Arifin. M. Pd selaku Kepala Kepala SMP Negeri 2 Porong beserta wakil kepala sekolah dan seluruh dewan guru yang telah memberikan berbagai informasi dan data penyusunan skripsi ini.
5. Kedua orang tua, suami, anak dan seluruh saudaraku yang telah memberi motivasi, doa dan material demi terselesainya skripsi ini.
6. Teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
ix Semoga semua bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu saran maupun kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis khusunya perkembangan pendidikan serta pembaca umumnya.
Malang, Juni 2013 Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ... i
Lembar Logo ... ii
Halaman Judul ... iii
Lembar Persetujuan ... iv
Halaman Pengesahan ... v
Abstrak ... vi
Motto ... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi... x
Daftar Gambar ... xi
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3 C. Batasan Masalah ... 3 D. Tujuan Penelitian ... 3 E. Manfaat Penelitian ... 4 F. Definisi Operasional ... 5 G. Hipotesis Tindakan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Yang Relevan... 7
B. Konsep ... 12
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19
B. Peran Peneliti di Lapangan ... 19
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
D. Subjek Penelitian ... 20
E. Data dan Sumber Data ... 20
F. Tahap-Tahap Penelitian ... 20
G. Teknik Pengumpulan Data ... 26
H. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Penelitian ... 29 B. Data Siklus I ... 29 C. Siklus II ... 34 D. Analisis Data ... 39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 41 DAFTAR PUSTAKA ... 43 LAMPIRAN ... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.1 Gambar segitga yang disunsun membentuk persegi ... 13
Tabel 2.2 Gambar segitiga siku-siku ... 14
Tabel 2.3 Gambar segitiga sama sisi ... 16
Tabel 2.4 Gambar segitiga sama kaki ... 17
Tabel 2.5 Gambar persegi ... 18
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus I ... 31
Tabel 4.2 Catatan lapangan siklus I ... 33
Tabel 4.3 Perbandingan prestasi pada tanya jawab dan tes pada siklus I ... 34
Tabel 4.4 pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus II ... 36
Tabel 4.5 Catatan lapangan siklus II ... 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP ... 45
Lampiran 2 Soal tes ... 57
Lampiran 3 Soal ulangan harian ... 60
Lampiran 4 Analisis butir soal ... 63
Lampiran 5 Program perbaikan dan pengayakan ... 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sering digunakan dalam penyelesaian mata pelajaran lainya, misalkan fisika untuk menghitung resultan gaya, kimia untuk menghitung kelarutan suatu senyawa, ekonomi untuk menghitung untung dan rugi dari penjualan, dan ilmu pengetahuan lainya. Masalah-masalah timbul dalam pembelajaran matematika. Siswa berangapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan memerlukan suatu pemikiran yang keras serta pemikiran yang cerdas. Anggapan ini menyebabkan siswa tidak semangat dalam belajar. Terbukti saat siswa diberikan soal atau tugas siswa tidak mengerjakan. Siswa malas mengerjakan soal matematika dan lebih suka mengatakan tidak bisa sebelum mencoba mengerjakan soal objek matematika yang abstrak.
Sering dijumpai siswa mengandalkan penjelasan dari guru dalam proses pembelajaran. Siswa hanya mencatat apa yang telah dicatat guru di papan tulis. Setiap ada pertanyaan siswa tidak mau menjawab dan cenderung menunggu jawaban dari guru kemudian mencatatnya. Kurangnya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru, menjadi penyebab dari rendahnya respon siswa terhadap pelajaran matematika, jika siswa dapat diikut sertakan dalam pembelajaran, maka setidaknya dapat merubah pandangan matematika yang terkesan menakutkan dengan demikian pembelajaran akan lebih hidup dan akan ada timbal balik antara guru dan siswa, sehingga rasa senang terhadap matematika dapat mulai ditanamkan.
2 Berbagai macam model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah reciprocal teaching. Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuaanya kepada pihak lain.
Menurut Palinscar dan Brown (Slavin, 2008: 89) penelitian terhadap reciprocal teaching menujukan bagaimana strategi pembelajaran langsung dapat meningkatkan pengaruh dari sebuah teknik yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif. Reciprocal teaching merupakan strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Strategi ini membuat siswa berperan sebagai guru mengantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temanya (Muslimin Ibrahim, http://www.kpicenter.org/indek). Guru lebih berperan sebagai model yang menjadi contoh, fasilitator (memberi fasilitas) yang memberikan kemudahan dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding adalah bimbingan yang diberikan oleh orang yang lebih tahu terhadap orang yang kurang atau belum tahu, misalkan guru kepada siswa atau siswa yang pandai dengan siswa lain yang kurang pandai. Palinscar dan Brown (1984: 117-175) menyatakan bahwa guru mengajar ketrampilan-ketrampilan kognitif (pengetahuan) yang penting kepada siswa dengan cara menciptakan pengalaman-pengalaman belajar. Guru mencontohkan tingkah laku tertentu kemudian membantu siswa untuk membangun ketrampilan-ketrampilan itu sendiri dengan memberikan dukungan, dan sarana-sarana yang mendukung (http://zaifbio.wordpress.com/20012/10/).
Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian mengunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Penggunakan model reciprocal
3 teaching dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama pada pokok bahasan teorema Pythagoras pada siswa SMP Negeri 2 Porong kelas VIII semester 1.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah: “Apakah hasil belajar matematika siswa kelas VIII semester 1 pada siswa SMP Negeri 2 Porong dapat ditingkatkan melalui pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) khusunya pada pokok bahasan teorema Pythagoras ?”.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa SMP Negeri 2 Porong kelas VIII semester 1.
2. Materi yang diajarkan tentang teorema Pythagoras.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII semester 1 pada SMP Negeri 2 Porong melalui model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) khususnya pada pokok bahasan teorema Pythagoras.
4
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
a. Dapat memberikan masukan untuk menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dalam peningkatan hasil belajar matematika.
b. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pengunaan reciprocal teaching dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi siswa
a. Dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
b. Dapat pengalaman baru dari model reciprocal teaching untuk mengajari teman-teman atau adiknya.
3. Bagi sekolah
a. Dapat memberikan masukan dalam kualitas pembelajaran khususnya pada pembelajaran matematika.
b. Sebagai referensi mata pelajaran lain untuk mengunakan model reciprocal teaching
4. Bagi peneliti berikutnya
a. Dapat menjadi suatu referensi ilmiah untuk meneliti dangan penelitian yang sejenis dan dalam bidang studi yang lain.
b. Untuk mengetahui model reciprocal teaching, kelebihan dan kekurangan dalam mengajar
5. Bagi peneliti
a. Dapat memberikan gambaran dalam penerapan pembelajaran yang akan datang.
5 c. Dapat mengetahui saat yang tepat dalam mengunakan model reciprocal
teaching dalam pembelajaran yang akan datang.
F. Definisi Oprasional
Definisi oprasional dalam penelitian ini memperhatikan beberapa istilah yang perlu diperhatikan adalah :
1. “ Belajar adalah proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan dapat diamati dan berlaku dalam waktu relatif lama disertai usaha orang tersebut sehingga orang itu dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakan”. Herman Hudojo (1990:1)
2. “Matematika sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan, apa yang disebut matematika itu. Sasaran penelaahan matematika tidaklah kongkrit, tetapi abstrak. Dengan mengetahui sasaran penelaahan matematika, kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekaligus dapat kita ketahui juga cara berpikir matematika itu”. Herman Hudojo (1990: 2)
3. Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuanya kepada pihak lain. Reciprocal teaching merupakan strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Siswa berperan sebagai guru mengantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temanya. Strategi utama dalam reciprocal teaching: merangkum (summarizing), menyunsun pertanyaan (questioning), menjelaskan (clariflying), memprediksi (predicting).
6 Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajari.
G. Hipotesis Tindakan
Hasil belajar matematika siswa kelas VIII semester 1 pada siswa SMP Negeri 2 Porong dapat ditingkatkan melalui pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) khusunya pada pokok bahasan teorema Pythagoras
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Yang Relevan
Penelitian-penelitian yang relevan dan berkaitan dengan penerapan reciprocal teaching untuk peningkatan hasil belajar matematika antara lain.
Penelitian Anggoro (2000:51) menemukan bahwa:
1. Upaya meningkatkan rasa minder atau fobia matematika yang dapat menghambat pada keberanian bertanya siswa dapat diantisipsai melalui: a. Penciptaan hubungan baik dengan siswa yang baik.
b. Pembelajaran yang efektif.
2. Guru berperan dalam mengatasi fobia matematika memotivikasi siswa untuk berprestasi dalam matematika. Untuk itu guru harus merangsang siswa agar aktif bertanya. Dimana tujuan mengajukan pertanyaan antara lain :
a. Mendorong siswa untuk berpikir. b. Menarik perhatian siswa.
c. Memeriksa tanggapan siswa. d. Mengarahkan pelatihan siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Hendriana. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran terbalik lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran biasa dan siswa bersikap positif terhadap pembelajaran yang dilakukan. http://ramdhanimiftah.wordpress.com/#_ftn23
8
B. Konsep
1. Reciprocal teaching
Reciprocal teaching merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuanya kepada pihak lain. Reciprocal teaching merupakan strategi belajar melalui kegiatan mengajarkan teman. Siswa berperan sebagai guru menggantikan peran guru untuk mengajarkan teman-temanya. Empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal teaching yaitu ; merangkum (summarizing), menyunsun pertanyaan (questioning), menjelaskan (clariflying), memprediksi (predicting).
(http://ramdhanimiftah.wordpress.com). Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajarinya.
Strategi pembelajaran ini siswa dilatih untuk memahami suatu materi dan memberi penjelasan pada teman sebayanya, sehingga para ahli menyebut reciprocal teaching ini sebagai peer practice (latihan dengan teman sebayanya). Pembelajaran tersebut guru berperan sebagai fasilitator yang melakukan bimbingan secara bertahap atau scaffolding. Scaffolding adalah bantuan yang diberikan oleh guru atau pun siswa kepada siswa lainya untuk belajar dan menyelesaikan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, penguraian masalah kedalam langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh, dan tindakan-tindakan lainya yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri. Scaffolding perlu diberikan agar siswa atau kelompok siswa yang lambat dalam memahami suatu materi bisa mengikuti pembelajaran secara lancar dan tidak tertingal dalam kelompok lain. Scaffolding juga bermanfaat untuk
9 meluruskan pemahaman konsep. Adanya scaffolding, kemampuan aktual siswa yaitu kemampuan yang mampu dicapai oleh siswa dengan belajar sendiri dapat berkembang dengan tinggi dan lebih baik sehingga dicapai kemampuan potensialnya. Scaffolding mampu membantu siswa mengembangkan kemampuan aktualnya menjadi kemampuan potensial.
http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/17/reciprocal-teaching/#more-96 Reciprocal teaching dipelajari setahap demi setahap, namun demikian pengetahuan tidak langsung diberikan semuanya kepada siswa. Siswa diberikan stimulus awal, dengan adanya tahap-tahapan dalam reciprocal teaching seperti, merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan dan membuat prediksi. Siswa diarahkan untuk bisa mengembangkan stimulus awal tersebut untuk mendapatkan ide-ide dan pengetahuaan matematika lebih lanjut.
Menentukan siswa yang berperan sebagai ketua kelompok, bisa dilakukan dengan kebijakan guru, misalkan dilakukan dengan acak. Pemilihan secara acak akan membuat siswa merasa mendapat tantangan untuk bisa berperan sebagai ketua kelompok. Tantangan tersebut akan membuat siswa mempelajari dan lebih memahami materi serta mengembangkan pengetahuan yang telah didapatnya. Namun demikian tantangan tersebut harus dikemukakan secara bijaksana oleh guru, jangan sampai hal tersebut menjadikan siswa terlalu tertekan sehingga malah menggangu kosentrasi belajar.
2. Langkah-langkah reciprocal teaching.
Menurut Brown (dalam Emi Pujiastuti: 2004:23), pada pembelajaran berbalik, kepada para siswa diajarkan 4 strategi pemahaman mandiri yang spesifik, yaitu sebagai berikut:
10 a. Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya
merangkum/meringkas materi tersebut.
b. Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan.
c. Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain. d. Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang
dipelajarinya saat itu.
Berdasarkan uraian diatas yang dilakukan peneliti adalah:
a. Guru memberi materi pelajaran berbetuk bacaan, misalnya buku paket atau yang lainya.
b. Guru memberikan informasi tentang apa yang akan dilakukan siswa sebelum menyampaikan materi, untuk melakukan keempat keterampilan merangkum, bertanya, menjelaskan, dan memprediksi.
c. Guru menyampaikan materi pelajaran sebagai bekal awal bagi siswa.
d. Guru menugaskan siswa yang pintar menjadi guru sebenarnya untuk menjelaskan materi kembali apa yang di jelaskan guru pada kelompoknya. e. Guru memotivasi siswa lain untuk bertanya pada siswa yang sedang
menjelaskan.
f. Guru memerintahkan kelompok yang lain untuk memperhatikan kelompok yang sedang menjelaskan apabila siswa yang sedang menjelaskan tidak bisa menjelaskan guru membantu siswa tersebut.
11 3. Kelebihan dan kekurangan reciprocal teaching
Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal teaching antara lain :
a. Mengembangkan kreativitas siswa b. Memupuk kerjasama antara siswa.
c. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan sikap.
d. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri. e. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
f. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam waktu singkat.
g. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat siswa ramai atau kurang memperhatikan.
h. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang terbatas. http://fadrusrahmatullah.blogspot.com/2013/01/strategi-pembelajaran-reciprocal.html
Kelemahan reciprocal teaching antara lain :
a. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru menyebabkan tujuan tak tercapai.
b. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana.
12 c. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
Mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan strategi reciprocal teaching peneliti dan guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai kesempatan. Motivasi siswa menjadi bagian penting untuk menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan pembelajaran.
http://fadrusrahmatullah.blogspot.com/2013/01/strategi-pembelajaran-reciprocal.html
4. Teorema Pythagoras
Materi teorema Pythagoras pada siswa SMP ditanamkan beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, yaitu :
a. Mengunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.
b. Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan teorema Pythagoras.
Kompetensi tersebut terdiri dari beberapa indikator supaya kompetensi tersebut bisa dicapai, yaitu :
a. Membuktikan teorema Pythagoras.
b. Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui.
c. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya ).
13 e. Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi
panjang, belah ketupat, dll.
Berikut akan dijelaskan tentang materi yang akan diajarkan menyangkut indikator tersebut:
a. Membuktikan teorema Pythagoras
Pythagoras adalah seorang ahli matematikawan dan filsafat berkebangsaan yunani yang hidup pada tahun 569 - 475 sebelum masehi. Sebagai ahli matematikawan, ia mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi yang lain. Dari uji coba sebagai berikut :
Luas persegi luar = luas persegi dalam + 4 luas segitga = ( )
= =
“Jika diperhatikan dengan cermat, maka akan diperoleh hubungan . c adalah panjang sisi miring, a adalah sisi siku-siku dan b adalah sisi siku-siku, dari hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa kuadrat panjang sisi
14 miring segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainya. Inilah yang disebut teorema Pythagoras.
b. Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui
Menurut penjelasan di atas akan dimasukan nilai ukuran segitiga siku-siku sebenarnya pada rumus yang didapatkan tadi untuk membuktikan kebenaranya.
b = 8 c = 10
(terbukti teorema benar) a = 6
Penarikan kesimpulan: jadi bila diketahui ukuran dua sisi pada segitiga siku-siku, sisi yang satunya bisa dicari mengunakan teorema Pythagoras.
Contoh : Tentukan sisi miring segitiga siku-siku jika diketahui kedua sisi lainya 8cm dan 6cm?
Jawab : kuadrat sisi miring segitiga siku-siku =
sisi miring segitiga siku-siku √ √ cm.
Selain digunakan untuk menghitung sisi, teorema Pythagoras juga bisa digunakan untuk memprediksi/memperkirakan atau menentukan segitiga itu segitiga siku-siku, segitiga lancip, atau segitiga tumpul.
Ciri-ciri segitiga dikatakan siku-siku, lancip, atau tumpul adalah: 1) Segitiga lancip, semua sudutnya kurang dari .
Jika kuadrat sisi miring < jumlah kuadrat sisi yang lain. Maka segitiga tersebut lancip.
15 2) Segitiga siku-siku, salah satu sudutnya .
Jika kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain. Maka segitiga tersebut siku-siku.
3) Segitiga tumpul, salah satu sudutnya lebih dari .
Jika kuadrat sisi miring > jumlah kuadrat sisi yang lain. Maka segitiga tersebut tumpul.
Contoh ; ada sebuah segitiga dengan sisi 6,4,dan 5cm. tentukan segitiga apakah itu?
Jawab :
Kuadrat sisi yang terpanjang / sisi miring =
Jumlah kuadrat sisi lainya =
Kuadrat sisi terpanjang/sisi miring lebih pendek dari jumlah kuadrat sisi yang lainya, jadi segitiga tersebut adalah segitiga lancip .
Tiga bilangan asli yang memenuhi teorema Pythagoras disebut tripel Pythagoras. Bilangan terbesar pada bilangan tripel Pythagoras adalah sisi miring segitiga siku-siku.
Contoh tripel Pythagoras adalah bilangan 6,8,10.
100 = 64 + 36 100 = 100
Karena ketiga bilangan asli tersebut memenuhi teorema pythagorah maka ketiga bilangan tersebut disebut tripel Pythagoras.
16 c. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu
sudutnya 1) Sudut dan
Perhatikan gambar segitiga sama sisi di atas : , dan . Karena CD tegak lurus AB maka CD merupakan garis tinggi sekaligus garis bagi , sehingga .
Diketahui . Titik D adalah titik tenggah AB, dimana sehingga panjang . Perhatikan dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh.
√ √ √ √ √
Dengan demikian diperoleh perbandingan √ √ .
17 2) Sudut
Gambar di atas adalah segitiga siku-siku sama kaki dengan panjang AB = BC = cm dan .
Dengan mengunakan teorema Pythagoras diperoleh
√ √ √ √
Dengan demikian, diperoleh perbandingan √ √
Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan segitiga khusus.
d. Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dll.
Menghitung diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang, belah ketupat, dll, yang membentuk sebuah segitiga siku-siku bisa mengunakan teorema Pythagoras. Misalkan, ada sebuah persegi dengan sisi 4. Panjang diagonal bisa dicari dengan teorema Pythagoras
18 A C B D √ √
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari ; perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), refleksi (reflection)yang saling berkaitan satu sama lain dalam satu siklus. Ciri-ciri PTK adalah perbaikan terus menerus dalam tiap siklus sampai terpenuhi tujuan dari pembelajaran.http://wayanweb.wordpress.com/ptk
B. Peran Peneliti di Lapangan
Pada penelitian ini peneliti dan guru kelas berperan sebagai fasilitator yang melakukan bimbingan secara bertahap atau scaffolding. Scaffolding adalah bantuan yang diberikan oleh guru atau pun siswa kepada siswa lainya untuk belajar dan menyelesaikan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, penguraian masalah kedalam langkah-langkah pemecahan, pemberian contoh, dan tindakan-tindakan lainya yang memungkinkan siswa itu belajar mandiri.
Peran siswa pada penelitian ini adalah sebagai guru yang mengajarkan teman-temanya. Siswa menjelaskan kembali materi yang sudah diajarkan guru kepada kelompoknya seperti guru dengan dibimbing oleh guru kelas dan peneliti. Pada tahap awal peneliti memberikan penjelasan apa saja yang akan dilakukan siswa, kemudian memberi pegangan berupa bacaan materi dan menjelaskan di
20 depan kelas. Tahap terakhir siswa menjelaskan kembali apa yang dijelaskan peneliti kepada kelompoknya seperti seorang guru.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Porong pada siswa kelas VIII semester 1 kelas VIII G, pada pokok bahasan teorema Pythagoras tahun ajaran 2012/2013.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini peneliti melakukan penelitian peningkatan hasil belajar matematika melalui model reciprocal teaching pada pokok bahasan teorema pythagoras kelas VIII G di SMP Negeri 2 Porong, dengan jumlah siswa 36, jumlah siswa laki-laki 16 dan siswa perempuan 20.
E. Data dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lembar penilaian tanya jawab, tes dan hasil ulangan
2. Hasil observasi selama proses pembelajaran yang dilakukan siswa 3. Catatan lapangan
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII, peserta didik kelas VIII G, di SMP Negeri 2 Porong tahun ajaran 2012/2013
F. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis PTK, dimana jika pada siklus 1 tidak berhasil akan dilanjutkan pada siklus 2, dan jika siklus 2 tidak berhasil maka akan dilanjutkan pada siklus 3. Dalam penelitian ini masing-masing siklus terdapat 4 tahap yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan
21 (observation) dan refleksi (reflection). Setelah melakukan refleksi yang mencakup analisis dan penilaian terhadap proses serta hasil tindakan akan direncanakan tindakan baru untuk siklus berikutnya. Tindakan ditunjukkan untuk memperbaiki hal-hal yang kurang atau mempertahankan hal-hal yang dirasa cukup baik, bila sudah memenuhi tujuan pembelajaran siklus berhenti.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus dalam penelitian ini menggunakan model Kemis dan MC. Taggart (Arikunto, 2007:16). Jika dalam 2 siklus hasil yang diharapkan dari pelaksanaan tindakan kelas ini belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, maka peneliti melakukan siklus lanjutan hingga mencapai kriteria minimal ketuntasan.
Gambar 3.1
Sumber: Model penelitian tindakan dikutip dari (Suharsimi Arikunto, 2007:16) Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi SIKLUS I ? Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi SIKLUS II
22 Keterangan gambar:
Pada tiap siklus ada 4 tahap tindakan, yaitu ; perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bila dari keempat tahapan tersebut belum/tidak memenuhi tujuan penelitian maka diadakan siklus baru sampai memenuhi tujuan pembelajaran.
1. Siklus I a. Perencanaan
1) Merancang rencana pembelajaran dengan mengunakan model reciprocal teaching pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas VIII semester 1
2) Menyiapkan bahan ajar seperti buku paket, dll
3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan catatan lapangan 4) Menyiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pada siklus I didasarkan pada rencana tindakan pembelajaran mengunakan model reciprocal teaching, yaitu :
Pendahuluan
1) Peserta didik diberi penjelasan tentang reciprocal teaching
a) Peserta didik diperintahkan berkelompok setiap kelompok terdiri 8 siswa b) Tugas setiap kelompok adalah. Merangkum, menjelaskan, bertanya, dan
memprediksi untuk menjelaskan materi kepada kelompok masing-masing c) Memperkenalkan dan menjelaskan langkah- langkah pembelajaran reciprocal
teaching
2) Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan menggali pengetahuan sebelumnya
23 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
1) Menjelaskan tentang teorema Pythagoras di depan kelas, siswa memperhatikan sambil merangkum apa yang di jelaskan guru
2) Hasil rangkuman siswa diberikan kepada siswa yang mempunyai tugas menjelaskan materi untuk dijelaskan kembali kepada kelompoknya
3) Memberikan kesempatan bertanya kepada anggota yang mempunyai tugas menyunsun pertanyaan setelah penjelasan selesai
4) Membimbing dan memonitoring siswa selama menjawab pertanyaan
5) Meminta siswa yang mempunyai tugas menyimpulkan kegiatan menyampaikan kesimpulanya kepada kelompoknya
6) Meminta kesimpulan hasil pembelajaran kepada siswa yang bertugas memprediksi dan meminta hasil jawaban dari setiap anggota kelompok atas pertanyaan yang ditanyakan penanya
Penutup:
1. Memberi kesempatan menyampaikan masalah atau kesulitan dalam pembelajaran
2. Memberikan saran dan masukan 3. Memberikan tugas pekerjaan rumah
4. Mempersiapkan diri untuk mengakhiri pelajaran c. Pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi ini adalah mengetahui aktivitas siswa dalam proses
24 pembelajaran matematika di kelas selama kegiatan pembelajaran reciprocal teaching dilaksanakan.
Peneliti dibantu oleh guru untuk mengamati kesesuaian antara rencana pembelajaran dengan pelaksanaan di kelas. Pengamat juga menuliskan kejadian kejadian khusus yang terjadi dalam kelas. Hasil pengamatan dalam format observasi yang telah disiapkan.
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada tindakan siklus I ini telah dilakukan. Pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas pada pelaksanaan siklus I hasil belajar belum sesuai dengan harapan tujuan pembelajaran sehingga diadakan siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil pelaksanaan atas tindakan pembelajaran di kelas pada siklus I, selanjutnya direncanakan tindakan pembelajaran di kelas pada siklus II. a) Perencanaan
1) Merancang rencana pembelajaran dengan mengunakan model reciprocal teaching pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas VIII semester 1
2) Menyiapkan bahan ajar seperti buku paket, dll
3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan catatan lapangan 4) Menyiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa
b) Pelaksanaan
Langkah-langkah pada siklus II didasarkan pada rencana tindakan pembelajaran mengunakan model reciprocal teaching, yaitu :
25 Pendahuluan
1) Mengingatkan kembali kegiatan pelajaran sebelumnya 2) Menyampaikan kekurangan pebelajaran sebelumnya
3) Memotivasi siswa agar lebih baik dalam menjalankan tugasnya Kegiatan inti
1) Menjelaskan tentang teorema Pythagoras di depan kelas. Siswa memperhatikan sambil merangkum apa yang dijelaskan guru
2) Hasil rangkuman siswa diberikan kepada siswa yang mempunyai tugas menjelaskan materi untuk dijelaskan kembali kepada kelompoknya
3) Memberikan kesempatan bertanya kepada anggota yang mempunyai tugas menyunsun pertanyaan setelah penjelasan selesai
4) Membimbing dan memonitoring siswa selama menjawab pertanyaan
5) Meminta siswa yang mempunyai tugas menyimpulkan kegiatan menyampaikan kesimpulanya kepada kelompoknya
6) Meminta kesimpulan hasil pembelajaran kepada siswa yang bertugas memprediksi dan meminta hasil jawaban dari setiap anggota kelompok atas pertanyaan yang ditanyakan penanya
Penutup
1. Memberi kesempatan menyampaikan masalah atau kesulitan dalam pembelajaran
2. Memberikan saran dan masukan 3. Memberikan tugas pekerjaan rumah
26 c) Pengamatan
Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi ini adalah mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas selama kegiatan pembelajaran reciprocal teaching dilaksanakan.
1) Peneliti mengamati jalannya pembelajaran dan menilai kemampuan siswa dalam mengembangkan model soal dan menyajikan bahan ajar kepada kelompoknya.
2) Peneliti mengamati jalannya tanya jawab.
3) Peneliti menilai hasil jawaban pertanyaan anggota penanya dan hasil jawaban tes.
d) Refleksi
Hasil pengamatan pada siklus II adalah adanya peningkatan hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus II terdapat peningkatan dan sesuai dengan yang diharapkan dari penelitian ini, sehingga penelitian ini dihentikan pada siklus II.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat kegiatan pembelajaran di kelas. Observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan pada kegiatan pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan. Data yang diperoleh berupa hasil keterlaksanaan pembelajaran dan hasil observasi aktivitas siswa.
27 2. Pemberian Tes
Tes dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada kemampuan kognitif. Tes ini dilakukan pada akhir siklus I dan siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II akan menggambarkan daya serap atau pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dan peningkatan kemampuan kognitif siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching. 3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak termuat dalam lembar observasi. Catatan ini berkaitan dengan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti selaku pengajar dan juga semua interakssi yang terjadi antara siswa dan pengajar, interaksi antar siswa selama proses pembelajaran termasuk mengenai kesesuaian aktivitas yang dilakukan dengan langkah-langkah dan hal-hal yang termuat dalam perencanaan pembelajaran yang telah disusun.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang dipergunakan untuk mengolah data dan hasil penelitian yang nantinya berguna pula untuk memperoleh suatu kesimpulan. Data yang dianalisis adalah :
a. Data Hasil Observasi
Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran reciprocal teaching dan observasi aktivitas siswa untuk memberi gambaran pelaksanaan pembelajaran.
b. Data dari Hasil tes
Hasil tes yang diperoleh siswa dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
28 Nilai =
x 100 %
Nilai tes tersebut dapat ditentukan persentase ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu ketuntasan belajar perorangan dan ketuntasan belajar klasikal. Standar ketuntasan belajar minimum perorangan adalah 77% atau dengan nilai 77, sedangkan untuk ketuntasan belajar klasikal dapat ditentukan dengan rumus :
Ketuntasan Belajar Klasikal =
x 100%
Persentase yang diperoleh, dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal, yaitu suatu kelas dikatakan telah berhasil atau mencapai ketuntasan belajar jika paling sedikit 70% dari jumlah siswa dalam satu kelas tersebut telah tercapai maka dapat dikatakan berhasil.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Hasil Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti mengadakan observasi dan pengumpulan data dari guru bidang studi matematika berupa informasi mengenai siswa dan arsip nilai matematika materi sebelumnya yaitu tentang sistem persamaan linier dua variabel. Data nilai ulangan matematika, berdasarkan keterangan tersebut diketahui 19 siswa mendapatkan nilai kurang dari 77, sedangkan 17 siswa telah mendapatkan nilai batas tuntas ataupun di atas batas tuntas, hal ini berarti hanya 47,2% siswa telah dinyatakan tuntas. Suatu kelas dikatakan telah berhasil atau mencapai ketuntasan belajar jika paling sedikit 70% dari jumlah siswa dalam satu kelas tersebut telah tercapai.
Berdasarkan uraian diatas peneliti melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model reciprocal teaching pada pokok bahasan teorema Pythagoras dengan tujuan agar kriteria ketuntasan minimal siswa baik individu atau klasikal memenuhi atau di atas standar kriteria ketuntasan minimal.
B. Data Siklus I
SIKLUS I (22 November 2012)
1. Perencanaan
a. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan mengunakan model reciprocal teaching pada pokok bahasan teorema Pythagoras
30 c. Menyiapakan media pembelajaran seperti 4 segitiga, laptop, dan alat tulis d. Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan catatan lapangan
e. Menyiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah pada siklus I didasarkan pada rencana tindakan pembelajaran mengunakan model reciprocal teaching, yaitu :
Pendahuluan
1) Peserta didik diberi penjelasan tentang reciprocal teaching
a) Peserta didik diperintahkan berkelompok setiap kelompok terdiri 8 siswa b) Tugas setiap kelompok adalah. Merangkum, menjelaskan, bertanya, dan
memprediksi untuk menjelaskan materi kepada kelompok masing-masing c) Memperkenalkan dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran reciprocal
teaching
2) Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan menggali pengetahuan sebelumnya
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran Kegiatan inti
1) Menjelaskan tentang teorema Pythagoras di depan kelas, siswa memperhatikan sambil merangkum apa yang di jelaskan guru
2) Hasil rangkuman siswa diberikan kepada siswa yang mempunyai tugas menjelaskan materi untuk dijelaskan kembali kepada kelompoknya
3) Memberikan kesempatan bertanya kepada anggota yang mempunyai tugas menyunsun pertanyaan setelah penjelasan selesai
31 5) Meminta siswa yang mempunyai tugas menyimpulkan kegiatan
menyampaikan kesimpulanya kepada kelompoknya
6) Meminta kesimpulan hasil pembelajaran kepada siswa yang bertugas memprediksi dan meminta hasil jawaban dari setiap anggota kelompok atas pertanyaan yang ditanyakan penanya
Penutup:
1. Memberi kesempatan menyampaikan masalah atau kesulitan dalam pembelajaran
2. Memberikan saran dan masukan 3. Memberikan tugas pekerjaan rumah
4. Mempersiapkan diri untuk mengakhiri pelajaran
Pembelajaran dilaksanakan pada 22 November 2012 dan berlangsung pukul 07.00-08.20 WIB. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah di susun pada tahap perencanaan. Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan ada dua yaitu hasil dari tanya jawab siswa dan hasil dari tes yang diberikan peneliti.
3. Pengamatan
Hasil pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus I ditujukan dengan lembar pengamat terhadap kegiatan siswa dan catatan lapangan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus I
Tahap Indikator Deskriptor Pelaksanaan
Ya Tidak Awal Memahami rencana
pembelajaran
1. Membawa bahan ajar 2. Membentuk kelompok
dengan cepat
√ √
32 3. Membagi tugas kelompok
secara merata
4. Memperhatiakan materi yang akan dipelajari 5. Memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan
6. Mengingat kembali materi sebelumnya yang terkait dengan materi yang akan dipelajari
7. Menjawab pertanyaan yang menyangkut materi sebelumnya √ √ √ √ √ Menerima motivasi dari guru
1. Merespon motivasi dari guru 2. Mendengarkan dan
memahami penjelasan
langkah-langkah pembelajaran 3. Memahami tugas yang harus
dilakuakan
4. Melaksanakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya √ √ √ √ Melakukan aktivitas keseharian
1. Berdoa sebelum mulai pelajaran
2. Menjawab salam
3. Menjawab presensi siswa 4. Menciptakan suasana kondusif
√ √ √ √ Inti Menyimak penjelasan materi
1. Memperhatikan materi yang dijelaskan guru di depan kelas 2. Membuat rangkuman tentang
materi yang telah dipelajarai 3. Memperhatikan penjelasan
materi yang disampaikan oleh teman 4. Menyunsun pertanyaan 5. Menjawab pertanyaan √ √ √ √ √ Keaktifan dalam pembelajaran
1. Belajar dengan tertib 2. Aktif dalam belajar 3. Mengajukan pertanyaan 4. Memprediksi dan mengklarifikasi jawaban √ √ √ √ Merespon pengarahan dari guru
1. Mengerjakan soal-soal dengan serius
2. Memanfaatkan waktu yang diberikan
3. Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
4. Mengerjakan tes akhir
√ √ √
33 Akhir Memperhatikan
analisis yang disampaikan guru
1. Menyimak evaluasi yang disampaikan guru
2. Menyimak komentar hasil kerja
3. Memberi komentar hasil belajar 4. Mengajukan pertanyaan √ √ √ √ Membuat kesimpulan 1. Menyimpulkan materi 2. Memperhatikan penekanan dari guru 3. Memperhatikan saran-saran dari guru
4. Menyimak penjelasan materi belajar pertemuan berikutnya
√
√
√
√
Tabel 4.2 Catatan lapangan siklus I
Observasi Keterangan
Aktivitas peneliti 1. Peneliti masih kaku dalam kagiatan pembelajaran 2. Peneliti kurang meluangkan waktu yang cukup kepada
siswa dalam mengerjakan soal
3. Peneliti masih kurang dalam melakukan analisis pada kegiatan akhir
4. Peneliti kurang dalam memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif
Aktivitas siswa 1. Kurangnya percaya diri pada saat menjelaskan materi di depan kelas
2. Kurangnya penguasaan materi
3. Siswa kurang dalam memberikan pertanyaan 4. Siswa kurang terampil dalam merangkum materi Pelaksanaan
pembelajaran
1. Pada tahap ini siswa cukup baik dalam merespon materi yang dijelaskan oleh temannya
2. Siswa masih sering mengganggu konsentrasi teman yang menjelaskan materi
4. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran pada tindakan siklus I ini telah dilakukan. Pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas pada pelaksanaan siklus I hasil belajar belum sesuai dengan harapan. Berdasarkan data pengamatan dari
34 pengamat pada lembar observasi yang sudah disediakan menunjukan pelaksanaan pembelajaran berlangsung cukup baik. Tetapi belum bisa dikatakan berhasil karena ketuntasan klasikal belum mencapai 70% (lampiran hal 43-44)
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus I ini, sebagian siswa bersikap pasif, kemungkinan karena mereka belum terbiasa dengan meteode pembelajaran timbal balik (reciprocal teaching). Hasil dari tanya jawab diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai diatas 77 adalah 10 siswa dari 36 siswa. Sedangkan pada tes ada 14 siswa yang mendapat nilai di atas 77. Persentase ketuntasan klasikal pada tanya jawab dan tes adalah 27,7% dan 38,8%. Tujuan pembelajaran belum tercapai sehingga penelitian berlanjut ke siklus II
Tabel 4.3 Perbandingan prestasi pada tanya jawab dan tes pada siklus I
Kriteria Tanya jawab Tes
Siswa yang tuntas 10 14
Ketuntasan klasikal 27,7% 38,8%
Jumlah siswa 36 36
C. Siklus II
SIKLUS II (6 Desember 2012)
1. Perencanaan
a. Merancang rencana pembelajaran dengan mengunakan model reciprocal teaching pada pokok bahasan teorema Pythagoras kelas VIII semester 1
b. Menyiapkan bahan ajar seperti buku paket, LKS
c. Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa dan catatan lapangan d. Menyiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa
35
2. Pelaksanaan
Langkah-langkah pada siklus II didasarkan pada rencana tindakan pembelajaran mengunakan model reciprocal teaching, yaitu :
Pendahuluan
1) Mengingatkan kembali kegiatan pelajaran sebelumnya 2) Menyampaikan kekurangan pebelajaran sebelumnya
3) Memotivasi siswa agar lebih baik dalam menjalankan tugasnya Kegiatan inti
1) Menjelaskan tentang teorema Pythagoras di depan kelas. Siswa memperhatikan sambil merangkum apa yang dijelaskan guru
2) Hasil rangkuman siswa diberikan kepada siswa yang mempunyai tugas menjelaskan materi untuk dijelaskan kembali kepada kelompoknya
3) Memberikan kesempatan bertanya kepada anggota yang mempunyai tugas menyunsun pertanyaan setelah penjelasan selesai
4) Membimbing dan memonitoring siswa selama menjawab pertanyaan
5) Meminta siswa yang mempunyai tugas menyimpulkan kegiatan menyampaikan kesimpulanya kepada kelompoknya
6) Meminta kesimpulan hasil pembelajaran kepada siswa yang bertugas memprediksi dan meminta hasil jawaban dari setiap anggota kelompok atas pertanyaan yang ditanyakan penanya
Penutup
1. Memberi kesempatan menyampaikan masalah atau kesulitan dalam pembelajaran
36 3. Memberikan tugas pekerjaan rumah
4. Memberikan info pelaksanaan ulangan harian 5. Mempersiapkan diri untuk mengakhiri pelajaran
Pembelajaran dilaksanakan pada 6 Desember 2012. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun pada tahap perencanaan. Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan ada tiga yaitu hasil dari tanya jawab siswa, hasil dari tes dan hasil dari ulangan harian.
3. Pengamatan
Hasil pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus II ditujukan dengan lembar pengamat terhadap kegiatan siswa dan catatan lapangan dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Hasil pengamat terhadap kegiatan siswa pada siklus II
Tahap Indikator Deskriptor Pelaksanaan
Ya Tidak Awal Memahami rencana
pembelajaran
1. Membawa bahan ajar
2. Membentuk kelompok dengan cepat
3. Membagi tugas kelompok secara merata
4. Memperhatiakan materi yang akan dipelajari
5. Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan
6. Mengingat kembali materi sebelumnya yang terkait dengan materi yang akan dipelajari
7. Menjawab pertanyaan yang menyangkut materi sebelumnya √ √ √ √ √ √ √ Menerima motivasi dari guru
1. Merespon motivasi dari guru 2. Mendengarkan dan
memahami penjelasan
langkah-langkah pembelajaran 3. Memahami tugas yang harus
√ √
37 dilakuakan
4. Melaksanakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya
√ Melakukan
aktivitas keseharian
1. Berdoa sebelum mulai pelajaran
2. Menjawab salam
3. Menjawab presensi siswa 4. Menciptakan suasana kondusif
√ √ √ √ Inti Menyimak penjelasan materi
1. Memperhatikan materi yang dijelaskan guru di depan kelas 2. Membuat rangkuman tentang
materi yang telah dipelajarai 3. Memperhatikan penjelasan
materi yang disampaikan oleh teman 4. Menyunsun pertanyaan 5. Menjawab pertanyaan √ √ √ √ √ Keaktifan dalam pembelajaran
1. Belajar dengan tertib 2. Aktif dalam belajar 3. Mengajukan pertanyaan 4. Memprediksi dan mengklarifikasi jawaban √ √ √ √ Merespon pengarahan dari guru
1. Mengerjakan soal-soal dengan serius
2. Memanfaatkan waktu yang diberikan
3. Menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
4. Mengerjakan tes akhir pembelajaran √ √ √ √ Akhir Memperhatikan analisis yang disampaikan guru
1. Menyimak evaluasi yang disampaikan guru
2. Menyimak komentar hasil kerja
3. Memberi komentar hasil belajar 4. Mengajukan pertanyaan √ √ √ √ Membuat kesimpulan 1. Menyimpulkan materi 2. Memperhatikan penekanan dari guru 3. Memperhatikan saran-saran dari guru
4. Menyimak penjelasan materi belajar pertemuan berikutnya
√ √ √
√
38
Observasi Keterangan
Aktivitas peneliti 1. Peneliti sudah tidak kaku dalam kagiatan pembelajaran 2. Peneliti sudah memberi waktu yang cukup kepada
siswa dalam mengerjakan soal
3. Peneliti masih kurang dalam melakukan analisis pada kegiatan akhir
4. Peneliti kurang dalam memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif
Aktivitas siswa 1. Siswa sudah tidak kaku pada saat menjelaskan materi di depan kelas
2. Materi sudah dikuasai
3. Siswa kurang terampil dalam memberikan pertanyaan 4. Siswa kurang terampil menyimpulkan kegiatan Pelaksanaan
pembelajaran
1. Pada tahap ini siswa sangat baik dalam merespon materi yang dijelaskan oleh temannya
2. Siswa belum bisa membuat pertanyaan sendiri
4. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama pembelajaran berlangsung pada siklus II ini, siswa sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya (lampiran 63-66). Siswa mulai antusias pada pembelajaran pada pertemuan matematika dengan metode timbal balik (reciprocal teaching). Hasil observasi pengamat terhadap pelaksanaan pembelajaran menunjukan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung baik.
Berdasarkan data penilaian pada lembar analisis butir soal siswa (lampiran hal 63-68), jumlah skor yang diperoleh dari hasil pengamatan oleh pengamat adalah 30 siswa yang tuntas dalam soal tanya jawab, 32 siswa yang tuntas dalam soal tes dan 31 siswa yang tuntas dalam soal ulangan harian, dengan persentase nilai ketuntasan klasikal tanya jawab 83,3%, ketuntasan klasikal tes 88,8% dan ketuntasan klasikal ulangan harian 86,1%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan
39 kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik.
Tabel 4.6 Perbandingan prestasi pada siklus I dan siklus II
Kriteria Tanya jawab Tes Ulangan harian
I II I II I II Siswa yang tuntas 10 30 14 32 17 31 Ketuntasan klasikal 27,7% 83,3% 38,8% 88,8% 47,2% 86,1% Jumlah siswa 36 36 36 36 36 36
Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah pembelajaran pada siklus II sudah berhasil atau tidak. Ketuntasan klasikal siswa selama proses pembelajaran sudah di atas 70% sehingga pembelajaran sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal klasikal. Berdasarkan analisis yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II tidak perlu dilanjutkan.
D. Analisis Data
Hasil analisis terlihat bahwa pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) memberikan perubahan pada siswa. Perubahan tersebut ditunjukkan oleh hasil hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Selain itu pada siklus I terlihat bahwa ketuntasan klasikal pada tanya jawab 27,7%, pada tes 38,8%, dan pada hasil ulangan sebelum penelitian 47,2% dan meningkat pada siklus II pada tanya jawab menjadi 83,3%, pada tes 88,8%, dan pada hasil ulangan harian saat penelitian 86,1%. Nilai tersebut di dapatkan dari perhitungan
Nilai Ketercapaian Siswa =
x 100 %
Ketuntasan Belajar Klasikal =
40 Keterangan :
Siswa dikatakan tuntas bila nilai siswa lebih besar dari 77% dan pembelajaran berhasil bila ketuntasan klasikal lebih dari 70%.
Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut tidak terlepas dari penerapan reciprocal teaching selama pembelajaran berlangsung. Penerapan reciprocal teaching dapat menumbuhkan sikap antusias pada siswa karena pemberian perintah merangkum, menjelaskan, bertanya dan memprediksi terlebih dahulu sebelum materi pembelajaran dibahas.
Peningkatan hasil belajar siswa pada bahasan teorema Pythagoras disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: a. Adanya perbaikan nilai dengan cara pengayakan yaitu jika ketuntasan klasikal kurang dari 70 %, maka dilakukan perbaikan klasikal (diulang) , b. Adanya program pebaikan dengan cara memberi tugas mengerjakan soal yang ada di buku paket bagi siswa yang belum tuntas bila ketuntasan klasikal lebih dari sama dengan 70 %.
Kendala-kendala yang dihadapi selama proses model reciprocal teaching dalam pembelajaran yaitu: a. Guru harus bisa mengatur waktu, karena waktu yang di butuhkan relatif banyak, b. Guru harus lebih banyak berkeliling kelas untuk mengetahui potensi siswa, c. Siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran mengunakan reciprocal teaching, d. Siswa masih belum bisa membuat pertanyaan sendiri.
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data pada bab IV, dapat disimpulkan : Pembelajaran melalui model reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar dengan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
1. Hasil ulangan sebelum penelitian yang didapat dari pembelajaran sebelumnya adalah 47,2% siswa yang tuntas. Hasil ulangan pada saat penelitian adalah 86,1% siswa yang tuntas. Siswa yang tuntas mengalami peningkatan sebesar 38,9%
2. Hasil tanya jawab pada siklus I adalah 27,7% siswa yang tuntas dan hasil penelitian siklus II pada tanya jawab adalah 83,3% . Siswa yang tuntas mengalami peningkatan sebesar 55,6%
3. Hasil tes pada siklus I adalah 38,8% siswa yang tuntas dan hasil tes pada siklus II adalah 88,8% siswa yang tuntas. Siswa yang tuntas mengalami peningkatan sebesar 50%
B. Saran
1. Bagi siswa
a. Siswa harus mempersiapkan mental yang baik dan percaya diri supaya tidak kaku dalam menjelaskan kembali materi kepada kelompoknya
b. Siswa harus lebih baik lagi dalam penguasaan materi c. Siswa harus lebih berani dan lebih kreatif dalam bertanya
42 2. Bagi guru
a. Guru harus mampu membagi waktu dalam kegiatan pembelajaran
b. Guru harus bisa memberikan penjelasan yang dapat diterima siswa tentang reciprocal teaching kepada siswa
c. Guru harus mampu berperan lebih fasilitator, dalam memberi kemudahan bagi siswa.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya
43 DAFTAR PUSTAKA
Anggoro. 2000. Meningkatkan Keberanian Bertanya Siswa Kelas II Pada Kegiatan Belajar Mengajar di SMU II Surakarta. Proposal Skirpsi (onlain) (http://ramdhanimiftah.wordpress.com/#_ftn23)
Arikunto, Suharsini.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT Bumi Aksara Azis Abdul. 2007. 3. Kelebihan dan kekurangan reciprocal teaching. (Online).(
http://fadrusrahmatullah.blogspot.com/2013/01/strategi-pembelajaran-reciprocal.html, diakses 13 januari 2013)
Emi Pujiastuti. 2004. Strategi Pembelajaran Reciprocal Teaching. Malang: Universitas Negeri Malang.
Nuharini Dewi dan Wahyuni Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasnya 1 untuk Kelas VII SMP dan MTS (BSE). Jakarta. Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Hendriana. 2003. Meningkatkan Kemampuan Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching). Proposal Skirpsi (onlain)
(http://ramdhanimiftah.wordpress.com/#_ftn23, diakses 22 Oktober 2012) Hudojo Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang. Ikip
Malang
Muslimin.2007. Reciprocal teaching Sebagai Strategi Pembelajaran, (Online), (http://www.kpicenter.org.html, diakses 22 Desember 2012)
Palinscar, A.S. 2002. Reciprocal Teaching, (Online),
(http://www.Sdcoe.us/promosing/tips/rec.html, diakses 20 Desember 2012)
Purnomo Dwi. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data, dan Penyusunan Proposal PTK. (Online).
(http://dwipurnomoikipbu.wordpress.com, diakses tanggal 12 Juli 2012) Sutirdjo. 2008. Menulis PTK Senikmat Minum Teh. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Slavin. 2008. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Onlain). (http://zaifbio.wordpress.com/20012/10/. Diakses tangal 10 Desember 2012 )
44 http://ramdhanimiftah.wordpress.com http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/17/reciprocal-teaching/#more-96 http://zaifbio.wordpress.com/20012/10/ http://wayanweb.wordpress.com/ptk http://fadrusrahmatullah.blogspot.com/2013/01/strategi-pembelajaran-reciprocal.html
45
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Porong Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan) Semester : 1 (Satu)
A. Standar Kompetensi :
Menggunakan teorema Pythagoras dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar :
Menggunakan teorema Pythagoras untuk menentukan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku.
C. Alokasi Waktu : 4x40 menit (2 pertemuan).
D. Model pembelajaran : Reciprocal teaching
E. Materi ajar : Teorema Pythagoras
F. Tujuan pembelajaran :
Pertemuan pertama
1. Peserta didik dapat membuktikan teorema Pyhtagoras
2. Peserta didik dapat menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui
3. Peserta didik dapat mengenal tripel Pythagoras
4. Peserta didik dapat menerapkan teorema Pythagoras pada segitiga siku-siku dengan sudut istimewa 30°,45°,60°
46
G. Metode pembelajaran :
ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, presentasi.
H. Materi pembelajaran
1. Membuktikan teorema Pythagoras
Pythagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani yang hidup pada tahun 569–475 sebelum Masehi. Sebagai ahli metematika, ia mengungkapkan bahwa kuadrat panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat panjang sisi-sisi yang lain. Untuk membuktikan hal ini, lakukan Kegiatan berikut:
a) Buatlah empat buah segitiga yang sama dengan panjang sisi alas a = 3 cm, sisi tegak b = 4 cm, dan sisi miring c = 5 cm. Lalu potong segitiga-segitiga itu.
b) Buatlah sebuah persegi dengan panjang sisi yang sama dengan sisi miring segitiga, yaitu c = 5 cm. Warnailah daerah persegi tersebut, lalu potong.
c) Tempelkan persegi di buku dan atur posisi keempat segitiga sehingga sisi c segitiga berimpit dengan setiap sisi persegi dan terbentuk sebuah persegi besar dengan sisi (a + b). Lihat gambar berikut.
47 Kemudian hitung luas masing-masing bidang untuk memperoleh hubungan antara
a,b,dan c
luas persegi luar (b) = luas persegi dalam + 4 luas segitiga (a) = ( )
Dari hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainya. Inilah yang disebut
teorema Pythagoras.
Kemudian di buktikan dengan cara memasukan nilai ukuran segitiga sesunguhnya ke rumus :
a=3 , b=4 , c=5
√ = c, c = 5 jadi terbukti bahwa teorema tersebut benar 2. Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua sisi lain diketahui
Contoh soal : ada sebuah segitiga siku-siku dengan sisi miring 10 cm dan alasnya 6 cm. Berapa sisi yang satunya?
Jawab :
Menurut teorema teorema Pythagoras sisi miring segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi lainya.
Sisi miring = 10cm, alas = 6cm, tinggi ?
48
√
, jadi sisi yang tidak diketahui adalah 8cm 3. Mengenal tripel Pythagoras
Tripel Pythagoras adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat bilangan yang lainya. Contoh : 3,4,5 Jawab : =
4. Menjelaskan perbandingan sisi sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya )