Data yang dianalisis merupakan hasil yang diperoleh dari kuesioner (dapat dilihat pada Lampiran 1) yang diajukan kepada para calon pembeli / pembeli / pengguna sepeda motor. Penyebaran kuesioner ini dilakukan secara langsung, dalam artian bukan melalui pos atau telepon, oleh penulis sendiri dengan bantuan beberapa rekan.
Kuesioner disebarkan mulai tanggal 2 September 2003 s/d 10 September 2003 dengan jumlah awal sebanyak 200. Dari jumlah tersebut ada 11 kuesioner yang tidak me menuhi syarat. Jumlah tersebut tentunya sudah memenuhi syarat minimum jumlah sampel yang seharusnya diambil, sesuai dengan perhitungan pada bab sebelumnya. Pada penelitian ini responden yang dipilih adalah pemakai sepeda motor dan diambil secara acak.
4.1. Uji Validitas
Dari data 189 responden dilakukan uji validitas data, dengan menghitung nilai korelasi dari pernyataan tersebut yang akan dibandingkan dengan nilai kritis 5 %, apakah signifikan atau tidak (dapat dilihat pada Lampiran 2 ).
Secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus diuji terlebih dahulu untuk menyatakan apakah nilai korelasi yang didapat signifikan atau tidak.
Caranya dengan uji korelasi yang membandingkan nilai korelasi yang didapat dengan angka kritis sebesar 5% yang selanjutnya dilihat nilai tabelnya dengan n = 189 yaitu sebesar 0.09314. Bila angka korelasi diatas 0.09314 maka data signifikan dan sebaliknya bila dibawah 0.09314 maka data tidak signifikan.
Hipotesanya adalah sebagai berikut : Ho : Pernyataan tidak signifikan H1 : Pernyataan signifikan
→ dimana tolak Ho jika r > r tabel ( 0.09314 )
Dari Lampiran 2 didapat bahwa pada kolom Corrected Item-Total Correlation bisa diketahui bahwa seluruh nilainya lebih besar daripada 0.09314, sehingga menurut hipotesa diatas maka tolak Ho yang berarti data signifikan.
4.2. Uji Reliabilitas
Hipotesa untuk uji reliabilitas data adalah sebagai berikut : Ho : data tidak reliable
H1 : data reliable
→ dimana tolak Ho jika P value < nilai kritis (α) 5%
Dari hasil pengolahan dengan software SPSS ( dapat dilihat pada Lampiran 2 ), maka didapatkan nilai P value sebesar 0.0000 yang < nilai kritis (α) 5% berarti tolak Ho, yang berarti data kuesioner memiliki reliabilitas.
4.3. Analisa Markov Chain
4.3.1. Matriks Probabilitas Transisi
Dari Tabel 4.1 terlihat bagaimana perbandingan jumlah responden dalam memakai salah satu merk sepeda motor. Pada periode pembelian pertama, merk Ho nda yang paling banyak diminati ( 55,5 %) disusul oleh Suzuki (16,2 %). Urutan yang sama juga terjadi pada periode pembelian kedua, yaitu Honda tetap teratas dalam hal jumlah pengguna (52 %) dan disusul Suzuki (21.1 %).
Tabel 4.1
Data Penjualan Sepeda Motor di Surabaya
Tahun 2001 2002 2003
Merk kendaraan
Jan-Jun Jul-Des Jan-Jun Jul-Des Jan-Jun
Honda 17200 17859 20798 21379 25524
Suzuki 5538 4695 6753 6859 7071
Yamaha 4025 3366 4621 5126 4780
Kawasaki 1290 985 1537 1523 728
Mtr Cina 4543 3162 2018 1983 3471
Lain-lain 280 225 351 262 308
Sumber : Dinas Pendapatan Propinsi Jawa Timur
Bertitik tolak dari pengumpulan data yang telah dilakukan, maka Tabel 4.2 akan digunakan untuk menggambarkan perolehan pasar serta pola perubahan antar masing – masing merk sepeda motor yang dianalisa, yang dalam hal ini adalah sepeda motor dengan merek Honda, Yamaha, Kawasaki, Suzuki, motor Cina dan merk lain.
Data dalam tabel tersebut dihitung berdasarkan perolehan pasar pada periode pembelian pada waktu t dan pada waktu t + 1, dimana dalam penelitian ini digunakan perolehan pasar sepeda motor tahun 2001 dan 2002.
Perubahan jumlah pembelian dari periode pembelian pertama ke periode pembelian kedua dapat dilihat dari kolom “ Berkurang ke merk “ dan kolom “Bertambah dari merk “ pada tabel diatas.
Dari 2 kolom tersebut dapat dilihat pola perubahan jumlah pemakai pada masing – masing merk.
Hasil perolehan data pada Tabel 4.1 juga dapat digunakan untuk menggambarkan perolehan pasar ( market share ) masing – masing merk, yaitu dengan menghitung hasil bagi antara jumlah pemakai masing – masing merk dengan total pemakai sepeda motor dikalikan 100%.
Formulasinya adalah sebagai berikut : Pi = Ni x 100 %
N total
Misalnya untuk merk Honda, perolehan pasarnya : Pr = 35059 x 100 % = 55.5 %
63168
Hal yang sama juga berlaku untuk merk yang lain, sehingga didapatkan tabel perolehan pasar periode awal untuk masing – masing merk sebagai berikut :
Tabel 4.3
Perolehan Pasar masing – masing Merk tahun 2001
Merk Perolehan pasar
Honda 55.5 %
Yamaha 11.7 %
Suzuki 16.2 %
Motor Cina 12.2 %
Kawasaki 3.6 %
Lain – lain 0.8 % Total : 100 %
Selanjutnya untuk melakukan perhitungan analisa markov chain, maka data pada Tabel 4.2 harus diubah ke dalam bentuk matriks probabilitas transisi (p). p merupakan kumpulan dari probabilitas transisi semua parameter state yang ada. Dalam penelitian ini parameter state- nya adalah sebagai berikut :
• State 1 (Honda) adalah probabilitas responden memilih sepeda motor Honda
• State 2 (Yamaha) adalah probabilitas responden memilih sepeda motor Yamaha
• State 3 (Suzuki) adalah probabilitas responden memilih sepeda motor Suzuki
• State 4 (Motor Cina) adalah probabilitas responden memilih sepeda motor Cina
• State 5 (Kawasaki) adalah probabilitas responden memilih sepeda motor Kawasaki
• State 6 (Lain- lain) adalah probabilitas responden memilih sepeda motor merk lain
Sehingga matriks p dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :
ke
H Y S K MC L
H p11 p12 p13 p14 p15 p16
Y p21 p22 p23 p24 p25 p26
P = dari S p31 p32 p33 p34 p35 p36
K p41 p42 p43 p44 p45 p46 MC p51 p52 p53 p54 p55 p56
L p61 p62 p63 p64 p65 p66
Ket : p11 : probabilitas responden pada periode pembelian pertama memilih sepeda motor merk Honda dan tidak berubah pada periode pembelian kedua.
p12 : probabilitas responden pada periode pembelian pertama memilih sepeda motor merk Honda, tapi pada periode pembelian kedua memilih merk Yamaha.
p66 : probabilitas responden pada periode pembelian pertama memilih sepeda motor merk Honda, tapi pada periode pembelian kedua memilih merk lain.
Untuk menentukan nilai probabilitas dalam p adalah dengan membagi jumlah pemakai yang tetap dikuasai dalam periode pengamatan dengan jumlah pemakai pada awal periode pembelian.
Perhitungan probabilitas transisi dari masing- masing state adalah sebagai berikut :
H Y S K MC L
H 80/98 9/98 7/98 1/98 0/98 1/98
Y 11/43 28/43 3/43 0/43 1/43 0/43
S 8/29 1/29 19/29 1/29 0/29 0/29
K 1/3 0/3 0/3 2/3 0/3 0/3 MC 0/7 2/7 3/7 0/7 2/7 0/7
L 2/9 1/9 2/9 0/9 0/9 4/9
Sehingga matriks p dapat disusun sebagai berikut :
H Y S K MC L
H 0.816 0.092 0.072 0.01 0.00 0.01
Y 0.256 0.651 0.07 0.00 0.023 0.00
S 0.277 0.034 0.655 0.034 0.00 0.00
K 0.333 0.00 0.00 0.667 0.00 0.00
MC 0.00 0.286 0.428 0.00 0.286 0.00
L 0.222 0.111 0.222 0.00 0.00 0.445
Sebelum menginterpretasikan angka-angka yang ada dalam matriks transisi, perlu diperhatikan :
• Diagonal utama dalam matriks menunjukkan tingkat pembelian ulang bagi masing- masing merk dan dinyatakan sebaga i probabilitas loyalitas merk, yang biasa juga disebut sebagai probabilitas retensi.
• Unsur-unsur diluar garis diagonal utama disebut probabilitas perubahan/pergantian, yang menyatakan tingkat perpindahan masuk dan keluar suatu merk.
Angka – angka yang ada dalam matriks probabilitas transisi diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
• Probabilitas responden yang loyal pada merk Honda sangat besar yaitu 0.816, sehingga kemungkinan pemakai merk tersebut untuk berpindah ke merk lainnya walaupun masih ada tetapi sangat kecil prosentasenya.
• Merk Yamaha, Suzuki dan Kawasaki mempunyai probabilitas retensi yang hampir sama, yaitu sekitar 0.651, 0.655, 0.667. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesetiaan konsumen merk tersebut cukup besar dan cukup aman terhadap merk lain, kecuali dengan merk Honda, yang memiliki peluang terbesar untuk mendapat tambahan konsumen dari pemakai tiga merk tersebut.
• Konsumen merk Cina memiliki probabilitas retensi terkecil dibanding merk lainnya, yaitu 0.286. Hal ini menunjukkan bahwa pemakai merk tersebut cenderung tidak loyal dan sering berpindah
pada merk lain karena berbagai faktor. Suzuki mempunyai peluang yang cukup besar untuk merebut perolehan pasar pemakai merk ini, yaitu sekitar 0.428.
• Tingkat kesetiaan konsumen merk lain- lain relative kurang kuat dibanding merk lainnya. Hal ini bisa dilihat dari probabilitas konsumen yang loyal mendekati 50%, yang dapat diartikan bahwa konsumen merk ini hampir 50% yang juga senang berpindah dari dan ke merk lain. Hal ini juga akan menyebabkan semakin berkurangnya perolehan merk ini dari waktu ke waktu.
Berdasarkan hasil diatas, maka secara umum matriks probabilitas transisi dapat digunakan untuk menunjukkan kemungkinan – kemungkinan suatu merk mempertahankan perolehan pasarnya, yang sangat dipengaruhi oleh proses perpindahan jumlah pemakai merk ke merk lain.
4.3.2. Analisis Perolehan Pasar dan Kondisi Kemantapan 4.3.2.1. Analisa Perolehan Pasar
Dari perhitungan sebelumnya, didapatkan nilai perolehan pasar awal untuk masing – masing merk, yaitu :
AH0 (perolehan pasar Honda) = 55.5 % AY0 (perolehan pasar Yamaha) = 11.7 %
AS0 (perolehan pasar Suzuki) = 16.2 %
AK0 (perolehan pasar Kawasaki) = 12.2 %
AMC0 (perolehan pasar motor Cina) = 3.6 %
AL0 (perolehan pasar merk lain) = 0.8 %
Selanjutnya dari perolehan pasar masing – masing merk tersebut dapat disusun matriks perolehan pasar awal (A) yang berukuran 1x6 sebagai berikut :
A(0) = ( 0.555 0.117 0.162 0.122 0.036 0.008 )
Perhitungan untuk periode pertama
Perolehan pasar yang diharapkan untuk periode pertama diperoleh melalui pengalian matriks perolehan pasar dalam periode awal (A) dengan matriks probabilitas transisi (p).
A(1) = A(0) x p
A(1) = ( 0.555 0.117 0.162 0.122 0.036 0.008 ) x 0.816 0.092 0.072 0.01 0.00 0.01
0.256 0.651 0.07 0.00 0.023 0.00 0.277 0.034 0.655 0.034 0.00 0.00 0.333 0.00 0.00 0.667 0.00 0.00 0.00 0.286 0 .428 0.00 0.286 0.00 0.222 0.111 0.222 0.00 0.00 0.445
A(1) = ( 0.57 0.144 0.171 0.092 0.014 0.009 )
Nilai-nilai yang ada pada A(1) merupakan nilai estimasi pangsa pasar periode pertama untuk masing- masing merk sepeda motor, yaitu Honda ( 57 % ), Yamaha ( 14.4 % ), Suzuki ( 17.1 % ), Kawasaki ( 9.2 % ), merk Cina ( 1.4 % ) dan merk lain ( 0.9 % ).
Perhitungan untuk periode kedua
Perolehan pasar untuk periode kedua dapat ditentukan melalui prosedur ya ng sama dengan pada periode pertama, yaitu :
A(2) = A(1) x p
A(2) = ( 0.57 0.144 0.171 0.092 0.014 0.009 ) x 0.816 0.092 0.072 0.01 0.00 0.01
0.256 0.651 0.07 0.00 0.023 0.00 0.277 0.034 0.655 0.034 0.00 0.00 0.333 0.00 0.00 0.667 0.00 0.00 0.00 0.286 0.428 0.00 0.286 0.00 0.222 0.111 0.222 0.00 0.00 0.445
A(2) = ( 0.582 0.157 0.171 0.073 0.007 0.01 )
Metode lain yang juga dapat digunakan adalah untuk menghitung perolehan pasar untuk suatu periode n adalah melalui pembentukan matriks transisi berpangkat n yang kemudian dikalikan dengan perolehan pasar periode awal.
Formulasinya : A(n) = A x pn
Misalnya untuk perhitungan perolehan pasar periode kedua, maka matriks probabilitas transisi akan dikuadratkan. Selanjutnya, nilai estimasi perolehan pasar untuk periode kedua akan didapatkan dengan mengalikan matriks transisi kuadrat tersebut dengan matriks perolehan pasar pada periode awal.
Formulasinya : A(2) = A(0) x p2
Dimana p adalah matriks transisi 2 langkah yang dapat dihitung dengan :
p2 = p x p
p2 = 0.816 0.092 0.072 0.01 0.00 0.01 0.816 0.092 0.072 0.01 0.00 0.01
0.256 0.651 0.07 0.00 0.023 0.00 0.256 0.651 0.07 0.00 0.023 0.00 0.277 0.034 0.655 0.034 0.00 0.00 x 0.277 0.034 0.655 0.034 0.00 0.00 0.333 0.00 0.00 0.667 0.00 0.00 0.333 0.00 0.00 0.667 0.00 0.00 0.00 0.286 0.428 0.00 0.286 0.00 0.00 0.286 0.428 0.00 0.286 0.00
0.222 0.111 0.222 0.00 0.00 0.445 0.222 0.111 0.222 0.00 0.00 0.445
maka :
A(2) = A(0) x p2
A(2) = (0.555 0.117 0.162 0.122 0.036 0.008) x 0.715 0.139 0.115 0.017 0.002 0.013
0.395 0.456 0.12 0.005 0.022 0.003 0.427 0.07 0.451 0.048 0.001 0.003 0.494 0.031 0.024 0.448 0.00 0.003 0.192 0.283 0.423 0.015 0.088 0.00 0.369 0.15 0.268 0.01 0.003 0.223
A(2) = ( 0.582 0.157 0.171 0.073 0.007 0.01 )
Perhitungan dengan metode ini akan memberikan hasil yang sama seperti pada perhitungan dengan metode sebelumnya. Kelebihan penggunaan metode ini adalah dapat menaikkan manfaat matriks probabilitas transisi sebagai cara untuk langsung menunjukkan suatu jumlah periode di waktu yang akan datang. Apabila nilai- nilai perolehan pasar periode awal, estimasi perolehan pasar pertama maupun periode kedua dan seterusnya dapat diamati dengan seksama, maka terlihat adanya pergeseran dan perubahan nilai perolehan pasar yang dihasilkan oleh masing- masing merk.
4.3.2.2. Kondisi Kemantapan (steady state)
Kondisi kemantapan adalah kondisi pada suatu periode tertentu dimana matriks A (matriks perolehan pasar) sudah tidak lagi berubah dari waktu ke waktu. Pada kondisi ini, matriks perolehan pasar sudah mencapai kondisi tetap / equilibrium.
Dalam kasus penelitian ini, kondisi kemantapan berarti kondisi dimana sudah tidak bisa lagi merubah perolehan pasar ; dengan asumsi dasar bahwa semua keadaan yang mempengaruhi estimasi pasar adalah sama dengan kondisi pada pada waktu awal periode.
Kondisi kemantapan akan tercapai bila : A(n) = A(n+1)
Dengan demikian untuk mencari kondisi steady state pangsa pasar sepeda motor, maka harus dihitung semua matriks A tiap periode sampai kondisi A(n) = A(n+1) tercapai.
Untuk menghitung matriks A(n) , digunakan rumus yang sama dengan cara perhitungan seperti yang telah dicontohkan diatas. Untuk mempermudah perhitungan digunakan bantuan software QSB dan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4
Estimasi Perolehan Pasar Hingga Kondisi Steady State untuk Produk Sepeda Motor di Surabaya
Estimasi perolehan pasar Periode
Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Merk lain
0 55.5 11.7 16.2 3.6 12.2 0.8
1 54.14699 16.8515 20.8252 3.507 3.7583 0.911
2 55.69659 17.8359 20.52949 3.5886 1.4624 0.9468
3 57.05736 17.95111 19.5373 3.6480 0.88284 0.9777 4 57.99797 17.94519 18.73328 3.6680 0.6498 1.0056
5 58.55416 17.95254 18.2037 3.6635 0.5985 1.0274
6 58.86652 17.97826 17.8803 3.6480 0.5841 1.0427
7 59.03665 18.0103 17.68996 3.6298 0.5805 1.0527
8 59.1271 18.04043 17.58046 3.6129 0.5802 1.0588
9 59.17401 18.06524 17.51859 3.5988 0.5808 1.0624 10 59.19761 18.08417 17.48426 3.58779 0.5816 1.0645
11 59.209 18.09795 17.46557 3.5794 0.5822 1.0656
12 59.21414 18.10765 17.43566 3.5734 0.5827 1.0663
13 59.2162 18.11431 17.4506 3.5691 0.5831 1.0666
14 59.2168 18.11881 17.44808 3.5660 0.5834 1.0668 15 59.21677 18.1218 17.44695 3.5639 0.5835 1.0669 16 59.21653 18.12376 17.44651 3.5625 0.5837 1.06694 17 59.21624 18.12504 17.44641 3.56156 0.5837 1.0669 18 59.21599 18.12587 17.44644 3.5609 0.5838 1.0669 19 59.21578 18.1264 17.44653 3.56046 0.5838 1.0669 20 59.21562 18.12674 17.44662 3.5601 0.5838 1.0669 21 59.2155 18.12696 17.4467 3.5599 0.5839 1.06695 22 59.21542 18.12709 17.44677 3.5598 0.5839 1.0669 23 59.21537 18.12718 17.44682 3.5597 0.5839 1.0669
Dari tabel perolehan pasar tersebut terlihat bahwa kondisi steady state (kemantapan) tercapai setelah periode ke-23, dimana syarat
A(n)=A(n+1) telah terpenuhi. Hal ini berarti pada periode ke-23
terjadi kemantapan perolehan pasar masing- masing merk.
Pada kondisi kemantapan didapatkan perolehan pasar untuk masing- masing merk adalah sebagai berikut : Honda 59.21%, Yamaha 18.12%, Suzuki 17.45%, Kawasaki 3.56%, Motor Cina 0.59% dan merk lain sebesar 1.07%.
Bila dibandingkan antara estimasi perolehan pasar pada kondisi kemantapan dan kondisi awal, maka terdapat perubahan-perubahan sebagai berikut :
• Honda memiliki estimasi perolehan pasar yang terus menaik (dari 55.5% menjadi 59.21%) karena memiliki probabilitas konsumen yang pindah ke merk lain lebih kecil daripada probabilitas konsumen yang bertahan dan pindah dari merk lain. Hal ini berarti Honda berhasil menarik konsumen merk lain untuk berpindah ke merknya, sehingga Honda berhasil mempertahankan posisinya sebagai market leader.
• Estimasi perolehan pasar Yamaha naik dengan tingkat kenaikan yang paling tinggi, yaitu dari 11.7% menjadi 18.12%, tetapi hasil tersebut belum mampu menggeser posisi Honda sebagai market leader.
• Untuk Suzuki dan merk lain, estimasi perolehan pasarnya juga naik walaupun tidak terlalu besar yaitu untuk Suzuki dari 16.2% menjadi 17.45%. Sedangkan untuk merk lain dari 0.8%
menjadi 1.07%. sedangkan Kawasaki, estimasi perolehan pasarnya relatif tetap dan tidak berubah, yaitu sekitar 3.56%.
• Sepeda motor Cina memiliki estimasi perolehan pasar yang penurunannya paling besar, yaitu dari 12.2% menjadi 0.59%.
Bertitik tolak dari apa yang telah diuraikan diatas, maka dengan semakin bertambahnya periode, analisa model Markov chain akan menghasilkan perolehan pasar yang semakin mendekati kondisi yang kostan, dimana tidak ada lagi perubahan dalam perolehan pasar. Namun, pada kenyataannya kondisi steady state ini sulit terjadi, karena kondisi suatu pasar tidak akan pernah stabil, apalagi
dengan tatanan pasar saat ini yang sangat dipengaruhi oleh semakin kompetitifnya persaingan .
Tabel 4.5
Tabel Steady State Solution
State Name
State Probability
Recurrence Time Honda
Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain
0.5921537 0.1812718 0.1744682 0.035597 0.005839 0.010669
1.688751 5.516578 5.731704 28.09178 171.2532 93.72546
Tabel 4.6
Tabel First Passage Times
From State To State First Passage Time
From State To State First Passage Time Honda
Honda Honda Honda Honda Honda Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Yamaha Suzuki Suzuki Suzuki Suzuki Suzuki Suzuki
Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain
1.688751 12.7188 13.4464 81.36028 242.3802 164.8568 3.920826 5.516578 13.16852 83.17992 229.6615 168.7777 3.580899 14.65986 5.731704 76.42004 244.3213 168.4377
Kawasaki Kawasaki Kawasaki Kawasaki Kawasaki Kawasaki Motor Cina Motor Cina Motor Cina Motor Cina Motor Cina Motor Cina Lain-lain Lain-lain Lain-lain Lain-lain Lain-lain Lain-lain
Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Motor Cina Lain-lain
3.003003 15.72181 16.44941 28.09178 245.3833 167.8598 5.11762 10.18826 6.675345 80.52834 171.2532 1699745 4.018326 12.75327 9.814066 81.54991 242.4147 93.72546
Dari hasil diatas bisa diketahui bahwa semakin kecil nilai mean first passage times atau recurrence time, berarti semakin besar pula probabilitas konsumen tersebut akan memilih sepeda motor dengan merk yang sama dengan yang dimilikinya saat ini.
Misalnya Honda, bila dilihat pada recurrence time- nya pengguna Honda hanya akan mencoba merk lain sekali saja sebelum akan kembali ke merk Honda. Sedangkan pengguna motor Cina bila dilihat pada recurrence time-nya, akan kembali pada motor Cina setelah mencoba merk lain sebanyak 172 kali.
4.4. Analisa Perilaku Konsumen
Dalam bagian ini akan dilakukan uji dependensi untuk mengetahui karakteristik konsumen, dengan menggunakan metode chi-square (x2). Variabel yang digunakan dalam pengujian ini adalah variabel- variabel yang berkaitan dengan karakteristik responden sebagai pemakai sepeda motor.
Hipotesa: Ho : tidak ada hubungan antara variabel i dengan variabel j ; i ≠ j H1 : ada hubungan antara variabel i dengan variabel j ; i ≠ j
Dimana variabel i adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, besar pengeluaran/bulan, merek motor sebelumnya, info tentang membeli motor, cara membeli motor, model up to date, irit, perawatan mudah, nyaman dan stabil, mesin halus, suku cadang mudah, harga terjangkau, merk terkenal, tempat servis mudah, nilai jual kembali tinggi, tahan lama, kegunaan dari motor tersebut, adanya bonus dan potongan harga, promosi dan iklan yang menarik dan pengaruh dari orang lain.
Sedangkan variabel j adalah merk motor saat ini.
Hasil perhitungan yang dilakukan (dapat dilihat pada lampiran 3) menunjukkan bahwa hampir seluruh hasil chi-square hitung < chi-square tabel, maka berarti gagal tolak Ho. Arti dari pernyataan ini adalah bahwa ternyata tidak cukup bukti untuk menyatakan adanya ketergantungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Kecuali hubungan antara merk motor sebelumnya dan merk motor saat ini yang menunjukkan hasil chi-square hitung > chi-square tabel, maka berarti tolak Ho. Arti dari pernyataan ini adalah bahwa ternyata terdapat cukup bukti
untuk menyatakan adanya ketergantungan antara merk motor sebelumnya dan merk motor saat ini.
Berikut adalah penjelasan untuk masing- masing variabel :
• Antara jenis kelamin dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan merek motor H1 : ada hubungan antara jenis kelamin dengan merek motor
dimana chi-square hitung (2.160) < chi-square tabel (11.0705) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa pengguna sepeda motor Honda, Yamaha dan Suzuki sedikit lebih didominasi jenis kelamin laki- laki, sedangkan pada merk Kawasaki, motor Cina dan merk lain relatif merata antara pengguna laki- laki dan perempuan.
•
Antara usia dan merk motor saat ini Hipotesa :Ho : tidak ada hubungan antara usia dengan merek motor H1 : ada hubungan antara usia dengan merek motor
dimana chi-square hitung (17.697) < chi-square tabel (31.4104) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa pengguna berusia 18-33 thn mendominasi merk Honda, Yamaha dan Suzuki. Sedangkan pada merk Kawasaki, motor Cina dan merk lain relatif merata pada segala usia.
• Antara pekerjaan dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan merek motor H1 : ada hubungan antara pekerjaan dengan merek motor
dimana chi-square hitung (19.608) < chi-square tabel (31.4104) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa professional lebih memilih Honda dan Yamaha, tetapi Suzuki lebih digemari oleh karyawan negeri/swasta.
Sedangkan Kawasaki, motor Cina dan merk lain digemari relatif merata pada berbagai jenis profesi.
• Antara besar pengeluaran/bulan dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara besar pengeluaran/bulan dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara besar pengeluaran/bulan dengan merek motor
dimana chi-square hitung (14.031) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat para pengguna Honda dan Yamaha dengan penghasilan/bulan < 5 juta relatif merata. Tetapi pada Suzuki lebih didominasi oleh penghasilan/bulan < 3 juta. Sedangkan pada Kawasaki, motor Cina dan merk lain relatif pada penghasilan 1-3 juta, tetapi juga ada dengan penghasilan < 1 juta meskipun tidak terlalu besar.
• Antara merk motor sebelumnya dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara merek motor sebelumnya dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara merek motor sebelumnya dengan merek motor
dimana chi-square hitung (286.837) > chi-square tabel (37.6525) maka tolak Ho, yang berarti ada hubungan antara merek motor sebelumnya dengan merek motor saat ini. Dari pengolahan didapat bahwa mayoritas pengguna Honda, Yamaha dan Suzuki akan
kembali menggunakan sepeda motor dengan merk yang sama bila ada kesempatan untuk membeli sepeda motor baru. Sedangkan pada Kawasaki, motor Cina dan merk sepeda motor lainnya terdapat kecenderungan untuk tidak memilih merk tersebut lagi.
• Antara info tentang membeli motor dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara info tentang membeli motor dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara info tentang membeli motor dengan merek motor
dimana chi-square hitung (16.137) < chi-square tabel (31.4104) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa pada Honda dan Yamaha manfaat iklan/brosur, dealer/pameran, pengalaman dan orang lain relatif merata, tetapi pada Suzuki lebih didominasi oleh iklan/brosur. Sedangkan pada Kawasaki, motor Cina dan merk lain relatif pada pengalaman pribadi dan orang lain, tetapi juga ada dengan iklan/brosur meskipun tidak terlalu besar.
• Antara cara membeli motor dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara cara membeli motor dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara cara membeli motor dengan merek motor dimana chi-square hitung (15.458) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat pada seluruh merk kecuali Kawasaki lebih didominasi oleh pembelian dengan cara tunai, sedangkan pada Kawasaki lebih
didominasi oleh kredit 1 thn meskipun selisihnya tidak terlalu besar dengan pembelian secara tunai.
• Antara model up to date dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara model up to date dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara model up to date dengan merek motor dimana chi-square hitung (11.068) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh pengguna sepeda motor menganggap model merupakan komponen penting kecuali pengguna Kawasaki dan motor Cina yang menganggap model sangat penting.
• Antara irit dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara irit dengan merek motor H1 : ada hubungan antara irit dengan merek motor
dimana chi-square hitung (4.105) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa irit bahan bakar sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara perawatan mudah dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara perawatan mudah dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara perawatan mudah dengan merek motor
dimana chi-square hitung (6.667) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa mudahnya perawatan sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara nyaman & stabil dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara nyaman & stabil dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara nyaman & stabil dengan merek motor dimana chi-square hitung (4.738) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa kenyaman dan kestabilan sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara mesin halus dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara mesin halus dengan merek motor H1 : ada hubungan antara mesin halus dengan merek motor
dimana chi-square hitung (4.840) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa mesin halus merupakan nilai tambah yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara suku cadang mudah dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara suku cadang murah dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara suku cadang murah dengan merek motor dimana chi-square hitung (4.929) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa mudahnya mendapat suku cadang merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara harga terjangkau dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara harga terjangkau dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara harga terjangkau dengan merek motor dimana chi-square hitung (8.350) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat terjangkaunya harga merupakan nilai tambah yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara merk terkenal dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara merk terkenal dengan merek motor H1 : ada hubungan antara merk terkenal dengan merek motor dimana chi-square hitung (9.812) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan
didapat bahwa merk terkenal pada responden pengguna sepeda motor kecuali Honda sangat penting, tetapi pada Honda hanya penting saja.
• Antara tempat servis mudah dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara tempat service mudah dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara tempat service mudah dengan merek motor
dimana chi-square hitung (10.138) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat mudahnya mencari tempat servis merupakan nilai tambah yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara nilai jual kembali tinggi dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara nilai jual kembali tinggi dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara nilai jual kembali tinggi dengan merek motor
dimana chi-square hitung (9.521) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa tingginya nilai jual kembali merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara tahan lama dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara tahan lama dengan merek motor H1 : ada hubungan antara tahan lama dengan merek motor
dimana chi-square hitung (5.873) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa tahan lama merupakan nilai tambah yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara kegunaan dari motor tersebut dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara kegunaan dari motor tsb dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara kegunaan dari motor tsb dengan merek motor
dimana chi-square hitung (15.668) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa kegunaan dari suatu sepeda motor tidaklah terlalu penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara adanya bonus & potongan harga dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara adanya bonus & potongan harga dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara adanya bonus & potongan harga dengan merek motor
dimana chi-square hitung (11.106) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa adanya bonus dan potongan harga bagi hampir seluruh responden pengguna sepeda motor kecuali Yamaha mengatakan sangat penting, sedangkan pada Yamaha didominasi hanya penting saja.
• Antara promosi dan iklan yang menarik dan merk motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara promosi & iklan yang menarik dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara promosi & iklan yang menarik dengan merek motor
dimana chi-square hitung (10.560) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa hampir seluruh responden pengguna sepeda motor sepakat bahwa promosi dan iklan yang menarik merupakan nilai tambah yang sangat penting dalam suatu sepeda motor.
• Antara pengaruh dari orang lain dan merek motor saat ini Hipotesa :
Ho : tidak ada hubungan antara pengaruh dari orang lain dengan merek motor
H1 : ada hubungan antara pengaruh dari orang lain dengan merek motor
dimana chi-square hitung (13.731) < chi-square tabel (24.9958) maka gagal tolak Ho.
Meskipun dalam uji chi-square tidak ditemukan cukup bukti untuk menyatakan hubungan tetapi secara umum, dari pengolahan didapat bahwa pengaruh dari orang lain menurut responden pengguna Honda dan Suzuki panting, tetapi menurut responden pengguna merk lainnya hal tersebut sangat penting.
4.5. Analisa Faktor
Analisa faktor menjelaskan terbentuknya faktor- faktor / dimensi- dimensi dari serangkaian atribut sepeda motor. Analisa ini juga menunjukkan peranan dari faktor- faktor tersebut dalam menggambarkan dan menginterpretasikan kondisi dari faktor-faktor yang terbentuk dan menunjukkan tingkat konsistensi variabel- variabel pembentuk dari faktor tersebut. Analisa yang dilakukan pada bagian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang dianggap penting bagi responden secara umum dalam memilih sepeda motor yang diinginkan. Faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor- faktor yang menurut responden merupakan kumpulan faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam memilih sepeda motor yang diinginkan. Variabel atribut yang dianalisa berjumlah 15 variabel, dan melalui analisa faktor, variabel- variabel tersebut akan direduksi dan dianalisa, sehingga dapat dihasilkan faktor- faktor utama yang dianggap menentukan sebagai pertimbangan dalam memilih sepeda motor yang diinginkan.
Berdasarkan analisa faktor pada lampiran 5, diketahui bahwa ada 4 faktor utama, yaitu suku cadang, model/desain, kegunaan dan advertising yang dianggap penting oleh responden pada saat memilih sepeda motor yang diinginkan, dengan kumulatif sebesar 59.422 %. Dimana yang termasuk dalam faktor suku cadang adalah perawatan mudah, nyaman dan stabil, mesin ha lus, merk terkenal, tempat service mudah, nilai jual kembali tinggi dan tahan lama.
Sedangkan yang termasuk dalam model/desain adalah harga terjangkau dan pengaruh dari orang lain. Kemudian yang termasuk dalam kegunaan adalah irit.
Dan yang termasuk dalam advertising adalah adanya bonus dan potongan harga.
Tabel 4.7
Nilai Eigen Value Faktor- faktor yang Penting Menurut Responden
Faktor Eigen value Pct of var Cum Pct 1. suku cadang 4.501 30.005 30.005 2. model/desain 1.905 12.701 42.706
3. kegunaan 1.453 9.689 52.396
4. advertising 1.054 7.027 59.422
4.6. Perencanaan Kebijakan / Strategi Pemasaran
Bila kita ingin melakukan perencanaan kebijakan / strategi pemasaran berdasarkan hasil penelitian ini, hal tersebut bisa dilakukan dari perbandingan antar merek sepeda motor. Dalam penelitian ini hanya dilakukan pada merek Honda.
Honda, sebagai market leader masyarakat mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap Honda, dimana hal ini bisa dilihat pada hasil kuesioner yang menunjukkan bahwa pengguna Honda menginginkan adanya keunggulan daripada merk lain. Honda dapat terus menjaga keunggulan daripada merk lain, salah satunya dengan memperhatikan faktor- faktor yang berpengaruh pada masyarakat dalam penelitian ini, yaitu suku cadang, model/desain, kegunaan dan advertising.
Dalam faktor suku cadang, Honda harus mampu menyediakan suku cadangnya agar mudah untuk didapatkan penggunanya, dimana hal ini akan berhubungan dengan perawatan mudah, nyaman dan stabil, mesin halus, merk terkenal, tempat service mudah, nilai jual kembali tinggi dan tahan lama sehingga akan memperkuat posisi Honda diantara kompetitornya. Sedangkan dalam faktor model/desain, Honda harus selalu melakukan penelitian-penelitian secara periodik untuk mengetahui perubahan pasar terhadap model/desain yang diinginkan dengan disesuaikan kondisi masyarakat, sehingga produk baru yang dikeluarkan Honda dapat diterima dengan baik oleh pasar. Kemudian menurut kegunaannya, Honda harus mampu menunjukkan pada pasar bahwa produknya mampu bertahan dalam segala kondisi dan irit dalam bahan bakar. Dan dalam faktor advertising, karena masyarakat kita masih sensitif terhadap harga maka Honda harus selalu melakukan promosi-promosi yang berhubungan dengan adanya bonus dan potongan harga.