• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, objek yang dipilih penulis untuk dilakukan penelitian adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia sektor keuangan sub sektor asuransi, terdiri dari 9 perusahaan asuransi kerugian, yaitu diantaranya:

1.1.1 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 12 Oktober 1982 dan bergerak dalam asuransi kerugian. Perusahaan ini telah terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 6 Juli 1989 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 3.800,- per lembar sahamnya. Perusahaan ini berkantor pusat di Jl.

Jend.Sudirman Kav 28 Jakarta.

1.1.2 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Mei 1982 dan bergerak dalam asuransi kerugian termasuk usaha reasuransi kerugian.

Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 14 September 1990 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 4.250,- per lembar saham. Perusahaan ini berkantor pusat di Jl. Balik Papan Raya No. 6 Jakarta.

1.1.3 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 14 November 1980 dan bergerak dalam asuransi kerugian termasuk usaha reasuaransi

(2)

2

kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 23 Desember 2005 dengan harga perdana (initial public Oofering) sebesar Rp 105,- per lembar sahamnya.

Perusahaan ini berkantor pusat di Gedung Bank Panin Lt. 8 Jln.

Jend.Sudirman – Senayan Jakarta.

1.1.4 PT Asuransi Bintang Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 17 Maret 1955 dan bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 7.950,- per lembar sahamnya.

Perusahaan ini berkantor pusat di Jln. R.S Fatmawati No. 32 Jakarta.

1.1.5 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 1 April 1982 dan bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 15 Desember 1989 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 1.000,- perlembar sahamnya. Perusahan ini berkantor pusat di Wisma Sudirman Annex Jl. Jend.Sudirman Kav 34 Jakarta.

1.1.6 PT Asuransi Jasa Tania Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 Juni 1979 dan bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 15 Desember 1989 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 300,- perlembar sahamnya. Perusahan ini berkantor pusat di Wisma Jasa Tania Jl. Teuku Cik Ditiro No. 14 Jakarta.

(3)

3 1.1.7 PT Asuransi Ramayana Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 6 Agustus 1986 dan bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 19 Maret 1990 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 6.000,- perlembar sahamnya. Perusahan ini berkantor pusat di Jl.

Kebon Sirih No. 49 Jakarta.

1.1.8 PT Asuransi Lippo General Insurance Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 6 September 1963 dan bergerak dalam asuransi kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 22 Juli 1997 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 2.225,- per lembar sahamnya. Perusahaan ini berkantor pusat di Gedung Citra Building Jl. Jend.Gatot Subroto Kav 35 - 36 Jakarta.

1.1.9 PT Panin Insurance Tbk

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 24 Oktober 1973 dan bergerak dalam bidang asuransi kerugian. Perusahaan ini terdaftar (listing) sebagai perusahaan yang go public pada tanggal 20 Septemer 1983 dengan harga perdana (initial public offering) sebesar Rp 1.150,- per lembar sahamnya. Perusahaan ini berkantor pusat di Panin Bank Plaza Lt.6 Jl. Palmerah Utara No. 52 Jakarta.

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan umum untuk menghindari atau mengalihkan risiko kerugian kepada pihak lain (PSAK No.28 Tahun 2007). Pada dasarnya setiap perbuatan dapat menimbulkan risiko baik itu positif mapun negatif.

Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihilangkan, namun risiko dapat diminimalkan. Risiko-risiko yang dapat timbul tanpa diduga mampu memberi pengaruh terhadap pengusaha dan anggota masyarakat untuk melirik perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi sebagai pilihan alternatif untuk mengurangi risiko yang mungkin dihadapi di kemudian hari.

Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non-bank yang mempunyai peranan usaha menghimpun dana dari masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi dan memberikan perlindungan kepada masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang. Perusahaan asuransi memiliki peranan yang tidak jauh berbeda dengan bank dan lembaga keuangan lainnya. Karakteristik yang membedakan perusahaan asuransi dengan lembaga keuangan non-asuransi adalah kegiatan fungsi underwriting (pengelolaan risiko) dan fungsi penanganan klaim.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 asuransi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu asuransi jiwa, asuransi umum/kerugian, dan reasuransi. Asuransi jiwa adalah usaha yang

(5)

5

memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.

Asuransi umum/kerugian adalah usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian serta kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Dan reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa.

Berbagai tantangan harus dihadapi oleh perusahaan asuransi seperti perekonomian Indonesia yang belum memadai serta perang tarif diantara perusahaan asuransi. Hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan perusahaan asuransi. Namun, sampai dengan tahun 2010 perusahaan asuransi terus memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Dapat dibuktikan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, kekayaan industri asuransi rata-rata meningkat sebesar 27,60 % per tahun. Berikut ini gambaran jumlah kekayaan industri asuransi pada tahun 2010 menurut jenis usahanya berdasarkan data Bapepam-LK:

Tabel 1.1

Jumlah Kekayaan Industri Asuransi di Indonesia Tahun 2010 (Dalam Miliar Rupiah)

No Jenis Asuransi Jumlah Kekayaan (%)

1 Asuransi Jiwa 188.458,4 46,5%

2 Asuransi Kerugian 45.904,3 11,3%

3 Reasuransi 2.369,6 0,6%

4 Program Asuransi Sosial & Jaminan Sosial Tenaga Kerja

107.034,7 26,4%

Bersambung

(6)

6

(Sumber: Laporan Perasuransian Indonesia Tahun 2010 Berdasarkan Data Bapepam-LK)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat jumlah kekayaan industri asuransi berdasarkan jenis asuransinya masing-masing. Kekayaan industri asuransi yang dimaksud adalah kekayaan yang diperkenankan pada perusahaan asuransi dan reasuransi (Sumber: Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No PER- 09/BL/2011). Kekayaan yang diperkenankan merupakan jumlah kekayaan yang sesuai batas yang diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku, terdiri dari kekayaan dalam bentuk investasi dan kekayaan bukan investasi (Sensi, 2006: 160). Pada tahun 2010 perusahaan asuransi jiwa memiliki kekayaan paling besar yaitu sebesar 46,50 % dari total kekayaan industri, sedangkan perusahaan reasuransi memiliki kekayaan paling rendah yaitu 0,60 % dari total kekayaan industri asuransi.

Dalam penelitian ini, perusahaan yang akan diteliti penulis adalah perusahaan asuransi yang bergerak dalam bidang kerugian.

Menurut Sensi (2006:25), perusahaan asuransi kerugian akan membantu menanggung risiko yang dipikul oleh perusahaan, individu maupun perusahaan asuransi lainnya. Dan sebagai balas jasa perusahaan asuransi menerima premi sedangkan pihak tertanggung memperoleh perlindungan (protection) apabila terjadi atau mengalami suatu kerugian atau klaim.

5 Program Asuransi untuk PNS &

TNI/ POLRI

61.464,0 15,2%

Jumlah 405.231,0 100%

Sambungan

(7)

7

Berdasarkan data Bapepam-LK per 31 Desember 2010, perusahaan asuransi kerugian yang ada di Indonesia berjumlah 87 perusahaan diantaranya 69 perusahaan asuransi kerugian milik swasta nasional dan 18 perusahaan asuransi kerugian patungan/joint venture. Dalam periode tahun 2006 – 2010 perusahaan asuransi kerugian tersebut terus mengalami pertumbuhan dalam kegiatan usahanya.

Gambaran pertumbuhan dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1.2

Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia (Dalam Miliar Rupiah)

Keterangan

Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

Premi Bruto 19.811,6 22.115,4 26.933,8 28.985,4 32.047,1 Klaim 7.678,7 9.449,9 9.914,7 12.431,4 13.913,9 Investasi 16.236,4 19.061,0 22.735,0 27.191,5 33.504,1 Aktiva 23.760,8 28.418,5 33.169,3 38.127,5 45.904,3 (Sumber :www.bapepam.go.iddiakses pada 15 Februari 2012)

Dalam menjalankan usahanya, para pelaku usaha perasuransian harus mengerti situasi dan kondisi terkini untuk mengantisipasi segala kemungkinan baik yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan bagi perkembangan usahanya. Oleh karena itu, penilaian atas kesehatan keuangan sangat diperlukan untuk menilai kinerja suatu perusahaan asuransi, baik bagi kepentingan manajemen, pemegang polis sebagai pihak tertanggung, investor, serta bagi pemerintah.

Pertumbuhan laba perusahaan asuransi kerugian di Indonesia sangat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu diantaranya adalah tingkat

(8)

8

kesehatan perusahaan asuransi (risk based capital) dan kegiatan pengelolaan risiko (underwriting) dikarenakan core business perusahaan asuransi adalah mengelola risiko (sumber:

www.infobanknews.com diakses pada 15 Februari 2012).

Hal-hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan asuransi didukung juga oleh upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengawasan terhadap usaha perasuransian, yaitu dengan menerbitkan keputusan Menteri Keuangan (KMK) nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi Dan Perusahaan Perasuransian, yang di antaranya menetapkan besar persentase minimum batas tingkat solvabilitas untuk menentukan tingkat risk based capital (RBC) yang harus dicapai setiap perusahaan asuransi. Menurut Undang-undang (UU) Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian, batas tingkat solvabilitas merupakan salah satu indikator kesehatan keuangan perusahaan asuransi kerugian.

Tingkat solvabilitas adalah tingkat yang mengukur sampai seberapa jauh perusahaan asuransi mampu menutupi kewajiban- kewajibannya (Sensi, 2006: 171). Tingkat solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang- hutangnya dengan aktiva yang dimiliki perusahaan.

Metode yang telah ditetapkan oleh Departemen Keuangan untuk menghitung tingkat solvabilitas perusahaan asuransi adalah metode risk based capital (RBC). Risk based capital merupakan perbandingan antara tingkat solvabilitas dengan batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM). Pengertian tingkat solvabilitas menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 63 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, yaitu selisih antara jumlah

(9)

9

kekayaan yang diperkenankan dan kewajiban. Sedangkan batas tingkat solvabilitas minimum (BTSM) adalah merupakan jumlah dana yang diperlukan untuk menutupi risiko kerugian yang mungkin timbul akibat dari deviasi pengelolaan kekayaaan dan kewajiban.

RBC memiliki batas minimal 120 % dari risiko kerugian yang mungkin timbul akibat terjadinya deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. Perusahaan yang memiliki persentase RBC tinggi dinilai sebagai perusahaan yang sehat atau sebaliknya perusahaan yang memiliki persentase RBC rendah dinilai sebagai perusahaan yang kurang sehat.

RBC dirancang dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai kemampuan perusahaan asuransi dalam memenuhi kewajiban kepada para tertanggung. Sehingga RBC diarahkan untuk melihat tingkat keamanan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pemegang polis sehingga dapat memberikan kepercayaan yang tinggi kepada masyarakat terhadap perusahaan asuransi.

Dengan adanya kepercayaan dari masyarakat diharapkan jumlah masyarakat yang mengikuti program asuransi meningkat dan akan berpengaruh meningkatkan perolehan laba perusahaaan asuransi.

Mengasuransikan harta benda maupun usaha yang dimiliki kepada perusahaan asuransi merupakan salah satu solusi untuk mengurangi atau menghindari risiko yang dapat terjadi tanpa diduga.

Sehingga sudah dapat dipastikan dengan pemikiran mengenai risiko dan perusahaan asuransi keduanya saling berhubungan.

Usaha memindahkan risiko tertentu dari masyarakat kepada perusahaan asuransi dikenal dengan nama underwriting. Proses underwriting meliputi semua kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan risiko yang diajukan kepada penanggung (pihak

(10)

10

perusahaan asuransi) sesuai dengan pemenuhan tujuan secara umum.

Aktivitas utama asuransi adalah mengelola risiko-risiko berupa underwriting dan risiko investasi. Menurut Hermawan (2004:31), underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung, sedangkan risiko investasi timbul dari upaya perusahaan asuransi dalam mengelola dana premi dalam berbagai bentuk investasi. Maka berdasarkan kegiatan usahanya tersebut, laba perusahaan asuransi kerugian yang berhubungan dengan pengelolaan risiko didapat dari selisih antara jumlah premi ditambah pendapatan investasi dengan jumlah pembayaran klaim, biaya operasional, dan cadangan teknis.

Underwriting merupakan jiwa asuransi karena dapat memberikan karakterikstik yang berbeda dengan lembaga keuangan non-asuransi lainnya. Dengan kegiatan karakteristik yang berbeda tersbut diharapkan dapat menarik minat masyarakat dalam mengikuti program asuransi dan memberikan keuntungan untuk perusahaan karena dengan keuntungan atau laba yang tinggi tujuan dari perusahaan asuransi dapat tercapai dan tingkat kesehatan perusahaan akan semakin baik. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pengelolaan risiko pada perusahaan asuransi kerugian maka digunakan rasio yang dinamakan underwriting ratio.

Tingkat solvabilitas dan underwriting pada perusahaan asuransi kerugian akan mempengaruhi laba yang diperolehnya.

Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan financial atau laba dari aktifitas usahanya yang biasa disebut profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan salah satu komponen dari rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba, melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan

(11)

11

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

Tuntutan bagi perusahaan asuransi kerugian untuk memiliki laba atau tingkat profitabilitas yang setinggi-tingginya akan terbatas oleh ketentuan pemerintah mengenai batas tingkat solvabilitas (risk based capital) yang harus dicapai oleh setiap perusahaan asuransi kerugian. Hal tersebut karena untuk mencapai batas tingkat solvabilitas (risk based capital) perusahaan asuransi kerugian akan mengalami pertentangan dalam penyerapan risiko, baik risiko underwriting maupun risiko investasi. Untuk mencapai tingkat solvabilitas melalui risk based capital yang telah ditetapkan, perusahaan dapat mengurangi risiko underwriting dengan cara mengikutsertakan sebagian pertanggungan kepada perusahaan reasuransi, semakin besar persentase risiko underwriting yang ditransfer ke perusahaan reasuransi akan semakin besar juga biaya premi reasuransi yang harus dibayar. Selain itu, perusahaan juga dapat membatasi penyerapan risiko dari nasabah dengan konsekuensi pertumbuhan penerimaan premi akan terbatas. Alternatif lain perusahaan juga dapat meminimalkan risiko investasi, dengan cara memilih instrumen investasi yang tidak terlalu berisiko. Indikator- indikator kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah cenderung akan membatasi ruang gerak manajemen perusahaan asuransi kerugian untuk mendapatkan laba. Manajemen tidak bisa terus menerus meningkatkan pendapatannya tanpa memperhatikan indikator kesehatan.

Melihat uraian diatas, penulis melihat adanya suatu fenomena mengenai adanya pengaruh solvabilitas dan underwriting terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian. Dengan demikian,

(12)

12

penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan asuransi kerugian khususnya yang listing di Bursa Efek Indonesia, penelitian ini berjudul: “Analisis Pengaruh Solvabilitas dan Underwriting terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Asuransi Kerugian (Studi pada Perusahaan Asuransi Kerugian yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana solvabilitas, underwriting, dan profitabilitas Perusahaan Asuransi Kerugian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010?

2. Bagaimana pengaruh solvabilitas dan underwriting secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010?

3. Bagaimana pengaruh solvabilitas dan underwriting secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang disebutkan di atas, maka disusunlah penelitian dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui solvabilitas, underwriting, dan profitabilitas Perusahaan Asuransi Kerugian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010.

2. Untuk mengetahui pengaruh solvabilitas dan underwriting secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan asuransi

(13)

13

kerugian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006- 2010.

3. Untuk mengetahui pengaruh solvabilitas dan underwriting secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan asuransi kerugian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006- 2010.

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dengan melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca. Dan dapat menjadi referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada masa yang akan datang.

b. Aspek Praktis 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui kinerja keuangan dan mengetahui tingkat kesehatan perusahaan apakah termasuk perusahaan sehat atau tidak sehat, sehingga akan senantiasa memberikan peringatan dini (early warning) terhadap perusahaan apabila keadaan perusahaan tidak sehat.

2. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau sumbangan pemikiran dalam

(14)

14

menentukan perusahaan asuransi kerugian yang memberikan jaminan untuk kedepannya.

1.6 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan tentang tinjauan umum perusahaan yang akan diteliti, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan serta literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian yang mendukung permasalahan, kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dan ruang lingkup penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang jenis penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, tahapan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini dijelaskan mengenai bagaimana kineja keuangan perusahaan asuransi kerugian dan tingkat kesehatannya.

Pengolahannya dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data berdasarkan data yang telah diperoleh.

(15)

15 Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang diajukan penulis setelah melakukan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit pada Manusia yang Disebabkan oleh Virus Virus yang menyerang hewan menyebabkan penyakit :.. • Rous sarcoma virus (RSV), penyebab tumor

Dapat disimpulkan bahwa antisipasi defisiensi gizi dalam kehamilan dalam pemeriksaan antenatal care terintegrasi yang paling banyak yaitu dalam kategori sangat

Secara komersial dibuat dalam skala kecil dengan elektrolisis leburan Stronsiun klorida, SrCl 2. Untuk mendapatkan Strontium (Sr), kita bisa mendapatkannya dengan

Sistem manajemen K3 dan kinerja karyawan adalah dua hal yang saling berpengaruh satu sama lain, Pada dasarnya setiap karyawan sangat membutuhkan adanya sistem

Jurnal Penelitian (Terakreditasi): Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan Melalui Pengembangan Industri Hilir Berbasis Kelapa Sawit di Daerah Riau, dalam

Data yang digunakan berasal dari akun twitter resmi @cityofgoldcoast milik Majelis Kota Gold Coast dan akun @humasbdg milik Pemerintah Kota Bandung.. Hasil dari

Tujuan penelitian dengan studi fenomenologis ini, adalah untuk memahami memahami pengalaman mahasiswa/i baru dalam melakukan regulasi diri.Dalam penelitian ini

Untuk menggunakan function yang telah didefinisikan, dapat dilakukan dengan memanggil function tersebut dari dalam MAIN atau dari dalam FUNCTION lain. Perintah yg