• Tidak ada hasil yang ditemukan

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) FORMULA PERHITUNGAN PENGGUNAAN BETON PRACETAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) FORMULA PERHITUNGAN PENGGUNAAN BETON PRACETAK"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM)

FORMULA PERHITUNGAN

PENGGUNAAN BETON

PRACETAK

(2)

Daftar isi

Daftar isi ... i Prakata ... iii Pendahuluan... iv 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif ...1

3 Istilah dan definisi ...1

4 Singkatan istilah ...2

5 Persyaratan ...2

5.1 Persyaratan umum ...2

5.2 Persyaratan teknis ...3

6 Penetapan formula perhitungan penggunaan beton pracetak ...3

6.1 Formula Jalan dan Jembatan ...3

6.1.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Jalan Beton Pracetak ...5

6.1.2 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Jembatan dengan Bentang 15-300m ...5

6.2 Formula Gedung dan Perumahan ...6

6.2.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Struktur Atas Rusun Beton Pracetak ...6

6.2.2 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Struktur Bawah Rusun Beton Pracetak ...6

6.2.3 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Rumah 1 Lantai Pracetak ...6

6.3 Formula Sumber Daya Air ...7

6.3.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Saluran Irigasi/Sungai dengan Sheet Piles Kedalaman 18 m ...8

6.4 Formula untuk konstruksi saluran drainase jalan dan perumahan ...8

6.4.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Saluran Drainase dengan Tipe U (U-Ditch).8 6.4.2 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Tutup Saluran Drainase dengan Tutup U-Dicth Standar ...9

(3)

Prakata

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) tentang Formula Perhitungan Penggunaan Beton Pracetak ini sebagai acuan dasar untuk menentukan volume kebutuhan beton pekerjaan konstruksi pracetak dari suatu bangunan yang meliputi indeks atau formula volume beton pracetak yang dibutuhkan untuk tiap jenis konstruksi baik pada konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi gedung dan perumahan serta konstruksi bangunan sumber daya air yang berpotensi menggunakan beton pracetak sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan bersangkutan dan dilengkapi contoh perhitungan pada lampiran.

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM) ini disusun melalui kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Ikatan Ahli Pracetak Prategang Indonesia (IAPPI) dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada pada tahun 2016 dan telah didiskusikan pada kegiatan FGD di Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.

(4)

Pendahuluan

Proyeksi infrastruktur prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III 2015-2019 yang dinyatakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) adalah sebesar Rp. 5.457 triliun, berdampak pada kebutuhan dukungan sumber daya konstruksi yang handal. Sistem beton pracetak dan prategang adalah jenis konstruksi berbasis industri manufaktur yang mempunyai kelebihan dalam aspek mutu yang terjaga, waktu pelaksanaan yang cepat, biaya yang ekonomis, bahan baku terdapat di Indonesia, dan memenuhi konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development/green construction). Industri ini sejak mulai berdirinya di tahun 1970-an terus dibina Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sehingga telah menghasilkan berbagai inovasi, menjadi 4 industri konstruksi yang lebih efisien dibanding system konvensional, dan saat ini menjadi tulang punggung negara dalam membangun berbagai fasilitas infrastruktur dan perumahan. Indonesia bersama-sama dengan negara-negara mitra telah berkomitmen untuk mengikuti Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2016 dan Pasar Global pada tahun 2020. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun 2013 sudah mengambil berbagai langkah untuk menyiapkan industri konstruksi nasional agar nanti dapat berperan aktif dalam era baru tersebut. Industri beton pracetak dan partegang yang berbasis manufaktur diharapkan menjadi tumpuan utama industri konstruksi nasional dalam memasuki era tersebut. Jika pada tahun 2015, industri ini mempunyai pangsa pasar 17% dari pangsa pasar konstruksi nasional, maka pada masa MEA dan Pasar Global, maka diharapkan industri ini minimal mencapau 30% pangsa pasar konstruksi. Untuk menunjang target tersebut, disamping perlunya sosialisasi dan kebijakan insentif, maka diperlukan juga formulasi perhitungan penggunaan beton pracetak, agar langkah-langkah yang dilakukan dapat diukur keefektifitasnya.

(5)

Norma Standar Prosedur dan Manual (NSPM)

Formula Perhitungan Penggunaan Beton Pracetak

1 Ruang lingkup

Standar ini memuat indeks atau formula volume beton pracetak yang dibutuhkan untuk tiap jenis konstruksi yang berpotensi menggunakan beton pracetak meliputi :

a) Pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan, b) Pekerjaan konstruksi gedung dan perumahan c) Pekerjaan konstruksi bangunan sumber daya air.

2 Acuan normatif

1. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi

3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

4. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi

5. Peraturan Presiden nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahbeserta perubahannyayang terakhir Perpres 70 tahun 2012;

6. Peraturan Presiden nomor 15 Tahun 2014 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat nomor 31 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07 tahun 2011 tentang Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa dan perubahannya.

3 Istilah dan definisi 3.1

Bangunan Gedung

adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus

(6)

3.2

Bangunan Jembatan

Adalah bangunan untuk menghubungkan jalan-jalan inspeksi diseberang saluran irigasi/pembuang atau untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum atau untuk penyebrangan lalu lintas (Kendaraan, manussia dan hewan)

3.3

Drainase Jalan

prasarana yang dapat bersifat alami alami ataupun buatan yang berfungsi untuk memutuskan dan menyalurkan air permukaan maupun bawah tanah, biasanya menggunakan bantuan gaya gravitasi, yang terdiri atas saluran samping dan gorong-gorong ke badan air penerima atau tempat peresapan buatan (contoh: sumur resapan air hujan atau kolam drainase tampungan sementara)

3.4

Formula/ Indeks

faktor pengali/koefisien sebagai dasar perhitungan volume beton pracetak 3.5

Jalan

Suatu prasarana perhubungan darat yang tidak terbatas pada bentuk jalan yang konvensional (Permukaan Tanah), akan tetapi termasuk juga jalan yang melintasi sungai besar/danau/laut, dibawah permukaan tanah dan air (terowongan),dan dilaut,dibawah permukaan tanah dan air (terowongan), dan diatas permukaan tanah (jalan layang), meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan

3.6

Konstruksi Pracetak

suatu konstruksi bangunan yang komponen bangunannya difabrikasi/dicetak terlebih dahulu di pabrik atau di lapangan, lalu disusun di lapangan untuk membentuk satu kesatuan bangunan gedung.

4 Singkatan istilah

Singkatan Kepanjangan Istilah/arti

cm Centimeter Satuan panjang

m meter panjang Satuan panjang

m2 meter persegi Satuan luas

m3 meter kubik Satuan volume

Bh Buah Satuan jumlah

5 Persyaratan

5.1 Persyaratan umum

(7)

a) Perhitungan volume kebutuhan beton pracetak berlaku untuk seluruh Indonesia, berdasarkan kebutuhan konstruksi baik pada konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi gedung dan perumahan serta konstruksi bangunan sumber daya air yang berpotensi menggunakan beton pracetak sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan bersangkutan;

b) Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.

5.2 Persyaratan teknis

Persyaratan teknis dalam perhitungan volume kebutuhan beton pracetak:

a) Pelaksanaan perhitungan volume kebutuhan beton pracetak harus didasarkan kepada rencana pembangunan berdasarkan kebutuhan konstruksi baik pada konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi gedung dan perumahan serta konstruksi bangunan sumber daya air yang berpotensi menggunakan beton pracetak sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan bersangkutan ;

b) Perhitungan formula/indeks pada konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi gedung dan perumahan serta konstruksi bangunan sumber daya air yang berpotensi menggunakan beton pracetak;

c) Digunakan pada pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan, konstruksi gedung dan perumahan serta konstruksi bangunan sumber daya air yang berpotensi menggunakan beton pracetak;

6 Penetapan formula perhitungan penggunaan beton pracetak 6.1 Formula Jalan dan Jembatan

Rumusan formula perhitungan penggunaan beton pracetak untuk jalan dan jembatan didasarkan pada lebar jalan, bentang jembatan dan panjang jalan. Sedangkan input formula untuk memperhitungkan jumlah kebutuhan beton pracetak adalah dari panjang jalan atau panjang jembatan sehingga diperoleh total kebutuhan beton pracetak dalam satuan m3.

Untuk jembatan kebutuhan beton pracetak didasarkan pada penjumlahan dari formula komponen beton pracetak untuk :

 Komponen Girder Pracetak

 Komponen Pelat Pracetak

 Komponen Pondasi Pracetak

Pemilihan Penggunaan Tipe Girder Berdasarkan Bentang/Span Jembatan Beton Pracetak berikut:

(8)

TYPE BENTANG/ SPAN (M) TYPE JARAK ANTAR GIRDER AS-AS AREA (CM2) AREA (M2) VOL(M3)/ M SEGMENT LENGTH (M) LEBAR (M) Post Tension Pc -I Girder <= 30 M PCIH-160 1.5-1.85M 4773 0.4773 0.4773

Post Tension Pc -I Girder 30-40 M PCIH-170 1.5-1.85M 6695 0.6695 0.6695 Post Tension Pc -I Girder 40-50 M PCIH-210 1.5-1.85M 7495 0.7495 0.7495

PC -Box Girder 40-300 M H-240 58262 5.8262 5.8262 2.4 to 2.7 m 8.75 M PC -Box Girder 40-300 M H-250 59042 5.9042 5.9042 2.4 to 3.0 m 8.75 M PC -Voided Slab 0-15 M PC VS 57/97 4397 0.4397 0.4397

PC -Voided Slab 0-15 M PC VS 74/98 5032 0.5032 0.5032

Gambar Tipe Girder Shape PC – Idan Dimensinya

Gambar Tipe Girder Segmen Shape PC – Box Girder dan Dimensinya

(9)

Gambar Tipe Pondasi untuk Pier Jembatan Tiang Pancang Spun Piles

Untuk jalan kebutuhan beton pracetak didasarkan pada formula untuk tebal 0,3 m dan 0,35 m dan disesuaikan dengan lebar dan panjang jalan.

6.1.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Jalan Beton Pracetak

ASUMSI TEBAL (M) JUMLAH LAJUR RUAS

TOTAL LEBAR JALAN

(M)

FORMULA X VARIABEL SATUAN

0.300 1 lajur/arah 2 arah 9 2.7 X Panjang Jalan (m) M3 0.300 2 lajur/arah 2 arah 16 4.8 X Panjang Jalan (m) M3 0.300 3 lajur/arah 2 arah 23 6.9 X Panjang Jalan (m) M3 0.350 1 lajur/arah 2 arah 9 3.15 X Panjang Jalan (m) M3 0.350 2 lajur/arah 2 arah 16 5.6 X Panjang Jalan (m) M3 0.350 3 lajur/arah 2 arah 23 8.05 X Panjang Jalan (m) M3

JALAN RIGID PAVEMEN BETON

(JALAN TOL)

6.1.2 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Jembatan dengan Bentang 15-300m

KOMP

ONEN INPUT

JUMLAH

LAJUR RUAS TIPE SATUAN FORMULA X

1 lajur/arah 2 arah M3 1.9092 X 2 lajur/arah 2 arah M3 3.8184 X 3 lajur/arah 2 arah M3 5.7276 X 1 lajur/arah 2 arah M3 5.8262 X 2 lajur/arah 2 arah M3 11.6524 X 1 lajur/arah 2 arah M3 5.9042 X 2 lajur/arah 2 arah M3 11.8084 X 1 lajur/arah 2 arah M3 4.397 X 2 lajur/arah 2 arah M3 7.4749 X 1 lajur/arah 2 arah M3 1.8 X 2 lajur/arah 2 arah M3 3.2 X 3 lajur/arah 2 arah M3 4.6 X 1 lajur/arah 2 arah M3 2.25 X 2 lajur/arah 2 arah M3 4 X 3 lajur/arah 2 arah M3 5.75 X

1 lajur/arah 2 arah M3 56.52 X Panjang Jembatan / 30

2 lajur/arah 2 arah M3 113.04 X Panjang Jembatan / 30

Pondas i Pier Plat I Girder Box Girder Voided Slab PC VS 57/97 VARIABEL Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan PCIH-160 tebal 20 cm tebal 25 cm Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan H-240 H-250 Panjang Jembatan size 600 PANJANG JEMBATAN (M) Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan Panjang Jembatan

(10)

6.2 Formula Gedung dan Perumahan

Bangunan gedung disini adalah bangunan gedung berupa penyediaan rumah tinggal berupa Rumah Susun (Rusun) atau rumah 1 lantai, pondok pesantren, rumah khusus (TNI/POLRI), asrama mahasiswa, Rusun pekerja lajang dan Rusun pekerja keluarga dengan rincian tipe, jumlah lantai, luas total dan jumlah unit seperti terlihat pada tabel berikut :

PERUNTUKAN TIPE JUMLAH

LANTAI LUAS BENTANG PER LANTAI LUAS TOTAL M2 JUMLAH UNIT

Pondok Pesantren Bangsal 3 Lantai 37,5x14,9 1676.25 12 TNI/POLRI 45 (2 kmr) 3 Lantai 73,8x15,5 3431.7 40 Mahasiswa 24 (1 kmr) 3 Lantai (void) 59,25x17,6 3128.4 66 Pekerja Lajang 24 (1 kmr) 5 Lantai (void) 74x16 5920 114 Pekerja Keluarga 45 (2 kmr) 5 Lantai (void) 61,25x18,2 5573.75 66

Kebutuhan beton pracetak untuk Rusun didasarkan pada jumlah unit, peruntukan, tipe, jumlah lantai dan luas lantai. Kebutuhan beton pracetak sendiri untuk bangunan bertingkat Rusun terbagi kebutuhan beton pracetak struktur atas (kolom, balok dan pelat) dan struktur bawah (pondasi).

6.2.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Struktur Atas Rusun Beton Pracetak

PERUNTUKAN TIPE JUMLAH

LANTAI

LUAS TOTAL

M2

JUMLAH

UNIT FORMULA X VARIABEL

SATU AN

Pondok Pesantren Bangsal 3 Lantai 1676.3 12 502.88 X Jumlah Unit / 12 M3 TNI/POLRI 45 (2 kmr) 3 Lantai 3431.7 40 1,029.51 X Jumlah Unit / 40 M3 Mahasiswa 24 (1 kmr) 3 Lantai (void) 3128.4 66 938.52 X Jumlah Unit / 66 M3 Pekerja Lajang 24 (1 kmr) 5 Lantai (void) 5920 114 1,776.00 X Jumlah Unit / 114 M3 Pekerja Keluarga 45 (2 kmr) 5 Lantai (void) 5573.8 66 1,672.13 X Jumlah Unit / 66 M3

6.2.3

Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Struktur Bawah Rusun Beton Pracetak

TIPE

PONDASI PERUNTUKAN TIPE

JUMLAH LANTAI LUAS TOTAL M2 DALAM TIANG PANCANG (M)

FORMULA X VARIABEL SATU

AN

Pondok Pesantren Bangsal 3 Lantai 1676.3 15 47.14 X Jumlah Unit / 12 M3 TNI/POLRI 45 (2 kmr) 3 Lantai 3431.7 15 96.52 X Jumlah Unit / 40 M3 Mahasiswa 24 (1 kmr) 3 Lantai (void) 3128.4 15 87.99 X Jumlah Unit / 66 M3 Pekerja Lajang 24 (1 kmr) 5 Lantai (void) 5920 15 166.50 X Jumlah Unit / 114 M3 Pekerja Keluarga 45 (2 kmr) 5 Lantai (void) 5573.8 15 156.76 X Jumlah Unit / 66 M3 Pondok Pesantren Bangsal 3 Lantai 1676.3 15 50.29 X Jumlah Unit / 12 M3 TNI/POLRI 45 (2 kmr) 3 Lantai 3431.7 15 102.95 X Jumlah Unit / 40 M3 Mahasiswa 24 (1 kmr) 3 Lantai (void) 3128.4 15 93.85 X Jumlah Unit / 66 M3 Pekerja Lajang 24 (1 kmr) 5 Lantai (void) 5920 15 177.60 X Jumlah Unit / 114 M3 Pekerja Keluarga 45 (2 kmr) 5 Lantai (void) 5573.8 15 167.21 X Jumlah Unit / 66 M3

25X25

(11)

Gambar Denah Rumah 1 lantai tipe 36

6.2.4

Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Rumah 1 Lantai Pracetak

TIPE RUMAH 1

LANTAI LUAS (M2)

JUMLAH

KAMAR FORMULA X VARIABEL

SATU AN

Tipe 36 36 2 4.58 X Jumlah Unit M3

6.3 Formula Sumber Daya Air

Untuk saluran dengan menggunakan sheet piles kebutuhan beton pracetak didasarkan pada formula untuk setiap tipe berdasarkan kedalaman atau tebal lekukan dengan tipe2 yang sering digunakan adalah tebal 0,325 – 0,600 m, sheet piles pracetak yang tersedia ada beberapa tipe yaitu W-325 sampai W-600 dengan gambar seperti contoh berikut ini.

(12)

Untuk saluran dengan menggunakan sheet piles kebutuhan beton pracetak didasarkan pada formula untuk tebal 0,326 m - 0,600 m.

6.3.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Saluran Irigasi/Sungai dengan Sheet Piles Kedalaman 18 m

ASUMSI TIPE LEBAR

(M) TEBAL (M) CROSS SECTION (M2) V O L (

FORMULA X VARIABEL SATU

AN W-325 0.996 0.325 0.1315 0.1320 2.3765 X Panjang Saluran M3 W-350 0.996 0.350 0.1468 0.1474 2.6530 X Panjang Saluran M3 W-400 0.996 0.400 0.1598 0.1604 2.8880 X Panjang Saluran M3 W-450 0.996 0.450 0.1835 0.1842 3.3163 X Panjang Saluran M3 W-500 0.996 0.500 0.1818 0.1825 3.2855 X Panjang Saluran M3 W-600 0.996 0.600 0.2078 0.2086 3.7554 X Panjang Saluran M3 SALURAN AIR VOLUME (M3) PER LEBAR 1 M'/1 M DALAM KEDALAM AN 18 M

6.4 Formula untuk konstruksi saluran drainase jalan dan perumahan

Untuk saluran drainase untuk jalan dan perumahan dengan menggunakan Tipe U (U-Ditch) dengan variasi ada yang menggunakan tutup atau tidak, tutup yang digunakan Tutup U-Dicth Standar. Kebutuhan beton pracetak didasarkan pada formula untuk setiap tipe berdasarkan fungsi saluran drainase tersebut digunakan untuk jalan atau perumahan dengan tipe2 yang sering digunakan adalah lebar dan dalam antara 0,5 – 1,0 meter dengan gambar seperti contoh berikut ini.

Gambar Tipe U (U-Ditch) untuk Saluran Jalan dan Drainase

6.4.1 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Saluran Drainase dengan Tipe U (U-Ditch) ASUMSI SALURAN DRAINASE INPUT LEBAR X DALAM (M) TIPE SALURAN TERBUKA POSISI DRAINASE L eff. (M) FORMULA (2 SISI KIRI & KANAN) X VARIABEL

0.600 X 0.600 Tipe U (U-Ditch) 2 sisi (ka-ki) 1.200 0.3028 X Panjang Jalan

1.000 X 1.000 Tipe U (U-Ditch) 2 sisi (ka-ki) 1.200 0.7806 X Panjang Jalan

DRAINASE PERUMAHAN (2

SISI JALAN) 0.500 X 0.500 Tipe U (U-Ditch) 2 sisi (ka-ki) 1.200 0.2549 X Panjang Jalan PANJANG JALAN (M) DRAINASE JALAN (2 SISI JALAN)

(13)

6.4.2 Formula Kebutuhan Beton Pracetak Untuk Tutup Saluran Drainase dengan Tutup U-Dicth Standar

ASUMSI TUTUP SALURAN DRAINASE INPUT LEBAR X PANJANG (M) TIPE TUTUP SALURAN TERBUKA POSISI DRAINASE L (M) FORMULA (2 SISI KIRI & KANAN) X VARIABEL 0.740 X 0.600 Tutup U 600-Ditch Standart

2 sisi (ka-ki) 0.600 0.2125 X Panjang Jalan

1.180 X 0.600 Tutup U 1000-Ditch Standart

2 sisi (ka-ki) 0.600 0.3639 X Panjang Jalan TUTUP DRAINASE

PERUMAHAN (2 SISI JALAN)

0.640 X 0.600 Tutup U 500-Ditch Standart

2 sisi (ka-ki) 0.600 0.1694 X Panjang Jalan TUTUP DRAINASE

JALAN (2 SISI JALAN)

PANJANG JALAN (M)

(14)

Lampiran (Informatif)

Contoh penggunaan standar untuk menghitung volume kebutuhan beton pracetak untuk konstruksi jalan dan jembatan

Perhitungan volume kebutuhan beton pracetak Rencana pembangunan Jalan dan Jembatan

SEKTOR KONSTRUKSI VOLUME SATUAN SATUAN ASUMSI

Jalan Bebas Hambatan 1,000,000 M M3 2 arah, 6 jalur Jalan Nasional 2,650,000 M M3 2 arah, 4 jalur Peningkatan Jalan Nasional 3,073,000 M M3 2 arah, 2 jalur

Jembatan 29,859 M M3 bentang 30 m, 2 arah 4 jalur

JALAN & JEMBATAN

Berdasarkan jenis konstruksi (Jalan dan Jembatan) dan asumsi yang diberikan, maka perhitungan volume kebutuhan beton pracetak menngunakan formula 6.1.1, formula 6.1.2, formula 6.4.1 dan formula 6.4.2 sebagai berkut:

JALAN BEBAS HAMBATAN

Untuk jalan bebas hambatan (panjang 1.000.000 m) dengan asumsi 2 arah dengan 6 jalur (3 lajur/arah) tebal 35 cm dimana di sisi kiri dan kanan terdapat saluran drainase dengan tipe U 1000x1000 (lebar 1 m dalam 1 m) dengan tutup saluran. Macam perhitungan dan formula yang digunakan terdiri dari:

1. Jalan (menggunakan formula 6.1.1)

Volume beton pracetak (badan jalan)= indeks x panjang jalan (m) = 8,05 x 1.000.000 m

= 8.050.000 m3 2. Saluran Drainase (menggunakan formula 6.4.1 dan 6.4.2)

Volume beton pracetak (drainase) = (indeks saluran+tutup) x panjang jalan(m) = (0,7806 + 0,3639) x 1.000.000 m

= 1.144.500 m3 3. Total Volume Kebutuhan Jalan Bebas Hambatan

Total Volume beton pracetak = Volume Jalan + Volume Drainase = 8.050.000 m3 + 1.144.500 m3 = 9.194.500 m3

JEMBATAN

Untuk jembatan (panjang 29.859 m) dengan asumsi bentang 30 m, 2 arah 4 jalur (2 lajur/arah) tebal 20 cm. Macam perhitungan dan formula yang digunakan terdiri dari:

(15)

1. Girder (menggunakan formula 6.1.2) untuk jarak 30 m digunakan I girder Volume beton pracetak (girder) = indeks x panjang jembatan(m)

= 3,8184 x 29.859 m = 114.013,6056 m3 2. Slab (menggunakan formula 6.1.2) untuk tebal 20 cm

Volume beton pracetak (girder) = indeks x panjang jembatan(m) = 3,2 x 29.859 m

= 95.548,8 m3

3. Pondasi (menggunakan formula 6.1.2) pondasi pier size 600 Volume beton pracetak (girder) = indeks x panjang jembatan(m)

= 113,04 x 29.859 m /30 = 3.375.261,36 m3 4. Total Volume Kebutuhan Jembatan

Total Volume beton pracetak = V. Girder+V. Slab+V. Pondasi

= (114.013,6056 +95.548,8 +3.375.261,36)m3 = 3.584.823,7656 m3

Gambar

Gambar Tipe Girder Segmen Shape PC – Box Girder dan Dimensinya
Gambar Tipe Pondasi untuk Pier Jembatan Tiang Pancang Spun Piles
Gambar Denah Rumah 1 lantai tipe 36
Gambar Tipe U (U-Ditch) untuk Saluran Jalan dan Drainase

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen Keuangan merupakan suatu proses dalam kegiatan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan serta meminimalkan biaya

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Dari analaisis mean yang dilakukan secara manual terhadap keempat jenis konflik organisasi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa peringkat pertama dari setiap konflik

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen mengingat data yang akan diperoleh didapatkan melalui suatu treatment (perlakuan) yaitu dengan menerapkan

Hasil Uji Regresi Logistik ganda untuk mengetahui hubungan antara Obesitas pada anak dengan prestasi belajar dengan mengontrol variable eksternal kebiasaan belajar

E dokumentum megállapításai alapján a tagállamoknak törekedniük kell arra, hogy valamennyi pályakezdő tanár megfelelő támogatásban részesüljön ( Stéger , 2010).. Ennek

Berdasarkan penelitian Mc Mifrohul Hana mengenai “Pengaruh Etika Kerja Islam dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan” kemudian dilanjutkan dengan

Hasil menunjukkan indeks vigor setelah perendaman dalam etanol selama 30 menit memiliki korelasi yang erat dengan daya berkecambah benih setelah disimpan selama enam bulan