• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar (Good Governance). Laporan ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Perindustrian RI nomor : 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kementerian Perindustrian, serta Peraturan Menteri Perindustrian RI nomor : 75/M-IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian.

Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Biro Keuangan selama tahun 2020, juga dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi seluruh pemangku kepentingan dan umpan balik bagi Biro Keuangan guna meningkatkan kinerjanya dimasa yang akan datang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari semua pihak.

Jakarta, Januari 2021 Kepala Biro Keuangan

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv RINGKASAN EKSEKUTIF ... v BAB I - PENDAHULUAN ... 1

1.1. Tugas dan Fungsi Organisasi ... 1

1.2. Peran Strategis Biro Keuangan ... 2

1.3. Struktur Organisasi ... 2

1.4. Sumber Daya Manusia ... 7

BAB II – PERENCANAAN DAN ... 9

2.1. Rencana Strategis Biro Keuangan tahun 2020-2024 ... 9

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2020 ... 12

2.3. Rencana Anggaran Biro Keuangan ... 14

2.4. Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2020 ... 18

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA ... 20

3.1. Analisis Capaian Kinerja Biro Keuangan Tahun 2020 ... 20

3.2. Akuntabilitas Keuangan ... 36

BAB IV – PENUTUP ... 42

1.1 Kesimpulan ... 42

1.2 Kendala Dalam Pencapaian Target Kinerja ... 43

1.3 Rekomendasi Untuk Perbaikan Kinerja ... 43

LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2020 2. Pengukuran Kinerja Tahun 2020 3. Pengukuran Rencana Aksi Tahun 2020

(4)

iii

DAFTAR GAMBAR

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 – Capaian Kinerja Biro Keuangan Tahun 2020 ... 20 Tabel 3. 2 – Realisasi Kepuasan Biro Keuangan Tahun 2020 ... 21 Tabel 3. 3 – Capaian Sasaran Strategis Mewujudkan pelayanan prima dalam

pengelolaan keuangan dan BMN ... 22 Tabel 3. 4 - Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian ... 23 Tabel 3. 5 – Capaian Sasaran Strategis Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien ... 24 Tabel 3. 6 – Capaian Sasaran Strategis Tata Kelola keuangan yang transparan,

akuntabel, efektif dan efisien (1) ... 26 Tabel 3. 7 - Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Perindustrian per Desember 2020 ... 28 Tabel 3. 8 – Capaian Sasaran Strategis Tata Kelola keuangan yang transparan,

akuntabel, efektif dan efisien (2) ... 29 Tabel 3. 9 – Capaian Sasaran Strategis Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian ... 31 Tabel 3. 10 – Realisasi Indikator Rata-Rata Kinerja Pegawai Biro Keuangan ... 33 Tabel 3. 11 – Capaian Sasaran Strategis Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja

Pegawai dan Organisasi (1) ... 34 Tabel 3. 12 – Capaian Capaian Sasaran Strategis Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi (2) ... 35 Tabel 3. 13 – Capaian Sasaran Strategis Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas ... 36 Tabel 3. 14 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN ... 37 Tabel 3. 15 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien ... 37 Tabel 3. 16 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien ... 38 Tabel 3. 17 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Meningkatkan Tertib Administrasi

Pengelolaan BMN Kementerian ... 40 Tabel 3. 18 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi ... 41 Tabel 3. 19 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Sarana dan Prasarana Kerja Biro

(6)

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi urusan keuangan dan barang milik negara kementerian, pengelolaan dan pengendalian risiko, serta pelaksanaan reformasi birokrasi. Dalam mengemban tugas tersebut Biro Keuangan menetapkan visi sesuai Rencana Strategis Tahun 2020-2024 yaitu mendukung Kementerian Perindustrian dalam pelaksanaan tugas pembinaan, koordinasi, evaluasi dan pelaporan bidang keuangan dan BMN untuk menghasilkan Pengelola Keuangan dan BMN yang berintegritas, andal, dan professional dengan misi meningkatkan kualitas layanan pelaksanaan anggaran yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas layanan perbendaharaan yang transparan, dan meningkatkan kualitas layanan pelaporan keuangan dan BMN yang akuntabel Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, telah ditetapkan Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2020 serta kebijakan, program dan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Secara umum Biro Keuangan telah melaksanakan tugas, fungsi, visi dan misi yang diembannya dengan mewujudkan tujuan dan sasaran tahun 2020. Hal ini dapat dilihat dari capaian sasaran kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan Biro Keuangan dan realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp 46.581.232.000,- (95,78%) dari total pagu Biro Keuangan.

Dengan disusunnya LAKIP Biro Keuangan tahun 2020 ini, diharapkan dapat disajikan langkah dan upaya Biro Keuangan dalam mencapai sasaran kinerja tahun 2020, yang merupakan periode pertama pelaksanaan Renstra Biro Keuangan tahun 2020-2024.

(7)

vi

Laporan ini dapat menjadi media pertanggungjawaban kinerja serta menjadi masukan dan umpan balik bagi peningkatan kinerja Biro Keuangan dalam menunjang peningkatan kinerja Sekretariat Jenderal dan Kementerian Perindustrian dalam membangun sektor industri di Indonesia.

Jakarta, Januari 2021 Kepala Biro Keuangan

(8)
(9)

1

BAB I - PENDAHULUAN

1.1. Tugas dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Biro Keuangan memiliki tugas melaksanakan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi urusan keuangan dan barang milik negara kementerian, pengelolaan dan pengendalian risiko, serta pelaksanaan reformasi birokrasi.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Keuangan juga menyelenggarakan beberapa fungsi, yaitu :

1. penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi anggaran kementerian dan penerimaan negara bukan pajak;

2. penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi perbendaharaan, gaji, dan pertanggungjawaban, anggaran serta pengelolaan kas dan pelaporan keuangan satuan kerja Sekretariat Jenderal;

3. penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi akuntansi Sekretariat Jenderal dan kementerian serta penyelesaiana tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi;

4. penyiapan pembinaan dan koordinasi pengelolaan dan pengendalian risiko; 5. penyiapan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi

kementerian;

6. penyiapan pembinaan, koordinasi, dan evaluasi pengelolaan barang milik negara kementerian; dan

7. pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, tata usaha, dan rumah tangga biro.

(10)

2

1.2. Peran Strategis Biro Keuangan

Berdasarkan tugas dan fungsinya, secara umum Biro Keuangan tidak berhubungan langsung dengan dunia industri. Biro Keuangan secara struktural berada dalam lingkungan Sekretariat Jenderal sebagai unit kerja pendukung Kementerian Perindustrian yang memiliki peran strategis melaksanakan pembinaan, koordinasi, pengendalian dan pelaporan keuangan dan barang milik Negara di lingkungan Kementerian Perindustrian, sehingga diharapkan unit/satker dapat melaksanakan tugas pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban dengan baik serta tersusunnya pelaporan keuangan yang akuntabel dan transparan. Dengan melaksanakan tugas dan fungsinya, diharapkan Kementerian Perindustrian dapat menjadi instansi yang menerapkan tata kelola keuangan yang baik dan benar sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

1.3. Struktur Organisasi

Dalam upaya melaksanakan tugas dan fungsi serta untuk mencapai sasaran yang direncanakan, maka sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, penyelenggaraan kegiatan Biro Keuangan dilaksanakan oleh 4 (empat) Bagian dan masing-masing Bagian membawahi 3 (tiga) Subbagian, yaitu :

1. Bagian Pelaksanaan Anggaran

Bagian Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi anggaran kementerian dan penerimaan bukan pajak. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pelaksanaan Anggaran menyelenggarakan fungsi:penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, dan pengendalian pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran kementerian;

(11)

3

a. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan anggaran kementerian;

b. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi penatausahaan pelaksanaan anggaran kementerian; dan

c. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pengendalian, dan evaluasi penerimaan negara bukan pajak dan keuangan badan layanan umum. Bagian Pelaksanaan Anggaran dibagi menjadi 3 (tiga) subbagian yang memiliki tugas sebagai berikut :

1) Subbagian Pemantauan Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan anggaran kementerian.

2) Subbagian Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pemantauan, dan evaluasi penatausahaan pelaksanaan anggaran kementerian.

3) Subbagian Penerimaan Negara Bukan Pajak dan Badan Layanan Umum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pengendalian, dan evaluasi penerimaan negara bukan pajak dan keuangan badan layanan umum

2. Bagian Perbendaharaan, Gaji, dan Pertanggungjawaban

Bagian Perbendaharaan, Gaji, dan Pertanggungjawaban Anggaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi perbendaharaan, gaji, pertanggungjawaban anggaran, pengelolaan kas dan pelaporan keuangan satuan kerja Sekretariat Jenderal serta pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi, dan pelaporan kinerja, tata usaha, dan rumah tangga biro. Dalam melaksanakan tugas Bagian Perbendaharaan, Gaji,

(12)

4

dan Pertanggungjawaban Anggaran menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi perbendaharaan kementerian serta pengelolaan belanja pegawai satuan kerja Sekretariat Jenderal;

b. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pertanggungjawaban anggaran kementerian serta pengelolaan kas dan pelaporan keuangan satuan kerja Sekretariat Jenderal; dan

c. pelaksanaan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, tata usaha, dan rumah tangga biro.

Dan dalam melaksanakan tugas Bagian Perbendaharaan dibagi menjadi 3 (tiga) subbagian yang memiliki tugas sebagai berikut :

1) Subbagian Perbendaharaan dan Gaji mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi perbendaharaan kementerian serta pengelolaan belanja pegawai satuan kerja Sekretariat Jenderal.

2) Subbagian Penatausahaan Pertanggungjawaban Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pertanggungjawaban anggaran kementerian serta pengelolaan kas dan pelaporan keuangan satuan kerja Sekretariat Jenderal.

3) Subbagian Program dan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan kinerja, tata usaha, dan rumah tangga biro.

3. Bagian Akuntansi, Manajemen Risiko, dan Reformasi Birokrasi

(13)

5

melaksanakan penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan akuntansi sekretariat jenderal dan kementerian, penyelesaian tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi, pengelolaan dan pengendalian risiko serta pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian. Dalam melaksanakan tugas Bagian Akuntansi, Manajemen Risiko, dan Reformasi Birokrasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan akuntansi sekretariat jenderal dan kementerian serta penyelesaian tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi;

b. penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi pengelolaan dan pengendalian risiko; dan

c. penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian.

Dalam melaksanakan tugas Bagian Akuntansi dibagi menjadi 3 (tiga) subbagian yang memiliki tugas sebagai berikut :

1) Subbagian Akuntansi dan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan atau Tuntutan Ganti Rugi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan akuntansi sekretariat jenderal dan kementerian serta penyelesaian tuntutan perbendaharaan atau tuntutan ganti rugi.

2) Subbagian Pengelolaan dan Pengendalian Risiko mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi pengelolaan dan pengendalian risiko.

3) Subbagian Reformasi Birokrasi menpunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi kementerian.

(14)

6

4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara.

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan barang milik negara kementerian. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi penyiapan bahan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan administrasi penggunaan dan pemanfaatan barang milik negara kementerian;

a. penyiapan bahan pembinaan koordinasi, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi penatausahaan dan rencana kebutuhan barang milik negara kementerian;

b. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pemindahtanganan dan penghapusan barang milik negara kementerian; dan

c. penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelesaian permasalahan barang milik negara kementerian serta penggunaan dan pemanfaatan barang milik negara.

Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara dibagi menjadi 3 (tiga) subbagian yang memiliki tugas sebagai berikut :

1) Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penatausahaan dan rencana kebutuhan barang milik negara kementerian.

2) Subbagian Pemindahtanganan dan Penghapusan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pemindahtanganan dan penghapusan barang milik negara kementerian

(15)

7

3) Subbagian Penyelesaian Permasalahan Barang Milik Negara mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, koordinasi,

pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi penyelesaian permasalahan barang milik negara kementerian serta penggunaan dan pemanfaatan barang milik negara,

Dalam menjalankan tugasnya, masing-masing Bagian saling berkoordinasi dan bekerjasama untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Struktur Organisasi Biro Keuangan Kementerian Perindustrian dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. 1 - Struktur Organisasi Biro Keuangan

1.4. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Biro Keuangan didukung oleh pegawai yang memiliki kompetensi yang baik. Keadaan Sumber Daya Manusia pada Biro Keuangan adalah sebagai berikut :

(16)

8

1. Total pegawai Biro Keuangan sebanyak 52 (lima puluh dua) orang dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1. 1 - Demografi Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Jabatan

Jabatan Eselon Jumlah

Kepala Biro II 1

Kepala Bagian III 4

Kepala Subbagian IV 12

Fungsional Umum - 27

Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) - 8

Total 52

2. Total Pegawai menurut jenjang usia :

Tabel 1. 2 - Demografi Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Usia

Kategori Jumlah <25 7 26-30 11 31-35 11 36-40 9 41-45 3 46-50 3 51-55 4 >56 4 Total 52

3. Total Pegawai menurut jenjang pendidikan :

Tabel 1. 3 - Demografi Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Pendidikan

Kategori Jumlah S2 13 S1 22 D3 7 SLTA 10 SLTP 0 SD 0 Total 52

(17)
(18)

9

BAB II – PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis Biro Keuangan tahun 2020-2024

Perencanaan Strategis merupakan langkah awal dalam melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Untuk itu rencana strategis harus memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan memperhatikan tugas dan fungsi. Rencana Strategis Biro Keuangan dapat dilihat dalam Peta Strategi sebagai berikut:

Gambar 2.1 – Peta Strategi Biro Keuangan 2020-2024

Dari Peta Strategis di atas, Biro Keuangan sebagai Unit Kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan serta strategi sebagai berikut:

(19)

10

1. Visi Biro Keuangan

Agar semua kegiatan mengarah ke satu titik yang akan dicapai dalam jangka panjang, maka Biro Keuangan telah menetapkan visinya sebagai berikut:

”Mendukung Kementerian Perindustrian dalam pelaksanaan tugas pembinaan, koordinasi, evaluasi dan pelaporan bidang keuangan dan

BMN untuk menghasilkan Pengelola Keuangan dan BMN yang berintegritas, andal, dan profesional”

Biro Keuangan memiliki tugas sebagai pembina pengelola keuangan dan BMN di lingkungan Kementerian Perindustrian. Untuk dapat mewujudkan tata kelola keuangan yang akuntabel dan transparan, Biro Keuangan perlu menjadi unit pembina yang berintegritas, andal, dan profesional.

2. Misi Biro Keuangan

Untuk mencapai visi tersebut Biro Keuangan telah menetapkan misinya yang akan dicapai sebagai berikut :

”Meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran, layanan

perbendaharaan, dan pelaporan keuangan dan BMN yang akuntabel, transparan dan berbasis IT”

3. Tujuan

Berdasarkan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah :

1) Meningkatkan kualitas layanan pelaksanaan anggaran yang efektif dan efisien

2) Meningkatkan kualitas layanan perbendaharaan yang transparan

(20)

11

Ukuran keberhasilan pencapaian tersebut adalah terwujudnya pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN, dengan indikator kinerja tujuan yang ingin dicapai adalah tingkat kepuasan pelanggan Biro Keuangan.

4. Sasaran Strategis

A. Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis 1 : Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Tingkat kepuasan pelanggan (Skala 1-4)

B. Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis 1 : Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian

Sasaran Strategis 2 : Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien

Indikator Kinerja Sasaran Strategis :

1) Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

2) Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian

Sasaran Strategis 3 : Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Persentase Penetapan Status Penggunaan BMN Kementerian Perindustrian

(21)

12

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis 1 : Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi

Indikator Kinerja Sasaran Strategis :

1) Tingkat Kinerja Pegawai Biro Keuangan 2) Tingkat Kinerja Unit Biro Keuangan

Sasaran Strategis 2 : Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai

Dari seluruh Indikator Kinerja Sasaran, yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Biro Keuangan Tahun 2020 adalah :

1. Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN

2. Nilai Kinerja Pengelolaan Anggaran Kementerian Perindustrian

5. Arah Kebijakan dan Strategi

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka arah kebijakan dan strategi yang dilakukan Biro Keuangan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas sistem tata kelola keuangan dan BMN berbasis teknologi informasi.

2. Meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM pengelola keuangan dan BMN.

2.2. Rencana Kinerja Tahun 2020

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka ditetapkan sasaran yang ingin dicapai Biro Keuangan tahun 2020 yang terdiri dari :

(22)

13

Tabel 2. 1 – Rencana Kinerja Biro Keuangan Tahun 2020 No. Sasaran Strategis

(SS) Indikator Kinerja Utama Target Satuan

Pemangku Kepentingan 1. Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN 1. Tingkat Kepuasan terhadap layanan bidang keuangan dan BMN

3.7 Skala 1-4

Proses Bisnis Internal

1 Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien 1. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian 78 Nilai

2. Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien

1. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN WTP Opini (skala 1-4) 2. Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian 90 Nilai 3. Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian 1. Persentase Penetapan Status Penggunaan BMN Kementerian Perindustrian 13 Persen Proses Kelembagaan 1. Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi

1. Tingkat Kinerja Pegawai Biro Keuangan

90 Nilai

2. Tingkat Kinerja Unit Biro Keuangan

90 Nilai

2. Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas

1. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai

83 Persen

Untuk mencapai target indikator kinerja utama Biro Keuangan, aktivitas/kegiatan penunjang yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pembinaan, monitoring dan penyusunan laporan Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal dan Kementerian Perindustrian

2. Melakukan pembinaan dan penatausahaan penyelesaian TP/TGR;

3. Koordinasi pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perindustrian;

(23)

14

5. Melakukan penatausahaan perbendaharaan, pertanggungjawaban anggaran dan belanja pegawai di lingkungan Biro-Biro Kementerian Perindustrian;

6. Melakukan pembinaan bagi pengelola DIPA, laporan keuangan, dan BMN di lingkungan Kementerian Perindustrian;

7. Melakukan pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Anggaran dan perbendaharaan di lingkungan Kementerian Perindustrian;

8. Melakukan pembinaan, koordinasi dan evaluasi pengelolaan administrasi PNBP Dan BLU;

9. Menyusun Kebijakan pengelolaan keuangan dan BMN;

10. Melakukan pembinaan, monitoring dan tertib administrasi penggunaan, pemanfaatan pemindahtanganan dan penghapusan Barang Milik Negara Kementerian Perindustrian;

11. Inventarisasi Barang Milik Negara Kementerian Perindustrian;

12. Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara Kementerian Perindustrian; 13. Memberikan pembinaan bagi Pegawai Biro Keuangan;

14. Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 dan Budaya 5K; 15. Menyusun program kerja dan pelaporan biro keuangan;

16. Melakukan penatausahaan dan pengelolaan administrasi perkantoran; 17. Pembayaran gaji dan tunjangan;

18. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran.

2.3. Rencana Anggaran Biro Keuangan

Sesuai dengan DIPA tahun 2020, program yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal adalah “Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian”. Masing-masing Unit Kerja Eselon II mempunyai 1 (satu) kegiatan. Adapun kegiatan Biro Keuangan adalah “Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan Dan Barang Milik Negara Yang Profesional” dengan alokasi anggaran awal sebesar Rp. 58.185.692.000,-. Berdasarkan Permenperin Nomor 35 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Biro Keuangan memiliki tusi tambahan berupa penyiapan pembinaan dan koordinasi pengelolaan dan pengendalian risiko serta pelaksanaan reformasi birokrasi

(24)

15

kementerian. Anggaran yang digunakan untuk membiayai kegiatan Biro Keuangan memiliki rincian sebagai berikut:

Tabel 2. 2 – Alokasi Anggaran Biro Keuangan Tahun Anggaran 2020

No Unit Pagu Awal Anggaran

(Rp. 000,-) 1 Biro Keuangan

 Belanja Barang 8.997.512

 Belanja Pegawai Biro-Biro 49.188.180

Total 58.185.692

Pada tahun 2020, terdapat kebijakan refocusing anggaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19 sehingga terdapat perubahan anggaran Biro Keuangan. Anggaran tersebut di atas digunakan untuk membiayai komponen dan sub komponen kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2. 3 - Rincian Alokasi Anggaran Biro Keuangan Tahun 2020

KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN

PAGU AWAL (Rp. 000,-)

PAGU AKHIR Per TW IV (Rp. 000,-)

1 Program Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian

58.185.692 48.633.732 1827 Peningkatan Sistem Tata Kelola Keuangan

Dan Barang Milik Negara Yang Profesional

58.185.692 48.633.732

1827.955 Layanan Manajemen Keuangan 4.218.607 2.511.198

52 Pengelolaan Perbendaharaan 1.297.189 776.310

A Melakukan Pengembangan Dan Pemeliharaan Sistem Perbendaharaan Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

104.850 51.982

B Melakukan Sosialisasi Dan Evaluasi Sistem Perbendaharaan Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

72.417 43.600

C Penatausahaan Belanja Pegawai Di Lingkungan Satker Setjen

47.264 57.600

D Pembinaan, Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Belanja Pegawai Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

115.639 79.088

E Pembinaan Dan Penatausahaan Pertanggungjawaban Anggaran

127.412 96.002

F Menyusun Buku Pedoman Pertanggungjawaban Anggaran Di Lingkungan Kemenperin

168.210 122.350

G Melakukan Bimbingan Teknis/sosialisasi Peraturan Bagi Pengelola Dipa Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

(25)

16 KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN

PAGU AWAL (Rp. 000,-)

PAGU AKHIR Per TW IV (Rp. 000,-)

53 Penyusunan Laporan Keuangan 2.878.418 1.734.888

A Melakukan Bimbingan Teknis/workshop Dan Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2019 Tingkat Sekretariat Jenderal

155.739 133.324

B Penyusunan Laporan Keuangan Setjen Semester I Ta 2020

106.419 11.046

C Penilaian Laporan Keuangan Satuan Kerja Di Lingkungan Kemenperin

80.827 43.868

D Melakukan Bimbingan Teknis, Workshop Dan Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2019 Kementerian Perindustrian

242.355 185.907

E Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Semester I Ta 2020

251.539 110.449

F Melakukan Pelatihan/workshop Sistem Akuntansi Instansi

142.077 60.835

G Melakukan Pembangunan Berkelanjutan Aktivitas Spip Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

63.700 46.269

H Penyusunan Panduan Teknis Spip Di Lingkungan Kemenperin

30.467 11.119

I Pembinaan Dan Sosialisasi Spip Di Lingkungan Kemenperin

90.838 22.550

J Melakukan Penatausahaan Penyelesaian Administrasi Tindak Lanjut Tp/tgr

86.850 107.414

K Monitoring Dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Perindustrian

707.801 501.910

L Melakukan Administrasi Hibah Langsung Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

78.350 63.635

M Pengendalian Dan Penatausahaan Terkait Tata Kelola Keuangan

95.930 84.446

N Melakukan Pengendalian Kebijakan Tata Kelola Keuangan

138.450 61.730

O Diseminasi Penerapan Standar Biaya Dan Kebijakan Tata Kelola Keuangan

121.080 92.835

P Penyusunan Target Dan Pagu Pnbp 95.761 73.100 Q Monitoring Dan Evaluasi Capaian Kinerja Satker

Blu Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

77.649 10.370

R Pp Pnbp Pada Lingkungan Kementerian Perindustrian

217.663 34.289

S Pemantauan Realisasi Penerimaan Dan Penggunaan Pnbp

137.923 79.792

1827.956 Layanan Manajemen Barang Milik Negara (bmn)

1.478.714 948.264

51 Penatausahaan Bmn 553.603 264.386

A Menyusun Pedoman Penggunaan Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

(26)

17 KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN

PAGU AWAL (Rp. 000,-) PAGU AKHIR Per TW IV (Rp. 000,-) B Melakukan Pembinaan/bimbingan

Teknis/sosialisasi Peraturan Terkait Pengelolaan Bmn Kementerian Perindustrian

234.477 44.859

C Melakukan Penyusunan Pedoman

Pemindahtanganan Dan Penghapusan Bmn Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

139.100 118.937

54 Penghapusan Bmn 276.126 244.806

A Melakukan Monitoring, Evaluasi Dan Pemutakhiran Data Administrasi

Pemindahtanganan Dan Penghapusan Bmn Kementerian Perindustrian

276.126 244.806

55 Monitoring Bmn 315.196 236.210

A Melakukan Monitoring, Evaluasi Dan

Pemutakhiran Data Administrasi Penggunaan Dan Pemanfaatan Bmn Kementerian

Perindustrian

315.196 236.210

56 Penyusunan Laporan Bmn 333.789 202.862

A Melakukan Pembinaan Dan Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (lbmn) Tingkat Kementerian Perindustrian

333.789 202.862

1827.961 Layanan Reformasi Birokrasi 322.512 182.692

51 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 322.512 182.692

1827.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1.236.557 648.276 51 Penyusunan Rencana Program Dan Penyusunan

Rencana Anggaran

77.250 65.980

52 Pelaksanaan Pemantauan Dan Evaluasi 75.400 52.990

53 Pengelolaan Keuangan Dan Perbendaharaan 462.939 142.376

55 Pelayanan Umum, Pelayanan Rumah Tangga Dan Perlengkapan

620.968 386.930

A Melaksanakan Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2015 Dan Budaya 5k

215.437 129.138

B Keikutsertaan Dalam

Workshop/rapat/konsinyering Dan Peningkatan Kompetensi Sdm Biro Keuangan

326.481 155.452

C Mengelola Administrasi Perkantoran 46.590 44.200

D Mengelola Administrasi Kepegawaian 32.460 58.140

1827.994 Layanan Perkantoran 50.929.302 44.343.302

001 Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 49.188.180 42.638.180

A Pembayaran Gaji Dan Tunjangan 49.188.180 42.638.180

002 Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan Perkantoran

1.741.122 1.705.122

A Menyelenggarakan Operasional Sehari-hari Perkantoran

1.480.462 1.512.462

B Menyelenggarakan Pemeliharaan Operasional Peralatan Perkantoran

(27)

18 KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN

PAGU AWAL (Rp. 000,-)

PAGU AKHIR Per TW IV (Rp. 000,-)

C Menyelenggarakan Pemeliharaan Kendaraan Operasional

194.940 126.940

Perubahan anggaran tahun 2020 untuk Biro Keuangan dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 2. 4 – Perubahan Alokasi Anggaran Biro Keuangan Tahun 2020

No Unit Pagu Awal

(Rp. 000,-) Pagu Akhir (Rp. 000,-) 1 Biro Keuangan  Belanja Barang 8.997.512 5.995.552  Belanja Pegawai 49.188.180 42.638.180 Total 58.185.692 48.633.732

2.4. Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2020

Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun dan didukung oleh anggaran yang tersedia di dalam DIPA Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran 2020, maka ditetapkan pengesahan Formulir Perjanjian Kinerja tahun 2020 yang telah ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro Keuangan sebagai berikut :

Tabel 2. 5 – Perjanjian Kinerja Biro Keuangan Tahun 2020

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama Target Satuan

Pemangku Kepentingan

1. Mewujudkan pelayanan

prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN

1. Tingkat Kepuasan terhadap layanan bidang keuangan dan BMN

3.7 Skala 1-4

Proses Bisnis Internal

1 Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien

1. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian

78 Nilai

2. Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien

1. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

WTP Opini

(skala 1-4) 2. Nilai kinerja pengelolaan

anggaran Kementerian Perindustrian

(28)

19

No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama Target Satuan

3. Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian 1. Persentase Penetapan Status Penggunaan BMN Kementerian Perindustrian 13 Persen Proses Kelembagaan 1. Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi

1. Tingkat Kinerja Pegawai Biro Keuangan

90 Nilai

2. Tingkat Kinerja Unit Biro Keuangan

90 Nilai

2. Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas

1. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai

(29)
(30)

20

BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Analisis Capaian Kinerja Biro Keuangan Tahun 2020

Sesuai tugas dan fungsi Biro Keuangan untuk mewujudkan tata kelola keuangan Kementerian Perindustrian yang baik dan benar, maka dilakukan pembinaan, koordinasi, pengendalian, dan pelaporan keuangan dan barang milik negara Kementerian kepada Satker maupun SDM pengelola keuangan dan BMN. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis Biro Keuangan yang telah di tetapkan dalam Rencana Jangka Menengah maupun Rencana Kinerja Tahunan. Adapun sasaran strategis yang telah dicapai oleh Biro Keuangan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1 – Capaian Kinerja Biro Keuangan Tahun 2020

No. Sasaran Strategis

(SS) Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

Pemangku Kepentingan

1. Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN

1. Tingkat Kepuasan terhadap layanan bidang keuangan dan BMN

Skala 1-4 3,7 3,75 101,35

Proses Bisnis Internal

1 Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien

1. Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian

Perindustrian

Nilai 78 78,01 100,01

2. Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien

1. Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

Opini (skala

1-4)

WTP WTP 100,00

2. Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian Nilai 90 92,81 103,12 3. Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian 1. Persentase Penetapan Status Penggunaan BMN Kementerian Perindustrian Persen 13 10,57 81,31 Proses Kelembagaan 1. Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi

1. Tingkat Kinerja Pegawai Biro Keuangan

Nilai 90 98,59 109,55

2. Tingkat Kinerja Unit Biro Keuangan

(31)

21 No. Sasaran Strategis

(SS) Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

2. Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas

1. Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai

Persen 83 92,31 111,21

Perspektif Pemangku Kepentingan

Sasaran Strategis 1 : Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Tingkat kepuasan pelanggan (Skala 1-4)

Tingkat kepuasan pelanggan diukur dengan menggunakan survey kepuasan pelanggan. Biro Keuangan melakukan penilaian dengan memasukkan aspek pelayanan, sumber daya manusia, proses serta ruang tunggu (sarana prasarana). Pengumpulan kuesioner oleh tim Manajemen Mutu ISO 9001:2015 Biro Keuangan dengan jumlah responden sebanyak 125 orang yang berasal dari seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian. Biro Keuangan melakukan penilaian dengan memasukkan aspek pelayanan, sumber daya manusia, proses serta ruang tunggu (sarana prasarana). Berikut adalah hasil survey kepuasan pelanggan Biro Keuangan tahun 2020:

Tabel 3. 2 – Realisasi Kepuasan Biro Keuangan Tahun 2020

Sumber Daya Manusia 3,75 3,80

Proses 3,75 3,73

Ruang Tunggu 3,70 3,68

Total 3,75 3,75

Hasil survey kepuasan pelanggan Biro Keuangan menunjukkan rata-rata kinerja Biro Keuangan sebesar 3,75. Nilai tersebut melebihi target sebesar 3,70. Rata-rata nilai harapan adalah 3,75 yang menunjukkan bahwa para pelanggan Biro Keuangan memiliki harapan yang cukup tinggi dari segi pelayanan, sumber daya manusia, proses, dan ruang

ASPEK HARAPAN KINERJA

(32)

22

tunggu. Rata-rata nilai kinerja Biro Keuangan yang diberikan oleh para pelanggannya adalah 3,75 atau melebihi target sasaran mutu yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Biro Keuangan sudah memenuhi kebutuhan para pelanggannya namun perlu ditingkatkan secara terus-menerus agar dapat semakin menjadi lebih baik lagi dan akhirnya dapat memenuhi ekspektasi para pelanggannya yang cukup tinggi. Capaian sasaran strategis ini adalah sebagai berikut :

∶ 3,75

3,7 x 100% 101,35%

Kepuasan pelanggan Biro Keuangan telah dijadikan sebagai indikator sasaran strategis sejak periode Renstra sebelumnya. Perbandingan capaian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 3 – Capaian Sasaran Strategis Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Tingkat Kepuasan Pelanggan 3,7 3,71 100,27 3,7 3,75 101,35 3,7 3,75 3,75 3,8 98,68

Kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pencapaian kinerja ini antara lain:

1. Melaksanakan penetapan Kebijakan dan Sasaran Mutu Biro Keuangan.

2. Implementasi dan monitoring pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015.

3. Melakukan survey dan analisis kepuasan pelanggan Biro Keuangan tahun 2020. 4. Melakukan internal audit Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015.

Pada tahun 2020, pandemic covid-19 telah menyebabkan adanya perubahan kebijakan pembatasan fisik yang menyebabkan pegawai harus bekerja secara bergantian.

(33)

23

Pekerjaan juga banyak dilakukan secara online dan dari jarak jauh (remote). Hal tersebut merupakan tantangan yang harus diatasi karena pelayanan di Biro Keuangan tidak boleh terhenti. Biro Keuangan telah melakukan beberapa perubahan tata cara maupun prosedur kerja untuk mengatasi keterbatasan interaksi fisik, yaitu :

1. Prosedur pertanggungjawab anggaran UP/LS melalui bukti scan.

2. Prosedur pengajuan penetapan status dan penghapusan BMN melalui surat elektronik.

Selain itu, Biro Keuangan juga melakukan pelatihan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 bagi SDM Biro Keuangan sehingga kompetensi SDM dalam melaksanakan implementasi dan dokumentasi Sistem Manajemen Mutu terus meningkat.

Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis 1 : Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian dengan target sebesar 78.

Dalam rangka mencapai sasaran ini, pelaksanaan program reformasi birokrasi perlu dievaluasi. Indeks RB merupakan hasil evaluasi yang bertujuan untuk memberikan saran perbaikan dalam rangka meningkatkan kualitas reformasi birokrasi. Evaluasi pada berbagai komponen yang dilakukan bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada tahun 2019 menghasilkan indeks RB Kemenperin senilai 78,01. Penilaian per komponen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 4 - Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian

No Komponen Penilaian Bobot Nilai

2018 2019 I Komponen Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5,00 3,87 3,93

2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 3,13 3,13

(34)

24

No Komponen Penilaian Bobot Nilai

2018 2019

4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,62 3,68

5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 12,93 12,94

6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 4,09 4,09

7 Penguatan Pengawasan 12,00 8,02 8,11

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 4,39 4,44

Total Komponen Pengungkit (A) 60,00 43,88 44,16 II Komponen Hasil

1 Nilai Akuntabilitas Kinerja 14,00 10,68 11,48

2 Survei Internal Integritas Organisasi 6,00 4,13 5,21

3 Survei Eksternal Persepsi Korupsi 7,00 6,47 5,99

4 Opini BPK 3,00 3,00 3,00

5 Survei Eksternal Pelayanan Publik 10,00 8,75 8,18

Total Komponen Hasil (B) 40,00 33,03 33,85 Indeks Reformasi Birokrasi (A+B) 100,00 76,91 78,01

Dengan hasil realisasi nilai Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian sebesar 78,01 dari target akhir 78, maka capaian sasaran strategis ini pada tahun 2020 adalah :

∶ 78,01

78,00 x 100% 100,01%

Tabel 3. 5 – Capaian Sasaran Strategis Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian Perindustrian Belum menjadi SS 78 78,01 100,01 78 79 79 80 97,51

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh Biro Keuangan sebagai upaya untuk mendukung pencapaian kinerja sasaran strategis ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain:

(35)

25

2. Koordinasi, pembinaan dan sosialisasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perindustrian.

3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Keberhasilan pencapaian target indeks reformasi birokrasi Kementerian tahun 2020 tidak terlepas dari kerjasama dan koordinasi yang baik dengan unit terkait seperti Inspektorat Jenderal dan Unit Eselon I lainnya, Satker di lingkungan Kementerian Perindustrian serta Instansi terkait dalam meningkatkan kualitas reformasi birokrasi Kementerian Perindustrian.

Sasaran Strategis 2 : Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien

Indikator Kinerja Sasaran Strategis :

1. Tingkat Akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN dengan target Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Pada Rencana Strategis periode 2014-2019, target yang ditetapkan adalah mendapatkan predikat Capaian Standar Tertinggi oleh Kementerian Keuangan. Pada tahun 2020, sesuai dengan Renstra Biro Keuangan 2020-2024, tingkat akuntabilitas Laporan Keuangan dan BMN diukur dengan perolehan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan Kementerian. Target yang ditetapkan pada tahun 2020 adalah Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan dan BMN tahun 2019. Keseluruhan hasil pemeriksaan BPK atas laporan keuangan Kementerian/Lembaga tahun 2019 adalah 84 K/L dan 1 BUN memperoleh opini WTP, 2 K/L memperoleh WDP dan 1 K/L memperoleh opini TMP. Kementerian Perindustrian kembali

(36)

26

mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk ke 12 kalinya sejak tahun 2008. Dengan capaian Opini WTP atas Laporan Keuangan tahun 2019, maka capaian indikator kinerja ini adalah sebesar 100,00%.

Perbandingan capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2019-2020 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 6 – Capaian Sasaran Strategis Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien (1)

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN Capaian Standar Tertinggi Capaian Standar Tertinggi 100 Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN

WTP WTP 100 WTP WTP WTP WTP 100

Untuk mencapai sasaran tersebut, Biro Keuangan telah melakukan pembinaan dan monitoring Laporan Keuangan dan BMN serta Penataan Tertib Administrasi Dan Pengelolaan Barang Milik Negara secara terus menerus. Biro Keuangan juga melakukan koordinasi penyusunan Laporan Keuangan dan BMN baik tingkat Eselon I Sekretariat Jenderal, maupun tingkat Kementerian. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian kinerja ini antara lain:

1) Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN tingkat Sekretariat Jenderal dan tingkat Kementerian tahun 2019 dan semester 1 tahun 2020, serta melakukan pendampingan terkait penyusunan Laporan Keuangan dan BMN Unit Eselon I dan Satker di lingkungan Kementerian Perindustrian.

2) Melakukan penilaian laporan keuangan dan BMN Unit Eselon I dan Satker di lingkungan Kementerian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan BMN.

(37)

27

3) Melakukan pembinaan dan koordinasi dengan seluruh Unit Eselon I dan Satker terkait Penilaian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK).

4) Melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

5) Penyusunan kebijakan/peraturan/petunjuk teknis dalam rangka pengelolaan Keuangan dan BMN.

Keberhasilan Kementerian Perindustrian dalam mencapai opini WTP atas laporan keuangan tahun 2019 tidak terlepas dari hal berikut antara lain :

1) Kerjasama dan koordinasi Biro Keuangan dengan pihak terkait seperti unit/satker di lingkungan Kementerian, Kementerian Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan.

2) Pelaksanaan pelatihan dan bimbingan teknis terkait penyusunan Laporan Keuangan dan BMN sehingga dapat meningkatkan kompetensi SDM penyusun laporan keuangan di lingkungan Kementerian Perindustrian.

2. Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian dengan target sebesar 90

Kualitas kinerja pengelolaan anggaran Kementerian diukur dengan pencapaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA). IKPA adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi kesesuaian terhadap perencanaan, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi.

Penilaian IKPA sebagai indikator kinerja dilakukan setiap bulan pada seluruh unit. Namun, berdasarkan Surat Dirjen Perbendaharaan Nomor S-258/PB/2020 tanggal

(38)

28

23 Maret 2020, maka penilaian IKPA untuk level Satker, Eselon I, K/L, KPPN, dan Kanwil tidak dilakukan sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Pada bulan Juli, Kementerian Keuangan mengeluarkan surat Nomor S-614/PB/2020 untuk mencabut surat S-258/PB/2020 dan melakukan kembali penilaian IKPA dimulai dari triwulan III. Untuk mendukung akselerasi belanja tahun 2020, Indikator Revisi DIPA dan Deviasi Halaman III DIPA tidak diperhitungkan dalam nilai akhir IKPA.

Nilai IKPA Kementerian Perindustrian per bulan Desember tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 7 - Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Perindustrian per Desember 2020

KETERANGAN Nilai Bobot Nilai Akhir Nilai Aspek KESESUAIAN PERENCANAAN DENGAN PELAKSANAAN REVISI DIPA 100,00 0 0 99,71 DEVIASI HALAMAN III DIPA 83,16 0 0

PAGU MINUS 99,71 5 4,99 KEPATUHAN TERHADAP REGULASI DATA KONTRAK 84,74 15 12,71 91,16 PENGELOLAAN UP DAN TUP 94,90 8 7,59

LPJ BENDAHARA 100,00 5 5,00 DISPENSASI SPM 85,00 5 4,25 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN PENYERAPAN ANGGARAN 93,88 15 14,08 95,52 PENYELESAIAN TAGIHAN 97,03 12 11,64 KONFIRMASI CAPAIAN OUTPUT 91,39 10 9,14 RETUR SP2D 99,77 5 4,99 EFISIENSI PELAKSANAAN KEGIATAN RENKAS 93,33 0 0 91,67 KESALAHAN SPM 90,00 5 4,50 NILAI TOTAL 79,89 KONVERSI BOBOT 90%

NILAI AKHIR (NILAI TOTAL/ KONVERSI BOBOT) 92,81

(39)

29

Renstra periode 2014-2019 menetapkan realisasi anggaran sebagai indikator Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien. Sedangkan pada Renstra 2020-2024 target yang ingin diraih adalah nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian. Dengan nilai IKPA sebesar 92,81% dan target sebesar 90%, maka capaian indikator kinerja ini adalah sebagai berikut :

∶ 92,81

90,00 x 100% 103,12%

Perbandingan capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2019-2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 8 – Capaian Sasaran Strategis Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien (2)

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Realisasi Anggaran Kementerian Perindustrian 95 92,34 97,20 Nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian 90 92,81 103,12 92,5 93 93,5 94 98,73

Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung pencapaian kinerja ini antara lain: 1) Pembinaan, Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Belanja Pegawai Di

Lingkungan Kementerian Perindustrian

2) Pemeliharaan aplikasi e-monitoring untuk memudahkan monitoring dan pelaporan pelaksanaan anggaran serta aplikasi digital treasury dalam rangka digitalisasi surat pertanggungjawaban keuangan.

3) Melakukan penatausahaan pertanggungjawaban anggaran untuk

memastikan bahwa anggaran yang telah digunakan sesuai dengan peruntukannya.

(40)

30

4) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran yang dilaporkan secara triwulanan.

5) Pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan revisi di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Keberhasilan Kementerian Perindustrian dalam meraih nilai IKPA di atas target yang ditetapkan tidak terlepas dari hal berikut, antara lain :

1) Kerjasama dan koordinasi Biro Keuangan dengan pihak terkait seperti unit/satker di lingkungan Kementerian dan Kementerian Keuangan.

2) Pelaksanaan Bimbingan Teknis/sosialisasi Peraturan Bagi Pengelola DIPA Di Lingkungan Kementerian Perindustrian Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyusunan Peraturan Menteri Perindustrian Tentang Pedoman Pengelolaan Anggaran di Lingkungan Kementerian Perindustrian serta peraturan-peraturan mengenai pengelolaan keuangan dari instansi terkait. Sehingga

pemahaman pengelola keuangan mengenai pelaksanaan dan

pertanggungjawaban anggaran dapat meningkat.

Sasaran Strategis 3 : Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Persentase Nilai Penetapan Status penggunaan BMN Kementerian Perindustrian dengan target 13%.

Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, irigasi, jaringan, aset tetap lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan (PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah). Pada Tahun 2019 persentase nilai PSP dihitungan dengan melakukan perbandingan antara jumlah unit BMN yang telah ditetapkan statusnya dengan jumlah unit BMN yang belum ditetapkan statusnya.

(41)

31

Realisasi =  Unit BMN yang telah ditetapkan statusnya x 100%  Unit BMN yang belum ditetapkan statusnya

Hingga triwulan IV Tahun 2020 jumlah unit BMN yang telah ditetapkan statusnya sebanyak 24.559 unit dari keseluruhan unit BMN yang belum ditetapkan statusnya sebanyak 232.362 unit. Dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.8 – Realisasi PSP Kementerian Perindustrian Triwulan IV 2020

NO UNIT JUMLAH BMN (UNIT)

1 SETJEN 1.710 2 Ditjen IA 8 3 Ditjen IKFT 1.467 4 Ditjen ILMATE 73 5 Ditjen IKMA 1.434 6 Inspektorat Jenderal 1.198 7 BPPI 6.034 8 Ditjen. KPAII 766 9 BPSDMI 11.869

Total Penetapan Status 24.559

BMN yang belum ditetapkan statusnya 232.362

% Realisasi Penetapan Status 10,57%

Tingkat penetapan status penggunaan telah dijadikan indikator sasaran strategis sejak periode Renstra sebelumnya. Perbandingan capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2019-2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. 9 – Capaian Sasaran Strategis Meningkatkan Tertib Administrasi Pengelolaan BMN Kementerian Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Tingkat Persentase Penetapan Status Penggunaan BMN Kementerian Perindustrian 13 13,11 100,89 13 10,57 81,30 13 13,50 13,50 14 75,50

Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung pencapaian kinerja ini antara lain: 1. Koordinasi dengan pihak terkait baik internal maupun eksternal dalam memproses

PSP yang diusulkan Kementerian Perindustrian.

2. Pelaksanaan sosialiasi serta monitoring terkait pengelolaan BMN guna meningkatkan kesadaran satuan kerja untuk mengusulkan penggunaan status aset

(42)

32

yang dimiliki. Sehingga satker/unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian lebih giat dalam pengusulan PSP.

3. Pemutakhiran data BMN Kementerian Perindustrian yang telah ditetapkan status penggunaannya sehingga Biro Keuangan dapat memetakan potensi PSP di ingkungan Kementerian Perindustrian.

4. Penyusunan kebijakan/peraturan dalam pengelolaan BMN.

5. Pelatihan dan bimbingan teknis bagi pengelola BMN di lingkungan Kementerian Perindustrian.

Realisasi penetapan status penggunaan BMN tahun 2020 adalah 10,57%. Nilai tersebut belum mencapai target yang telah ditetapkan. Hambatan dalam mencapai target ini adalah adanya pandemi covid maka pekerjaan harus dilakukan di kantor secara bergantian karena adanya kebijakan physical distanci

1. Optimalisasi penggunaan aplikasi online seperti zoom dalam pelaksanaan rapat maupun koordinasi pengelolaan BMN.

2. Dilakukan perencanaan pengembangan aplikasi pengelolaan BMN internal Kementerian Perindustrian.

Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis 1 : Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi

1. Tingkat Kinerja Pegawai Biro Keuangan dengan target 90%

Selain pelatihan, kinerja yang ditunjukkan pegawai sangatlah penting dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dalam kegiatan penatausahaan administrasi perkantoran, Biro Keuangan terus berusaha meningkatkan disiplin serta produktivitas kerja pegawai dengan melakukan koordinasi, evaluasi pegawai, serta

ng dan secara online. Hal ini menyebabkan sulitnya pelaksanaan koordinasi secara langsung dengan unit atau satuan kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian serta Kementerian Keuangan sebagai instansi terkait. Selain itu, terbatasnya SDM pengelola BMN juga menjadi salah satu hambatan dalam penyelesaian tugas pengelolaan BMN.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan hal sebagai berikut :

(43)

33

penatausahaan administrasi kepegawaian Biro Keuangan. Indikator ini dinilai dengan menggunakan rata-rata rekapitulasi capaian kinerja pegawai. Data yang digunakan menggunakan rekapitulasi unit kerja pada Aplikasi Kinerja Pegawai Intranet Kementerian Perindustrian.

Target yang telah ditetapkan pada tahun 2020 sebesar 90%, sedangkan realisasi Kinerja Pegawai Biro Keuangan adalah sebesar 98,59%. Hal ini menunjukkan bahwa Biro Keuangan telah melampaui target indikator tingkat kinerja pegawai yang telah ditetapkan dengan capaian sebesar 109,55%. Rata-rata kinerja Pegawai Biro Keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3. 10 – Realisasi Indikator Rata-Rata Kinerja Pegawai Biro Keuangan

Bulan Target Rata-Rata Kinerja Pegawai

Realisasi Rata-Rata

Kinerja Pegawai % Capaian

(1) (2) (3) (4) = (3)/(2) *100% Januari 90,00 97,32 108,13 Februari 90,00 97,45 108,28 Maret 90,00 98,64 109,60 April 90,00 99,50 110,55 Mei 90,00 99,00 110,00 Juni 90,00 98,93 109,92 Juli 90,00 99,48 110,53 Agustus 90,00 99,10 110,11 September 90,00 99,85 110,94 Oktober 90,00 98,35 109,28 November 90,00 97,90 108,78 Desember 90,00 97,61 108,46 Rata-Rata 90,00 98,59 109,55

Realisasi capaian ini pada tahun 2020 adalah : ∶ 98,59

90 x 100% 109,55%

Indikator ini telah dijadikan target sasaran strategis yang ingin dicapai sejak periode Renstra sebelumnya. Perbandingan capaian kinerja sasaran ini pada tahun 2019-2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

(44)

34

Tabel 3. 11 – Capaian Sasaran Strategis Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi (1) Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Rata-Rata Kinerja Pegawai Biro Keuangan 90 96,79 107,54 90 98,59 109,55 90,5 91 91,5 92 107,16

2. Tingkat Kinerja Unit Biro Keuangan dengan target nilai 90

Kualitas kinerja unit kerja dinilai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penilaian kinerja unit di lingkungan Kementerian Perindustrian. Kriteria yang dinilai antar lain absensi, realisasi anggaran, Laporan Kinerja Triwulanan, Laporan Keuangan, SAKIP, Laporan Hasil Temuan, Penerapan 5K, dan produktivitas unit kerja. Untuk meningkatkan kualitas unit kerja, Biro Keuangan melakukan koordinasi dan evaluasi dalam pelaksanaan program dan pelaporan Biro Keuangan.

Target yang ditetapkan pada tahun 2020 senilai 90, namun pada tahun 2020 tidak diadakan penilaian kinerja unit seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun Biro Keuangan tetap menerapkan disiplin dalam absensi, melaporkan kinerja tepat waktu, melaksanakan kegiatan dengan tepat waktu, serta penerapan sistem manajemen mutu dalam kegiatan sehari-hari.

Pada tahun 2020, penilaian unit kerja tidak dilaksanakan oleh Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia karena adanya proses perubahan struktur organisasi dan penyetaraan jabatan struktural menjadi jabatan fungsional sehingga capaian ini tidak dapat diukur. Tingkat kinerja Unit Biro Keuangan dijadikan indikator kinerja pada sejak visi Renstra Biro Keuangan Tahun 2015-2019. Perbandingan capaian dapat dilihat pada tabel berikut:

(45)

35

Tabel 3. 12 – Capaian Capaian Sasaran Strategis Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Pegawai dan Organisasi (2)

Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T

Tingkat Kinerja Unit Biro Keuangan

90 86,89 96,54 90 n/a n/a 90 90,5 90,5 91 n/a

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran strategis ini antara lain : 1) Penyusunan program dan anggaran Biro Keuangan

2) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di lingkungan Kementerian Perindustrian

3) Pelaksanaan peningkatan kompetensi SDM Biro Keuangan melalui keikutsertaan dalam diklat, workshop, atau seminar.

4) Pelayanan rumah tangga Biro terkait kearsipan dan kepegawaian.

Sasaran Strategis 2 : Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas

Indikator Kinerja Sasaran Strategis : Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai dengan target 83%

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai dihitung dengan membandingkan antara jumlah kebutuhan inventaris kantor (pengadaan maupun perbaikan) sesuai dengan jumlah pegawai dengan jumlah pengadaan atau perbaikan inventaris kantor. Pada tahun 2020, dilakukan pemeliharaan peralatan kantor yang mengalami kerusakan atau memerlukan penggantian. Pada 2020, Biro Keuangan memiliki 52 pegawai namun sebanyak 4 orang CPNS belum mendapatkan fasilitas penunjang untuk bekerja seperti PC atau laptop. Hal ini disebabkan karena pemotongan anggaran sehingga tidak dapat dilakukan pengadaan peralatan kantor. Realisasi capaian ini pada tahun 2020 adalah :

(46)

36

∶ 48

52 x 100% 92,31%

Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Sarana-prasarana pegawai dijadikan indikator kinerja sejak periode Renstra Biro Keuangan Tahun 2015-2019. Perbandingan capaian indikator ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 13 – Capaian Sasaran Strategis Sarana dan Prasarana Kerja Biro Keuangan yang berkualitas Indikator Kinerja 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Capaian terhadap Target Jangka Menengah (%) T R % T R % T T T T Tingkat pemenuhan kebutuhan sarana-prasarana pegawai 83 100 120,48 83 92,31 111,21 83 85 85 87 106,10

Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran strategis ini antara lain : 1) Penyediaan kebutuhan perkantoran sehari-hari Biro Keuangan

2) Pemeliharaan peralatan perkantoran seperti komputer, laptop, printer, dan lain-lain.

3) Pemeliharaan kendaraan operasional Biro dalam menunjang mobilitas kerja SDM Biro Keuangan.

3.2. Akuntabilitas Keuangan

Selain sumber daya manusia, anggaran merupakan salah satu sumber daya yang digunakan sebagai input untuk mencapai output sasaran strategis yang ditetapkan. Anggaran perlu dikelola dengan efektif dan efisien sehingga anggaran yang tersedia dapat digunakan secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi. Biro Keuangan juga telah mengalokasikan sumber daya keuangan berupa anggaran pada tiap-tiap sasaran strategis. Adapun anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tiap-tiap sasaran strategis Biro Keuangan dijelaskan sebagai berikut :

(47)

37

Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis ini, Biro Keuangan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.271.514.000,-. Realisasi keuangan dalam pencapaian sasaran ini adalah sebesar 96,48%. Target kinerja yang ditetapkan juga telah dicapai dengan capaian 101,35%, sehingga dapat disimpulkan sumber daya keuangan telah digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian sasaran strategis ini.

Tabel 3. 14 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Kegiatan/Komponen/ Sub Komponen Anggaran Pagu Realisasi % Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN Tingkat Kepuasan terhadap layanan bidang keuangan dan BMN Melaksanakan Sistem

Manajemen Mutu Iso 9001:2015 Dan Budaya 5k

129.138 127.039 98,37

Melakukan Pembinaan Dan Konsultasi Pengelolaan Keuangan

142.376 134.913 94,76

Total 271.514 261.952 96,48

Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis ini, Biro Keuangan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 182.692.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 182.040.000,- (99,64%). Target kinerja yang ditetapkan juga telah dicapai dengan capaian 100,01%, sehingga dapat disimpulkan sumber daya keuangan telah digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian sasaran strategis ini.

Tabel 3. 15 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Mewujudkan Birokrasi yang Efektif dan Efisien

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Kegiatan/Komponen/ Sub Komponen Anggaran Pagu Realisasi % Mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien Indeks Reformasi Birokrasi (RB) Kementerian Perindustrian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 182.692 182.040 99,64 Total 182.692 182.040 99,64

1. Mewujudkan pelayanan prima dalam pengelolaan keuangan dan BMN

(48)

38

Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis ini, Biro Keuangan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 2.511.198.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 2.492.723.000,- (99,26%). Sasaran strategis ini mempunyai 2 (dua) target yaitu laporan keuangan Kementerian dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan nilai kinerja pengelolaan anggaran Kementerian Perindustrian. Pada 2020, Biro Keuangan telah memperoleh opini WTP atas Laporan Keuangan sehingga capaian target ini adalah 100%. Selain itu, capaian nilai IKPA adalah sebesar 103,12% dari yang telah ditargetkan. Sehingga dapat disimpulkan sumber daya keuangan telah digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian sasaran strategis ini.

Tabel 3. 16 – Anggaran dan Kegiatan Sasaran Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja

Kegiatan/Komponen/ Sub Komponen Anggaran Pagu Realisasi % Tata Kelola keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien Tingkat akuntabilitas laporan keuangan dan BMN Melakukan Bimbingan Teknis/workshop Dan

Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2019 Tingkat

Sekretariat Jenderal

133.324 133.320 100,00

Penyusunan Laporan Keuangan Setjen Semester I Ta 2020

11.046 11.045 99,99

Penilaian Laporan Keuangan Satuan Kerja Di Lingkungan Kemenperin

43.868 43.417 98,97

Melakukan Bimbingan Teknis, Workshop Dan Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2019 Kementerian Perindustrian

185.907 185.833 99,96

Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Semester I Ta 2020

110.449 109.940 99,54

Melakukan Pelatihan/workshop Sistem Akuntansi Instansi

60.835 60.753 99,87

Melakukan Pembangunan Berkelanjutan Aktivitas Spip Di Lingkungan Kementerian Perindustrian

46.269 46.200 99,85

Penyusunan Panduan Teknis Spip Di Lingkungan Kemenperin

11.119 10.983 98,78

Pembinaan Dan Sosialisasi Spip Di Lingkungan Kemenperin

22.550 22.465 99,62

Gambar

Gambar 1. 1 - Struktur Organisasi Biro Keuangan ....................................................
Gambar 1. 1 - Struktur Organisasi Biro Keuangan
Tabel 1. 3 - Demografi Pegawai Biro Keuangan Berdasarkan Pendidikan
Gambar 2.1 – Peta Strategi Biro Keuangan 2020-2024
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform

Tumuan dlaam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakan terdapat pengaruh dari latihan drill horizontal swing terhadap hasil lempar cakram mahasiswa pendidikan

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Gangguan perilaku tidur REM terjadi pada saat fase tidur REM dan sebagian besar (60%) bersifat idiopatik, sisanya kemungkinan disebabkan oleh gangguan sistem

Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dan Penggunaan pembersih genitalia dengan kejadian keputihan pada mahasiswi

Gedung kantor Pengadilan Negeri Gianyar berdiri diatas tanah seluas 1.812 m² luas tanah untuk bangunan 621 m² berlantai 2, terletak disebelah utara Kantor Pemerintahan

Prosedur pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah identifikasi bahan dan bakteri, sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan, sterilisasi ruang, kontrol

Bagian sebelumnya memperlihatkan daftar aktivitas perusahaan dan biaya yang terkait serta aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah bagi perusahaan, untuk itu,