1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi yang terpadu, salah sasaran, tidak sesuai kebutuhan, dan tidak berkelanjutan, serta kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Salah satu perencanaan pembangunan sanitasi adalah perencanaan pembangunan sub sektor drainase.
Dengan semakin berkurangnya daerah terbuka di kawasan perkotaan yang dapat difungsikan sebagai lahan peresapan air dan didukung pula oleh menurunnya kondisi saluran drainase baik kapasitas maupun sistem operasi telah menyebabkan timbulnya berbagai masalah di sub sector drainase.
Masterplan Drainase atau Rencana Induk Sistem Drainase perkotaan adalah perencanaan menyeluruh sistem drainase pada satu perkotaan, untuk waktu perencanaan 20 tahun dan dapat dilakukan peninjauan kembali disesuaikan dengan keperluan. Lingkupnya adalah sistem drainase utama saja yang berada dalam satu daerah administrasi kota/perkotaan yang Jaringannya meliputi seluruh alur air, baik alur alam maupun alur buatan yang hulunya terletak di dalam kota dan bermuara di sungai atau laut
Demikian halnya dengan kondisi di Kota Parakan yang merupakan salah satu Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Temanggung yang bercirikan perkotaan, dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan dinamika masyarakat dan pertumbuhan kotanya. Perkembangan dan pertumbuhan ini membawa dampak ke kawasan perkotaan, sehingga diperlukan penataan dan perencanaan secara menyeluruh bahkan agar diperoleh kondisi kota yang optimal maka diperlukan rencana terperinci, dan salah satunya adalah penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan.
1.2. MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN
Maksud Penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan , Kabupaten Temanggung adalah menyiapkan dokumen yang berisi dokumen master plan drainase Kota Parakan yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Tujuan penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan adalah untuk memberikan arahan pembangunan sistem drainase perkotaan; memberikan landasan dan pedoman bagi pembangunan dan pengembangan jaringan drainase yang terpadu serta sebagai landasan bagi proses analisis penyusunan master plan secara lebih sempurna baik dalam tahap pengumpulan data, pengolahan data maupun pemanfaatan data.
Sedangkan sasaran yang harus dilaksanakan untuk menyusun masterplan drainase sebagaimana yang diharapkan adalah sebagai berikut:
- Peninjauan kembali terhadap kebijakan dan rencana pembangunan Kota Parakan yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan saluran pembuangan air (drainase)
- Pengidentifikasian kondisi wilayah perencanaan terhadap aspek fisik dan sosial dengan menekankan proses identifikasi terhadap kondisi prasarana drainase (up dating data)
- Penentuan konsep-konsep pelaksanaan studi mulai dari pendekatan yang digunakan, variabel amatan yang akan dikaji, metodologi yang akan dipakai sampai pada proses aplikasi metode untuk menganalisis variable amatan
- Penyusunan rencana tindak terkait dengan penentuan tim pelaksana studi, jadwal pelaksanaan studi, sistem pelaksanaan kerja tim dan urutan prioritas penyusunan master plan
- Pengumpulan beberapa dokumen awal berupa data primer yang berguna sebagai petunjuk proses pelaksanaan survey baik primer maupun sekunder
1.3 LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Master Plan Drainase Kota Parakan Kabupaten Temanggung adalah :
1. Mengumpulkan data
Data dan informasi yang diperlukan untuk menganalisis, minimal memuat:
a. Data klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembaban dan temperatur dari station klimatologi atau Badan Meteorologi dan Geofisika terdekat;
b. Data hidrologi terdiri dari data tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi, pengaruh air balik, peil banjir dan karakteristik daerah aliran;
c. Data sistem drainase yang ada, yaitu, data kuantitatif banjir/
genangan berikut permasalahannya dan hasil rencana induk pengendalian banjir di daerah tersebut;
d. Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), sistem drainase dan sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi masing-masing berskala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 50.000, atau disesuaikan tipelogi kota;
e. Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan, penyebaran data kepadatan bangunan.
2. Menyusun Kondisi Sistem Drainase
Penyusunan kondisi sistem drainase digunakan untuk menginventarisasi kondisi eksisting sebagai dasar analisis perencanaan selanjutnya.
3. Membuat peta genangan 4. Menganalisis data
5. Penyusunan prioritas pembangunan jaringan drainase kota 6. Menyusun usulan sistem drainase perkotaan
7. Merencanakan dimensi saluran 8. Menyusun usulan biaya
1.4 LOKASI PEKERJAAN
Pelaksanaan kegiatan penyusunan Master Plan Drainase Kota Parakan tetap mengacu pada TOR yang ada. Studi tersebut dilaksanakan di Kota Parakan dengan batas-batas administratif adalah:
- Sebelah Utara : Desa Nglondong dan Desa Tegalroso - Sebelah Timur : Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bulu - Sebelah Selatan : Kecamatan Bulu
- Sebelah Barat : Desa Depokharjo dan Caturanom
Deliniasi wilayah perencanaan berada di 7 (tujuh) Desa/ Kelurahan dengan luas ± 956 Ha, peta wilayah perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 1.1. Lokasi Pekerjaan
Pelaksanaan studi dititikberatkan pada penanganan masalah system drainase dan pengembangan jaringan drainase terpadu. Adapun kawasan yang menjadi orientasi utama yaitu pada:
a. Kawasan banjir/ genangan air
b. Kawasan buangan air domestik dan non domestik c. Kawasan strategis
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, di Konsep laporan akhir yang merupakan tahap perencanaan akan membahas tentang:
1) kajian terhadap kebijakan, karakteristik wilayah studi, dan hasil analisis 2) perencanaan dan pengembangan saluran
3) penentuan bentuk dan tipikal saluran yang tepat
3.1. KABUPATEN TEMANGGUNG
Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial budaya masyarakat dalam kesatuan sistem wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Program pengembangan kawasan perdesaan meliputi :
1. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif 2. Pengembangan industri berbahan baku lokal
3. Pengembangan pusat pelayanan 4. Pengembangan kepariwisataan
5. Peningkatan keterkaitan Kawasan Perkotaan-perdesaan
6. Pengembangan Kawasan Perkotaan yang mampu berfungsi sebagai pusat pemasaran hasil komoditas Daerah
7. Pengembangan prasarana wilayah Daerah 8. Peningkatan pengelolaan Kawasan Lindung
9. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
10. Peningkatan fungsi Kawasan untuk pertahanan dan keamanan 11. Pengembangan Kawasan Strategis Daerah
Beradasarkan RTRW Kabupaten Temanggung Tahun 2011 – 2031, pengembangan pusat pelayanan lingkungan (PPL) meliputi :
1. Desa Kebumen Kecamatan Pringsurat 2. Desa Kebonsari Kecamatan Wonoboyo 3. Desa Tepusen Kecamatan Kaloran 4. Desa Gentan Kecamatan Kranggan 5. Desa Malebo Kecamatan Kandangan 6. Desa lain yang ditetapkan kemudian
Pemanfaatan ruang wilayah dibagi menjadi 2, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Mengingat posisi geografis Kabupaten Temanggung berada di wilayah dataran tinggi, maka kawasan lindung meliputi hampir seluruh wilayah. Kawasan ini terdiri dari :
1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahnya yaitu hutan lindung di kecamatan Tembarak, Temanggung, Bulu, Parakan, Ngadirejo, Candiroto dan Tretep
2. Kawasan perlindungan setempat kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan resapan di lereng gunung sindoro dan gunung sumbing
3. Kawasan rawan bencana alam
4. Kawasan cagar alam dan cagar budaya a. Cagar alam :
Sumber mata air Sungai Progo di jumprit terletak di Kecamatan Ngadirejo
Air Terjun Onje terletak di Kecamatan Candiroto
Air Terjun Lawe terletak di Kecamatan Gemawang
Air Terjun Trocoh terletak di Kecamatan Wonoboyo
Telaga Kembangsari terletak di Kecamatan Kandangan b. Cagar budaya :
Candi Pringapus terletak di Kecamatan Ngadirejo
Candi Gondosuli terletak di Kecamatan Bulu
Sedangkan kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
Kawasan budidaya meliputi : 1. Kawasan pertanian
a. Kawasan pertanian lahan basah dikembangkan di Kecamatan Kedu, Temanggung, Selopampang, Parakan, Bulu, Tembarak, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, ngadirejo, dan Jumo
b. Kawasan pertanian lahan kering dikembangkan pada daerah yang tidak terjangkau jaringan irigasi, bukan hutan lindung atau kemiringan lereng kurang dari 40%. Terdapat diseluruh kecamatan pada lahan yang sesuai
c. Kawasan perikanan diprioritaskan dikembangkan didaerah yang tersedia pasokan air yang cukup dan diarahkan di Kecamatan Temanggung, Bulu, Tlogomulyo, Tembarak, Parakan, Wonoboyo, dan Selopampang
d. Kawasan peternakan diprioritaskan dikembangkan di Kecamatan Kaloran, Kandangan, Kranggan, Jumo, Kedu, Bejen, Pringsurat dan Gemawang
2. Kawasan agropolitan dikembangkan pada daerah perdesaan yang berbasis pertanian dan memiliki embrio system jaringan prasarana kawasan agropolitan, yaitu di Kecamatan Kledung, Pringsurat, Selopampang, dan Gemawang dengan ditunjang wilayah sekitarnya sebagai hinterlandnya
3. Kawasan permukiman sebagaimana dikembangkan di daerah yang datar, bukan lahan irigasi, bukan kawasan lindung,aksesbilitas baik dan tersedia air bersih
4. Kawasan hutan, dikembangkan di Kecamatan Temanggung di 7 lokasi, yaitu desa manding, SIdorejo, Walitelon Utara, Walitelon Selatan, Madureso, Kowangan dan Kertosari
5. Kawasan perdagangan dikembangkan di Kecamatan Temanggung, Parakan, Selopampang, Kranggan, Ngadirejo, Pringsurat, Kandangan, Kaloran dan Gemawang
6. Kawasan industri, dikembangkan pada daerah yang kurang subur, bukan sawah irigasi teknis, bukan hulu sungai dengan kemiringan
lereng kurang dari 40%. Kawasan ini diarahkan di Kecamatan Pringsurat dan Kranggan
7. Kawasan pergudangan, dikembangkan untuk mendukung pertanian dan perdagangan diarahkan di Kecamatan Bulu dan untuk mendung kawasan industry diarahkan di Kecamatan Kranggan dan Pringsurat 8. Kawasan pariwisata
a. Pengembangan kawasan Pikatan sebagai taman rekreasi dengan obyek pendukung Taman Kartini dan monumen Bambang Sugeng b. Pengembangan kawasan pendakian gunung dan agrowisata/rest
area kledung pass dengan obyek pendukung monumen Meteorit, candi dan prasasti Gondosuli, candi Pringapus dan mata air Jumprit c. Pengembangan kawasan rest area Ngipil dan pasar buah Pingit Kecamatan Pringsurat dengan obyek pendukung agrowisata Soropadan
Selain ini juga ditetapkan kawasan strategis, yang terdiri dari :
1. Pengembangan kawasan wisata dan rest area di kawasan Kledung dan Pringsurat
2. Pengembangan kawasan industry di Kecamatan Kranggan dan Pringsurat
Berdasarkan RPIJM Kabupaten Temanggung, pengembangan kawasan permukiman perdesaan telah merencanakan Desa Pusat Pengembangan (DPP) di beberapa lokasi. Penetapan DPP dengan memperhatikan banyak faktor, antara lain potensi ekonomi kawasan, jumlah penduduk, prasarana dan sarana dasar serta potensi-potensi lain yang belum tergali yang
diperkirakan akan mampu meningkatkan kawasan menjadi lebih mandiri dan berkembang. Keberadaan lingkungan permukiman yang telah berkembang sangat cepat dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi dan mengakibatkan lingkungan permukiman menjadi kumuh (slum area) serta terbatasnya sarana dan prasarana dasar.
Pembangunan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan desa (KTP2D) merupakan salah satu pendekatan pembangunan kawasan perdesaan dengan cara mengembangkan potensi unggulannya, yaitu satu sumber daya dominan baik yang belum diolah maupu sumber daya yang tersembunyi berupa sumber daya alam, sumber daya buatan mauoun sumber daya manusia yang difokuskan pada kemandirian masyarakat sesuai dengan asa tridaya yang intinya adalah pemberdayaan prasarana dan sarana permukiman.
Dengan keberadaan DPP-KTP2D diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan menjadi pusat pusat petumbuhan bagi kawasan sekitarnya dengan saling menunjang antara potensi-potensi desa pengembangan kawasan dengan konsep KTP2D di Kabupaten Temanggung, sangat tepat guna mempercepat pembangunan dan pengembanagn desa. Disamping itu aksesbilitas warga menjadi lebih dekat karena prasarana dan sarana kawasan tersedia, kalau belum tersedia dapat dikembangkan atau dibangun dengan memperhatikan potensi masing-masing desa yang ada.
Keberadaan KTP2D diharapkan mampu melayani desa-desa yang berada di kawasan tersebut, sehingga kawasan menjadi lebih mandiri dan saling melengkapi kebutuhan prasarana dan sarana.
3.2. DESA MUNTUNG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG Visi Desa Muntung adalah “Desaku Bersatu, Aman dan Sejahtera”.Maksudnya adalah :
1. Bersatu
Untuk mewujudkan Desa Muntung yang lebih baik, maka diperlukan adanya tekad semua komponen baik Pemerintah Desa, Lembaga Desa, tokoh masyarakat (pemuda, perempuan, tokoh agama) untuk bersatu.
Hal ini mendukung makna bahwa dengan bersatu maka akan tercapai kondisi yang aman
2. Aman
Kondisi desa yang aman merupakan jaminan terlaksananya semua pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Desa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera
3. Sejahtera
Sejahtera artinya pelaksanaan pembangunan desa yang direncanakan dan dibiayai dari dana pemerintah maupun swadaya masyarakat sejauh mungkin diperuntukkan bagi kesejahteraan semua masyarakat, baik mengenai pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari maupun kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi Desa Muntung adalah :
1. Mewujudkan pemerintah desa yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kualitas aparat pemerintah desa dan Badan Permusyawaran Desa sehingga mampu memahami tugas pokok dan fungsinya, menjalin kerjasama yang baik, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat, tepat atau prosedural dan transparan serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
2. Mewujudkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama, dan fasilitas kehidupan beragama, mempunyai tujuan kualitas kehidupan beragama yang didasarkan pada pemahaman dan pengamalan ajaran agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing dalam nuansa kehidupan yang sejuk dan penuh toleransi
3. Meningkatkan kualitas lembaga kemasyarakatan desa serta menggerakkan dan menumbuh kembangkan swadaya dan gotong royong masyarakat dalam pembangunan desa, mempunyai tujuan meningkatkan kualitas anggota dan pengurus lembaga kemasyarakatan desa, mewujudkan harmonisasi dan sinkronisasi antar lembaga kemasyarakatan desa maupun unsur pemerintah desa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa melalui swadaya serta gotong royong masyarakat
4. Mewujudkan perekonomian desa yang semakin kuat dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, potensi unggulan desa, dan lembaga ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian desa, mempunyai tujuan untuk menggerakkan seluruh
potensi ekonomi, kerakyatan, potensi unggulan desa dan lembaga ekonomi desa, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan pendapatan asli desa
5. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup, mempunyai tujuan peningkatan upaya pelestarian lingkungan hidup serta pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang
6. Mewujudkan ketersediaan dan peningkatan prasarana dan sarana pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, sosial budaya serta fasilitas umum, mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan serajat kesehatan yang berkualitas, serta kondisi social budaya masyarakat yang bermoral, beretika, berbudaya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai luhur dan adat istiadat serta budaya desa serta meningkatkan kelancaran perekonomian desa
7. Meningkatkan pelayanan penanganan masalah social serta meningkatkan kemajuan dan kemandirian masyarakat miskin, mempunyai tujuan untuk mengurangi kesenjangan masyarakat, penanggulangan kemiskinan serta pemberdayaan masyarakat miskin Arahan kebijakan pembangunan Desa Muntung adalah :
1. Dalam pelaksanaan pembangunan, arah kebijakan Desa Muntung adalah mewujudkan pemerintah desa yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat
2. Dalam pelaksanaan urusan pembangunan, arah kebijakan Desa Muntung adalah
a. Mewujudkan ketersediaan serta peningkatan prasarana dan sarana pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan, social budaya serta fasilitas umum
b. Mewujudkan perekonomian desa yang semakin kuat dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, potensi unggulan desa dan lembaga ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian desa
c. Meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup
3. Dalam pelaksanaan urusan kemasyarakatan, arah kebijakan Desa Muntung adalah
a. Meningkatkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama dan fasilitas kehidupan beragama
b. Meningkatkan pelayanan penanganan masalah social serta meningkatkan kemajuan dan kemandirian masyarakat miskin
Program-program pembangunan desa :
1. Melalui kebijakan mewujudkan pemerintah desa yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, program yang akan dilaksanakan adalah :
a. Peningkatan kemampuan dan profesionalisme aparat pemerintah desa, serta meningkatkan kerjasama yang baik antara pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing
b. Peningkatan tertib administrasi penyelenggaraan pemerintah desa dan kualitas pelayanan umum kepada masyarakat
2. Melalui kebijakan mewujudkan ketersediaan serta peningkatan prasarana dan sarana pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, sosial, budaya serta fasilitas umum. Program yang akan dilaksanakan adalah peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, pelestarian budaya dan adat istiadat desa serta peningkatan sarana olahraga dan kepemudaan
3. Melalui kebijakan mewujudkan perekonomian desa yang semakin kuat dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, potensi unggulan desa dan lembaga ekonomi desa dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian desa. Program yang akan dilaksanakan adalah peningkatan fasilitas dan pemberdayaan potensi ekonomi kerakyatan melalui sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan industry serta lembaga ekonomi desa yang mandiri dan tangguh untuk memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat
4. Melalui kebijakan mewujudkan meningkatkan kualitas dan pelestarian lingkungan hidup. Program yang akan dilaksanakan adalah penyelamatan kawasan resapan air dengan cara penghijauan
5. Melalui kebijakan mewujudkan kualitas iman dan taqwa melalui pembinaan dan pengembangan kehidupan beragama, kerukunan umat beragama dan fasilitas kehidupan beragama. Program yang akan dilaksanakan adalah pembangunan dan pemeliharaan tempat ibadah
6. Melalui kebijakan meningkatkan kualitas lembaga kemasyarakatan desa dan peran serta dalam pembangunan desa. Program yang akan dilaksanakan adalah peningkatan kemampuan dan profesionalisme anggota dan pengurus lembaga kemasyarakatan desa dan pemberdayaan pengurusnya dalam perencanaan pembangunan yang terarah, terpadu, aspiratif, dan tanggap terhadap perubahan dengan mengutamakan skala prioritas desa dan manfaatnya dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, serta mampu menggerakkan swadaya dan gotong-royong masyarakat dalam pembangunan
7. Melalui kebijakan meningkatkan pelayanan penanganan masalah social, serta meningkatkan kemajuan dan kemandirian masyarakat miskin. Program yang akan dilaksanakan adalah pemberian bantuan dan perlindungan social untuk pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin
2.1. KABUPATEN TEMANGGUNG 2.1.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah, terletak di antara 110023’ – 110046’30” bujur timur dan 7014’ – 7032’35” lintang selatan. Luas Kabupaten Temanggung 87.065 ha, terbagi menjadi 20 kecamatan, 289 desa, 1.468 dusun, 5.520 RT, dan 1.510 RW.
Secara administrasi dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang
Sebelah Selatan : Kabupaten Magelang
Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo
Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang
Gambar 2.1
Peta Kabupaten Temanggung
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
Terbagi menjadi 2 fungsi lahan, yaitu sebagai lahan sawah seluas 20.634 ha dan lahan bukan sawah seluas 66.431 ha. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1
Luas Wilayah Dan Penggunaan Lahan Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan Lahan Sawah Bukan Jumlah
(ha) Lahan Sawah (ha)
(ha)
Parakan 1,223 1,000 2,223
Kledung 247 2,974 3,221
Bansari 619 1,635 2,254
Bulu 1,364 2,940 4,304
Temanggung 1,890 1,449 3,339
Tlogomulyo 385 2,099 2,484
Tembarak 752 1,932 2,684
Selopampang 790 939 1,729
Kranggan 1,425 4,336 5,761
Pringsurat 639 5,088 5,727
Kaloran 1,436 4,956 6,392
Kandangan 1,516 6,321 7,837
Kedu 2,190 1,306 3,496
Ngadirejo 1,505 3,826 5,331
Jumo 1,278 1,654 2,932
Gemawang 643 6,068 6,711
Candiroto 1,195 4,799 5,994
Bejen 678 6,206 6,884
Tretep 57 3,308 3,365
Wonoboyo 802 3,596 4,398
Jumlah 20,634 66,431 87,065
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.2. Kondisi Kependudukan
2.1.2.1. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Temanggung sebanyak 729.989 jiwa, terbagi menjadi 2 jenis kelamin, yaitu laki-laki sebanyak 366.485 jiwa dan perempuan sebanyak 363.504 jiwa. Selama 5 tahun terakhir jumlah tersebut mengalami peningkatan, sebesar 3,71%.
Secara rinci jumlah dan persebaran penduduk Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
Parakan 24,947 24,955 49,902
Kledung 13,324 12,986 26,310
Bansari 11,526 11,170 22,696
Bulu 22,418 21,603 44,021
Temanggung 39,442 40,470 79,912
Tlogomulyo 10,573 10,451 21,024
Tembarak 14,285 14,025 28,310
Selopampang 9,132 9,122 18,254
Kranggan 21,618 21,748 43,366
Pringsurat 23,224 22,886 46,110
Kaloran 21,622 21,772 43,394
Kandangan 23,724 23,233 46,957
Kedu 26,434 26,026 52,460
Ngadirejo 27,174 26,746 53,920
Jumo 13,926 14,010 27,936
Gemawang 15,005 14,696 29,701
Candiroto 15,903 16,057 31,960
Bejen 10,192 9,972 20,164
Tretep 9,910 9,620 19,530
Wonoboyo 12,106 11,956 24,062
Jumlah 366,485 363,504 729,989
Tahun 2009 360,112 361,975 722,087
Tahun 2008 357,299 358,996 716,295
Tahun 2007 353,371 355,972 709,343
Tahun 2006 350,055 353,291 703,346
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.2.2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Temanggung sebesar 8,38 jiwa/ha.
Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.3
Tingkat Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Luas Wilayah
(ha)
Tingkat Kepadatan Penduduk
(jiwa/ha)
Parakan 49,902 2,223 22.45
Kledung 26,310 3,221 8.17
Bansari 22,696 2,254 10.07
Bulu 44,021 4,304 10.23
Temanggung 79,912 3,339 23.93
Tlogomulyo 21,024 2,484 8.46
Tembarak 28,310 2,684 10.55
Selopampang 18,254 1,729 10.56
Kranggan 43,366 5,761 7.53
Pringsurat 46,110 5,727 8.05
Kaloran 43,394 6,392 6.79
Kandangan 46,957 7,837 5.99
Kedu 52,460 3,496 15.01
Ngadirejo 53,920 5,331 10.11
Jumo 27,936 2,932 9.53
Gemawang 29,701 6,711 4.43
Candiroto 31,960 5,994 5.33
Bejen 20,164 6,884 2.93
Tretep 19,530 3,365 5.80
Wonoboyo 24,062 4,398 5.47
Jumlah 729,989 87.065 8.38
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kepadatan tertinggi di Kecamatan Temanggung sebesar 23,93 jiwa/ha, dan kepadatan terendah di Desa Bejen sebesar 2,93 jiwa/ha.
2.1.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Temanggung antara lain di bidang pertanian, industri, bangunan, perdagangan, pengangkutan, jasa, dan lain-lain. Dari ke 7 bidang tersebut yang paling banyak dibidang pertanian, baik itu sebagai petani maupun buruh tani. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan Pertanian (jiwa)
Industri (jiwa)
Bangunan (jiwa)
Perdagangan (jiwa)
Pengangkutan (jiwa)
Jasa (jiwa)
Lain-lain (jiwa)
Parakan 8,068 2,535 722 6,343 1,026 4,320 1,019
Kledung 11,543 1,074 469 2,832 428 1,895 802
Bansari 11,482 976 444 2,606 343 2,514 253
Bulu 19,394 382 872 2,283 598 1,915 352
Temanggung 9,085 3,628 1,589 7,310 1,740 9,818 1,682
Tlogomulyo 10,339 1,463 369 833 327 859 154
Tembarak 11,295 222 456 1,422 237 1,268 235
Selopampang 7,955 167 221 1,057 227 687 134
Kranggan 13,584 3,366 1,107 3,375 782 2,823 377
Pringsurat 15,953 4,181 824 4,062 754 2,176 428
Kaloran 16,231 2,309 615 2,336 508 1,746 346
Kandangan 16,874 1,118 707 2,697 696 2,014 420
Kedu 15,049 6,208 2,126 3,698 879 2,933 509
Ngadirejo 18,332 1,565 1,072 4,800 1,155 3,053 405
Jumo 13,344 762 495 1,684 369 1,564 255
Gemawang 12,056 793 565 1,675 273 1,096 263
Candiroto 12,746 219 362 1,703 369 1,488 242
Bejen 7,795 149 175 830 219 923 177
Tretep 10,913 97 279 479 45 297 139
Wonoboyo 12,677 199 333 866 146 710 154
Jumlah 254,715 31,445 14,357 53,492 11 178 44 311 8 388 Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan semakin cerdas yang selanjutnya akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Secara umum tingkat pendidikan dapat dipakai untuk menggambarkan tingkat kualitas manusia di daerah yang bersangkutan.
Sebanyak 43,50% atau 289.789 jiwa penduduk Kabupaten Temanggung telah tamat SD. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan
Tamat DIV/Sarjana
(jiwa)
Tamat DI/DII/DIII
(jiwa)
Tamat SLTA (jiwa)
Tamat SLTP (jiwa)
Tamat SD (jiwa)
Tidak/Belum Tamat SD
(jiwa)
Parakan 1,166 534 6,121 8,447 16,800 10,824
Kledung 345 121 2,106 3,625 11,090 7,985
Bansari 178 112 1,710 3,368 9,848 5,919
Bulu 685 307 3,105 6,228 18,937 10,712
Temanggung 5,898 2,514 17,148 13,461 21,250 14,255
Tlogomulyo 515 188 2,115 2,963 9,663 5,039
Tembarak 202 138 2,372 4,412 11,328 6,935
Selopampang 135 92 1,526 2,921 8,300 3,447
Kranggan 1,020 384 5,751 8,624 15,564 8,372
Pringsurat 625 206 4,700 8,336 19,486 8,901
Kaloran 376 187 3,628 7,488 18,714 9,394
Kandangan 553 294 2,931 6,336 17,260 1,422
Kedu 1,212 421 5,328 8,818 21,902 10,366
Ngadirejo 1,220 522 4,798 9,062 21,644 12,495
Jumo 218 116 1,838 4,211 12,301 6,788
Gemawang 112 104 1,133 3,885 13,114 8,610
Candiroto 406 256 2,498 4,481 13,743 7,833
Bejen 248 162 1,164 3,438 8,794 4,730
Tretep 78 52 409 3,012 9,278 4,960
Wonoboyo 112 60 956 3,209 10,773 6,848
Jumlah 15,304 6,770 71,337 116,325 289,789 166,092
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.2.5. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Moyoritas penduduk Kabupaten Temanggung beragama Islam, sebanyak 654.705 jiwa atau 93,52%. Selain agama Islam, agama yang lainnya adalah Kristen Protestan, Kristen Katholik, Hindu, dan Budha. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan Islam (jiwa)
Kristen Protestan
(jiwa)
Kristen Katholik
(jiwa)
Hindu (jiwa)
Budha (jiwa)
Parakan 48,088 1,127 1,743 45 497
Kledung 26,600 116 137 0
Bansari 22,772 69 200 326
Bulu 43,170 653 337 2 202
Temanggung 66,419 8,266 4,654 84 169
Tlogomulyo 21,728 103 288 294
Tembarak 29,355 15 9 1
Selopampang 18,449 86 197
Kranggan 43,024 1,629 554 3
Kecamatan Islam (jiwa)
Kristen Protestan
(jiwa)
Kristen Katholik
(jiwa)
Hindu (jiwa)
Budha (jiwa)
Pringsurat 45,603 767 437 376
Kaloran 36,583 901 561 7,793
Kandangan 45,023 1,715 1,157
Kedu 51,661 566 471 9
Ngadirejo 51,648 578 599 31 63
Jumo 26,001 609 467 1,378
Gemawang 29,344 145 202 153
Candiroto 29,051 1,633 1,451 204 377
Bejen 20,186 141 60 12 280
Tretep 20,300 246 455 5
Wonoboyo 24,549 143 156 86
Jumlah 654,705 19,117 13,524 381 11,918
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.3. Kondisi Sarana Dan Prasarana 2.1.3.1. Prasarana Pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten Temanggung terdiri dari beberapa jenis sekolah dengan beberapa jenjang pendidikan. Berdasarkan data Kabupaten Temanggung dalam angka jumlah fasilitas pendidikan yang ada sebanyak 938 unit, terdiri dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.7
Jumlah Dan Persebaran Prasarana Pendidikan Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan
MI MTs MA
PT (unit) Negeri
(unit)
Swasta (unit)
Negeri (unit)
Swasta (unit)
Negeri (unit)
Swasta (unit)
Parakan 1 9 1 1 160 1
Kledung - - - -
Bansari 2 - - -
Bulu 8 1 17 1
Temanggung 1 2 1 1 1 1
Tlogomulyo 2 - - -
Tembarak 8 3 39 2
Selopampang 3 1 49 -
Kranggan 5 4 66 1
Pringsurat 15 2 32 2
Kaloran 11 3 18 -
Kandangan 18 3 72 1
Kedu 12 1 1 82 1
Ngadirejo 6 2 15 -
Jumo 6 1 56 -
Gemawang 5 1 35 -
Candiroto 9 2 14 1
Bejen 5 1 12 -
Kecamatan
MI MTs MA
PT (unit) Negeri
(unit)
Swasta (unit)
Negeri (unit)
Swasta (unit)
Negeri (unit)
Swasta (unit)
Tretep 4 2 51 -
Wonoboyo 5 1 37 -
Jumlah 2 135 2 30 756 12 1
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.3.2. Prasarana Peribadatan
Prasarana pendiidkan yang ada di Kabupaten Temanggung antara lain Langgar/Mushola, Masjid, Gereja Protestan, Gereja Khatolik, Kapel, dan Vihara. Dari ke 6 prasarana tersebut, yang paling banyak dijumpai di Kabupaten Temanggung adalah Langgar/Mushola dan Masjid. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.8
Prasarana Peribadatan Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan
Langgar/
Mushola (unit)
Masjid (unit)
Gereja Protestan
(unit)
Gereja Katholik
(unit)
Kapel (unit)
Vihara (unit)
Cetia (unit) Parakan 97 56 10 1 1 3 1
Kledung 38 25
Bansari 26 38 2
Bulu 57 80 3 2
Temanggung 167 102 20 1 2
Tlogomulyo 24 40 1 1
Tembarak 73 57
Selopampang 53 36
Kranggan 96 113 5 1
Pringsurat 164 83 3 1 3
Kaloran 107 97 17 1 41 6
Kandangan 128 105 8 1 3
Kedu 79 102 1 1
Ngadirejo 83 45 4 2 1
Jumo 47 51 3 9 1
Gemawang 62 52 4 1
Candiroto 55 64 4 3 3 2
Bejen 47 42 3 1
Tretep 80 37 2
Wonoboyo 67 52 1
Jumlah 1,550 1,277 79 4 15 71 15
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.3.3. Prasarana Transportasi
Dilihat dari jenis permukaannya, jalan di Kabupaten Temanggung berupa jalan aspal, makadam, dan tanah, dengan kondisi jalan baik, sedang, dan rusak. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.9
Panjang Jalan Menurut Keadaan Dan Status Jalan Di Kabupaten Temanggung
Keadaan Jalan
Status Jalan Jalan
Negara (km)
Jalan Propinsi
(km)
Jalan Kabupaten
(km) I. Jenis Permukaan
a. Diaspal 20,73 9,04 499,37
b. Makadam 101,56
c. Tanah 4,11
Jumlah 20,73 9,04 605,04
II. Jenis Permukaan
a. Baik 17,97 8,54 399,39
b. Sedang 2,76 0,5 83,21
c. Rusak 122,45
d. Rusak Berat /Makadam
Jumlah 20,73 9,04 605,04
III.Kelas Jalan a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III
d. Kelas IIIA 20,73
e. Kelas IIIB 9,04
f. Kelas IIIC g. Kelas IIIB2
Jumlah 20,73 9,04
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.1.3.4. Prasarana Telekomunikasi
Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, yang sudah terpasang jaringan telepon antara lain kecamatan Parakan, Bulu, Temanggung, Tlogomulyo, Tembarak, Selopampang, Kranggan, Pringsurat, Kandangan, Kedu, Ngadirejo, dan Jumo. Banyaknya rumah tangga yang sudah terpasang jaringan telepon dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.10
Prasarana Telekomunikasi Di Kabupaten Temanggung
Kecamatan
Rumah Tangga
Wartel Jumlah RT Terpasang Belum
Terpasang
Parakan 12,899 1,946 10,953
Kledung 6,450 6,450 6
Bansari 5,800 5,800
Bulu 11,199 89 11,110
Temanggung 21,002 3,241 17,761 9
Tlogomulyo 5,098 48 5,050
Tembarak 7,079 61 7,018
Selopampang 4,645 25 4,620
Kranggan 11,610 249 11,361
Pringsurat 12,466 23 12,443
Kaloran 11,612 11,612
Kandangan 12,360 64 12,296
Kedu 13,460 237 13,223
Ngadirejo 13,920 333 13,587 1
Jumo 7,670 87 7,583
Gemawang 7,524 7,524
Candiroto 8,649 8,649
Bejen 5,582 5,582
Tretep 4,835 4,835
Wonoboyo 6,253 6,253
Jumlah 190,113 6,403 183,710 16
Sumber : Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2011
2.2. KECAMATAN CANDIROTO 2.2.1. Kondisi Geografis
Kecamatan Candiroto merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Temanggung, yang secara administrasi dibatasi oleh :
Sebelah Utara : Kecamatan Bejen
Sebelah Selatan : Kecamatan Jumo dan Kecamatan Ngadirejo
Sebelah Barat : Kecamatan Wonoboyo
Sebelah Timur : Kecamatan Gemawang
Gambar 2.2
Peta Kecamatan Candiroto
Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011
Luas Kecamatan Candiroto 5.994 ha, yang terbagi menjadi 14 desa, 73 dusun, 69 RW, dan 262 RT. Untuk penggunaan lahannya di bagi menjadi 2, yaitu sebagai lahan sawah seluas 1.195 ha dan lahan bukan sawah seluas 4.799 ha.
Tabel 2.11
Luas Wilayah Dan Penggunaan Lahan
Desa Lahan Sawah
(ha)
Bukan Lahan Sawah (ha)
Luas (ha)
Canggal 14 917 931
Ketengsari 170 548 718
Bantri 77 17 94
Ngabeyan 55 9 64
Krawitan 80 24 104
Muntung 144 81 225
Mento 113 195 308
Desa Lahan Sawah
(ha)
Bukan Lahan Sawah (ha)
Luas (ha)
Batursari 100 257 357
Lempuyang 123 250 373
Candiroto 70 168 238
Gunung Payung 48 184 232
Muneng 68 186 254
Plosogaden 90 685 775
Sidoharjo 43 1,278 1,321
Jumlah 1,195 4,799 5,994
Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011
2.2.2. Kondisi Kependudukan
2.2.2.1. Jumlah Dan Sebaran Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Candiroto sebanyak 31.960 jiwa, 15.903 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 16.057 jiwa berjenis kelamin perempuan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.12
Jumlah Dan Persebaran Penduduk Di Kecamatan Candiroto
Desa Laki-laki
(jiwa)
Perempuan (jiwa)
Jumlah (jiwa)
Canggal 1,740 1,753 3,493
Ketengsari 2,239 2,277 4,516
Bantri 1,027 1,024 2,051
Ngabeyan 559 526 1,085
Krawitan 418 429 847
Muntung 1,211 1,263 2,474
Mento 1,080 1,159 2,239
Batursari 1,532 1,480 3,012
Lempuyang 1,403 1,480 2,883
Candiroto 1,207 1,203 2,410
Gunung Payung 704 663 1,367
15,800 15,850 15,900 15,950 16,000 16,050 16,100
Laki-laki Perempuan
Muneng 964 972 1,936
Plosogaden 941 930 1,871
Sidoharjo 878 898 1,776
Jumlah 15,903 16,057 31,960
Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 2.3
Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Analisa Tim Konsultan Tahun 2012
2.2.2.2. Tingkat Kepadatan Penduduk
Kapadatan penduduk Kecamatan Candiroto sebesar 5,33 jiwa/ha, kepadatan tertinggi di Desa Bantri sebesar 21,82 jiwa/ha dan kepadatan
terendah di Desa Sidoharjo sebesar 1,34 jiwa/ha. Kepadatan tersebut diukur dari perbandingan antara jumlah penduduk Kecamatan dengan luas lahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.13
Tingkat Kepadatan Penduduk Di Kecamatan Candiroto
Desa Jumlah
(jiwa)
Luas Wilayah (ha)
Tingkat Kepadatan Penduduk
(jiwa/ha)
Canggal 3,493 931 3.75
Ketengsari 4,516 718 6.29
Bantri 2,051 94 21.82
Ngabeyan 1,085 64 16.95
Krawitan 847 104 8.14
Muntung 2,474 225 11.00
Mento 2,239 308 7.27
Batursari 3,012 357 8.44
Lempuyang 2,883 373 7.73
Candiroto 2,410 238 10.13
Gunung Payung 1,367 232 5.89
Muneng 1,936 254 7.62
Plosogaden 1,871 775 2.41
Sidoharjo 1,776 1,321 1.34
Jumlah 31,960 5,994 5.33
Sumber : Kecamatan Candiroto Dalam Angka Tahun 2011
2.2.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Dilihat dari mata pencahariannya, 74,41% atau sebanyak 12.746 jiwa penduduk di Kecamatan Candiroto bermata pencaharian di bidang pertanian, baik itu sebagai petani maupun buruh tani. Selain pertanian, mata pencaharian penduduk yang lainnya dibidang industri (1,27% atau sebanyak 219 jiwa), bangunan (2,11% atau sebanyak 362 jiwa), perdagangan (9,94% atau sebanyak 1.703 jiwa), pengangkutan (2,15% atau