• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 25 Universitas Kristen Petra"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah kuantitatif. Jenis penelitian ini menghasilkan data yang berbentuk angka-angka yang diolah komputer dengan program SPSS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksplorasi.

“Penelitian kuantitatif adalah pengukuran yang tepat dari sesuatu. Metode kuantitatif biasanya digunakan untuk mengukur perilaku konsumen, pengetahuan, opini, dan sikap. Data kuantitatif sering terdiri dari partisipasi responden yang dikodekan, dikategorikan, dan dikurangi sehingga data ini dapat digunakan untuk analisa statistik” (Cooper dan Schindler, 2008, p.164).

“Penelitian eksplorasi adalah penelitian terhadap masalah baru, isu baru, dan judul penelitian yang belum banyak diketahui sehingga ide penelitian tidak dapat dimulai dengan perumusan yang baik” (Suharto, Girisuta, dan Miryanti, 2004, p.15). “Eksplorasi diawali dengan apa yang terjadi di lapangan melalui proses pengumpulan data dan observasi yang berakhir dengan penyusunan dan pengembangan teori” (Wirjokusumo dan Ansori, 2009, p.3).

3.2 Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009, p.80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Kuncoro (2003), populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, obyek, transaksi atau kejadian dimana penulis tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi obyek penelitian.

Populasi dari penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah melakukan

pembelian makanan ringan secara online.

(2)

3.2.2 Sampel

Menurut Reid dan Bojanic (2001), sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi suatu syarat untuk menjadi representatif yang mewakili keseluruhan dan populasi. Menurut Sugiyono (2009, p.86), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Kuncoro (2003, p.103), sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.

Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan begitu juga sebaliknya. Dalam menetapkan besar kecilnya sampel, tidak ada sesuatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan dua hal, yaitu penyelidikan kategori-kategori heterogenitas dari populasi dan besarnya populasi.

Langkah-langkah dalam penarikan sampel adalah penetapan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan akan diwakili oleh sampel di dalam penyelidikan. Penarikan sampel dari penelitian tidak lain memiliki tujuan untuk memperoleh informasi mengenai populasi tersebut. Oleh karena itu, penarikan sampel sangat diperlukan dalam penelitian.

Penarikan sampel dilakukan dengan berbagai macam teknik sampling.

Teknik sampling adalah tata cara penarikan sampel agar efisien dalam

pelaksanaannya dan hasilnya efektif (akurat dan valid) dalam mempresentasikan

karakteristik populasinya. Teknik sampling yang kan digunakan dalam penelitian

ini adalah Non-Probability Sampling yang bersifat Judgemental Sampling. Non-

probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2007, p.120). Judgemental sampling adalah

teknik penentuan sampel di mana peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian

terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan

(3)

keinginan penulis (Kuncoro, 2003, p.19). Adapun karakteristik dari anggota sampel yaitu:

1. Responden berusia minimal 17 tahun.

2. Responden pernah melakukan pembelian makanan ringan secara online dalam rentang waktu 6 bulan terakhir (Oktober 2012 – Maret 2013).

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebanyak 110 responden. Dalam penentuan jumlah sampel tersebut, penulis menggunakan derajat kesalahan sebesar 5%. Menurut Hair et al (1995), ukuran sampel minimum dalam sebuah penelitian adalah 100 responden, hal ini juga didukung oleh Cooper dan Emory (1998, p.221), bahwa sampel yang berjumlah 100 dari populasi sebanyak 5000, secara kasar memiliki ketepatan yang hampir sama dengan ketepatan 100 sampel dari 200 juta populasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka (Kuncoro, 2007, p.23).

Data menurut sumbernya terdiri dari 2 (dua) bagian (Kuncoro, 2007, p.25), yaitu:

1. Data Primer

Data ini biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer dalam penelitian ini berupa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian makanan secara online. Untuk memperoleh data tersebut penulis menyebarkan kuesioner kepada responden yang pernah melakukan pembelian makanan secara online.

2. Data Sekunder

Data ini biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data

dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Dalam penelitian

ini, data sekunder diperoleh dari buku-buku yang meliputi teori-teori yang

berkaitan dengan penelitian ini, selain itu data juga diperoleh dari internet

(4)

yang menunjang terbentuknya latar belakang masalah dan analisis penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan Data

Adapun metode dan prosedur pengumpulan data yang digunakan oleh penulis, yaitu:

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipilih adalah metode angket atau yang disebut pula sebagai metode kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk di isi oleh responden dan kemudian setelah di isi dikembalikan kepada peneliti secara langsung (Bungin, 2009, p.123).

2. Prosedur Pengumpulan Data a. Studi Lapangan

Data diperoleh dengan cara melakukan survei awal untuk mencari dan mengetahui variabel-variabel awal yang mendorong konsumen dalam melakukan pembelian makanan secara online. Penulis melakukan survei awal terhadap 60 responden melalui berbagai cara dan media, yaitu 40 responden melalui Blackberry Messenger (BBM), 10 responden melalui jejaring sosial Facebook, dan 10 responden melalui wawancara langsung.

Dari survei awal tersebut sebanyak 60 responden dapat diketahui sebanyak 30 orang mahasiswa, 20 orang sudah bekerja, dan 10 orang ibu rumah tangga. Survei awal tersebut dilakukan pada tanggal 25-26 Maret 2013 dengan cara memberikan pertanyaan terbuka yaitu “Apakah Anda pernah melalukan pembelian makanan secara online? Jika pernah, Apakah alasan Anda membeli makanan secara online?”. Lalu penulis melakukan pembagian kuesioner atau angket kepada 30 responden yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu konsumen yang berusia minimal 17 tahun dan pernah melakukan pembelian makanan ringan secara online dalam rentang waktu 6 bulan terakhir (Oktober 2012 – Maret 2013).

Kemudian membagikan 110 kuisioner kepada responden dengan kriteria

minimal usia 17 tahun dan pernah melakukan pembelian makanan ringan

(5)

secara online dalam rentang waktu 6 bulan terakhir (Oktober 2012 – Maret 2013). Responden yang telah melakukan pengisian kuesioner diminta mengumpulkan kembali secara langsung kepada penulis. Jawaban kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan proses penyortiran untuk melihat kelayakan jawaban (validitas jawaban) dengan kriteria tidak ada jawaban ganda dan pertanyaan terjawab semua. Jawaban responden yang dinyatakan layak, dilakukan tabulasi, yaitu menyusun angka – angka jawaban responden ke dalam tabel untuk diolah lebih lanjut.

b. Studi Kepustakaan

Data diperoleh dari situs-situs yang berkaitan dengan judul penelitian dan buku-buku tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian makanan secara online, yang kemudian digunakan penulis dalam pembuatan latar belakang dan rumusan masalah, landasan teori dan pembuatan kuesioner.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang dibuat sesuai dengan kriteria pengujian atau pengukuran (indikator), sehingga pembaca memiliki pengertian yang sama sesuai dengan apa yang penulis maksudkan.

Pengertian online secara garis besar yaitu seseorang sedang terkoneksi dengan internet, meskipun hal itu hanya sebatas chatting, browsing atau penggunaan media sosial yang lain, dapat disimpulkan seseorang tersebut sedang online. Karena pada dasarnya pengertian online berarti terhubung dengan internet, termasuk Blackberry Messenger yang juga memerlukan koneksi internet untuk menggunakannya. Menurut Kurniawan (carapedia.com, 2013), online adalah menggunakan fasilitas jaringan internet dalam upaya penjualan atas produk.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan survei awal kepada 60 responden

pada tanggal 25- 26 Maret 2013. Dari survei awal tersebut dan pengalaman dari

penulis, penulis dapat mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi

konsumen dalam melakukan pembelian makanan ringan secara online yang akan

digunakan sebagai dasar pembuatan kuesioner untuk mendapatkan variabel-

variabel berikut ini:

(6)

( ) Makanan ringan di online susah dicari di pasaran ( ) Makanan ringan hanya tersedia di online

( ) Harga yang ditawarkan lebih terjangkau ( ) Mempunyai relasi dengan penjual ( ) Lebih praktis

( ) Hemat tenaga

( ) Website online shop yang ditampilkan menarik minat untuk membeli ( ) Hemat waktu

( ) Hemat biaya

( ) Cuaca di luar tempat tinggal anda tidak mendukung, misal : hujan ( ) Memiliki lebih banyak pilihan.

( ) Memiliki keinginan untuk mencoba produk yang baru ( ) Ketersediaan jasa layanan antar

( ) Tidak perlu untuk mengantri ( ) Malas untuk keluar rumah

( ) Selalu ingin mengikuti perkembangan jaman ( ) Promosi di media online yang menarik (X

18

) Jarak yang jauh untuk pergi ke outlet (X

19

) Mudah untuk membandingkan harga

(X

20

) Buka setiap saat ( dapat dilihat di website 24 jam) (X

21

) Mudah dalam mengakses internet

(X

22

) Dorongan dari teman untuk membeli secara online

(X

23

) Lebih fleksibel karena dapat memesan makanan ringan dimanapun kita berada

(X

24

) Tidak tersedia makanan ringan di rumah

(X

25

) Tidak bisa membuat makanan ringan yang ingin dibeli (X

26

) Tidak memiliki kendaraan untuk pergi ke outlet

(X

27

) Susah untuk mencari letak outlet yang menjual makanan ringan yang diinginkan

(X

28

) Tidak bisa meninggalkan pekerjaan

(7)

3.6 Uji Keabsahan Data 3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahiham suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti (Simamora, 2002, p.58).

Uji validitas adalah suatu derajat untuk mengukur valid atau tidaknya suatu alat ukur penelitian, yang dalam penelitian ini penulis menggunakan alat kuesioner. Teknik untuk menguji validitas menggunakan teknik konten (content validity).

(3.1)

Keterangan :

r = koefisien korelasi x = nilai skor butir y = nilai skor total N = jumlah responden

3.6.2 Uji Reliabilitas

“Reliabilitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam mendapat penelitian” (Singarimbun dan Effendi, 2006, p104). Uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS for window. Nilai Cronbach’s Alpha (r-alpha) selanjutnya dievaluasi. Apabila nilai r-alpha > 0,60;

maka alat ukur dinyatakan reliable (dapat diandalkan) atau dapat dikatakan bahwa

hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada

waktu yang berlainan. Sebaliknya, apabila nilai r-alpha< 0,60; maka alat ukur

dinyatakan tidak reliable (Hair et al, 1995, p.118). alat ukur yang tidak reliable

harus diuji coba ulang dengan tenggang waktu antara 15-30 hari (Singarimbun

dan Effendi, 2006, p.142).

(8)

3.7 Teknik Analisa Data

Setelah data yang dibutuhkan untuk penelitian telah terkumpul, langkah berikutnya adalah kontrol data yang dilakukan melalui analisa data. Analisa data ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dalam sebuah penelitian. Untuk membantu mengolah dan menganalisa data – data yang telah terkumpul, penulis menggunakan bantuan program SPSS 17 for Windows. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa kuantitatif dengan menggunakan rumus – rumus statistik.

3.7.1 Analisa Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap proyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2007, p.21).

1. Rata – rata (mean)

Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata – rata dari kelompok tersebut (Sugiyono, 2007, p.42).

(3.2) Keterangan :

= rata – rata dari data yang ada = jumlah data yang akan dihitung n = banyak data yang ada

Dalam penelitian ini akan dicari mean atau rata – rata dari semua variabel yang ada.

2. Top Two Boxes atau Bottom Two Boxes

Top two boxes atau Bottom two boxes membagi skala Likert 1-5

menjadi 2 (dua) kategori yang berbeda. Jawaban pertanyaan responden

yang masuk dalam tingkatan setuju dan sangat setuju (jawaban 4 dan 5)

masuk ke dalam kategori Top two boxes, sedangkan jawab responden yang

(9)

masuk ke dalam tingkatan tidak setuju dan sangat tidak setuju (jawaban 2 dan 1) masuk ke dalam kategori Bottom two boxes.

3. Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar kuadrat dari varians dan menunjukkan standar penyimpangan data terhadap nilai rata – ratanya (Suharyadi dan Purwanto, 2007, p.101).

(3.3) Dimana :

Sd = simpangan baku dari nilai rata- rata = rata – rata dari data yang ada Xi = skor dari tiap pertanyaan n = jumlah responden

3.7.2 Analisa Faktor

Untuk menganalisa data, penulis menggunakan metode analisa faktor.

Analisa faktor pada prinsip nya digunakan untuk mereduksi data, yaitu proses untuk meringkas sejumlah variabel menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor (Santoso, 2003, p.248). Faktor analisis digunakan dalam keadaan berikut (Malhotra, 2004, p.248):

1. Untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang mendasari atau menjelaskan korelasi antara set variabel

2. Untuk mengidentifikasi set baru yang lebih kecil dari variabel tidak berkorelasi untuk menggantikan set asli variable korelasi dalam analisis multivariate selanjutnya.

3. Untuk mengidentifikasi set yang lebih kecil dari variabel yang menonjol

dari himpunan yang lebih besar untuk digunakan dalam analisis

multivariate selanjutnya.

(10)

Penulis menggunakan SPSS for window untuk mengolah data yang didapat.

Beberapa output yang dihasilkan dalam analisa faktor ini adalah KMO and Barlett’s Test, Anti Image Matrices, Total Variance Explained, Component Matrix and Rotated Component Matrix, dan Model Fit.

1. KMO and Barlett’s Test

Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequency, yaitu indeks yang membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan besarnya koefisiensi parsial. Angka yang dihasilkan oleh KMO Measure of Sampling Adequency harus lebih besar dari 0,50 supaya analisis faktor dapat diproses lebih lanjut. Barlett’s Test of Sphericity yaitu tes yang digunakan untuk menguji interdepensi antara variabel – variabel yang menjadi indikator suatu faktor. Analisis bermaksud untuk menyatakan bahwa variabel – variabel yang dimaksud tidak berkorelasi satu dengan lainnya dalam populasi. Angka signifikan dalam test ini harus menunjukkan angka 0,000 supaya analisis faktor dapat dilakukan.

2. Anti Image Matrices

Tabel yang menunjukkan sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang menandakan angka MSA (Measure of Sampling Adequency) sebuah variabel dibawah 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan dan dilakukan pengulangan pemilihan variabel.

3. Total Variance Explained

Tabel ini digunakan untuk menunjukkan jumlah varian yang berasosiasi dengan masing – masing faktor. Faktor yang mempunyai eigen value 1 yang dimasukkan dalam model, sedangkan yang nilainya kurang dari 1 merupakan faktor yang tidak dimasukkan ke dalam model.

4. Component Matrix and Rotated Component Matrix

Kedua tabel ini berguna untuk menjelaskan distribusi variabel –

variabel ke dalam faktor – faktor yang terbentuk. Component Matrix

memuat koefisien yang digunakan untuk menyatakan variabel standar

(11)

yang disebut faktor. Koefisien faktor loading menerangkan korelasi antara variabel asal dengan faktornya. Nilai korelasi yang besar menyatakan hubungan yang erat antara faktor dan variabel asal sehingga variabel dapat digunakan untuk membentuk faktor. Dalam suatu matriks yang kompleks, sangat sulit menginterpretasikan faktor.

Oleh karena itu, maka digunakan rotasi faktor. Oleh karena itu maka digunakan rotasi faktor, dimana dalam rotasi faktor matriks ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih sederhana sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan. Metode rotasi dalam analisis faktor dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (Malhotra, 2006, p.568):

a. Orthogonal Rotation

Merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu ke kanan. Metode ini menghasilkan faktor – faktor yang tidak berkorelasi. Metode orthogonal rotation yang paling sering digunakan adalah varimax procedure. Metode ini merupakan metode orthogonal rotation yang meminimalkan jumlah variabel dengan beban yang tinggi pada faktor, sehingga meningkatkan interpretasi faktor – faktor.

b. Oblique Rotation

Merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu tetapi tidak harus kearah kanan. Metode ini menggunakan asumsi bahwa ada korelasi antar faktor.

Tidak ada aturan khusus kapan harus memilih rotasi orthogonal

atau oblique. Pemilihan metode rotasi didasarkan pada

kebutuhan khusus masalah penelitian. Jika tujuan penelitian

mengurangi jumlah variabel asli, maka pilihan rotasi yang

cocok adalah orthogonal. Namun demikian jika tujuan kita

ingin mendapatkan faktor atau konstruk yang sesuai dengan

teori, maka rotasi yang dipilih sebaiknya oblique (Suliyanto,

2005, p.120).

(12)

5. Model Fit (Ketepatan Model)

Sebuah asumsi yang mendasar dan berpokok pada analisis faktor adalah korelasi yang telah diamati antara variabel dapat disebabkan oleh faktor umum. Oleh karena itu, korelasi antara variabel dapat dikurangi dari korelasi antara variabel dan faktor yang telah diperkirakan (Malhotra, 2006, p.570). Analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Suliyanto, 2005, pp.118-119):

a. Principal Component Analysis

Merupakan model analisis faktor yang bertujuan untuk melakukan prediksi terhadap sejumlah faktor yang akan dihasilkan.

(3.4) Syarat,

Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:

, dimana F = faktor principal component (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable)

= bobot dari kombinasi linier (loading)

Dengan demikian, secara mudahnya dalam model principal components analysis, dapat dinyatakan sebagai faktor m terbentuk oleh variabel dengan bobot kontribusi sebesar dan variabel dengan bobot kontribusi sebesar , dan seterusnya.

b. Common Factors

Merupakan model dalam analisis faktor yang bertujuan untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi).

(3.5) Syarat, m ≤ p

Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:

(13)

, dimana: F = common factors (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable)

= bobot dari kombinasi linier (loading) = spesific factors

Dengan demikian, model common factors dapat

dinyatakan sebagai variabel memberikan kontribusi pada

faktor dengan bobot kontribusi sebesar dan kepada faktor

dengan bobot kontribusi sebesar dan juga kepada faktor

lain yang tidak diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan Laporan Mediator Kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara tentang Hasil Mediasi dalam Perkara Nomor 10/Pdt.G/2021/PN.Cjr melaporkan bahwa upaya

Kepada staf dan seluruh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan terkhusus Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mengajarkan dan membimbing saya

Salah satu fenomena baru dari keragaman Islam yang kini muncul secara relatif meluas di Indonesia ialah gerakan yang memperjuangkan penerapan syari’at Islam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Kualitas nata de coco dengan menggunakan media starter

produksi selesai dilakukan seorang camera person memiliki peranan pada tahap pasca produksi, pada tahapan ini seorang camera person akan membuat camera report yang

Faktor-faktor yang digunakan dalam analisis yaitu jumlah ekspor kunyit, jumlah impor kunyit, inflasi, luas lahan dan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat

Agar perwira yang bertanggung jawab atas alat-alat pemadam kebakaran benar-benar memperhatikan perawatan alat pemadam kebakaran agar dapat berfungsi dengan baik pada saat

Konsentrasi larutan campuran 10 ppm Sedangkan untuk larutan campuran 10 ppm, efektifitas penyerapan arang aktif terhadap logam Cd menjadi 0% tetapi untuk logam Pb dan Cu