• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PEMBAGIAN TUGAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PEMBAGIAN TUGAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

155 | P a g e ANALISIS PENGARUH PEMBAGIAN TUGAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(Studi Kasus Pada Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten)

Suwiro Heriyanto

Dosen Bidang Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the Influence of Division of Labor Against Employee Performance On Civil Service Police Unit Banten Province. Sampling techniques determined using saturated sample (sample census) by distributing questionnaires to employees of Civil Service Police Unit Banten Province. The analytical method used is defkriptif analytical methods, statistical analysis method that consists of multiple linear regression analysis, testing simultaneous significant (F test) and partial significant test (t test) and test the coefficient of determination (R2).

Results of this study indicate a positive and significant effect on Job Specialization factor (X1) on Employee Performance On Civil Service Police Unit Banten Province. While Workload factor (X2) as the dominant variables significantly influence employee performance In the Civil Service Police Unit Banten Province.

Keywords: labor specialization factor, factor Workload, Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Pembagian Tugas Terhadap Kinerja Pegawai Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten. Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan sampel jenuh (sampel sensus) dengan membagikan kuesioner pada pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis defkriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R

2

).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan pada faktor Spesialisasi Kerja (X

1

) terhadap Kinerja Pegawai Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Sedangkan faktor Beban Kerja (X

2

) sebagai variabel dominan kedua berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Kata Kunci : Faktor Spesialisasi kerja, Faktor Beban Kerja, Kinerja

PENDAHULUAN

Latar Belakan Penelitian

Sumber daya manusia penting bagi organisasi, maka secara tidak langsung sumber daya tersebut merupakan harta paling berharga.

Melalui sumber daya manusia suatu organisasi akan mampu berkembang dan sebaliknya, Sumber daya manusia pulalah yang dapat mengakibatkan kehancuran suatu organisasi atau perusahaan.

Pentingnya sumber daya manusia dalam mendukung kemajuan suatu organisasi tersebut

harus berusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik kualitas maupun kuantitasnya. Hal ini amat penting dan tidak boleh diabaikan karena dapat saja terjadi tenaga kerja yang diperoleh organisasi tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Terpilihnya pegawai yang tepat dan baik

dapat memperkokoh suatu organisasi dalam

pencapaian tujuan. Keliru memilih pegawai, dapat

sangat merugikan baik dari segi waktu, biaya

maupun semangat kerja. Organisasi sebaiknya

menentukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh

(2)

156 | P a g e seorang calon tenaga kerja sebelum ditolak atau

diterima. Hal ini bertujuan agar seleksi dapat dilaksanakan seobyektif mungkin. Setelah melaksanakan seleksi, tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah penempatan, yaitu menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat. Tenaga kerja yang ditempatkan pada jabatan tertentu hendaknya sesuai dengan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki. Hal ini dilakukan oleh perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Organisasi atau perusahaan menjaga kelangsungan hidup perlu adanya kinerja pegawai, karena kinerja pegawai berkaitan dengan adanya akibat yang dikehendaki, maksudnya bahwa pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan harus menghasilkan sesuatu tujuan yaitu hasil yang optimal. Kinerja pegawai banyak dipengaruhi oleh pembagian kerja dalam organisasi. Namun dengan adanya pembagian kerja belum cukup tanpa adanya peranan manusia sebagai pengelola aktivitas kerja yang merupakan sumber daya terpenting disamping sumber lainnya.

Pembagian kerja diperlukan, sebab tanpa adanya pembagian kerja mereka akan bekerja menurut kemauan sendiri-sendiri tanpa menghiraukan tujuan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan yang berakibat tidak tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi perlu sekali adanya pembagian kerja yang baik yang dapat memberikan penjelasan bagi para pegawai untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan beban kerja yang menjadi tanggung jawab, sehingga proses organisasi dan kinerja pegawai dapat berjalan dengan lancar.

Pembagian kerja harus diikuti dengan penempatan pegawai pada tempat kerja yang tepat. Selain penempatan pegawai pada tempat yang tepat juga perlu diperhatikan tentang penyesuaian beban kerja. Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang pegawai, karena mungkin saja seorang pegawai sanggup diberi tugas yang banyak, namun apakah ia mampu untuk menyelesaikanya. Pembagian kerja dilakukan dengan asumsi bahwa semakin kecil tugas yang dibebankan maka akan semakin cepat penyelesaian pekerjaannya. Semakin ringan dari segi tenaga yang digunakan, semakin mudah dalam penggunaan pikiran, semakin hemat biaya yang digunakan.

Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Banten yang ditemukan beberapa fenomena yang terjadi diantaranya terdapat beberapa masalah mengenai pembagian tugas untuk mencapai kinerja pegawai yaitu tanggung jawab pegawai terhadap pekerjaan yang dibebankan, peraturan pembagian tugas yang tidak jelas, kurangnya pengawasan kerja dari atasan, kurangnya rotasi pegawai dalam organisasi, minimnya program pengembangan karir bagi pegawai, pelimpahan pekerjaan dari pegawai lain, adanya pelanggaran disiplin kerja, minimnya keterampilan pegawai, dan fasilitas kerja yang kurang mendukung bagi pegawai.

Pembagian kerja yang diberikan kepada pegawai bermanfaat untuk mempermudah kerja pegawai sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi organisasi itu sendiri.

Spesialisasi pekerjaan yang dilimpahkan kepada pegawai mempermudah pegawai bekerja agar tidak tumpang tindih dalam bekerja sangat membantu pegawai untuk dapat bekerja secara efektif sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing pegawai.

Rumusan Masalah

Atas dasar penjelasan latar belakang masalah di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh spesialisasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten?

2. Apakah terdapat pengaruh beban kerja terhadap kinerja pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten?

3. Apakah pembagian tugas (spsialisasi kerja dan beban kerja) berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan bahan-bahan dari instansi yang akan

diteliti mengenai pembagian tugas serta

pengaruhnya terhadap kinerja pegawai dan

penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

bahan dalam melakukan penelitian objek maupun

masalah yang sama sekaligus untuk menambah

wawasan dan pengetahuan dibidang sumber daya

manusia terutama dalam bidang pembagian tugas

dan kinerja pegawai.

(3)

157 | P a g e TINJAUAN PUSTAKA

Pembagian Tugas

Induk kajian pembagian tugas adalah analisis jabatan yang merupakan suatu aktivitas dalam menentukan apa pekerjaan yang dilakukan dan siapa yang harus melakukan tugas tersebut.

Aktivitas ini adalah sebuah upaya untuk menciptakan kualitas dari pekerjaan dan kualitas dari kinerja total suatuperusahaan. Perusahaan akan baik jika sumber daya manusia didalamnya telah mampu melaksanakan pekerjaan masing- masing dengan jelas, spesifik, serta tidak memiliki peran ganda yang dapat menghambat proses pencapaian kinerja. Analisis jabatan perlu dilakukan agar dapt mendesain organisasi serta menetapkan pembagian pekerjaan, spesipikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan.

Manurut Hasibuan (2007:28), mengatakan bahwa analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang perlu dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan. analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakandalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.

Manfaat analisis pekerjaan akan memberikan informasi tentang aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia, perilaku manusia dan alat- alat yang akan digunakan.

Menurut Rivai (2009:107) ada beberapa pengertian tentang analisis pekerjaan yaitu:

1. Analisis pekerjaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pekerjaan dan proses menentukan persyaratan yang harus disiapkan, termasuk didalamnya sistematika rekrutmen, evaluasi atau pengendalian, dan organisasi atau perusahaannya.

2. Analisis pekerjaan merupakan kegiatan atau proses menghimpun dan menyususn bebagai informasi yang berkenaan dengan setiap pekerjaan, tugas-tugas, jenis pekerjaan, dan tanggung jawabnya secara operasional untuk mewujudkan tujuan organisasi atau bisnis sebuah perusahaan.

3. Analsis pekerjaan adalah usaha untuk mencari tahu tentang jabatan atau pekerjaan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang dilakukan dalam jabatan tersebut.

Menurut Hasibuan (2007:33), mengatakan bahwa pembagian kerja yaitu informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab,

kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi. Sedangkan Rivai (2009:125), mengatakan bahwa pembagian tugas adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mngenai pekerjaan.

Lebih lanjut Pophal (2008:8), menjelaskan bahwa pembagian kerja adalah rekaman tertulis mengenai tanggung jawab dari pekerjaan tertentu.

Dokumen ini menunjukkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut dan menguraikan bagaimana pekerjaan tersebut berhubungan dengan bagian lain dalam perusahaan.

Manfaat Pembagian Tugas

Deskripsi kerja pertama-tama digunakan sebagai dasar untuk penilaian jabatan, deskripsi kerja juga dikenal pimpinan sebagai dasar untuk memimpin.

Menurut Moekijat (1998:112) deskripsi kerja dapat berguna untuk menugaskan karyawan- karyawan kepada jabatan-jabatan, dalam jabatan- jabatan mana uraian jabatan itu membantu meyakinkan orang-orang perseorangan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan dapat dipergunakan sebagai checklist dalam menunjukkan karyawan-karyawan tentang bagaimana mengerjakan pekerjaan yang telah diserahkan.

Lebih lanjut Rivai (2009:125), menyatakan bahwa manfaat pembagian kerja untuk menentukan:

1. Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (Job Summary and Duties).

2. Situasi dan kondisi kerja (Working Condition).

3. Persetujuan (Approvals).

Menyusun Pembagian Tugas

Menurut Manullang (2008:46) pembagian kerja dapat disusun berdasarkan keterangan yang didapat daripada analisis jabatan. Pada umumnya pembagian kerja meliputi dua hal, yaitu:

1. Sifat pekerjaan yang bersangkutan.

2. Tipe pekerjaan yang cocok untuk jabatan itu.

Lebih lanjut Hasibuan (2007:33) pembagian kerja harus menguraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yaitu

memberikan nama jabatan.

(4)

158 | P a g e 2. Hubungan tugas dan tanggung jawab, yakni

perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas diketahui.

3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

4. Syarat kerja harus diuraikan secara jelas.

5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan tugas utamanya.

6. Penjelasan tugas dibawah dan diatasnya, yakni harus dijelaskan jabatan dari mana sipetugas dipromosikan dan kejabatan mana petugas akan dipromosikan.

Pentingnya Pembagian Tugas

Pembagian kerja merupakan dokumen formal organisasi yang berisi ringkasan informasi penting mengenai suatu jabatan untuk memudahkan dalam membedakan jabatan yang satu dengan yang lain dalam suatu organisasi.

Pembagian kerja tersebut disusun dalam suatu format yang terstruktur sehingga informasi mudah dipahami oleh setiap pihak yang berkaitan di dalam organisasi.

Pada hakikatnya, pembagian kerja merupakan bahan baku dasar dalam pengelolaan sumberdaya manusia di organisasi, dimana suatu jabatan dijelaskan dan diberikan batasan.

Menurut Hariandja (2002:59), mengatakan bahwa pembagian pekerjaan merupakan pernyataan tertulis yang menggambarkan tugas- tugas, wewenang, tanggung jawab, dan kondisi kerja serta aspek-aspek lain dari sebuah pekerjaan yang biasanya ditulis dalam bentuk cerita.

Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut. Pembagian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu.

Pembagian kerja yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres.

Disinilah letak pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap organisasi. Hasibuan (2007:33).

Spesialisasi

Menurut Adam Smith dalam Herujito, (2010:129) mengatakan bahwa spesialisai mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan efesiensi sumber daya yang digunakan baik.

Manfaat dari spesialisai adalah:

1. Pekerja yang bekerja sesuai dengan keahliannya.

2. Waktu yang digunakan untuk tahapan kerja lebih sedikit kecil dari pekerjan tertentu.

Lebih lanjut Karl Marx dan Friedrich Engels dalam Herujito, (2010:129), memandang bahwa spesialisasi pekerjaan itu paling umum, sekalipun merupakan sumber keterasingan dan pembelengguan individu. Emile Durkheim, sosiolog menuliskan bahwa spesialisasi pekerjaan membuat suatu pekerjaan menjemukan, pekerjaan tersebut merusak moral pekerja. Herujito, (2010:129). Indikator yang digunakan dalam spesialisai adalah:

1. Kemampuan dalam bekerja, kesesuain kemampuan pegawai dengan pekerjaan atau bidang yang ia tempati saat ini.

2. Ketepatan dalam bekerja, ketepatan baik waktu dan biaya yang dilakukan oleh pegawai, sehingga tidak membuang waktu dan biaya organisasa secara cuma-cuma.

3. Kecocokan dalam bekerja, pegawai merasa cocok dan tepat dengan pekerjaan atau bidang yang saat ini mereka tempati, sehingga mereka dapat bekerja secara efektif.

Beban Kerja

Menurut Herujito (2010:56), beban kerja adalah tugas yang harus diselesaikan sesuai dengan tanggung jawab yang dimiliki. Indikator beban kerja dalam penelitian ini adalah:

a) Mendadak tidaknya suatu tugas.

b) Tingkat kesulitan karyawan untuk menyelesaikan tugas.

c) Ketercukupan waktu yang diberikan.

d) Jumlah teman kerja yang dapat membantu.

Kinerja Pegawai

Istilah kinerja sering digunakan dalam

penelitian yang bersifat ilmiah berkenaan dengan

proses kerja yang telah dilakukan oleh individu

atau kelompok. Hal ini berkenaan dengan tujuan

dari proses kerja yang telah ditetapkan

sebelumnya. Menurut Lembaga Administrasi

Negara, kinerja dapat diartikan sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

(5)

159 | P a g e sasaran, tujuan, visi organisasi. Widodo,

(2009:206). Sejalan dengan pendapat diatas, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (2009:9) memberikan pengertian tentang kinerja ini adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategi suatu organisasi.

Kinerja merupakan tingkat efisiensi dan efektifitas serta inovasi dalam pencapaian tujuan oleh pihak organisasi, juga merupakan gambaran mengenai sejauhmana keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi dalam mencapai tujuan, visi, misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pendapat lain yang dilontarkan mengenai pengertian kinerja ini dapat kita lihat dari pengertian yang diberikan Wasistiono (2008:47) yakni kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Sejalan dengan pendapat diatas, Bagir Manan (2009:92) memberikan pengertian tentang kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.

Dari beberapa pengertian diatas, bahwa kinerja adalah sebuah proses baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau karyawan dari hasil perpaduan atau interaksi antara kemampuan, motivasi dan kesempatan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya.

Sesuai dengan keleluasan administrasi dan manajemen menurut Buchari (2009:22) ada butir- butir pokok kepegawaian yang relevan dengan pegawai atau mereka yang merupakan sumber daya manusia dari pemerintah Negara Indonesia antara lain:

a) Pencatatan dan pendaftaran potensi sumber daya manusia.

b) Perumusan dan penetapan kebijaksanaan kepegawaian.

c) Pemeliharaan pegawai dan pengganjaran atas prestasi.

d) Penilaian pegawai dan pengukuran prestasi kerja.

e) Peningkatan mutu dan produktifitas kerja pegawai.

f) Pengendalian dan pengawasan kepegawaian.

Kinerja pegawai dalam organisasi mengarah kepada kemampuan pegawai dalam

melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan. Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang pegawai masuk dalam tingkatan kinerja tertentu. Kinerja merupakan kombinasi antara kemampuan dan usaha untuk menghasilkan apa yang dikerjakan.

Supaya menghasilkan kinerja yang baik seseorang harus memiliki kemampuan, kemauan usaha agar serta setiap kegiatan yang dilaksanakan tidak mengalami hambatan yang berat dalam lingkungannya, (Berry dan Houston dalam Kasim, 2008:273).

Menurut Mahsun (2006:189), bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi yang tertuang dalam perencanaan strategi organisasi. Sedangkan Simanjuntak (2005:116), menyatakan bahwa kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan pencapaian hasil untuk mencapai tujuan perusahaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam studi yang tergabung dalam ukuran kinerja secara umum. menurut Rahmatullah dalam Purnomo dan Waridin (2006:195) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1. Faktor individual, terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi dan motivasi kerja serta disiplin kerja.

2. Faktor psikologis, terdiri dari persepsi, attitude, personality, dan pembelajaran.

3. Faktor organisasi, terdiri dari sistem atau bentuk organisasi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, budaya kerja, budaya organisasi, penghargaan, struktur, diklat dan job design.

Juliarsih dalam Purnomo dan Waridin (2006:212) mengukur kinerja dengan indikator seperti kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, kompensasi, kehadiran, konservasi. Maka dengan mengetahui kinerja karyawan dapat memberikan informasi bagi pihak manajemen untuk menentukan kebijakan sumberdaya manusia tentang apa yang terbaik untuk diberikan kepada para karyawan dalam organisasi.

Kerangka Pemikiran

(6)

160 | P a g e Pembagian kerja dapat diartikan hasil

analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai, 2006:125).

Pembagian kerja dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas informasi pekerjaan dan syarat-syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari analisis, yang biasanya berisi tugas pokok.

Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung kepada kualitas kegiatan dan upaya bersama dari para pegawainya yang terlibat di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam organisasi tercermin pada pembagian kerja dari setiap jabatan yang ada dalam instansi tersebut.

Hasibuan (2007:33) menyatakan “Adanya pengaruh pembagian kerja dengan pekerjaan yakni apabila pembagian kerja kurang jelas akan mengakibatkan seorang pegawai kurang mengetahui tugas dan tanggungjawabnya pada pekerjaan itu sehingga pekerjaan tidak tercapai dengan baik. Hardjito dalam Tangkilisan (2006:150) menyatakan “keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh kompenen-komponen organisasi diantaranya adalah pembagain tugas”

Pembagaian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu. Pembagian tugas yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan pekerjaan menjadi tidak beres. Di sinilah letak pentingnya peranan pembagian tugas dalam setiap organisasi.

Dengan adanya desain pekerjaan dan pembagian tugas yang jelas, maka kinerja pegawai akan semakin baik dalam menyelesaikan tugasnya. Pembagian tugas dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu spesialisasi kerja sebagai variabel pertama (X1) dan Beban Kerja sebagai (X2). Dengan adanya beberapa pernyataan tentang pengaruh antara pembagian kerja dengan kinerja pegawai maka hubungan tersebut digambarkan pada gambar 1:

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Sumber : Hasibuan (2007), Tangkilisan (2006) Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara tentang suatu rumusan masalah penelitian yang kebenarannya perlu diuji dan dibuktikan melalui penelitian. Suatu hipotesis dapat dianggap benar apabila disertai dengan fakta-fakta dan bukti-bukti yang nyata. Adapun hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah:

H

1

: Spesialisasi kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja pegawai

H

2

: Beban kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja pegawai

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, asosiatif. Penelitian metode deskriptif menurut Travers yang dikutip oleh Husein umar (2011:22) adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji satu variabel X dan satu variabel Y, dimana X sebagai variabel independen dan Y adalah variabel dependen.

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Menurut Sugiyono (2012:115), mengatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pendapat lain mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai

Spsialisasi Kerja (X

1

)

Kinerja (Y)

Beban Kerja (X

2

)

ε

(7)

161 | P a g e karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan

yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Husein Umar (2008 : 107). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten sebanyak 249 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu.

Kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili. (Arikunto Suharsimi, 2007:163). Menurut Umar (2011:65), untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁𝑒 2 Dimana :

n : Ukuran Sampel N : Ukuran populasi

e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi.

Dari rumus diatas, dapat diketahui jumlah sampel dari populasi 249 orang, yaitu:

𝑛 = 249

1 + 249(0,10) 2

𝑛 = 249

1 + 249(0,01)

𝑛 = 249 1 + 2,49

𝑛 = 249 3,49

n = 71,347 dibulatkan menjadi 71 orang

Metode Pengumpulan Data

Metode Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer. Data primer ini

didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:

1. Metode Pengamatan Langsung (observasi) Pengamatan langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung.

2. Metode Wawancara (Interview)

Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tatap muka secara langsung dengan pihak yang bersangkutan yakni dengan mengadakan tanya jawab sesuai dengan data-data yang diperlukan dalam memecahkan masalah yang akan dibahas.

3. Kuesioner

Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada responden agar responden tersebut memberikan jawabannya.

4. Dokumen

Proses pengumpulan data dengan mempelajari dan menganalisa dokumen, misalnya struktur organisasi, dan dokumen yang berkaitan dengan kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori-teori, pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan pembahasan. Landasan teori ini dijadikan sebagai pembanding dengan kenyataan pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Metode Analisis Data Analisis Statistik Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data dan mengintrepetasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Umar, 2011:22)

Uji Validitas

Untuk menguji kelayakan suatu kuesioner

(8)

162 | P a g e yang akan disebarkan pada responden, maka

dilakukan pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dikarenakan syarat suatu instrumen yang baik adalah valid dan reliabel.

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:168), menjelaskan bahwa validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas data dilakukan untuk melihat apakah instrumen yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono, (2012:172). Untuk pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Data yang valid dapat dilihat jika koefisien korelasinya r > 0,30 maka data dikatakan valid, sedangkan jika r < 0,30 maka data dikatakan tidak valid.

Uji Reliabilitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:178), mengatakan bahwa reliabilitas data menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha Croanbach yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha Croanbach lebih besar atau sama dengan 0,60.

Pengujian Asumsi Klasik Mode Regresi Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variabel independen yaitu gaya kepemimpinan otokratik (X

1

), gaya kepemimpinan partisipasif (X

2

), gaya kepemimpinan pedelegasian (X

3

). ketiganya didistribusikan normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data digunakan normal probability plot, yaitu deteksi dengan melihat penyebaran data ( titik ) pada sumbu diagonal dari garafik.

Nilai residu berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng (bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrim dalam data yang diambil.

Cara mendeteksi :

Dengan menggunakan Histogram Regression Residual yang sudah distandarkan serta

menggunakan analisis Chi Kuadrat ( χ

2

) dan kolmogorov-smirnov. Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan menyebar dengan normal apabila : nilai kolmogorov-smirnov Z ≤ Z tabel; atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > α

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana suatu atau lebih variabel independent dapat dinyatakan sebagai kontribusi linear dari variabel independent lainnya, untuk mendeteksi adanya multikolinearitas seringkali dilihat pada R

2

yang tingginya antara ( 0,07 – 1 ), tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien regresi parsial yang signifikan. Cara lain untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat besarnya VIF ( variance inflation factor ) dan Tolerance ( dalam autput data SPSS ).

Jika nilai VIF disekitar 1-10 dan angka Tolerance mendekati 1, disimpulkan model regresi tidak terdapat problem mulltikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedstisitas muncul apabila kesala han atau residual dari model yang konstan dari satu observasi lainnya. Artinya, setiap observasi mempunyai reliabilitas yang berbeda akibat perubahan dalam kondisi yang melatar belakangi tidak terangkum dalam spesifikasi model. Gejala heteroskedasitas lebih sering dijumpaidalam data silang tempat dari pada runtut waktu, maupun juga sering muncul dalam analisa yang menggunakan data rata-rata. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya heteroskedasitas. Dalam penelitian ini akan digunakan metode garfik (scatter). Gejala Heteroskedasitas akan ditunjukan oleh koefisien regresi dari masing- masing variabel independent terhadap nilai absolut residunya ( e ), jika probabilitas lebih besar dari nilai alfanya ( 0,10 ), maka dapat dikatakan tidak terjadi Heteroskedasitas apabila : t-hitung < t-tabel atau sig.-t>α. Jika dalam scatter plot ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu (gelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar secara acak diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedasitas .

Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi regresi linear adalah

tidak terdapatnya autokorelasi. Autokorelasi ialah

(9)

163 | P a g e korelasi antara sesama urutan pengamatan dari

waktu kewaktu, hal ini dimaksudkan berkaitan dengan asumsi model klasik bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini akan dilakukan uji Durbin Watson.

Analisis Regresi Berganda

Digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen(X) terhadap variabel dependen (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 16.0 (statistic product and service solution ) dengan rumus :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ e Dimana :

Y = Variabel dependen (Kinerja) a = Konstanta

b

1

-b

2

= Koefisien garis regresi X

1

= Spesialisasi kerja X

2

= Beban Keja

e = Error / variabel pengganggu Rancangan Uji Hipotesis

Hipotesis 1

a. Pengajuan Hipotesis H

o

: β

1

= 0 ;

Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara spesialisasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten

H

l

: β

1

 0 ;

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara spesialisasi terhadap kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten b. Menentukan taraf nyata

Dengan menentukan taraf nyata yang dipakai yaitu α = 0,05

c. Kriteria pengambilan keputusan

Kriteria pengambilan keputusan digunakan pengujian dengan menggunakan stasistik uji t yaitu :

t =

1 1

Sb b

dimana :

t = nilai dari t hitung

b = beda antara pengamatan tiap pasang

Sb = standar error dua mean yang

berhubungan

Maka dapat disimpulkan kriteria ujinya yaitu :

Tolak Ho, diterima Hi jika : t

hitung

≥ t

tabel

, df = n - 2

Terima Ho, ditolak Hi jika t

hitung

< t

tabel

, df = n -2 Hipotesis 2

a. Pengajuan Hipotesis H

o

: β

2

= 0 ;

Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten

H

l

: β

2

 0 ;

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara beban kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten b. Menentukan taraf nyata

Dengan menentukan taraf nyata yang dipakai yaitu α = 0,05

c. Kriteria pengambilan keputusan

Kriteria pengambilan keputusan digunakan pengujian dengan menggunakan stasistik uji t yaitu :

t =

2 2

Sb b

dimana :

t = nilai dari t hitung

b = beda antara pengamatan tiap pasang Sb = standar error dua mean yang

berhubungan

Maka dapat disimpulkan kriteria ujinya yaitu :

Tolak Ho, diterima Hi jika : t

hitung

≥ t

tabel

, df = n - 2

Terima Ho, ditolak Hi jika t

hitung

< t

tabel,

df = n -2 Hipotesis 3

a. Pengajuan Hipotesis H

o

: β

1

: β

2

= 0 ;

Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara spesialisasi dan beban kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten

H

l

: β

1

: β

2

 0 ;

Terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara spesialisasi dan

beban kerja terhadap kinerja

pegawai pada Kantor Satuan Polisi

(10)

164 | P a g e Pamong Praja Provinsi Banten

b. Menentukan taraf nyata

Dengan menentukan taraf nyata yang dipakai yaitu α = 0,05

c. Kriteria pengambilan keputusan

Untuk kriteria pengambilan keputusan diatas digunakan uji statistik sebagai berikut :

F = ( 1 )

) 1 (

2 2

R m

m N R

− Dimana :

R = koefisien korelasi ganda m = Jumlah predikator

n = ukuran sampel

Maka akan diperoleh distribusi F dengan ‘dk’ pembilang ‘k’ dan ‘dk’ penyebut ( n-k-1) dengan ketentuan :

Tolak Ho, diterima Ha jika F

hitung

> F

tabel

Terima Ho, tolak Ha jika F

hitung

< F

tabel

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan dua metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif.

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data responden, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat Pengaruh Pembagian Tugas Terhadap Kinerja Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Povinsi Banten. Agar lebih jelas dalam penelaah data, dalam penelitian ini menulis mendeskripsi data responden untuk variabel Pembagian Tugas yaitu Spesialisasi (X

1

), Beban Kerja (X

2

) dan Kinerja (Y) pada Satuan Polisi Pamong Praja Povinsi Banten dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Spesialisasi (X

1

) terdapat jumlah responden 71 orang yang mengisi angket. Diperoleh hasil untuk: rata-rata (mean) sebesar 15,1549, titik tengah (median) = 15,0000;

nilai yang sering muncul (mode) = 16,00;

simpangan baku (standar deviasi) = 1,94678; tingkat penyebaran data (variance) = 3,790; rentangan (range) = 8,00; skor minimum dari data = 12,00; dan skor maksimum dari data = 20,00;

sedangkan jumlah skor keseluruhan sebesar

= 1076,00.

b. Beban Kerja (X

2

) terdapat jumlah responden 71 orang yang mengisi angket.

Diperoleh hasil untuk: rata-rata (mean) sebesar 15,0986; titik tengah (median) = 15,0000; nilai yang sering muncul (mode)

= 14,00; simpangan baku (standar deviasi)

= 1,79805; tingkat penyebaran data (variance) = 3,233; rentangan (range) = 8,00; skor minimum dari data = 11,00; dan skor maksimum dari data = 19,00;

sedangkan jumlah skor keseluruhan sebesar

= 1072,00.

c. Kinerja (Y) terdapat jumlah responden 71 orang yang mengisi angket. Diperoleh hasil untuk: rata-rata (mean) sebesar 26,3521;

titik tengah (median) = 26,0000; nilai yang sering muncul (mode) = 25,00; simpangan baku (standar deviasi) = 3,33423; tingkat penyebaran data (variance) = 11,117;

rentangan (range) = 12,00; skor minimum dari data = 21,00; dan skor maksimum dari data = 33,00; sedangkan jumlah skor keseluruhan sebesar = 1871,00.

Di bawah ini merupakan hasil pengolahan statistik dengan mengunakan alat bantu program SPSS.

Tabel 1 Statistics

Statistics

Spesialisai Beban_Kerja Kinerja

N Valid 71 71 71

Missing 0 0 0

Mean 15,1549 15,0986 26,3521

Std. Error of Mean ,23104 ,21339 ,39570

Median 15,0000 15,0000 26,0000

Mode 16,00 14,00 25,00

Std. Deviation 1,94678 1,79805 3,33423

Variance 3,790 3,233 11,117

Range 8,00 8,00 12,00

Minimum 12,00 11,00 21,00

Maximum 20,00 19,00 33,00

Sum 1076,00 1072,00 1871,00

Percentiles

25 14,0000 14,0000 24,0000

50 15,0000 15,0000 26,0000

75 16,0000 16,0000 28,0000

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah

semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian

dilakukan dengan baik. Perencanaan yang

matang, dengan alat penelitian seperti daftar

pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi

baik. Valid artinya data-data yang diperoleh

dengan penggunaan instrumen penelitian dapat

menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data

yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data

(11)

165 | P a g e yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan

uji validitas dan reliabilitas.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Variabel X

1,

X

2,

dan Y

Pert R

hitung

Standar Sig Ket

Butir_1 0,596 0,3 0,000 valid

Butir_2 0,693 0,3 0,000 valid

Butir_3 0,686 0,3 0,000 valid

Butir_4 0,660 0,3 0,000 valid

Butir_1 0,760 0,3 0,000 valid

Butir_2 0,806 0,3 0,000 valid

Butir_3 0,674 0,3 0,000 valid

Butir_4 0,614 0,3 0,000 valid

Butir_1 0,743 0,3 0,000 valid

Butir_2 0,790 0,3 0,000 valid

Butir_3 0,613 0,3 0,000 valid

Butir_4 0,586 0,3 0,000 valid

Butir_5 0,647 0,3 0,000 valid

Butir_6 0,674 0,3 0,000 valid

Butir_7 0,820 0,3 0,000 valid

Sumber : Hasil Penglahan

Pada tabel diatas menunjukkan korelasi antara skor item dengan skor total item pada keseluruhan butir lebih besar dari rtabel (0,30).

Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap reliabilitas.

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas X

1

, X

2

, dan Y

Variabel Croncbach

Alpha Standar Kesimpulan Spesialisasi 0,689 0,60 Reliabel

Beban Kerja 0,635 0,60 Reliabel

Kinerja 0,822 0,60 Reliabel

Sumber : Hasil Penglahan

Pada Tabel 4.10 dari 4 penyataan kuisioner spesialisasi kerja, beban kerja, dan kinerja dapat diketahui bahwa nilai alpha sebesar 0,689, 0,635 dan 0,822 dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih besar dari 0,60 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian Asumsi Klasik Model regresi digunakan sebagai alat untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Pengujian asumsi klasik model regresi dalam penelitian ini terdiri dari : Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dapat dideteksi dengan melihat suatu kurva yang berbentuk lonceng (bell-shaaped curve) yang

kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga.

Seperti tampak pada gambar dibawah ini yang berarti menunjukan residual yang diteliti berdistribusi normal.

Gambar 2 Histogram Uji Normalitas

Metode yang lain adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Pada Gambar dibawah ini dapat terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.

Gambar 3 P-P Plot Uji Normalitas

Sedangkan pada uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan nilai KS 1,256, 1.074, dan 1,30 dengan Signifikasi 0,85, 0,199, 0, dan 0,239 jauh berada diatas 0,05 hal ini berarti nilai residual berdistribusi normal sebagaimana tampak pada tabel dibawah ini ;

Tabel 4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Spesialisasi Beban_Kerja Kinerja

N 71 71 71

Normal Parametersa,b

Mean 11,4019 8,5271 17,2517

Std. Deviation 2,57062 2,34507 4,38690

(12)

166 | P a g e

Most Extreme Differences

Absolute ,118 ,127 ,116

Positive ,105 ,127 ,116

Negative -,118 -,090 -,063

Kolmogorov-Smirnov Z ,997 1,072 ,979

Asymp. Sig. (2-tailed) ,273 ,201 ,293

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Uji Multikolinearitas

Gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Varience Inflation Factor) melalui program SPSS 16.00.

Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang dkk (2008:104).

Tabel 5

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Spesialisasi ,740 1,351

Beban_Kerja ,740 1,351

a. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat terlihat bahwa Nilai VIF dari faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikoliniaeritas antar variabel independen dalam model regresi. Nilai Tolerance dari faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja lebih besar dari 0,1 (Nilai Tolerance > 0,1) ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4 Scatterplot

Berdasarkan grafik scatterplot terlihat titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas atau teratur, serta titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011) uji autokorelsai dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat autokorelasi antara error yang terjadi antar periode yang diujikan dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi harus dilihat nilai uji D-W.

Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 ,769a ,591 ,579 1,74337 2,121

a. Predictors: (Constant), Beban_Kerja, Spesialisai b. Dependent Variable: Kinerja

Dari hasil pengolahan diatas didapat nilai DW sebesar 2.121, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikan 5 %.

Berdasarkan tabel nilai d

L

= 1,579 dan d

U

= 1,674 maka nilai 1,674 < 2,121 < 4 – 1,674 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ada autokorelasi positif atau negatif artinya keputusan tidak ditolak (berdasarkan tabel keputusan DW (Imam Ghozali 2011:111).

Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X1 dan X2) berupa faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja serta variabel terikat (Y) berupa Kinerja Pegawai, maka untuk memperoleh hasil yang lebih akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS (Statistik Product and Service Solution) versi 16.0 dari Tabel coefficient maka dihasilkan output sebagai berikut:

Tabel 7

(13)

167 | P a g e Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 2,843 1,547 1,838 ,070

Spesialisasi ,797 ,244 ,467 3,260 ,002

Beban_Kerja ,624 ,268 ,334 2,330 ,023

a. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 7 Kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh persamaan regresi linier berganda Y = 2,843 + 0,797X1 + 0,624X2 + e. Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 2,843. Ini mempunyai arti bahwa faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja dianggap konstan maka Kinerja pegawai (Y) sebesar 2,843

2. Koefisien X

1

(b1) = 0,797. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan faktor Spesialisasi Kerja sebesar 1 satuan, maka Kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,797.

3. Koefisien X

2

(b

2

) = 0,624. Faktor Beban Kerja terhadap Kinerja pegawai dengan koefisien regresi sebesar 0,068. Ini mempunyai arti bahwa setiap terjadi peningkatan faktor Beban Kerja sebesar 1 satuan, maka Kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,624.

Analisis Pengaruh Spesialisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara spesialisasi dan kinerja pegawai didapat r hitung pada variabel spesialisasi adalah 0,748.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara spesialisasi dengan kinerja pegawai. Dan untuk mengetahui besarnya pengaruh spesialisasi terhadap variabel kinerja pegawai dapat diketahui dari nilai beta 0,467 x 0,789 = 0,349. Maka dapat diperoleh keterangan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh spesialsasi sebesar 34,9%.

Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara beban kerja dan kinerja pegawai didapat r hitung pada variabel spesialisasi adalah 0,726.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

spesialisasi dengan kinerja pegawai. Dan untuk mengetahui besarnya pengaruh spesialisasi terhadap variabel kinerja pegawai dapat diketahui dari nilai beta 0,334 x 0,726 = 0,242. Maka dapat diperoleh keterangan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh beban kerja sebesar 24,2%.

Dan untuk mengetahui besarnya pengaruh beban kerja terhadap variabel kinerja pegawai dapat diketahui dari nilai R square. yang dinyatakan dalam persentase untuk memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan koefisien korelasi dapat diketahui melalui koefisien determinasi.

Dari perhitungan nilai R square diatas diperoleh nilai sebesar 0,215. Maka dapat diperoleh keterangan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh beban kerja sebesar 21,5%

sedangkan sisanya 78,5% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model.

Analisis Pengaruh Spesialisasi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

Untuk mencari tingkat hubungan antara spesialisasi dan beban kerja dengan kinerja pegawai dapat dilihat dari tabel output korelasi pearson dibawah ini

Tabel 8

Output Korelasi Pearson

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,769

a

,591 ,579 1,74337

a. Predictors: (Constant), Beban_Kerja, Spesialisasi b. Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan r

hitung

pada variabel spesialisasi dan beban kerja adalah 0,769. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara spesialisasi dan beban kerja dengan kinerja pegawai. Dan dalam artian interpolasi koefisien korelasi kuat sesuai dengan ketentuan dan pedoman.

Dan untuk mengetahui besarnya pengaruh spesialisasi dan beban kerja terhadap variabel kinerja pegawai dapat diketahui dari nilai R square. yang dinyatakan dalam persentase untuk memberi interprestasi terhadap kuatnya hubungan koefisien korelasi dapat diketahui melalui koefisien determinasi.

Dari perhitungan nilai R square diatas diperoleh nilai sebesar 0,734. Maka dapat diperoleh keterangan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh spesialsasi dan beban kerja sebesar 73,4% sedangkan sisanya 26,6%

dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan

(14)

168 | P a g e model.

Hasi Uji Hipotesis Hipotesis 1

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa nilai t

hitung

faktor Spesialisasi Kerja sebesar 3,260 berpengaruh secara positif dan signifikan sebesar 0,002. Hipotesis Ha diterima karena thitung > t

tabel

(3,260 > 1,994) yang berarti bahwa faktor Spesialisasi Kerja (X

1

) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Hipotesis 2

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa nilai t

hitung

faktor Beban Kerja (X

2

) sebesar 2,330 berpengaruh secara positif dan signifikan sebesar 0,023. Hipotesis Ha diterima karena thitung >

ttabel (2,330 > 1,994) yang berarti bahwa faktor Beban Kerja (X

2

) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai.

Hipotesis 3

Dalam uji F ini untuk membuktikan apakah variabel spesialisasi kerja, dan beban kerja terhadap kinerja pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten, maka dilakukan uji F.

Tabel 9

Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

ANOVA

a

Model Sum of

Squares

df Mean Square

F Sig.

1

Regression 796,748 2 398,374 49,218 ,000

b

Residual 550,395 68 8,094

Total 1347,143 70 a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Beban_Kerja, Spesialisasi

Berdasarkan Tabel 9 bahwa nilai F hitung >

Ftabel (49,218 > 3,13) dengan hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yaitu (X

1

dan X

2

) faktor Spesialisasi Kerja dan faktor Beban Kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) Kinerja Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, yang dilakukan penulis maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor Spesialisasi Kerja (X

1

) dan faktor Beban Kerja (X

2

) sebagai variabel independen secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai. Dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar dari F tabel ( 49,218 >

3,13).

2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Kinerja Pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Povinsi Banten (Y) adalah Spesialisasi Kerja (X

1

), yang berdasarkan Uji t diperoleh nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung >

ttabel yaitu (3,260 > 1,994).

3. Berdasarkan perhitungan koefesien determinasi (R2), maka diperoleh nilai adjusted R Squar 0,734. Maka dapat diperoleh keterangan bahwa kinerja dapat dipengaruhi oleh spesialsasi dan beban kerja sebesar 73,4% sedangkan sisanya 26,6%

dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1 Variabel faktor Spesialisasi kerja dalam penelitian ini merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan mempengaruhi kinerja pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten. Hal ini dapat dilihat indikator faktor spesialisasi kerja bahwa pegawai dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu sebaiknya instansi lebih memperhatikan faktor ini dan mengelolanya (manage), hal ini berguna untuk menambah dan meningkatkan kinerja pegawainya pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Banten.

2 Variabel faktor Beban Kerja merupakan

variabel yang dominan kedua yang

merpengaruhi kinerja pegawai pada Satuan

Polisi Pamong Praja Provinsi Banten, oleh

sebab itu sebaiknya instansi lebih

memperhatikan faktor ini untuk lebih

meningkatkan kinerja pegawainya. Hal yang

perlu diperhatikan dan diperbaiki antara lain

instansi harus membagi beban kerja

pegawainya sesuai dengan kemampuannya

masing-masing sehingga tidak terjadi

penumpukan pekerjaan pada beberapa

pegawainya.

(15)

169 | P a g e 3 Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya tidak

hanya melihat pengaruh saja namun dapat menambah variabel atau faktor lain dalam menganalisis Kinerja pegawai seperti variabel kedisiplinan, variabel kepemimpinan, variabel motivasi, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Asep, Ishak dan Tanjung Hendri, 2008 Manajemen Motivasi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineke Cipta Jakarta

As’ad, Moh 2007, Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Liberty Jakarta.

Ghozali, Imam dan Arfan Ikhsan,, 2006. Metode Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan.

Grensing-Pophal, Lin. 2008. Human Resource Book. Jakarta : Prenada

Handoko, T. Hani, 2007, Manajemen, Penerbit BPFE, Yogyakarta

Hasibuan, M. S.P, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Herujito, Yayat M. 2010. Manajemen, PT.

Grasindo: Jakarta.

Irham, Fahmi. 2010, Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Alfabeta Bandung.

Mangkunegara, A.A Prabu, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT.

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mangkuprawira, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineke Cipta Jakarta.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nawawi, 2007, Perencanaan Sumber Daya Manusia untuk organisasi profit yang kompetetif, Gadjah Mada University Press

Panduan Pelatihan SPSS, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten

Riva’i, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2005.

Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta.

Siagian, 2007, Pengantar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung : CV Alfabeta.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Bisnis.

Bandung : CV Alfabeta.

Stoner, James A.F. and Charles Wankel, 1996.

Management, 3

rd

edition, Prentice-Hall International Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.

Suradinata, Ermaya, 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintahan, Pendekatan Budaya, Modal dan Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sopiah. Perilaku Organisasional. C.V.Andi Offset. Yogyakarta. 2008.

Tangkilisan, Hessel Nogi S, Drs,M.Si. 2006.

Manajemen Publik. Jakarta Gramedia Widiasarana Indonesia

Umar H, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan

Thesis Bisnis, Edisi Ke 2 cetakan ke 11,

PT. Rajagrafindo Persada 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan ( Chi Square ) di dapatkan nilai p= 0,001 sehingga dapat diketahui bahwa hipotesa kerja (Ha) diterima yang berarti

Bank Danamon Simpan Pinjam Cluster Surabaya 2, sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis 3 penelitian diterima. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

Praktik manajemen laba dalam hal ini dapat dilihat pada nilai discretionary accrual yang cenderung negatif yang menunjukkan bahwa perusahaan melakukan praktik manajemen laba

Abstrak. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan PPL mahasiswa pada Fakultas Teknik,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan pelayanan publik terhadap kepuasan masyarakat, ada pengaruh positif signifikan e-services quality terhadap

Masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebersyukuran, tingkat kebermaknaan hidup, dan hubungan antara kebersyukuran dengan kebermaknaan

Jika dalam waktu dua bulan setelah pemberhentian sementara dijatuhkan belum ada keputusan mengenai pemberhentian anggota Direksi berdasarkan ayat (3) maka

Tahap Refleksi (Reflecting).. Guru dan siswa sudah melaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan baik. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil observasi