• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Drama Seri Korea

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi Drama Seri Korea"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Drama Seri Korea

Sekitar tahun 2000, drama Asia, baik yang berasal dari Jepang, Korea atau Taiwan, mulai bermunculan dan „memperkenalkan diri‟ di Indonesia. Diawali dari Meteor Garden, drama Taiwan yang mengadaptasi cerita dari komik Jepang yang berjudul Hana Yori Dango, berhasil menarik perhatian para penggemarnya hampir di seluruh Asia, termasuk Indonesia. Kesuksesan drama Taiwan ini, membuat beberapa stasiun televisi swasta Indonesia mulai menyiarkan drama-drama Asia lainnya.

Gambar 1.1 Drama seri Korea Sumber : www.google.co.ic

Diantara ketiga drama Asia tersebut, drama Korea, terutama Korea Selatan, adalah drama yang paling banyak memiliki penggemar di Indonesia. Selain kebudayaan dan boyband, Korea memang terkenal dengan drama-dramanya yang memiliki kualitas bagus. Sudah tidak terhitung berapa banyak drama Korea terkenal yang pernah ditayangkan di Indonesia. Full House dan Princess Hours adalah dua

(2)

2 dari sekian banyak judul drama Korea yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia.

Kesuksesan drama Korea yang memiliki jumlah penggemar yang besar di Indonesia, terletak dari segi cerita yang sederhana namun bermakna, tidak seperti drama Jepang yang kadang terlihat agak kaku dengan alur ceritanya. Meskipun memiliki genre yang sama dengan kebanyakan drama Asia lainnya, yaitu percintaan, namun drama Korea menawarkan kisah cerita yang segar dibandingkan drama Asia lainnya.

Drama Korea memiliki kelebihan yang menjadi ciri khas tersendiri dibandingkan drama Asia lainnya, yaitu drama yang bergenre romantic-comedy. Meskipun awalnya bercerita mengenai komedi, namun drama tersebut selalu berakhir romantis, misalnya saja Full House, My Sassy Girl - Chun Hyang, My Girl, Princess Hours, Wonderful Life, dan masih banyak lagi. Full House adalah drama yang paling disukai oleh para penggemar drama Asia. Drama yang diperankan oleh Jung Ji Hoon, atau yang lebih dikenal dengan Rain, dan Song Hye Gyo yang menceritakan tentang seorang artis dan penulis novel yang terlibat dengan kawin kontrak. Drama yang bergenre romantic-comedy ini tentu saja mendapat fans yang banyak karena cerita yang ditawarkan tidak biasa dan dengan ditambah akting kedua pemain yang sangat apik dalam memerankan karakter mereka.

Selain itu, drama Korea juga terkenal dengan kisah cinta yang sedih, contohnya Sad Sonata (Sad Love Song), A Moment To Remember, dan lainnya. Kedua drama tersebut adalah contoh dari drama yang mampu membuat penontonnya menitikkan air mata karena

(3)

3 kisah sedih yang diceritakan. Salah satu contoh drama tragedi Korea adalah A Memories Of Bali. Drama yang menceritakan tentang konflik percintaan dan perebutan kekuasaan hingga pembunuhan ini mengambil setting di Indonesia, tepatnya di Bali.

Drama Korea juga menawarkan kisah yang berbeda namun menarik pada setiap dramanya. Misalnya saja The Great Queen Of Seon Deok dan Jumong. Queen Seon Deok adalah drama yang menceritakan tentang kisah raja wanita pertama di Korea. Meskipun drama ini adalah drama sejarah, namun langsung mendapat antusias yang luar biasa hanya dalam waktu yang singkat dari para penggemar drama Korea.

Tidak seperti telenovela yang kebanyakan penggemarnya adalah kaum ibu, drama Korea disukai hampir seluruh kalangan, baik remaja sampai orang dewasa. Tidak hanya kaum hawa saja yang tertarik dengan kisah drama Korea, belakangan ini kaum Adam pun tertarik mengikuti perkembangan drama Korea.

Kesuksesan drama-drama Korea, tidak terlepas dari ide kreatifitas dan imajinasi yang dikembangkan oleh para pekerja seni.

Mereka berusaha mengangkat kebudayaan dan masalah sehari-hari masyarakat Korea melalui drama yang mereka buat. Kisah yang tidak bertele-tele dan „seadanya‟ membuat masyarakat hampir di seluruh Asia menyukainya, bahkan sampai dialih bahasakan ke beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Kebudayaan popular hadir secara luas dengan dukungan kemajuan teknologi saat ini sehingga dapat diproduksi, didistribusi, dan direproduksi secara cepat untuk konsumsi secara besar.

Kebudayaan popular seperti bersifat komersial, diperjualbelikan untuk memenuhi kebutuhan selera pasar akan hiburan. Televisi sangat erat kaitannya dengan budaya popular. Contoh hasil-hasil kebudayaan popular adalah film televisi, sinetron, reality show, konser musik, talkshow dan banyak lagi (John Storey2006 : 12).

Popular culture atau sering disebut budaya pop mulai mendapat tempat dalam kehidupan manusia di Indonesia. Televisi di Indonesia saat ini banyak menampilkan acara dengan ciri khas yang berbeda-beda. Salah satu stasiun televisi yang mempunyai ciri khas khusus adalah Indosiar yang sering menayangkan film, drama, musik yang ber-genre Korea.

Saat ini televisi sebagai media penyimpanan informasi dan hiburan sangat dibutuhkan masyarakat. Melalui tayangan yang disajikan, pemirsa televisi mendapat banyak manfaat diantaranya menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan, serta sebagai hiburan sehari-hari (Bambang 2000 : 83).

Demam Korea (korean wave) saat ini telah memasuki negeri Indonesia. Hal itu diakibatkan penyebaran dan pengaruh budaya Korea di Indonesia, terutama dari film, drama, musik dan pernak-pernik yang telah tersebar di kalangan masyarakat Indonesia (Jimoondang 2008:59).

(5)

5 Drama dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002:257) memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.

Ketiga, kejadian yang meyedihkan.

Drama Korea adalah produk budaya popular Korea pertama yang berhasil masuk menguasai pasar Indonesia. Drama Korea pertama hadir di layar kaca Indosiar pada tahun 2002 berjudul Endless Love. Setelah itu banyak drama seri Korea yang bermunculan di stasiun televisi Indonesia antara lain Winter Sonata, Princess Hours, Full House, Boys Before Flowers, My sassy Girl. Hingga tahun 2011 terdapat sekitar 50 judul drama Korea telah tayang di layar kaca Indonesia (Jimoondong 2008 : 59).

Mengacu pada banyaknya jumlah penggemar Korea saat ini, maka terbentuklah basis penggemar Korea yang dikenal dengan sebutan Korean Lovers. Mereka secara rutin saling bertemu dan berkomunikasi, saling tukar menukar informasi.Bahkan mengganti nama-nama panggilan mereka dengan nama-nama Korea. Contohnya terjadi pada Ivana Yuristira (19 tahun) yang mengganti nama panggilannya menjadi Unnie Ivana, “unnie” adalam bahasa Korea diartikan sebagai panggilan untuk kakak perempuan. Cara bicara mereka juga unik, yaitu dengan menyelipkan istilah-istilah dalam bahasa Korea seperti “annyeonghaseyo (halo), Jal Gayo (Sampai jumpa), Mannaseo bangawoyo (senang bertemu denganmu), ne (iya),

(6)

6 aniyo (tidak), gomasseuimnida (terima kasih), mian hamnida (maaf), chukahaeyo (selamat), kwaenchanayo (tidak apa-apa)”.

Tidak sampai disitu saja, mereka juga terobsesi untuk mempelajari bahasa Korea. Efeknya, saat ini tempat kursus bahasa Korea semakin menjamur, contohnya salah satu tempat kursus bahasa yaitu Balai Bahasa UPI juga kebanjiran siswa yang ingin belajar bahasa korea. Balai Bahasa UPI membuka kelas bahasa korea dengan biaya Rp.215.000/bulan. Tak ketinggalan pula, segala atribut yang berlabel Korea menarik minat mereka, mulai dari produk-produk elektronik seperti Samsung dan LG , alat make-upseperti Etude House dan The Face Shop , store fashion yang menjual fashion Korea seperti store Muji yang berada di Paris Van Java dan Bandung Super Mall, serta restoran makanan khas Korea. Mereka berusaha untuk menunjukkan identitas mereka lewat produk-produk yang mereka gunakan sehingga tampak seperti orang Korea.

Pada umumnya, remaja menonton tayangan yang sifatnya romantis, menghibur, lembut, dan menjual segala macam khayalan yang tak mungkin ada di dunia nyata.Itulah sebabnya mereka senang sekali menonton sinetron dan drama seri yang banyak menampilkan adegan romantis, dan lebih banyak menonjolkan mode pakaian para pemainnya.

Perilaku remaja yang meniru gaya dalam drama Korea membuat para remaja menjadi korban mode, para remaja membeli apa saja yang dilihatnya dalam drama seri Korea serta apa yang digunakan idola meraka, hal ini berdampak kepada perilaku konsumtif dan remaja lebih menonjolkan perilaku imitasi seperti meniru gaya berpakaian,

(7)

7 cara berbicara, hingga sikap yang digambarkan tokoh dalam drama seri korea.

Fenomena menarik tentang perilaku remaja yang banyak meniru gaya berpakaian di drama seri Korea membuatpeneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh menonton tayangan drama seri Korea terhadap perilaku imitasi pada remaja Bandung.

Selain itu, informasi yang berkembang pada remaja melalui media massa seperti televisi mengenai perkembangan mode di Korea membuat remaja semakin tertarik untuk menonton drama seri Korea.

Objek penelitian adalah Komunitas Korean di Bandung yang berumur 13 tahun hingga 21 tahun. Bandung Korea Community merupakan komunitas budaya yang berdomisili di Bandung.

Kegiatannya diantara lain mengenal kebudayaan Korea, belajar bahasa Korea gratis, dan pengembangan potensi lainnya. Program kerja diadakan setiap 2 minggu sekali dengan materi, belajar bahasa Korea (terbagi atas kelas pemula dan lanjutan), mengenal kebudayaan dan sejarah Korea, nonton MV terbaru, info musik, film dan drama terbaru.

Untuk Kelas Khusus kami memiliki hansamo act (Bekabaret), hansamo dancer, modern dance, voice of Hansamo, hansamo literacy, hansamo Manhwa, hansamo Movie Discussion, hansamo B-boys.

Bandung korea Community berdiri sejak 10 september 2009 dengan jumlah anggota 850 orang yang sebagian besar anggotanya adalah remaja berumur 13-23 tahun. Kegiatan hansamo didukung penuh oleh Korean Association Bandung dan Kedutaan Besar Republik Korea.

(8)

8 Mengapa peneliti mengambil objek remaja berumur 13 tahun hingga 21 tahun , berdasarkan pengertian remaja menurut Sarwono (2009 : 72) masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran.

Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun, di masa remaja manusia tidak dapat disebut dewasa tetapi tidak dapat disebut anak-anak.

Perilaku remaja yang meniru gaya perpakaian dalam drama seri Korea ini membuat remaja menjadi korban mode. Dari korban mode itu membuat remaja membeli apa saja yang dilihat dalam drama tersebut agar dapat terlihat seperti tokoh di dalam drama yang ditayangkan. Perilaku tersebut membuat remaja cenderung hanya meniru apa yang mereka liat sehingga muncul perilaku imitasi terhadap remaja yang menonton tayangan drama seri Korea.

Contohnya, banyak remaja yang mengikuti gaya berpakaian dalam drama seri Korea. Dalam drama Korea para aktor dan aktris sering menggunakan coat, sehingga banyak sekali remaja yang menggunakan coat yang mirip dengan yang digunakan para tokoh di dalam drama seri Korea.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh terpaan tayangan drama seri Korea terhadap perilaku imitasi pada remaja di kota Bandung. Peneliti beranggapan bahwa tayangan drama seri Korea menyebabkan banyak remaja di Bandung yang meniru mode pakaian, rambut, sepatu, tas serta

(9)

9 aksesoris. Selain itu juga banyak remaja yang meniru carabicara, cara makan serta apapun yang ada di drama Korea.

Contoh kasus pada remaja di Bandung dapat terlihat dari beberapa remaja yang sangat memperlihatkan identitas Korean Lovers-nya , contohnya adalah Merdiana Savitri seorang remaja putri berumur 20 tahun yang mengaku menyukai drama Korea sejak tahun 2004 silam. Merdiana mulai menjadi salah seorang Korean lovers setelah ia menonton drama seri Korea berjudul Full House yang menyajikan kisah cinta yang lucu dan mengharukan. Banyak pengaruh yang dirasakan Merdiana setelah mengkonsumsi produk budaya pop Korea ini, Merdiana menjadi sering menggunakan pakaian yang mirip dengan pakaian dalam drama Korea.Selain itu Merdiana sering mengkoleksi poster idola Korea didalam kamar dan membeli aksesoris Korea. Perilaku yang paling mendasar yang dirasakan Merdiana adalah cara bicara dalam kesehariannya mulai dengan berbicara menggunakan logat Korea, serta menggunakan kata-kata berbahasa Korea seperti “Gamsahamnida” , “annyeonghaseheo” dll.

Pengaruh drama seri Korea tidak hanya dirasakan oleh penggemar wanita namun juga pada penggemar pria. Contoh kasus pengaruh drama seri Korea juga dirasakan oleh seorang mahasiswa bernama Rachmat Akbar berumur 21tahun. Rachmat mengaku mulai menyukai produk popular dari Korea sejak tahun 2008, ia melihat tayangan drama seri Korea Boys Before Flower (BBF) yang ditayangkan salah satu stasiun televisi Indosiar. Sejak saat itu Rachmat mulai menekuni kesukaannya akan produk Korea mulai dari mengkonsumsi drama seri Korea sampai dengan menyukai musik-

(10)

10 musik yang berasal dari negeri ginseng tersebut. Pengaruh yang signifikan yang dirasakan oleh Rachmat adalah peniruan gaya rambut dari para aktor drama seri Korea, selain itu Rachmat mengakui mengagumi tokoh Go Jun pyo dalam seri drama Korea yang terkesan dingin dan keren sehingga secara tidak langsung mempengaruhi sikap dan pola fikir Rachmat untuk mengikuti karakter yang digambarekan Go Jun Pyo dalam drama seri BBF.

Dalam penggunaan bahasa Korea salah satu responden bernama Rachmat umur 22 tahun termasuk yang sering menggunakan bahasa Korea dalam kesehariannya. Mulai mengganti sapaan

“hai.hallo,apakabar” dengan kata “annyeonghaseyo” tak hanya kata sapaan bahasa sehari-hariyang sering digunakan Rachmat adalah “ Jal gayo, Gomawo, Baekopayo, aniyo, ne,” karena menurut penuturan Rachmat bahasa Korea sangat sopan dan lebih mudah digunakan dibandingkan bahasa asia lainnya.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Seri Korea terhadap Perilaku Imitasi Pada Remaja di Bandung”.

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menetapkan rumusan masalah penelitian yaitu seberapa besar pengaruh terpaan tayangan drama seri Korea terhadap perilaku imitasi pada remaja dibandung.

Peneliti menetapkan identifikasi masalah berdasarkan rumusan masalah, yaitu :

(11)

11 1. Bagaimana tingkat terpaan tayangan drama seri Korea

pada remaja di Korean Community Bandung ?

2. Bagaimana perilaku imitasi yang ditimbulkan remaja di Korean Community Bandung ?

3. Seberapa besar pengaruh terpaan tayangan drama seri Korea terhadap perilaku imitasiterbuka pada remaja di Korean Community Bandung ?

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dapat disimpulkan, yaitu :

1. Untuk mengetahui tingkat terpaan tayangan drama seri Korea pada remaja di Korean Community di Bandung.

2. Untuk mengetahui perilaku imitasi yang ditimbulkan remaja di Korean Community Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh drama seri Korea terhadap perilaku imitasi terbuka pada remaja di Korean community Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa kegunaan dan manfaat bagi pihak pihak terkait, antara lain :

1. Dari segi akademis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya Ilmu komunikasi

(12)

12 b. Dapat dipakai sebagai acuan bagi penelitian-penelitian

sejenis untuk tahap selanjutnya.

2. Dari segi Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam memahami fenomena merebaknya kegemaran masyarakat akan drama Korea.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang gaya hidup penggemar Korea.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam penulisan ini terbagi menjadi lima bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang permasalahan yaitu suatu hal yang ingin dibahas mengenai pengaruh terpaan drama seri Korea di Indonesia terhadap perilaku imitasi di kalangan remaja Bandung. Rumusan masalah mengenai seberapa besar pengaruh terpaan drama Korea terhadap perilaku imitasi remaja di Bandung. Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya pengaruh yang terjadi, dan manfaat penelitian dari segi akademis dan praktis serta sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Berisi tentang teori-teori yang relevan dengan judul skripsi yang akan diteliti. Teori-teori tersebut akan dijadikan landasan dalam penelitian.

(13)

13 BAB III METODELOGI PENELITIAN

Berisi tentang metode penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunkanan adalah eksplanatif, pendekatan kuantitatif dengan metode survey.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini ialah remaja usia 13 tahun sampai dengan 21 tahun di Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah dengan penyebaran kuesioner terbuka, observasi dan kepustakaan.Teknik analisis data serta waktu dan lokasi penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab analisis dan pembahasan berisi tentang hasil yang menguraikan secara umum dan mendalam konteks dan sasaran penelitian berupa objek dan lokasi penelitian yang terkait dengan menggunakan pendekatan yang telah ditetapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab kesimpulan dan saran berisi tentang temuan-temuan dan hasil penelitian dan pembahasan, serta saran-saran teoritis tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian: (1) konsep diri peserta didik kelas X di SMAK 2 BPK Penabur Bandung penonton drama seri korea pada kategori tinggi termasuk dalam kategori

Penelitian kedua dengan judul “ Analisis perilaku imitasi dikalangan remaja setelah menonton drama seri korea di Indosiar (studi kasus perumahan pondok. karya

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada pembaca ataupun masyarakat tentang konstruksi sosial drama Korea terhadap gaya hidup remaja

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perilaku Imitasi Fashion Drama Romance Korea di Video On Demand Oleh

Aktivitas menonton drama seri Korea digunakan sebagai salah satu upaya eksplorasi (exploration) yaitu usaha mencari informasi dan pemahaman yang mendalam. Secara spesifik

Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel menonton drama Korea X terhadap terhadap variabel perubahan perilaku remaja Y adalah sebesar 53.1% dan sisanya

Berdasarkan pada uraian latar belakang serta fenomena-fenomena yang terjadi diatas maka sangat tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH KOMPENSASI, GAYA