BAB II
KAJIAN TEORITIS
a. Teori Kultivasi
“Televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering” (dalam Severin dan Tankard, 2001:268). Gerbner
menamakan proses ini sebagai kultivasi karena televisi dipercaya dapat berperan
sebagai agen penghomogen dalam kebudayaan. Bagi Gerbner, dibandingkan
media massa yang lain, televisi telah mendapatkan tempat yang signifikan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga mendominasi “lingkungan simbolik” kita, dengan
cara menggantikan pesannya tentang realitas bagi pengalamannya pribadi dan
sarana mengetahui dunia lainnya(McQuail,1996:254).
Gerbner menandaskan, media massa khususnya televisi diyakini memiliki
pengaruh besar atas sikap dan perilaku penontonnya (behavior effect). Mereka
yang menonton drama Korea ini perlahan-lahan dipengaruhi oleh
tayangan-tayangan yang ditayangkan di dalam drama Korea tersebut sehingga terbangun
persepsi bahwa apa yang mereka lihat dari tayangan tersebut adalah hal nyata
terjadi dalam kehidupan sehari-hari meskipun itu semua adalah rekayasa.
Menurut teori kultivasi, televisi menjadi media atau alat utama di mana para
penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Persepsi
apa yang terbangun dibenak penonton tentang masyarakat dan budaya sangat
ditentukan oleh televisi, ia belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya,
serta adat kebiasaannya.
Teori kultivasi melihat media massa sebagai agenda sosialisasi, dan
menemukan bahwa penonton televisi dapat mempercayai apa yang ditampilkan
b. Efek Media
Efek media merupakan perubahan perlaku setelah manusia diterpa pesan yang
cukup kuat melalui media massa. Efek media juga dapa diartikan sebagai dampak
dari kehadiran sosial yang dimiliki oleh media, serta menyebabkan perubahan
pengetahuan, sikap dan tingkah laku manusia akibat terpaan tersebut. Denga itu
manusia tidak lepas dari pengaruh media massa tersebut, dikarenakan setiap
harinya manusia selalu dipenuhi oleh informasi yang dikomunikasikan melalui
media.
c. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan
Dibawah ini merupakan penelitian dan jurnal ilmiah mengenai pengaruh
budaya korea setelah menonton drama korea terhadap mahasiswa
Penelitian pertama dengan judul “Pengaruh K-Pop terhadap gaya hidup
imitasi kaum muda di Yogyakarta” dengan penelitiannya Unggul Kurnia Dewi.
Konsep ini untuk mengetahui proses perilaku imitasi atau peniruan nilai-nilai
K-pop yang dilakukan oleh kaum muda di Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini
adalah dalam melakukan imitasi atau peniruan pastilah terdapat faktor yang
mendorong seorang penggemar tersebut untuk melakakukan imitasi. Berdasarkan
analisi dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
penggemar ini mengimitasi atau menirukan K-pop menjadi bagian dari perilaku
yang dilakukan sehari-hari.
Penelitian kedua dengan judul “Analisis perilaku imitasi dikalangan remaja setelah menonton drama seri korea di Indosiar (studi kasus perumahan pondok
karya lerstari sei kapih Samarinda)” dengan penelitiannya Yessi Paradina Sella.
Konsep ini dapat diartikan bahwa terdapat perilaku yang dihasilkan setelah
menonton tayangan drama seri korea di Indosiar yang disajikan dengan kurun
waktu yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
remaja yang mengalami perubahan akibat paparan secara rutin oleh media televisi
melalui drama seri Korea di Indosiar. Perubahan tersebut adalah perilaku meniru
cara berpakaian dan memakai make up secara keseluruhan atau kita sebut dengan
perilaku imitasi. 2. Dari keenam informan yang kita ambil dari dua RT berbeda
yang secara keseluruhan tidak menyadari apa yang mereka lakukan sebenarnya itu
hanya akan mengubah jati diri mereka menjadi orang lain dengan melakukan
perilaku meniru atau perilaku imitasi yang tanpa disadarinya. Bentuk perilaku
imitasinya itu berupa memakai pakaian (baju, rok, celana) yang mengikuti
idolanya yang memakai busana berpotongan rendah yang jauh dari norma
ketimuran kita serta perilaku imitasi lainnya adalah memakai make up yang
seharusnya belum mereka lakukan diusia dini.
Penelitian ketiga dengan judul “Analisis gaya hidup remaja dalam
mengimitasi budaya pop korea melalui televisi (studi kasus pada siswa SMA
Negeri 9, Manado)” dengan penelitiannya Olivia M. Kaparang. Konsep ini untuk
mengetahu gaya hidup dalam mengimitasi budaya pop korea. Hasil penelitian ini
adalah :
1. Para remaja di Indonesia terlebih khusus pada siswa SMAN 9, Manado
mengimitasi budaya pop Korea yang saat ini sangat populer dalam kalangan
masyarakat. Budaya pop Korea yang diimitasi lebih kearah fashion Korea. Mereka
tanpa ragu berpakaian layaknya remaja Korea atau artis-artis Korea di dalam
keseharian mereka.
2. Proses perkembangan dan pengimitasian mereka terhadap budaya pop
Korea semakin meningkat sejalan dengan perkembangan teknologi dan informasi
melalui mediamassa, terlebih khusus melalui televisi. Mereka rela menyediakan
banyak waktu hanya untuk dapat menyaksikan sosialisasi budaya lain.
3. Proses pengimitasian para remaja ini, memperlihatkan terjadinya sebuah
pergeseran kekaguman terhadap budaya sendiri. Nampak dengan jelas proses
mereka mengimitasi budaya pop korea dengan cara berpakaian serta bergaya
Korea.
Penelitian keempat dengan judul “HUBUNGAN TAYANGAN VARIETY SHOWRUNNING MAN TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF
RUNNERS(Studi PerilakuKonsumtif Runners pada Mahasiswa Universitas Kristen
Satya Wacana SalatigaJawa Tengah). Konsep ini untuk mengetauhi perilaku
konsumtif Runnerrs pada mahasiswa. Hasil penelitian ini adalah : Hubungan
tayangan Running Man terhadap Perilaku Konsumtif, mempunyai hubungan yang
cukup kuat terhadap perubahan perilaku responden dalam kegiatan konsumtif.
Besar angka korelasi yang diperoleh 0.492 dengan arah korelasi yang positif.
Karena besarnya r-Hitung 0.492 lebih besar dari pada r-Tabel 0.284, artinya
terdapat hubungan yang signifikan antara menonton tayangan Running Man
terhadap perilaku konsumtif Runners.
Sedangkan penelitian dari penulis sendiri tentang menggunakan kosa kata
bahasa korea dalam pergaulanya di dunia nyata maupun di dunia maya olehsesama
mahasiswa FISKOM UKSW. Konsep dari penelitian penulis sendiri adalah untuk
mengetahui mengapa mahasiswa menggunakan kosa kata bahasa korea dalam
pergaulannya di dunia nyata maupun di dunia maya oleh sesama mhasiswa.
Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari
penelitian ini adalah kita dapat mengetahui mengapa mahasiswa FISKOM UKSW
d. Kerangka Pikir
Penjelasan dari kerangka pikir ini adalah penggunaan kosa kata bahasa korea
dalam pergaulan dikalangan mahasiswi-mahasiswa di Fiskom UKSW. Media massa
seperti Televisi banyak menanyangkan program-program atau tayangan-tayangan
termasuk Drama Korea. Drama Korea yang sering dilihat atau ditonton oleh masyakat
terutama mahasiswi-mahasiswa tersebut secara tidak langsung menampilkan
budaya-budayanya seperti kosa kata Bahasa Korea. Penggunaan kosa kata yang sering
digunakan oleh mahasiswi-mahasiswa di Fiskom UKSW sehari-hari dan alasan
mahasiswa Fiskom UKSW menggunakan kosa kata tersebut. Penggunaa Kosa Kata
Bahasa Korea tersebut, sebagai komunikasi lisan maupun komunikasi tertulis dalam Komunikasi lisan atau
tertulis dengan bahasa korea
- Penggunaan kosa kata
- Alasan mahasiswa Fiskom UKSW Media Massa
(Televisi)
Budaya Korea Drama Korea
Bahasa Korea. Dalam hal ini, menuurut teotri Kultivasi ini memberikan kesan bahwa
Televisi sampai saat ini mempunyai dampak yang sangat kuat pada