• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan

BPJS ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program pemerintah yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja berdasarkan mekanisme asuransi sosial.

Sebagai badan hukum publik yang bergerak dalam bidang asuransi sosial BPJS ketenagakerjaan yang dahulu bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana undang-undang jaminan sosial tenaga kerja.

BPJS ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (Jaminan sosial tenaga kerja), yang dikelola oleh PT. Jamsostek (persero), namun sesuai UU N0. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014.

BPJS Kesehatan dahulu bernama Askes bersama BPJS ketenagakerjaan merupakan program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. BPJS kesehatan mulai beroprasi sejak 1 januari 2014, sedangkan BPJS ketenagakerjaan yang mulai berlaku 1 januari 2014, dan mulai beroperasi paling lambat 1 Januari 2015 menyelanggarakan program jaminan kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun dan program jaminan kematian bagi peserta.

1.1.2 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan

Sejarah terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu bernama Jamsostek mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947

(2)

jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan".

Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada

(3)

pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT.

Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.

Pada tahun 2014 pemerintah menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagai program jaminan sosial bagi masyarakat sesuai UU No. 24 Tahun 2011, Pemerintah mengganti nama Askes yang dikelola PT. Askes Indonesia (Persero) menjadi BPJS Kesehatan dan mengubah Jamsostek yang dikelola PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

1.1.3 Visi & Misi BPJS Ketenagakerjaan Visi

Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan

Misi

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi :

(4)

 Tenaga kerja : Memberikan yang layak bagi tenaga kerja dan keluarga

 Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.

 Negara : Berperan serta dalam pembangunan.

1.1.4 Logo Perusahaan BPJS Ketenagakerjaan

Gambar 1.1

Logo perusahaan BPJS Ketenagkerjaan Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Logo_BPJS_Ketenagakerjaa n.jpg

1.1.5 Struktur organisasi

Kepala Cabang

Kepala Bidang Pemasaran

Kepala Bidang Layanan

Kepala Bidang Umum dan SDM

Kepala Bidang Keuangan dan TI Pengawasan

dan

pemeriksaan Sekertaris

(5)

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sumber : BPJS Ketenagakerjaan

Latar Belakang Penelitian

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang bergerak dibidang asuransi dan jaminan ketenagakerjaan untuk seluruh pekerja yang ada di Indonesia.

BPJS Ketenagakerjaan menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) merupakan modal dan kekuatan yang harus dimiliki setiap institusi atau perusahaan, untuk keberlangsungan berjalannya sebuah perusahaan maka pemberian jaminan berupa kesejahteraan, jaminan keamanan dan perlindungan kepada SDM perlu diberikan dengan harapan dapat menciptakan kepuasan kerja diantara karyawan. Seperti dijelaskan oleh Sudarmanto (2009) SDM dianggap sebagai salah satu faktor sangat penting karena termasuk faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan, baik pada organisasi publik maupun private. Sehingga, sudah seharusnya SDM dikelola secara tepat salah satunya dengan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawannya.

Fenomena PT Jamsostek (Persero) yang bertransformasi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan, tentunya akan mempunyai banyak perubahan di dalam internal perusahaan baik secara struktur organisasi, tujuan organisasi, sistem kerja dan budaya

Marketing officer

Relationship officer

Penata Madya Administrasi dan Pemasaran

Penata Madya Pelayanan

Customer Service Officer

Penata Madya SDM

Penata Madya Umum

Penata Madya Arsiparis

Penata Madya Keuangan

Penata Madya TI

Penata Muda Keuangan

(6)

organisasi yang akan mempengaruhi kinerja kerja karyawan BPJS ketenagakerjaan.

Dalam kondisi tersebut, para karyawan dituntut untuk bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja merupakan salah satu persoalan tersendiri yang harus diperhatikan, karena berhubungan dengan orang yang melakukan suatu pekerjaan dan mempengaruhi produktivitas mereka dalam melaksanakan pekerjaannya.

Oleh sebab itu perusahaan harus memperhatikan masalah karyawannya, baik itu dari segi upah, fasilitas yang di sediakan, peralatan yang digunakan, serta komunikasi atasan dan bawahan. Dessler (2000) menyatakan bahwa kepuasan kerja antara lain mempunyai peran untuk mencapai produktifitas dan kualitas standar yang lebih baik, membangun kekuatan kerja yang lebih stabil, serta penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien.

Penulis membuat pra kuisioner yang bertujuan untuk mengetahui aspek kepuasan kerja yang masih rendah di BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang. Kuisioner tersebut diajukan kepada keryawan yang berjumlah 20 orang.

Tabel 1.1 Pra Kuisioner

Pernyataan Kenyataan Jumlah

Sts ts cs s ss Perusahaan memberikan penghargaan yang sesuai

sebagai apresiasi dari prestasi yang di raih.

2 4 8 5 1 20

Perusahaan memberikan pengakuan kepada karyawan atas apa yang sudah di raih.

1 5 8 4 2 20

(7)

Perusahaan memberikan tanggung jawab yang sesuai dengan job description pada masing-masing karyawan.

1 6 9 2 2 20

Setiap karyawan di tempatkan pada bidang yang sesuai dengan kemampuan dan skill yang dimilik.

1 1 4 11 3 20

Perusahaan memberikan kompensasi sesuai dengan tingkat pekerjaan dan jabatan karyawan.

2 8 8 1 1 20

perusahaan menyediakan jaminan berupa asuransi kesehatan untuk menjamin keamanan dan keselamatan karyawan dalam bekerja

8 10 2 20

Kondisi lingkungan kerja nyaman dan mendukung karyawan untuk dapat menjalankan aktivitas dengan baik.

7 12 1 20

Perusahaan memberikan kejelasan terkait kepastian status karyawan sebagai tenaga tetap atau outsourcing.

2 14 4 20

Prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan mampu dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh karyawan

3 7 4 4 2 20

hubungan antar karyawan dan atasan berlangsung dengan baik sehingga tercipta keharmonisan dalam hubungan dan komunikasi.

1 3 8 5 3 20

Jumlah 11 34 66 68 21 20

(8)

Berikut merupakan hasil keseluruhan yang di dapat setelah menjumlahkan pada tiap kolom kuisoner yang berjumlah 20 orang, angka di tiap kolom menunjukan jumlah dari orang yang memilih kolom tersebut.

Dilihat dari hasil data survey diatas, yang memilih kolom tidak setuju (ts) sebanyak 34 dan yang memilih kolom sangat tidak setuju (tst) berjumlah 11. Diduga ada 2 aspek kepuasan kerja karyawan yang masih rendah seperti kompensasi yang dibuktikan dengan jumlah 8 orang memilih kolom tidak setuju (ts) dan 2 orang memilih sangat tidak setuju (sts), sedangkan pada aspek prosedur yang di berlakukan pada BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang dapat di lihat dari jumlah orang 7 orang memilih kolom tidak setuju (ts) dan 3 orang memilih sangat tidak setuju (sts). Kompensasi merupakan salah satu pemicu ketidak puasan karyawan, hal ini didukung oleh hasil riset Caugemi dan Claypool yang di kutip oleh As’ad (2000), menemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja adalah supervisor, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, dan gaji. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja adalah penghargaan, pujian, prestasi, dan kebaikan jabatan. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui wawancara dan survey menunjukan bahwa kompensasi yang dirasakan setelah menjadi BPJS Ketenagakerjaan mengalami penurunan dibandingkan pada saat masih dalam perusahaan Jamsostek, salah satu diantaranya yaitu adanya tunjangan yang dihilangkan yaitu tunjangan Kompetensi. Menurut Siagian (2011) organisasi sebaiknya dapat membuat, suatu sistem kompensasi yang dapat mendorong adanya kepuasan kerja bagi karyawanya, yang pada gilirannya akan membentuk sikap positif dan produktif.

Selain kompensasi, prosedur yang di berlakukan pada perusahaan pun mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Prosedur yang ada akan menjadi ukuran terhadap beban kerja yang di terima oleh karyawan. Bila

(9)

perusahaan memberikan prosedur yang sulit dilakukan bagi karyawan atau tidak sesuai maka akan ada kemungkinan karyawan untuk mangkir dari pekerjaan tersebut. Webster dalam Lysaght, et al. (1989) mengemukakan sudut pandang dalam mendefinisikan beban kerja, Ia mengemukakan beban kerja sebagai a) jumlah pekerjaan atau waktu bekerja yang diharapkan dari/diberikan kepada pekerja dan b) total jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh suatu departemen atau kelompok pekerja dalam suatu periode waktu tertentu. Di dalam prosedur yang ada pada BPJS Ketenagakerjaan, ada beberapa pekerjaan yang harus di kerjakan oleh bidang lain seperti pencetakan kartu kepesertaan yang seharusnya dilakukan oleh bidang pemasaran akan tetapi dikerjakan oleh bidang IT.

Hal tersebut jelas sekali tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku, dan akan menambah beban kerja pada bidang lain.

Terkait dengan kesediaan perusahaan untuk di jadikan objek penelitian dan adanya indikasi permasalahan kepuasan kerja di perusahaan yang dapat di lihat dalam latar belakang penelitian serta belum adanya penelitian sebelumnya di perusahaan ini yang meneliti tentang kondisi kepuasan kerja karyawan, maka penulis memutuskan memilih BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang sebagai objek penelitian.

Berdasarkan gambaran dan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tetang permasalahan kepuasan kerja ini yang dituangkan dalam sebuah tulisan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis kepuasan kerja karyawan dengan menggunakan IPA pada karyawan BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang”

Perumusan masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

(10)

1. Seberapa besar persepsi terhadap kepuasan kerja karyawan BPJS ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang?

2. Seberapa besar harapan terhadap kepuasan kerja karyawan BPJS ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang?

3. Indikator apa saja yang penting dan perlu diperbaiki dalam kepuasan kerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang?

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar persepsi terhadap kepuasan kerja karyawan pada BPJS ketenagakerjaan cabang jakarta mampang.

2. Untuk mengetahui seberapa besar harapan terhadap kepuasan kerja karyawan pada BPJS ketenagakerjaan cabang jakarta mampang.

3. Untuk mengetahui indikator apa saja yang penting dan perlu diperbaiki dalam kepuasan kerja karyawan BPJS Ketenagakerjaan cabang Jakarta Mampang.

Manfaat penelitian

1. Mampu memberikan pengetahuan tersendiri bagi penulis terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

2. Menjadi sumber informasi atau pemikiran untuk dipertimbangkan perusahaan tentang persoalan kepuasan kerja.

3. Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, terutama bagi siapa saja yang ingin meneliti lebih jauh tentang kepuasan kerja karyawan.

Sistematika Penulisan Tugas Akhir A. BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara ringkas mengenai gambaran umum perusahaan BPJS Ketenagakerjaan saat ini, latar belakang masalah,

(11)

perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan rumusan masalah yang dirumuskan.

C. BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, jenis data dan teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai persepsi dan harapan kepuasan kerja pada BPJS Ketenagakerjaan yang akan diuraikan dengan jelas mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari perumusan masalah yang telah ditetapkan.

E. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan terhadap hasil penelitian, dan juga diberikan saran-saran baik untuk BPJS Ketenagakerjaan saat ini ataupun untuk penelitian selanjutnya

Gambar

Gambar 1.2  Struktur Organisasi  Sumber : BPJS Ketenagakerjaan
Tabel 1.1  Pra Kuisioner

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian kali ini, metode deskriptif verifikatifdengan pendekatan kuantitatiftersebut digunakan untuk menggambarkan dan menguji pengaruh dari Pergantian

[r]

[r]

produk baru dari BASF yang berfungsi sebagai water reducing (superplastisizer type f ), dikembangkan diutamakan untuk industri beton dimana daya tahan terhadap

Acuan biaya yang ditampilkan pada LCD dan yang dikirimkan pada Server menggunakan acuan biaya PDAM daerah Salatiga yang ada di segmentasi rumah tangga. bagian

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis berasumsi bahwa kualitas hidup dari pasien gagal ginjal kronik dengan comorbid hipertensi lebih baik dibandingkan dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan yang menyatakan diduga bahwa fokus pelanggan dan kerjasama tim

Isolasi, Identifikasi Dan Profil KLT Metabolit Jamur Endofit Dari Agave amaniensis..