• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.( Nursalam, 2007)

Menjadi ODHA (Orang Dengan HIV - AIDS) merupakan suatu yang berat dalam hidup, dimana permasalahan yang kompleks selalu dihadapi setiap hari, bukan hanya berurusan dengan kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang disertai dengan stigma sosial yang sangat diskriminatif. Tentunya secara otomatis bukanlah hal yang mudah diterima. Seseorang akan merasa bahwa dirinya tidak berguna, tidak ada harapan, takut, sedih, marah dan muncul perasaan lainnya.

Bagi orang yang dinyatakan positif HIV pasti akan mengalami atau menghadapi isu – isu kompleks seperti permasalahan bio, psiko, sosial dan spiritual.

( Departemen Kesehatan RI, 2003)

Jumlah penderita HIV - AIDS di Indonesia hingga September 2009 terdapat 18.442 kasus HIV - AIDS. Fakta ini didapat berdasarkan laporan - laporan yang diterima dari 32 provinsi di Indonesia. Dari laporan tersebut dapat disimpulkan, penyebab utama penularan penyakit mematikan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor hubungan seks. Sejumlah 49,7% pada kasus heteroseksual, IDU (Insert Drug User)40.7 % dan homoseksual antar lelaki sebanyak 3.4% penderita. Pada kelompok umur yang paling rentan dan paling banyak terkena AIDS adalah pada kelompok umur 20-29 tahun (49,57%), berikutnya kelompok umur 30-39 tahun (29,84%) dan kelompok umur 40-49 tahun (8,71%). ( Hana, 2009 ).

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah mencatat jumlah

(2)

Sedangkan di kota Semarang jumlah penderita HIV terhitung sejak tahun 1995-2008 mencapai 674 orang. Berdasarkan data Dinkes Kota Semarang, dalam kurun waktu empat tahun terakhir jumlah penderita HIV terus meningkat dan jumlah pengidap AIDS di Kota Semarang juga ikut naik. Terdapat 11 pengidap pada tahun 2005, 17 pengidap pada tahun 2006, 26 pengidap pada tahun 2007, dan 15 pengidap pada tahun 2008 (Suyarti, 2009 )

Melihat prevalensi diatas maka masalah HIV - AIDS saat ini bukan hanya masalah kesehatan dari penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan bagi semua orang. Oleh karena itu penanganan tidak hanya ada pada segi medis tetapi juga psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tertier, maka oleh karena itu perlu diadakannya manajemen kasus HIV - AIDS. Manejemen kasus HIV - AIDS merupakan ilmu yang multidisiliner yang menggabungkan antara pendekatan psikologi dan pendekatan sosial. Pendekatan yang mempunyai tiga sisi utama yaitu Bio, Psiko dan Sosial. Karena kemampuan inilah Manajemen kasus HIV - AIDS dilihat penting untuk digunakan sebagai cara mendesak perubahan serius bagi sistem kesehatan dan sosial yang melingkupi kehidupan ODHA. Istilah manajemen kasus telah digunakan oleh berbagai disiplin dan lembaga untuk menguraikan kegiatan koordinasi bagi para klien dan pasien. Manajemen kasus ini berkonsentrasi pada upaya meningkatkan kondisi kesehatan pasien berdasarkan intervensi keperawatan yang spesifik ( Departemen Sosial, 2008 )

HIV - AIDS juga tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan fisik seorang individu tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan mereka yang terinfeksi.

Kualitas hidup menurut Wikipedia(2009) merupakan komponen penting dalam evaluasi kesejahteraan dan kehidupan pasien ODHA. Kualitas hidup tidak boleh dikacaukan dengan konsep standar hidup, yang terutama didasarkan pada pendapatan. Sebaliknya, indikator standar kualitas hidup tidak hanya mencakup

(3)

3

kekayaan dan lapangan pekerjaan, tetapi juga membangun lingkungan, kesehatan fisik dan mental, pendidikan, rekreasi dan waktu senggang, dan milik sosial.

Dalam konteks ini, penyakit HIV - AIDS dipandang sebagai suatu beban stress yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dengan berbagai dimensinya. Pada awalnya, klien merasa tidak nyaman, malu, cemas, dan masalah-masalah lainnya. Bila kemampuan adaptasinya tidak mencukupi, tidak menutup kemungkinan pasien bisa putus asa, depresi, dan jatuh pada kondisi buruk kesehatannya. Hal ini akan menurunkan kemampuan bertahan hidup pasien.

(Depkes RI. 2003)

Lembaga Swadaya Masayrakat ( LSM ) Graha Mitra yang letaknya di Jl. Trajutrisno Raya No.20 Semarang merupakan lembaga sosial nirlaba independen yang aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan di masyarakat.

Graha Mitra mempunyai banyak program di dalamnya, diantaranya adalah program HIV - AIDS. Di dalam program ini terdapat banyak hal yang dilakukan di antaranya adalah penyuluhan pada kelompok kunci dan masyarakat, pemeriksaan infeksi menular seksual, konseling HIV, tes HIV, pelayanan manajemen kasus, kelompok dukungan sebaya, pelatihan kader HIV dan pelatihan peningkatan ekonomi ODHA. Manajemen kasus di Graha Mitra tiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2006 melayani 10 ODHA, pada tahun 2007 melayani 19 orang, pada tahun 2008 melayani 22 orang dan pada tahun 2009 melayani 14 orang. Pada tahun 2009 mengalami penurunan dikarenakan kurangnya kesadaran untuk melakukan tes VCT ( Voluntery Concelling and Testing ) dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu juga terdapat beberapa permasalahan di dalam manajemen kasus tersebut diantaranya keterbatasan petugas manajemen kasus yang kadang harus menangani permasalahan banyak klien dalam waktu yang bersamaan, sulitnya kerjasama antara klien dan petugas manajemen kasus, beberapa ada yang drop out therapy, muncul hubungan ketidak saling percayaan, tidak mempunyai identitas diri sehingga ketika membutuhkan pelayanan Jamkesmas terkendala dan keterlambatan diagnosa tes yang didapatkan sudah dalam stadium yang tinggi sehingga baru mendapatkan pelayanan manajemen kasus dalam waktu sebentar

(4)

HIV - AIDS di Graha Mitra. Kelompok dampingan Graha Mitra adalah waria.

Waria menurut Wikipedia (2009) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. ODHA waria disini memiliki mobilitas yang tinggi untuk menularkan HIV, mereka juga tidak memiliki tanda pengenal untuk memeriksakan ke pelayanan kesehatan dan disamping itu mereka juga mendapatkan dua tekanan diskriminasi dan stigmatisasi. Yang pertama mereka sudah dipandang sebagai waria dan yang kedua mereka terkena HIV - AIDS. Melihat semakin banyaknya kasus HIV - AIDS dan semakin pentingnya pelayanan yang bersifat komperhensif dan berkesinambungan maka manajemen kasus ini dianggap sebagai upaya kuratif dan rehabilitatif ODHA waria. Tidak hanya kuratif dan rehabilitatif akan tetapi juga pemberdayaan dan pencegahan HIV kepada pasangan jika terkena HIV. Disamping pelayanan medis dan perawatan masih sangat dibutuhkan ODHA waria untuk mempertahankan kesehatannya, mereka juga membutuhkan serangkaian pelayanan lain seperti dukungan sosial, psikologis dsb, dalam menghadapi situasi kehidupan yang dijalaninya sehari – hari dalam lingkungan alamiahnya dan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Oleh karena itu pelayanan perawatan dukungan dan pengobatan HIV - AIDS sebaiknya diberikan secara terpadu yang terkait dengan isu biopsikososial (Akhjar, 2009 )

Adanya fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang.

(5)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: “ Apakah ada hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang. ”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah :

a. Untuk mendeskripsikan pola manajemen perawatan, dukungan dan pengobatan.

b. Untuk mengetahui tingkat kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra.

c. Untuk menganalisis hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang.

d. Untuk mendeskripsikan karakteristik ODHA waria.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. ODHA waria

a. Memberikan informasi tentang pola pelayanan manajemen kasus yang dapat diakses di LSM Graha Mitra dalam hal perawatan, dukungan dan pengobatan ( PDP ).

(6)

b. Dapat mengetahui kualitas hidup ODHA waria.

3. Peneliti dan Peneliti Selanjutnya

Meningkatkan pengalaman dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam pelayanan manajemen kasus HIV - AIDS yang holistik dan terpadu kepada pasien. serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hal tersebut.

4. Perawat

Perawat dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang permasalahan pada ODHA, sehingga perawat dapat memilih strategi penatalaksanaan yang lebih efektif dalam menangani masalah ODHA.

E. Originalitas Penelititan

Table 1.1 Originalitas Penelitian

No Nama / Tahun Sample Hasil

1 Wong M, Hays RD / 2008

Simple Random

sampling,

Di Los Angeles, California dari 2251 ODHA.

Peningkatan kualitas hidup dialami pasien yang sering mendapatkan pelayanan MK.

2 Morineau / 2009 Total sampling,

Di Negara Cambodia berjumlah 6`45 sampel

Peningkatan kualitas hidup sebanyak 48.8%

sampai 95.7%. setelah pemberian obat ART 3 Janeen Hughes /

2004

Simple Random

sampling di Negara Afrika Selatan dari 200 ODHA

Ada hubungan antara kesehatan berhubungan dengan kualitas hidup 4 Elisabete

Cristina / 2002

Consrtuctive sampling, Di Sao Paulo Brazil.

Dari sampel berjumlah 365 orang.

Kualitas hidup baik, dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikologi.

Faktor yang masih kurang adalah ekonomi dan hubungan sosial

(7)

7

Originalitas Penelititan ini adalah :

1. Variable dalam penelitian ini adalah manajemen kasus HIV- AIDS dan kuliatas hidup ODHA waria

2. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ODHA waria yang di layani oleh LSM Graha Mitra Semarang yang berjumlah 65 orang.

3. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan cross sectional

4. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuisioner.

F. Bidang Ilmu

Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu komunitas.

Gambar

Table 1.1 Originalitas Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Sebagai kelanjutan proses pengumuman ini, pemenang sebagaimana tersebut diatas akan ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan dengan surat penunjukan oleh Pengguna

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, jenis penelitian eksperimen. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII MTs Ex PGA UNIVA Medan. Sampel dalam

[r]

Berkaitan dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya penulis mencoba untuk melakukan penelitian untuk pemisahan terhadap obyek telur ayam dan telur burung

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk