• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSUNAN REDAKSI. Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUSUNAN REDAKSI. Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.Si"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.Si Pimpinan Redaksi

Yanuar Henry Pribadi, M.Si

Tim Redaksi Devi Febrianty, ST

Yuningsih, ST Sugiyanti, S.Si Selvy Yolanda, SST Mutiara Halida, S.Tr Ratri Widyastuti, S.Tr Qurrata A’yun Kartika, S.Tr Sri Septiani Debora Saragih, S.Tr

Yosik Norman, M.Si Dyah Ajeng Sekar Pertiwi, S.Tr

Sirly Oktarina, S.Tr Farhan Dharmansyah, S.Tr

Distribusi

Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.kom Kusairi, S.Si

Alamat Redaksi

Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Jln. Raya Kodam Bintaro No.82

Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten

Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklimtangsel.bmkg@gmail.com

Website: www.iklimbantendki.id

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Buletin ini merupakan laporan rutin setiap bulan yang berisikan informasi mengenai Analisis hujan bulan sebelumnya, informasi Prakiraan hujan untuk tiga bulan kedepan, Analisis kekeringan tiga bulan sebelumnya, Prakiraan tingkat kekeringan dua bulan ke depan dan Analisis kadar air tanah bulan sebelumnya. Untuk edisi kali ini berisi Analisis hujan bulan Agustus 2021, Prakiraan hujan bulan Oktober - Desember 2021, Analisis indeks kekeringan 3 bulanan (Juni s/d Agustus 2021), Prakiraan indeks kekeringan 3 bulanan (Agustus s/d Oktober 2021).

Analisis hujan diketahui dengan melihat kondisi yang terjadi pada bulan tersebut. Untuk Analisis Sifat hujan bulan Agustus 2021 di wilayah Banten dan DKI Jakarta bervariasi dari Bawah Normal – Atas Normal .

Analisis indeks kekeringan tiga bulanan (Juni s/d Agustus 2021) dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya berada pada kategori Normal – Agak Basah kecuali sebagian kecil Kab.Serang bagian Utara berada pada kategori Agak Kering, sedangkan sebagian kecil Kab.Lebak bagian Tengah dan Timur berada pada kategori Basah.

Informasi prakiraan hujan dihasilkan dari pengolahan data hujan yang ada (time series) kemudian dibandingkan dengan kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi wilayah Banten dan DKI Jakarta. Hasil prakiraan hujan Oktober - Desember 2021 menunjukkan wilayah Banten dan DKI Jakarta didominasi oleh kategori Normal hingga Atas Normal.

Prakiraan indeks kekeringan bulan Agustus - Oktober 2021 merupakan prakiraan SPI dengan menggunakan data curah hujan bulan Agustus 2021, serta prakiraan curah hujan bulan September - Oktober 2021. Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan Agustus - Oktober 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya berada pada kategori Normal.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Harapan kami semoga informasi ini bermanfaat sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan.

Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini.

Semoga bermanfaat.

Tangerang Selatan, September 2021 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

TANGERANG SELATAN

Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.SI NIP.19740209 199703 1001

(4)

iii DAFTAR ISI

SUSUNAN REDAKSI ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

1 TINJAUAN UMUM ... 1

1.1 Curah Hujan ... 1

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan ... 1

1.3 Sifat Hujan... 1

1.4 Intensitas Hujan ... 1

1.5 Cuaca Ekstrim ... 1

1.6 SOI (Southern Oscillation Index) ... 2

1.7 DMI (Dipole Mode Index) ... 2

1.8 Kekeringan ... 2

1.9 Jenis-jenis kekeringan ... 2

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI) ... 3

1.11 Peta Normal Curah Hujan ... 4

2 ANALISIS HUJAN BULAN AGUSTUS 2021 ... 5

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Agustus 2021 ... 5

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Agustus 2021 ... 6

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Agustus 2021 ... 7

2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021 ... 7

2.5 Data Iklim Bulan Agustus 2021 Stasiun BMKG Provinsi Banten dan DKI Jakarta ... 10

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN OKTOBER S/D DESEMBER 2021 ... 10

3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global... 10

3.2 Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan Agustus Dasarian III Tahun 2021 ... 12

3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2021... 13

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2021 ... 14

3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan November 2021 ... 15

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan November 2021 ... 16

3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Desember 2021 ... 17

3.8 Prakiraan Curah Hujan Hujan Bulan Desember 2021 ... 18

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 19

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Oktober 2021 ... 19

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan November 2021 ... 20

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN JUNI-AGUSTUS 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 20

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE AGUSTUS-OKTOBER 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 28

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN AGUSTUS 2021 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 30

8 ANALISIS KIMIA AIR HUJAN (KAH) ... 31

9 ANALISIS SUSPENDED PARTICULATED MATTER (SPM) ... 33

LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2021 34 LAMPIRAN 2. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN OKTOBER 2021 ... 35

LAMPIRAN 3. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN NOVEMBER 2021 ... 36

LAMPIRAN 4. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN DESEMBER 2021 ... 37

LAMPIRAN 5. INDEKS SPI TIGA BULANAN DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 38

LAMPIRAN 6. PETA SEBARAN POS HUJAN UNTUK EVALUASI BULANAN... 40 iii iii

(5)

1 1 TINJAUAN UMUM

1.1 Curah Hujan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan

Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.

1.3 Sifat Hujan

Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115%

terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85%

terhadap rata-ratanya.

Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

1.4 Intensitas Hujan

Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu.

Umumnya memiliki satuan mm/jam.

Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu : a. Ringan : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 – 38 mm/jam c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam

1.5 Cuaca Ekstrim

Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila:

1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut.

2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya.

3. Terjadi kecepatan angin >45 km/jam dan suhu udara >35oC atau <15oC.

(6)

2 Curah hujan Ekstrim :

Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari.

(Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008)

1.6 SOI (Southern Oscillation Index)

Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih tinggi daripada wilayah India-Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya.

1.7 DMI (Dipole Mode Index)

Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia bagian timur (90° - 110°BT / 10°LS – ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat(50° - 70°BT / 10°LS - 10°LU).

Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.

1.8 Kekeringan

Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basah- dekade kering.

Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak negatif yang dialami oleh manusia dan lingkungannya.

1.9 Jenis-jenis kekeringan a. Kekeringan Meteorologis

Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan.

(7)

3

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut;

1. Kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal)

2. Sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal)

3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal)

b. Kekeringan Pertanian

Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang)

2. Sangat kering : apabila ¼ - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat)

3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso) c. Kekeringan Hidrologis

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan

2. Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan

3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan

d. Kekeringan Sosial Ekonomi

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI)

Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode statistik probabilitas distribusi gamma.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah :

 SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda

 Dapat memberikan peringatan dini kekeringan

 Dapat membantu menilai tingkat keparahan kekeringan

 SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index

(8)

4

Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori tingkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut:

 Tingkat Kekeringan

1. Sangat Kering : Jika nilai SPI ≤ -2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Kering : Jika nilai SPI –1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4%

3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2%

 Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2%

 Tingkat Kebasahan

1. Sangat Basah : Jika nilai SPI ≥ 2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4%

3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2%

Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.

1.11 Peta Normal Curah Hujan

Gambar 1. Peta Normal Hujan

Bulan Agustus Provinsi Banten dan DKI Jakarta Gambar 2. Peta Normal Hujan Bulan Oktober Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 3. Peta Normal Hujan

Bulan November Provinsi Banten dan DKI Jakarta Gambar 4. Peta Normal Hujan

Bulan Desember Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(9)

5 2 ANALISIS HUJAN BULAN AGUSTUS 2021

Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Agustus 2021 dapat diinformasikan sebagai berikut:

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Agustus 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN)

Jakarta Barat bagian Tengah, Kab.Tangerang bagian Barat laut, Kota Serang, Kab. Serang bagian Utara, Kab.Serang bagian Barat daya, Kab.Pandeglang bagian Selatan, Kab.Lebak bagian Tenggara dan Barat daya.

Normal (N) Sebagian besar DKI Jakarta bagian Utara, sebagian Kab.Tangerang bagian Barat, Kab.Serang bagian Tenggara, sebagian Kab.Lebak bagian Selatan.

Atas Normal (AN) DKI Jakarta bagian Selatan, Kota Tangerang, Kab. Tangerang bagian Selatan dan Timur, sebagian Kab.Serang bagian Selatan, Kab.Pandeglang bagian Utara, Kab.Lebak bagian Utara.

Gambar 5. Peta Analisis Sifat Hujan

Bulan Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(10)

6 2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Agustus 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, sebagian Jakarta Barat, sebagian besar Kab.Tangerang bagian Barat dan Utara, Kota Serang, sebagian besar Kab.Serang, Kab.Pandeglang bagian Selatan, Kab.Lebak bagian Tenggara dan Barat daya

Menengah (101 – 300 mm)

Jakarta Selatan, sebagian Jakarta Barat, Kota Tangerang, Kab.Tangerang bagian Timur dan Selatan, sebagian Kab.Serang bagian Barat dan Selatan, sebagian besar Kab.Pandeglang bagian Utara, sebagian besar Kab.Lebak bagian Utara dan sebagian Selatan.

Tinggi (301 – 500 mm)

Sebagian kecil Kab.Serang bagian Selatan, Kab.Pandeglang bagian Timur laut, Kab.Pandeglang bagian Barat laut dan sebagian Timur.

Sangat Tinggi

> 500 mm -

Gambar 6. Peta Analisis Curah Hujan

Bulan Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(11)

7

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Agustus 2021

KRITERIA TERJADI TANGGAL

Angin dengan kecepatan >45 km/jam -

Suhu Udara > 35OC -

Suhu Udara < 17OC -

Kelembaban Udara < 40 % -

Curah Hujan Harian > 100 mm

Tanggal 10 Agustus 2021 :

- Bendung Bunut, Kab. Pandeglang = 153 mm - Bojong Leles, Kab. Lebak = 172 mm

- Cimanuk, Kab. Pandeglang = 135 mm - Ciomas, Kab. Serang = 133 mm - Cisangu Atas, Kab. Lebak = 131 mm - Cimarga, Kab. Lebak = 115 mm - Rangkasbitung, Kab. Lebak = 105 mm - Pulosari, Kab. Pandeglang = 108 mm - Warung Gunung, Kab. Lebak = 115 mm Tanggal 21 Agustus 2021 :

- Pandeglang, Kab. Pandeglang = 105 mm 2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Pada grafik disamping menunjukkan bahwa selama bulan Agustus 2021 Tidak Terjadi Hujan sebesar 73%, Hujan Ringan sebesar 15%, Hujan Sedang sebesar 6% dan Hujan Lebat sebesar 6%.

(12)

8 Gambar 8. Suhu Udara Harian pada Area

Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Pada bulan Agustus 2021 suhu udara rata-rata di wilayah Tangerang Selatan berkisar antara 25.1 – 29.2 oC. Suhu maksimum absolut ditunjukkan dengan garis merah terjadi pada tanggal 15 sebesar 34.8 oC.

Sedangkan suhu minimum absolut ditunjukkan dengan garis biru terjadi pada tanggal 6 sebesar 22.6 oC.

Gambar 9. Kelembaban Udara Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Kelembaban Udara yang tercatat di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada bulan Agustus 2021 rata-rata sebesar 76%.

Nilai maksimum tercatat pada tanggal 5 sebesar 91%

sedangkan nilai minimum tercatat pada tanggal 28 sebesar 66%.

Gambar 10. Windrose Area Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Gambar windrose bulan Agustus 2021 menunjukkan bahwa angin yang terjadi pada bulan tersebut sebagian besar berasal dari arah Timur, sedangkan untuk frekuensi kejadian kecepatan anginnya antara lain dengan kategori kategori 2-4 knots sebesar 38.7%, 4-6 knots sebesar 38.7%, kategori 6-8 knots sebesar 16.1%, kategori 8- 10 knots sebesar 3.2%, dan 10- 12 knots sebesar 3.2%.

(13)

9

Gambar 11. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Dari gambar disamping terlihat bahwa lama penyinaran matahari pada bulan Agustus 2021 rata- rata sebesar 65%. Nilai maksimum terjadi pada tanggal 12 sebesar 100% sedangkan nilai minimum tercatat pada tanggal 29 sebesar 0%.

Gambar 12. Penguapan Udara pada Area Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan bulan Agustus 2021 sebesar 4.1 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 13 sebesar 6.6 mm dan bernilai minimum pada tanggal 11 dan 22 sebesar 1.9 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada ruangan (Piche) rata-rata sebesar 3.5 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 16 sebesar 6.7 mm dan bernilai minimum pada tanggal 6 sebesar 1.0 mm.

Waktu Pengamatan

(WIB) Suhu Tanah Gundul (°C) Suhu Tanah Berumput (°C) 5 cm 10 cm 20 cm 5 cm 10 cm 20 cm

07.30 25.9 27.2 28.5 27.2 27.5 28.8

13.30 34,6 32.2 30.1 32.1 31.0 29.6

17.30 30.8 32.1 30.9 28.8 29.9 29.4

Gambar 13. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

(14)

10

2.5 Data Iklim Bulan Agustus 2021 Stasiun BMKG Provinsi Banten dan DKI Jakarta

No Pos Hujan Temperatur Rata - rata(0C) Kelembaban

Udara (%) Penyinaran Matahari (%)

Hujan

Rata-rata Maks Min Jumlah

(mm) Hari Hujan (hari) 1 Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan 28.0 33.1 24.1 77 66 118.2 9

2 Stasiun Meteorologi Curug 26.7 32.8 22.9 80 51 214.1 13

3 Stasiun Meteorologi Maritim Serang 27.3 32.9 23.6 79 60 31.3 13 4 Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok 29.1 32.6 26.4 71 63 63.7 7

5 Stasiun Geofisika Tangerang 28.0 32.6 24.0 77 63 159.6 9

6 Stasiun Meteorologi Cengkareng 27.4 32.1 23.5 78 66 130.0 10

7 Stasiun Meteorologi Kemayoran 28.7 32.5 25.8 72 61 80 7

Sumber : UPT BMKG Banten dan DKI Jakarta

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN OKTOBER – DESEMBER 2021 3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global

Pada bulan Agustus 2021 posisi semu matahari masih berada di wilayah Belahan Bumi Utara (BBU) dan akan mulai bergerak menuju ekuator, diprakirakan suhu muka laut di wilayah BBU masih menghangat. Suhu muka laut yang hangat di wilayah tersebut berimplikasi terhadap munculnya pusat tekanan udara rendah dan jumlah uap air yang dihasilkan sehingga memungkinkan terbentuknya awan hujan disekitarnya.

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk wilayah Banten dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca dan iklim. Berikut adalah berbagai indeks prakiraan kondisi yang menguraikan keadaan dinamika atmosfer sebagai bahan pertimbangan kondisi untuk bulan Oktober s/d Desember 2021:

1. Anomali Suhu Muka Laut (SST):

Kondisi anomali SST Perairan Indonesia pada September 2021 diprediksi didominasi kondisi hangat (anomali positif) dan menguat di seluruh wilayah Indonesia hingga November 2021, kecuali di wilayah perairan utara Papua yang tetap didominasi kondisi netral. Kemudian kondisi anomali positif melemah hingga Februari 2022.

(15)

11

Gambar 14. Anomali Suhu Muka Laut

Sumber: NCEP-USA

2. ENSO (El-Nino Southern Oscillation) :

Berdasarkan Gambar 15, diketahui bahwa Indeks ENSO bulan Agustus 2021 tercatat pada kisaran -0.46 (Netral) dan BMKG memprakirakan fenomena ENSO Netral akan berlangsung hingga Desember–Januari-Februari 2022.

Gambar 15. Prakiraan Indeks ENSO

3. IOD (Indeks Ocean Dipole) :

Kondisi IOD (Indeks Ocean Dipole) di Samudera Hindia pada Agustus

2021 berada pada kondisi netral (-0.34) dan diprakirakan berada pada

kondisi netral setidaknya hingga Februari 2022.

(16)

12

Gambar 16. Prakiraan Indeks Dipole Mode

3.2 Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan Agustus Dasarian III Tahun 2021

Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) pada Dasarian III Agustus 2021 di wilayah Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Sangat Pendek (1-5 Hari) hingga Pendek (6- 10 Hari). Kecuali sebagian kecil DKI Jakarta bagian Tengah, sebagian kecil Kab Pandeglang dan Kab Lebak bagian Selatan yaitu Menengah (11-20 hari). DKI Jakarta bagian Timur Laut dan Barat Laut, Kab Tangerang bagian Tengah, Kab Serang bagian Utara, Timur Laut dan Barat Daya yaitu Panjang ( 21-30 Hari), serta Masih Ada Hujan di wilayah Kota Tangsel bagian Utara, Kab Serang bagian Tenggara, Kab Pandeglang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Tengah.

Gambar 17. Monitoring HTH bulan Agustus Dasarian III 2021

(17)

13 3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Oktober 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Kab.Pandeglang bagian Timur laut dan Tenggara.

Normal (N) Sebagian Kab.Serang bagian Barat dan Barat daya, sebagian kecil Kab.Pandeglang bagian Utara, sebagian besar Kab.Lebak bagian Barat laut.

Atas Normal (AN) DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kab.Tangerang, Kota Serang sebagian besar Kab.Serang, sebagian besar Kab.Pandeglang bagian Selatan dan Barat, Kab.Lebak bagian Selatan dan Timur.

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan

Bulan Oktober 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(18)

14 3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah

(0 – 100 mm) Sebagian kecil Kab.Serang bagian Utara.

Menengah (101 – 300 mm)

DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Serang, sebagian besar Kab.Serang, Kota Cilegon, Kab.Pandeglang, Kab.Lebak.

Tinggi

(301 – 500 mm) -

Sangat Tinggi

> 500 mm -

Gambar 19. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Oktober 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(19)

15 3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan November 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Sebagian Kab.Serang bagian Barat, Kab.Pandeglang bagian Selatan dan Timur Laut.

Normal (N)

Jakarta Timur, Kota Tangerang Selatan bagian Barat, sebagian Kab.Tangerang bagian Selatan, sebagian Kab.Serang bagian Selatan, Kota Cilegon bagian Tengah, sebagian besar Kab.Pandeglang bagian Utara, sebagian besar Kab.Lebak

Atas Normal (AN)

Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Kota Tangerang, sebagian besar Kab.Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Kota Serang, sebagian besar Kab.Serang bagian Utara, sebagian kecil Kab.Lebak bagian Timur.

Gambar 20. Peta Prakiraan Sifat Hujan

Bulan November 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(20)

16

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan November 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah

(0 – 100 mm) -

Menengah (101 – 300 mm)

DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kab.Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, sebagian besar Kab.Serang, sebagian besar Kab.Pandeglang, Kab.Lebak bagian Barat dan Utara.

Tinggi (301 – 500 mm)

Sebagian besar Kab.Pandeglang bagian Barat laut, sebagian kecil Kab.Serang bagian Selatan, sebagian Kab.Lebak bagian Selatan dan Timur.

Sangat Tinggi

> 500 mm -

Gambar 21. Peta Prakiraan Curah Hujan

Bulan November 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(21)

17 3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Desember 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Kab.Pandeglang bagian Timur laut, sebagian kecil Kab.Lebak bagian Barat laut dan Selatan.

Normal (N)

Jakarta Timur, sebagian Jakarta Barat, sebagian Kota Tangerang, Kab.Tangerang bagian Selatan, Kota Tangerang Selatan bagian Barat daya, sebagian besar Kab.Serang, sebagian besar Kab.Pandeglang, sebagian besar Kab.Lebak.

Atas Normal (AN)

Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, sebagian besar Jakarta Utara, sebagian kecil Jakarta Barat, sebagian besar Kab.Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Kota Serang, sebagian Kab.Serang bagian Timur.

Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Hujan

Bulan Desember 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(22)

18

3.8 Prakiraan Curah Hujan Hujan Bulan Desember 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah

(0 – 100 mm) -

Menengah (101 – 300 mm)

DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kab.Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon bagian Utara, sebagian besar Kab.Serang, Kab.Lebak bagian Timur laut.

Tinggi (301 – 500 mm)

Kab.Pandeglang bagian Utara, Kab.Lebak bagian Selatan dan Barat, Kota Cilegon bagian Selatan, Kab.Serang bagian Barat daya.

Sangat Tinggi

> 500 mm Kab.Pandeglang bagian Selatan

Gambar 23. Peta Prakiraan Curah Hujan

Bulan Desember 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(23)

19

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Prakiraan potensi banjir bulan Oktober dan November 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta berada pada kategori Rendah, hingga Menengah.

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Oktober 2021

Gambar 24. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Oktober 2021 Provinsi DKI Jakarta

Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Oktober 2021 Provinsi Banten

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui pada bulan Oktober 2021 potensi banjir di Provinsi DKI Jakarta seluruhnya masuk dalam kategori Rendah. Begitupun potensi banjir di Provinsi Banten pada umumnya masuk dalam kategori Rendah kecuali sebagian besar Kab.Lebak, Kab.Serang bagian Tenggara dan Kab.Tangerang bagian Barat daya masuk dalam kategori Menengah.

(24)

20

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan November 2021

Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan November 2021 Provinsi DKI Jakarta

Gambar 27. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan November 2021 Provinsi Banten

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui pada bulan November 2021 potensi banjir di Provinsi DKI Jakarta seluruhnya masuk dalam kategori Menengah.

Begitupun potensi banjir di Provinsi Banten pada umumnya masuk dalam kategori Menengah kecuali sebagian Kab.Serang bagian Timur laut, Kab.Tangerang bagian Utara masuk dalam kategori Rendah.

(25)

21

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN JUNI 2021 - AGUSTUS 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Monitoring Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEKERINGAN SANGAT

KERING KERING AGAK

KERING NORMAL

Jakarta - - -

Cengkareng, Kemayoran, Tanjung Priok, Depok, Karet, Kedoya, Pasar Minggu, Manggarai, Pasar Minggu, Pulogadung, Rorotan, Setiabudi Timur,

Sunter Kodamar, Sunter Rawabadak, Waduk MelatiTangerang

Tangerang - - -

Caringin, Sepatan, Mauk, Balaraja, Benda Sukamulya, Cipondoh, Kresek, Rajeg, Sepatan, Serpong, Tegal Kemiri,

Teluk NagaSerang

Serang - - Carenang,

Kramatwatu Pegadigan

Kota Serang, Anyer,Pamarayan, Cinangka, Ciruas, Kragilan Kalenpetung, Mancak, Pabuaran, Padarincang, Pontang, Ragas Hilir,

Singamerta, Tirtayasa Jeunjing, Walantaka

Pandeglang - - - Ciliman, Cibaliung, Cimanggu, Labuhan, Mandalawangi, Menes, Munjul,

Pandeglang

Lebak - - - Bayah, Sajira, Cijaku, Cilemer, Cimarga

Palayangan, Lebak Parahiang, Malingping Utara, Panggarangan

Monitoring Tingkat Kebasahan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

Jakarta Manggarai, Pakubuwono, Halim

(TNI AU) - -

Tangerang Curug, Pondok Aren, Kota

Tangerang, Ciputat - -

Serang Cicinta, Pamarayan Ciomas -

Pandeglang Cimanuk - -

Lebak

Bojong Leles, Cisalak Baru, Cisangu Atas, Cimarga, Rangkasbitung, Sampang Peundeuy, Warung Gunung

Cipanas, Bojong Manik -

(26)

22

Gambar 28. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(27)

23

Gambar 29. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Provinsi DKI Jakarta

(28)

24

Gambar 30. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan

Wilayah Tangerang (Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan)

(29)

25

Gambar 31. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Wilayah Serang (Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon)

(30)

26

Gambar 32. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Pandeglang

(31)

27

Gambar 33. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Lebak

(32)

28

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE AGUSTUS - OKTOBER 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Gambar 34. Peta Prakiraan Indeks Kekeringan Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(33)

29

Prakiraan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEKERINGAN

SANGAT KERING KERING AGAK KERING

Jakarta - - -

Tangerang - - -

Serang - - -

Pandeglang - - -

Lebak - - -

Prakiraan Tingkat Kebasahan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

Jakarta Cengkareng, Pulogadung, Rorotan, Sunter Kodamar,

Sunter Rawabadak - -

Tangerang Curug, Kota Tangerang, Ciputat, Cipondoh, Kresek,

Rajeg, Teluknaga

Benda Sukamulya,

Sepatan, Tegal Kemiri -

Serang Cicinta, Ciomas, Kragilan Kalenpetung, Ragas Hilir,

Walantaka

Pontang, Singamerta,

Tirtayasa -

Pandeglang Ciliman - -

Lebak

Cipanas, Bojongleles, Bojong Manik, Sajira, Cimarga Palayangan, Cisalak Baru, Cimarga, Rangkas Bitung, Sampang

Peundeuy, Warung Gunung

- -

(34)

30

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN AGUSTUS 2021 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

I. DKI JAKARTA 1 Kemayoran (BMKG) -28 sangat kurang

2 Tangerang Selatan (BMKG) 83 cukup

3 Tanjung Priok (BMKG) -28 sangat kurang

4 Cengkareng (BMKG) -7 sangat kurang

5 Halim (TNI AU) 18 kurang

6 Pakubuwono 57 sedang

7 Karet 0 sangat kurang

8 Manggarai 36 kurang

9 Rorotan -66 sangat kurang

10 Sunter III Rawa Badak -43 sangat kurang

11 Sunter Kodamar -42 sangat kurang

12 Pulo Gadung 6 sangat kurang

13 Depok 100 sangat cukup

II. TANGERANG 14 Serpong -19 sangat kurang

15 Curug (BMKG) 100 sangat cukup

16 Stageof Tangerang/Stasiun BMKG 29 kurang

17 BPP Caringin 100 sangat cukup

18 BPP Sepatan -64 sangat kurang

19 UPTD Balaraja -30 sangat kurang

20 UPTD BendaSukamulya/Balaraja/Buniayu -28 sangat kurang

21 UPTD Bendung Ciputat 22 kurang

22 UPTD Cipondoh/Sambidoyong 11 kurang

23 UPTD Jatiwaringin/Mauk/JambuKarya/Kosambi -57 sangat kurang

24 UPTD Kresek -57 sangat kurang

25 UPTD Rajeg-Banyawakan -82 sangat kurang

26 UPTD Sepatan/Pondok Jaya/CisadaneBaratLaut -32 sangat kurang

27 UPTD Sindang Jaya/pasar kemis -46 sangat kurang

28 UPTD Tegal Kemiri/Pasar Baru -77 sangat kurang

29 UPTD Rajeg -28 sangat kurang

III. S E R A N G 30 Serang (BMKG) -37 sangat kurang

31 C i o m a s 100 sangat cukup

32 Cinangka -2 sangat kurang

33 Ciruas (Singamerta) -41 sangat kurang

34 Pamarayan 42 sedang

35 Anyer 17 kurang

36 Padarincang 46 sedang

37 Walantaka -12 sangat kurang

38 Kramatwatu -54 sangat kurang

39 Mancak 3 sangat kurang

40 Singamerta -42 sangat kurang

41 Carenang -60 sangat kurang

IV. PANDEGLANG 42 Pandeglang 100 sangat cukup

43 Labuhan 43 sedang

44 Menes 54 sedang

45 Cibaliung 8 sangat kurang

46 BD Ciliman -13 sangat kurang

47 Cikeusik 34 kurang

48 Cimanuk 100 sangat cukup

49 Jiput 82 cukup

50 Cilemer 80 cukup

51 Mandalawangi 14 kurang

V. L E B A K 52 Banjar Irigasi-Cipanas 100 sangat cukup

53 Bayah 23 kurang

54 Lebak Parahiang-Leuwidamar 100 sangat cukup

55 Malingping 31 kurang

56 BPP Sajira 100 sangat cukup

57 Panyaungan Panggarangan 17 kurang

58 Cisalak Baru 100 sangat cukup

59 Kec Cimarga 100 sangat cukup

60 Bojong Leles 100 sangat cukup

61 Pagelaran 100 sangat cukup

62 Sampang Peundeuy 100 sangat cukup

63 Warung Gunung 100 sangat cukup

64 Pasir Ona/Rangkas 100 sangat cukup

Ket : - = defisit

WILAYAH NO STASIUN PENGAMATAN % ATI Kategori

(35)

31 8 ANALISIS KIMIA AIR HUJAN (KAH)

Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat mengetahui informasi pertukaran polutan di atmosfer dengan permukaan bumi, dan sebagai bahan evaluasi model perpindahan polutan dari suatu daerah ke daerah lain (long range transport), serta sebagai bahan penilaian dampak deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan.

Pemantauan Kimia Air Hujan (KAH) di Indonesia dilakukan di 52 (Lima Puluh Dua) stasiun. Pengambilan sampel air hujan menggunakan Metode Wet Deposition

dan Wet & Dry Depositition dengan alat Automatic Rain Water Sampler (ARWS).

Adapun parameter-parameter yang termasuk dalam KAH adalah : 1. Derajat Keasaman (pH)

2. Daya Hantar Listrik (DHL) dalam satuan (µS/cm)

3. Konsentrasi ion negatif (SO

42-

, NO

3-

, Cl

-

) dalam satuan mg/L.

4. Konsentrasi ion positif (NH

4+

, Na

+

, K

+

, Mg

2+

, Ca

2+

) dalam satuan mg/L

Gambar 35. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Agustus 2021

Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(36)

32

Parameter yang dianalisis di Lab Mini Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan yaitu derajat keasaman (pH), dan Daya Hantar Listrik (DHL). Metode analisis pH menggunakan metode elektroda gelas dengan instrumen analisis pH Meter. PH air hujan hujan menurut WMO berkisar antara 3,0 hingga 7,5 dengan pH ideal air hujan 5,6 bersifat asam. Bila pH air hujan terukur dibawah (asam) atau diatas pH ideal (basa), mengindikasikan bahwa air hujan tercemar polutan. Alat pengukuran analisis DHL berupa DHL Meter dengan metode sel konduktivias. Rentang nilai pengukuran DHL menurut WMO 0,1 sampai 1000 µS/cm (BMKG, 2018).

Pada Bulan Agustus 2021, terdapat 3 periode sampling yaitu tanggal 9, 16 dan 30 Agustus 2021. Hasil analisis pH air hujan pada bulan Agustus bersifat asam (dibawah pH ideal air hujan), dengan nilai sampel secara berurutan yaitu senilai 3.994, 3.298 dan 4.020.

Hasil pengukuran DHL pada sampel air hujan tanggal 9 Agustus 2021 sebesar 68.5 µS/cm, tanggal 16 Agustus 2021 sebesar 88.7 µS/cm.dan tanggal 30 Agustus 2021 sebesar 103.2 µS/cm.

Gambar 36. Grafik Kualitas Air Hujan (pH & Daya Hantar Listrik ) Tangerang Selatan Bulan Agustus 2021

(37)

33

9 ANALISIS SUSPENDED PARTICULATED MATTER (SPM)

Pemantauan Suspended Particulated Matter (SPM) di Indonesia dilakukan di 31 stasiun. pemantauan SPM dilakukan dengan metode sampling menggunakan

High Volume Sampler (HVS), sedangkan untuk analisis laboratorium menggunakan

Neraca Analitik (Analytical Balance). Nilai baku mutu untuk (SPM) Suspended

Particulated Matter sebesar 230 µg/m3 (BMKG, 2018)

Hasil analisa laboratorium pada bulan Agustus 2021 di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan menunjukkan bahwa kadar partikulat di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada umumnya berada di bawah nilai baku mutu (230 µg/m3), seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

Gambar 37. Grafik Analisis Suspended Particulated Matter (SPM) Agustus 2021

(38)

34

Lampiran 1. Analisis Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Agustus 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Curah hujan bulan berjalan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 80 68 - 92 80 N

2. Tangerang Selatan (BMKG) 97 83 - 112 184 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 63 54 - 73 66 N

4. Cengkareng (BMKG) 65 56 - 75 130 AN

5. Halim (TNI AU) 74 63 - 85 97 AN

6. Pakubuwono 82 70 - 95 152 AN

7. Kedoya Selatan 86 74 - 99 45 BN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 95 81 - 110 267 AN

9. Stageof Tangerang 70 59 - 80 159 AN

10. Mauk 61 52 - 70 82 AN

11. Kresek 49 41 - 56 29 BN

12. Balaraja 57 49 - 66 62 N

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 69 59 - 80 26 BN

14. C i o m a s 95 81 - 109 367 AN

15. Cinangka 83 70 - 95 20 BN

16. Ciruas (Singamerta) 54 46 - 62 58 N

17. Kramat Watu 68 58 - 78 19 BN

18. Pamarayan 97 82 - 111 97 N

19. Kasemen 45 38 - 51 18.9 BN

20. Mancak 87 74 - 100 144 AN

21. Carenang 68 57 - 78 23 BN

22. Padarincang 100 85 - 115 138 AN

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 196 167 - 226 364 AN

24. Labuan 76 65 - 87 107 AN

25. Menes 84 72 - 97 127 AN

26. Cibaliung 103 87 - 118 44 BN

27. Munjul 95 81 - 109 64 BN

28. Cikeusik 82 70 - 94 58 BN

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 71 60 - 82 41 BN

30. Rangkasbitung 111 95 - 128 363 AN

31. Banjar Irigasi-Cipanas 181 154 - 208 357 AN

32. Bayah 64 54 - 73 15 BN

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 119 101 - 137 228 AN

34. Malingping 130 110 - 149 118 N

35. BPP Sajira 118 100 - 135 232 AN

36. Panyaungan Panggarangan 102 87 - 118 15 BN

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT

(39)

35

Lampiran 2. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Oktober 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Prakiraan curah hujan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 110 93 - 126 101 - 150 AN

2. Tangerang Selatan (BMKG) 168 143 - 193 201 - 300 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 77 65 - 89 101 - 150 AN

4. Cengkareng (BMKG) 88 74 - 101 101 - 150 AN

5. Halim (TNI AU) 135 115 - 156 151 - 200 AN

6. Pakubuwono 142 121 - 164 201 - 300 AN

7. Kedoya Selatan 133 113 - 152 151 - 200 AN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 185 157 - 213 201 - 300 AN

9. Stageof Tangerang 88 75 - 101 101 - 150 AN

10. Mauk 59 50 - 68 101 - 150 AN

11. Kresek 44 37 - 50 101 - 150 AN

12. Balaraja 93 79 - 107 101 - 150 AN

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 92 78 - 106 101 - 150 AN

14. C i o m a s 154 131 - 177 151 - 200 N

15. Cinangka 127 108 - 147 151 - 200 AN

16. Ciruas (Singamerta) 82 70 - 95 101 - 150 AN

17. Kramat Watu 69 58 - 79 51 - 100 AN

18. Pamarayan 153 130 - 175 201 - 300 AN

19. Kasemen 51 43 - 59 101 - 150 AN

20. Mancak 121 103 - 139 101 - 150 N

21. Carenang 50 43 - 58 101 - 150 AN

22. Padarincang 157 133 - 180 151 - 200 N

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 303 257 - 348 151 - 200 BN

24. Labuan 179 153 - 206 201 - 300 AN

25. Menes 205 174 - 235 201 - 300 AN

26. Cibaliung 168 143 - 193 201 - 300 AN

27. Munjul 188 160 - 216 201 - 300 AN

28. Cikeusik 199 169 - 229 101 - 150 BN

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 138 117 - 158 151 - 200 AN

30. Rangkasbitung 189 161 - 217 201 - 300 N

31. Banjar Irigasi-Cipanas 231 197 - 266 201 - 300 AN

32. Bayah 162 138 - 186 201 - 300 AN

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 200 170 - 230 201 - 300 N

34. Malingping 198 168 - 227 201 - 300 AN

35. BPP Sajira 204 174 - 235 201 - 300 AN

36. Panyaungan Panggarangan 185 157 - 213 201 - 300 AN

N

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) RR SIFAT

(40)

36

Lampiran 3. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan November 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Prakiraan curah hujan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 132 112 - 151 151 - 200 AN

2. Tangerang Selatan (BMKG) 235 200 - 270 201 - 300 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 114 97 - 132 151 - 200 AN

4. Cengkareng (BMKG) 95 80 - 109 101 - 150 AN

5. Halim (TNI AU) 209 178 - 240 201 - 300 N

6. Pakubuwono 210 179 - 242 201 - 300 AN

7. Kedoya Selatan 187 159 - 215 201 - 300 AN

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 230 196 - 265 201 - 300 N

9. Stageof Tangerang 132 112 - 152 151 - 200 AN

10. Mauk 62 53 - 71 101 - 150 AN

11. Kresek 87 74 - 99 151 - 200 AN

12. Balaraja 149 126 - 171 201 - 300 AN

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 131 111 - 150 151 - 200 AN

14. C i o m a s 229 195 - 264 201 - 300 N

15. Cinangka 222 188 - 255 201 - 300 N

16. Ciruas (Singamerta) 125 106 - 144 151 - 200 AN

17. Kramat Watu 117 99 - 134 151 - 200 AN

18. Pamarayan 204 173 - 234 201 - 300 N

19. Kasemen 94 80 - 108 151 - 200 AN

20. Mancak 207 176 - 238 151 - 200 BN

21. Carenang 123 104 - 141 151 - 200 AN

22. Padarincang 310 263 - 356 301 - 400 N

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 392 333 - 451 201 - 300 BN

24. Labuan 362 308 - 417 301 - 400 N

25. Menes 410 348 - 471 301 - 400 N

26. Cibaliung 367 312 - 422 301 - 400 BN

27. Munjul 397 338 - 457 201 - 300 BN

28. Cikeusik 437 371 - 502 151 - 200 BN

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 241 205 - 277 201 - 300 N

30. Rangkasbitung 244 207 - 281 201 - 300 N

31. Banjar Irigasi-Cipanas 277 236 - 319 301 - 400 AN

32. Bayah 446 379 - 513 401 - 500 N

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 272 231 - 313 201 - 300 N

34. Malingping 346 294 - 398 301 - 400 N

35. BPP Sajira 241 205 - 277 201 - 300 N

36. Panyaungan Panggarangan 449 382 - 516 401 - 500 N

N

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) RR SIFAT

(41)

37

Lampiran 4. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Desember 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

RR : Prakiraan curah hujan (mm)

I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 185 157 - 213 201 - 300 AN

2. Tangerang Selatan (BMKG) 207 176 - 238 201 - 300 AN

3. Tanjung Priok (BMKG) 199 169 - 229 201 - 300 AN

4. Cengkareng (BMKG) 167 142 - 192 201 - 300 AN

5. Halim (TNI AU) 264 224 - 303 201 - 300 N

6. Pakubuwono 235 200 - 270 201 - 300 AN

7. Kedoya Selatan 205 174 - 236 151 - 200 N

II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 198 168 - 228 201 - 300 N

9. Stageof Tangerang 181 153 - 208 201 - 300 N

10. Mauk 166 141 - 191 201 - 300 AN

11. Kresek 126 107 - 145 151 - 200 AN

12. Balaraja 162 138 - 186 151 - 200 AN

III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 167 142 - 192 201 - 300 AN

14. C i o m a s 344 292 - 395 301 - 400 N

15. Cinangka 386 328 - 444 401 - 500 N

16. Ciruas (Singamerta) 180 153 - 207 201 - 300 AN

17. Kramat Watu 180 153 - 206 151 - 200 N

18. Pamarayan 230 195 - 264 201 - 300 N

19. Kasemen 112 95 - 128 101 - 150 AN

20. Mancak 375 319 - 431 301 - 400 N

21. Carenang 198 168 - 228 201 - 300 N

22. Padarincang 449 382 - 516 401 - 500 N

IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 441 375 - 507 301 - 400 BN

24. Labuan 450 383 - 518 401 - 500 N

25. Menes 536 455 - 616 401 - 500 N

26. Cibaliung 540 459 - 621 >500 N

27. Munjul 553 470 - 636 >500 N

28. Cikeusik 451 383 - 519 >500 N

V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 350 297 - 402 301 - 400 N

30. Rangkasbitung 244 207 - 281 201 - 300 N

31. Banjar Irigasi-Cipanas 278 236 - 320 201 - 300 N

32. Bayah 464 394 - 534 301 - 400 BN

33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 339 288 - 390 301 - 400 N

34. Malingping 477 406 - 549 301 - 400 BN

35. BPP Sajira 265 225 - 304 201 - 300 N

36. Panyaungan Panggarangan 507 431 - 583 401 - 500 N

N

WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) RR SIFAT

Referensi

Dokumen terkait

Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding dengan konsentrasi zat yang

Untuk mengatasi hal tersebut, telah diperkenalkan analisis multikomponen menggunakan prinsip persamaan regresi berganda (multiple regression) melalui perhitungan matriks

• Cara memanggil FORM dari Program INFORMIX-4GL Mahasiswa mengetahui perintah-perintah yang digunakan untuk memanggil FORM dalam program INFORMIX-4GL • Contoh FORM yang hanya

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan April - Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal, kecuali di Sebagian kecil Kab

Kekeringan dianalisis menggunakan beberapa metode seperti Palmer Drought Severity Index (PDSI), Thornthwaite-Matter, dan Standardized Precipitation Index (SPI) yang

Analisis prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI untuk akumulasi curah hujan tiga bulanan (Juli - September 2021) di wilayah Provinsi

Metode pelaksanaan konstruksi dilapangan sangat berperan dalam hal ini untuk perhitungan analisa beban yang terjadi, penggunaan metode pelaksanaan dengan alat traveller

(penghargaan) dari pusat atas kinerjanya. Bahkan untuk CS penulis mendapatkan banyak pelajaran seperti saat dalam suasana yang sangat ramai dengan antrian yang terkadang