• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUSUNAN REDAKSI. APOLINARIS SAMSUDIN GERU, SP, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUSUNAN REDAKSI. APOLINARIS SAMSUDIN GERU, SP, M.Si"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab

APOLINARIS SAMSUDIN GERU, SP, M.Si

Pimpinan Redaksi Yanuar Henry Pribadi, M.Si

Tim Redaksi Devi Febrianty, ST Yuningsih, ST Sugiyanti, S.Si Selvy Yolanda, SST Mutiara Halida, S.Tr Ratri Widyastuti, S.Tr Qurrata A’yun Kartika, S.Tr Sri Septiani Debora Saragih, S.Tr

Yosik Norman, M.Si Dyah Ajeng Sekar Pertiwi, S.Tr

Sirly Oktarina, S.Tr Farhan Dharmansyah, S.Tr

Distribusi

Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.kom Kusairi, S.Si

Alamat Redaksi

Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Jln. Raya Kodam Bintaro No.82

Kelurahan Pondok Betung Kecamatan Pondok Aren

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten

Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklimtangsel.bmkg@gmail.com

(3)

ii

Buletin ini merupakan laporan rutin setiap bulan yang berisikan informasi mengenai Analisis hujan bulan sebelumnya, informasi Prakiraan hujan untuk tiga bulan kedepan, Analisis kekeringan bulan sebelumnya, Prakiraan tingkat kekeringan bulan berikutnya dan Analisis kadar air tanah bulan sebelumnya. Untuk edisi kali ini berisi Analisis hujan bulan April 2021, Prakiraan hujan untuk bulan Juni - Agustus 2021, Analisis indeks kekeringan 3 bulanan (Februari s/d April 2021), Prakiraan indeks kekeringan bulan April s/d Juni 2021 .

Analisis hujan diketahui dengan melihat kondisi yang terjadi pada bulan tersebut. Untuk Analisis Sifat hujan bulan April 2021 pada umumnya di wilayah Banten dan DKI Jakarta bersifat Normal – Atas Normal , kecuali DKI Jakarta bagian Timur Laut, Kab Tangerang bagian Tenggara, Kab Serang bagian Tenggara dan sebagian kecil di Barat, Kab Pandeglang bagian Tenggara dan Kab Lebak bagian Selatan bersifat Bawah Normal.

Analisis indeks kekeringan tiga bulanan (Februari 2021 s/d April 2021) dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya berada pada kategori Normal kecuali di Kab. Lebak bagian Selatan berada pada kategori Agak Kering hingga Kering, Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Tengah, Kab Tangerang bagian Barat Laut, Kab Serang Selatan, Timur dan Barat, Kota Serang bagian Tengah berada pada kategori Agak Basah hingga Basah, dan sebagian kecil Kab Serang bagian Barat berada pada kategori Sangat Basah

Informasi prakiraan hujan dihasilkan dari pengolahan data hujan yang ada (time series) dengan membandingkan kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi wilayah Banten dan DKI Jakarta. Hasil prakiraan hujan Juni - Agustus 2021 menunjukkan wilayah Banten dan DKI Jakarta didominasi oleh kategori Bawah Nornal hingga Normal.

Prakiraan indeks kekeringan bulan April - Juni 2021 merupakan prakiraan SPI dengan menggunakan data curah hujan bulan April 2021, serta prakiraan curah hujan bulan Juni - Agustus 2021. Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan April - Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal, kecuali di Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Tenggara, Kab Serang bagian Utara dan Selatan, Kota Serang bagian Barat Laut dan Tengah, sebagian kecil Kab Lebak bagian Timur berada pada kategori Agak Basah hingga Basah.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Harapan kami semoga informasi ini bermanfaat sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan.

Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

Tangerang Selatan, Mei 2021 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

TANGERANG SELATAN

Apolinaris Samsudin Geru, SP, M.SI NIP.19740209 199703 1001

(4)

DAFTAR ISI

SUSUNAN REDAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

1 TINJAUAN UMUM ... 1

1.1 Curah Hujan ... 1

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan ... 1

1.3 Sifat Hujan... 1

1.4 Intensitas Hujan ... 1

1.5 Cuaca Ekstrim ... 1

1.6 SOI (Southern Oscillation Index) ... 2

1.7 DMI (Dipole Mode Index) ... 2

1.8 Kekeringan ... 2

1.9 Jenis-jenis kekeringan ... 2

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI) ... 3

1.11 Peta Normal Curah Hujan ... 4

2 ANALISIS HUJAN BULAN APRIL 2021 ... 5

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan April 2021 ... 5

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan April 2021 ... 6

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan April 2021 ... 7

2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Bulan April 2021 ... 7

2.5 Data Iklim Bulan April 2021 Stasiun BMKG Provinsi Banten dan DKI Jakarta ... 10

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN JUNIS/D AGUSTUS 2021 ... 10

3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global... 10

3.2 Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan April Dasarian III Tahun 2021 ... 12

3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juni 2021 ... 13

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Juni 2021 ... 14

3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juli 2021 ... 15

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan Juli 2021 ... 16

3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2021 ... 17

3.8 Prakiraan Curah Hujan Hujan Bulan Agustus 2021 ... 18

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 19

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Mei 2021 ... 19

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juni 2021 ... 20

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN FEBRUARI-APRIL 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 21

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE APRIL-JUNI 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA... 28

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN MARET 2021 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 30

8 ANALISIS KIMIA AIR HUJAN (KAH) ... 31

9 ANALISIS SUSPENDED PARTICULATED MATTER (SPM) ... 32

LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN APRIL 2021 ... 34

LAMPIRAN 2. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN JUNI 2021 .. 35

LAMPIRAN 3. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN JULI 2021 ... 36

LAMPIRAN 4. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2021 ... 37

LAMPIRAN 5. INDEKS SPI TIGA BULANAN DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 38

(5)

1 1 TINJAUAN UMUM

1.1 Curah Hujan

Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.

1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan

Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.

1.3 Sifat Hujan

Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama.

Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.

b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.

c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.

Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

1.4 Intensitas Hujan

Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam.

Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Ringan : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 – 38 mm/jam c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam

1.5 Cuaca Ekstrim

Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila:

1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut.

2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya.

(6)

Curah hujan Ekstrim :

Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari.

(Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008)

1.6 SOI (Southern Oscillation Index)

Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih tinggi daripada wilayah India-Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya.

1.7 DMI (Dipole Mode Index)

Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia bagian timur (90° - 110°BT / 10°LS – ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat(50° - 70°BT / 10°LS - 10°LU).

Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.

1.8 Kekeringan

Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan bulan kering, tahun tahun kering, dan dekade basah-dekade kering.

Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak negatif yang dialami oleh manusia dan lingkungannya.

1.9 Jenis-jenis kekeringan

a. Kekeringan Meteorologis

Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan.

(7)

3

Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut;

1. Kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal)

2. Sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal)

3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal)

b. Kekeringan Pertanian

Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang)

2. Sangat kering : apabila ¼ - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat)

3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso)

c. Kekeringan Hidrologis

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut :

1. Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan

2. Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan

3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan

d. Kekeringan Sosial Ekonomi

Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.

1.10 Standardized Precipitation Index (SPI)

Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode statistik probabilitas distribusi gamma.

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah :  SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda  Dapat memberikan peringatan dini kekeringan

 Dapat membantu menilai tingkat keparahan kekeringan  SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index

(8)

Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori tingkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut:

 Tingkat Kekeringan

1. Sangat Kering : Jika nilai SPI ≤ -2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Kering : Jika nilai SPI –1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2%

 Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2%  Tingkat Kebasahan

1. Sangat Basah : Jika nilai SPI ≥ 2,00 dengan probabilitas 2,3%

2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2%

Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.

1.11 Peta Normal Curah Hujan

Gambar 1. Peta Normal Hujan Bulan April Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 2. Peta Normal Hujan Bulan Juni Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 3. Peta Normal Hujan Bulan Juli Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 4. Peta Normal Hujan

(9)

5 2 ANALISIS HUJAN BULAN APRIL 2021

Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Provinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan April 2021 dapat diinformasikan sebagai berikut:

2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan April 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN)

DKI Jakarta bagian Timur Laut, Kab Tangerang bagian Tenggara, Kab Serang bagian Tenggara dan sebagian kecil di Barat, Kab Pandeglang bagian Tenggara dan Kab Lebak bagian Selatan .

Normal (N)

DKI Jakarta bagian Timur, Tenggara, Barat Laut dan sebagian Barat Daya, Kota Tangerang, Kota Tangsel Kab Tangerang bagian Utara, Timur dan Barat Daya, Kab Serang bagian Utara, Timur Laut, Tenggara dan Barat Daya, Kab Pandeglang bagian Tengah, dan Kab Lebak bagian tengah.

Atas Normal (AN)

DKI Jakarta bagian Utara, Tengah dan Selatan, Kab Tangerang bagian Barat Laut, Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian Tengah dan Selatan, Kab Pandeglang bagian Utara dan Barat Daya, Kab Lebak bagian Utara, Timur dan Barat.

Gambar 5. Peta Analisis Sifat Hujan

(10)

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan April 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

DKI Jakarta bagian Timur Laut, Kab Tangerang bagian Utara, sebagian kecil Kab Serang bagian Timur Laut.

Menengah (101 – 300 mm)

Sebagian besar DKI Jakarta kecuali Tengah, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali Utara, Kab Tangerang, Kota Tangsel, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Selatan, Kota Cilegon, Kota Serang, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Timur, Barat Laut, Tenggara, Kab Lebak bagian Selatan.

Tinggi (301 – 400 mm)

Sebagian besar Kota CIlegon, kab Serang, Kota Serang, Kab Tangerang bagian Tengah, sebagian besar Kab Lebak, sebagian Kab Pandeglang bagian Utara.

Sangat Tinggi > 400 mm

Seluruh Wilayah DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Tangerang, Sebagian besar Kab Lebak, dan Kab Pandeglang.

Gambar 6. Peta Analisis Curah Hujan Bulan April 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(11)

7

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan April 2021

KRITERIA TERJADI TANGGAL

Angin dengan kecepatan >45 km/jam -

Suhu Udara > 35OC Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan tanggal

26 April 2021 : 35.2OC

Suhu Udara < 17OC -

Kelembaban Udara < 40 % -

Curah Hujan Harian > 100 mm

DKI Jakarta :

- Sunter Hulu tgl 15 April 2021 : 141 mm

Lebak :

- Banjar Irigasi tgl 28 April 2021 : 108 mm - Bendung Bunut tgl 1 April 2021 : 135 mm - Bojong Menteng tgl 3 April 2021 : 135 mm - BPP Cileles tgl 3 April 2021 : 105 mm - Cisangu Atas tgl 1 April 2021 : 122 mm - Lebak Parahiyang tgl 3 April 2021 : 100.4 mm - Warung Gunung tgl 3 April 2021 : 115.5 mm

Pandeglang : - Cimanuk tgl 1 April 2021 : 209 mm - Jiput tgl 1 April 2021 : 106 mm - Menes tgl 3 April 2021 : 104 mm - Pulosari tgl 1 April 2021 : 101 mm - Pulosari tgl 3 April 2021 : 110 mm Serang :

- Kramatwatu Pegadigan tgl 3 April 2021 : 107 mm - Mancak tgl 3 April 2021 : 130 mm

(12)

2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan Bulan April 2021

Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan April 2021

Pada grafik disamping menun-jukkan bahwa selama bulan April 2021 Tidak Terjadi Hujan sebesar 43%, Hujan Ringan sebesar 40%, Hujan Sedang sebesar 10% dan Hujan Lebat sebesar 7%.

Gambar 8. Suhu Udara Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan April 2021

Pada bulan April 2021 suhu udara rata-rata di wilayah Tangerang Selatan berkisar antara 25.8 – 29.8 oC. Suhu maksimum absolut ditunjukkan dengan garis merah terjadi pada tanggal 26 sebesar 35.2 oC. Sedangkan suhu minimum absolut ditunjukkan dengan garis biru terjadi pada tanggal 10 sebesar 23.2 oC.

Gambar 9. Kelembaban Udara Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan April 2021

Kelembaban Udara yang tercatat di Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan pada bulan April 2021 rata-rata sebesar 80%. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 3 sebesar 92% sedangkan nilai minimum tercatat pada tanggal 26 sebesar 72%.

(13)

9 Gambar 10. Windrose Area Tangerang Selatan

Bulan April 2021

Gambar windrose bulan April 2021 menunjukkan bahwa angin yang terjadi pada bulan tersebut sebagian besar berasal dari arah

Timur, sedangkan untuk

frekuensi kejadian kecepatan anginnya antara lain dengan kategori calm sebesar 0%, 2-4 knots sebesar 50%, kategori 4-6 knots sebesar 23.3%, 6-8 knots sebesar 16.7%, kategori 8-10 knots sebesar 10%.

Gambar 11. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Tangerang Selatan Bulan April 2021

Dari gambar disamping terlihat bahwa lama penyinaran matahari pada bulan April 2021 rata-rata sebesar 61%. Nilai maksimum terjadi pada tanggal 27 sebesar 100% sedangkan nilai minimum tercatat pada tanggal 1 sebesar 4%.

Gambar 12. Penguapan Udara pada Area Tangerang Selatan Bulan April 2021

Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan bulan April 2021 sebesar 3.5 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 15 sebesar 6.5 mm

dan bernilai minimum pada

tanggal 16 sebesar 0.1 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada ruangan (Piche) rata-rata sebesar 2.6 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 27 sebesar 4.4 mm

dan bernilai minimum pada

(14)

Waktu

Pengamatan

(WIB)

Suhu Tanah Gundul (°C)

Suhu Tanah Berumput (°C)

5 cm

10 cm

20 cm

5 cm

10 cm

20 cm

07.30

26.6

27.5

29.0

28.4

28.8

29.6

13.30

33.6

31.2

29.6

30.7

30.0

29.7

17.30

31.2

31.5

30.3

29.8

29.9

29.7

Gambar 13. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Tangerang Selatan Bulan April 2021

2.5 Data Iklim Bulan April 2021 Stasiun BMKG Provinsi Banten dan DKI Jakarta

No Pos Hujan Temperatur Rata - rata(

0C) Kelembaban

Udara (%) Matahari (%) Penyinaran

Hujan

Rata-rata Maks Min Jumlah (mm) Hari Hujan (hari)

1 Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan 28.1 32.5 24.5 80 61 172 20

2 Stasiun Meteorologi Curug 27.2 33.0 23.6 82 48 203 21

3 Stasiun Meteorologi Maritim Serang 27.4 32.7 23.9 82 63 234 17

4 Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok 28.9 32.1 26.3 84 62 88 11

5 Stasiun Geofisika Tangerang 28.0 32.3 24.7 82 51 149 17

6 Stasiun Meteorologi Cengkareng 27.5 32.0 24.1 80 65 152 14

7 Stasiun Meteorologi Kemayoran 28.7 32.2 25.7 75 62 252 15

Sumber : UPT BMKG Banten dan DKI Jakarta

3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN JUNI - AGUSTUS 2021

3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global

Pada bulan Maret 2021 posisi semu matahari masih berada di Ekuator, diprakirakan suhu muka laut di wilayah equator mulai menghangat. Suhu muka laut yang hangat di wilayah tersebut berimplikasi terhadap terhadap munculnya pusat tekanan udara rendah dan jumlah uap air yang dihasilkan sehingga memungkinkan terbentuknya awan hujan disekitarnya.

(15)

11

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk wilayah Banten dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca dan iklim. Berikut adalah berbagai indeks prakiraan kondisi yang menguraikan keadaan dinamika atmosfer sebagai bahan pertimbangan kondisi untuk bulan Maret s/d Agustus 2021:

1. Anomali Suhu Muka Laut (SST):

Kondisi anomali suhu muka laut di sebagian besar Benua Maritim Indonesia (BMI) bulan Mei 2021 Wilayah Samudera Hindia di bagian barat diprakirakan dalam keadaan netral sedangkan dibagian timur didominasi anomali positif. SST Pasifik di Wilayah Nino3.4 diprediksi masih didominasi anomali negatif pada Juni 2021 dan bertahan hingga Oktober 2021.

Gambar 14. Anomali Suhu Muka Laut

Sumber: NCEP-USA

2.

NINO 3.4 :

Berdasarkan Gambar 15, diketahui bahwa Indeks Nino 3.4 bulan April

2021 tercatat pada kisaran -0.4 (Netral) dan pada Bulan Mei 2021 di prediksi

masih pada kategori Netral dan berdasarkan rata-rata Ensemble Forecast,

Indeks Nino 3.4 diprakirakan akan tetap pada kategori Netral hingga bulan

Oktober 2021.

Gambar 15. Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/ocean/outlooks/#region=NINO34

(16)

3. IOD (Indeks Ocean Dipole) :

Kondisi IOD (Indeks Ocean Dipole) di Samudera Hindia pada April 2021

masuk kategori Netral dan pada bulan Mei 2021 diprakirakan akan menjadi

positif. Namun IOD pada umumnya diprediksi akan tetap pada kategori Netral

hingga Oktober 2021.

Gambar 16. Prakiraan Indeks Dipole Mode

Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/ocean/outlooks/#region=IOD 3.2 Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Bulan April Dasarian III Tahun 2021

Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) pada Dasarian III April 2021 di wilayah Banten dan DKI Jakarta pada umumnya didominasi kategori Sangat Pendek (1-5 Hari) hingga tanggal update kecuali DKI Jakarta bagian Selatan dan Barat Laut, Kab Tangerang bagian Utara, Sebagian kecil Kab Serang bagian Selatan,Kab Pandeglang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Utara berada pada kategori Masih Ada Hujan (6-10 Hari), Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Timur Laut, Kab Serang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Selatan berada pada kategori Menengah ( 11-20 Hari), dan DKI Jakarta bagian Timur Laut, Kota Tangerang bagian tengah, Kab Tangerang bagian Tengah, Kab Serang bagian Utara, Kab Pandeglang bagian Tengah berada pada kategori Pendek (6-10 Hari).

(17)

13 3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juni 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN)

Sebagian wilayah DKI Jakarta bagian Tengah dan Selatan, Kota Tangerang, Kota Serang bagian Timur, Kota Cilegon bagian Barat Daya, Kab Serang bagian Selatan, Kab Pandeglang bagian Timur Laut dan Tenggara, Kab Lebak bagian Selatan.

Normal (N)

Sebagian kecil wilayah DKI Jakarta bagian Utara, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali Tenggara dan Barat Laut, Kota Cilegon bagian Utara, Sebagian besar Kota Serang kecuali bagian Timur, Sebagian kecil wilayah Kab Serang, Sebagian besar wilayah Kab Pandeglang kecuali bagian Timur Laut dan Tenggara, Kab Lebak bagian Timur dan sebagian kecil bagian Utara.

Atas Normal (AN)

DKI Jakarta bagian Timur Laut dan Barat Laut, Kota Tangerang bagian Timur Laut, Kota Tangsel bagian Barat Daya, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Tenggara, Barat Laut, Kab Serang bagian Utara, Timur, Barat Daya, Kab Pandeglang bagian Timur, Kab Lebak bagian Tengah, Barat dan sebagian kecil bagian Timur Laut.

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(18)

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Juni 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

DKI Jakarta, Kota Tangerang, Sebagian besar Kota Tangsel dan Kab Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian Utara, Kab Pandeglang bagian Timur, Kab Lebak bagian Selatan.

Menengah (101 – 300 mm)

Kota Tangsel bagian Barat Daya, Kab Tangerang bagian Selatan, Kab Serang bagian Selatan, Sebagian besar wilayah Kab Pandeglang, Sebagian besar wilayah Kab Lebak kecuali bagian Selatan.

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 19. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Juni 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(19)

15 3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juli 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN)

DKI Jakarta bagian Timur Laut dan Timur, Kab Serang bagian Barat, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali Utara, Kab Lebak bagian Selatan dan Barat.

Normal (N)

Sebagian besar Kota Tangerang Kota Tangsel bagian Barat, Sebagian Besar Kab Tangerang kecuali Selatan, Kota Serang bagian Barat Daya, Kab Lebak bagian Utara dan sebagian kecil di bagian Barat.

Atas Normal (AN) Kota Tangsel bagian Barat Daya, Kab Tangerang bagian Selatan.

Gambar 20. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juli 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(20)

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan Juli 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Sebagian besar DKI Jakarta dan Banten kecuali Kota Tangsel bagian Barat Daya, Kab Tangerang bagian Selatan dan Kab Lebak bagian Timur.

Menengah (101 – 300 mm)

Kota Tangsel bagian Barat Daya, Kab Tangerang bagian Selatan dan Kab Lebak bagian Timur

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 21. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Juli 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(21)

17 3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Agustus 2021

SIFAT HUJAN WILAYAH

Bawah Normal (BN) Sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan Banten kecuali Kab Serang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Timur.

Normal (N) Kab Serang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Timur.

Atas Normal (AN) -

Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Juli 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(22)

3.8 Prakiraan Curah Hujan Hujan Bulan Agustus 2021

CURAH HUJAN WILAYAH

Rendah (0 – 100 mm)

Seluruh wilayah DKI Jakarta dan Banten kecuali Kab Lebak bagian Timur.

Menengah

(101 – 300 mm) Kab Lebak bagian Timur.

Tinggi

(301 – 400 mm) -

Sangat Tinggi

> 400 mm -

Gambar 23. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(23)

19

4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Prakiraan potensi banjir bulan Mei 2021 Provinsi Banten berada pada potensi Aman dan DKI Jakarta berada pada potensi banjir Aman, sedangkan pada bulan Mei 2021 Provinsi DKI Jakarta berada pada potensi banjir Rendah dan Provinsi Banten berada pada potensi

Rendah hinggaAman.

4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Mei 2021

Gambar 24. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Mei 2021 Provinsi DKI Jakarta

Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Mei 2021 Provinsi Banten

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui pada bulan Mei 2021 potensi banjir di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta seluruhnya masuk dalam kategori Aman.

(24)

4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juni 2021

Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juni 2021 Provinsi DKI Jakarta

Gambar 27. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Juni 2021 Provinsi Banten

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui pada bulan Juni 2021 potensi banjir di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta seluruhnya masuk dalam kategori Aman.

(25)

21

5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN JANUARI 2021 - MARET 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Monitoring Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH TINGKAT KEKERINGAN SANGAT KERING KERING AGAK KERING NORMAL Jakarta - - -

Halim (TNI AU), Tanjung Priok, Depok, Karet, Kedoya, Pasar Minggu, Pulogadung, Rorotan, Setiabudi Timur,

Sunter Rawabadak, Waduk Melati

Tangerang - - -

Cengkareng, Curug, Kota Tangerang, Caringin, Sepatan, Mauk, Balaraja,

Ciputat, Cipondoh, Serpong

Serang - - -

Kota Serang, Carenang, Cinangka, Ciruas, Kramatwatu, Mancak, Padarincang, Pamarayan, Pontang,

Tirtayasa Jeunjing, Walantaka

Pandeglang - - - Ciliman, Cibaliung, Cimanuk, Labuhan,

Menes, Munjul Lebak Panyaungan Panggarangan - Bayah, Malimping Utara

Bojong Manik, Sajira, Cijaku, Cilaki Ciminyak, Cilemer, Cisalak Baru, Cimarga, Panggarangan, Leuwidamar,

Sampang Peundeuy, Warung gunung

Monitoring Tingkat Kebasahan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

Jakarta Kamayoran, Manggarai,

Pakubuwono - -

Tangerang Pondok Aren, Kresek Benda Sukamulya -

Serang Ciomas, Singamerta Kragilan Kalenpetung Cicinta Pamarayan

Pandeglang Cimanggu - -

Lebak Cipanas, Cisangu Atas,

(26)

Gambar 28. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(27)

23

Gambar 29. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Provinsi DKI Jakarta

(28)

Gambar 30. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan

(29)

25

Gambar 31. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Wilayah Serang (Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon)

(30)

Gambar 32. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Pandeglang

(31)

27

Gambar 33. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Lebak

(32)

6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE APRIL - JUNI 2021 DI PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Gambar 34. Peta Prakiraan Indeks Kekeringan Provinsi Banten dan DKI Jakarta

(33)

29

Prakiraan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEKERINGAN

SANGAT KERING KERING AGAK KERING

Jakarta - - -

Tangerang - - Caringin

Serang - - -

Pandeglang - - -

Lebak - - -

Prakiraan Tingkat Kebasahan Berdasarkan Metode SPI

DAERAH

TINGKAT KEBASAHAN

AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH

Jakarta Kemayoran - -

Tangerang - - -

Serang Kragilan Kalenpetung,

Kramatwatu, Pegadigan Ciomas -

Pandeglang - - -

(34)

7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN MARET 2021 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

(35)

31

Gambar 35. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan April 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta

8 ANALISIS KIMIA AIR HUJAN (KAH)

Data Kimia Air Hujan (KAH) dapat mengetahui informasi pertukaran polutan di

atmosfer dengan permukaan bumi, dan sebagai bahan evaluasi model perpindahan

polutan dari suatu daerah ke daerah lain (long range transport), serta sebagai bahan

penilaian dampak deposisi asam terhadap ekosistem dan struktur perkotaan.

Pemantauan Kimia Air Hujan (KAH) di Indonesia dilakukan di 52 (Lima Puluh

Dua) stasiun. Pengambilan sampel air hujan menggunakan Metode Wet Deposition

dan Wet & Dry Depositition dengan alat Automatic Rain Water Sampler (ARWS).

Adapun parameter-parameter yang termasuk dalam KAH adalah :

1. Derajat Keasaman (pH)

2. Daya Hantar Listrik (DHL) dalam satuan (µS/cm)

3. Konsentrasi ion negatif (SO

42-

, NO

3-

, Cl

-

) dalam satuan mg/L.

(36)

Parameter yang dianalisis di Lab Mini Stasiun Klimatologi Tangerang Selatan yaitu

derajat keasaman (pH), dan Daya Hantar Listrik (DHL). Metode analisis pH

menggunakan metode elektroda gelas dengan instrumen analisis pH Meter. PH air

hujan hujan menurut WMO berkisar antara 3,0 hingga 7,5 dengan pH ideal air hujan

5,6 bersifat asam. Bila pH air hujan terukur dibawah (asam) atau diatas pH ideal

(basa), mengindikasikan bahwa air hujan tercemar polutan. Alat pengukuran analisis

DHL berupa DHL Meter dengan metode sel konduktivias. Rentang nilai pengukuran

DHL menurut WMO 0,1 sampai 1000 µS/cm (BMKG, 2018).

Pada Bulan April 2021, terdapat 4 periode sampling yaitu tanggal 5, 12, 19, 26 Maret 2021. Hasil analisis pH air hujan pada bulan April tanggal 5, 12, 19, 26 bersifat asam (dibawah pH ideal air hujan), dengan nilai sampel secara berurutan yaitu senilai 4.672, 4.494, 4.208 dan 6.371. Hasil pengukuran DHL pada sampel air hujan tanggal 5 April 2021 sebesar 19.9 µS/cm, 12 April 2021 sebesar 58.2 µS/cm, tanggal 19 April 2021 sebesar 47.5 µS/cm dan tanggal 26 April 2021 sebesar 59.7 µS/cm.

9 ANALISIS SUSPENDED PARTICULATED MATTER (SPM)

Pemantauan Suspended Particulated Matter (SPM) di Indonesia dilakukan di

31 stasiun. pemantauan SPM dilakukan dengan metode sampling menggunakan

High Volume Sampler (HVS), sedangkan untuk analisis laboratorium menggunakan

Neraca Analitik (Analytical Balance). Nilai baku mutu untuk (SPM) Suspended

Particulated Matter sebesar 230 µg/m3 (BMKG, 2018)

Gambar 36. Grafik Kualitas Air Hujan (pH & Daya Hantar Listrik ) Tangerang Selatan Bulan April 2021

(37)

33

Hasil analisa laboratorium pada bulan April 2021 di Stasiun Klimatologi

Tangerang Selatan menunjukkan bahwa kadar partikulat di Stasiun Klimatologi

Tangerang Selatan pada umumnya berada di bawah nilai baku mutu (230 µg/m3),

seperti terlihat pada grafik di bawah ini :

(38)

34

Lampiran 1. Analisis Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan April 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020

N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X) RR : Curah hujan bulan berjalan (mm)

(39)

35

Lampiran 2. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Juni 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020

N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X) RR : Prakiraan curah hujan (mm)

(40)

36

Lampiran 3. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Juli 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020

N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X) RR : Prakiraan curah hujan (mm)

(41)

37

Lampiran 4. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Agustus 2021

Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1991-2020 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)

(42)

Lampiran 5. Indeks SPI Tiga Bulanan Di Provinsi Banten dan DKI Jakarta Data Curah Hujan dan Indeks SPI Tiga Bulanan

(43)

39 La m pi ra n 6 . P et a S e b ar a n P o s H u jan u n tu k E v al u asi B u lan an

(44)

Gambar

Gambar 2. Peta Normal Hujan   Bulan Juni Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 6. Peta Analisis Curah Hujan  Bulan April 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area  Tangerang Selatan Bulan April 2021
Gambar windrose bulan April  2021  menunjukkan bahwa angin  yang terjadi pada bulan tersebut  sebagian besar berasal dari arah  Timur,  sedangkan  untuk  frekuensi kejadian kecepatan  anginnya antara lain dengan  kategori calm sebesar 0%, 2-4  knots  sebes
+7

Referensi

Dokumen terkait

(penghargaan) dari pusat atas kinerjanya. Bahkan untuk CS penulis mendapatkan banyak pelajaran seperti saat dalam suasana yang sangat ramai dengan antrian yang terkadang

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan Desember 2020 dan Januari – Februari 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal hingga

Analisis indeks kekeringan tiga bulanan (Juni s/d Agustus 2021) dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) di Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan September 2020 s/d November 2020 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal hingga Agak Basah,

Prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan bulan Februari – April 2021 Provinsi Banten dan DKI Jakarta umumnya berada pada kategori Normal, kecuali di Kab Tangerang

Analisis tingkat kekeringan dan kebasahan menggunakan indeks SPI untuk periode April – Juni 2020 di Provinsi Kepulauan Riau umumnya berada pada kondisi Agak Kering

Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui secara umum tingkat ketersediaan air tanah pada bulan Maret 2021 di Provinsi Banten dan DKI Jakarta berada pada kategori Cukup hingga Sangat

Untuk Analisis Sifat hujan bulan November 2020 pada umumnya di wilayah Banten dan DKI Jakarta bersifat Atas Normal, kecuali Kab Serang bagian Utara dan sebagian kecil di bagian