• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMALISASI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMALISASI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

BANGUNAN DI BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : EBICHAEL LUMBAN RAJA NIM : 142600073

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolonganNya serta kesehatan yang selalu dilimpahkanNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir ini dengan baik.

Kebijakan pemerintah pusat yang memberlakukan otonomi daerah menuntut setiap daerah mengurus rumah tangganya dengan baik.Kebijakan ini diberlakukan dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi setiap daerah.Pada kesempatan ini penulis mengambil judul“ Optimalisasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan di Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan”.Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam rangka menyelesaikanstudi pada Program Studi Diploma III AdministrasiPerpajakan FISIP USU.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis telah banyak menerima bantuan moril, spiritual, dorongan serta bimbingan dan bantuan informasi dari berbagai pihak muali dari tahap sampai penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Untuk itu dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kesempatan dan limpahan kasih karuniaNya kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Kedua orang tuaku Terhebat Bapak G. Lumban raja dan Mamak S. Br Gultom yang telah mendukung dan memberikan kasih saying serta mendoakan penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

3. Abangku Roganda, kakakku Mariana dan Adikku Riris kesiani terima kasih atas dukungannya kepada penulis.

(3)

4. Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Rasudyn Ginting,M.Si selaku Ketua Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU.

6. Bapak Drs. Kariono,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP USU dan selaku Dosem Pembimbing Penulis.

7. Kak Korby yang telah membantu penulis selama perkuliahan dalam urusan administrasi di Program Studi Adminstrasi Perpajakan.

8. Kepada Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan riset serta memperoleh data-data yang diperlukan oleh penulis.

9. ibu rahmani yang telah membantu penulis selama penulis melakukan riset di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

10. Bagi teman-teman stambuk 2014 khusunya bagi teman-teman kelas B. terima kasih atas kebersamaannya semoga kita semua mendapatkan apa yang kita impikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis sangat terbuka atas kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

(4)

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juli 2017

Penulis,

Ebichael Lumban Raja

(5)

Kata Pengantar... i

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. Tujuan Dan ManfaatLaporanTugasAkhir ... 4

a. TujuanLaporanTugasAkhir ... 4

b. ManfaatLaporanTugasAkhir ... 4

C. UraianTeoritis ... 6

D. Ruang Lingkup LaporanTugasAkhir ... 12

E. Metode LaporanTugasAkhir ... 12

F. Metode Pengumpulan Data LaporanTugasAkhir ... 14

G. Sistematika PenulisanLaporanTugasAkhir ... 14

Bab II Gambaran Umum Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan ... 16

A. Sejarah Singkat Berdirinya Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan ... 16

B. Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan ... 18

C. Uraian TugasPokok Dan Fungsi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan ... 21

D. Visi Dan Misi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan ... 37

Bab III Gambaran Data Laporan Tugas Akhir ... 41

A. Ketentuan-ketentuan Umum Dan Tinjauan Praktik Bea Perolehan HakAtas Tanah Dan Bangunan ... 41

B. Prosedur Pengenaan Bea PerolehanHakAtas Tanah Dan Bangunan ... 43

C. Dasar Pengenaan, Tarif Dan Cara Penghitungan ... 45

D. Saat Dan Pembayaran Pajak Terutang ... 48

(6)

G. Keberatan Dan Banding ... 50

H. Kantor Terkait/Instansi yang Terkait Dalam Pelaksanaan Pembayaran Bea PerolehanHakAtas Tanah Dan Bangunan ... 53

I. Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, Dan Penghapusan Atau Pengurangan Sanksi Administratif ... 53

Bab IV Pembahasan ... 55

A. Penerimaan Bea Perolehan HakAtas Tanah Dan Bangunan Di Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan ... 55

B. Faktor Penghambat Dan Pendukung Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan ... 57

C. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk Mengoptimalkan Penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan ... 58

Bab V Kesimpulan dan Saran ... 59

A. Kesimpulan... 59

B. Saran ... 60 Daftar Pustaka ...

Lampiran

(7)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mendukung pertumbuhan perekonomian suatu daerah dibutuhkan pembangunan yang bersifat berkelanjutan. untuk dapat melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan harus didukung pula dengan sumber keuangan yang kuat. Maka oleh karena itu setiap kepala daerah dituntut mampu mengelola dan mengoptimalkan setiap sumber pendapatan yang ada. Pajak merupakan salah satu pemberi sumbangan pendapatan terbesar dalam mendukung pertumbuhan pembangunan yang berkelanjutan suatu daerah. Sudah teruji dari tahun ke tahun bahwa kontribusi pajak terhadap pertumbuhan suatu daerah sangat berperan penting.

Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasrakan undang–undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontraprestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelenggaraan pemerintahn dan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa pajak adalah pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan undang – undang yang tidak dapat dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau membayar pajak dapat dilakukan paksaan. Dengan demikian, akan terjamin bahwa kas negara/kas daerah selalu berisi uang pajak. Selain itu, pengenaan pajak berdasarkan undang – undang akan

(8)

menjamin adanya keadilan dan kepastian hukum bagi pembayar pajak sehingga pemerintah tidak dapat sewenang – wenang memenetapkan besarnya pajak.

Berdasarkan definisi pajak, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri – ciri yang melekat pada pengertian pajak, yaitu sebagai berikut.

a. Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan undang–undang serta aturan pelaksanaannya.

b. Pembayaran pajak harus masuk kepada kas negara, yaitu kas pemerintah pusat atau kas pemerintah daerah (sesuai dengan jenis pajak yang dipungut ).

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individu oleh pemerintah (tidak ada imbalan langsung yang diperoleh si pembayar pajak). Dengan kata lain, tidak ada hubungan langsung antara jumlah pembayaran pajak dengan kontra prestasi secara individu.

d. Penyelenggaraan pemerintahaan seacara umum merupakan manifestasi kontra prestasi dari negara kepada pembayar pajak.

e. Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang menurut peraturan perundang–undanga pajak yang dikenakan pajak.

f. Pajak memiliki sifat dapat dipaksakan. Artinya wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran pajak, dapat dikenakan sanksi, baik sanksi pidana maupun denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Secara garis besar, hierarki pemerintahan di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu pemerintah pusat dan daerah. Kemudian, pemerintah daerah dibagi lagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Dengan demikian,

(9)

pembagian jenis pajak menurut lembaga pemungutnya di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu pajak pusat dan pajak daerah (yang terbagi menjadi pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota ). Setiap tingkatan pemerintah hanya dapat memungut pajak yang ditetapkan menjadi kewenangannya, dan tidak boleh memungut pajak yang bukan kewenangannya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya tumpang tindi (perebutan kewenangan) dalam pemungutan pajak terhadap masyarakat.

Apabila pemerintah daerah mampu memaksimalkan sumber penerimaannya, maka kebutuhan akan pembangunan dapat dilaksanakan dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang baik akan meningkatkan kesejahteraan dan memperbaiki taraf hidup masyarakatnya yang berujung pada peningkatan investasi pada daerah tersebut.

Salah satu bentuk investasi yang disukai oleh masyarakat adalah tanah dan bangunan (properti). Hal ini karena harga tanah dan bangunan jarang mengalami penurunan harga , justru harganya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Peningkatan harga ini yang menjadikan minat masyarakat tinggi akan tanah dan bangunan sebagai bentuk investasi yang baik.

Tingginya minat masyarakat atas tanah dan bangunan inilah yang menjadi alasan penulis mengambil judul “ Optimalisasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan “ sebagai judul tugas akhir.

(10)

B. Tujuan dan Manfaat Laporan Tugas Akhir a. Tujuan

1. untuk mengetahui mengenai prosedur pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan.

2. untuk mengetahui perkembangan penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

3. Untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

4. Untuk mengetahui upaya yang telah dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah dalam mengatasi kendala pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

b. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

1.1 Memahami tentang mekanisme Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan bangunan

1.2 Mengembangkan potensi yang ada dalam diri penulis.

1.3 Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab pada diri penulis.

1.4 Memahami budaya kerja di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan yang dapat dijadikan sebagai gambaran sebelum terjun di dunia kerja .

(11)

2. Bagi Kantor / Instansi

2.1 Membina hubungan komunikasi antara Kantor Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dengan Program Studi Diploma III Administrasi perpajakan.

2.2 Memberitahukan masyarakat tentang kinerja dan budaya kerja Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

3. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

3.1 Menjaga hubungan komunikasi antara Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan Kantor Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

3.2 Menambah kemampuan akademis para mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

3.3 Memperkenalkan kemampuan para mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Pepajakan kepada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

(12)

C. Uraian Teoritis

Definisi pajak menurut Undang – Undang No. 16 tahun 2009 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang–undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar – besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerah (perda), yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah.

1.Asas – asas Perpajakan

Ada tiga prinsip yang masih saat ini digunakan dalam sistem perpajakan modern, tiga utama perpajakan adalah

1.1 Efficiency

Pemungutan pajak harus mudah dan mudah dalam penagihannya, sehingga hasil pemungutan pajak lebih besar dari biaya pemungutannya.

1.2 Equity

(13)

Pemungutan pajak harus adil di antara satu wajib pajak dengan wajib pajak lainnya. Pajak dikenakan kepada wajib pajak harus sebanding denagn kemampuannnya untuk membayar pajak tersebut dan manfaat yang diterimanya.

1.3 Economic effecs must be considered

Pajak yang dikumpulkan dapat memengaruhi kehidupan ekonomis wajib pajak, hal ini harus dipertimbangkan ketika merumuskan kebijakan perpajakan. Pajak yang dikumpulkan jangan sampai membuat seseorang melarat atau menggangu kelancaran produksi perusahaan.

2. Fungsi Pajak

Ada dua fungsi pajak, yaitu :

2.1 Fungsi Budgetair

Pajak memberikan sumbangan terbesar dalam penerimaan negara, kurang lebih 60 – 70 persen penerimaan pajak memenuhi postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Oleh karena itu, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.

2.2 Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur masyarakat atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dibagi dalam tiga bagian berikut ini.

(14)

3.1 Official assessment system

Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah ( fiskus ) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak menurut perundang – undangan perpajakan yang berlaku.

3.2 Self assessment system

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

3.3 With holding system

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

4. Timbulnya Utang Pajak

Terdapat dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak.

4.1 Ajaran materiil

Utang pajak timbul karena adanya undang–undang dan adanya sesuatu yang menyebabkan, yaitu rangkaian peristiwa atau keadaan yang dapat menimbulkan utang pajak.

4.2 Ajaran formil

Utang pajak timbul karena adanya surta ketetapan pajak oleh fiskus.

Ajaran ini tidak melihat tentang adanya sesuatu yang menyebabkan, yaitu

(15)

rangkaian peristiwa atau keadaan sebagai dasar yang menimbulkan utang pajak, tetapi tergantung pada adanya surat ketetapan pajak.

5. Berakhirnya Utang Pajak

Berakhirnya utang pajak dapat disebabkan beberapa hal.

a. Pembayaran/ pelunasan b. Kompensansi

c. Penghapusan utang.

d. Daluwarsa.

6.Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan /atau bangunan.

7. Subjek dan Objek Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

7.1 Subjek

Subjek Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan/atau bangunan.

7.2 Objek pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan adalah perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi pemindahan hak dan pemberian hak baru.

(16)

8.Objek Pajak Yang Tidak Dikenakan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan.

Objek pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah objek pajak yang diperoleh:

8.1 Perwakilan diplomatik,konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik;

8.2 Negara untuk penyelenggaran pemerintahan dan/atau untuk pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum;

8.3 Badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan keputusan Menteri dengan syarat tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan lain diluar fungsi dan tugas badan atau perwakilan organisasi tersebut;

8.4 Orang pribadi atau badan karenan konversi hak atau karena perbuatan hukum lain dengan tidak adanya perubahan nama.

8.5 Orang pribadi atau badan karena wakaf.

8.6 Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah.

9. Dasar Pengenaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan.

Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) adalah dasar pengenaan pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan. Nilai Perolehan Objek Pajak meliputi hal-hal berikut.

9.1 Jual beli adalah harga transaksi . Yang dimaksud dengan harga transaksi adalah harga yang terjadi dan telah disepakati oleh pihak-pihak bersangkutan.

9.2 Tukar-menukar adalah nilai pasar.

(17)

9.3 hibah adalah nilai pasar.

9.4 Hibah wasiat adalah nilai pasar pada saat didaftarkannya perolehan hak tersebut ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

9.5 waris adalah nilai pasar pada saat didaftarkannya perolehan hak tersebut ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

9.6 Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya adalah nilai pasar.

9.7 Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar.

9.8 Perlaihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap adalah nilai pasar.

9.9 Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar.

9.10 pemberian hak baru atas tanah diluar pelepasan hak adalah nilai pasar.

9.11 Penggabungan usaha adalah nilai pasar.

9.12 Peleburan usaha adalah nilai pasar.

9.13 Pemekaran usaha adalah nilai pasar.

9.14 Hadiah adalah nilai pasar.

9.15 Penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam Risalah lelang.

10. Tarif Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan.

Tarif Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Atau Bangunan ditetapkan dengan Peraturan Daerah setinggi-tingginya lima persen.

(18)

11. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ( NPOPTKP)

Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling banyak Rp60.000.000, kecuali dalam hal perolehan karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional paling banyak Rp300.000.000.

D. Ruang Lingkup Laporan Tugas Akhir

Ruang lingkup dari Laporan Tugas Akhir yang menjadi pembahasan penulis adalah mengenai :

1. Prosedur Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

2. Target dan realisasi penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

3. Kendala dalam mencapai target penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

4. Upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan dalam mengoptimalkan pelaksanaan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

(19)

E. Metode Laporan Tugas Akhir

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai, maka metode yang digunakan sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan.

Pada tahap ini penulis melaksanakan pengajuan judul kepada Program studi Diploma III Administrai Perpajakan serta melakukan penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan, mencari dan mengumpulkan bahan pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.

2. Studi Literatur.

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber–sumber pustaka seperti undang–undang, buku–buku perpajakan, dan literature lainnya yang berhubunguan dengan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

3. Observasi Lapangan.

Pada bagian ini penulis melakukan pengamatan langsung di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan untuk mengetahui penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan serta sistem kerja yang diberlakukan, dalam hal ini penulis memberikan suatu pengantar untuk melaksanakan data yang akan diminta pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

4. Pengumpulan Data.

Penulis mengumpulkan data mengenai Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.

(20)

5. Analisis dan Evaluasi.

Setelah data yang diperlukan lengkap maka penulis melakukan analisis dan evaluasi terhadap data dan keterangan mengenai pajak yang berhubungan dengan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan di Kota Medan.

F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir Adapun metode pengumpulan data adalah sebagai berikut.

1. Metode Wawancara ( interview)

Kegiatan mengumpulkan, mecari data dan informasi dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan objek kajian secara langsung maupun lisan, khususnya kepada pihak Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

2. Metode Observasi (observation )

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan tentang objek penelitian dengan maksud mendapatkan informasi.

3. Daftar Dokumentasi

yaitu dengan mengumpulakan dokumen–dokumen yang berhubungan dengan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan dan data lain yang diperlukan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir

Adapun yang menjadi sistematik dalam penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut.

(21)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis melakukan laporan Tugas Akhir, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Laporan Tugas Akhir, Metode Pengumpulan Data dan Sitematika Laporan Tugas Akhir.

BAB II : GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN

Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan, struktur dan organisasi, uraian tugas dang fungsi serta gambaran data pegawai.

BAB III : GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR

Membahas tentang bagaimana prosedur dan tata cara pelaksanaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA

Pada bab ini penulis menganalisis dan menguraikan upaya dalam mengoptimalisasikan penerimaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dan saran dari analisa penulis.

(22)

BAB II

GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KOTA MEDAN.

A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan

Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah kota Medan dahulu adalah sub-bagian penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya mengelola bidang penerimaan / pendapatan daerah.Mengingat pada saat itu potensi pajak maupun retribusi daerah di kota Medan belum begitu banyak, maka dalam sub- bagian penerimaan tidak terdapat seksi atau urusan.

Seiring dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk maka potensi pajak / retribusi daerah kota Medan ikut mengalami penigkatan sehingga sub-bagian tersebut ditingkatkan menjadi bagian dengan nama bagian IX yang bertugas mengelola penerimaan dan pendapatan daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa seksi dengan pola pendekatan secara sektoral.

Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri dalam Negeri Nomor : KUPD-7, tahun 1978 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia, makapemerintah kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 1978 tentang struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan

(23)

sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri.Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang terdiri dari 1(satu).Bagian Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4 (empat) seksi dengan masing-masing seksi terdiri dari 3 (tiga) subseksi.

Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan wajib pajak/retribusi daerah, struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu dirubah secara fungsional.

Dengan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 973-442, tahun 1988, tanggal 26 Mei 1988 tentang sistem dan prosedur Perpajakan/Retribusi daerah dan Pendapatan daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten/Kota dan surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja dinas Pendapatan Kotamadya Daerah TK.II Medan.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Organisasi dan Tata Kerja dinas-dinas daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2001, sehingga Peraturan daerah

(24)

Kotamadya Daerah TK II Medan Nomor 16 tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan daerah Kota Medan.

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Dinas Pendapatan daerah di pimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah, terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha dengan 4 (empat) sub bagian dan 5 (lima) Sub Dinas dengan masing-masing 4 (empat) seksi serta kelompok jabatan fungsional.

B. Struktur Organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah

Untuk memperlancar kinerja dari Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah maka dibuatlah sebuah struktur organisasi untuk memberikan batasan wewenang dan tanggungjawab dari masing –masing seksi sehingga akan menciptakan garis koordinasi dan komando dari pimpinan kepada seksi maupun antar sesama seksi.

Dengan adanya struktur organisasi maka kinerja dari Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah akan lebih terkoordinir dengan baik sebab masing- masing seksi memiliki tugasnya masing masing dan mereka dapat lebih fokus dan maksimal dalam bertugas sehingga dapat mencapai target yang telah direncanakan.

Struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan adalah bentuk strukur organisasi dimana pimpinan tertinggi memiliki garis komando kepada semua seksi dibawahnya dan seksi memiliki garis koordinasi dengan seksi lainnya.Adapun struktur organisasi Badan

(25)

Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah berdasarkan keputusan Walikota Medan Nomor 1 tahun 2010, pasal 2 tentang rincian tugas pokok dan fungsi dari Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah kota Medan.

Adapun struktur organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerahadalah:

Ketentuan UmumDalam Peraturan Walikota yang dimaksud yaitu :

a. Daerah adalah kota Medan.

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintahan Kota Medan.

c. Walikota adalah walikota Medan.

d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Medan.

e. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan (telah berubah nama menjadi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah).

f. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan

g. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana teknis pada Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepada Dinas

h. Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu sesuai kebutuhan daerah.

Organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan Yaitu:

1. Dinas

2. Sekretaris, membawahi:

a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusunan Program

(26)

3. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahi:

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran b. Seksi Pemeriksaan

c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi 4. Bidang Penagihan, membawahi:

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi b. Seksi Penagihan dan Perhitungan c. 7. Seksi Pertimbangan dan Restitusi 5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan, membawahi:

a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan 6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah, membawahi:

a. Seksi Pengembangan Pajak b. Seksi Pengembangan Retribusi

c. Seksi Pengembangan Pendapata lain-lain 7. Unit Pelaksana Teknis(UPT)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah kota Medan

(27)

a. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi :

Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan

i. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum di bidang pendapatan

ii. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan

iii. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsi

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas dalam lingkup kesekretariatan seperti pengelolaan administasi umum, keuangan dan penyusunan program.Adapun fungsi sekretariat adalah sebagai berikut :

i. Penyusunan rencana , program, dan kegiatan kesekretariatan ii. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas

(28)

iii. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meiputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan dinas.

iv. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, ketatalaksanaan.

v. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas.

vi. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

vii. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

viii. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Sekretariat terdiri dari beberapa sub dan tugas-tugas pokok, yaitu :

Bagian Sekretariat terdiri dari beberapa sub dan tugas-tugas pokok, yaitu :

a. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum memiliki tugas dan fungsi antara lain:

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum.

2. Sub Bagian Umum Menyelenggarakan fungsi:

i. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum

(29)

iii. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah Dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas

iv. Pengelolaan administrasi keuangan

v. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian

vi. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian vii. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas

viii. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

b. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh kepala Sub Bagian , yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan fungsi antara lain:

1. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup pengelolaaan administrasi keuangan

2. Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

i. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan

(30)

iii. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan verifikasi.

iv. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan

v. Penyusunan laporan keuangan dinas

vi. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian

vii. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

viii. Pelaksanaan tugas lain dan diberikan oleh sekretari sesuai dengan tugas dan fungsinya

c. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dan tanggungjawab kepada sekretaris.

Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan fungsi:

i. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

ii. Sub Bagian Penyusunan Ptogram menyelenggarakan fungsi:

iii. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program

(31)

iv. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program dinas

v. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas vi. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian

vii. Penyiapan bahan monitoring , evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas

viii. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan fungsinya

c. Bidang Pendataan Dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas di lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan, dan pengelolaan informasi.Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pendataan dan Penetapan memiliki fungsi yaitu :

i. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang pendataan, dan penetapan

ii. Penyusunan petunjuk teknis ruang lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan, pengolahan data dan informasi

iii. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak, wajib retribusi, dan pendapatan daerah lainnya

(32)

iv. Pelaksanaan pengolahan dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) maupun Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD) dari instansi terkait

v. Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan daerah lainnya

vi. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi

vii. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pendataan dan penetapan

viii. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun Bidang Pendataan dan Pendaftaran terdiri dari beberapa seksi dan tugastugas pokok, yaitu:

1. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendataan dan penetapan lingkup pendataan dan pendaftaran.Dalam melaksanakan tugas pokoknya Seksi Pendataan dan Pendaftaran memiliki fungsi, antara lain :

i. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendataan dan Pendaftaran

ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan Pendaftaran

(33)

iii. Pelaksanaan Pendataan Objek Pajak Daerah / Retribusi Daerah dan Pendataan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTPRD)

iv. Pelaksanaan Pendaftaran Wajib Pajak / Retribusi Daerah dengan formulir pendaftaran

v. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daearh / Wajib Pajak Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan.

2. Seksi Pemeriksaan

Seksi ini mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendataan dan penetapan lingkup pemeriksaan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Seksi Pemeriksaan memiliki fungsi, antara lain:

i. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi pemeriksaan ii. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan iii. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa /

tim pemeriksa

iv. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak

v. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

(34)

vi. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Seksi Penetapan

Seksi Penetapan memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendataan dan penetapan dalam lingkup penetapan pokok pajak/ pokok retribusi daerah.Seksi Penetapan memiliki fungsi, antara lain :

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi penetapan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan.

3. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi daerah.

4. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan.

5. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas permohonan wajib pajak.

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lainyang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Seksi Pengolahan Data

Seksi Pegolahan data memiliki tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendataan dan penetapan dalam lingkup data dan informasi.Adapun fungsi dari Seksi Pengolahan Data adalah :

(35)

1. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi data dan informasi

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi

3. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah.

4. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data kedalam kartu data.

5. Pengiriman kartu data kepada seksi penetapan

6. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

d. Bidang Penagihan

Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Dinas dalam lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan, dan restitusi.Adapun fungsi dari Bidang Penagihan antara lain :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan dalam bidang penagihan.

2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,perhitungan, pertimbangan dan restitusi.

(36)

3. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

4. Pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendaptan daerah lainnya.

5. Pelaksanaan perhitungan restitusi dan/atau pemindahbukuan atas pajak daerah , retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

6. Pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak.

7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan

8. Pelaksanaan tigas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Penagihan terdiri atas beberapa seksi , antara lain:

1. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang penagihan daam lingkup pembukuan dan verifikasi.Seksi Pembukuan dan Verifikasi memiliki fungsi antara lain :

i. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah/retribusi daerah dan penetapan daerah lainnya.

ii. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil

(37)

pungutan benda berharga kedalam kartu persediaan benda berharga.

iii. Penyiapan bahan dan data laporan tentang ralisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

iv. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan benda berharga secara berkala.

2. Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas di bidang penagihan dan perhitungan.Adapun fungsi dari Seksi Penagihan dan Perhitungan adalah :

1. Penyiapan bahan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan daerah.

2. Penyiapan bahan dan data penertbitan dan pendistribusian dana penyimpanan arsip surat perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan.

3. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi.Adapun fungsi dari Seksi Pertimbangan dan Restitusi adalah :

1. Penerimaan permohonan restitusi dan pemibdahbukuan dari wajib pajak.

(38)

2. Penelitian kelebihan pembayaran pajak/retribusi daerah yang dapat diberikan dan/atau pemindahbukuan.

3. Penyiapan surat keputusan Kepala Dinas tentang pemberian restitusi dan/atau pemindahbukuan.

4. Penerimaa surat keberatan dari wajib pajak/retribusi 5. Penelitian surat keberatan dari wajib pajak/retribusi

6. Pembuatan pertimbangan atas susrat keberatan wajib pajak/wajib retribusi.

7. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan Kepala Dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan.

e. Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas dinas dalam lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penataushaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan.Bidang Bagi Hasil Pendapatan memiliki fungsi antara lain :

1. Penyusunan rencana, program, kegiatan bidang bagi hasil pendapatan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penataushaan bagi hasil, perundang-undangan , dan pengkajian pendapatan.

3. Pelaksanaan penataushaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pendapatan lain-lain yang sah.

(39)

4. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi peeberi bagi hasil pajak dan buka pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pendapatan lain-lain yang sah

5. Pelaksanaaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan pendapatan lain-lain yang sah.

6. Pelaksanaan pengkajian peraturan perundang-undangan dan pengkajian hasi pendapatan daerah di bidanng dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain yang sah

7. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bagi hasil pendapatan.

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri atas beberapa seksi yaitu :

a. Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas di bidang bagi hasil pendapatan lingkup bagi hasil pajak.Dalam melaksanakan tugas nya , Seksi Bagi Hasil Pajak menjalankan fungsi :

1. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP), Pajk Bumu dan Bangunan.

(40)

2. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Pelaksanaan perthitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu menyampaikan Surata Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan kepada Wajib Pajak , menerima kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang bagi hasil pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak.Dalam melaksanakan tugas nya Bidang Bagi Hasil Bukan Pajak memiliki fungsi yaitu:

Pelaksanan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pendapatan yang lain yang sah.

c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas melaksanakan tugas bidang bagi hasil pendapatan lingkup penetausahaan bagi hasil.Dalam melaksanakan tugas nya maka seksi Penatausahaan Bagi Hasil memiliki fungsi :

1. Pelaksanaan penatausahaan surat-surath ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan pendapatan lain yang sah.

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

Seksi ini mempunyai tugas melaksanakan bidang bagi hasil pendapatan lingkkup peraturan perundang- undangan dan kajian pendapatan.Dalam

(41)

melaksanakan tugasnya maka Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan memiliki fungsi yaitu :

Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan pendapatan lain-lain yang sah.

f. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendpatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas:

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah memiliki tugas pokok melaksanakan tugas dinas lingkup pengembangan pajak,retribusi dan pendapatan lain-lain.Adapun fungsi yang dimiliki oleh Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah adalah :

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang pengembangan pendapatan daerah.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain.

3. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan lainnya.

4. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah.

5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidangn pengembangan pendapatan daerah

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(42)

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terbagi atas beberapa seksi antara lain :

a. Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak ini memiliki tugas pokok melaksanakan tugas di lingkup pengembangan pajak.Fungsi yang dimiliki oleh Seksi Pengembangan Pajak antara lain :

1. Penyiapan Bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan derah di bidang pajak daerah.

2. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak.

b. Seksi Pengembangan Retribusi

Seksi Pengembangan Retibusi memiliki tugass melaksanakan tugas di lingkup pengembangan retribusi.Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh seksi ini adalah :

1. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang retribusi daerah.

2. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribui daerah

3. Pelaksanaan tugas lain yaitu bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah.

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain.

Seksi ini memiliki tugas melaksanakan tugas di lingkup pengembangan pendapatan lain-lain.Fungsi yang dimiliki oleh Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain adalah:

(43)

1. Penyiapan bahan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidan pendapatan lain-lain.

2. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain-lain.

g. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi unit pelaksanaan teknis ditetapkan lebih lanjut dengan peraturan walikota.

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.Adapun peraturan yang berlaku, yaitu :

a. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkn berdasarkan peraturan perundang-undangan.

b. Setiap kelompok jabatang fungsional, dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang telah ditunjuk.

c. Jumlah tenaga fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

d. Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan perundang- undangan.

D. Visi dan Misi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Kota Medan Visi Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Kota Medan adalah

“Terwujudnya Pendapatan Daerah Sebagai Andalan Pembiayaan Pembangunan Daerah”. Misi dari Badan Pengelolaan Pajak Dan Retribusi Kota Medan adalah :

(44)

1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap sumber dan pengelola pendapatan daerah.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana dinas

3. Intensifikasi dan ekstensifikasi subjek dan objek pajak 4. Meningkatkan penegakan hukum.

(45)

Tabel 2.1

Jumlah PNS berdasarkan golongan di Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan

No. Golongan Jumlah Pegawai

1 IV/ c 1

2 IV/ b 1

3 IV/ a 8

4 III/ d 55

5 III/ c 41

6 III/ b 123

7 III/ a 95

8 II/ d 7

9 II/ c 13

10 II/ b 23

11 II/ a 3

12 I/ c 1

Total 371

Sumber : Kantor Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah Kota Medan, 2017

(46)

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL DAN PELAKSANA

KEPALA BADAN

SEKRETARIS

SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN

UMUM

SUB BAGIAN

PENYUSUNAN PROGRAM

BIDANG

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN, PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BIDANG

HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN

BIDANG

PARKIR, REKLAME, PENERANGAN JALAN, AIR TAAH, BARANG BURUNG WALET, DAN RETRIBUSI

BIDANG

PENGEMBANGANDAN PENGENDALIAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

SUB BIDANG

TEKNIS BEA PROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

SUB BIDANG KEBERATAN DANSNGKETA

SUB BIDANG

PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

SUB BIDANG TEKNIS HOTEL, RESTORAN, DAN HIBURAN

SUB BIDANG

KEBERATAN DAN SENGKETA

SUB BIDANG PEMBUKUAN DAN PELAPORAN

SUB BIDANG TEKIS PARKIR, REKLAME, PENERANGAN JALAN, AIR TANAH, SARANG BURUNG WALET DAN RETRIBUSI

SUB BIDANG KEBERATAN DAN SENGKTA

SUB BIDANG PEMBUKUAN DAN PELAPOrAN

SUB BIDANG PERENCANAAN, PENGEMBANGAN, DAN EVALUASI PAJAK DAERAH

SUB BIDANG PERENCANAA, PENGEMBANGAN, DAN EVALUASI RETRIBUSI DAERAH

SUB BIDANG HUKUM DAN PUBLIKASI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

UPT

Referensi

Dokumen terkait

Dari keempat strategi bauran pemasaran tersebut peneliti cenderung memiliki strategi produk dan harga sehingga saya tertarik untuk mengetahui perilaku konsumen dalam

Setelah diberikan latihan selama 16 kali pertemuan, maka akan dilakukan post test yaitu dengan melakukan latihan “memukul samsak” untuk melihat apakah ada

Beberapa fasilitas inilah yang dikemas dalam satu chip yang kemudian dipasang pada papan arduino uno dengan penambahan-penambahan komponen lain seperti penyediaan

TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young) 1 39. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk Purwantono, Suherman dan Surja (Ernst & Young)

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: penerapan PPR dapat meningkatkan ketiga aspek pembelajaran, yaitu: competence (kompetensi) ,

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,

Menurut pedagang ikan hias dan responden bahwa produk ikan hias air tawar hasil produksi pembudidaya lokal memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik karena ikan

Pemprograman visual Basic 6.0 Potensi Kombinasinya Dengan Macromedia Flash MX. Panduan Mudah