• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN T.A 2012 / 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN T.A 2012 / 2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN T.A 2012/2013

Oleh :

Maruhum D.H Pane NIM 071244110031

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Maruhum D.H Pane dilahirkan di Tebing Tinggi, pada tanggal 02 Oktober

1989. Ayah bernama J.Pane, SH dan Ibu bernama R.Hutagaol, S.Pd, dan

merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1995 penulis masuk

SD Negeri 165725 dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis

melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 2 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 3 Tebing Tinggi

dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Program Studi

Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Pair Checks Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan T.A 2012 / 2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terimakasih

kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan

terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Bapak Prof.

Dr. Mukhtar, M.Pd, dan Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd, selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukkan dan saran mulai dari prencanaan penelitian

sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih

kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai Rektor UNIMED, dan

kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D sebagai dekan FMIPA UNIMED.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta

staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu

penulis. Juga tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak M. Hanafiah,

S.Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Perbaungan serta Bapak J. Tarigan,

S.Pd, dan Bapak J.M. Purba, S.Pd sebagai guru SMP Negeri 2 Perbaungan, yang

telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis melakukan penelitian di

SMP Negeri 2 Perbaungan.

Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda J. Pane,

SH dan Ibunda R. Hutagaol, S.Pd, Kakanda Parisma P.H Pane, Amd, Jhosmon

(5)

terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan

skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan – rekan selama

perkuliahan Jawalsen M Pardede, Hotma H Siahaan, Salomo B Sitorus, Rudolf J

Situmorang, Goman Rumapea, Wenny E Sihombing, Lepina Kantri Simamora,

Riyanti Naibaho, Rosamery J Munthe, Ninta Barus, Maya L Hutapea, dan rekan –

rekan angkatan DIK B 2007, serta teman seperjuangan Firman Syah, M. Syukri

Lubis yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai

menyelesaikan skripsi ini, tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada

teman – teman KOST AMPARA yang telah memberikan semangat dan doa,

beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi

semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Februari 2013

Penulis,

(6)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN T.A 2012 / 2013

Maruhum D.H Pane (071244110031)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks di kelas VIII SMP Negeri 2 Perbaungan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada sistem persamaan linier dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII – 5 SMP Negeri 2 Perbaungan yang berjumlah 32 orang.

Sebelum tindakan dilakukan terlebih dahulu diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal dan kesulitan awal siswa. Dari hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa kelas VIII – 5 diperoleh 28 orang siswa (87,50%) yang mencapai nilai dan 4 orang siswa (12,50%) yang mencapai nilai (syarat ketuntasan belajar) dengan rata – rata nilai pada tes awal 40,78.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Hasil Belajar Matematika 10

2.1.2. Pembelajaran kooperatif 11

2.1.2.1.Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif 13

2.1.3. Model Pembelajaran Pair Checks 15

2.1.4. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 17

2.1.5. Perbedaan PLDV dan SPLDV 19

2.1.6. Menyelesaiakan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel 20 2.1.7. Pembelajaran SPLDV Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Pair Chekcs 26

2.1.8. Kerangka Konseptual 26

(8)

BAB III METODE PENELITIAN 28

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 28

3.2. Subjek dan Objek 28

3.2.1. Subjek 28

3.2.2. Objek 28

3.3. Jenis Penelitian 28

3.4. Prosedur Peneliitian 28

3.5. Alat Pengumpulan Data 31

3.5.1. Tes 31

3.5.2. Observasi 32

3.6. Analisis Data 33

3.7. Indikator Keberhasilan Hasil Belajar Siswa 35

3.8. Desain Rencana Tindakan Kelas 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 38

4.1. Hasil Penelitian 38

4.1.1. Pelaksanaan Dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 38

4.1.2. Hasil Penelitian Pada Siklus II 57

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 66

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tabel Pembelajaran kooperatif 12

Tabel 3.5.1. Spesifikasi Tes Pada Materi SPLDV 32

Tabel 3.6.1. Tingkat Keberhasilan Belajar 34

Tabel 4.1. Hasil Tes Awal Kelas VIII – 5 38

Tabel 4.2. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Awal

Di Kelas VIII – 5 41

Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar I

Di Kelas VIII – 5 50

Tabel 4.4. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Hasil

Belajar I Di Kelas VIII – 5 53

Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Pada Tes Hasil Belajar II

(10)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP Siklus I (Pertemuan 1) 69

Lampiran 2. RPP Siklus I (Pertemuan 2) 73

Lampiran 3. RPP Siklus II (Pertemuan 1) 78

Lampiran 4. RPP Siklus II (Pertemuan 2) 82

Lampiran 5. Kisi – Kisi Penyusunan Tes Awal 86

Lampiran 6. Kisi – Kisi Penyusunan Tes Siklus I 87

Lampiran 7. Kisi – Kisi Penyusunan Tes Siklus II 88

Lampiran 8. Tes Awal 89

Lampiran 9. Kunci Jawaban Tes Awal 91

Lampiran 10. Tes Hasil Belajar Siklus I 95

Lampiran 11. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I 97

Lampiran 12. Tes Hasil Belajar Siklus II 102

Lampiran 13. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II 103

Lampiran 14. Lembar Validitas Tes Awal 108

Lampiran 15. Lembar Validitas Siklus I 109

Lampiran 16. Lembar Validitas Siklus II 110

Lampiran 17. Daftar Nama Siswa Kelas VIII – 5 111

Lampiran 18. Data Tes Awal Siswa Kelas VIII – 5 113

Lampiran 19. Data Tes Hasil Belajar I Siswa Kelas VIII – 5 115

Lampiran 20. Data Tes Hasil Belajar II Siswa Kelas VIII – 5 117

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting untuk memajukan suatu bangsa.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa terdapat masalah dalam dunia pendidikan,

khususnya di Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi dunia Pendidikan di

Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir.

Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghapal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbulkan

berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu

untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari – hari. Akibatnya ketika anak

didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin

aplikasi (Sanjaya, 2006 : 1).

Dalam undang – undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.

Pendidikan di dunia mendapat sorotan tajam, khususnya di Indonesia.

Betapa tidak, Indonesia dibanding dengan Negara – Negara ASEAN hanya unggul

dengan Myanmar dan Kamboja, lainnya di atas Negara kita. Hal ini dapat dilihat

dalam laporan badan Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) untuk bidang

Pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization

(UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/2007) (dalam

http://opinibebas.epajak.org/blog) menunjukkan bahwa : “Peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 diantara 130 Negara di dunia”.

Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk

meningkatkan suatu bangsa. Perkembangan suatu Bangsa dapat dilihat dari

(12)

Kline (dalam Simanjuntak, 1995 : 64) bahwa “Jatuh bangunnya suatu bangsa

dewasa ini tergantung dari kemajuan dibidang Matematika”.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari

SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi karena Matematika

merupakan salah satu penguasaan yang mendasar yang dapat menumbuhkan

kemampuan penalaran siswa. Berikut ini beberapa alasan perlunya belajar

matematika menurut Cornelius (dalam Abdurahman, 2003:253):

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan belajar

Matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan befikir, bernalar,

mengkomunikasikan gagasan serta dapat mengembangkan aktifitas kreatif dan

pemecahan masalah. Ini menunjukkan bahwa Matematika memiliki manfaat

dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari.

Sejalan dengan hal itu, Concroft (dalam Abdurrahman, 2003 : 253)

mengemukakan alasannya perlu belajar Matematika, yaitu :

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan Matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah”.

Namun kenyataannya, Pendidikan Matematika di Indonesia masih

memprihatinkan jika dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa.

Masalah yang dilihat dalam dunia prndidikan matematika di Indonesia adalah

rendahnya prestasi siswa. Sejalan dengan itu, Mumun Syaban

(http://educare.e-fkipunla.net) menyatakan bahwa :

(13)

rata-rata yang diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah 411. Skor ini masih jauh dibawah rata-rata internasional yaitu 467. Selain itu, bila dibandingkan dengan dua negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, posisi peringkat siswa kita jauh tertinggal. Singapura berada pada peringkat pertama dan Malaysia berada pada peringkat ke sepuluh”

Secara jelas Pendidikan Matematika di Indonesia masih mengecewakan.

Rendahnya hasil belajar dan kemampuan Matematika ini disebabkan masih

banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika, kurang

berminat, dan selalu menggangap Matematika sebagai Ilmu yang sukar, sehingga

menimbulkan rasa takut untuk belajar Matematika, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Abdurrahman (2003 : 252) bahwa :

“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, Matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada Pelajaran

Matematika materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk

mencapai tujuan pngajaran yang telah ditentukan untuk dicapai. Ada beberapa

faktor atau komponen yang harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Djamarah (2006 : 41) mengemukakan : “Suatu system kegiatan belajar mengajar

mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar, mengajar, metode mengajar atau pendekatan mengajar”.

Menurut Sujiono dkk (2004 : 27), faktor – faktor yang mempengaruhi

proses belajar seseorang terbagi menjadi 2 yaitu faktor indogen dan eksogen. (1)

Faktor indogen (internal) adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri antara lain faktor jasmani dan rohani dari orang tersebut. Faktor jasmani

yaitu ; sakit ataupun cacat. Sedangkan faktor rohani yaitu ; kognitif, efektif,

psikomotor, dan kreativitas serta kemampuan kejiwaan yang lain seperti cita –

cita, bakat, emosi, kebiasaan, tipe yang dimiliki atau yang sering disebut dengan

kemampuan psikologis. (2) Sedangkan faktor eksogen (eksternal) yaitu

kemampuan yang dipengaruhi oleh faktor – faktor dari luar manusia antara lain :

a. Faktor keluarga misalnya orangtua, pendidikan, ekonomi, dan sosial. b.

Sekolah, misalnya peraturan di sekolah, guru, teman, maupun kurikulum dan tata

(14)

dianut oleh masyarakat dan juga IPTEK (Ideologi Pengetahuan dan Teknologi)

yang berkembang.

Diantara faktor tersebut, ada salah satu faktor yang perlu mendapatkan

perbaikan adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru

merupakan salah satu yang mempengaruhi dalam proses belajar siswa,

bertanggung jawab dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang

dikemukakan oleh Nandika (2005 : 1) bahwa :

“Rendahnya kemampuan anak didik pada mata pelajaran Matematika dan sains tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengajarkan siswanya, guru mempunyai peranan yang tidak kecil dalam meningkatkan kualitas anak didik dan ia melihat siswa dibina oleh pengajar yang bagus akan melahirkan anak yang bagus pula. Kalau guru bagus biasanya anaknya juga bagus, jadi peranan guru luar biasa pentingnya dalam meningkatkan mutu pendidikan saat ini”.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor, yaitu

pelajaran Matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan

sulit untuk dipelajari siswa, akibatnya siswa sering merasa bosan dan tidak

merespon pelajaran dengan baik. Selain itu metode pembelajaran yang dilakukan

oleh guru kurang bervariasi dan cenderung membatasi siswa untuk berkreasi

mengungkapkan pemikirannya saat belajar sehingga kurang berminat belajar

Matematika dan hasil belajar yang kurang optimal. Seperti yang dikemukakan

oleh Slameto (2003) bahwa :

“Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa kurang senang terhadap pelajaran”.

Keadaan ini menunjukkan bahwa masih diperlukan perbaikan dalam

pembelajaran agara hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Keberhasilan belajar

Matematika siswa tidak terlepas dari kualitas pembelajaran yang dilakukan.

Pembelajaran berkualitas merupakan pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa

aman dan nyaman serta hastrat dan kerinduan belajar pada diri siswa. Menurut

Pasaribu dan Simanjuntak dalam Suryosubroto (2002) didalam pendidikan

efektifitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :

(15)

2. Belajar murid, yang menyangkut sejauh mana tujuan pelajaran yang diinginkan tercapai melalui belajar mengajar (KBM).

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan peneliti ke sekolah

SMP Negeri 2 Perbaungan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kesulitan pada

masalah variabel sejenis dalam sistem persamaan linier dua variabel. Untuk

mengatasi rendahnya hasil belajar siswa guru sudah pernah mencoba

mengatasinya dengan cara menyuruh siswa membiasakan untuk membaca materi

pelajaran yang akan diajarkan, memberikan tugas untuk menyelesaikan soal – soal

yang ada di buku. Akan tetapi hasil belajar siswa masih sangat rendah, rata – rata

nilai yang didapatkan siswa adalah minimal 50 dan maksimal 60. Menurut

observasi yang dilakukan peneliti di sekolah SMP Negeri 2 Perbaungan, masih

rendahnya hasil belajar siswa ini disebabkan kurangnya respon guru dan sistem

penilaian yang kurang menghargai upaya siswa untuk bekerja dan belajar.

Permasalahan rendahnya hasil belajar Matematika juga dialami siswa

SMPN 2 Perbaungan, salah satunya pada materi pelajaran Sistem Persamaan

Linier Dua Variabel. Ini merupakan hal yang mendasari sehingga penelitian

dilakukan di sekolah ini dengan materi tersebut. Dalam proses pembelajaran,

setiap kegiatan harus dapat mendorong siswa agar aktif sehingga dapat memahami

konsep dan prosedur Matematika.

Untuk mengatasi masalah yang ada, hendaknya guru mampu memberi

inovasi pada metode pembelajaran yang digunakan selama ini. Metode

pembelajaran yang digunakan hendaknya variatif, sesuai dengan materi pelajaran

yang disampaikan mampu diterima oleh siswa yang memiliki gaya belajar

berbeda – beda. Seperti yang diungkapkan oleh Aluyiyawati

(http://www.one.indoskrip.com).

(16)

Proses pembelajaran di kelas cenderung belum bisa mendorong mereka

maju dan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing – masing. Salah satu

prinsip mengajar siswa menekankan pentingnya individualitas yaitu

menyesuaikan pembelajaran dengan perbedaan individual siswa.

Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

hasil belajar siswa adalah dengan menekankan suatu prinsip individualitas siswa.

Memperhatikan permasalahan yang dikemukakan tersebut merupakan tantangan

yang harus dihadapi oleh guru maupun peneliti untuk meningkatkan hasil belajar

siswa. Sehingga peneliti ingin menerapkan suatu pembelajaran yang dapat

mengapresiasi dan mengakomodasi perbedaan individualitas siswa. Untuk itu,

model pembelajaran yang tepat digunakan adalah Model Pembelajaran Pair

Checks. Menurut Rachmad Widodo (dalam Spencer Kagen 1993) :

“Model pembelajaran Pair Checks adalah model pembelajaran mengecek berpasangan. Dimana siswa dilatih untuk saling bekerja sama dan melatih rasa sosial siswa serta melatih untuk memberi penilaian. Jadi, model pembelajaran Pair Checks ini dapat juga melatih komunikasi antar siswa”. Berdasarkan uraian di atas diharapkan model pembelajaran Pair Checks ini

dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

pemahaman siswa pada pelajaran matematika khususnya pada materi sistem

persamaan linier dua variabel. Jika pemahaman siswa terhadap matematika makin

baik, maka tentu hasil belajar siswa akan semakin baik, kerena setiap proses

belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang

dicapai.

Dalam penelitian ini yang menjadi acuan adalah peningkatan hasil belajar

dengan menggunakan model pembelajaran Pair Checks.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Pair Checks Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Kelas VIII SMP Negeri 2

(17)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, ada beberapa masalah yang

diidentifikasi pada penelitian ini, yaitu :

1. Kurangnya minat siswa untuk belajar Matematika,

2. Masih banyak siswa yang menganggap SPLDV sebagai materi yang

sulit,

3. Rendahnya pemahaman Matematika siswa pada materi SPLDV,

4. Hasil belajar siswa yang masih rendah pada materi SPLDV,

5. Siswa sulit dalam menyelesaikan soal – soal Sistem Persamaan Linier

Dua Variabel,

6. Model pembelajaran yang digunakan kurang tepat dengan materi yang

diajarkan.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan keterbatasan peneliti, maka masalah

yang disebutkan di atas dibatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa

melalui model pembelajaran Pair Checks, serta sulitnya siswa dalam

menyelesaikan soal – soal pada materi system persamaan linier dua variabel.

1.4Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi penerapan model pembelajaran pair checks dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika

pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Pair Checks dalam menyelesaikan soal matematika pada

materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ?

1.5Tujuan Penelitian

1. Dengan strategi penerapan model pembelajaran Pair Chekcs dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika

(18)

2. Dengan meningkatkan hasil belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Pair Checks dapat menyelesaikan soal matematika pada

materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi sekolah sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka

perbaikan kualitas pembelajaran termasuk dalam meningkatkan hasil

belajar siswa,

2. Bagi guru sebagai masukan untuk menambah variasi model pembelajaran.

Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan pengetahuan

guru mengenai model pembelajaran Pair Checks sebagai pembelajaran

alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa,

3. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam

menyelesaikan permasalahan matematika,

4. Bagi penulis dalam menabah masukan dan membekali diri untuk menjadi

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Strategi yang dilakukan dalam penerapan Model Pembelajaran Pair Checks

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal

matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV),

adalah :

a. Membentuk siswa menjadi kelompok berpasangan dimana siswa dapat

bertukar pikiran dalam belajar.

b. Melibatkan siswa dalam tiap langkah – langkah pembelajaran.

c. Memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreasi dalam

mengungkapkan ide – ide pemikirannya.

2. Adapun tugas yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan hasil belajar

adalah :

a. Memotivasi siswa agar mempelajari materi sistem persamaan linier dua

variabel dengan cara menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan

kehidupan sehari – hari.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar dengan cara membantu siswa

memahami permasalahan yang diberikan dan menyuruh siswa untuk

menyelesaikan soal melalui tanya jawab.

c. Membimbing penyelidikan dengan cara membantu siswa untuk

menyelesaikan soal yang diberikan, siswa yang mengalami kesulitan akan

dibantu oleh guru.

d. Menganalisis dan mengevaluasi proses jawaban siswa dengan cara

menyuruh beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis dan

melakukan evaluasi sehingga diperoleh jawaban yang benar.

3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran dengan model

(20)

dari peningkatan hasil rata – rata siswa berdasarkan hasil tes awal dan hasil tes

belajar tiap siklus. Dari hasil tes awal di kelas VIII – 5 diperoleh 28 orang

siswa (87,50%) yang mencapai nilai dan siswa yang mencapai nilai

(syarat ketuntasan belajar) ada 4 orang siswa (12,50%) dengan rata – rata nilai pada tes awal 40,78. Setelah pemberian tindakan pengajaran melalui

model pembelajaran Pair Check, nilai tes hasil belajar I di kelas VIII – 5 dari

32 orang siswa, 18 orang siswa (56,25%) telah mencapai tingkat ketuntasan

belajar klasikal (yang mendapat nilai ) sedangkan 14 orang siswa

(43,75%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar dan nilai rata – rata

kelasnya mencapai 72,50. Sedangkan setelah dilakukannya perbaikan dari

siklus I pada siklus II di kelas VIII – 5, nilai tes hasil belajar siklus II dari 32

orang siswa siswa, 28 orang siswa (87,50%) telah mencapai tingkat

ketuntasan belajar klasikal (yang mendapat nilai ) dan 4 orang siswa

(12,50%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan kata lain, nilai

dari ketuntasan klasikal tes hasil belajar I di kelas VIII – 5 mengalami

peningkatan pada siklus II sebesar 31,25%.

4.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada Guru Matematika, dalam mengajarkan materi Sistem Persamaan

Linier Dua Variabel atau materi lain yang sesuai sebaiknya menggunakan

model pembelajaran Pair Checks sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Kepad siswa, diharapkan untuk mau lebih aktif selama pembelajaran dan mau

mempelajari kembali di rumah materi yang telah diberikan.

3. Kepada peneliti yang berminat dengan objek yang sama dengan penelitian ini

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Rineka Cipta : Jakarta.

Aguston, M. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Lembaga Akta Mengajar UNJ :

Jakarta.

Aluyiyawati. http://www.one.indoskrip.com

Aqib, Zainal, dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA,

SMK. YRAMA WIDYA : Bandung

Arikunto, S. (2003). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta

Budhi, Wono Setya. (2007). Matematika Untuk Kelas VIII Semester 1. Erlangga :

Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta : Banjarmasin.

Djumanta, Wahyudin. (2005). Mari Memahami Konsep Matematika Untuk Kelas

VIII. Grafindo Media Pratama : Bandung.

Evita, dkk. (2004). Psikologi Pendidikan. Lembaga Akta Mengajar UNJ : Jakarta.

Hudojo, Herman. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud : Jakarta.

Japar, M. (2004). Belajar Dan Pembelajaran. Lembaga Akta Pembelajaran UNJ :

Jakarta.

Mulyana, dkk. (2004). Evaluasai Pendidikan. Lembaga Akata Mengajar UNJ :

Jakarta.

Mumun Syaban. http://educare.e-fkipunla.net

(22)

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana : Bandung

Simanjuntak, Lisnawaty. (1995). Metode Mengajar Matematika I. Depdikbud : Malang.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. PT.Rineka Cipta : Jakarta.

Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT REMAJA

ROSDAKARYA : Bandung.

Sujiono, Y.N., Wargahadibrat, H., dan Japar, M, (2004), Belajar dan Pembelajaran, Universitas Negeri Jakarta : Jakarta.

Suryosubroto. B, (2002). Proses Belajar Mengajar Disekolah. Rineka Cipta : Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana.

Undang – Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 (2003). Tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003. Cemerlang : Jakarta.

http://www.one.indoskrip.com

http://opinibebas.epajak.org/blog

http://id.scribd.com/doc/92763072/BAB-I-II-III

Gambar

Tabel 2.1.    Tabel Pembelajaran kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Secara parsial kepemilikan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah (GOVR), keberadaan kepemilikan di luar pemerintah di BPD, serta ukuran perusahaan ditemukan

Perielitian Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan ibu Dengan Pemberian lrnrinisasi BCG Pada Bayi Diwilayah Kerja Puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu Tahun 20L3, bernrjuan

interaksi dalam pelayanan publik, yaitu: Tipologi Pertama: Birokrat atau pegawai yang menafsirkan makna pelayanan publik sebagai pelaksanaan. tugas dari atasan atau

Dilakukan exclude dari sumber asli dan dari publikasi yang sama, kemudian diperoleh similarity index 34%, seperti gambar berikut:.. Diperoleh similarity 34% dan merah pada semua teks

b) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai... c) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan

Dari perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada saluran pemasaran di agroindustri kerupuk singkong sudah terdapat hubungan jangka panjang antar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pembuatan Aplikasi Halo Kids

Hak anak memperoleh Akta Keiahiran merupakan salah satu bentuk perlindungan negara terhadap anak ialah terhadap pemenuhan hak - hak anak untuk memperoleh perlindungan, identitas