• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN LINGUISTIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA INGGRIS MAHASISWA JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KECERDASAN LINGUISTIK TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA INGGRIS MAHASISWA JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

·.

ABSTRACT

MAY A HANDA Y ANI SINAGA, NIM : 055020360. The effect of cooperative learning Model and Linguistic Proficiency on Reading Skill of English Text by Students in Department Pharmacy of Health Polytechnic Medan. Postgraduate Program of UNTMED 2008.

The objectives of the research were : (\) to find outtbe difference in reading skill of English text by students taught by using Structural Cooperative Model and Jigsaw Cooperative Learning Model, (2) to know the difference in reading skill of English text with high and low linguistic proficiency, (3) to know interaction between learning model and linguistic proficiency on reading skill of English text by students.

This was a quasi experiment research. Population in this research was 160 persons consisting of four classes in Department Pharmacy of Health Polytechnic Medan. Sample was 80 persons taken from two classes by using cluster random sampling technic. Before giving of treatment, the sample of research was subjected to linguistic proficiency test to distinguish the type of linguistic proficiency possessed by the students. The learning test used to test the hypothesis of research was taken into a trial to know the validity and reliability of the test. Of 45 drills tried, only 37 of them met the criterion. The technic of data analysis used in this research was descriptive Slatistic for presentation of data and inferential statistic for testing the hypothesis of research. The hypothesis of research was tested by using two way Anava that had been tried out, i.e normality test by Liliefors test and variant homogenity test by Barlett and Fisher test.

The result of hypothesis indicated that: (I) the reading skill ofEnglish test by students taught by using structural Cooperative Learning Model was higher than those who were taught by using Jigsaw Cooperative Learning Model. This was indicated by F obs=:d = 52. I 3, F tabte = 3.12 in significance level a = 0.05, with dk =(I. 76). (2) the student with high linguistic proficiency have higher English teaming than those with lower linguistic proficiency. This was evident by F ob:leo<d = 516.63 > F Frable= 3.12 in significance level a = 0.05, dk = (1.76), and (3) There was interaction between learning model and linguistic proficiency in effecting the English Learning of students. This was evident by F oose<'td = 118.51

> F tat>lo ; J.J2 in significance level a = 0.05 dk = (1,76).

(2)

ABSTRAK

MAYA HANDA

YANl SlNAGA.

N/M. 055020360. Peogaruh Model Pembelajaran Kooperalif Dan Kecerdasan Liogulstlk Terhadap Kemampuu Membaca Teks Berbabasa lnggris Mllhasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Medan. Program Pascasarjana : UNTMED 2008.

Penclitian ini bertujuan untuk : (J) mengetahui perbedaan kemarnpuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperalif Jigsaw dan model pembelajaran kooperarif terstruktur, (2) mengetahui petbedaan kcmampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan keeerdasan linguistik rendah, (3) mengetahui interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan linguistik tcrhadap kemarnpuan rnembaca teks berbahasa lnggris mahasiswa.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalarn penelitian ini berjumlah 160 orang yang be rasa I dari 4 ( empat) kclas mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kescbat.an Medan. Sedangkan sampel berjumlah 80 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberik.an, terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes keeerda.san linguistik untuk membedakan jenis kecerdasan linguistik yang dimiliki oleh mahasiswa. Tes belajar yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ter1ebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabi1itas tcs. Hasil yang diperoleh dari 45 soul yang diujikan sebanyak 37 soal saja yang memenuhi persyaratan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stati~'lik deskriptif untuk me:nyajikan data dan statistik inferensia1 untuk menguji

hipotesis

penelitian. Hipotesis penelitian diuji dcngan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelwnnya, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan anal isis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians dengan uji Bartlett dan Uji Fisher.

Hasil pengujian hipotesis rnenunjukkan bahwa : (I) kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatifTcrstruktur

lebih

tinggi dari pada mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Hal ini ditunjukkan oleh

Fh••"'l •

52,13 >

Ftabcl ~ 3,12 pada taraf signiflkan a. ~ 0,05 dengan dk ~ (1 ,76). (2) mahasiswa yang memillki keeerdasan linguistlk tinggi memperoleh belajar bahasa lnggris yang tebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendah. Hal ini ditunjukkan o1eh F- . • 5 16,63 >

r-

1 3 3,12 pada taraf

signifikan

a •

0,05 dengan dk = ( 1, 76), dan (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan linguistik datam mempengaruhi belajar bahasa lnggris mahasiswa. Hal ini ditunjukkan o leh Fb._ = 118,51

>

Flabd .. 3,12 pada

taraf signifikan

a •

0,05 dengan dk - ( I ,76).

Diharapkan kepada para dosen bahasa lnggris atau tenaga pengajar umumnya agar senantiasa memperhatikan dan mcmpertimbangkan faktor kecerdasan linguistik mahasiswa sebagai pijakan dalam merancang pembelajaran. Semoga hasil penelitian inl dapat bennanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(3)

DAYTARISI

ABSTRACT ....•...•...••.•.•...• ·-· ... ·-... ..

ABSTRAK • . . . .•... ... .. . .. . ... •.•... .. • . . . ...•••. .••.. .•. . . . ... . •. . . .. ....•.... •.•...

If

KA

TA

PENG ANT AR . .. . .. .•.... . . .• . .. .. . . .. . . .. . . .. .. .. . . .. .•... iii

DAFT AR lSI . . . • . . . • . . . vi

DAFT AR T ABEL . . . . ... . . . .. .. . . .• .•• ..• . •. .. • . . . ••.•. .• • . . . •. .•• .•• . ...••. .••.•••. ..•

11

DAFT AR GAMBAR .• ...•... ... .... . •... .•. . . . •. .. . . •••• . . .•. . •. .. . . . •• . . • . . • xii

DAFTAR LAMPIRAN .. ••...••. .... .... . . ... ... ... xiii

BAB I BAB U

DAB

m

Peodalluloao

A. Latar Belakang Masalah ... .

B.

ldentifikasi Masalah ... ..

C.

Pembatasan Masalah ... ..

D. Perumusan Masalah ... .

E. Tujuan Penelitian ... .

F. Manfaat Penelitian ... .

Kera ogka TeoritiS, K eraogka Berpikir dan Peogajuao Hipotesis A.

Kerangk.a Teoritis

1.

Hakikat Bellijar Kemampuan Membaca Teks

10 11 12 12 13

Berbahasa lnggris...

I 5 2.

Hakikat Model Pembclajaran Kooperatif ...

22

a. Strategi Pembelajaran KooperatifTerstruktur ...

26

b. Strategi Pembclajaran Kooperatif Jigsaw ...

30

3.

Hakikat Kccerdasan Linguistik... ....

32

4.

Penelitian

Yang

Relcran ...

36

B. Kerangk.a Berpikir

I .

Perbedaan kemampuan membaca teks berbahasa lnggris

mahasi.swa yang diajarkan dengan model pembe\ajaran

kooperatifdengan pendekatan Terstrukturdan Jigsaw..

39

2. Perbedaan

Kemampuan Membaca Teks

Berbahasa

Inggris

3. antara

mahasiswa

yang

Memiliki kecerdasan linguistik

tinggi

dan rendab... .... ... ... ... ... 44

4.

lnteraksi antara model pembelll}aran dan kecerdasan linguistik

dalam mempengaruhi kemampuan membaca teks berbahasa

Inggris... ...

47

C.

Pengajuan Hipo«:sis ...

51

Metode Peoelitliii

A. T empat dan W aktu

Penelitian ... ..

B. Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilao Sampel... ... .

a. Populasi Pene lit

ian ... ..

b. Sampel Penelitian ... ..

52

52

52

(4)

DAB IV

C. Metode dan Ranc:angan Penelitian ... 53

D. Kesahihan Rancangan Penelitian ... .. I. Validitas Internal ... - ...

55

2. Validitas Ekstemal ...

55

E. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel...

56

F. Prosedur Dan Pelaksanaan Perlakuan ... .. I. Prosedur Pcrlakuan Penelitian ... ... 58

2. Pelaksanaan Perlakuan Penelilian... 59

G. Teknik Dan lnstn:unen Pengumpulan Data... 60

H. Instnunen Peoelilian... 61

J. Teknik Analisa Data ... 67

Hasil Penelitian

A. Deskripsi Data Penelitian ... 69

1. Kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang dibelajarkan dengao model pembelajaran kooperatifterstruktur 69 2. Kemampuan membaca leks berbahasa Inggris mahasiswa yang diajarkan dengan model · Pembelajaran kooperatifjigsaw 70 3. Kemampuan membaca teks

berbahasa

lnggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi ... ... 71

4. Kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendah ... 72

5. Kemampuan membaca leks

betbahasa

Inggris mahasiswa dengan kecerda.san linguistik tinggi untuk pcrlakuan model Pembelajaran koopcratifterstruktur ... ... 74

6. Kemampuao membaca leks berbahasa lnggris mahasiswa dengan kecerdasan lingujstik rendah untuk perlakuan model pembelajaran kooperatif terstruktur ... ... 75

7. Kemampuan membaca leks berbahasa Inggris mahasiswa dengan kecerdasan linguistik tinggi uotuk pcrlakuan model pcmbelajaran koopcratif jigsaw ... 76

8. Kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mabasiswa dengan kecerdasan linguistik rendah untuk perlakuan model pembell\iaran kooperatif jigsaw... 77

B. Pengujian Petsyaratan Analisis Data... 79

I. Uji Nonnalitas ... 79

2. Uji Homogenitas Varians... 80

C. Pengujian Hipotesis:... 83

D. Pembahas:an dan Hasil Penelilian ... 9{) E. Keterbatasan Penelitian ... I 05

(5)

·'

BABV Simplllaa, lmplikasi, du Saraa

A. Simpulan ... ... . B. Implikasi ... .

c.

Saran ... .

108 109 115

DAFI'AR PUSTAKA ... _... .• 117

(6)

DAFTARTABEL

Halaman Tabel I .

Daftar

kolektif data kelulusan mahasiswa Jurusan Fannasi

Politeknik Kesebatan Medan ... .. ... . Tabel2. Perbandingan model pembelajaran kooperatif terstruktur

dan dengan kooperatif jigsaw ... . 32

Tabel 3. Perbedaan kemampuan membaca teks berbahasa loggris Mabasiswa dengan kecerdasan linguistik tinggi dan rendab... 36 Tabel 4 Rancangan penelitian untuk pengujian hipotesis . ... ... ... 54 Tabel

S

Kisi-kisi instrumen tes kemampuan membaca teks berbabasa

Jnggris mabasiswa ... ... 62 Tabel 6 Kisi-kisi observasi instrumen variabel kecerdasan linguistik... 63 Tabel 7 Distribusi frekuensi skor kemampuan rnembaca teks berbahasa lnggris

untuk perlakuan model pernbelajaran koperatifterstrulctur ... 69 Tabel

8

Distribusi frekuensi kernampuan membaca leks berbahasa

lnggris untuk perlakuan pembelajaran koperatifjigsaw ... 70 · Tabel9 Distribusi fekuensi kemampuan membaca teks berbahasa

lnggris mabasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi .. ... .. ... ... ... .... .. ... ... 71 Tabel

I 0

Oistribusi frekuensi kemampuan membaca teks berbabasa

Inggris untuk mabasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik

rendab .... ... .. ...•.... ... ... .. ... ... ... ... ... .. ... .. .... ... 73 Tabel II Distribusi frekuensi kemampuan membaca teks Berbahasa

lnggris mahasiswa dengan kecerdasan linguistik tinggi untuk

model pembelajaran kooperatifterstruktur ... .. 74 Tabel 12 Distribusi frekuensi kemampuan membaca teks berbabasa

lnggris mahasiswa

dengan

kecerdasan linguistik rendah Untuk perlakuan model pembelajaran koperatifterstruktur... .. 75 Tabe113

Distribusi frelruensi

kemampuan membaca

teks berbahasa

lnggris mahasiswa dengan kecerdasan linguistik tinggi untuk perlakuan model pembelajaran kooperatifjigsaw.. .. ... 77

[image:6.596.62.542.85.671.2]
(7)

Tabe! 14 Distribusi ftekuensi kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mohasiswa dengan kecerdasan !inguistik rendah untuk

perlakuan model pembe!ajaran kooperatifjigsaw ... 78

Tabel 15 Hasil pengujian nonnalitas data (Uji Liliefors) ... 80 Tabe! 16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians

antar mahasiswa dengan model pembelajaran kooperatif terstruktur (MPKT) dan model pembelajaran kooperatif jigsaw (MPKJ) dengan Uji F pada taraf signifikansi

o.=

0,05 ... ;... 81 Tabel 17 Rangkuman hasil pengujian homogenilas varians antar

Mabasiswa dengan kecerdasan linguistik tinggi (KL T) dan

kecerdasan linguistik rendah (KLR) dengan Uji Fisher

pada t8raf signiiikansi

a.

=

0,05 ...

81

Tabel 18 Rangkuman hasil pengujian homogenitas varians sampel

dengan Uji Bartlet pada taraf signiflk.ansi

a,=

0,05 ... 82 Tabel 19 Tabel hasil statistik deskriptif ... ... ... . ... 83 Tabel 20 Rangkuman basil Anava seeara k.eseluruhan terhadap

Kemampuan membaca leks berbahasa Inggris mahasiswa Jur.Farmasi Poltekkes Medan ... ... ... 83 Tabel21 Ringkasan hasil perhitungan Uji Scheffe' ... .. ... . 86

Tabel 22 Ringk.asan hasil perhitungan tarafk.esulcaran tes kemampuan

membaca teks berbahasa Inggris... I32

Tabel 23 Ringl<asan hasil perbitungan daya pembeda tes kemampuan membaca teks berbahasa lnggris . .. . . . .. .. . . .. . . .. . . ... . . ... 134 Tabel 24 Contob perhitungan validitas butir (Soal No- I)... .... .. .. I 36 Tabel 25 Hasil perbitungan nilai validitas tes kemampuan membaca

teks berbahasa Inggris . . . .. 13 8 Tabel 26 Data Induk Penelitian. ... .. .... ... . .. . .... .. .... . ... . ... .. .. .. . .. .. .... I 46 Tabel 27 Data slcor k.emampuan membaca te.lcs berbahasa Jnggris

mahasiswa yang dibelajark.an dengan model pembelajaran

kooperatif terstruk.tur . . .. . . .. . . 14 7

[image:7.596.52.545.60.683.2]
(8)

Tabel28 Tabel29 Tabel30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36

Distribusi frekuensi data kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif terstruktur uotuk mahasiswa dengan

k

ecer

dasan I

mgUJst tmgg1 ... ..

.

.

ik . . Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi yang dibelajarlcan dengan model pembelajaran lcooperati f terstruktur ... .

Uji normalitas kemampuan membaca leks berbahasa Jnggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendab yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif terstruktur ... .

Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa Jnggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi yang dibelaj;arkan dengao model pembelajaran kooperatif jigsaw ... .

Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa Inggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendah yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperati f jigsaw ... ..

Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa lnggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif terstruktur ... .

Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa Inggris mahasiswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw ... .

Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa Inggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi ... .

Uji normalitas kemampuan membaca teks berbahasa Inggris mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik rendah ... .

Tabel 3 7 Rangkuman perhitungan statistik dasar data penelitian

Tabel 38 Tabulasi jumlah desain penelitian Anava 2x2 untuk

151 158 158

159

159

160 160

161

161

163

n tidak sarna ... ... 166

Tabel 39 Rangkuman Anava 2x2 .... ... 168

(9)

DAFT AR GAMBAR

Hafaman

Gam bar I. Model pembelajaran kooperatif dengan pcndekatan terstruktur. 29

Gam bar 2. lllustrasi yang menunjukkan tim jigsaw... 30

[image:9.596.68.539.70.673.2]

G-dffibar 3 Model pembefajaran kooperatif dcngan pendekatan jigsaw... 31

Gambar 4. Histogram kemampuan membaca leks berbahasa lnggris mahasiswa yang dibefajarkan dengan model pembelajaran kooperatif terstruktur.... .. . . .. .. .. . .. . .. . .. . . .. . . . .. . . 70

Gambar 5. Histogram kemampuan membaca leks berbahasa l nggris untuk

perlakuan model pembelajaran kooperatif jigsaw... 71

Gambar 6. Histogram kemampuan membaca leks berbahasa lnggris

kelompok mahasiswa dengan kecerdasan linguislik tinggi 72

Gambar 7. Histogram kemampuan membaca leks berbahasa lnggris kelompok mahasiswa dengan kecerdasan lioguistik

rendah ... 73

Gambar 8. Histogram kemampuan membaca teks berbahasa lnggris kelompok kecerdasan lingu istik tinggi untuk perlakuan model pembelajaran kooperatif terstruklur ... 75

Gambar 9. Histogram kemampuan membaca teks berbahasa lnggris kelompok kecerdasa!ll linguistik rendahi untuk perlakuan model pembelajaran looperatif terstruktur ... 76

Gam bar I 0. Histogram kemampuan membaca teks berbahasa lnggris k.elompok kecerdasan linguistik tinggi untuk perlakuan model pembelajaran kooperatifjigsaw ... ... ... 77

Gam bar II. Histogram kemampuan membaca teks berbahasa lnggris kelompok kccerdasan linguistik rendah untuk perlalnmn

model pembelajaran kooperatifjigsaw ... 79

Gam bar 12. Model interaksi antara model pembe\ajaran dan kecerdasan linguistik mahasiswa terhadap kemampuan mernba.e<~ !o;!c.l! berbahasa Jnggris mahasiswa jurusan Farmasi

Poltekkes Medan.... ... 89

(10)

DAFT AR LAMP IRAN

Halaman

Lampiran I. Tes kemampuan me.mbaca teks berbabasa lnggris... 120

Lampiran 2. lnstrumen kecerdasan Jinguistik ... ... 125

Lampiran 3. Perbitungan basil d.ata ujicoba instrumen penelitian ... 130

Lampiran 4 Uji validitas skor instrumen kemampuan Membaca Teks Berbahasa lnggris ... .... ... ... ... J 42 Lampiran 5. Reliabi1itas instrumen tes kemampuan membaca teks berbahasa lnggris ... 143

Lampiran 6. Uji validitas skor instrumen keeerdasan linguistik mahasiswa. 144 Lampiran 7. Reliabilitas instrumen kecerdasan linguistl< mahasiswa ... 145

Lampiran 8. Data induk penelitian ... . .. .. ... ... 146

Lampiran 9. Perhitungan statistik dasar ... ... 147

Lampiran I 0 Distribusi frekuensi data penelitian ... 151

Lampiran II Perhitungan uji nonnalitas data dengan uji Liliefors... 156

Lampiran 12 Uji homogenitas varians ... ... 162

Lampi ran 13 Pengujian hipotesis :penelitian . . . .. ... . .. ... ... ... ... . . . .... . 166

Lampiran 14 Satuan acara perkuli ahan (Model terstruktur )... ... 171

Lampiran 15 Satuan acara perkuliahan ( Model jigsaw)... ... 191

(11)

BABI

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalab

Pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu dosen. Dosenlah ujung tombak pendidikan, sebab dosenlah secara langsung berupaya mempengaruh~

membina dan mengembangkan kemampuan mahasiswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermora.l tinggi, dosen dituntut memiliki kemampuan yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.

Setiap tindakan pendidikan dan pembelajaran selalu diorientasikan pada pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu, baik berkaitan dengan perkembangan keeerdasan spiritual (spiritual intelligence), intelektual (intelectua/ intelligence), emosional (emotional intelligence), sosial (social intelligence), maupun kreatifitas (creaJivity intelligence). Oleh karena itu, untuk kepentingan masa depan Indonesia

maka penelitian harus ditingkatkan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mengindikasikan bahwa seorang peserta didik dapat menjadikan dirinya sebagai sumber daya manusia yang banda! dan kompetitif secara global. Untuk ini dibutuhkan kemampuan dan keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif serta mampu bekerjasama secara efektif dan efisien. Inilah kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap peserta didik. Kompetensi dasar tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang terefleksi pada kebiasaan berpikir dan bertindak peserta didik. Untuk mewujudkan peserta didik yang

(12)

memiliki kompetensi dasar sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan, seorang dosen sebagai pembelajar dituntut barus menguasai bahan ajar yang diajarkan dan terampil dalam mengajarkannya.

Cara

mengajar dosen tercermin dalam proses mengajar belajamya. Kenyataannya selama ini dosen lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga

peran

serta dan keterlibatan

peserta

didik dalam pembelajaran sangat berkurang (Depdiknas, 2004).

Menurut Hasratuddin (2002) mengemukakan bahwa "Salah satu kelemahan model yang digunakan dosen terlihat dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan dosen di kelas adalah dosen lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi mahasiswa". Berarti dalam hal ini mahasiswa bukan lagi sebagai subjek melainkan sebagai objek belajar. Dengan kata lain, kata pembelajaran berpusat pada dosen (teacher untered).

Sudjadi (1995) mengemukakan bahwa betapa lepat dan baiknya bahan ajar bahasa lnggris yang diajarkan belum menjamin akan lercapainya tujuan pendidikan, salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan itu adalah Proses Belajar Mengajar (PBM) yang lebih menekankan kepada keterlibatan mahasiswa secara optimal. Faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam keberbasilan penyelenggaraan pendidikan bahasa lnggris adalah pembelajarannya. Pembelajaran yang sesuai untuk materi yang diajarkan akan memberikan hasil yang lebih baik termasuk kemampuan membaca teks berbahasa lnggris.

Di Indonesia, peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu prioritas utarna kegiatan pendidikan. Belajar merupakan satu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana Wltuk mencapai tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan belajar dalam bentuk pencapaian indikator merupakan satu gambaran

(13)

keberhasilan mahasiswa dan keberhasilan dosen mentransfer pengetahuan kepada mahasiswa, oleh sebab itu, penetapan indikator keberhasilan belajar sangat memedukan kejelasan terminologi yang digunakan dalam tujuan pembelajaran yang berfungsi untuk memberikan 81J'8h kepada penetapan pengalaman bela jar dan menentukan prilaku yang akan dimiliki dan dikuasai mahasiswa sebagai bukti belajar.

Menurut R Soedjadi (1995) bahwa untuk mendapatkan abad 21 yang diperkirakan akan diwamai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu memiliki warga yang bermutu dan berkualitas tinggi. Selanjutnya, menurut Habibie (dalam Ida Kamasih 1997) bahwa keunggulan sumber daya manusia adalah syarat mutlak pembangunan.

Lembaga atau institusi pendidikan formal seperti kampus misalnya, yang mestinya berfungsi sebagai institusi yang melahirkan tenaga kerja yang dapat mengelola sumber daya alam di republik ini, temyata belum mampu memproduk lulusan yang memenuhi tuntutan kualitas pasar kerja yang tersedia, apalagi meociptakan lapangan kerja baru sebagai presentase penguasaan ilmu yang diperoleh dari lembaga pendidikan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkao bahwa sumber daya manusia harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan sumber daya manusia diperlukan keberbasilan dalam penyelenggaraan pendidikan. Fak:tor dominan yang perlu diperhatikan dalarn menyelenggarakan pendidikan adalah proses pembelajarannya.

Keberhasilan dalarn

suatu proses

pembelajaran

dapat dilihat dari daya serap mahasiswa yang diketahui melalui evaluasi kemampuan membaca teks . Jika

basil

evaluasi baik maka tujuan bela jar tercapai sebaliknya jika hasil evaluasi tidak baik

(14)

Ketidakmampuan mahasiswa dalam membaca teks berbahasa lnggris yang menyebabkan perolehan basil belajar babasa Inggris tidak maksimal mengaldbatkan berbagai kalangan

merasa

kecewa dan kurang puas dcngan mutu pendidikan tersebut. Ketidakpuasan ini disebabkan basil belajar mahasiswa yang nilainya masih jauh dari yang dilwapkan. terutama pada pelajaran bahasa lnggris. Sukmadinata (I 992) mengatalcan, yang paling mendapat sorotan masyarakat tentang pekerjaan guru adalah mutu pendidikan, lebih khusus adalah mutu lulusannya. Dahar ( 1986) juga mengcmukakan, sebab-sebab lulusan kurang bermutu

a

tau belum memenuhi baropan adalah : (I) input yang kurang baik kualitasnya, (2) guru dan personal yang kurang tepat, (3) materi yang tidak atau kurang cocok, (4) model mengajar dan sistem cvaluasi yang kurang memadai, (5) kurangnya sarana penunjang, dan (6) sistem administrasi yang kurang tcpat.

Reigeluth ( 1983), memandang bahwa ada tiga variabel penting yang perlu diperlihatkan dalam pembelajaran, yakni (I) variabel kondisi pembclajaran, (2)

variabel model pembelajaran, dan (3) variabel basil pembclajaran. Kondisi pembclajaran merupakan faktor yang mempengaruhi cfck model dalam meningkatkan basil pembclajaran, dan model pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai basil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Sedangkan basil pembelajaran adalah semua efck yang dijadikan sebagai ind.ikator nilai dari

penggunaan

model pembclajaran di bawah kondisi yang berbcda.

Memperhatikan variabel·variabel pernbelajaran sebagaimana dikemukakan di atas., dapat diketahui bahwa keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh dua variabcl utama. Pertama adalah variabcl kondisi pembclajaran. Variabel ini

(15)

mencakup (a) tujuan dan karalcteristik isi ajaran, (b) karakteristik mahasiswa dan ltendala pembelajaran Jainnya, merupakao sesuatu yang diterima "sebagai adanya" oleh dosen. Variabel keduo adalah model pembelajaran berupa kegiatan dosen baik dalam penyajian materi ajaran, pengelolaan mahasiswa, maupun model pembelajaran (Degeng, 1989).

Menurut Dahar (1989), umumnya dosen dalam melakukan pembelajaran lidak dapat berbuat banyak terhadap variabel kondisi dalam perbaikan basil belajar. Variabel pembelajaran yang berpeluang dapat memperbaiki kemampuan membaca leks siswa adalah variabel strategi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran.

Menurut pengamatan penulis di lapangan bahwa mahasiswa Jurusan Farmasi Politeltnilt Medan mcmperoleh ltemampuan membaca teks bahasa Jnggris disebabkan kebanyakan dosen mengajar dengan menggunakan satu model saja atau dosen yang mendominasi proses belajar mengajar, dosen kuran3 memvariasiltan teltnilt belajar dalam proses belajar mengajar. lni dapat dilihat dari perolebao ltemampuan membeca teks mahasiswa melalui evaluasi akhir bahwa ltemampuan membaca teks yang diperoleh mahasiswa masih rendah. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya dan kurangnya pemahaman peserta didik tentang konsep belajar salah satu di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh pengajar.

Berdasarkan uraian di atas:, dapat dilihat bahwa untuk memperoleh kemampuan membaca tcks bahasa loggris

yang

lebib baik, dibutuhk.an suatu model atau strategi pembelajaran yang mampu untuk lebih memberdayakan mahasiswa dalam suatu

proses

pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif,
(16)

adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang berorientasi kepada pemikiran bahwa anak akan bel!\iar lebih baik jika Iingkungan diciptakan sedemikian rupa agar terasa lebih alamiah, di mana mahasiswa dapat saling beketja sama, bertukar ilmu peogetahuan (sharing knowledge), saling bertukar informasi, seningga masing-masing mahasiswa mampu meojawab persoalan-persoalan belajar bahasa Inggris yang dihadapi.

Model pembelajaran koopenltif dikcmbaogkan dengan tujuan agar pembelajaran lebin produktif dan bermakna. di mana mahasiswa ikut serta dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Rusminan Kasmah (2000) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan dalam usaha meningk.atkao aktivitas bersama sejumlah mahasiswa dalam satu kelompok selama proses belajar mengajar. Aktivitas pembelajaran kooperatif meoekan.kan · pada kesadaran rnahasiswa perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengklasifikasikan pengetahuan dan keterampilan serta saling memberitahukan pengetahuan, konscp, keterampilan tersebut kepada mahasiswa yang membutuhkan, dan setiap mahasiswa merasa senang mengembangkao pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompok. Dengan demikian, penerapao pembelajaran kooperatif dalam proses belajar meogajar-memudahkan mahasiswa dalam memeeahkan masalah yang dihadapi mahasiswa setiap materi selesai diajarkan.

Penerapao model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model yang mengkondisikan mahasiswa aktif seeara fisik dan menial. Seperti yang dikemukakan oleh Stalil (dalam Sunaryanto, 1998) mengemukakan bahwa belajar dalam kelompok pembelajaran kooperatif mendatangkan hasil positif karena

(17)

..

model ini memungkinkan mahasiswa mendapatkan dan menyclcsaikan tugas-tugas yang membuat men..'l<a berhasil". Dati pendapat tersebut maka penerapan pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar memudahkan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi mahasiswa setiap materi selesai diajarkan serta dapat menumbuhkan keterampilan sosial dan keterampilan berkomunikasl.

Selain pcmilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan kemampuan membaca teks suatu kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh kemampuan dosen dalam mengenal dan memahami karakteristik mahasiswa. Seorang dosen yang mampu mengetahui karakteristik mahasiswa akan dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran secara efektif.

Menurut Carin and

Sund

(1964), proses pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi transfer belajar, yaitu materi pelajaran yang disajikan oleh dosen dapat diserap oleh struktur kognitif mahasiswa. Mahasiswa dapat menguasai materi tersebut tidak hanya terbatas pada tahap ingatan tanpa pengertian (rote learning), tetapi diserap secara bennakna (meaningful learning). Agar tetjadi transfer belajar yang efektif, maka dosen harus memperhatikan karakteristik setiap mahasiswa untuk dapat disesuaikan dengan materi yang dipelajarinya. Rogers (1982) mengatakan bahwa pembelajaran akan semakin efektif atau semakin berkualitas bila proses belajar mengajar dilakukan sesuai dengan karakteristik mahasiswa yang diajar, sebab _karakteristik adalab aspek-aspek yang ada dalam

diri mabasiswa yang dapat mempengaruhi perilakunya.

Menurut Dick and

Carey

(2005), seorang dosen hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik mahasiswa, sebab pemahaman yang baik
(18)

..

..

tcrbadap lc.arakteristik mahasiswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mahasiswa. Apabila seorang doscn Ielah mengeiBhui lcaraktcristik pcserta didiknya, malca selanjutnya dosc:n dapat menyesuaikan model, model atau teknik pembelajaran yang sesuai dcngan karakteristik mahasiswa tersebut.

Salah satu karakteristik mahasiswa adalah kecerdasan linguistik mahasiswa. Dalam suatu proses belajar men.gajar, seorang dosen hendaknya mampu mengeiBhui dan memahami kecerdasan linguistik yang telah dimiliki oleh scorang mahasiswa. Dengan mengetahui ke<:erdasan linguistik mahasiswa, seorang dosen dapat menyesuaikan. menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu dan mengarahkan kcsiapan mahasiswa untuk mencrima materi selanjutnya. Keterampilan menggunakan kata-kata sccara cerdas (kecerdasan linguistik) akan banyak memban1u mabasiswa memiliki kemudahan dalam memahami teks yang dibacanya. Dengan kata lain, mahasiswa memiliki kecerdasan linguistik makin luas jangkauan pengetahuaMya. Kccerdasan linguistik yang tinggi sangat dipcrlukan dalam memahami teks berbahasa lnggris. Kccerdasan linguistik tinggi akan sangal mcmbantu mahasiswa untuk : (a) mendengar dan memberikan respons pada kata-kata yang diucapkan dalam suatu komunikasi verbal, (b) belajar mclalui pendengaran, baban

bacaan,

tulisan, dan melalui diskusi atau debat, (c) mendengar dengan efektif. serta mengcrti apa yang dlbaca, dan (d) meningkatkan kemampuan bahasa yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari.

Dati

urai.an di atas, dapat dipshami bahwa kecenlasan linguistik mahasiswa diprcdiksi akan berperan penting dalam meoentukan keefektifan model
(19)

..

2. Mengetahui perbedaan kemampuan membaca leks berbahasa Inggris antara mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi dan rendah .

3. Mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan linguistik dalam mempengaruhi kemampuan mahasiswa membaca leks berbahasa lngg:ris.

F.

Manfaat Peoelitiao

Dari basil penelitian yang akan dilaksanakan nantinya, diharapkan dapat bermanfaat secara lcoretis dan praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : (I) untuk menambah dan mengembangkan khasanah pengetahuan tentang model pembclajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pembclajaran, karakteristik siswa, dan sarana yang tersedia, dan (2) sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata kuliah bahasa Inggris, (3) dapat dimanfuatkan oleh pengelola kependidikan dosen Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Medan, untuk meogkaji pola dan cara pembinaan caJon dosen melalui kecerdasan lingistik mahasiswa dan sebagai titik awal bagi peneliti bagaimana mendesain model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca teks berbahasa lnggris, serta perlunya perbaikan dan pembaharuan pembclajaran bahasa lnggris di tingkat mahasiswa guna meningkatkan kemampuan mcmbaca teks berbahasa Inggris.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitlan ini antara lain adalah : (I) basil penelitian ini dapal mernperluas wawasan bagi pengambil kebijakan yang lerlibat langsung dengan basil pendidikan dalam menyusun model pembelajaran, kbususnya pengajaran bahasa lnggris yang diperuntukkan sebagai pengajaran

(20)

kemampuan membaca teks bahasa lnggris di manapun dan dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi dosen bahasa lnggris dalam meningkatkan kualitas pembclajaran, (2) membcrikan gambaran bagi dosen dan para peneliti lainnya tentang efektivitas dan efesiensi model pembelajaran kooperatif tesrtruktur dan Jigsaw berdasarkan karakteristik kecerdasan linguistik mahasiswa pada pembelajaran bahasa lnggris untuk memperoleh kemampuan membaca teks berbahasa lnggris yang lebih maksimal.

(21)

a

I

'

"

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A.

Simp

ulan

I. Hasil belajar bahasa lnggris mahasiswa Jurusan Farmasi Politeknik Kesebatan

Me®t yang (!iaj!lf <lengan mQdel pembclajaran kooperatif terstruktur l~l:>ih

tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan menggunakan· model

pembelajaran kooperatif jigsaw.

2.

Mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi memperoleh hasil belajar bahasa lnggris yang le"bih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang

memiliki kecerdasan linguistik rendah.

3. Terdapat interalcsi antara model pembelajaran dan kecerdasan linguistik dalam

mempcngaruhi hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa Jurusan Frumasi

Politeknik Kesehatan Medan.. Untuk mahasiswa yang memiliki kecerdasan

ling\1i.$tik tinggi lebih efektif dalam meningkatkan kemampu.an mem~a tek~

berbahasa h1ggris den,gan menggunalcan model pembelajaran koopcratif

terstruktur. Sedangkan untuk. mahasiswa yang memiliki tingkat kecerdasan

linguistik rendah, temy;t!a mo<lel pembel!ljaran kooperatif jigsaw lebih efektif

dalam meningkatkan kemampuan membaca telcs berbahasa lnggris mahasiswa

dibandingkanjika menggunakan model pembelajaran lcooperatifterstruktur.

(22)

ll

•t

.,

.

..

B.

Implikasi

Berdsst~rlcan simpulan pe:rtamA

dati

basil penelitian ini yang menyatakan bll1rwa

mahasiswa yang diajar dengao model pembelajaran Kooperatif terstruktu.r, memilik.i

basil belajar yang lebib tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan model

pem~lajaran kooper.1tif Ji11saw, ~ngan demikian, dihar1lpkan

11gar

para <losen di

Jurusan Fannasi Politeknik Kesebatan

Medan

mempunyai pengetabuan, pemabaman

dan

wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun model pembelajaran

baha.sa

lnggris. ldtususnya guoa meningkatkan kemampuan mahasiswa

dalarn

membaca tek$ berbahasa lnggris. Dengan penguasaan pengetabuan, pemahaman, dan wawasan

tersebut, seorang dosen dibarapkan mampu merancang suatu disain pembelajaran

~>;lhasa

Inuris

<lengan menggunakan model pembclajaran yang efektif.

Jika melibat luasnya cakupan dan objek mata pelajaran bahasa lnggris, maka

dibutuhkan

suatu

model pembelajaran yang marnpu membangkitlcan keterlibatan mental

lll<lhasiswa

dalam

bel~ar , sehingga mabasiswa dapat menemukan

secara

langsung ilmu dan pengetabuan yang dibutuhkannya

Peroleban

ilmu dan

pengetahuan

secara

langsung deogan

cara

membentuk

suatu

tim

kerja

(team work),

yang m.elibatkan kerjasama antara dosen dengan mahasisWII,

dan

antar

sesama

mahasiswa, sebingga terjadi transfer belajar antara mahasiswa yang memiliki daya

tangkap yang cepat, dengan mahasiswa deogan daya tangkap yang

kurang cepat,

dan

saling

tukar

menukar

(shoring)

infonnasi

dan ilm1,1 pengetahU41,11, dan pada

Jk}limyll

setiap mahasiswa memilik.i pengetabuan dan kemampuan membaca teks berbahasa

lnggris yang cenderung merata dan memadai.

(23)

;;

'

..

lmplikasinya dalam memilih model pembelajaran bah"'a salah satu falctor yang

harus

dipertimbangkan dalam merancang pelajaran bahasa lnggris guna

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca teks berbahasa lnggris adalah

kecerdasan linguistik rnahasiswa. Dengan adanya kecerdasan linguistik dalam

diri

mahasiswa.

maka

mahasiswa akan marnpu memberikan pemaharnan dan pemaknaan yang benar dan efisien terbadap teks

bacaan

berbahasa lnggris sesuai dengan

ma.kna

yang alcan disarnpaikan,. Dengan kecerdasan linguistik yang dimiliki, mahasiswa

mampu untuk betkomunikasi secara efektif, baik secara lisan maupun

tulisan.

Kecerdasan linguistik sangat berperan daJam m.enciptakan suatu komunikasi

yang efektif, sebab kecerdasan linguistik yang dimiliki mahasiswa alcan

meningkatkan keterarnpilan berbahasa dan komunikasi mahasiswa. Kecerdasan

linguistik mengacu

pada

kemarnpuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan

kompeten melalui kata-kata untu1c mengungkapkan pikiran-pikiran ini dalam

berbicara, membaca,

dan

menulis . .Kecerdasan linguistik ·yang dimiliki mahasiswa

akan mempermudah mahasiswa tersebut untuk mempelajari pola buruf-bunyi dari

kata-kata

yang tertulis, terutarna dalam bahasa lnggris, yang bersifat fonetik.

Kemampuan mahasiswa untuk mempelajari pola huruf-bunyi dari kata-kata yang

tertulis, terutama dalam bahasa lnggris tersebut akan membantu meningkatkan

k.ernampuan mahasiswa tersebut dalam membaca teks berbahasa lnggris.

Kecerdasan linguistik mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara.

ritme, dan intonasi dari

kata

yang diucapkan, termasuk kemampuan untuk mengerti

kekuatan

kata

daJam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi.

Kecerdasan linguistik tersebut mampu memberikan dan mempersiapkan mahasiswa

(24)

..

untuk membaca teks

bcrbabasa

lnggris, dan sekaligus meningkatk.an kemampuan berkomunikasi secara terampil, artioya memiliki kemampuan dalam menyampaikan

maksud,

makna,

atau

pesan

yang terkandung dalam suatu

proses

pembclajaran. Mahasiswa yang terampil untuk berkomunikasi

akan

mampu untuk memberilc:an

pemahaman yang benar terbadap mabasiswa

Jain sesuai

dengan makna yang akan disampaikan dalam teks berbaha.sa lnggris tersebut. Selanjutnya, dengan memiliki

kecerdasan linguistilc, mahasiswa diharapkan mampu berpikir secara dinamis,

terstruktur, atau melalui tahapen-tahapall yang sistematis, dilaksanakan dengan ketelitian dan ketepatan

terukur,

sebingga maliasiswa mampu untuk menghasi!kan

dan menyusun kata-kata dan kalimat-kalimat berbahasa lnggris sccara tepat, dapat

mengarang, dan berbicara dengan menggunakan simbol-simbol

bahasa

lnggris seeara

tepat dan benar, berkomunikasi secara efektif, guna menyampaikan maksud, makna,

atau pesan yang terkandung dalam suatu proses pembelajaran. Selanjutnya,

keterampilan meoggunakan kata-kata seeara cerdas (kecerdasan linguistik) akan

banyak membantu mahasiswa memiliki kemudahan dalam memahami teks yang

dibacaoya. Dengan kata lain,

mahasiswa

memiliki kecerdasan linguistik

makin

luas jangkauan pengetahuaonya. Kecerdasao linguistik yang

tinggi

sangat diperlukan

dalam memabami teks. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa memahami teks

hanya memerlukan kecerda.san linguistik.

Akan

tetapi, kecerdasan linguistik yang

tinggi dapat dijadikan bahwa mahasiswa untuk menguasai topik

bacaan.

Makin

tinggi

kecerdasan mahasiswa

makin

tinggj pula tingkat kemampuan

dan

pemahamannya

dalam membaca teks berbabasa Inggris.

(25)

'

Mahasiswa

yang memiliki kec:erdasan linguistik tinggi akan lebib mudah

mengolah informasi

dan

mengemukakan ide

dan

pemikiran, mencari dan meoemukan

altematif-altematif pemecahan masalah-maslah belajamya. Mahasiswa dengan

kecerdasan linguistik tinggi memiliki kemampuan untuk mengembangkan

dan

menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulisan melalui kalimat-kal imat yang

dirangkai

seclllll utuh, lengkap dan jelas, sehingga buah pikiran yang akan dituangkan

dapat dikomunikasikan kepada pem'baca dengan

baik dan

benar, dalam suatu proses

belajar mengajar yang selanjutnya diperkirakan akan mempengaruhi hasil belajamya.

Mahasiswa

dengan kecetdasan linguistik yang tinggi, jika dibelajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif Struktural akan lebih efektif dalam meningkatkan

kemampuan membaca teks berbah.asa Inggris

dari

pada

jika

dibelajarkan model

pembelajaran Jigsaw. Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Struktural

berlangsung dengan cars menyajikan materi pembelajaran kepada mahasiswa dalam

bentuk teks. Materi pembelajaran dalam

bentuk

teks tersebut dibagikan kepada setiap

kelompok mahasiswa,

dan

setiap anggota bertanggung jawab untuk mempclajari

bagian tertentu bahan yang diberikan itu .. Teks

yang

dibagikan oleh dosen tersebut

harus

dapat dibaca, dipahami, dan

dimaknai

sesuai

dengan maksud teks tersebut.

Kegiatan membaca melibatkan penglihatan

dan

pikiran guna memperoleh

pesan,

gagasan atau pengetahuan yang diswnpaikan melalui tulisan. Pemusatan perhntian

sangat diperlukan dalam kegiatan membaca agar

pesan

ataupun pengetahuan yang

dimunt dalam bacaan (wacana), khususnya teks

berbahasa

lnggris dapat dipahami

dengan haik.

(26)

Kemampuan membaca teks berbahasa lnggris yang dibagikan oleh dosen dalam

pembelajaran kooperatif terstruktur memegang peranan yang penting dan sangat

dibutuhkan

dalam

komwlikasi belajar di kam.pus, sebab pemahaman

dan

kemampuan

y3IIg baik tentang bahasa lnggris akan sangat membantu seseorang dalarn

memecahkan berbagai persoalan-persoal!lll bel!ljarnya. Oleh se~a~ itu, untuk memperoleb kemampuan membaca teks berbabasa lnggris tersebut, mahasiswa harus

memiliki kecerdasa.n linguistik y!lllg tinggi. Kecerdasa.n lioguistik tinggi ak!lll S!lllgat

membantu mahasiswa Wltuk meod.engar

dan

memberikan respoll$

pada

kala·kata y!lllg diocapkan dalam suatu komunikasi verbal, mendengar dengan efektif, serta

mengerti apa yang dibaca, meningkatkan kemampuan

bahasa

yang digunakan untuk komWlikasi sehari·l!ari. dan menyus\lll pilciran dengan jelas

dan

mampu menggunak.an secara kompeten melalui kata-kata untuk meogungkapkan

pikiran-pikiran ini dalarn berbicara, membaca, dan menulis.

Sedangkan mahasiswa yang memiliki lrecerdasan lioguistik rendah akan

memperoleb kemampuan membaca teks berbahasa lnggris yang lebib

baik

jika

dibelajarkan deogan model pembelajaran k.oopef!ltif jipw dibandinglwl dengan jika

dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif terstruktur. Mabasiswa yang

memiliki kecerdaS!lll linguistik rendab akan merasa kesulitan dalarn membaca teks

berb~ Jnggris sebab rnah<lsiswa Yllll& m ~ miliki ~erdasan linguistik renffi!h

kurang marnpu ~mtuk meoggunakan kata-kata secara efektif. Mabasiswa dengan

kecerdaS!llllinguistik reodah

tidak

alan marnpu mendengar dan memberikan respons

pada kata-kata yang diucapkan. tidak marnpv belajar melalui pendengaran, tidak mampu membaca

dan

tidak meogerti apa yang dibaca dengan mudah dan cepal
(27)

'

Dengan kata lain, mahasiswa dengan kecerdasan linguistik rendah tidak memiliki

kemampuan untuk menangkap makna keterangan tertulis sesuai dengan yang

dimaksudkan penulisnya.

Namun demikian, meskipun mahasiswa dengan keeerdasan linguistik rendah

tidak mampu untuk memaharni dan memaknai

bacaan

secara efektif dan efesien, atau

tidak

dapat memahami keterangan tertulis yang dibacanya dengan benar, tetapi

apabila mahasiswa tersebut dibelajarkan dengan model pembelajaran koperatif

jigsaw, maka pada akhimya mahasiswa tersebut mampu untuk memperoleb

kemampuan membaca teks berbabasa lnggris yang baik, sebab penerapan model

pembelajaran koperatif dengan pendekatan struktural menekankan penggunaan

struktur tertentu yang diraneang untuk rnempengarubi pola interaksi mahasiswa, di

mana dosen rnengajukan pertanyaan kepada selurub kelas dan mahasiswa

memberikan jawaban dengan cara mahasiswa bekerja saling membantu antar sesama

mahasiswa dalam kelompok masing-masing. Melalui

struktur

yang diraneang oleh

dosen tersebut, mahasiswa akan berinteraksi dalam memeeahkan masalah untuk

menemukan konsep yang dikembangkan melalui suatu tim kerja

(team work),

yang

melibatkan kerjasarna antara doseo dan mahasiswa, dan antar sesaroa mahasiswa.

Dalam suasaoa tersebut

akan

terjadi

transfer belajar antar mahasiswa yang memilik.i daya tangkap yang cepat dengan mahasiswa deogan daya tangkap yang kurang cepat, dan saling

tukar

meoukar

(.vharing)

informasi dan ilmu pengetahuan, sehingga setiap

mahasiswa memiliki kemarnpuan membaca teks berbahasa Inggris yang memadai.

Selaojutnya mahasiswa dengan kecerdasao lingistik rendah jika dibelajarkao dengan pembelajaran kooperatif jigsaw bermanfaat untuk melatib mahasiswa untuk

(28)

meningkatkan keterampilan berkomunikasi, dan meningkatkan keterampilan berpikir

mahasiswa baik ~ individu maupun kelompok.

C.

Saran

Mengupayakan mutu pendidik an eli Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan

Med;m, dilpat c;l~mb!lll8lq!.n mclalv.i proses pembelajllflll! yang bervariasi. Sal!lh sat\1

altematif pengembangannya adalah melalui pemilihan model pembelajaran yang

tepat dengan tuj\lan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, koodisi dan

lcaralcteristik maha$iswa. Model yang dapat dipilih antara lain adalab IDQ<;!el

pebelajaran kooperatif

terstruktur

dan

kooperatif Jigsaw. Untuk mahasiswa yang memiliki kecerdasan linguistik tinggi penggunaan model pembelajaran kooperatif

terstrukt\Jr ~g<lt ~f(lktif dalam memberikan d;m meninglcatkan ke~P\Ian

membaca teks berbahasa lnggris yang diharapkan, tetapi untuk mahasiswa yang

memiliki kecerdasan linguistik rendah penggunaan model pembelajaran kooper.llif

jigsaw

akan

lebib efektif dalam membcrilq!,n

00n

meningkatkan kemamp\lan membaca teks berbabasa lnggris.

Diharapkan kepada

para

dosen bahasa lnggris atau tenaga pengajar umumnya agar senantiasa memperbatikan dan mempertimbang]Q!n t3ktor

kecerdasan

lingui$tik

mahasiswa sebagai pijakan dalam merancang pembelajaran. Selain itu, dosen perlu

melakukan pengkaj ian yang mend a lam ten tang karakteristik mahasiswa untuk

dija(likan seb!lgai pijakan atau acWIO untuk m~ngop~ pen¢f!IP&n mQ(i(ll pembelajaran kooperatif terstruktur dan jigsaw dalam pelajaran bahasa loggris

(29)

kbususnya untuk meningkatkan kemampuan membaca teks berbahasa lnggris secara

efektif

dan

efisien.

Penelitian

ini

perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan dan pada

sampel yang lebih luas sena variabel penelitian berbeda lainnya, dengan

mempertimbangkan ketcrbatasan-keterbatasan dalam penelitian

ini.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Thomas. 2004. Menerap/can Multiple fnlelligences di Selwlah. Bandung : Mizan Pustaka.

Anthony, E. Richards, J. 1976. Reading. Insights and Approaches. Singapore: Singapore University Press.

Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pende/catan Praktek. Jakarta : Rinneke Cipta.

Azwar,

Saifuddin. 1992. Reliahilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alpha.

Bloom, Benyamin, S. 1976. HumanCharacteristic and School Learning. NewYork: McGraw HilL

- - - . 1979. Taxonomy of Educational Objectives. London: Longman Group.

Dick ,

W.

and Carey,

L.

2005. The Systematic Design of Instruction (Edisi II). USA:

Scott,

Foreman.

- ---....,..,.-,.,--· 1985. The Systematic Design of lnstruction. Fourth edition. New York: Harper Collins College.

Evaulins, Aisyah.2003. Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Liberty . Gillet, Jean, Wallace, and Temple, Charles. 1992. Understanding Reading Problem.

New York: Harper Collin College.

Givon, T. 1995. Functionalism and Grammar. Pbiladelpia :

John

Benjamins Publishing.

Gunawan, Adi. 2004. Genius learning Strategy. Jakarta: Gramedia.

- - - - -- .2004. Bom To Be A Genius. Jakarta: Gramedia.

Hadi, Sutrisno. 2004. Slatislik.Yogyakarta: Pcnerbit Andi.

Hasratuddin. 2002. Pembelajaran Matematika Unit Geometri dengan Pendekatan Mathematical Realistik di SLTPN 6 Medan. Jumal Pendidi/can Science,

vo/.6.

Heinich, RE. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning

5"'.

New Jersey: Enggle Wood Prentice Hall.

Hoyle, Eric. 1980. The Role of1he Teachers. London: Lowe and Brydone .

(31)

Huddleastone, Rodney. 1984./ntroduction to the Grammar of English. Great Britain : Cambridge University Press.

Ibrahim, Muslim; dkk. 2000. Pembe/ajaran K.ooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Lie A. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: gramedia Widiasarana Indonesia.

Lundgren,

L. 1994.

Cooperative Learning in The Science Class-Room. Glencos: Maci\anfMC Graw.

Hill.

Lubis, Syahron, 2002. Sistem Pengembangan KosakcJta bahasa lnggris. Medan :

FKIPUMSU.

Lwin, May. Adam, Kboo. Kenneth, Lyen. Caroline, Sim. 2005.Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Yogyakarta: Gramedia.

Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Be/ajar Dan Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.

Nikelas, Syahwin. 1988. Pengantar Linguislik Untuk Guru Bahasa lnggris. Jakarta : Oepartemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nurbadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Palenkahu, Noldi (2000). Keterampilan Membaca Pemahaman : Studi Korelasional Antara Pengetahuan Awal Dan Kosakata Dengan Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa lnggris Sekolah Tinggi rtmu Ekonomi Setiabudi Jakarta.

Laporan Has

if Penelitian. PPs UNJ Jakarta

Ram. Monman. 1981. Developing Reading Skills. Cambridge: Cambridge University Press.

Ramlan, M. 1993. Paragraf, Alur Pikiran dan Kepaduannya Dalam Bahasa Indonesia, Y

ogyak.arta:

Penerbit Andi Offset

Readence, Jhon,

E.

Bean, Thomas, W. and Baldwin, R, Scott 1985. Content Area Reading. Iowa : Kendall/Hunt.

Richards, Jack, C. 1997. Extensive Reading in the Second Language Classroon~ Cambridge: Cambridge University Press.

Savignon, Sandra,

J.

1983.

Commllllicume Competence; Theory

and

Classroom

Practice. USA :Addison Wesley.

Scbney, and Meyer. 1971. improving Your Reading Program. New Yorlc : The

Macmillan.

(32)

Semiawan, Cony. 1987. Memupuk Balcat dan Kreativitas Siswa Seirolah Menengah. Jakarta : IKIP Jakarta.

Silitonga, Sortha. (1994). "Pengaruh Kemampuan Verbal dan Harga Diri Tcrhadap Hasil Belajar Mengarang Maltasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa lnggris FPBS IKIP Mcdan". Hasil Penelitian. Pebruari 1994. Lembaga Penelitian

UNIMED.

--- ---{2001). "Pengarub kemampuan fonetik dan penguasaan kata-kata terbadap kemampuan membaca mahasiswa semeter ill Jurusan

baltasa

lnggris Fakultas Bahasa dan Saslra Universitas Negeri Medan". Abstrak Hasil Penelitian. Edisi 32. Tahun XIIL Juli 2001. Lembaga Penelitian UNIMED.

Sudjana. 2002. Metoda Stati.stika. Bandung: Tarsito.

Supannan, Atwi. 1997 . .Desoln lnstruksional. Jakarta: PAU Diljen Dikti Depdikbud. Surachmad, Winamo. 1980. Metodologi Pendidikan Nasional. Bandung: Jemmars. Silberstein,Sandra. l994. Techniques and Resources in Teaching Reading. New York :

Oxford University

Press.

Slavin,

R.E.

1994. Educational Phsycofogy: Theory and Practice. Toronto: Allyn and Bacon.

Smith, Frank. 1978. Understanding &ading, A Psychological Analysis of Reading and Learning to Read. USA: Reinhart and Winston.

Sudjadi, R. 1995. Pendidikan, Pena/aran, Konstrulclivisme, Kreativitas Sajian do/am Pembelajaran Matematika.. PPs IKIP Surabaya.

Supannan. Atwi. 1997. Desoin lnstruksional. Jakarta: P2T-UT Dikti Depdikbud. Varshney. 1987. Linguistics And PhoneJlcs. Student Store Batrilly.

Wallcutt. Lamport. Cracken. 1974. Teaching Reading. New Yorlc Macmillan. Wijaya, Cece dan A. Tabraoi Rusyan. 1992. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses

Besar mengajar. Baodung: Rernaja Rosdakarya

Winkel, W.S. l989.Psikologi Pendidikcm (Edisi Revisi). Jakarta: Grasindo.

Wiratno, Tri. 2003. Mencerna Buku Teks Bahasa Jnggris Melalui Pemahaman Gramatika.

Y

ogyakaria :

Pustaka Pelajar.

Wulansar~ Ambar 2006. Hubungan hcerdasan linguistilr dan lcemampuan awal dengan lcemampuan membaca teks berbahasa lnggri.s mahasiswa Fak:ultas Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Tesi.t. PPs Unimed Medan.

Gambar

Tabel I. Daftar kolektif data kelulusan mahasiswa Jurusan Fannasi Politeknik Kesebatan Medan ................................................
Gambar 4. Histogram kemampuan membaca leks berbahasa lnggris mahasiswa yang dibefajarkan dengan model pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Menaikkan harga merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan penerbangan guna menutupi biaya operasional yang besar, namun kenaikan harga yang

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : Metode Net Present Value, Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dalam pemilihan alternatif membeli atau

Adapun saran yang diberikan oleh penulis adalah Pemerintah setempat dapat meningkatkan kegiatan promosi untuk memperkenalkan pusat perbelanjaan Sallo Mall Sengkang di

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguJl secara empms ada tidaknya hubungan antara pengetahuan penggunaan bahan styrofoam pada kemasan makanan dengan

Untuk melakukan instalasi sistem operasi Windows Server 2003 pada komputer server, maka terlebih dahulu harus diketahui apakah hardware dari komputer sesuai

“ Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) apabila dilakukan oleh dan atau atas nama badan hukum atau badan usaha, tuntutan dan sanksi

[r]

This page should begin after the title has been typed in the middle of the page concerned and it includes the candidate’s declaration/acknowledgement that the