• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI (SMK TELKOM) SANDHY PUTRA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TELEKOMUNIKASI (SMK TELKOM) SANDHY PUTRA MEDAN."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Af

3(1-;2.

lvtlf,

t

os:

STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH

Mll~NENGAH

KF..JURUAN

1'l~LEKOMl!NlKASI

(SMK

TELKOl\·f)

z

~

m

SANDHY PUTRA MEUAN

!MHMAT TAUFIK

NIM:025030129

Diajukan Untuk Memenu.hi Persytmttan

Dalam

Memperoleh Geiar Magister P#!ndldilum

Pmgram Stlu/J A.dmimstrasi.Pendidllum

(2)

STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH MENENGAH KEJlJRUAN TELEKOMUNJKASI (SMK TELKOM)

SANDIH" PUTRA MEDAN

Disusun dan diajukan oleh:

RAHMAT TAUFIK NIM: 025030129

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tcsis

pada Tanggal I 0 September 2005 dan Dinyatakan Telah Mernenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pembimbing I

--~d

Dr. Sukirno, M.Pd.

Mengctahui, Tim Pembimbing

Pembimbing H

Dr. fbrahim Gultom, M.Pd.

Direktur

Program P

(3)

z

Persetujuan Komisi

Ujian Tesis Magister Pendidikan

Tanda Tangan

No Nama

1

4

Dr. Sukimo, M.Pd. Pembimbing I

Dr. Ibrahim Gultom, M.Pd. Pembimbing li

Dr. M. Badiran, M.Pd. Penguji

Dr. Siman, M.Pd. Penguji

5 Dr. Berlin Sibarani, M.Pd Pcnguji

N

... -~. ~

...

-

...

-.

Mahasiswa:

: Rahmat Taufik : 025030129 Nama

NIM

(4)

trCAPAN TERIMA KASiH

Segala puji dan syukur penuhs ur.apkan ke hadirat Allah S\.VT yang atas

bcrkat

karuniaNya penulis

bisa menyelesaikan

tesis

ini sebagai salah

satu persyaratan

guna

memperoleh gelar Magister Pendidikan dalam Program Studi Administrasi

Pendidikan.

Selanjutnya, shalawat dan salam, disampaikan kepada Rasulullah Muhammad

SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kejahilan ke alam yang berilmu

pengetahuan seperti saat sekarang ini

dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

melalui kesempatan ini

penulis

rnenyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang st:tulus-tulusnya kepada yang

terhormat:

Dr. Sukirno, M.Pd., selaku Pembimbing J, yang telah IJanyak mduangkan waktu

di se1a-se1a kesibukannya, menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk

membirnbing

dan mengarahkan penu.lts dalam menyelesaikan tesis ini.

2.

Dr.

(Phil) Ibrahim Gultom, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang telah banyak memberikan

kritik

dan

saran

dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penyelesaian dan p~nyempumaan tesis ini.

Dr. Badiran, M.Pd., Dr. Berlin Sibarani, M.Pd., selaku nara sumber dan Dr.

Siman, M.Pd., juga selaku nara sumber sekaligus Sekretaris Program Studi

Administrasi Pendidikan, yang telah banyak memberikan saran dan perbaikan

serta masukan yang berharga dalam melengkapi tesis ini.

Prof Dr. lr. Zainuddin,

.M.Pd.,

sehiku .Ketua Program Studi Administrasi

Pcndidikan sekaligus dosen yang tcl::th banyak memberikan ilmu dan

pengetahuannya dalam perkuliahan.

5. Dosen dan Staf Program Studi Administrasi Pendidi.kan, Program Pascasarjana

UNIMED, yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan mulai awal

perkuliahan hingga tahap penyelesaiahnya.

f

MfliK PERPUST

AKAA'itJ

-1

~

f

UNif\'IEO

(5)

6. Kepala sekolah SMK (Telkorn) Sand.hy Putra Medan bc:st:rta s lalnya yang tclah

banyak membantri dalam memberikan itlformasi yang dibutuhkan da1am pcnelitian hingga memungkinkan terselesaikannya tesis ini

7. Jbunda dan ayahanda tercinta beserta keluarga, yang telah mengasuh, mendidik dan membimbing serta memberikan segala yang terbaik yang mereka miliki untuk keberhasilan penulis, dalam penyelesaian perkuliahan maupun dalam menjalani kehidupan.

8. Istri tercinta, yang dengan setia mendampingi penulis menjalani suka dan duka

serta selalu meinberikan motivasi bagi setiap aktivitas penulis.

9. Sahabat-sahabat yang telah banyak memberikan bantuan perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini.

Akhir kata, semoga Allah SWT m'~mberikan ba!asan yang setimpal atas semua bantuan yang telah .diberikan oleh pihak-pihak yang disebutkan di atas, Arnin yaa Rabbal Alamiin.

z

(6)

ABSTRAK

Rahmat Taulik, N!M: 0 25030129. "Strategi Manajcmcn SMK (tclkom) Sandhy Putra Medan". Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNlMED) 2005.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan strategi manajemen . yang diterapkan pada SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan. Penelitian dilakukan berangkat dari latar alamiah yang ada pada sekolah tersebut. Kemudian merujuk pada teori-teori yang relevan.

Pokok permasalahan dalam penelitian . ini terletak pada a'>pek manajemen sekolah. Dasar pemikiran dari permasalahan tt;rsebut bahwa berbagai

fasihtas

penduktmg yang ada tidak akan dapat berfungsi secara optimal tanpa adanya manajemen yang tepat dalam pengelolaannya. Karena itu, manajemen dianggap

se agai · · i mba a ndidikan. Metode yang di1:,11.1nakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan

pengwnpulan data menggunakan teknik penelitian yaitu ohservasi, wawancara dan

dokumentasi. lnforman kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, kemudian didukung oleh intormasi-informasi tambahan yang bcrkembang scsuai dengan kebutuhan penelitian.

Teknik pengolahan data terdiri dari beberapa tahap, tahap pertama, data yang

telah dikumpulkan kemudian diidentifikasi dan diklasifikasikan, lalu dianalisis dan diuji keabsahannya dent:,ran menggunakan triangulasi. Selanjutnya, masing-masing

temuan dari hasil analisis tersebut dikaitkan satu sama lain untuk membangun suatu rangka ian logis dan mcmfonnulas ikan tcmuan pada a~pck slralcgi manajcmen yang ditcrapkan di sekolah tcrscbut.

Hasil penehtian menunjukkan bahwa strategi rnanajemen yang diterapkan di

SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan adalah transparansi, delegasi wewenang, dan penegakan disiplin dan ketertiban melalui pemberian reward dan punishment. Selain itu, ditemukan beberapa taktor pendukung antara la1n yaitu iman dan taqwa (imtaq),

membangun suasana, dan ketja sama dengan pihak luar/industri.

Sebagai implikasi, perlu diperhatikan arah dan tindak lanjut dari penerapan

strategi yang ditujukan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan pendelegasian wewenang dan penegakan disiplin melalui pemberian reward dan punishment bagi para guru, pegawai dan siswa 3erta pemberlakuan transparansi. Selain itu. faktor-faktor pendukung perlu mecdapat perhatian yang sungguh-sungguh

dan harus dipelihara agar tetap . kuat. Karena dengan adanya faktor pendukung yaitu imtaq dan iklim organisasi yang kuat akan dapat memberikan arah tentang cara berperilaku dalam suatu organisasi atau lembaga sehingga menghasilkan hubungan yang sinergis dengan strategi manajemen sekolah. Begitu pula halnya pada aspek

pembinaan ketja sarna sekolah dengan pihak luar. ·

(7)

ABSTRACt'

Rahmat Taufik, NIM: 025030129. "Strategic Management of SMK (Telkom) Sandhy

Putra Medan.

Thesis.

Postgraduate Program of

State Umversity ofMedan. 2005.

This study was aimed to describe the strategic management that applied at SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan. This study was based from natural background of the school, than accorded to relevant theories.

The ma in problem of this study was management aspect. Its based on idea that management was the key of school ' s success in running its role as a education institution. Because without good management, all ofiacility in that school wouldn't function well.

Qualitative me~hod is used in this study. For gathering information, using

· · · T c ke informant of this study is the princip<d,

than

supported by other mtormant tor gathering relevant information

in

this study.

All of the;: gathered information is classified, than analyzed and tested for its validity by triangulation technique. Next, the infonnation are connected each other to find out the formulation of strategic management that applied at that school.

The conclusion, strategic management of Sl\1K (Telkom) Sandhy Putra

Medan are: transparency, delegation of authority, a.nd maintaining discipline by

giving reward and punishment. Besides of the applied strategic management, there

are

some supporting

aspects

that supported the strategic management, they are: truth and devotion to God, maintaining the climate of work, and coordination with outsider/industry.

for implication, its need to maintain the appliance of the strategic management, like de]egating authority ability, maintaining discipline by giving

(8)

DAFT AR lSI

lJCAPAN TERI\1A KASIH ... ... i .

A BSTRAK ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... I Jl ABS'I'RA(;'r ... .. ... ... iv

OAFT AR lSI ... ... ... ... ... v

DAFTAR GAMBAR .... ... ... ... ... viii

BAR I PERMASALAHAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Penentuan dan Penjelasan Jvlasalah ... .4

1. Fokus Penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... ... . ... .4

Pcnjclasan Fokus Pcnclilian ... ... ... ... ... .. 5

. ... 5

Kerangka Konseptual ... ... ... .... ... ... .. ... 5

Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penehtian ... ... 6

E. 1\tlanfu.at Penelitian ... 6

F. Pendekatan Penelitian ... ... 7

G. LatariSitus Penelitian ... 8

"BAB II LAN'DASAN TEORETIK A. M.anajemen ... ... ... ... J 0 B. Strategi Manajemen ... ... ... 11

C. Proses dan fungsi Manajemeu ... 13

Z

D. Manajemen Pendidikan d.an Seko1ah ... ... 14

E.

Manajemen

Sekolah

Menengah

Kejuruan (Siv1K) ... l6 F. Man~ j emen SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan .... ... 19

BAR IU METODE PENELITIAN

A

Prosedur

Penentuan

Infonnan ... .. : .... ... ...

28

B. Instrumentasi ... 29

C. Mckanisme Pengumpulan Data ... ... ... 29

1. Orientasi La tar Penelitian ... ... 29

2. Penetapan Kt!tangka Konseptual ... 30

3. Pengumpulan Data Lapangan ... 30

a. Teknik Pengumpulan Data ... 30

b. Modei Catalan Lapangan, ... 30

c. Alat Bantu Pengumpul Data Lapangan ... 31

D. Anal isis Data ... 3\

1. Organisasi Data ... 31

2 . Umttsas1 ' . . . da n K ategonsas1 ... _. ... . . "'2 .:> 3. Penyajian Data ... 33

(9)

4. Analisis ... ... .... ... ... ... ... ... .... . ." .... 33

5. Temuan P~;nditian dan Pcmcriksaan Kcabsahanny<t ... ... 34

E. Membangun Keabsahan Penelitjan ... 35

l. Membangun Kredibilitas Penelitian ... 35

a. Waktu yang digunakan ... 35

b. Tipe observas1 ... 35

c. TrianguJasi ... ... 37

2. Transferabilitas (Generalisasi) ... 37

3. Dependabihtas ... ... 37

4. Konfinnabihtas ... 38

BAB JV ANALISIS OATA DAN TEMUAN PENELiTlAN

z

~

A . ·rransparansi ... ... 39

... ... 39

2. Analisis Log1s ... ... ... ... .

3. TemuanHasil Analisis ... 45

B. Deiegasi Wewenang ... 46

1. Deskripsi Data ... ... 46

2. Analisis Logis ... _. ... ... 47

3. Temuan Hasit Analisis ... 52

C. Penegakan Disiphn dan Ketertiban Mdalui Pemberian RtwcuJ Jau Fuui ~luucui. ... ... ... .... ... ... ... ... .. 53

1. Deskripsi Data ... 53

2. ·Anal isis Data ... ... 53

3. Temuan Hasil Ana !isis ... ... 64

D. Faktor Pendukung ... ... ... ... 64

L Deskripsi Data ... 64

2. Analisis Logis ... ... 65

a. fman dan Taqwa (lmtaq) ... -... 65

b. Membangun Suasana ... 67

c Ke1ja Sama dengan Pihak Luar/lndustri .... ... 71

· 3. lem uan Hasil Ana li~i ~ .- ... -... ... 7~

a. Iman dan Tay wa {i1Ui.<i4) .. .. ... .. ... ... ... ... ... .. 73

b. Mcmbangun Suasana .... .. ... ... ... 7Y c. Kerja Sama dengan Pihak Luar/Industri ... 80

4. Kaitan Antarstrategi Manajemen ... .... 81

5. Peranan Faktor-faktor Pendukung Tr::rhadap Pelaksanaan Strategi Manajemen ... 85

(10)

BAB V I•EMBAHASAN, SlMl,ULAN, IMPLIKASl DAN SAI!AN

A. Pem bahasan ... 92

l. Strategi Manajemen ... 92

u. Transparansi.. .... .... . ... .... .. .. ... .. .. .. . .. . ... .. .. 92

b. Delegasi Wewenang ... 94

c. Penegakan Disiplin dan Ketertiban Melalui Pemberian Reward dan Punishment.. ... ... 98

2. Faktor Pendukung ... 105

a. lmanJanTaqwa(lmlaq) ... ... .. .. _ ... ... 105

b. Mcmbangun Suasana ... I 06 c. Kerja Sarna dengan Pihak Luarilndustri ... ... ... 108

Simpulan ... 109

lmplikasi ... ... . ... 112

... . ! !5

UAI'TAR PlJSTAKA l...AMI,li{AN

z

· ~

(11)
[image:11.612.38.577.104.688.2]

DA~'T AR GAM BAR

Gambar 1. Kerangka konseptual sistem pendidikan ... ... 6

Gam bar 2. Kurva gaya kepemimpinan ... 51

Gambar 3. Kaitan antarstrategimanajemen ... 81

Gam bar 4 Kaitan faktor-faktor pendukung terhadap strategi manajemen ... 86

(12)

A, Latar Belakang Masalah

BAB 1

PERMASALAHAN

Konsepsi dasar pend"idikan kejuruan adalah mempersiapkan tenaga kelja yang

terampil pada suatu bidang keahlian tertentu. Artinya, pendidikan kejuruan dengan

berbagai problematikanya harus mampu mengbasilkan sumber daya manusia yang

berketerampilan sesuai dengan bidang keahliannya. Dalam ha1 ini Mulyasa (2003: 1 )

mengemukakan bahwa; "pendidikanjuga merupakan intervensi dalam pengembangan

swnber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini

sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam mengarungi keh!dupan yang penuh

dengan ketidakpastian". Konsep ini merupakan harapan ideal atas lembaga

pendidikan kejuruan.

Meskipun demikian, kenyataan yang sering ditemui d.i lapangan tidak selalu

sesua1 dengan harapan, sekolah kejuruan masih sering dipandang sebagai sekolah

nomor dua bila dibandingkan dengan sekolah umum. Namun, terlepas dari tenomena

tersebut, peranan sekolah kejuruan juga tidak bisa diabaikan dalarn menghasilkan

lulusan dengan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan dunia industri.

Sekolah Menengah Kej uruan (Telkom) Sandhy Putra Medan sebagai sekolah

kejuruan di bidang telekomunikasi, telah banyak menghasilkan lulusan yang memiliki

(13)

tersebut adalah banyaknya lulusan yang direkrut PT Telkom dan perusahaan

telekomunikasi lain setiap tahunnya.

Selain itu, ada beberapa prestasi akademik yang berhasif

diraih

siswa

SMK

(Telkom) Sandhy Putra Medan

yaitu

berdasarkan niiai Ujian Akhir Nasional (UAN)

pada kelompok Sekolah Menengah Kejuruan bidang Teknologi dan Industri tingkat

Propinsi Sumatera Utara., meraih peringkat I pada tahun 1996 dan

1997,

dan

peringkat 1 s/d VH pada

:rahun

Pelajaran 200212003. Untuk mengetahui kunci manajemen sekolah. Sebagai langkah pertama, peneliti melakukan kunjungan awal.

dan

dari

kunjungan

awal tersebut

diperoleh

keterangan-keterangan

yang masib

bersifat umum.

SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan didirikan tal1Un 1996,

berlokasi

di

Jl. Letjen. Jamin Ointing km 11,1 Medan. Sekolah tersebut khusus mendalami bidang

studi switching dan jenjang akreditasi berstatus di.sanwkiui.. S~k.uliah bcft&\k di. u<twuh

naungan

Yayasan

Sandhykara Putra Telkom yang dilcelola oleh para istri pegawai dan

pegawai

PT

Telkom,

dan

berpusat

di Bandung.

Pihak yayasan ikut

serta

dalam menentukan sebagian kebijakan manajerial sekolah yai.tu struktur organisasi dan uang

sekolah dan penganggaran, namun secara operasional sekolah memiliki kewenangan

sendiri.

Kepala sekolah dan wakil kepala bidang kurikulum dan sarana prasarana

selain bertugas di sekolah, juga merupakan

pegawai

PT Telkom, dalam melakukan
(14)

kepala tata usaha dan dihantu oleh bel;lerapa staf lainnya, dan .. masing-mas·ing pihak

memiliki tugas dan kewenangan tersendiri namun terkoordinasi dengan pihak

lainnya.

Sekolah menjalin kelja sama dengan pihak PT Telkom. mulai dari proses

belajar mengajar melalui pendidikan sistem ganda

hingga

perekrutan lulusan yang

dilakukan PT Telkom setiap tahunnya, untuk tahun ini PT Telkom merekrut 45

lulusan. Selain PT Telkom, ada beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya yang

juga merekrut lulusan dari sekolah tersebut.

Sarana

belajar terdiri dari

12

lokal belajar, masing-masing ernpat lokal

untuk

setiap kelas, yaitu kelas I, II, dan III, dengan rata-rata-jwnlah-siswa per kelas adalab

sebanyak 48 orang siswa, sarana belajar lainnya yaitu laboratoriwn yang terdiri dari

laboratorium bahasa, switching, praktek, dan komputer. Selain sarana praktek yang

ada di sekolah, siswa juga menggunakan samoa yang ada d.i Unit Pelatihan Daerah

(Uplatda) yang berlokasi di samping sekolah. Untuk keperluan administrasi, terdapat

satu ruang administrasi yang dilengk:api dengan satu mesin foto kopi dan beberapa

komputer,

satu

ruang

kepala

sekolah

sekaligus ruang rapat, serta ruang wakil kepala

sekolah.

Sarana

lainnya yaitu lapangan olahraga, kamar mandi, kantin, musholla,

aula. ruang guru

dan

warnet

Pengajaran di sekolah tersebut memakai sistem SKS, bagi siswa yang

mendapat nilai rendah (nilai min. 7) diberikan kesempatan untuk mempcrbaiki

nilainya pacta kelas perbaikan. Proses seleksi penerimaan siswa baru melalui dua

tahapan yaitu tes akademik dan wawancara.

(15)

Pendidikan guru rata-rata S 1 namun ada juga S2. dan beberapa 03 tamat3n

STT Telkom

dan

alumni dari sekolah sendiri. Rata-rata

guru

merupakan tamatan

IK lP dan USU yang mempunyai sertifikat Akta IV.

Berdasarkan data-data yang

ada.

terlihat bahwa SMK (Telkom) Sandhy Putra

Medan memiliki berbagai fasilitas pendukung bagi terlaksananya proses pendidikan

di sekolah tersebut. Semua aspek dan kornponen sistem pendidikan ini tidak akan

memberikan luaran yang optimal tanpa pengelolaan yang tepat. Oleh karena itu,

aspek manajemen (manajemen pendidikan) memainkan peranan pentmg dan

menjadi kunci keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam menjalankan visi dan

misinya. Da1am studi ini aspek strategi manajemen menjadi perhatian atau faktor

utama untuk ditelaah lebih lanjut.

Pada pihak lain, PT Telkom memiliki peranan dalam proses pendidikan

di

sekolah, hal itu dapat dilihat dari ketja sama sekolah dan PT Telkom bahkan kepala

sekolah dan waki1nya -yang juga pegawai PT Telkom. Pola kerja sama ini diduga

merupakan strategi khusus dalam hal manajemen sekolah sehingga sekolah berhasil

menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan kejuruan yang berorientasi pada

dunia industri telekomunikasi.

B. Penentuan dan Penjelasan Fokus Penelitian

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan temuan yang didapat dari grand tour di lapangan SMK (Telkom)

Sandhy Putra, Meda~ maka yang menjadi fokus penelitian, yaitu: "Strategi

(16)

2. Pcnjelasan Fokus Penelitian

Untuk lebih mempertajam penelitian, maka peneliti meneliti aspek

manajemen sekolah karena manajemen merupakan salah satu kunci keberhasilan

dari

..

suatu kegiatan dalam hal ini proses pendidikan. Dalam kegiatan manajemen sekolah

ada beberapa elemen yang sating terkait Elemen terpenting dalam manajemen

sekolah adalah kepala sekolah, namun dalam operasionalnya kepala sekolah dibantu

oleh beberapa stafnya.

Berdasarkan keterangan dari kepala sekolah diharapkan

penjelasan mengenai kegiatan manajerial sekolah, seh.ingga akan terungkap strategi

yang diterapkan kepala sekolah dalam mengelola sekoiah tersebut sehingga menjadi

sekolah yang unggul.

C. Kerangka Konseptual dan Pertanyaan Penelitian

Kerangka Konseptual

Manajemen merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu sekolah. Sduruh

sumber

daya

yang

ada tidak akan

berfungsi secara

optimal tanpa

adanya

manajemen

yang tepat. Untuk itu, kepaJa sekolah sebaga.i manajer puncak

pa.da

suatu sekolah

hams mampu mengambil kebijakan-kebijakan

yang

tepat dalam memanajemen

sekolah

yang dipimpinnya.

Dengan

adanya

manajemen yang tepat, diharapkan seluruh sumber daya

yang

tersedia di sekolah akan bisa terkelola dengan baik. dan pada akhimya berhasil

mewujudkan vi.si dan misi sekolah.

(17)

Kerangka konseptual dal~tm penehtian ini bisa digambarkan dalam hagan

[image:17.623.32.583.81.709.2]

berikut ini:

Gambar I. Kerangka konseptual sistem pendidikan

2. Pertan aan Penelitian

Adapun yang menjad.i pertanyaan dari penelitian ini adalah: "Bagaimanakah

strategi manajemen

SMK

(Telkom) Sandhy Putra, Medan?"

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan pertanyaan peneiitian di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan strategi manajemen SMK

(Telkom)

Sandhy Putra, Medm

E. Manfaat Penelitian

a. Secara Teoretis

1. Sebagai bahan masukan baik bagi pihak sekolah sendiri maupun sekolah lain

terutama yang berkaitan · dengan stratcgi manajemen sekolah yang selanjutnya

dapat digooakan dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan di sekolah

(18)

2. Untuk mcnambah wawasan bagi. pembaca dan peneliti lainnya dalam hal

manajemen, khususnya strategi manajemen pendidikan

dan

sekolah,

hal

tersebut

dimungkinkan karena setiap

sekolah

mempunyai strategi yang berbeda.

b. Secara Praktis

l. Sebagai bahan masukan

bagi pengelola sekolah.

kejuruar.

lainnya

Wltuk

diaplikasikan dalam meningkatkan mutu lulusan dan hubungan kerja sama

dengan pihak

industri.

2.

Sebagai

bahan

masukan

dalam

kegiatan ma.najemen sekolah,

khususnya

penerapan strategi yang bisa

ctilakukan dalam kegiatan

manajemen secara

umum.

F. Pendekatao Penelitian

Pendekatan ini

menggunakan

pendekatan kualitatif.

Dalam

melalrukan

penelitian kualitatif

ada beberapa pendekatan

yang

dapat digunakan an tara lain yaitu:

Pendekatan positivistik.. Pada pendekatan ini peneliti berfilcir spe~i~ berfikir

tentang empirik yang

teramati, terukur, dapat dieliminasi

dan

dilepas dari

satuannya.

· 2. Pendekatan rasionalistik. Pendekatan ini bertolak dari filsafat rasionalisme, bukan

sekedar berfikir menggunakan rasio, bertolak:

dan konstruksi

teori Grand Concept

yang mungkinjuga sudah merupakan

Grand Theory.

3. Pendekatan

fenomenologis. Pendekatan ini berusaha·memahami arti peristiwa dan

kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.

(19)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan positivistik. dengan

alasan bahwa peneliti bersifat bebas dari objek pen'elitian, dan objek penelitian bisa

teramati dan aspek manajemen bisa dilepas atau dibagi dalam satuan-satuan kecil.

G. Lat.ar/Situs Penelitian

Latar pcnelitian adalah semua situasi sosia.l yang terdiri dari tiga elemen

pokok, yaitu tempat, para aktor dan kegiatan-kegiat:M (Spradley, 1980). Adapun

pt:njelasan dari elemen-demen tersebut bcrkaitan dengan penelitlan yang

adal<lh schagai bcrikui:

1. Tempat.

Penelitian dilakukan di SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan. Lokasi tempat

dilakukannya pengumpulan data pada SMK tersebut antara lain pada lingkungan

sekolah secara keseluruhan, mulai dari lapangan dan ruangan-ruangan yang ada,

antara

lain

ruang

guru, ruang

kerja kepala sekolah

dan

wakil kepala sekolah, warung

internet, ruang bclajar dan laboratorium..

2. Aktor

Aktor yang terlibat dalam penelirian ini yang merupakan sumber infonnasi

dalam penelitian ini antara lain kepala sekolah, · wakit kepala sekolah, guru-guru,

siswa dan pihak-pihak yang berada dalam Jingkungan kerja SMK (Telkom) Sandhy

(20)

3. Kegiatan

Kegiatan yang akan diteliti dalam pcnelitian ini adalah semua hal yang

berkaitan dengan manajemen SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan khususnya yang

berkaitan dengan strategi manajemen yang ditetapkan sekolah atau dalam hal strategi

yang diambil kepala sekolah sebagai manajer puncak.

(21)

BA8V

PEMBAHASAN, SJMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Pembabasan

1. Strategi Manajemen

5

a. Transparansi

Ada beberapa aspek transparansi dalam strategi manajemen

yang

diterapkan

oleh pihak sekoJah yaitu transparansi dalam hal keuangan, khususnya Juml

yang masuk dan dikirimkan ke yayasan serta penggunaannya. Transparansi keuangan

dilakukan dalam rangka rneningkatkan kepercayaan dan dukungan orang tua siswa

dan masyarakat dalam penyelenggaraan seluruh program sekolah. Hal ini berkaitan

dengan program Manajemen Berbasis Sekolah yang sekarang ini sedang digiatkan

pemerintah, dimana salah satu pilar dari pro!:,rram MBS ini adalah transparansi.

Namun

ada beberapa aspek dalam pengelolaan keuangan yang hanya bisa diakses

oleh kalangan yang terbatas. Hal ini tentunya dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu

yang pada akhimya mengarah pada peningkatan mutu sekolah.

Transparansi dalam hal administrasi diwujudkan dengan pemberitahuan

secara

jelas tentang hak dan kewajiban rnasing-masing pihak serta bentuk

penghargaan

dan

hukuman yang diberikan berkaitan dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban tersebut. Dengan adanya transparansi di bidang admnistrasi, semua pihak

(22)

yang berkaitan langsung dengan kinerjanya, misalnya jika

ada

keluhan saat pemotongan gaji. dan lainnya.

Transparansi yang berkaitan dengan kepentingan siswa yaitu dalam hal

pengelolaan dana OSIS, siswa diberi kesempatan untuk mengelola uang tersebut yang

digunakan untuk kegiatan kesiswaan. Namun dana tersebut tetap dipegang oleh pihak

sekolah dalam hal ini staf administrasi atau bendahara sekolah. Dengan transparansi

tersebut akan diperoleh kepercayaan siswa terhadap sekolah, serta menumbuhkan

Di sisi lain, pemberlakuan transparansi tersebut juga menimbulkan resiko

yang cukup riskan bagi sekolah. Resiko tersebut mungkin muncul dari pihak pesaing

atau pihak-pihak. yang sengaja ingin menjatuhkan citra sekolah. Namun sisi

positifuya, dengan mudahnya akses diperoleh ke dalam sekolah memungkinkan

banyak pihak yang bisa mengetahui kunci keberhasilan sekolah dan menerapkannya.

Secara internal. dengan adanya transparansi mendukung dalam pelaksanaan

pendelegasian wewenang bahwa dengan adanya transparansi akan menunjukkan

pembagian kerja yang jelas berikut hak dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Dengan demikian dalam pel~sanaannya diharapkan akan timbul rasa disiplin, karena

mereka akan menyadari dan mengetahui bahwa setiap tinda.k:an yang mereka lakukan

a.kan

ada penindaklanjutannya, misalnya jika mereka melakukan tindakan indisiplin

mereka tabu bahwa akan ada punishment, begitu juga sebaliknya dengan

menunjukkan prestasi dan k.inerja yang baik juga akan ada penghargaan atau reward

yang akan mereka terima.

(23)

b. Delegasi Wewenang

Delegasi wewenang dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang formal

dan tanggung jawab kepada seseorang atas pelaksanaan aktivitas tertentu. Hal ini

didasarkan bahwa pada esensinya hampir tidak seorang manajer yang dapat secara

pribadi merampungkan secara penuh menyelia seluruh tugas organisasi. Sehingga

betapa pentingnya delegasi wewenang oleh manajer kepada bawahan demi efisiensi

fungsi setiap organisasi dalam segala motif.

Biasanya pendelegasian ditWljang oleh unsur mottvast

baik untuk membantu pimpinan melaksanakan tugas pokoknya. Tujuan utama

pendelegasian wewenang adalah agar organisasi dapat menggunakan sumber dayanya

secara efisien. Dasar pemberian tanggung jawab yaitu adanya spesifikasi tugas dan

kesamaan fungsi dan rentang manajemen.

Agar delegasi tersebut berlangsung efektif, para anggdta organisasi harus tahu

dimana inereka berada dalam rantai komando. Dalam hal ini diperlukan prinsip scalar

yaitu satu garis wewenang yang jelas. Prinsip scalar ini bertujuan untuk memudahkan

setiap angg~ta organisasi memahami beberapa hal yaitu kepada siapa dia

mende\egasikan, siapa yang dapat mendelegasikan wewennng kepadanya dan kepada

siapa dia bertanggungjawab.

Persyaratan dalam penetapan garis wewenang diperlukan sebagai kelengkapan

delegasi,

dalam arti

bahwa semua

tugas

harus didelegasikan,

karena

tugas-tugas yang

tidak diserahkan akan menimbulkan kesenjanganlmasalah. Persoalannya, togas yang

(24)

menge~jakan, tetapi akan merasakannya scbugai beban tambahan. Apabila hal ini

te:rjadi, pada gilirannya akan menimbulkan penurunan produktifitas, efektivitas dan

efisiensi. Oteng Sutisna dalam Fattah (2000: 77) menyatakan bahwa maksud utama

penyerahan kewenangan ialah Wltuk menghasilkan organisasi yang efektif dalam

mencapai ~juannya dengan kerugian yang paling kecil dalam hal waktu, material dan

ketidakpuasan. Untuk itu, dalam penyerahan wewenang diperlukan kejelasan

lengkap. sehingga tidak terjadi tumpang tindih, artinya tanggung jawab yang sama

diserahkan kepada lebih dari satu pihak, serta tidak terpecah-pecah atau

lain, tanggungjawab yang sama diberikan kepada lebih dari satu unit.

Kesuksesan seorang pem1mpm atau man~1 e r dapat dilihat dari

keberhasilannya mempengaruhi bawahan untuk mengerjakan suatu tugas. Apabila

bawahan mengerjakan tugas tersebut, berarti manajer sukses dalarn

kepemimpinannya. akan tetapi hal

tersebut

tidaklah efektif

Jika manajer,

dalam

hal

ini

kepala sekolah

hanya

menyetahkan apa yang tidak

dapat diketjakannya sendiri maka yang ~rsangkutan akan mendapatkan dukungan

yang minimal dan sedikit rasa hormat. Bahkan ia tidak akan menjadi manajer. seni

manajemen adalah dalam mengenali dan menghormati keahlian orang lain, dan

memanfaatkan keahlian

ini

sepenuhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

pendelegasian wewenang, dengan mencocokkan keahJian seseorang dengan tugas

yang

diberikan. Berkaitan dengan pelaksanaan manajemen di sekolah yang diteliti;

terlihat bahwa kepala sekolah tidak terlibat langsung secara operasional dalam

kegiatan manajerial sekolah. Kepala sekolah hanya mengawasi dari jauh dan

(25)

menerima laporan dari tiap bagian yang berada di bawah kepemimpinannya. Dalam

melakukan koreksi kepala sekolah tidak melakukannya secara langsung kepada

yang

bersangkutan, namun me1alui wakilnya sebagai perantara untuk kemudian

ditindaklanjuti.

Pendelegasian adalah masalah pembagian, dan salah satu pernotivasi yang

paling kuat, sebab sebagian orang ingin terhbat dalam tingakan, dan dihargai untuk

sumbangan mereka atas tindakan itu. Namun, ada

juga

sebagian orang yang justru

bersikap sebaliknya, yaitu lebih suka men

dalam suatu pekerjaan.

1 tanggung Jawa

Delegasi berorientasi pada hasil

yang

akan meningkatkan situasi kerja,

. manfaat

bagi

organisasi dan membantu para bawahan. tugas seorang manajer adalah

untuk

mencapai

basil,

namun seperti orang lain pada umumnya, kemampuan seorang

manajer sangat terbatas

dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan pada suatu jangka

waktu yang

telah ditentukan. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil

aciaJah

menyelesaikan pekerjaan tersebut melalui bantuan orang lain atau denga.n

mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada orang lain.

Dalam pelaksanaan pendelegasian wewenang ada beberapa keuntungan yang

bisa diamhil, antara lain:

/)apat melipatgandakan produktivitas. Suatu peketjaan yang membutuhkan

beberapa bagian

dengan

keahlian kerja yang berbeda-bedn, jika dilakukan sekaligus

oleh satu orang akan memakan waktu Jebih lama dibandingkan jika pekerjaan

(26)

masing-masing. Dengan singkatnya waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan

tugas . tersebut jika dilakukan bersama-sama, maka akan menyisakan waktu untuk

melakukan

kegiatan

produktif lainnya. Dengan demikian, produktivitas akan lebih

tinggi hila suatu pekerjaan dilakukan melalui pembagian tugas kepada beberapa

orang dibandingk:an jika seluruh pekerjaan dilakukan oleh satu orang dalarn jangka

waktu yang

sama.

Delegasi memberikan waktu. Manajer yang baik mempergunakan

waktunya

bagi seorang manajer. Dan delegasi merupakan cara terbaik untuk membebaskan

waktu,

agar waktu yang terbebas tersebut bisa diperuritukkan bagi manajer dalam

melakukan tugas-tugas manajerialnya.

Menghapuskan urusan tetek-bengek yang tidak perlu. Beberapa urusan kecil

dan sepele bisa mengganggu kinetja seorang manajcr. Namun demikian, bisa saja

yang terjadi justru sebaliknya, bahwa manajer tidak: terganggu dengan hal tersebut,

tapi

hal

tersebut justru bisa menghasilkan suatu kepuasan seorang manajer dalam

mengerjakannya. Tapi di sisi lain,

hal

tersebut tetap menyerap energi dan

mengalihkan perhatian dari aspek-aspek pekei:jaan lain yang mungkin lebih penting.

Dengan mendelegasikan tugas akan memungk.tnkan seorang manj er bekerja terfokus

pada hasil dan tidak mengorbankan waktu untuk urusan-urusan kecil dan sepele

lainnya.

Delegasl mengembanglcan efisiensi organisasi. Organisasi akan memperoleh

manfaat bila setiap anggota memusatlcim diri pada bidang dimana masing-m~ing

(27)

pihak memili.ki keunggulan komparatif .pada bidangnya. Sebagai contoh, jika seorang

waka . .sekolah bidang sarana pra.sarana memiliki juru ketik yang bisa mengetik lebih

cepat dari dirinya, namun kemampuan manajerialnya lebih rendah. maka secara

hukum

keunggulan komparatif mengatakan bahwa organisasi akan memetik manfaat

yang lebih

optimal

jika manajer tersebut

menangani

pengelolaan

sarana

prasarana

yang ada, dan mendelegasikan pengetikannya pada juru ketiknya.

Delegasf memberikan keragaman dan hal baru. Tuga.s akan jadi lebih mudah

Banyak tugas yang pada awaJnya menyenangkan narnun lama-kelamaan

menimbulkan kcbosanan. Tetapi dengan mendelegasikan tugas yang "biasa" tersebut

kepada orang lain, akan menjadi suatu tantangan barn yang orang tersebut dan juga

bisa menambah wawasan dan keterampilan mereka. Bagi rnanajer sendiri, tentunya

mcmberiknn waktu dan kesemputan bagi mcrcka untuk mengcmbangkan aktivitas

manejerial mereka pada hal-hal yang lebih maju lagi.

c. Penegakan Disiplin dan Ketertiban Melalui Pemberian Reward dan

Punishment

Secara defmisi disiplin dapat diartikan sebagai suatu kondisi

pada

seseorang yang ada

pada

dirinya tertanam kesadaran dan kesediaan untuk mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang dianut dalam lingkungan kelompok dan

organisasinya (Hasibuan, 1994: 212). Karena itu dapat dikemukakan bahwa secara

(28)

serta keikhlasan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan

norma-norma sosial yang dianut. Orang tersebut tetap menegak.kan eraturan dalam arti

melaksanakan apa yang harus dikerjak.an dan menghindari hal-hal yang tidak benar

untuk dilak.ukan.

Prestasi tidak dapat tcrcipta dengan sendirinya, akan . tetapi selalu

dilatarbelakangi oleh

faktor-faktor

lain seperti perasaan suka atau senang, dulqmgan

lingkungan serta kemampuan masing-masing individu, dalam hal ini peran pimpinan ·

orgarusast sanga

mengembangkan minat guru/karyawan sehingga mereka termitivasi untuk bekerja

dengan sebaiknya-baiknya sehingga mencapai hasil yang optimal.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, Hasibuan (1994, 215) menyebutkan ada

delapan faktor yang sangat mempengaruhi disiplin kerja, antara lain yaitu: tujuan dan

kemampuan, · teladan kepempimpinan, balas jasa, keadilan, pengawasan, sanksi,

ketegasan, serta hubungan kemanusiaan. Adapun penjelasan faktor-faktor iersebut

berkaitan dengan strategi manajemen yang dilaksanakan SMK (Telkom) Sandhy

Putra Medan adalah sebagai berikut:

Pertama,

tujuan .dan kemampuan. Dengan menjelaskan tujuan kerja akan

membantu gurulkaryawan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan peraturan, tidak

hanya

itu,

pencapaian tujuan juga harus sejalan dengan kemampuan yang mern.adai

dari masing-masing pihak yang bertugas. Derkaitan dengan hal ini, sekolah

menampangkan visi dan misi sekolah sebagai pedoman dan tujuan dalam pelaksanaan

proses pendidik.an secara keseluruhan. Tidak hanya itu, pihak sekolah juga

(29)

rnenetapk.an anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang juga berisikan semua

ketentuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terkait dalam

pelak.sanaan pendidikan di sekolah tersebut, dan menampangkannya pada papan

pengumuman sekolah serta di ruang guru. Masing-masing pihak menempati posisi

sesuai dengan kemampuan maupun latar belakang pendidikannya, sehingga dengan

demikian mereka memiliki kompetensi atas tugas yang mereka tangani.

Kedua, teladan kepempimpinan. Keteladanan yang dicontohk:an pirnpinan

merupakan salah satu faktor yang turut menentukan disiplin kerja bawahan. Salah

satu contoh keteladanan yang diberikan oleh kepala sekolah adalah kedisiplinannya

dalarn hal ketepatan waktu kehadiran. Hal ini dapat diketahui dari keterangan petugas

piket yang mengatakan bahwa selama masa tugasnya ka. sekolah tidak memiJiki

daftar dosa dari segi kehadiran.

Ketiga, balas jasa. Balas jasa atau reward, merupakan satu motivasi yang kuat

dalam meningkatkan disiplin keija maupun kinerja secara umum. Adapun balas jasa

yang diberikan sekolah atas prestasi yang ditunjukkan masing-masing pihak biasanya

diwujudkan dalam berbagai bentuk, antara lain adanya tunjangan prestasi (tupres)

bagi pegawai, pemilihan

guru

teladan bagi para gum serta kenaikan jabatan,misalnya

pengangkatan sebagai pegawai tetap atau guru tetap atau wali kelas, sedangkan

penghargaaan bagi siswa antara lain dengan adanya pemberian bea siswa bagi siswa

yang berprestasi. Pemberian penghargaan ini mungkin tidak berpengaruh langsung

(30)

yang optimal sangat · dipengaruhi oleh tingkat disiplin yang diterapkan dalam

pencapaian prestasi.

Keempat,

keadihm. Disiplin kerja akan sulit terwujud jika atasan kurang adil dalam pelaksanaan kebijakan organisasi, baik yang menyangkut pelaksanaan hak dan

kewajiban maupun penghargaan atau

sanksi

yang diberikan. Salah satu bentuk

keadilan yang

diterapkan

sekolah sehubungan dengan penegakan disiplin kerja adalah

pelaksanaan pengawasan yang merata bagi semua pihak dalam aspek kehadiran baik

absensi maupun kedisiplinan waktu, dan hal 1m JUga er

Berdasarkan pencatatan kedisiplinan tersebut maka ditentukan sanksi yang diberikan

berdasarkan kriteria yang sama antara guru dan pegawai. Sedangkan bagi siswa

sendiri juga berlaku peraturan yang sama namun tentunya dengan bentuk sanksi yang

berbeda, yaitu disesuaikan dengan kondisi dan tingkan kesalahan yang dilakukan.

Kelima, pengawasan. Pengawasan yang baik oleh atasan akan membantu

terwujudnya disiplin kerja yang tinggi dan- bertahan. Dalam hal pengawasan, ka.

sekolah sebagai manajer puncak kurang memainkan peranannya. Hal ini

dimungkinkan karena adanya sistem pendelegasian wewenang yang juga merupakan

salah satu strategi yang ditetapkan ka. sekolah. Jadi, tugas pengawasan diberikan

sepenuhnya kepada pihak-pihak yang memiliki fungsi manajerial tersendiri, hal ini

sejalan dengan pemyataan ka. sekolah bahwa dalam pelaksanaan suatu program, ia

hanya

menerima

basil

akhir serta melakukan evaluasi. Dalam

hal

pengawasan yang berorientasi

pada

penegakan disiplin kehadiran dan ketertiban, sekolah memberdayakan petugas piket tetap untuk selanjutnya melaporkan hasil dari
(31)

pengawasannya kepada pihak yang berwenang Wltuk menindaklanjutinya. Namun ka.

sekolah tidak sepenuhnya lepas tangan dalam hal pengawasan ini, beliau juga tidak

segan-segan menegur setiap tindakan yang tidak disiplin, namun biasanya tidak

menegur langsung pihak yang bersangkutan, namun melalui pihak yang berwenang

yang menangani masalah ketidakdisiplinan

yang

dilakukan pihak yang bersangkutan

tersebut.

Keenam, sanksi. Sanksi merupakan tindak lanjut dari suatu kesalahan yang

telah dilakukan oleh seseorang. Kesesuaian srulksi dcngnn kesa

seseorang akan membantu tetap terwujudnya disiplin pada organisasi tersebut, dalam

hal ini sekolah. Dalam pemberian sanksi, khususnya bagi guru dan pegawai, sekolah

memberikail sanksi berupa pemotongan gaji, khususnya yang berkaitan dengan

kedisiplinan kehadiran dan ketepatan waktu. Hal ini menurut ka. sekolah cukup

efektif karena menurut beliau orientasi mereka masih ke "perut", selain itu cara ini

cukup efisien karena tidak terlalu menuntut banyak tindakan, namun demikian sanksi

lain juga masih diberlakukan, misalnya melalui teguran, peringatan, hingga

pemecatan. Sedangkan sanksi bagi siswa biasanya masih bersifat hukuman fisik,

seperti lari, push-up dan lainnya, hal ini dibcrlakukan sehubungan dcngan masalah

kedisiplinan kehadiran dan waktu serta tindakan yang melanggar tata tertib sekolah

lainnya, misalnya kerapihan pakaian. Sedangkan untuk ketidakdisiplinan dalam hal

administrasi, misalnya pembayaran uang sekolah, sanks\ yang diberikan mulai dari

(32)

·0

bahwa kesemua sanksi tersebut disesuaikan dengan kesalahan yang dilakukan guru

atau pegawai.

Dilihat dari sifatnya, pemberian sanksi dalam penegakan disiplin ini lebih

bersifat korektif, yaitu diberikan sesudah adanya tindakan ketidakdisiplinan, dengan

barapan si pelaku tidak akan melakukan kesalahan yang di masa yang akan datang.

Ketujuh, ketegasan. Dalam menegakkan disiplin diperlukan ketegasan

pimpinan atau pibak yang bertanggung jawab dalam penerapan tata tertib yang

disiplin. Ada kecenderungan bahwa ketegasan sering dituntut pada saat pemberian . Q

sanksi. Dalam kegiatan manajerial di SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan, yang

menerapkan adanya de1egasi wewenang secara penuh, mendukung terlaksananya

ketegasan ini, hal ini dimungkinkan karena adanya otoritas masing-masing · pihak

dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya, schingga kcputusan yang

diambil akan sulit untuk diganggu gugat. Salah satu bentuk ketegasan tersebut yaitu

dengan adanya pemecatan guru yang mcrupakan sanksi terakhir yang diambil dal~

usaha penegakan disiplin, begitu juga halnya dengan masalah kesiswaan, sudah ada

beberapa siswa yang dipecat karena masalah pembnyaran unng sckoloh dan abscnsi.

Kedelapan, hubungan kemanusiaan. Suasana kerja harus sedemikian rupa

sehingga betul-betul membuat karyawan dan guru serta siswa merasa betah bekerja

dan menuntut ilmu di sekolah tersebut, salah satu aspek yang mempengaruhi

terbentuknya suasana kerja yang kondusif adalah adanya hubungan kemanusiaan atllu

hubungan antarpersonal yang harmonis. Dengan suasana kerja yang nyaman dan

(33)

rnenyenangkan, diharapkan disiplin akan meningkat. Hal ini rnuncul karena adanya

kesad~ dari dalam diri untuk mematuhi peraturan yang ada tanpa adanya paksaan

dari pihak. manapun. Kartono (2002, .146) mengatakan bahwa visi modem

memandang kerja antara lain sebagai: " ... pada urnumnya baik wanita maupun pria

menyukai pekerjaan. Jika ada orang yang tidak menyukainya, maka kesalahan

terletak pada kondisi psikologis dan kondisi sosial dari pekerjaan itu dan tidak pada

kondisi individu yang bersangkutan". Dalam hal ini, berdasarkan penelitian yang

wa s

kebijakan-kebijakan yang arahnya untuk membangun suasana kerja yang nyaman dan

salah satunya yaitu dengan membina hubungan antarpersonal yang harmonis. Bentuk

pelaksanaannya antara lain melalui kegiatan-kegiatan rohani baik untuk karyawan

dan

guru maupun siswa, serta adanya peraturan yang membolehkan pegawai

memakai pakaian bebas pada hari Sabtu, hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan

kesan

kaku.

namun

kebebasan tersebut tetap dibatasi oleh peraturan yang ada.

Selain itu, ka. sekolah berusaha menciptakan suasana yang tidak terlalu

formal dalam menjalankan k.egiatan manajeriai sekolalmya, salah satunya yaitu pada

saat pelaksanaan rapat rutin. Namun hubungan kemanusiaan ini juga harus tetap

dijaga agar jangan sampai berlebihan sehingga masing-masing pihak tetap menyadari

porsi dan posisinya di sekolah tersebut, sehingga diharapkan mereka tetap mematuhi

peraturan yang berlaku dengan tetap melaksanakan kewajiban dan hak mereka.

(34)

2. Faktor Pendukung

a. Iman dan Taqwa (Imtaq)

MelSlui peningkatan imtaq akan mewamai seluruh ak.tifitas dan tercermin

pada sikap dan perilaku. seperti kejujuran, kerja keras, dan keilmuan. Selain itu

dengan imtaq yang tinggi

akan

menjadi dasar atau motivasi tersendiri bagi seseorang,

jadi tidak hanya berorientasi pada tujuan yang bersifat keduniawian. -Berkaitan

dengan hal tersebut, sekolah mengadak.an beberapa kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan imtaq baik bagi siswa rnaupw1 karyawan serta guru. kegiatan terse ut

yaitu dengan mengadak.an pertemuan rutin yang bersifat kerohanian setiap bulannya

bagi pegawai dan guru serta pesantren kilat bagi siswa pada setiap angkatan. Selain

itu, juga ada bentuk. kegiatan yang diprakarsai para siswa sendiri yaitu dengan

mengadakan pengajian tiap hari Jum' at bagi siswa muslim dan kegiatan kebak.tian

siswa bagi siswa Kristen.

Dengan adanya pembinaan keimanan dan ketaqwaan yang dilak.ukan sekolah,

diharapkan seluruh pihak yang ada di sekolah tersebut akan memiliki kesadarl:!.Il yang

tinggi dalam menjalankan

hak

dan kewajibannya, karena setiap sikap dan

tindakannya selalu diwarnai oleh rasa keimarum dan ketaqwaan sehingga mereka

enggan untuk melakukan hal-hal yang tidak dibolehkan dalam agama. Dalam

bitannya dengan organisasi sekolah, hal tersebut tentunya sangat menguntungkan

sekolah sejauh bahwa

tidak.

ada peraturan sekolah yang menghambat atau

bertentangan peraturan agama.

(35)

h. Membangun Suasana

Suasana kerja pada suatu organisasi atau dapat juga dikatakan sebagai iklim

organisasi merupakan

salah

satu aspek

yang

bes·ar peranannya bagi keberhasilan

organisasi tersebut.

Dclim

organisasi merupakan serangkaian lingkungan keija yang

dapat diukur berdasarkan kolektif dari orang-orang yang melakukan pekerjaan dalam

lingkungan organisasi terscbut dan sekaligus adanya saling mepengaruhi antara satu

sama lain untuk bckerja sama, (Timpe, 1994: 4). Suasana atau iklim sekolah yang

penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Sekolah perlu

menciptakan iklim yang kondusif untuk menumbuhkembangkan semangat dan

merangsang nafsu belajar peserta didik. Iklim yang kondusif tcrsebut antara Hun

mencakup lingkungan yang nyaman, aman dan tertib serta ditunjang oleh optimisme

dan harapan warga sekolah dan kegiatan-kegiatan yang berpusat pada. perkembangan

peserta didik.

Ka. sekolah hendaknya mampu menciptakan suasana yang terbuka dan

menyenangkan serta penuh kekeluargaan tetapi tetap profesional, karena dengan

demikian setiap pihak akan merasa bebas untuk berbicara terbuka dan objektif, jujur

dan mencegah timbulnya prasangka-prasangka negatif. Suasana ini mendorong

silaturahmi dan membangkitkan rasa persahabatan, kerja sama yang kompak dan

loyalitas yang tinggi. Dapat dikatak.an bahwaa lingkungan kerja dan orang-orang

. ~

yang terlibat di dalamnya tidak dapat dipisahkan, kebcrsamaan dalam kelompok akan

(36)

akan ditunjukkan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dirasakan dalam organisasi yang

merupakan lingkungan organisasi kerja yang saling melakukan tugas masing-masing

saling mendukung kerja sama da1am tim, (Si9gian, 2002: 226). Dengan demikian,

' •,

meskipun masing-masing pihak memiliki fungsi dan karakter yang berbeda~beda,

namun dengan adanya kerja sama dalam mencapai tujuan akan menciptakan pola

pikir yang bersifat kolektif dalam mencapai tujuan yang sama serta berusaha

memberikan standar pelayanan yang sama sesuai dengan visi dan misi sekolah.

Dalam usaha · menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersarnaan, baik

antara guru dan pegawai, ka. sekolah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya

yaitu mengajak makan bersama seluruh peserta rapat setelah rapat ataupun kegiatan

sosial berupa penyantunan terhadap pegawai, guru atau siswa yang mengalami

kemalangan, serta adanya pertemuan rutin yang dilakukan tiap bulannya bagi para

guru dan pegawai yang bersifat kerohanian, hal · ini tentunya di sarnping membina

aspek kerohanian juga membangun silaturahmi di antara mereka. Sedangkan bentuk

kegiatan dalam membangun suasana bagi siswa, misalnya dengan mengadak.an

kegiatan

study tour, melalui kegiatan tersebut juga bisa terjalin keakraban antara

siswa dan guru serta pegawai. Dalam kegiatan study tour yay as an juga berpartisipasi

dalam hal penyediaan dana. Dengan terciptanya suasana kerja yang kondusif, _akan

menumbuhkan semangat kerja para pegawai dan guru melalui penciptaan rasa

kekeluargaan dan kebersamaan serta rasa memiliki terhadap sekolah. Dengan

demikian akan mC:mumbuhkan rasa tanggw1g jawab yang lebih tinggi yang tercermin

dari basil kinerja mereka.

(37)

c. Kerja Sama dengan Pihak Luar/lndustri

Dari kerja sama dunia pendidikan dengan pihak luar khususnya dunia industri

yang relevan dapat diperoleh beberapa keuntungan di antaranya yaitu adanya

kesepadanan atau keserasian antara isi program pendidikan dengan berbagai

macam

keterampilan berproduksi yang diperlukan oleh dunia usaha dan industri, hal ini

dilaksanakan dengan terlebih dahulu dilakuk:an survei terhadap kebutuhan dun.ia

industri yang terkait kemudian dirnasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Sekolah

juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat khususnya masyarakat setempat.

Hal ini diwujudkan dengan pemberian bantuan dalam rangka pelaksanaan perayaan

hari kernerdekaan Indonesia yang diperingati sctiap tahunnya.

Dalam usaha menghasilkan lulusan yang siap pakai dj dunia industri,

khususnya industri telekomunikasi,

SMK

(Telkom) Sandhy Putra Medan

mengadakan kerja sama dengan pihak Telkom. Kerja sama yang diprakarsai oleh

yayasan Sandhykara Putra Telkom dengan PT Telkom ini mencakup mulai dari

kegiatan belajar mengajar yaitu pada saat pelaksanaan praktek kerja lapangan roelalui

. Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Unit Pelatihan Daerah (Uplatda) PT Telkom atau

sekarang dinamakan TIC (Telkom Training Center) yang letaknya di sebelah

sekolah.

Bentuk

kerja sama

lain

dengan PT Telkom yaitu adanya perekrutan lulusan

oleh PT Telkom melalui seleksi penerimaan pegawai. Dalam hal perekrutan lulusan,

ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi Iainnya yang'juga

seeing merekrut lulusan dari sekolah tersebut, antara lain Indosat, PT Lintas Arta, dan

(38)

Dengan adanya kerja sama dengan pihak industri juga akan lebih

memantapkan penyaluran dan penempatan para lulusan atau alumni sekolah sesuai

dengan keterampilan

berproduksi

yang dimilikinya. SMK (Telkom) Sandhy Putra

Medan memiliki nilai lebih karena sekolah tersebut merupaka.n satu-satunya sekolah

menengah kejuruan di Kota Medan bahkan Sumatera Utara yang menekukni bidang

telekomunikasi, hal ini tentunya mempebesar peluang bagi lulusan sekolah tersebut

untuk. diterima di dunia industri telekomunikasi karena tidak adanya saingan dari

menguatkan kemungkinan tersebut karena adanya scmncnm pcngnkunn kompctensi

yang dimiliki lulusan sekolah tersebut katena pihak Telkom sendiri juga terlibat

dalam proses pembelajaran siswa yaitu melalui program PSG.

B. SimpuJan

Dari pembahasan yang dilakukan terhadap hasil penelitian yang di)akukan,

maka dapat ditarik beberapa simpulan, antara lain adalah sebagai herikut:

1. · Strategi manajemen yang diterapkan ka. sekolah dalam mengelola sekolah di

antaranya yaitu transparansi, pendelegasian wewenang dan penegakan disiplin

dan

melalui pemberian reward dan punishment.

2. Transparansi berlaku baik ke dalam maupu:n keluar sekolah. Transparansi berlaku

dalam pengelolaan anggaran, hak dan kewajiban semua pihak serta transparansi

administrasi baik administrasi ketatausahaan sekolah maupun kesiswaan. Secara

garis besar dampak dari transparansi tersebut bisa dibagi dua yaitu secara internal

(39)

yaitu di dalam sekolah sendiri dan eksternal yaitu hubungan sekolah deugan pihak

luar.

3. Model kepempimpinan ka. sekolah adalah model delegatif, hal ini dapat dilihat

dari pemyataan beberapa pihak yang terkait antara lain yaitu ka. sekolah, waka.

kurikulum, pegawai tata · usaha, dan pegawai piket tetap. Dengan adanya

pendelegasian wewenang, maka setiap pihak yang ada di sekolah tersebut

memiliki spesialisasi dan otoritas di bidangnya masing-masing. Meskipun

masing-masing pihak memiliki kewenangan sendiri, tetapi dalam pelaksanaannya

tetap saling berkoordinasi antara satu bagian dengan bagian lainnya dalam

menindaklanjutinya, sedangkan ka. sekolah menerima laporan hasil akhir

sekaligus melakukan evaluasi.

4. Penegakan disiplin melalui pemberian reward dan punishment dianggap masih

yang paling efektif. Pemberian reward dan punishment dilakukan secara

seimbang, dengan kata lain bahwa setiap prestasi diberikan reward begitu juga

dengan setiap tindakan indisiplin juga mendapat sanksi. Bentuk reward yang

diberlkan biasanya berbentuk materi, baik berupa barang maupun uang. Selain itu,

hentuk reward lainnya bisa berupa penghargaan atau pengakuan terhadap kinerja,

misalnya pemberian jabatan tertentu, penambahan jam mengajar, pemilihan g1.1I11

teladan ataupun peningkatan statUs pegawai menjadi pegawai tetap, tapi

penghargaan tersebut tetap berorientasi pada materi, karena setiap bentuk

penghargaan selalu dUkuti dengan pembcrian materi. Sedangkan bentuk sanksi

(40)

sedangkan bentuk punishment lain yaitu berupa sanksi dalam bentuk materi,

seperti pemotongan gaji.

5. Salah satu langkah dalam penegakan disiplin adalah dengan pemberdayaan

petugas pik.et. Petugas piket memiliki kewenangan dan otoritas sendiri dalam

melaksanakan tugasnya, hal tersebut meningkatkan efektifitas dalam penegakan

disiplin khususnya dalam kehadiran dan ketepatan waktu, baik stswa, guru,

pegawai bahkan ka. sekolah.

Selain tiga strategi manajemen yang diterapkan ka. sekolah, ada beberapa faktor

pendukung yang berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan manajerial tersebut.

Faktor-faktor pendukung tersebut adalah iman dan taqwa (imtaq), membangun

suasana, dan kerja sama dengan pihak luar/industri.

7. Salah satu kelebihan yang menjadi daya tarik untuk menempuh pendidikan di

sekolah tersebut adalah adanya perekrutan setiap tahunnya bagi lulusan terbaik

dari

sekolah tersebut oleh PT Telkom maupun perusahaan yang bergerak di

bidang industri telekomunikasi lainnya.

Dari strategi manajemen yang diterapkan oleh ka.sekolah, dapat dilihat bahwa

strategi tersebut bukanlah hal yang istimewa. Dikatakan demikian, karena strategi

tersebut merupakan hal-hal umum yang biasa dilakukan dalam suatu kegiatan

manajemen, hanya saja keberhasilan strategi tersebut bergantung pada seberapa

besar komitmen pihak manajerial yang melaksanakrumya.

9. Salah satu aspek yang menjadikan sekolah tersebut unggul adalah dengan adanya

kerja sama dengan pihak PT Telkom, sehingga mutu pendidikan dan lulusan

(41)

disesuaikan dengan standar kompetensi yang dibutuhkan oleh PT Telkom dan hal

tersebut terv.ujud dalam bentuk kerja sama dengan sekolah mulai dari proses

pendidikan hingga perekrutan yang dilakukan setiap tahunnya.

C. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkw.1 basil pcnelitian dapal dikatakan bahwa transparansi,

pendelegasian wewe.nang, penegakan disiplin dan ketertiban melalui pemberian

reward dan punishment serta faktor-faktor pendukungnya telah dila\csanakan secara

bersama-sama oleh pihak pengelola sekolah, dan siswa dalam kegiatan kependidikan

di SMK (Telkom) Sandhy Putra Medan. Atau dapat juga dikatakan bahwa

keberhasilan· kegiatan kependidikan di sekolab tersebut diwarnai oleh transparansi,

pendelegasian wewenang, penegakan disiplin dan ketertiban melalui pemberian

reward dan punishment serta faktor-fak.tor pendukungnya.

Oleh karena itu untuk mencapai prestasi sekolah, perlu diperhatikan ketiga

strategi manajemen tersebut serta. Arab dan tindak lanjut dari strategi manajemen

ditujukan kepada upaya-upaya yang dapat meningkatkan kemampuan pendelegasian

wewenang dan penegakan disiplin melalui pemberian reward dan punishment bagi

para guru, pegawai

dan

siswa serta pemberlakuan transparansi.

Upaya dalam meningkatkan disiplin dan ketertiban semua pihak yang terlibat

dalam sekolah melalui pemberian reward dan punishment yang memadai, memiliki

sumbangan yang berarti dalam kegiatan manajerial sekolah. Hasil deskripsi data

(42)

pegawai masih berorientasi pada reward dalam bentuk materi karena sejauh ini ka.

sekolah masih melihat bahwa pengaruh dari pemberian reward dalam bentuk materi

tersebut menunjukkan basil yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja guru dan

pegawai pemberian kompensasi perlu menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.

Karena dengan rendahnya pendapatan para guru dan pegawai serta kecilnya peluang

mereka untuk memperoleh pendapatan tambahan akan mempengaruhi unjuk kerja

dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang diemban. Peningkatan pemberian

kompensasi kepada mereka dapat dilakukan dengan cara menyempurnakan sistem

dan mekanisme anggaran secara rutin, sistematik dan bertahap yang memberikan

peluang bagi mereka untuk meningkatkan pendapatan secara signiftkan.

Peningkatan pemberian kompensasi yang bersifat intrinsik dapat dilakukan

dengan cara memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap penyelesaian tugas

(self reward), prestasi kerja, pemberian tanggung jawab yang lebih besar misalnya

dengan penambahan jam mengajar atau pengangkatan menjadi wali kelas atau status

menjadi guru atau pegawai tetap serta pemilih~m guru teladan. Dengan peningkatan

pemberian kompensasi

ini

akan memberikan dorongan dan kepuasan untuk bek~rja

yang pada

gilirannya diharapkan dapat menciptakan peningkatan prestasi ketja yang

lebih baik lagi. Aspek ini masih perlu terus ditingkatkan mengingat disiplin

merupakan salah satu sikap yang mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi

maupun individu dalam mencapai tujuannya.

Sedangkan pemberian reward bagi siswa lebih mengarah pada pembentukan

motivas1 belajar bagi siswa. Salah satu bentuk reward tersebut adalah melalui

(43)

pemberian bea siswa, motivasi lain yaitu adanya perekrutan oleh dunia industri

telekomunikasi yang tentunya dengan tetap mempcrtimbangkan prestasi belajar

siswa. Untuk penegakan disiplin lebih sering dalam bentuk punishment atau sanksi.

Berdasarkan temuan penelitian, faktor-faktor pendukung juga menjadi unsur

penting

dan

memiliki sumbangan positip yang sangat

berarti

dalam hubungannya

dengan kegiatan manajerial sekolah. Hal ini berarti datam upaya peningkatan prestasi

- aktor endukung perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh

dan harus dipelihara agar tetap kuat. Karena dengan adanya faktor pendukung seperti

imtaq, iklim organisasi yang kuat ak.an dapat memberikan arah tentang · cara

berperilaku dalam suatu orgartisasi atau lembaga. Dengan kata lain, dengan tingakt

imtaq yang tinggi akan mewarnai setiap perilaku dan dengan adanya iklim organisasi

yang kondusif akan dapat menumbuhkan rasa memilik.i, memandu serta membentuk

perilaku dalam organisasi sekolah. Faktor-faktor pendukWlg tersebut akan bersinergi

dengan strategi manajemen sekolah.

Terkait dengan kerja sama sekolah dengan pihak luar, upaya-upaya yang

mungkin dilakukan adalah membina kerja sama antara masyarakat dan sekolah pada

umumnya, serta kerja sama dengan dunia industri pada khususnya. Ka. sekolah,

wa.ka. sekolah dan pegawai administrasi, melibatkan para guru dalam mengambil

keputusan, menjalin komunikasi yang terbuka, dan menumbuhkan kepercayaan pihak:

luar

terhadap sekolah, sehingga kerja sama dengan pihak luar akan semakin kuat.

Dengan peningkatan kerja sama ini yang salah satunya dalam aspek penyerapan

(44)

calon peserta khususnya untuk masuk ke· sekolah tersebut, karena salah satu orientasi

pendidikan kejuruan adalah menghasilkan lulusan yang siap pakai yang dibutuhkan

dunia industri, dan dalam hal ini salah satu keberhasilan sekolah dalam memenuhi

tujuan tersebut adalah dengan adanya kerja sama yang erat dengan dWlia industri.

D. Saran~saran

Berdasarkan hasH penelitian dan pembahasan yang dilak.ukan serta penarikan

simpulan maka dapat dikemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada

pihak-pihak yang terkait, antara lain: .

1. Kepada ka. sekolah beserta stafhya disarankan agar tetap memperhatikan kualitas

pendidikan yang diberikan. Dengan kata lain bahwa pelaksanaan pendidikan yang

dilakukan sekolah tetap berpedoman pada visi dan rnisi sekolah, sehingga dengan

demikian akan terbentuk suatu kesatuan tujuan yang berrnuara pada terciptanya

kelja

sama yang erat dari semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut. Berkaitan dengan sttategi manajemen yang diterapkan,

diharapkan ka. sekolah bisa mensosialisasikannya kepada seluruh stafnya,

sehingga strategi yang ditetapkan dapat terlaksana dengan baik, tentunya dengan

komitmen dari semua pihak yang terkait. Selain dari strategi manajemen yang

telah dtetapkan, ka. sekolah dan seluruh stafnya disarankan untuk bisa menjaga

dan memelihara nilai-nilai positif yang menjadi ciri khas sekolah, sehingga nilai~

nilai tersebut memberikan sumbangan yang besar da1am mewujudkan sekolah

(45)

unggulan. Nilai~nilai positif tersebut juga erat kaitannya dengan strategi

manajemen yang diterapkan.

2. Kepada staf pengajar disarankan untuk selalu meningkatkan kualitas

keilmuannya, khususnya pada bidang-bidang studi kejuruan. Hal ini perlu terus

dilakukan mengingat bahwa ilmu-ilmu pada bidang kejuruan tersebut berkaitan

erat dunia industri yang selalu bersifat dinamis. Tanpa adanya usaha untuk selalu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang telekomunikasi,

mak.a pihak sekolah akan kalah dalam persaingan di bidang industri

telekomunikasi.

Kepada para siswa disarankan untuk selalu belajar keras dalam menuntut ilmu

dan selalu mematuhi peraturan sekolah yang bcrlaku. Dengan adanya berbagai

fasilitas pendukWlg yang disediakan sekolah serta peluang-peluang kerja yang

ditawarkan dunia industri. diharapkan menjadi motivasi yang besar bagi siswa

untuk bersungguh-sWlgguh menuntut ilmu di sekolah tersebut.

Kepada pihak. yayasan disarankan untuk selalu memantau perkembangan sekolah.

Salah satu alasan perlunya hal terse but dilakukan rnengingat bahwa yayasan juga

menentukan beberapa kebijakan dalam manajemen sekolah. Dengan memantau

perkembangan sekolah, diharapkan pihak yayasan bisa mengetahui sejauh mana

keberhasilan dari kebijakan manajemen yang mereka tetapkan bagi sekolah.

Berd.asarkan

hal

tersebut malm pihak yayasan dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
(46)

z

dilakukan yayasan yaitu dengan menjembatani kerja sama sekolah dengan PT

Telk.om. Berkaitan dengan hal tersebut disarankan kepada pihak yayasan untuk

tetap menjaga kerja sama tersebut bahkan sedapat mWlgldn mengembangkarmya

kepada aspek·aspek strategis lainnya yang menunjang peningkatan mutu

pendidikan dan lulusan.

Kepada pihak PT Telkom sebagai mitra sekolah baik dalam pelaksanaan proses

pendidikan hingga perekrutan lulusan, disarankan untuk terus meningkatkan mutu

kerja samanya dengan pihak sekolah. Dengan memberikan kesempatan praktek

lapangan dengan berbagai fasilitas pcndukungnya bagi para siswa berarti PT

Telkom selain memberi bekal keilmuan yang nantinya berguna bagi para siswa,

pudn sisi lain PT Tclkom jugu bisu nt~o:mctik huub kctju samu l~o:rscbul, yuilu pudu

saat perekrutan lulusan dari sekolah tersebut PT Telkom mendapatkan calon

tenaga kerja yang profesional di bidang industri telekomunikasi yang ~esuai

dengan tuntutan kebutuhan PT Telkom itu sendiri. Selain itu, para lulusan juga

sering

clirekrut

oleh perusahaan di bidang industri telekomunik.asi serta bidang

industri lainnya

seperti

perbankan dan metel)rologi, hal ini dikarenakan mutu

lulusan sekolah dianggap memiliki kualitas yang baik dengan PT Telkom sebagai

barometemya, yang pada akhirnya bisa mengMgkat nama PT Telkom itu sendiri.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchori, Dr. (2002). Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Atmosudiryo, Prajudi S. (1985). Dasar-dasar llmu Administrasi. Jakarta: PT

Gramedia Indonesia.

Blanchard dan Johnson (198&). Manajer Satu Menit, (Terjemahan oleh Anna WB.) Jakarta: PT Gramedia Indonesia.

Buchori, Mochtar (1994). Jlmu Pendidikan dan f'raktek Pendidikan lJalam

Rcmungan. Yobryakarta: Tiara Wacana Yogya.

Bungin, Burhan (2004). Ana/isis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Chaedar Alwasilah. A. (2002): Pokoknya Kualitatif, Dasar-dasar Merancang dan Melakulcan Pene/itian Kua/itatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Denzin, N.K., & Lincoln, Y.S. (1994). Handbook of Qualitative Research. London:

Sage Publication Inc.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( 1993). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0490/U/1992 Tentang Sekolah Menengah Kejuruan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas

(2000). Panduan Manajemen Sekolah.

Jakarta:

Dirjen Dikdasmen.

Direktorat Dikmenjur (1996). Production Based Learning and Mastery Learning.

(48)

Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakacya.

Handoko, T.

Hani

(1964). Manqjemen Edisi 2.Yogyakarta: BPFE.

Hasibua.n, Malayu, SP. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.

Jakarta:

PI Bumi Ak

Gambar

Gambar 1. Kerangka konseptual sistem pendidikan .................. .............................
Gambar I. Kerangka konseptual sistem pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan garis pantai akibat abrasi di Kabupaten Gianyar dapat diketahui melalui citra satelit Landsat 7 tahun 2002 dan Landsat 8 tahun 2017 dengan menggunakan metode

Selain KPI, pengawasan juga dilakukan oleh organisasi penyiaran radio dan televisi, meskipun setelah KPI berdiri, pengawasan yang dilakukan oleh organisasi tersebut

Siklus II terdiri dari tiga Rencana Pelaksanaa Pembelajaran (RPP) yaitu pada pokok bahasan Mengidentifikasi objek secara terencana dan sistemati suntuk memperoleh

The independent variables included drug-taking adherence, smoking, nutritional status, perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier,

Proses produksi merupakan suatu cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin,

a. Tanah negara yang masih kosong atau murni, Tanah negara murni adalah tanah negara yang dikuasai secara langsung dan belum dibebani suatu hak apapun. Tanah hak yang habis

Sedangkan pada percobaan penentuan bilangan penyabunan, sesuai dengan SNI 01-3741-1995 kualitas minyak goreng yang baik dapat dilihat dari angka penyabunan yaitu

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan dapat menjadi pertimbangan atau masukan untuk mengetahui penerapan tanda dalam studi semiotik sehingga dapat