• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

vii PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK IPA DENGAN

PENDEKATAN GUIDED INQUIRY PADA MATERI “TATA SURYA” UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA

Oleh Islamiar Nur Rani NIM 11315244020

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi “Tata Surya” dengan pendekatan Guided Inquiry yang telah dikembangkan, 2) mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa menggunakan LKPD pada materi “Tata Surya”.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau R & D (Research and Development) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974), terdiri dari empat tahapan yaitu define, design, develop, disseminate. Subjek penelitian adalah 36 siswa kelas VIII-C SMP N 15 Yogyakarta. Instrumen yang digunakan berupa lembar validasi LKPD, angket peningkatan keterampilan proses siswa, angket respon siswa terhadap LKPD, dan lembar keterlaksanaan pembelajaran. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif menggunakan skala empat, rata-rata persentase dan gain score.

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1) LKPD IPA dengan Pendekatan Guided Inquiry pada materi “Tata Surya” ini telah memenuhi kelayakan berdasarkan penilaian oleh dosen ahli dan guru IPA dengan kategori sangat baik (A) untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. 2) LKPD dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dengan kategori sedang berdasarkan indikator mengamati,mengklasifikasikan, mengukur, menyusun hipotesis, menyimpulkan,dan mengkomunikasikan .

(2)

viii DEVELOPMENT OF STUDENT’S SCIENCE WORKSHEET WITH GUIDED

INQUIRY APPROACH ON THE “SOLAR SYSTEM” MATERIAL TO IMPROVE STUDENT’S SCIENCE PROCESS SKILLS

Written by Islamiar Nur Rani NIM 11315244020

ABSTRACT

The research aimed to 1) know the validity of Student’s Science Worksheet on the "Solar System" material with Guided Inquiry approach; 2) know the improvement of student’s science process skill using Student’s Science Worksheet on the "Solar System" material.

This research is the development research or R & D (Research and Development) designed by Thiagarajan (1974), consists of four stages: define, design, develop, disseminate. The subjects are 36 students of VIII-C class SMP N 15 Yogyakarta. The instrument used are validation form of Student’s Science Worksheet, student’s questionnaire of science process skill, student’s questionnaire responses for Student’s Science Worksheet, and the form of learning implementation. The technique used to analyze the data is conversation of quantitative to qualitative data using four scale, the average percentage for science process skill improvement and gain score.

Results show the following: 1) Student’s Science Worksheet on the "solar system" material with Guided Inquiry approach has meet validity with “very good” category to improve student’s science process skill which is assessed by expert lecturer and science teacher. 2) Student’s Science Worksheet improve student’s science process skill with an “average” category according to the indicator of observing, classifying, measuring, stating hypothesis, conclusing and communicating.

(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter

dan pribadi manusia. Baik atau buruknya pribadi seseorang tergantung dari

bagaimana proses pendidikannya. Apabila proses pendidikannya baik

maka hasilnya akan baik, dengan tujuan akan muncul generasi yang

berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Pendidikan dan pembelajaran/pengajaran adalah dua hal yang

berbeda meskipun saling berkaitan. Pendidikan berkaitan dengan

pengembangan pribadi dan akhlak mulia pada seseorang, sedangkan

pengajaran berkaitan dengan pengembangan kecerdasan otak, daya

analisis dan kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Keterkaitan antara kedua terletak pada objek pendidikan, yaitu siswa.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan

untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam memberikan pelayanan

kepada peserta didik agar proses belajarnya dapat berlangsung dengan

baik. Kegiatan pembelajaran, dalam hal ini adalah pembelajaran di sekolah

berlangsung pada ruangan yang nyaman dengan tujuan siswa menjadi

(4)

2 Dewasa ini seorang guru dituntut kreatif dan inovatif dalam

menciptakan suasana pembelajaran. Siswa jangan diajarkan menghafal

teori-teori, konsep-konsep, fakta, rumus saja dengan metode ceramah

sehingga membuat siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

tetapi dengan memahaminya sebaik mungkin dan juga memberikan

pengalaman langsung dengan mengaitkan apa yang dipelajari dengan

konteks yang nyata akan lebih bermakna bagi siswa. Agar proses

pembelajaran IPA menjadi menyenangkan, maka guru harus menggunakan

media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan,

sehingga tujuan pembelajaran IPA dapat dicapai oleh siswa.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan

cara mencari tahu bagaimana alam itu bekerja yang dilakukan secara

sistematis. Pada pembelajaran IPA bukan hanya menekankan pada

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja akan tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan sehingga peran guru sangat sentral pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan yang merupakan

keharusan adanya berbagai upaya yang mengarah kepada pencukupan

kebutuhan di sekolah khususnya perlengkapan pembelajaran berupa

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk lebih meningkatkan kualitas

belajar siswa dalam hal keterampilan proses. Proses belajar-mengajar pada

(5)

3 apabila diantara guru dengan siswa terdapat kesamaan pengertian dan

pemahaman tentang suatu materi pembelajaran, sehingga tujuan dari

proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP Negeri 15

Yogyakarta diperoleh gambaran singkat mengenai keadaan kelas tersebut.

Hasil dari observasi tersebut antara lain siswa belum menggunakan LKPD

dan hanya menggunakan buku dari pemerintah. Siswa pada kelas yang

diamati cenderung ramai dan banyak yang main sendiri. Metode yang

digunakan pada saat adalah presentasi-diskusi, dan saat diskusi banyak

siswa yang mengobrol sendiri. Terlihat dari metode pembelajaran yang

digunakan menunjukkan pula kurangnya memunculkan keterampilan

proses yang dimiliki oleh siswa itu sendiri. Berdasarkan pada uraian di

atas maka kebiasan kurang baik pada siswa dapat disalurkan pada hal yang

lebih positif dengan cara siswa melakukan observasi ataupun eksperimen,

dengan harapan ketika siswa melakukan kegiatan observasi maupun

eksperimen maka keterampilan proses siswa akan naik karena

keterampilan proses siswa pada saat itu masih rendah. Ini salah satu cara

agar siswa tidak bosan ketika belajar menggunakan metode

diskusi-presentasi atau metode ceramah.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu bahan

ajar yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan

penyelidikan atau pemecahan masalah. Dengan adanya LKPD Guided

(6)

4 dapat menunjang pembelajaran dan dapat digunakan sebagai alternatif

media pembelajaran (Trianto, 2008: 148). LKPD digunakan untuk

membimbing siswa dalam melakukan observasi ataupun eksperimen untuk

menemukan hal yang baru. Tentunya dengan bimbingan dari guru (guided

inquiry) agar nantinya siswa dalam melakukan eksperimen tidak

melakukan kesalahan fatal yang berkibat pada hasil eksperimen atau

kecelakaan kerja. Sehingga inkuiri terbimbing sangat penting dalam hal

ini.

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang digunakan

sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep/prinsip/teori

(Trianto, 2010: 144). Dengan keterampilan proses, siswa dapat

menemukan hal-hal baru yang tidak diperoleh ketika belajar dari buku.

Keterampilan proses siswa dipandu menggunakan LKPD guided inquiry

sehingga siswa dalam melakukan observasi maupun eksperimen bisa tetap

pada kaidah yang benar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan di atas,

maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Belum tersedianya LKPD guided inquiry yang dapat menunjang

pembelajaran di dalam kelas.

2. Siswa cenderung ramai dan main sendiri dikarenakan metode yang

(7)

5 3. Saat diskusi siswa sering mengobrol sendiri karena pengawasan guru

yang masih kurang terhadap karakteristik siswanya.

4. Tingkat keterampilan proses masih rendah dikarenakan belum adanya

bahan ajar yang sesuai untuk mengembangan keterampilan proses itu

sendiri.

5. Saat presentasi dan tanya jawab yang aktif hanya satu atau beberapa

siswa saja, sementara yang lain tidak antusias dalam diskusi.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang dibahas demi untuk

keefektifan dan keefisienan penelitian ini, maka permasalahan penelitian

ini dibatasi dan difokuskan pada permasalahan:

1. Belum tersedianya LKPD guided inquiry untuk mengoptimalkan

kegiatan pembelajaran

2. Tingkat keterampilan proses masih rendah sehingga dengan LKPD

guided inquiry ini diharapkan mampu meningkatkan keterampilan

proses pada siswa

D. Rumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

peneliti merumuskannya menjadi beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimanakah menghasilkan LKPD yang layak untuk dikembangkan?

2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses siswa sebelum dan

(8)

6 E. Tujuan Penelitian

Pada penelitian Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik

(LKPD) dengan Pendekatan Guided Inquiry untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Siswa pada “Materi Tata Surya” ini memiliki

beberapa tujuan, yaitu:

1. Menghasilkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi “Tata

Surya” dengan pendekatan Guided Inquiry yang layak untuk

dikembangkan.

2. Mengetahui peningkatan Keterampilan Proses Siswa setelah

menggunakan LKPD yang telah dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi

berbagai pihak, diantaranya:

1. Secara Teoritis:

Memperkaya khasanah keilmuan bidang IPA khususnya dalam hal

media pembelajaran untuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus.

2. Secara Praktis:

Terdapat beberapa manfaat yang diambil dari LKPD IPA ini antara

lain:

a. Sebagai inovasi baru dalam melakukan pembelajaran IPA yang

lebih sesuai dengan kaidah keilmuan IPA.

b. Menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang

(9)

7 c. Memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran

khususnya pada materi Tata Surya.

d. Menumbuhkan rasa senang dan nyaman dalam kegiatan

pembelajaran.

e. Membantu siswa agar dapat lebih mengembangkan potensi dan

kreativitasnya.

f. Membantu pembentukan dan peningkatan karakter.

G. Definisi Operasional

Istilah-istilah operasional yang akan digunakan dalam penelitian

pengembangan media pembelajaran IPA dengan model tiga dimensi ini

antara lain:

1. Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Pengembangan dalam hal ini adalah

penelitian yang mengembangkan dan menghasilkan produk berupa

LKPD IPA dengan Pendekatan Guided Inqury pada materi Tata Surya

untuk siswa kelas VIII.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar kerja yang

digunakan oleh siswa ketika melakukan observasi ataupun

eksperimen. Sedangkan Pendekatan Guided Inqury merupakan cara

untuk menemukan hal yang baru dengan cara dipandu, dalam hal ini

(10)

8 3. Keterampilan Proses merupakan ketrampilan yang digunakan untuk

menemukan hal yang baru melalui observasi ataupun eksperimen.

Keterampilan proses yang diukur disini ialah enam keterampilan

proses dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur,

(11)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik 1. Hakekat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari bidang ilmu

pengetahuan yang objek kajiannya lingkungan alam yang ada di sekitar

kita. IPA lebih populer dengan istilah sains. Istilah ini merujuk pada suatu

kata dalam bahasa inggris yaitu Science. Kata Science ini berasal dari

bahasa Latin yaitu Scientia yang berarti (a) pengetahuan tentang, atau tahu

tentang, (b) pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam

(Surjani Wonoraharjo, 2010: 11).

Science is the study of nature in an attempt to understand it and to

form an organized body of knowledge that has predictive power and

application in society”, (Chiappetta dan Kobala 2009: 102).Pada peryataan

di atas, IPA merupakan ilmu yang mengkaji tentang alam, berusaha

memahaminya dan untuk mengorganisasikan badan keilmuan yang mana

memiliki kemampuan untk memprediksi dan mengaplikasikannya dalam

masyarakat.

“Further, science is based on observation, and experimentation,

relying heavily on carefully collected data, strong evidence, and persuasive

(12)

10 tampak bahwa IPA merupakan suatu hal yang didasarkan pada observasi,

eksperimen/ percobaan, kepercayaan pada kehati-hatian pengambilan data,

bukti yang kuat, kesimpulan yang meyakinkan.

Berdasarkan tiga pendapat di atas, peneliti berusaha menyimpulkan

mengenai hakekat IPA merupakan ilmu yang mengkaji tentang alam yang

mana memiliki kemampuan untuk memprediksi didasarkan pada observasi,

eksperimen/percobaan, pengambilan data, bukti yang kuat, kesimpulan

yang meyakinkan dan dapat diaplikasikan dimasyarakat.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan salah satu bahan ajar

yang digunakan sebagai panduan untuk melakukan kegiatan penyelidikan

atau pemecahan masalah. LKPD dapat berupa panduan latihan

pengembangan aspek kognitif maupun panduan pengembangan aspek

pembelajaran lainnya. Dengan adanya LKPD ini diharapkan dapat melatih

keterampilan proses siswa sehingga dapat menunjang pembelajaran dan

dapat digunakan sebagai alternatif media pembelajaran (Trianto, 2008:

148).

Menurut Sudjana (Djamarah dan Zain, 2006), fungsi LKPD adalah :

a. Sebagai alat bantu agar situasi pembelajaran menjadi efektif.

(13)

11 c. Untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam

menangkap pengertian pengertian yang disampaikan oleh guru.

d.Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru tetapi lebih aktif dalam pembelajaran.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada

siswa.

f. Mempertinggi mutu belajar mengajar.

Karakteristik LKPD yang baik, menurut Sungkono (2009) adalah:

a. LKPD memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan

kegiatan-kegitan seperti percobaan yang harus siswa lakukan.

b.Merupakan bahan ajar cetak.

c. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas

pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan

atau dilakukan oleh siswa.

d.Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan,

daftar isi, dan lain-lain.

Dari beberapa pendapat yang dipaparkan di atas,menurut peneliti

LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang digunakan sebagai panduan

untuk melakukan kegiatan penyelidikan yang dapat berfungsi untuk

menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan pada siswa.

LKPD yang baik ialah yang memiliki soal-soal yang harus dikerjakan dan

(14)

12 3. Pendekatan Guided Inquiry

Istilah inkuri berasal dari Inggris “inquiry” yang secara harfiah berarti

penyelidikan. Pendekatan inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan

peserta didik (dalam hal ini adalah siswa) pada situasi untuk melakukan

eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin

melakukan sesuatu, mengajukan berbagai macam pertanyaan, dan mencari

jawaban sendiri, menghubungkan serta membandingkan apa yang

ditemukan dengan penemuan lain. Pendekatan inkuiri merupakan metode

penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan beberapa kegiatan

yaitu (1) mengajukan pernyataan; (2) merumuskan masalah yang

ditemukan; (3) merumuskan hipotesis; (4) merancang dan melakukan

eksperimen; (5) mengumpulkan dan menganalisis data; (6) menarik

kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah yaitu objektif, jujur, rasa ingin

tahu, terbuka, berkemanuan dan tanggung jawab (E. Mulyasa (2007: 108).

Pendekatan inkuiri merupakan metode yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui

proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah hasil dari

mengingat sejumlah fakta, akan tetapi hasil dari proses penemuan sendiri.

Guru tidaklah melakukan tindakan dengan memberikan materi

pembelajaran untuk dihafalkan, melainkan mendesain pembelajaran yang

memungkinkan siswa menemukan sendiri materi yang harus diketahuinya.

(15)

13 merumuskan masalah, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengumpulkan data,

(4) menguji hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan, (5) membuat

kesimpulan (Udin Syaefudin, 2008: 169).

Dari dua pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

pendekatan inkuiri adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru

dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran melalui kegiatan penelitian

(eksperimen) dan bertujuan untuk menemukan materi pembelajaran

tertentu.

Metode Guided Inkuiri merupakan metode ini guru memberikan

bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mencapai tujuan atau

menemukan konsep-konsep IPA, memberikan masalah dan alternatif

pemecahannya, memonitor proses pembelajaran, membantu siswa yang

mengalami hambatan dalam kegiatannya, memberikan penilaian. Dengan

metode ini siswa akan aktif melakukan eksplorasi, observasi, investigasi

dengan bimbingan guru. Kegiatan ini berdampak positif pada

perkembangan intelektual siswa (Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.

Kaligis, 1992: 36).

Berdasarkan pendapat dari para ilmuwan, peneliti mencoba

mengambil kesimpulan bahwa Guided Inquiry ialah sebuah pendekatan

pembelajaran dimana siswa dilatih bukan hanya belajar memperoleh

sejumlah pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi juga pentingnya

(16)

14 4. Keterampilan Proses Siswa

Terdapat beberapa pengertian keterampilan proses, Funk dalam

(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 141) mengemukakan bahwa

keterampilan-keterampilan proses merupakan dasar yang sebelumnya menyediakan

suatu landasan menuju keterampilan-keterampilan terintegrasi yang lebih

kompleks. Pengetian lain disampaikan oleh Trianto (2010: 144)

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan

yang digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan

konsep/prinsip/teori.

Tujuan melatih keterampilan proses dalam pembelajaran IPA

adalah untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal.

Materi pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan dimengerti dalam

waktu yang relatif lebih lama apabila siswa sendiri memperoleh

pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melelui pengamatan

atau eksperimen. (Trianto, 2010 : 150).

Funk (Trianto, 2010) membagi keterampilan proses menjadi dua

tingkatan, yaitu keterampilan proses tingkat dasar (basic science process

skill) yang meliputi observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,

prediksi, inferensi. Sedangkan keterampilan proses terpadu (integrated

science process skill) meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data,

menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data,

(17)

15 secara operasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan

eksperimen.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas peneliti mengambil

kesimpulan yang dimaksud dengan keterampilan proses siswa ialah

keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep, prinsip,

atau teori dalam proses inkuiri dan pemecahan masalah. Keterampilan

proses yang diambil dalam penelitian ini ialah keterampilan proses dasar

yang observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, inferensi.

B. Kajian Keilmuan 1. Materi Tata Surya

Tata Surya merupakan sebuah sistem yang terdiri dari Matahari,

delapan planet, planet-kerdil, komet, asteroid dan benda-benda angkasa

kecil lain. Matahari merupakan pusat dari Tata Surya di mana anggota

Tata Surya yang lain beredar mengelilingi Matahari.

Gambar 1. Tata Surya

(18)

16 a. Matahari

Matahari merupakan sebuah bintang yang jaraknya paling dekat

ke Bumi. Jarak rata-rata Bumi ke Matahari adalah 150 juta km atau 1

Satuan Astronomi (1 SA). Matahari berbentuk bola gas pijar yang

tersusun atas gas Hidrohen dan gas Helium. Matahari mempunyai

diameter 1,4 × 106 km, suhu permukaannya mencapai 6000 K.

Matahari merupakan sumber energi utama bagi planet Bumi yang

menyebabkan berbagai proses fisis dan biologi dapat berlangsung.

Energi yang dipancarkan oleh Matahari dibentuk di bagian dalam

matahari melalui reaksi inti. Energi dipancarkan oleh Matahari ke

Bumi dalam bentuk radiasi gelombang elektromagnetik (Moch.

Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 4).

b. Planet

Berdasarkan kriteria IAU (International Astronomical Union),

planet adalah benda langit yang: mengorbit Matahari, bentuk fisiknya

cenderung bulat (pepat), orbitnya bersih dari keberadaan benda

angkasa lain. Planet-planet yang berada dalam sistem Tata Surya

adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan

Neptunus(Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 5).

Planet disebut sistem tata surya karena tata surya merupakan

kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut

(19)

Objek-17 objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui

dengan orbit berbentuk elips.

c. Planet-Kerdil

Planet kerdil (Dwarf Planet) merupakan kategori baru dalam

keanggotaan Tata Surya berdasarkan resolusi IAU tahun 2006. Sebuah

benda angkasa dikatakan planet kerdil jika: mengorbit Matahari,

bentuk fisiknya cenderung bulat, orbitnya belum bersih dari

keberadaan benda angkasa lain, bukan merupakan satelit (Moch.

Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 6).

d. Satelit

Menurut Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono ( 2008: 7),

satelit adalah benda langit pengiring planet. Satelit senantiasa

mengiringi dan berputar terhadap planet pusatnya. Berdasarkan cara

terbentuknya satelit dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu

1) Satelit Alam, adalah satelit yang terbentuk karena adanya

peristiwa alam bersamaan dengan terbentuknya planet, contoh:

Bulan, sebagai satelit alam Bumi; Titan, sebagai satelit alam

Saturnus.

2) Satelit Buatan, adalah satelit yang dibuat oleh manusia yang

digunakan untuk tujuan tertentu, contoh: Satelit cuaca, satelit

(20)

18 e. Asteroid

Asteroid disebut juga dengan planet minor atau planetoid,

asteroid ini mengisi ruangan yang berada diantara Mars dan Yupiter.

Di dalam sistem tata surya diperkirakan terdapat 100.000 buah

asteroid yang ukurannya antara 2-750 km2. Asteroid senantiasa

berputar diantara planet Mars dan Yupiter membentuk sabuk asteroid

(Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono, 2008: 9).

Gambar 2. Asteroid

Sumber:http://www.daviddarling.info/encyclopedia/A/asteroidbelt.html

f. Komet

Komet disebut juga dengan “bintang berekor” merupakan benda

langit yang garis edarnya/orbitnya sangat lonjong; sehingga jaraknya

ke Matahari kadang-kadang jauh sekali tetapi pada suatu saat dekat

sekali. Ekor komet selalu menjauhi Matahari, hal ini karena mendapat

tekananan dari Matahari. Material komet tesusun atas kristal-kristal es

(21)

19 inilah yang membentuk semburan cahaya ketika sebuah komet

melintas didekat Matahari (Moch. Erewin Maulana dan Yamin W.

Ono, 2008: 9).

Gambar 3. Komet

Sumber: http://spaceplace.nasa.gov/cometwordfind/

g. Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi jika Matahari-Bumi-Bulan berada dalam satu garis lurus. Sedangkan gerhana Matahari terjadi jika Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus. Tetapi pada kenyataannya

gerhana Bulan dan gerhana Matahari tidak muncul setiap terjadinya

fase Bulan purnama dan fase Bulan baru. Hal ini disebabkan orbit

Bulan pada saat mengelilingi Bumi membentuk sudut inklinasi sebesar 5,2 derajat terhadap bidang ekliptika Bumi.

Adapun sudut inklinasi Bulan terhadap bidang eliptika Bumi

(22)

20 Gambar 4. Sudut inklinasi bulan terhadap bidang ekliptika bumi Sumber: http://myquran.org/forum/index.php?topic=72035.135

Berarti:

Gerhana Matahari terjadi jika Bulan melintasi bidang ekliptika Bumi pada saat fase Bulan baru.

Gambar 5. Gerhana Matahari

Sumber: http://www.spaceweather.com/eclipses/11jul10d/Alson-Wong1.jpg

Gerhana Bulan terjadi jika Bulan melintasi bidang ekliptika Bumi pada saat fase bulan purnama.

Gambar 6. Gerhana Bulan

(23)

21 h. Gaya Gravitasi

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara semua benda yang

memiliki massa. Meskipun gravitasi berlaku untuk segala sesuatu yang

memiliki massa, hanya benda dengan massa yang sangat besar yang

akan mempengaruhi apa saja yang ada didekatnya. Sebuah medan

gravitasi adalah area di sekitar benda yang menghasilkan tarikan

gravitasi. Hal ini dapat didefinisikan sebagai gaya gravitasi yang

dirasakan oleh benda yang ditempatkan disuatu titik dalam ruang.

Gravitasi memiliki tiga efek yang sangat penting. Salah satunya ialah

gravitasi menjaga semua benda di tata surya agar tetap dalam orbitnya.

Orbit disebabkan oleh keseimbangan gerak maju objek dan gaya

gravitasi yang menariknya ke dalam. Sebagai contoh, orbit bulan

sebagai satelit mengelilingi bumi adalah karena gerak maju dari Bulan

dan tarikan gravitasi bumi di atasnya. Hal yang sama terjadi dengan

bumi mengelilingi matahari.

i. Nilai Eksentrisitas

Eksentrisitas orbit suatu benda astronomi adalah jumlah ketika

orbitnya melenceng dari lingkaran sempurna, 0 berarti lingkaran

sempurna, dan 1,0 adalah parabola, dan tidak lagi berupa orbit

tertutup. Namanya berasal dari parameter irisan kerucut, karena setiap

(24)

22 Nilai Eksentrisitas suatu orbit terdiri dari nilai berikut:

1. Orbit lingkaran: 2. Orbit elips:

3. Lintasan parabola: 4. Lintasan hiperbola:

C. Kerangka Berpikir

Analisis permasalahan pembelajaran IPA di SMP Negeri 15 Yogyakarta

melalui Observasi, wawancara pada kepala sekolah guru IPA, dan Siswa

Belum tersedianya LKPD Guided Inquiry untuk meningkatkan keterampilan

proses pada materi tertentu.

Materi tersebut adalah Tata Surya

Pengembangan LKPD IPA dengan pendekatan Guided Inquiry untuk

meningkatkan keterampilan proses pada materisebagai solusi alternatif

memecahkan permasalahan tersebut.

LKPD ini digunakan untuk membimbing siswa dalam melakukan observasi

maupun eksperimen, untuk meningkatkan keterampilan proses.

Dengan adanya LKPD IPA dengan pendekatan Guided Inquiry ini,

diharapkan akan terjadi peningkatan keterampilan proses pada materi Tata

Surya.

(25)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

Yogyakarta dengan materi Tata Surya. “Metode penelitian dan

pengembangan (Research and Development) merupakan metode penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut” (Sugiono, 2009:407). Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan

model 4-D (Four D Models) menurut Thiagarajan (1974: 5),

pengembangan produk ini meliputi tahap pendefinisian (define),

perancangan (design), pengembangan (develop) dan diseminasi

(diseminate).

B. Prosedur Pengembangan

Proses pengembangan media pembelajaran ini akan dilakukan

secara bertahap sesuai dengan langkah 4-D model. Prosedur penelitian

pengembangan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian ini digunakan untuk menentukan dan

mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan didalam proses pembelajaran.

Terdapat kebutuhan yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu

(26)

24 khususnya dalam hal perangkat pembelajaran. Melalui tahap pendefinisian

ini, peneliti menganalisis mengenai perangkat sering digunakan oleh guru

IPA. Melalui tahap ini diperoleh beberapa hasil antara lain terdapat

permasalahan mengenai perangkat pembelajaran, khususnya pada materi

tata surya. Selanjutnya, sebagai tindak lanjut dari permasalahan yang

timbul diatas, maka direalisasikan yaitu dengan cara mengembangkan

LKPD IPA dengan pendekatan Guided Inquiry. Pada tahap pendefinisian

ini terdapat lima hal hal pokok, yaitu:

a. Analisis Ujung Depan

Analisis ujung depan ini bertujuan untuk mengetahui

permasalahan mendasar yang dihadapi pada mata pelajaran IPA.

Dengan begitu akan diperoleh gambaran mengenai fakta, harapan dan

alternatif solusi mengenai permasalahan tersebut yang nantinya akan

memudahkan dalam penentuan produk yang akan dikembangkan.

Berdasarkan hasil analisis ini peneliti dapat menentukan solusi dari

permasalahan tersebut berupa pengembangan lembar kegiatan peserta

didik IPA dengan pendekatan guided inquiry untuk meningkatkan

keterampilan proses siswa pada matari tata surya.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa

khususnya siswa SMP. Karakteristik siswa SMP yang sedang dalam

masa-masa peralihan dari anak-anak menuju remaja (masa pubertas),

(27)

25 khusus, baik keterampilan akademik maupun emosional untuk

membimbing siswa. Pada masa seperti itu siswa meiliki rasa ingin

tahu yang terhadap suatu hal sangat tinggi. Disinilah LKPD yang

dikembangkan harus bisa menyesuaikan dengan beberapa

karakteristik siswa tersebut.

c. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan salah langkah penting, dimana pada

langkah ini dilakukan pembangunan konsep baru ataupun pengaitan

konsep satu dengan konsep lainnya yang relevan. Dengan demikian

akan membentuk suatu peta konsep pembelajaran yang digunakan

dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan bantuan LKPD.

d. Analisis Tugas

Pada langkah ini peniliti melakukan analisis tugas-tugas pokok

yang harus dikuasai oleh siswa agar dapat mencapai kompetensi

minimal. Pada tahap awal, peneliti perlu menganalisis kompetensi

mana saja yang ingin dicapai sesuai dengan kurikulum. Hal ini

bertujuan untuk menentukan pengembangan LKPD IPA, dengan

analisis ini diharapkan produk yang dikembangkan dapat

membimbing siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai

kompetensi yang telah ditetapkan.

e. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran merupakan kegiatan

(28)

26 berfungsi membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan

semula pada saat membuat LKPD IPA. Serangkaian tujuan ini

menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat

pembelajaran yang akan diintegrasikan kedalam materi

pengembangan LKPD ini.

2. Tahap Perencanaan (Design)

Setelah muncul suatu permasalahan dari tahapan pendefinisian,

selanjutnya masuk ke tahap berikutnya. Tahap perencanaan ini bertujuan

untuk merancang suatu LKPD IPA yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Dalam tahap ini dilakukan perancangan media

pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa

SMP. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a. Pemilihan Bentuk Penyajian

Bentuk penyajian LKPD adalah bentuk dengan pendekatan

Guided inquiry agar nantinya bisa mencari tahu dengan berbagai

eksperimen, tentunya dalam eksperimen perlu adanya arahan/petunjuk

agar tujuan pembelajaran yang direncakan dapat tercapai sebaik

mungkin.

b. Rancangan Awal

Rancangan awal dibuat menggunakan bantuan komputer, hasil

dari rancangan berupa LKPD jadi yang nantinya akan melewati proses

validasi dan uji coba. Setelah melewati proses tersebut maka LKPD

(29)

27 3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tahap pengembangan terdiri dari validasi ahli dan uji coba terbatas.

Validasi ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan LKPD IPA yang

telah dibuat serta untuk mendapatkan saran dari ahli sebelum diujicobakan

kepada siswa. Setelah dilakukan validasi ahli kemudian dilakukan uji coba

terbatas untuk mengetahui kemampuan siswa dan untuk mendapatkan

saran dari penilai sebelum produk disebarluaskan. Langkah yang

dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

a. Validasi Ahli/Praktisi

Penilaian para ahli terhadap LKPD IPA kualitas yang dibuat.

Tahapan validasi memiliki tujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD

IPA dengan pendekatan guided inquiry. Berdasarkan masukan dari

ahli materi maupun guru IPA dengan model tiga dimensi diperbaiki

agar lebih tepat, efektif, efisien dan mudah digunakan oleh siswa tuna

netra dan memiliki kualitas yang layak untuk digunakan dalam proses

pembelajaran.

b. Uji Coba Pengembangan

Dalam uji coba pengembangan dilakukan uji coba media pada

kegiatan pembelajaran. Uji coba dilakukan di SMP Negeri 15

Yogyakarta. Kegiatan uji coba bertujuan untuk mengetahui efektivitas

penggunaan LKPD IPA dengan pendekatan guided inquiry. dalam

kegiatan pembelajaran dilihat dari ketrampilan proses siswa terhadap

(30)

28 4. Tahap Pengembangan (Diseminate)

Setelah dilakukan uji coba terbatas dan media telah

direvisi/diperbaiki, maka tahap selanjutnya adalah tahap

penyebarluasan. Tujuan dari tahap ini adalah menyebarluaskan LKPD

IPA hasil pengembangan. Akan tetapi, dalam penelitian ini belum dapat

dilakukan karena keterbatasan peneliti. Dengan demikian, penelitian

pengembangan LKPD IPA menurut model 4-D sampai tahap

pengembagan (develop) atau tahapan uji coba lapangan.

C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba

Pada pengembangan media ini, sebelum diujicobakan pada siswa

SMP Negeri 15 Yogyakarta. LKPD IPA yang dibuat terlebih dahulu

akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dosen ahli materi,

dosen ahli media, dan guru IPA SMP Negeri 15 Yogyakarta. Tujuannya

adalah LKPD IPA yang dibuat apakah sudah layak digunakan atau

belum, dengan harapan LKPD IPA ini akan mendapatkan kritik dan

saran dari berbagai pihak yang berkompeten dibidangnya agar nantinya

LKPD IPA yang dikembangkan benar-benar bisa digunakan serta

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 15 Yogyakarta pada

semester genap tahun pelajaran 2014/2015 pada tanggal 25 dan 28 Mei

(31)

29 3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu: (1) validator (dosen ahli media

dan ahli materi) untuk menilai produk/media hasil pengembangan; (2)

siswa kelas VIII C sebanyak 36 siswa SMP Negeri 15 Yogyakarta

Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah berupa LKPD IPA dengan

Pendekatan Guided Inqury pada materi Tata Surya.

4. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif berupa data kelayakan LKPD IPA, data kuatitatif

yang diperoleh maka data tersebut data dirubah menjadi data

kualitatif.

b. Data Kualitatif

1) Data Kelayakan Produk

Data tingkat kelayakan LKPD IPA berdasarkan tinjauan dari ahli

materi dan ahli media.

2) Data Peningkatan Keterampilan Proses Siswa

Data ini merupakan data peningkatan keterampilan proses siswa

saat belajar menggunakan LKPD IPA hasil pengembangan yang

diperoleh dari observasi.

D. Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Penyusunan Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi validitas isi dan validitas

(32)

30 validitas isi antara lain: (1) mendefinisikan ranah yang hendak diukur

dengan cara menyusun kisi-kisi, (2) menentukan ranah yang akan

diukur oleh masing-masing soal/ pernyataan, (3) membandingkan

soal/pernyataan dengan ranah yang sudah ditetapkan.

Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas kontruksi jika setiap

item pertanyaan/pernyataan pada instrumen tersebut dapat mengukur

setiap indikator yang ditetapkan, untuk itu peneliti harus

membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat

penyusunan intrumen yang baik agar dapat diketahui apakah instrumen

yang dibuat oleh peneliti telah memenuhi syarat-syarat validitas

konstruksi atau belum.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan langkah:

a. Membuat lembar penilaian/ validasi untuk mengetahui kelayakan

produk.

b. Membuat lembar angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan

mengenai produk yang dibuat.

c. Melakukan observasi keterampilan proses siswa dengan lembar

observasi yang dilengkapi rubrik.

d. Membuat catatan selama proses kegiatan pembelajaran di kelas

berlangsung serta melakukan dokumentasi terhadap aktivitas siswa.

(33)

31 3. Teknik Analisis Data

a. Kelayakan Produk

Data hasil penilaian dari dosen ahli berupa data kualitas

produk yang dikodekan dengan skala kualitatif kemudian

dilakukan pengubahan dari nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif

dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 01. Pengubahan Nilai Kualitatif menjadi Nilai Kuantitatif Nilai kualitatif Nilai kuantitatif

Sangat Baik 4

Baik 3

Cukup 2

Kurang 1

Untuk menentukan kelayakan dan respon siswa terhadap

produk hasil pengembangan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Mentabulasi semua data hasil penilaian yang diperoleh dari

validator dan respon siswa untuk setiap komponen butir yang

dinilai dalam instrumen penilaian.

2) Menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

(34)

32 Keterangan :

= skor rata-rata tiap aspek

n = jumlah penilai

∑X = jumlah skor dari tiap aspek

b. Mengubah Skor Kuantitatif menjadi Kualitatif

Mengubah skor data kuantitatif menjadi nilai kualitatif sesuai

dengan kriteria dengan kategori ideal. Dengan ketentuan ini yang

[image:34.595.187.509.339.518.2]

dijabarkan pada Tabel 02.

Tabel 02. Kriteria Kategori Penilaian Ideal

No. Interval Skor Kategori Nilai

1.

x SB X

X  Sangat Baik A

2. X SB X X

x  

 Baik B

3. x SB -X X

X   Cukup C

4.

x SB -X

X Kurang D

(Sumber: Djemari, 2008: 123)

Keterangan:

= rerata skor secara keseluruhan

= 1/2 ( skor maksimal + skor minimal)

SBx = simpangan baku skor keseluruhan

= 1/6 (skor maksimal – skor minimal)

(35)

33 c. Lembar Observasi Keterampilan Proses

1) Masing-masing item pernyataan lembar observasi

keterampilan proses sains peserta didik direkapitulasi

berdasarkan penilaian observer untuk setiap pertemuan.

2) Menghitung jumlah skor masing-masing siswa.

3) Menghitung presentase hasil penskoran dari masing-masing

peserta didik dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

% 100 s

Si

X  

Keterangan:

X = presentase skor

ΣSi = jumlah skor yang diperoleh

S = skor maksimal

(Suharsimi Arikunto, 2012: 235)

Untuk mengukur peningkatan keterampilan proses siswa

menggunakan Gain Score. Gain score merupakan peningkatan

atau perbedaan skor selisih antara skor kegiatan awal dan

kegiatan akhir. Hasil analisis gain score dapat untuk mengetahui

tingkat keefektifan hasil dari pengembangan LKPD IPA dengan

pendekatan guided inkuiri. Perhitungan gain score dapat

dilakukan dengan cara:

(36)

34 Untuk menentukan kriteria peningkatan pemahaman

menggunakan kriteria pada Tabel 03 berikut:

Tabel 03. Batasan Kategori Gain Score

Batasan Kategori

g 0,7 Tinggi

0,3 g Sedang

g Rendah

(37)

65 Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah B, S dan Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djemari Mardapi. (2008). Teknik penyususnan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia

E. Mulyasa. (2007). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis.(1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud

Masoeri Jasin. (2010). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Gravindo Persada

Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara.

Udin, Syaefuddin, dkk. (2008). Perencanaan Pendidikan.Bandung; Remaja Rosdakarya

Internet

Moch. Erewin Maulana dan Yamin W. Ono. (2008). Modul Tata Surya. Diakses pada tanggal 16 Aprill 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/ikhlasul-ardi-nugroho

mpd/Sistem%20Tata%20Surya%20ver_Akhir_hasil%20proses%20editing.p df

J.D. Knight (1997). A Tour Of the Solar System. Diakses pada tanggal 16 Aprill 2015 dari http://www.seasky.org/solar-system/solar-system.html

Gambar

Gambar 1. Tata Surya
Gambar 2. Asteroid Sumber:http://www.daviddarling.info/encyclopedia/A/asteroidbelt.html
Gambar 3. Komet Sumber: http://spaceplace.nasa.gov/cometwordfind/
Gambar 6. Gerhana Bulan htpp://www.celestronimages.com/details.php?image_id=2018
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukakan oleh Borg & Gall.

Data yang diperoleh berdasarkan instrument penelitian kemudian dilakukan analisis. Data dalam penelitian terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research & Development). Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4D menurut

Hasil penelitian yang akan dikemukakan adalah tahap pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) untuk praktikum Mata Kuliah Biologi Umum berbasis model Guided Inquiry

Penelitian pengembangan ini, mengacu pada model 4-D Thiagarajan (1974) yang meliputi empat tahapan yaitu 1) Pendefinisian atau Define ; 2) Perancangan atau Design ;

masihbelumdapatberfikirabstrak.Utuk itu, penulis melakukan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) menggunakan pendekatan saintifik yang bertujuan

Penelitian pengembangan ini, mengacu pada model 4-D Thiagarajan (1974) yang meliputi empat tahapan yaitu 1) Pendefinisian atau Define; 2) Perancangan atau Design;

Berdasarkan hal tersebut, peneliti menggunakan penelitian pengembangan Research and Development untuk mengembangkan suatu produk dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri atas 5