• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Subjective Well-Being Pasangan Remaja yang Dinikahkan Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan Serta Dampak yang Terjadi dalam Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Subjective Well-Being Pasangan Remaja yang Dinikahkan Akibat Kehamilan Tidak Diinginkan Serta Dampak yang Terjadi dalam Keluarga"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRACT

Subjective well-being (SWB) is a broad concept that a person's life as a whole.

Everyone must want the SWB in his life, including a teenager who married because of

an unwanted pregnancy. This of course is not entirely an effect on the adolescent self,

but also for the parents as a family. Accordingly, the purpose of this study was to

identify and describe more about SWB teenage couples who were married as a result of

unwanted pregnancy and the impact it in the family. The research method used is

qualitative, the method of data collection were interviews and observation. This study

consists of two participants, in which each participant is composed of young men,

young women, fathers and mothers who live in the city of Ambon. The results showed

that all participants feel themselves happy when they are together with the family, was

quite satisfied with their current life, and have a quality of life that is not too good. The

conclusion from this study is that every participant has its own assessment on their

SWB, all depends on what they experienced and what they feel.

(2)

ii

ABSTRAK

Subjective well-being (SWB) merupakan konsep yang luas akan kehidupan

seseorang secara keseluruhan. Setiap orang pastilah menginginkan kesejahteraan

subjektif dalam hidupnya, termasuk remaja yang dinikahkan karena mengalami

kehamilan tidak diinginkan (KTD). Hal ini tentu saja tidak sepenuhnya berpengaruh

pada diri remaja tersebut, namun juga bagi orang tua sebagai keluarga. Berdasarkan hal

tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan dan

mendeskripsikan lebih jauh mengenai SWB pasangan remaja yang dinikahkan akibat

KTD serta dampak yang terjadi dalam keluarga. Adapun metode penelitian yang

digunakan adalah kualitatif, dengan metode pengambilan data yaitu wawancara dan

observasi. Penelitian ini terdiri dari dua partisipan, dimana setiap partisipan terdiri dari

remaja pria, renaja wanita, ayah dan ibu yang berdomisili di kota Ambon. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semua partisipan merasa diri mereka bahagia ketika

mereka bersama dengan keluarga, merasa cukup puas dengan kehidupan mereka saat

ini, dan memiliki kualitas hidup yang tidak terlalu baik. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah setiap partisipan memiliki penilaian tersendiri terhadap kesejahteraan subjektif

mereka, semua bergantung pada apa yang mereka alami dan apa yang mereka rasakan.

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan karyawan pria yang dalam Masa Persiapan Pensiunnya memiliki PWB rendah, mereka tidak tertarik untuk mengembangkan dirinya, tidak merasa puas dengan hidupnya,

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi keluarga lansia, hal apa saja yang dapat membuat hidup lansia lebih sejahtera, sehingga lansia

a) Anak usia sekolah dasar selalu merasa senang dan gembira di saat hari libur% misalnya hari Minggu. Mereka berenang bersama dengan teman- temannya di sungai yang jernih. Tidak

Saat ini, jumlah individu dengan gangguan spektrum autisme meningkat cukup pesat. Hal ini berarti semakin banyak pula keluarga yang hidup bersama dengan anak dengan gangguan

Dengan memahami konsep keluarga Kristen yang hidup bersama dalam kerukunan yang diberkati Tuhan, saya berharap bahwa kualitas keluarga akan lebih baik, sehingga

Hal ini terlihat dari mereka cukup puas dengan pengalaman-pengalaman hidup yang sudah mereka lalui, merasa bebas dan tanpa tekanan melakukan aktivitas-

Hal ini nampak pada Bu Kirin, yang merasa mendapatkan kehangatan dari umat lainnya dan juga pada saat terjadi konflik, dirinya tidak mundur dengan alasan ingin

Berdasarkan hasil wawancara, para subjek yang memiliki negative affect rendah, mereka adalah orang yang tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, dan tidak mudah emosi saat menghadapi