• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 312010711 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 312010711 BAB III"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari paparan peneliti tentang Pelaksanaan Fungsi Legislasi DPRD Kabupaten Sumba Barat Periode 2009 – 2014 dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

a. Pemahaman DPRD Kabupaten Sumba Barat terhadap legislasi masih kurang meskipun sudah beberapa kali dilakukan pelatihan – pelatihan Legal Drafting, baik yang dilakukan di tingkat pusat, propinsi maupun Daerah

b. Faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas DPRD Kabupaten Sumba Barat yang tidak optimal dalam memproduk rancangan Peraturan Daerah dapat dibagi menjadi faktor individual dan faktor institusional.

 Faktor individual meliputi, latar belakang disiplin ilmu para anggota DPRD

Kabupaten Sumba Barat yang hanya 14 % berlatar belakang sarjana hukum dan latar belakang pekerjaan mereka yang mayoritas orang – orang baru yang belum berpengalaman dalam pembuatan Rancangan Peraturan Daerah.

 Faktor institusional meliputi, tidak adanya perangkat pendukung yang bisa

(2)

2. Saran

a. Untuk meningkatan produktivitas DPRD Kabupaten Sumba Barat dalam mengajukan Rancangan Peraturan Daerah maka pemahaman anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat tentang Legislasi harus terus ditingkatkan sampai pada tingkat kemampuan dalam menilai kualitas Rancangan Peraturan Daerah berdasarkan kepentingan masyarakat.

b. Untuk meningkatkan produktivitas DPRD Kabupaten Sumba Barat dalam mengajukan Rancangan Peraturan Daerah dapat dilakukan dengan membuat perangkat pendukung, misalnya membentuk “Tim ahli Legislatif Drafting” atau

bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam pembuatan suatu draft Rancangan Peraturan Daerah.

c. Untuk mendukung kinerja DPRD Kabupaten Sumba Barat dalam Pembuatan Rancangan Peraturan Daerah maka di Sekretariat Dewan perlu dibentuk perangkat teknis untuk menyusun Draft Rancanagn Peraturan Daerah.

d. Program Legislasi Daerah (Prolegda) perlu diadakan di DPRD Kabupaten Sumba Barat dengan membuka seluas – seluasnya bagi rakyat yang ingin mengajukan draf rancangan Peraturan Daerah.

e. Tahapan Proses Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah harus disosialisasikan kepada masyarakat luas dan terbuka bagi keterlibatan masyarakat untuk memberikan masukan dan usulan.

(3)

Pemerintahan yang good and clean governance dan yang memberikan perlindungan hukum terhadap hak – hak rakyat.

Strategi Peningkatkan Kinerja Badan Legislasi DPRD

Dalam upaya meningkatkan kinerja Badan Legislasi DPRD Kabupaten Sumba Barat, perlu dilakukan strategi-strategi sebagai berikut:

1. Pengembangan Kualitas

Pengembangan kualitas bagi anggota Badan Legislasi dapat dilakukan dengan cara, yaitu :Pertama, memberikan kesempatan kepada anggota Badan Legislasi untuk meningkatkan pendidikan formal yang dimilikinya. Dimana penambahan pengetahuan dan kemampuan melalui dunia pendidikan akan lebih membentuk pola fikir yang semakin baik dari masing-masing anggota Badan Legislasi. Karena dengan terjadi pembentukkan pola fikir yang semakin baik akan membantu anggota Badan Legislasi untuk mengembangkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas. Kedua, menyusun program-program pelatihan bagi anggota Badan Legislasi yang berhubungan dengan tugasnya.

2. Kerjasama dengan Pihak Akademisi

(4)

melakukan penelitian dan pengujian akan kelayakan rancangan peraturan daerah yang diusulkan oleh pihak pemerintah daerah.

3. Brainstorming

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat bahwa setiap individu dalam perusahaan berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, maka sangat penting bagi perusahaan untuk melihat apa

Neptunus memiliki jarak yang sangat jauh terhadap matahari, sehingga suhu permukaan yang sangat rendah tidak memungkinkan organisme dapat tumbuh subur5. Hukum I Keppler

[r]

[r]

APABILA PABRIK BRAY YANG DIGUNAKAN UNTUK PENJUALAN TIDAK BERLOKASI DI NEGARA BAGIAN, WILAYAH, ATAU DISTRIK DI AMERIKA SERIKAT, MAKA MASING-MASING PIHAK SETUJU

Tuntutan penguasaan terhadap bahasa pribumi oleh masyarakat Arab karena adanya pembauran antar etnis tersebut menjadikan mereka sebagai masyarakat bilingual, dengan

dan teori hukum empirik dalam arti sempit yang dapat disebut ilmu berdasarkan kriteria ilmu. yang ditentukan kaum

tersebut. Kondisi ini menggambarkan bahwa siswa masih belum dapat menyelesaikan soal matematika dengan baik. Antusias belajar matematika siswa masih tergolong rendah,