• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Corak Pemikiran Dan Gerakan Dakwah Aisyiyah Pada Periode Awal (1917-1945).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Corak Pemikiran Dan Gerakan Dakwah Aisyiyah Pada Periode Awal (1917-1945)."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang M asalah

M emasuki abad XX, di Hindia Belanda mulai m uncul organisasi dan berbagai gerakan.1 Penyebabnya adalah kebijakan polit ik et is2 yang dit erapkan oleh pem erint ah kolonial sebagai balas budi t erhadap rakyat t erjajah. Salah sat u kebijakan politik et is adalah bidang edukasi. Inilah yang m elahirkan kaum t erpelajar di Bumiput era.

Sejalan dengan m odernisasi yang diperkenalkan oleh pihak kolonial, isu

em ansipasi3 juga m ulai m enem ukan m om entumnya. Kaum perempuan juga

ingin maju sebagaim ana kaum pria. Saat itu pint u menuju emansipasi perem puan t elah t erbuka. Banyak m uncul t okoh perem puan yang m em perjuangkan nasib sesam anya.

Salah satu alasan kaum perem puan ingin m em perjuangkan haknya adalah karena pada masa it u ada semacam asum si yang m enyat akan bahw a norma agam a dianggap sebagai penghalang bagi kemajuan. Agam a sering disalahkan karena m elegit im asi budaya pat riarkhi. Kultur ini bahkan sem akin kuat manakala t elah dilegit im asi oleh budaya yang sekian lam a t elah m ent radisi di kalangan m asyarakat Jawa. M ereka m asih percaya bahw a posisi perem puan berada di baw ah laki-laki. Pandangan sem acam ini yang kem udian m endapat

perlaw anan dari kaum perem puan.4

Nyai Walidah at au yang dikenal dengan Nyai Ahm ad Dahlan m erupakan sat u dari sekian banyak t okoh perem puan yang t urut andil dalam m em perjuangkan hak-hak kaum perem puan. Dia lahir di kam pung Kauman pada t ahun 1872 M dari ayah yang bernam a K.H. M uham mad Fadhil bin Kiai Penghulu Haji Ibrahim bin Kiai M uhamm ad Ali Ngraden Pengkol dan Ibu Nyai

1

Deliar Noer , Gerakan M odern Islam di Indonesia 1900-1942 (Jakart a: LP3ES, 1990),

hlm. 39

2

Ist ilah polit ik et is pert amakali diperkenalkan oleh M r. P. Brooshoft . Dia seorang

redakt ur Harian De Locom ot ief Semarang t ahun 1901. Isi dari plit ik Et is adalah: Irigasi, Edukasi

dan Emigrasi. Elisabet h Locher-Schalt en, Et ika Yang Berkeping-keping: Lima Telaah Kajian Et is

dalam Polit ik Kolonial 1877-1942 (Jakart a: Djambat an, 1996), hlm. VIII-1

3

Emansipasi adalah pem bebasan diri dari perbudakan: gerakan unt uk m em peroleh

pengakuan persamaan kedudukan, derajat , sert a hak dan kew ajiban dalam hukum: pengakuan

persamaan ak, derajat , dan kedudukan. Li hat Widodo, dkk, Kamus Ilmiah Populer (Yogyakart a:

Absolut , 2001), hlm. 144

4

Yunan Yusuf dkk, Ensiklopedi M uhammadiyah: Sit i Walidah (Nyai Ahmad Dahlan)

(2)

M as.5 Pelajaran agam a dia dapat kan dari keluarga dan suam inya (K.H. Ahmad Dahlan). Hal ini mengant arkannya kepada wacana wacana pemikiran keagamaan yang luas, t erut am a mengenai perem puan dalam perspekt if Islam. Sejak kecil dia t inggal di Kaum an Yogyakart a. Kauman m erupakan salah satu daerah di Yogyakart a yang sangat isolatif. Sebagian besar penduduknya adalah m uslim dari kalangan sant ri.6

Perkem bangan akt ivit as dan pem ikiran Nyai Ahmad Dahlan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan pemikiran yang ada di lingkungannya, mulai dari keluarga, t okoh-tokoh, samapi t em an t em an suaminya di organisasi M uhamm adiyah. Pem ahamannya t ent ang keset araan perem puan t elah m em bent uk prinsip hidup yang kuat . Prinsip hidup itu yang m endorongnya

unt uk m em bent uk lem baga pendidikan bagi perempuan.7

Nyai Ahm ad Dahlan juga seorang da’i perem puan yang senantiasa m endampingi suam inya dalam berdakw ah. Dia bersama sang suami secara bersam aan menjalankan tugas sebagai seorang ulama yang m enyebarkan Islam m odern yang berdasar kepada al-Qur’ an dan Hadit s.

Dalam bidang pendidikan t erut ama bagi masyarakat Jaw a pada zaman itu kaum perem puan dianggap sebagai m akhluk kedua. M ereka t idak akan m engizinkan anak perem puan unt uk m engikut i pendidikan form al. Apalagi unt uk m asuk sekolah di lem baga pendidikan kepunyaan Belanda, hal itu m erupakan sesuat u yang diharam kan.8 Perempuan juga t idak boleh keluar rum ah kecuali ada urusan penting dan mendesak. Sebagai akibatnya, generasi yang hidup sem asa Nyai Ahm ad Dahlan tidak dapat m engenyam pendidikan

form al. Term asuk Nyai Ahm ad Dahlan sendiri.9

Tekanan t erhadap hak-hak kaum perem puan t ersebut kemudian m em buka w acana Nyai Ahm ad Dahlan dalam mem perjuangkan nasib kaumnya. At as dorongan sang suami dan t ekad yang kuat , akhirnya pada t ahun 1914 dia m em buat kelom pok pengajian perem puan yang anggot anya adalah perem puan m uda dan ibu-ibu. Guru dari pengajian itu adalah Nyai Ahmad Dahlan sendiri dan suam inya. M ereka berdua selalu m enekankan pent ingnya pendidikan bagi

5

Yunus Anis, Riw ayat Hidup Nyai Ahmad Dahlan Ibu M uhammadiyah dan Aisyiyah

Pelopor Pergerakan Indonesia (Yogyakart a: Yayasan M ercusuar, 1968), hlm. 8

6

Surat min, Nyai Ahm ad Dahlan Pahlaw an Nasional (Jakart a: Depdikbud, 1977), hlm.

18

7

Ibid., hlm. 27

8

Ibid., hlm. 85

9

Djarnaw i Hadikusumo, Aliran Pembaharuan Islam dari Djamaluddin al-Afghani

(3)

m asyarakat . Kelom pok pengajian ini kem udian diberi nam a Sapa Tresna.10 Pada t ahun 1917, Sapa Tresna berkem bang m enjadi organisasi dan diubah m enjadi ‘Aisyiyah.11

Perkem bangan organisasi ‘Aisyiyah t ersebut berjalan secara nat ural. Ibu-ibu itu sekedar m enjalankan program -program pendidikan bagi perem puan m uda dan siapapun yang m enginginkan pendidikan. Nyai Ahm ad Dahlan m engirimkan m uballighat ke ke kam pung-kam pung pada bulan puasa. M ereka m engajarkan Islam dan ket rampilan sebagai bekal hidup bagi perem puan. Secara t idak langsung, set iap gerak para m uballighat itu juga dinilai m em berikan kont ribusi bagi perkem bangan organisasi selanjut nya.

Hal yang menarik adalah ket ika Nyai Ahm ad Dahlan mam pu m enyesuaikan dirinya dengan pemikiran sang suam i mengenai pendidikan Islam m odern. Perhatian Nyai Dahlan dalam bidang pendidikan Islam sangat besar. Dia m enyadari bahw a dirinya m em punyai suat u kew ajiban unt uk m em berikan corak berbeda kepada masa depan bangsanya. Unt uk m em ikul t ugas berat it u, dia mulai m endidik kader-kader m uda bangsa m elalui m edia

penyelenggara int ernal (pondok),12 khususnya bagi anak perempuan. Usahanya

m em bina generasi m uda t elah dipersiapkan bersam a suami melalui pendidikan asrama yang ada di rumahnya. M ereka dididik dengan ilmu penget ahuan dan bekal yang cukup banyak unt uk hidup di m asa depan, t erm asuk pendidikan agama.

Perjuangan Nyai Dahlan dalam m enyet arakan hak perem puan t erus berkem bang dan sem akin maju. Salah sat u usahanya adalah mengem bangkan asrama yang t idak hanya untuk kaum perem puan. Asram a ini bahkan t elah berubah m enjadi sebuah sekolah yang dapat m enam pung laki-laki dan

10

Sapa Tresna art inya siapa suka at au siapa cint a. Nama ini dipilih supaya or ang yang

mengikut i pengajian ini t idak dalam ket er paksaan, nam un karena suka at au cint a. Yusuf Abdullah,

Perjuangan dan Pengabdian M uhamm adiyah (Jakart a: Pust aka Ant ara, 1989), hlm. 6

11

Aisyiyahberasal dari kat a Aisyah, yait u nama salah sat u ist ri nabi M uham mad yang

kem udian dit am bah ya’ nisbiyah yang berart i pengikut at au pengiring. M uham madiyah

menamakan ger akan w anit anya dengan Aisyiyah bermaksud agar kaum ibu dalam

M uhammadiyah ikut berjuang ber asama-sama dalam m enyampaikan ajaran Islam ke t

engah-t engah masyarakaengah-t serengah-t a dapaengah-t m eneladani peri kehidupan dan perjuangan ibu kaum m uslimin,

yait u Aisyiyah. Surat min, Nyai Ahm ad Dahlan (Jakart a, Pr oyek Invent arisasi dan Dokum ent asi

Sejarah Nasional, 1981), hlm. 62-63

12

Bisyron Ahmadi Ranadirdja, Cikal Bakal Sekolah M uhammadiyah (Yogyakart a:

Badan Pem bant u Pelaksana Pem bant u Pendidikan Paw iyat an Wanit a Sekolah Dasar

(4)

perem puan sekaligus. M aka berdirilah Kw eekschool M uham m adiyah

Perem puan.13

Dalam kait annya dengan kehidupan sosial, peran Nyai Ahmad Dahlan sangat kelihatan. Tanggungjaw ab sebagai ibu bagi anak-anak, ist ri dari t okoh pergerakan Islam , pelindung dari organisasi perem puan, sert a berkiprah dalam dunia pendidikan dan keagam aan, sem uanya dia lakukan dalam wakt u bersam aan.

Hasil usaha dari Nyai Ahmad Dahlan semakin lama sem akin berkem bang. Jika dibandingkan dengan tokoh perempuan sebelum nya, sepert i Kart ini, m aka Nyai Ahm ad Dahlan t erhitung paling akhir dalam m em ulai gerakan. Namun arah gerak Nyai Ahm ad Dahlan paling jelas dan nyat a. Jika t okoh gerakan perempuan sebelum dia m elakukan penyadaran dengan slogan dan ceram ah, m aka Nyai Ahmad Dahlan lebih dari it u. Dia mendirikan sekolah Ini lebih riil sebagai usaha untuk m embangkit kan dan m em berdayakan kaum perem puan.

Dia sengaja memilih dunia pendidikan sebagai w ahana penyadaran. M enurut dia pendidikan adalah invest asi m asa depan yang paling berharga. Dia m em ilih ‘Aisyiyah untuk dijadikan lahan dakw ah pendidikannya. Dia berkeyakinan bahw a jika perem puan semakin t erdidik maka m ereka sem akin m udah unt uk diajak m aju.14

Dalam usaha m enyebarluaskan ajaran dan tujuan ‘Aisyiyah, Nyai Ahmad Dahlan dibantu oleh beberapa m uridnya. Dia senang mengedepankan para m uridnya. Bahkan, ket ua umum ‘Aisyiyah pada periode pert ama bukanlah Nyai Dahlan sendiri. ‘Aisyiyah pert am a kali dipimpin oleh Siti Bariyah. Sit i Bariyah m em im pin ‘Aisyiyah selama tujuh periode, yaitu tahun 1917, 1918, 1919, 1920, 1927, 1928 dan 1929. Sedangkan Nyai Walidah at au Nyai Ahm ad Dahlan m em im pin ‘ Aisyiyah pada periode 1921, 1922, 1923, 1924, 1925, 1926, dan 1930. Selanjut nya t erpilih ibu Aisyah Hilal mem impin ‘Aisyiyah selama 7 periode (1931, 1937, 1939, 1940, 1941, 1944 & 1950). Periodesasi kepemimpinan ‘Aisyiyah, sejak berdirinya sam pai 1940, adalah sat u tahun. M ulai t ahun 1941, periodesasi kepemimpinan ‘Aisyiyah menjadi tiga t ahun. Ibu ‘Aisyah adalah pemimpin ‘Aisyiyah berikutnya yait u periode kepemimpinan yang 6 dan ke-7. Pada era ini periodeisasinya adalah 3 t ahun. Jadi dia m emim pin ‘Aisyiyah selam a 10 t ahun.

Tokoh lain yang sem pat m enjadi pimpinan puncak PP ‘Aisyiyah adalah Sit i M unjiyah. Dia t erpilih m enjadi Ket ua ‘Aisyiyah pada periode 1932, 1934, 1935 dan 1936. Dialah yang menjadi tokoh Konggres Perempuan Indonesia I,

13

Kw eekschool M uham madiyah Per em puan m erupakan sekolah guru per em puan.

Ber diri di Yogyakart a pada t anggal 1 Januari 1932. Selanj ut nya ber gant i nama m enjadi M adrasah

M uallimat M uham madiyah. Lihat Surat min¸ Nyai Ahmad Dahlan, hlm. 96

14

(5)

t ahun 1928. Pada saat itu dia berpidato m enyam paikan gagasannya t ent ang “ Derajat Perempuan” dengan berapi-api. Seorang perempuan yang t erpilih m enjadi Ket ua PP ‘ Aisyiyah pada t ahun 1938 adalah Sit i Badilah. Dia M em baw a ‘Aisyiyah kembali ke Konggres W anit a Indonesia pada t ahun 1938 di Bandung. Konggres ini m enet apkan t anggal 22 Desem ber sebagai Hari Ibu.

‘Aisyiyah sebagai kom ponen perempuan Persyarikat an M uham madiyah dalam usia jelang sat u abad sekarang ini t et ap eksis dan konsist en sebagai gerakan dakw ah Islam Am ar M akruf Nahi M unkar. ‘Aisyiyah t elah m enunjukkan kiprahnya unt uk pencerahan, pem berdayaan, dan kemajuan. “ Aisyiyah juga t elah m em berikan kemaslahat an bagi kehidupan um at , m asyarakat , bangsa dan dunia kem anusiaan. ‘Aisyiyah juga merupakan sat u-sat unya organisasi pergerakan perem puan nasional yang m asih eksis hingga saat ini.Organisasi-organisasi lain yang lahir sezam annya sepert i; Poet eri M ardika, W anito Ut omo, Wanit o Tam an Siswo, Wanit a Katholik, Jong Islam et en Bond Dames Afdeeling, Serikat Kaoem Iboe Soem at ra, Poet eri Indonesia t elah redup bahkan ada yang sebagian t elah t idak eksis.

Untuk it u perlu diungkap corak pem ikiran para t okoh ‘Aisyiyah periode aw al yang m enjadi fondasi gerakan dakw ahnya sehingga mampu melawan t ant angan zam annya. Dem ikian pula wujud gerakan dakw ah yang t elah dit oreh kannya dalam perjuangan menegakkan dan menyiarkan nilai-nilai agama Islam di bumi Indonesia sebelum negeri ini lahir.

B. Batasan Dan Rumusan M asalah

Berdasarkan lat ar belakang m asalah di at as, penulis ingin m em bahas t ent ang corak pemikiran dan gerakan dakw ah ‘Aisyiyah pada periode Awal.

Bat asan t ahunnya adalah 1917 di m ana pada saat it u ‘ Aisyiyah mulai berdiri secara resm i dan t ahun 1945, unt uk m enandai masa peran dakwah ‘ Aisyiyah seb elum Republik Indonesia m erdeka.

Untuk m em perjelas pem bahasan dan penjabaran, maka rumusan m asalah dari penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor apa yang m enyebabkan lahirnya ‘Aisyiyah?

2. Sepert i apa Corak Pemikiran Tokoh ‘Aisyiyah pada Periode Aw al (1917-1945) ?

3. Sepert i apa Kiprah dan Capaian Dakw ah ‘Aisyiyah sebagai Gerakan

Perem puannya M uham madiyah dalam kurun w akt u 1917–1945.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(6)

a. Fakt or yang m enyebabkan lahirnya ‘Aisyiyah

b. Corak Pemikiran Tokoh ‘Aisyiyah dan Gerakan Dakw ah ‘Aisyiyah pada

Periode aw al (1917-1945)

c. Kiprah dan Capaian Dakw ah ‘Aisyiyah sebagai Gerakan Perempuannya

M uham madiyah dalam kurun waktu 1917–1945.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelit ian ini adalah untuk m em berikan w aw asan dan pem aham an t ent ang corak pemikiran para t okoh ‘ Aisyiyah saat it u dan perjuangan dakwah ‘Aisyiyah pada periode aw al unt uk dijadikan ibrah dan usw ah khasanah bagi para pimpinan dan anggot a ‘Aisyiyah saat ini.

D. Tinjauan Pustaka

Kajian pust aka ini m engacu pada judul penelit ian ini yait u Corak Pem ikiran dan Gerakan Dakw ah ‘Aisyiyah pada Periode Aw al (1917-1945). Untuk ini penulis m enemukan beberapa hasil penelit ian yang berkait an t ent ang Corak Pem ikiran dan Gerakan Dakw ah ‘ Aisyiyah. Beberapa t ulisan at aupun penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian t ersebut ant ara lain adalah sebagai berikut .

HM Yunus Anis menulis dengan judul Riwayat Hidup Nyai Ahmad

Dahlan. Buku ini dit erbit kan oleh Yayasan M ercusuar Yogyakart a pada t ahun 1968. Pokok bahasannya adalah biografi dan cat at an ringkas akt ivit as Nyai Ahmad Dahlan di ‘ Aisyiyah sem asa hidup.

Surat m in m enulis buku dengan judul Nyai Ahmad Dahlan Pahlawan

Nasiona. Buku ini diterbit kan di Jakart a oleh Depdikbud pada t ahun 1947. Buku ini mem berikan penguat an sejarah dengan berbagai dat a bahw a Nyai Ahmad Dahlan m em ang layak m enjadi pahlaw an nasional. Secara gobal, karya Surat m in juga m enerangkan akt ivit as Nyai Dahlan di ‘Aisyiyah sem asa hidup dan lebih rinci daripada buku yang dit ulis HM Yunus Anis.

Buku selanjut nya adalah Sejarah Pert umbuhan dan Perkembangan

‘Aisyiyah yang dit erbit kan oleh Pim pinan Pusat ’ Aisyiyah. Buku t ersebut m em udahkan penulis m enelusuri pert umbuhan dan perkem bangan ‘Aisyiyah sejak ‘Aisyiyah m enjadi bagian di dalam M uham madiyah hingga m enjadi organisasi otonom M uham madiyah. Buku ini juga m em bantu penulis dalam m em aham i t ent ang st rukt ur organisasi ‘Aisyiyah, akt ivit as ‘Aisyiyah yang berbent uk am al usaha untuk m encapai tujuan ‘Aisyiyah, sert a kedudukan ‘Aisyiyah di dalam M uhamm adiyah. Salah sat u bentuk am al usaha ‘Aisyiyah adalah m ajalah Suara ‘Aisyiyah.15 Buku ini juga bercerit a t ent ang ‘Aisyiyah sebagai pelopor pergerakan w anit a Indonesia. Hingga saat ini ‘Aisyiyah akt if dalam kegiat an KOWANI (Konggres Wanit a Indonesia) dan ‘Aisyiyah m em ang m erupakan salah sat u pendiri KOWANI.

Buku ini juga sangat bermanfaat bagi penulis karena m enjelaskan secara rinci m engenai aspek-aspek keorganisasian ‘Aisyiyah, tokoh-t okoh pencet us,

15

(7)

pendiri, pelopor, dan pem im pin ‘Aisyiyah, kebijakan organisasi dari periode ke periode, kelem bagaan di dalam ‘Aisyiyah, aspek-aspek lain yang m elukiskan karakt erist ik ‘ Aisyiyah, sert a hubungan ‘Aisyiyah dengan berbagai lem baga, organisasi, dan inst ansi di dalam negeri sert a berbagai pihak dari luar negeri.

Referensi ke empat adalah skripsi Chusnul Hayat i yang berjudul Sejarah Perkembangan ‘Aisyiyah Tahun 1917-1979: Suat u St udi Terhadap Organisasi Wanit a Islam di Indonesia.16 Skripsi ini sangat relevan dengan t opik penelitian, t idak hanya pada lingkup t emporal t et api juga fokus pem bahasannya t ent ang ‘Aisyiyah di t ingkat pusat . Skripsi ini m em bahas t ent ang proses berdirinya ‘Aisyiyah hingga perkem bangannya dari t ahun 1917 sampai 1970, kegiat an ‘Aisyiyah dalam bidang agama, sosial, dan pendikan, sert a kegiat an ‘Aisyiyah dalam pergerakan w anit a di Indonesia.

Aspek-aspek yang diuraikan dalam bahasan t ent ang perkem bangan ‘Aisyiyah hampir sam a dengan uraian dalam buku Sejarah Pert umbuhan dan Perkembangan ‘Aisyiyah t erbit an Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah. Namun t erdapat perbedaan karena pada skripsi ini lebih banyak dit ampilkan det ail-det ail perkem bangan yang disert ai dengan sumber prim er. Skripsi ini m em bahas secara luas t ent ang kegiat an ‘Aisyiyah di Konggres Wanit a Indonesia, Kesat uan Aksi Wanita Indonesia, Badan M usyaw arah Organisasi Islam Wanita Indonesia, Konperensi Asia Afrika, dan kerjasam a ‘Aisyiyah dengan berbagai lem baga dan organisasi di luar negeri.

Skripsi ini sangat m em bantu penulis dalam m emahami gerak langkah dan akt ivit as ‘Aisyiyah sebagai salah satu organisasi w anit a Islam Indonesia, hasil-hasil yang t elah dicapai ‘ Aisyiyah, sert a usaha-usaha ‘ Aisyiyah dalam m eningkat kan kedudukan dan peranan w anit a Islam. Skripsi ini menjelaskan bahw a m ajalah Suara ‘Aisyiyah yang t erbit sejak t ahun 1926 m enjadi alat dakwah yang sangat m endukung pert umbuhan dan perkembangan ‘ Aisyiyah.

Berdasarkan penelusuran at as berbagai buku dan art ikel, t erm asuk yang penulis sebut kan di at as, t ernyat a sudah banyak tulisan yang membahas secara global t ent ang sejarah ‘Aisyiyah. Namun t ernyat a penulis belum menemukan buku yang secara khusus m enyebut sejarah Aisyiyah dengan bat asan t ahun 1917-1945. Oleh karena it u, berbeda dengan beberapa st udi di at as, penulisan dalam hal ini lebih fokus m em bahas ‘Aisyiyah sejak m asa aw al berdirinya hingga penjajahan Jepang. Secara lebihy khusus penulis akan menggali bagaim ana corak pem ikiran para t okoh dan gerakan dakw ahnya sert a perkem bangan persebaran ‘ Aisyiyah secara institusi dan kelembagaan organisasi.

E. M etode Penelitian

Kajian ini adalah kajian sejarah yang t ent unya m et ode yang dipakai adalah m et ode yang m enggunakan teknik-t eknik penulisan sejarah. Dalam

16

(8)

pengumpulan dat a, penulis m enggabungkan antara penelitian lit erer dengan penelitian lapangan. Urut -urut an unt uk mendapat kan bahan penulisan m engenai pem ikiran dan gerakan ‘ Aisyiyah dalam rent ang 1917-1945 ini adalah Pengum pulan Dat a, Krit ik Sumber, Analisis dan Sint esis, Hist oriografi.17 Penjabarannya sebagai berikut :

1. Pengumpulan Dat a

Kunt ow ijoyo membuat spesifikasi t ekhnik pengum pulan dat a, yaitu dat a yang diperoleh dari dokumen tert ulis, art efak, sumber lisan dan sumber kuantit atif.18

Pengumpulan dat a dari dokum en t ert ulis dan art efak dapat diperoleh dari dua sumber yait u arsip M uham m adiyah dan ‘Aisyiyah t ahun 1917 sampai t ahun 1945 dan koran at au majalah yang t erbit w akt u itu yang pernah m engulas t ent ang ‘Aisyiyah. Beberapa sumber lisan sudah t idak dapat dijumpai, kecuali sum ber sekunder, karena sum ber prim ernya t elah m eninggal dunia. M aka dari it u, penulis akan m engandalkan penelitian lit erat ur daripada int erview .

2. Krit ik Sum ber

Tahap ini dilakukan untuk m em peroleh otent isit as dan kredibilit as sum ber. Dat a yang diperoleh harus dianalisis dahulu apakah layak untuk m enjadi sumber agar t idak m enyebabkan t erjadinya m anipulasi dat a. Untuk m endapat kan obyekt ivit as, sebuah dat a m em erl ukan perbandingan dengan dat a yang lain.

3. Analisis dan Sint esis

Dat a m engenai gerakan ‘Aisyiyah pada masa aw al berdirinya t entu t idak sem uanya eksplisit dan secara jelas m enyebut secara t erurai, namun m engandung berbagai kem ungkinan yang mem erlukan penafsiran. Karena itu diperlukan sint esa ant ara data satu dengan yang lain.

4. Hist oriografi

Penyajian dalam bentuk tulisan merupakan langkah t erakhir dalam m et ode sejarah. Untuk mendapat kan penulisan yang koheren, penyajian dilakukan secara berurut an menurut w akt u kejadian. M enurut Dudung Abdurrahman, penyajian hendaknya didasarkan pada t em a-t ema pent ing dari set iap perkembangan obyek penelit ian. M aka penyajian penulisan ini dit ekankan pada beberapa akt ivit as organisasi yang m enunjukkan eksist ensi ‘Aisyiyah dan pengaruh aktor ut am a dalam w arna gerak organisasi.

F. Sistematika Penulisan

Tulisan ini m em uat tiga bagian besar yait u pendahuluan, isi, dan penut up. BAB I merupakan pendahuluan yang m emuat Lat ar Lelakang, Bat asan

17

Kunt ow ijoyo, Pengant ar Ilmu Sejarah, (Yogyakart a: Yayasan bent ang Budaya,

1995), hlm. 94-103

18

(9)

dan Rumusan M asalah, Tujuan dan Kegunaan Penelit ian, Kajian Pust aka, Landasan Teori, M et ode Penulisan dan Sist em at ika Penulisan.

Bagian isi dari penulisan ini m em uat BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V dan BAB VI. BAB II m erupakan kajian t eorit ik t entang Corak Pem ikiran dan Peran

Perem puan dalam dakw ah. BAB III m enguraikan Sejarah Lahirnya

M uhamm adiyah Sebagai Induk Organisasi ‘ Aisyiyah. BAB IV m enguraikan Sejarah Lahirnnya ‘Aisyiyah dan Perkem bangannya. BAB V m enguraikan t ent ang Biografi dan Corak Pem ikiran Tokoh ‘Aisyiyah pada Periode Aw al. BAB VI m enguraikan t ent ang Kiprah dan Capaian Dakw ah ‘Aisyiyah sebagai Gerakan Perem puan M uhamm adiyah pada Periode 1917-1945.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tindakan yang dilakukan PT.Arindo Jaya Mandiri selaku freight forwader dalam menangani pengeluaran barang impor

Telah Melaksanakan Pakta Integritas sesuai dengan Formulir Model B3-PARPOL.. PARTAI BULAN BINTANG

- Alat dan wadah yang digunakan untuk panen dalam keadaan baik, bersih, bebas, dari kontaminasi, bukan bekas tempat pupuk atau pestisida meskipun sudah dibersihkan.

Selain itu, menurut penulis untuk masyarakat umum khususnya bagi para calon investor harus mengetahui dalam kegiatan gadai saham yang akan dilakukan oleh Manajer

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada

Bismillahirrohmanirrohim, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala kemudahan-Nya hingga pada akhirnya penulis

Antibiotik yang menunjukkan waktu bebas panas paling cepat adalah seftriakson, namun secara statistik tidak ada perbedaan waktu bebas panas yang bermakna antara

Secara feno t ipe dan geno t ipe ikan t engadak mempunyai kekerabatan yang lebih dekat dengan ikan tawes albino dibandingkan dengan ikan t awes asal Jawa Barat (Kusmini et al