PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY TENTANG VISKOSITAS DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI, KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh : Wulan Suka Rinawathi
NIM : 091424001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY TENTANG VISKOSITAS DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI, KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh : Wulan Suka Rinawathi
NIM : 091424001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
vi ABSTRAK
Wulan Suka Rinawathi. 2013. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan
Proses Melalui Metode Inquiry tentang Viskositas dalam Meningkatkan Prestasi, Keaktifan dan Motivasi Belajar Siswa SMA N 11 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti merupakan sebuah penelitian eksperimen kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar, keaktifan dan motivasi belajar siswa antara kelas kontrol dengan pembelajaran ceramah dan kelas eksperimen dengan pembelajaran inquiry. Penelitian dilaksanakan di SMA N 11 Yogyakarta pada tanggal 4-19 April 2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 sebanyak 29 siswa dan siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 29 siswa. Kelas XI IPA1 berfungsi sebagai kelas kontrol, sedangkan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberikan metode pengajaran inquiry, sedangkan kelas kontrol diberikan metode pengajaran ceramah.
Instrumen yang digunakan berupa silabus dan RPP serta alat ukur berupa soal pretest dan posttest, LKS, kuisioner motivasi dan lembar observasi keaktifan. Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan kuisioner motivasi. Pengukuran keaktifan belajar siswa menggunakan observasi kegiatan. Pengujian data ketiga aspek menggunakan uji-t statistika.
Penelitian dimulai dengan penyusunan instrumen dan alat ukur, pemberian soal pretest, pelaksanaan pembelajaran sekaligus observasi keaktifan, pemberian soal posttest, pemberian kuisioner motivasi.
vii
ABSTRACT
Wulan Suka Rinawathi. 2013. Learning Physics with Process Approach
through Inquiry Method in Viscosity to Improve Achievement of Learning, Student Activity and Student Motivation in SMA Negeri 11 Yogyakarta. Thesis. Physical Education Studies Program,
Department of Mathematics Education and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education. Yogyakarta: Sanata Dharma University.
This research was quantitative experiment research. This study aimed to measure the distinction of student achievement, engagement and motivation in learning process between the experimental class and the control class.
This research was conducted on April 4 – 19, 2013 in SMA Negeri 11 Yogyakarta. Subjects of this research were 29 students of class XI Science 1 and 29 students of class XI Science 2. Class XI Science 1 was considered as the control class, while class XI Science 2 as the science experiment. Class XI Science 1 was given experimental class inquiry method of teaching and the other hand class XI Science 2, the control class, was given lecturing teaching methods.
Instruments used in this research were form of syllabi, lesson plans, and assessment tasks such as pretest and posttest questions, worksheets, questionnaires and engagement motivation observation sheets. Pretest and posttest questions were used to assess students’ achievement. To assess the students' motivation, the researcher applied questionnaire in motivation while assessing of student learning activity the researcher did observation activities. The researcher had the t test statistic to examine the third aspects of the data.
The study was began from the preparation of instruments and assessment tasks, providing pretest questions, implementing the learning process and did engagement observations, providing posttest questions, and providing motivation questionnaire.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudulPembelajaran Fisika dengan Pendekatan Proses Melalui Metode Inquiry
tentang Viskositas dalam Meningkatkan Prestasi, Keaktifan dan Motivasi Belajar
Siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendiidkan di FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan,
saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah sabar
memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada peneliti selama
penyusunan skripsi.
2. Ibu Dwi Nuraheni Rositawati, M.Si selaku DPA dan Wakaprodi
Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat, saran, arahan dan
bimbingan selama penulis belajar di Sanata Dharma.
3. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika, yang telah
memberikan pengetahuan serta layanan administrasi dengan baik kepada
penulis selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma.
4. Keluarga besar SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan
ix
5. Bapak, Ibu, dek Ari dan dek Hahan dan kerabat dekat yang selalu
memberikando’a dan dukungan materi.
6. Keluarga baru di kost musholla dan di Jogja. Bapak, Ibu, Mbak An, dek
Ay, dek Chint, umi Nining, dek Puput, dek Zahra, yang selalu
mendo’akan, menyemangati dan mengisi hari-hari penulis selama di Jogja.
7. Frederika, Kintan, Galuh, Yustina, Lolita, Ari yang telah memberi
semangat.
8. Mas Rudi TBT yang memberikan do’a dan semangat sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan tepat waktu.
9. Keluarga Pendidikan Fisika khususnya angkatan 2009 yang menjadi teman
berbagi pengalaman dan belajar bersama.
10. Murid-murid tercinta yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik di kelas XI
IPA 1 dan kelas XI IPA 2 yang selalu memberi warna dalam hidupku.
11.Keluarga PPL… Ayah, anak-anakku dan teman-teman UNY atas
kerjasama dan do’a selama ini.
12. Keluarga KKN dan warga Dawung atas dukungan do’a sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
13. Staff di Dinas Perijinan Kota Yogyakarta yang telah melayani administrasi
kepengurusan ijin penelitian dengan sangat baik dan sabar.
14. Sahabat-sahabat saat sekolah di SD, kelas 3C, kelas X-4, XII IPA 2 atas
do’a dan semangat kalian sehingga skripsi ini dapat selesai.
x
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Yogyakarta, 4 September 2013
Penulis,
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Hipotesis ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
A. Hakikat IPA ... 5
xii
C. Tinjauan Tentang Metode Inquiry ... 9
D. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 12
E. Tinjauan Tentang Keaktifan Belajar ... 13
F. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar... 14
G. Tinjauan Tentang Viskositas... 17
H. Penelitian Sebelumnya ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
A. Jenis Penelitian... 20
B. Waktu dan Tempat ... 21
C. Subyek Penelitian... 21
D. Variabel Penelitian... 21
E. Instrumen Penelitian ... 22
F. Prosedur Pengambilan Data ... 24
G. Analisis Data ... 28
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Prestasi Belajar Siswa... 34
B. Keaktifan Siswa ... 39
C. Motivasi Belajar Siswa ... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
xiii
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pengisian Nilai Posttest ... 29
Tabel 3.2 Pengisian Hasil Penilaian Keaktifan Siswa ... 31
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa ... 31
Tabel 3.4 Pengisian Hasil Kuisioner Motivasi Belajar Siswa ... 33
Tabel 3.5 Klasifikasi Presentase Skor Kuisioner Motivasi Belajar Siswa... 33
Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Kontrol dan Pretest Kelas Eksperimen... 35
Tabel 4.2 Hasil Uji T Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 36
Tabel 4.3 Hasil Uji T Pretest ke Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 37 Tabel 4.4 Hasil Uji T Prestasi Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 38
Tabel 4.5 Kategorisasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa... 40
Tabel 4.6 Hasil Uji T Keaktifan Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 40
Tabel 4.7 Skor Motivasi Kelas Kontrol dan Kelas Ekeperimen ... 42
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A1. Silabus Kelas Eksperimen ... 49
Lampiran A2. Silabus Kelas Kontrol ... 54
Lampiran A3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 56
Lampiran A4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 63
Lampiran A5. Lembar Kegiatan Siswa ... 67
Lampiran A6. Lembar Kuisioner Motivasi... 78
Lampiran A7. Lembar Observasi Keaktifan ... 79
Lampiran A8. Soal Pretest ... 81
Lampiran A9. Soal Posttest... 86
Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa ... 91
Lampiran B2. Hasil Pengisian Kuisioner Motivasi ... 97
Lampiran B3. Hasil Pengisian Observasi Keaktifan ... 98
Lampiran B4. Hasil Pengerjaan Pretest ... 102
Lampiran B5. Hasil Pengerjaan Posttest... 104
Lampiran B6. Hasil Pengolahan SPSS Pretest-Pretest ... 106
Lampiran B7. Hasil Pengolahan SPSS Pretest-Postest Kelas Kontrol ... 107
Lampiran B8. Hasil Pengolahan SPSS Pretset-Posttest Kelas Eksperimen ... 108
Lampiran B9. Hasil Pengolahan SPSS Posttest-Posttest ... 109
Lampiran B10. Hasil Pengolahan SPSS Motivasi Belajar Siswa ... 110
Lampiran B11. Hasil Pengolahan SPSS Keaktifan Siswa ... 111
xvi
Lampiran C1. Surat Izin Penelitian ... 115
Lampiran C2. Surat Keterangan Penelitian... 116
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Dalam menghadapi berbagai
perubahan di era ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas
dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. Karena itu upaya peningkatan
kualitas pendidikan sangat penting.
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
seseorang. Hal itu dikarenakan manusia yang hidup dan berkembang adalah
manusia yang selalu berkembang dan perkembangan itu adalah hasil belajar. Oleh
karena itu, pendidikan sangat penting bagi manusia dalam mencapai taraf hidup
yang lebih baik.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja
diciptakan untuk terciptanya proses belajar pada siswa. Gurulah yang
menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Proses belajar-mengajar akan
tercapai dengan baik jika dalam pelaksanaannya terjadi suatu interaksi yang
edukatif. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 11), interaksi edukatif adalah
interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan
perbuatan seseorang. Sedangkan interaksi dapat dikatakan interaksi yang edukatif
apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan
anak didik menuju ke arah kedewasaannya (Sardiman, 2007: 8). Karena itu, dalam
anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Maksud strategi adalah pemilihan metode pengajaran yang tepat.
Salah satu metode yang digunakan guru IPA untuk membangkitkan motivasi
belajar siswanya adalah metode inquiry. Dalam metode ini, siswa sungguh
dilibatkan untuk aktif berpikir dan menemukan pengertian yang ingin
diketahuinya. Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar
untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses inquiry. Apabila siswa
merumuskan problemnya sendiri, merumuskan hipotesa, merancang eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisa data, dan menarik kesimpulan, maka ia sedang
melakukan kegiataninquiry(Moh. Amien, 1979: 6).
Bertolak dari uraian di atas, peneliti mencoba mengembangkan pembelajaran
fisika dengan pendekatan proses melalui inquiry dan meneliti sejauh mana dapat
meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa.
A. Rumusan Masalah
1. Apakah metodeinquirydapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa?
2. Apakah metode inquiry dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa
daripada metode ceramah?
3. Apakah metode inquiry dapat lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dengan metode ceramah dan
kelas eksperimen dengan metodeinquiry.
2. Perbedan motivasi belajar siswa kelas kontrol dengan metode ceramah dan
kelas eksperimen dengan metodeinquiry.
3. Perbedaan keaktifan siswa kelas kontrol dengan metode ceramah dan kelas
eksperimen dengan metodeinquiry.
C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan prestasi, motivasi
belajar dan keaktifan belajar siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dengan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat di antaranya:
1. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini bermanfaat bagi kepala sekolah sebagai informasi tambahan
2. Bagi Guru dan Calon Guru
Penelitian ini bermanfaat bagi guru atau calon guru sebagai gambaran
konkrit mengenai pengembangan pembelajaran inquiryserta sebagai masukan
untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan informasi mengenai
5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat IPA
Ilmu alamiah yang sering disebut ilmu pengetahuan alam yang dalam
bahasa Inggris disebut natural science, mempermasalahkan struktur dan
berlangsungnya dunia alam, di mana manusiapun dianggap sebagai bagian dari
alam itu sendiri dan lingkungan hidup meliputi sejumlah kondisi ekstern (Suyono,
dkk. 2001: 1). Menurut Surjani Wonoraharjo ( 2010: 11), sains (Inggris: science)
berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan tentang atau tahu
tentang, pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Menurut Abu
Ahmadi dan Supatmo (2008: 3), hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
1. Sikap
Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar.
2. Proses
Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan.
3. Produk
4. Aplikasi
Aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis dan analitis
dalam memecahkan suatu masalah tertentu (Suyoso, dkk. 2001: 25). Kelebihan
dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah. Menurut Suyoso
(2001: 26) urutan langkah-langkah pokok dalam metode ilmiah adalah sebagai
berikut:
a. Penginderaan
Penginderaan merupakan langkah awal dari metode ilmiah dan segala
sesuatu yang tidak dapat diindera, tidak dapat diselidiki oleh ilmu alamiah.
Setiap orang dapat melakukan penginderaan melalui kelima inderanya.
Penginderaan yang tepat dapat diperoleh dengan latihan dan menggunakan
alat-alat yang telah ditera.
b. Perumusan masalah
Setelah penginderaan dilakukan, maka langkah kedua adalah menemukan
dan merumuskan masalah. Secara umum untuk merumuskan masalah
digunakan pertanyaan: bagaimana, apa atau mengapa.
c. Perumusan hipotesis
Pertanyaan yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban itu
dugaan atau jawaban sementara itu disebut hipotesis. Untuk membuktikan
apakah dugaan itu benar atau tidak, memerlukan fakta atau data.
d. Eksperimen
Keadaan yang ideal untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis adalah
melalui pengujian dengan eksperimen. Eksperimen atau percobaan
merupakan langkah ilmiah setelah penyusunan hipotesis. Pada titik ini
ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan secara sempurna.
Eksperimen dapat menunjukkan bukti, sehingga jawaban yang bersifat
dugaan itu menjadi jawaban yang benar atau ilmiah.
e. Peneriman atau penolakan hipotesis menjadi teori ilmiah
Apabila suatu hipotesis telah didukung oleh bukti atau data yang
meyakinkan dan bukti itu diperoleh dari berbagai eksperimen yang
dilakukan di laboratorium serta bukti-bukti itu menunjukkan hal yang
dapat dipercaya dan valid, maka hipotesis tersebut dapat diterima
kebenarannya. Sebaliknya apabila bukti-bukti atau data tidak mendukung
hipotesis tersebut perlu direvisi lalu dilakukan pengujian kembali melalui
eksperimen yang baru.
A. Tinjauan Tentang Pendekatan Proses 1. Pengertian Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang
mengarahkan siswa dalam mengalami rangsangan ilmu pengetahuan (Dimyati
pendekatan proses merupakan kesempatan yang diperoleh siswa
seluas-luasnya untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil
perolehan tersebut. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan proses adalah cara pandang proses belajar mengajar dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengamati,
menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan
penelitian, serta mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.
2. Langkah Pendekatan Proses
Langkah-langkah belajar dengan pendekatan proses (Dimyati dan
Mudjiono, 1999: 141) adalah:
a. Mengamati
Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan panca indera.
Kemampuan mengamati merupakan ketrampilan paling dasar dalam
proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting
untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan proses yang lain.
b. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan artinya menggolongkan. Tujuan dilakukan
pengklasifikasian adalah memudahkan memahami sejumlah objek,
c. Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan
memperoleh fakta , konsep dan prinsip ilmu pengetahuan. Kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita
kerjakan.
d. Mengukur
Mengukur merupakan hal terpenting dalam membina observasi kuantitatif,
mengklasifikasikan, membandingkan segala sesuatu di sekeliling kita.
e. Memprediksi
Untuk membuat prediksi yang dapat dipercaya tentang objek dan
peristiwa, maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan
secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita.
f. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu ketrampilan untuk
memutuskan keadaaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta,
konsep dan prinsip yang diketahui.
B. Tinjauan Tentang Metode Inquiry 1. Pengertian MetodeInquiry
Dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“Methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara
Kehadiran metode mempunyai posisi penting dalam penyampaian
bahan pelajaran (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 76). Metode adalah suatu cara
yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai
strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar
mengajar.
Inquiry adalah proses di mana para saintis mengajukan pertanyaan
tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari
jawabnya (Trowbridge dan Bybee, dalam Suparno, 2006: 65). Menurut
Roestiyah (2001: 75), metode inquirymerupakan suatu teknik atau cara yang
digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya
sebagai berikut: guru membagi tugas, meneliti suatu masalah ke kelas, siswa
dibagi menjadi kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas
tertentu yang harus dikerjakan
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
inquiry adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar
mengajar di mana berpusat pada siswa agar siswa mampu mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya melalui langkah-langkah metode ilmiah dan
mampu saling berinteraksi baik antar siswa maupun berinteraksi dengan
2. FungsiInquiry
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 78), fungsi metode inquiry
adalah sebagai berikut:
a. Membangun komitmen siswa dalam belajar yang diwujudkan dengan
keterlibatan, kesungguhan dan penemuan.
b. Membangun sikap aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.
c. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap penemuannya.
3. Langkah PembelajaranInquiry
Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar
untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses inquiry. Apabila siswa
merumuskan problemanya sendiri, merumuskan hipotesa, mendesign
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data dan menarik kesimpulan
maka ia sedang melakukan suatu kegiataninquiry(Moh. Amien, 1979: 6).
Proses belajar melaluiinquiry (Moh. Amien, 1979: 27) adalah:
a. bertanya, tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal
b. bertindak, tidak semata-mata melihat dan mendengarkan
c. mencari penyelesaian, tidak semata-mata mendapatkan
d. menemukan problema, tidak semata-mata belajar fakta-fakta
e. menganalisa, tidak semata-mata mengamati
f. membuat sintesa, tidak semata-mata membuktikan
g. berpikir, tidak semata-mata melamun/membayangkan
i. menyusun, tidak semata-mata mengumpulkan
j. menciptakan, tidak semata-mata memproduksi kembali
k. menerapkan, tidak semata-mata mengingat-ingat
l. mengeksperimentasikan, tidak semata-mata menerima
m. mengkritik, tidak semata-mata menerima
n. merancang (design) tidak semata-mata beraksi
o. mengevaluasi dan menghubungkan, tidak semata-mata mengulangi.
C. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda
namun saling berkaitan, yakni “prestasi” dan “belajar”. Prestasi adalah hasil
yang telah dicapai atau hasil yang telah dilakukan, dikerjakan (Dendy Sugono,
2011: 1101). Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian prestasi di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang diperoleh setelah
melakukan suatu kegiatan baik dilakukan oleh individu maupun oleh suatu
kelompok.
Selanjutnya merupakan pengertian dari belajar yaitu proses secara
kompleks yang terjadi pada semua orang (Siregar dan Nara, 2010: 3).
Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar di atas maka dapat disimpulkan
melakukan suatu kegiatan secara kompleks yang akan menimbulkan suatu
perubahan-perubahan pada diri individu tersebut.
2. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar
Prinsip dasar dalam pengukuran prestasi (Gronlund dalam Azwan
1996: 18) adalah:
1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar.
2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel.
3. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang sesuai untuk
mengukur hasil belajar.
4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga agar sesuai dengan
tujuan penggunaan hasilnya.
5. Reliabilitas tes prestasi harus menjadi salah satu pertimbangan penting
dalam melakukan interpretasi hasil ukur tes yang bersangkutan.
D. Tinjauan Tentang Keaktifan Belajar 1. Pengertian Keaktifan Belajar
Dalam interaksi edukatif guru harus berusaha agar anak didik aktif dan
kreatif secara optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 62). Guru bertindak
sebagai fasilitator dan pembimbing dan anak didik yang lebih aktif-kreatif
dalam belajar. Kegiatan belajar anak didik di kelas harus sesuai dengan prinsip
2. Indikator Keaktifan Siswa
Penilaian proses belajar-mengajar adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Menurut Nana
Sudjana (2009: 61), keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:
a. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
b. terlibat dalam pemecahan masalah,
c. bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya,
d. berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah,
e. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
f. menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
g. melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,
h. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya
dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
E. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Menurut Ngalim Purwanto (1990: 71), motivasi adalah suatu usaha
yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak
hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau
tujuan tertentu. Sedangkan menurut Martin Handoko (1992: 9), motivasi
menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Dari
kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu
usaha yang menjadi landasan untuk menggerakkan seseorang dalam mencapai
tujuan tertentu.
2. Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar
pada dirinya timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu
sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu ke arah yang
lebih baik (Purwanto, 1990: 73).
3. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Hamzah B. Uno, 2007: 23).
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010: 38), belajar pada hakikatnya
adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya
melakukan aktivitas belajar.
Chaplin (dalam Muhibbin Syah, 2003: 65) mengungkapkan bahwa
belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
akibat latihan dan pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa
lingkungannya setelah melakukan aktivitas belajar sehingga tercapai tujuan
tertentu.
4. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi
(Hamzah, 2007: 23). Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 26), motivasi
belajar merupakan daya dorong dari dalam diri peserta didik untuk belajar
secara aktif, kreatif, dan inovatif sehingga menimbulkan perubahan pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23),
hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
5. Indikator Motivasi Belajar
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi
belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan
belajar-mengajar. Hal ini dilihat dari (Nana Sudjana, 2009: 61):
a. minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
b. semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,
c. tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,
d. reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru,
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23), indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. adanya hasrat dan keinginan berhasil,
b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
c. adanya harapan dan cita-cita masa depan,
d. adanya penghargaan dalam belajar,
e. adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan
seseorang siswa dapat belajar lebih baik.
F. Tinjauan Tentang Viskositas
Sebuah bola logam dengan jari-jari r cm dan massa m gram, massa
jenis ρ, jatuh pada zat cair dengan tetapan kekentalan viskositas η.
Berdasarkan Stokes, bola tersebut akan mendapat gaya gesekan sebesar
= 6 ηr .
Ketika bola dilepaskan, lajunya masih nol. Sehingga belum ada gaya
gesekan. Pada saat itu gaya yang ada adalah gaya berat sebesar
= = = ke bawah dan gaya Archimedes sebesar
= = , dengan V adalah volume bola dan g adalah percepatan gravitasi.
Karena > , maka gaya resultan arahnya ke bawah dan bola bergerak ke bawah dipercepat. Sejalan dengan meningkatnya laju bola, maka
keadaan seimbang di mana besarnya gaya berat sama dengan jumlah gaya
mengalami kecepatan terminal. Besarnya kecepatan terminal dapat ditulis
dengan persamaan :
Jadi, dengan menurunkan persamaan kecepatan terminal di atas, kita dapat
mengetahui persamaan dari koefisien viskositas:
η =2
G. Penelitian Sebelumnya
Penelitian dilakukan oleh Rika Nanda Puspitasari pada bulan Februari sampai
dengan Juni 2009 di SD Negeri Karangbangun Kecamatan Jumopolo Kabupaten
Karanganyar dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas
III Melalui Penerapan Metode Giuded Inquiry. Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan menerapkan
metode guided inquiry-discovery dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III
SD Negeri Karangbangun Kecamatan Jumapolo, dapat dibuat kesimpulan sebagai
berikut: Penerapan metode guided inquiry-discoverydapat meningkatkan prestasi
belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun. Hal ini dilihat dari
prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai Siklus III. Pada
siklus I siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 9 anak atau 47,37%, pada
siklus II siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 10 anak atau 52,63% dari 19
siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 17 anak atau
89,47% dari 19 anak. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus II prestasi siswa
mengalami prosentase kenaikan 5,26%; dari siklus II kemudian dilaksanakan
siklus III mengalami prosentase kenaikan 36,84%.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah
penelitian ini menggunakan tiga siklus sedangkan penelitian yang dilakukan
penulis adalah mengunakan satu siklus. Penelitian yang dilakukan penulis bersifat
eksperimen kuantitatif menambah variasi penelitian inquiry, yaitu dengan subyek
20 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersifat eksperimen kuantitatif.
Penelitian eksperimen menurut Arikunto (dalam Tukiran dan Hidayati, 2011: 53),
peneliti sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan,
kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Menurut Tukiran dan Hidayati (2011: 53),
prosedur eksperimen bertujuan untuk melihat pengaruh salah satu variasi variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan membuat sama variabel bebas lainnya.
Sedangkan maksud dari penelitian kuantitatif adalah data dinyatakan dalam
bentuk angka (Tukiran dan Hidayati, 2011: 53). Jadi, penelitian eksperimen
kuantitatif dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang mengandung hubungan
sebab akibat dengan penggunaan data berupa angka.
Data diperoleh dengan mengujikan beberapa soal yang berhubungan
dengan konsep-konsep fisika pada materi viskositas. Soal yang diberikan berupa
tes tertulis. Tes ini diberikan dalam bentuk pretest dan posttest terhadap materi
yang sudah diberikan oleh peneliti. Pretest diberikan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan oleh peneliti.
Posttest dilakukan sebagai alat ukur terhadap prestasi belajar siswa. Baik pretest
maupun posttest dilakukan pada dua jenis kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang proses pembelajarannya
menggunakan metode penemuan (inquiry). Sedangkan kelas kontrol adalah kelas
Selain meneliti prestasi siswa melalui pretest dan postest, peneliti juga
meneliti motivasi dan keaktifan siswa selama diajar menggunakan metodeinquiry
dan ceramah. Alat ukur dalam meneliti motivasi dan keaktifan siswa adalah
menggunakan kuisioner dan pengamatan (observasi).
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 4 April 2013 sampai dengan
19 April 2013. Penelitian dilakukan di SMA N 11 Yogyakarta.
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMA N 11 Yogyakarta
kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Siswa yang tergabung dalam penelitian sejumlah 58
orang yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1 dengan jumlah
siswa 29 siswa dan kelas ekperimen adalah kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa
29 siswa.
C. Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat
Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar kelas kontrol
dan kelas eksperimen yang mencakup aspek kognitif produk. Aspek kognitif
Dalam variabel terikat ini peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol
dan kelas eksperimen untuk diambil hasil belajar, keaktifan dan motivasi.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah metode pembelajaran. Dalam penelitian
ini dilakukan variasi metode pembelajaran, yaitu metode penemuan dan metode
ceramah. Metode penemuan atau inquiry dilakukan di kelas eksperimen. Secara
umum,inquiryadalah proses di mana para saintis mengajukan pertanyaan tentang
alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabnya
(Trowbridge dan Bybee, dalam Suparno, 2006). Lain halnya dengan metode
ceramah. Metode ceramah dilakukan di kelas kontrol.
D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Perlakuan
a. Silabus.
1) Silabus Kelas Kontrol.
2) Silabus Kelas Eksperimen.
b. Rancangan Proses Pembelajaran (RPP).
1) Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol.
2. Alat Ukur
a. Kognitif Produk
Dalam kognitif produk, peneliti menggunakan alat ukur kemampuan
kognitif produk berupa pretest dan postest. Hasil pretest dan postest dianalisis
menggunakan pengujian statistika.
b. Keaktifan
Keaktifan siswa dapat diukur dengan menggunakan observasi. Indikator
observasi diambil dari beberapa unsur keaktifan yaitu turut serta dalam
melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya
kepada siswa lain atau kepada guru apabila ada sesuatu yang kurang dipahami,
berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya dan
melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. (Nana, 2009:
61).
c. Motivasi
Melalui pengukuran motivasi, peneliti dapat melihat perbandingan
motivasi belajar siswa selama diajar menggunakan metode inquiry dan
ceramah. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Pernyataan yang
digunakan pada kuisioner didasarkan pada unsur-unsur motivasi seperti minat
dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan
tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas
belajarnya, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan
keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya
harapan dan cita-cita masa depan.
3. Validasi Alat Ukur
Validasi masing-masing alat ukur, yaitu soal pretest dan posttest, lembar
observasi keaktifan dan lembar kuisioner motivasi diperikasakan kepada t3
orang ahli.
E. Prosedur Pengambilan Data
Pengambilan data dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan
jumlah siswa secara keseluruhan adalah 58 siswa. Kelas XI IPA 2 berperan
sebagai kelas eksperimen. Proses belajar mengajar di kelas ini menggunakan
metodeinquiry. Sedangkan kelas XI IPA 1 berperan sebagai kelas kontrol dengan
proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah. Prosedur pengambilan
data dilakukan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa, keaktifan siswa dan
motivasi siswa dalam belajar fisika pada sub bahasan viskositas. Prosedur
penelitian mencakup tiga tahap, yaitu:
1. Pretest di Setiap Kelas
Pretest dilakukan di awal pertemuan, yaitu sebelum proses belajar
mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah untuk
mengetahui kemampuan awal kognitif produk siswa. Setiap kelas
2. Pembelajaran di Setiap Kelas
a. Kelas eksperimen
Langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran di kelas adalah
1) Kegiatan pendahuluan
a) Menentukan pokok bahasan. Untuk mendukung tercapainya penelitian
yang berkaitan dengan konsep dan kemampuan proses siswa, peneliti
menentukan sebuah materi pokok, yaitu viskositas fluida.
b) Menyusun silabus. Adapun standar kompetensi dalam penelitian adalah
dengan pendekatan penemuan pada pokok bahasan viskositas fluida.
2) Inti
Kegiatan inti pada pendekatan penemuan ini adalah dengan
menggunakan acuan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan penemuan atau inquiry menurut Gilstrap dalam Suryosubroto
(2002: 197) yaitu:
a) Memusatkan perhatian siswa.
Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberikan
contoh kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang pernah ditemui atau
dialami siswa yang berkaitan dengan materi. Ini penting untuk memotivasi
siswa, melatih berpikir kritis, mengembangkan ketrampilan proses dan
ketrampilan sosial.
b) Memunculkan pertanyaan untuk memacing rasa ingin tahu siswa agar
konflik kognitif. Rangsangan ini akan membantu proses asimilasi menjadi
efektif dan bermakna dalam penguatan intelektualitas siswa.
c) Memberikan motivasi
Dengan motivasi, sebisa mungkin siswa dapat terlibat aktif dan
kreatif untuk mengembangkan kognitifnya.
d) Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas meliputi pembagian kelompok dan pengaturan
kelas. Kelas dibagi dalam kelompok untuk melakukan eksperimen.
e) Pendahuluan pembelajaran
Pendahuluan pembelajaran diselenggarakan dengan memberikan
penjelasan scenario pembelajaran dan pelaksanaan pretest untuk mencari
gambaran tentang pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.
f) Pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan penelitian oleh siswa dengan masing-masing
kelompoknya sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan.
Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan
dan bekerja dengan data serta merumuskan hasil penelitian kelompok
mereka.
g) Observasi keaktifan siswa
Observer mencatat keaktifan siswa dalam mengemukakan
pendapat, bertanya pada guru, bertanya pada kelompok lain dengan
3) Penutup
Kegiatan penutup dilakukan untuk merangkum seluruh rangkaian
kegiatan dan memberikan evaluasi berupa tanya jawab maupun pekerjaan
rumah (PR).
b. Kelas Kontrol
Langkah-langkah yang dilakukan pada kelas kontrol adalah
1) Kegiatan pendahuluan
a) Guru menyusun dan mempersiapkan materi yang akan diajarkan.
b) Guru memberikan pengantar serta menyampaikan kembali materi yang
telah disampaikannya pada pertemuan sebelumnya.
c) Memberi kesempatan kepada siswa jika ingin bertanya.
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan pelajaran dengan memberikan ceramah
mengenai materi viskositas dilanjutkan dengan latihan soal.
3) Kegiatan penutup
Kegiatan penutup dilakukan untuk merangkum seluruh kegiatan
serta untuk memberikan evaluasi berupa tanya jawab dan pekerjaan rumah
3. Postest di Setiap Kelas
Posttest dilakukan di akhir pertemuan, yaitu setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya posttest adalah untuk
mengetahui kemampuan akhir kognitif produk siswa. Setiap kelas
mendapatkan soal posttest yang sama.
4. Observasi di Setiap Kelas
Observasi dilakukan oleh peneliti selama dilakukan proses belajar
mengajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Observasi digunakan
untuk mengukur keaktifan siswa. Peneliti melakukan pengukuran setiap
satu satuan indikator keaktifan. Setiap satu satuan keaktifan diukur
dengan 1 tally.
5. Kuisioner di Setiap Kelas
Kuisioner diberikan kepada siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kuisioner digunakan untuk mengukur motivasi siswa. Siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen mengisi kuisioner sesuai dengan
pengalaman pribadi masing-masing.
F. Analisis Data 1. Pretest dan Postest
Pretest diberikan sebelum siswa mempelajari secara lengkap tentang
mempelajari viskositas fluida. Soal pretest dan postest berupa soal-soal yang
berhubungan dengan materi yang dipelajari yaitu tentang viskositas fluida.
Pengolahan data hasil penelitian, dilakukan dengan pengolahan statistik.
a. Hipotesis
Parameter uji thitung independen (posttest-posttest) pada kelas kontrol
dan kelas kelas eksperimen bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar pada kedua kelas tersebut. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan
adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan posttest antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Ha : Terdapat perbedaan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Data
Hasil jawaban Posttest dan Posttest terdapat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Pengisian Nilai Posttest
Siswa Nilai
Posttest (X1) Posttest (X2) A
B C
Tabel 3.1 di atas digunakan untuk membandingkan hasil belajar kelas kontrol
c. Pengujian Data
Untuk mengetahui perbedaan hasil prestasi belajar siswa pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pengujian dengan menggunakan
program SPSS versi 18.0 for windows.
2. Keaktifan Siswa
a. Hipotesis
Selisih keaktifan siswa pada kelas kontrol dan kelas kelas eksperimen
digunakan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan selisih nilai keaktifan siswa antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Ha : Terdapat perbedaan selisih nilai keaktifan siswa antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
b. Data Keaktifan Siswa
Keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti terhadap 2 kelas yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penilaian keaktifan siswa dengan
Tabel 3.2. Pengisian Hasil Penilaian Keaktifan Siswa
No Indikator Keaktifan Siswa yangDiobservasi Tally 1 Siswa berkomentar apabila guru salah
menjelaskan materi pelajaran
2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepada seluruh siswa
3 Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan
4 Siswa bertanya kepada siswa lain
5 Siswa bertanya kepada guru
6 Membaca sumber tertentu
7 Siswa mampu memeriksa hasil pekerjaannya
8 Siswa mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan yang telah diselesaikan
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa
Range % skor Klasifikasi
0% - 20% Sangat rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Sedang
61% - 80% Tinggi
c. Pengujian Data
Untuk mengetahui perbedaan hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dengan menggunakan pengujian statistik dengan
menggunakan program SPSS versi 18.0 for windows.
3. Motivasi Belajar Siswa
a. Hipotesis
Untuk menguji adanya perbedaan motivasi siswa pada kelas penelitian
dan kelas kontrol, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan motivasi siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Ha : Terdapat perbedaan motivasi siswa antara kelas kontrol dan kelas
penelitian.
b. Data
Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa antara
kelas penelitian dan kels kontrol adalah menggunakan kuisioner motivasi
siswa. Untuk jawaban kedua kelas, setiap alternatif jawaban diberi skor, yaitu
sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), setuju (skor 3), sangat setuju
Tabel 3.4. Pengisian Hasil Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
Siswa Item Pernyataan Jumlah Skor Jawaban
1 2 ….. …….
1 2 3 dst Jumlah skor
Presentase
Tabel 3.5. Klasifikasi Prentase Skor Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
Range % skor Klasifikasi
0% - 20% Sangat rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Sedang
61% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat Tinggi
c. Pengujian Data
Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan
34 BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu
kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan-perubahan pada diri individu.
Prestasi belajar merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan siswa
dalam suatu proses pembelajaran. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI
IPA 1 sebanyak 29 siswa dan siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 29 siswa. Kelas IX
IPA 1 digunakan sebagai kelas kontrol. Pada kelas kontrol ini, metode pengajaran
yang digunakan adalah ceramah. Sedangkan kelas IX IPA 2 digunakan sebagai
kelas eksperimen dengan metode pengajaran yang digunakan adalah inquiry.
Pemilihan kedua kelas dilakukan secara acak.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka peneliti memberikan
pretest pada kedua kelas. Setelah dilakukan pretest, peneliti menyampaikan
metode pengajaran di kedua kelas. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka peneliti memberikan posttest. Soal
pretest yang dibagikan adalah sama untuk kedua kelas. Begitu juga soal posttest.
Dari hasil penelitian terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diperoleh
Tabel 4.1. Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Hasil uji-t pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji T Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hipotesis uji-t:
Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran.
Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran.
Analisis:
Jika harga sig. (2-tailed )>0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. (2-tailed)<
0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.
Skor rata-rata prestasi belajar siswa dan hasil uji-t dari pretest ke posttest dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Pretest Skor Rata-Rata Signifikansi
(2-tailed)
Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Tabel 4.3. Hasil Uji T Pretest ke Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Keterangan Kelas Skor Rata-Rata Signifikansi Hasil
Analisis Pretest Posttest
Prestasi Belajar Siswa Kontrol 3,6743 7,4579 0,000 Berbeda
Eksperimen 3,1555 7,9845 0,000 Berbeda
Hipotesis uji-t:
Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara
sebelum dan sesudah pembelajaran.
Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara sebelum
dan sesudah pembelajaran.
Analisis:
Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. (2-tailed)
Hasil uji-t prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Uji T Prestasi Belajar Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hipotesis uji-t:
Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Analisis:
Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. (2-tailed)
<0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.
Posttest Skor Rata-rata Signifikansi
(2-tailed)
Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pembahasan
Dari hasil uji-t pretest diperoleh kemampuan awal siswa kedua kelas
adalah sama. Hasil ini ditunjukkan dari hasil pengujian pretest yang tidak
signifikan. Artinya, tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas
kontrol dan siswa kelas eksperimen.
Skor rata-rata posttest kedua kelas lebih tinggi daripada pretest. Hasil uji-t
menunjukkan adanya perbedaan yang sigifikan. Dengan demikian, baik
pembelajaran inquiry maupun pembelajaran ceramah sama-sama meningkatkan
prestasi belajar siswa. Akan tetapi, skor rata-rata posttest pada pembelajaran
inquiry lebih tinggi daripada pembelajaran ceramah. Hasil uji-t pun menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, pembelajaran inquiry lebih
meningkatkan prestasi belajar siswa daripada pembelajaran ceramah.
A. Keaktifan Siswa
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas kontrol
dan kelas eksperimen dilakukan dengan melakukan observasi. Indikator yang
digunakan adalah sebanyak 8 indikator keaktifan. Adapun hasil observasi
Tabel 4.5. Kategorisasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Skor rata-rata keaktifan di kelas kontrol dan eksperimen dan hasil uji-t dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Uji T Keaktifan Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
No Indikator Observasi Keaktifan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Kategori Frekuensi Kategori 1 Siswa berkomentar apabila guru
salah menjelaskan materi
2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepada seluruh siswa
8 Rendah 20 Tinggi
3 Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan
7 Rendah 23 Tinggi
4 Siswa bertanya kepada siswa lain 2 Sangat Rendah
4 Sangat
Rendah
5 Siswa bertanya kepada guru 10 Rendah 19 Tinggi
6 Membaca atas sumber tertentu 12 Sedang 4 Sangat
Rendah 7 Siswa mampu memeriksa hasil
pekerjaannya
5 Sangat
Rendah
22 Tinggi
8 Siswa mampu membuat
kesimpulan dari pekerjaan yang telah diselesaikan
5 Sangat
Rendah
27 Sangat
Tinggi
Keterangan Skor Rata-Rata Signifikansi
(2-tailed)
Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Hipotesis uji-t:
Ho: Tidak terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Ha: Terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Analisis:
Jika harga sig. tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig.
(2-tailed) <0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.
Pembahasan
Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rata-rata keaktifan kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya
adalah signifikan. Keaktifan siswa pada pembelajaran inquiry lebih tinggi
daripada pembelajaran ceramah. Sesuai dengan teori fungsi inquiry yaitu
membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran
(Hanafiah dan Suhana, 2009: 78) maka metode pembelajaran inquiry dapat
meningkatkan keaktifan siswa.
B. Motivasi Belajar Siswa
Penelitian yang dilakukan peneliti tidak hanya mengukur prestasi belajar
pokok bahasan viskositas. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan
instrument berupa kuisioner motivasi belajar siswa terhadap proses belajar
mengajar pada kelas kontrol dan eksperimen. Adapun hasil skor motivasi
dinyatakan melalui tabel berikut:
Tabel 4.7. Skor Motivasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
NO Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Skor rata-rata motivasi dan hasil uji-t dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8. Hasil Uji T Motivasi Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hipotesis uji-t:
Ho: Tidak terdapat perbedaan motivasi secara signifikan antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Ha: Terdapat perbedaan motivasi secara signifikan antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Analisis:
Jika harga sig. tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig.
(2-tailed) <0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.
Pembahasan
Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rata-rata motivasi kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya
Keterangan Skor Rata-rata Signifikansi
(2-tailed)
Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
adalah signifikan. Hal tersebut sesuai dengan teori fungsi inquiry (Hanafiah dan
Suhana, 2009: 78) yaitu membangun komitmen siswa dalam belajar yang
diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan dan penemuan, yang ditunjukkan
45 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah disampaikan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry dapat lebih
meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa, lebih tepatnya:
1. Adanya perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran kelas ceramah
dan inquiry dengan signifikansi 0,040 di mana rata-rata nilai kelas inquiry
lebih tinggi daripada kelas ceramah.
2. Adanya perbedaan motivasi belajar siswa pada pembelajaran kelas ceramah
dan inquiry dengan signifikansi 0,038 di mana rata-rata nilai kelas inquiry
lebih tinggi daripada kelas ceramah.
3. Adanya perbedaan keaktifan siswa pada pembelajaran kelas ceramah dan
inquiry dengan signifikansi 0,044 di mana rata-rata nilai nilai kelas inquiry
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Agar data yang diperoleh valid, sebaiknya digunakan alat bantu seperti
recorderatauvideo shootingdalam melakukan observasi keaktifan siswa.
2. Hendaknya untuk penelitian selanjutnya, faktor waktu diperhatikan agar
proses pengambilan data tidak mengganggu proses belajar mengajar di
47
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Amien, Moh. 1979.Apakah Metoda Discovery-Inquiry Itu?Jakarta : Depdikbud.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama.
Handoko, Martin. 1992.Motivasi daya Penggerak Tingkah Laku.Yogyakarta:
Kanisius.
Kanginan, Marthen. 2006.Fisika SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga.
Purwanto, Ngalim. 1990.Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sudjana, Nana. 2009.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugono, Dendy. 2011.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Suparno, Paul. 2007.Metodologi Pembelajaran Fisika.Yogyakarta: Universitas
Suryosubroto,B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka
Cipta.
Suyoso,Suharto dan Sujoko. 2001.Diktat Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar.
Yogayakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Syah, Muhibbin. 2003.Psikologi Belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Taniredja, Tukiran dan Hidayati. 2011.Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar
Metodologi Penelitian). Bandung: Alfabeta.
Uno, B Hamzah. 2007.Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wonorahardjo, Surjani. 2009.Dasar-Dasar Sains. Jakarta: PT. Indeks.
Puspitasari, Rika Nanda. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III
Melalui Penerapan MetodeGuided Inquiry-Discovery.Dalam
49
Lampiran A1. Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen
SILABUS KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA Negeri 11 Yogayakarta
Kelas / Semester : XI (Sebelas) IPA 2 / 2 (Dua) Mata Pelajaran : FISIKA
Standar Kompetensi :2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.
50 c. Siswa dapat
menerapkan konsep viskositas dalam pemecahan soal. (C3)
d. Siswa dapat menganalisis
hubungan kecepatan terminal dengan koefisien viskositas. (C4)
e. Siswa dapat menyimpulkan suatu eksperimen tentang viskositas. (C5)
f. Siswa dapat
53 Yogyakarta, November 2012
Peneliti,
Mengetahui, Wulan Suka Rinawathi
Dosen Pembimbing Penelitian NIM. 091424001
Drs. A. Atmadi, M.Si
b. menyumbang ide atau berpendapat, c. menjadi
54
Lampiran A2. Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol
SILABUS KELAS KONTROL
Sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta
Kelas / Semester : XI (Sebelas) IPA 1 / 2 (Dua) Mata Pelajaran : FISIKA
Standar Kompetensi :2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.
55 Yogyakarta, November 2012
Peneliti,
Mengetahui, Wulan Suka Rinawathi
Dosen Pembimbing Penelitian NIM. 091424001
Drs. A. Atmadi, M.Si
menerapkan konsep viskositas dalam pemecahan soal. 4. Siswa dapat
Lampiran A3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : Kelas XI IPA 2, Semester 2 Materi Pembelajaran : Viskositas Zat Cair
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi:
2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.
II. Kompetensi Dasar:
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
III. Indikator:
Kognitif
1. Produk:
a. Siswa dapat menuliskan pengertian viskositas. (C1)
b. Siswa dapat memberikan contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari. (C2)
c. Siswa dapat menerapkan konsep viskositas dalam pemecahan soal. (C3) d. Siswa dapat menganalisis hubungan kecepatan terminal dengan koefisien
viskositas. (C4)
e. Siswa dapat menyimpulkan suatu eksperimen tentang viskositas. (C5) f. Siswa dapat berpendapat tentang permasalahan yang berhubungan
2. Proses :
Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menyelidiki hubungan kecepatan terminal dan koefisien viskositas dalam fluida kental, meliputi: a. merumuskan masalah,
b. membuat prediksi, c. merumuskan hipotesis,
d. mengidentifikasi variabel manipulasi, e. mengidentifikasi variabel respon, f. mengidentifikasi variabel kontrol, g. melaksanakan eksperimen, h. membuat tabel pengamatan, i. melakukan analisis data, j. merumuskan kesimpulan.
P s i k o m o t o r :
1. Merangkai alat percobaan. 2. Mengukur massa benda.
3. Membaca pengukuran dimetar benda. 4. Mengukur waktu benda bergerak.
A f e k t i f :
1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a. jujur ,
b. peduli,
c. tanggung jawab, d. cermat,
e. hati-hati.
2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: a. b e r t a n y a ,
IV. Tujuan Pembelajaran: K o g n i t i f
1 . P r o d u k :
a) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu menuliskan pengertian viskositas dengan mengerjakan soal terkait di LP 1: Produk sesuai kunci jawaban.
b) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat koefisien viskositas suatu fluida dengan mengerjakan soal terkait di LP 1: Produk sesuai kunci jawaban.
c) Secara mandiri siswa dapat menghitung kecepatan terminal suatu fluida dengan mengerjakan soal-soal terkait di LP 1: Produk sesuai kunci jawaban.
2 . P r o s e s :
a) Diberikan LKS yang telah dimodifikasi dengan mengubah fluida yang digunakan,siswa dapat melakukan eksperimen untuk menyelidiki hubungan kecepatan terminal dan koefisien viskositas dalam fluida kental sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan di LP 2: Proses, meliputi: merumusan masalah, membuat prediksi, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel manipulasi, mengidentifikasi variabel respon, mengidentifikasi variabel kontrol, melaksanakan demonstrasi, membuat tabel pengamatan, melakuakn analisis data, dan merumuskan kesimpulan.
P s i k o m o t o r :
Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen sehingga siswa dapat secara mandiri melakukan eksperimen serta mampu menganalisisnya.
Afektif 1. Karakter :
Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai pengamat memiliki kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: kejujuran, kepeduli, dan tanggung jawab sesuai LP 4: Pengamatan Perilaku Berkarakter.
2. Keterampilan sosial: