• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran fisika dengan pendekatan proses melalui metode Inquiry tentang viskositas dalam meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran fisika dengan pendekatan proses melalui metode Inquiry tentang viskositas dalam meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta."

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY TENTANG VISKOSITAS DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI, KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh : Wulan Suka Rinawathi

NIM : 091424001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN PROSES MELALUI METODE INQUIRY TENTANG VISKOSITAS DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI, KEAKTIFAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh : Wulan Suka Rinawathi

NIM : 091424001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi ABSTRAK

Wulan Suka Rinawathi. 2013. Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan

Proses Melalui Metode Inquiry tentang Viskositas dalam Meningkatkan Prestasi, Keaktifan dan Motivasi Belajar Siswa SMA N 11 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti merupakan sebuah penelitian eksperimen kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar, keaktifan dan motivasi belajar siswa antara kelas kontrol dengan pembelajaran ceramah dan kelas eksperimen dengan pembelajaran inquiry. Penelitian dilaksanakan di SMA N 11 Yogyakarta pada tanggal 4-19 April 2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 sebanyak 29 siswa dan siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 29 siswa. Kelas XI IPA1 berfungsi sebagai kelas kontrol, sedangkan kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberikan metode pengajaran inquiry, sedangkan kelas kontrol diberikan metode pengajaran ceramah.

Instrumen yang digunakan berupa silabus dan RPP serta alat ukur berupa soal pretest dan posttest, LKS, kuisioner motivasi dan lembar observasi keaktifan. Soal pretest dan posttest digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan kuisioner motivasi. Pengukuran keaktifan belajar siswa menggunakan observasi kegiatan. Pengujian data ketiga aspek menggunakan uji-t statistika.

Penelitian dimulai dengan penyusunan instrumen dan alat ukur, pemberian soal pretest, pelaksanaan pembelajaran sekaligus observasi keaktifan, pemberian soal posttest, pemberian kuisioner motivasi.

(8)

vii

ABSTRACT

Wulan Suka Rinawathi. 2013. Learning Physics with Process Approach

through Inquiry Method in Viscosity to Improve Achievement of Learning, Student Activity and Student Motivation in SMA Negeri 11 Yogyakarta. Thesis. Physical Education Studies Program,

Department of Mathematics Education and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

This research was quantitative experiment research. This study aimed to measure the distinction of student achievement, engagement and motivation in learning process between the experimental class and the control class.

This research was conducted on April 4 – 19, 2013 in SMA Negeri 11 Yogyakarta. Subjects of this research were 29 students of class XI Science 1 and 29 students of class XI Science 2. Class XI Science 1 was considered as the control class, while class XI Science 2 as the science experiment. Class XI Science 1 was given experimental class inquiry method of teaching and the other hand class XI Science 2, the control class, was given lecturing teaching methods.

Instruments used in this research were form of syllabi, lesson plans, and assessment tasks such as pretest and posttest questions, worksheets, questionnaires and engagement motivation observation sheets. Pretest and posttest questions were used to assess students’ achievement. To assess the students' motivation, the researcher applied questionnaire in motivation while assessing of student learning activity the researcher did observation activities. The researcher had the t test statistic to examine the third aspects of the data.

The study was began from the preparation of instruments and assessment tasks, providing pretest questions, implementing the learning process and did engagement observations, providing posttest questions, and providing motivation questionnaire.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudulPembelajaran Fisika dengan Pendekatan Proses Melalui Metode Inquiry

tentang Viskositas dalam Meningkatkan Prestasi, Keaktifan dan Motivasi Belajar

Siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendiidkan di FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penelitian ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan,

saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan, kritik dan saran kepada peneliti selama

penyusunan skripsi.

2. Ibu Dwi Nuraheni Rositawati, M.Si selaku DPA dan Wakaprodi

Pendidikan Fisika yang telah memberikan semangat, saran, arahan dan

bimbingan selama penulis belajar di Sanata Dharma.

3. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Fisika, yang telah

memberikan pengetahuan serta layanan administrasi dengan baik kepada

penulis selama menempuh studi di Program Studi Pendidikan Fisika

Universitas Sanata Dharma.

4. Keluarga besar SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan

(10)

ix

5. Bapak, Ibu, dek Ari dan dek Hahan dan kerabat dekat yang selalu

memberikando’a dan dukungan materi.

6. Keluarga baru di kost musholla dan di Jogja. Bapak, Ibu, Mbak An, dek

Ay, dek Chint, umi Nining, dek Puput, dek Zahra, yang selalu

mendo’akan, menyemangati dan mengisi hari-hari penulis selama di Jogja.

7. Frederika, Kintan, Galuh, Yustina, Lolita, Ari yang telah memberi

semangat.

8. Mas Rudi TBT yang memberikan do’a dan semangat sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan tepat waktu.

9. Keluarga Pendidikan Fisika khususnya angkatan 2009 yang menjadi teman

berbagi pengalaman dan belajar bersama.

10. Murid-murid tercinta yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik di kelas XI

IPA 1 dan kelas XI IPA 2 yang selalu memberi warna dalam hidupku.

11.Keluarga PPL… Ayah, anak-anakku dan teman-teman UNY atas

kerjasama dan do’a selama ini.

12. Keluarga KKN dan warga Dawung atas dukungan do’a sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

13. Staff di Dinas Perijinan Kota Yogyakarta yang telah melayani administrasi

kepengurusan ijin penelitian dengan sangat baik dan sabar.

14. Sahabat-sahabat saat sekolah di SD, kelas 3C, kelas X-4, XII IPA 2 atas

do’a dan semangat kalian sehingga skripsi ini dapat selesai.

(11)

x

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun.

Yogyakarta, 4 September 2013

Penulis,

(12)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Hipotesis ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

A. Hakikat IPA ... 5

(13)

xii

C. Tinjauan Tentang Metode Inquiry ... 9

D. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 12

E. Tinjauan Tentang Keaktifan Belajar ... 13

F. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar... 14

G. Tinjauan Tentang Viskositas... 17

H. Penelitian Sebelumnya ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian... 20

B. Waktu dan Tempat ... 21

C. Subyek Penelitian... 21

D. Variabel Penelitian... 21

E. Instrumen Penelitian ... 22

F. Prosedur Pengambilan Data ... 24

G. Analisis Data ... 28

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Prestasi Belajar Siswa... 34

B. Keaktifan Siswa ... 39

C. Motivasi Belajar Siswa ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

(14)

xiii

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pengisian Nilai Posttest ... 29

Tabel 3.2 Pengisian Hasil Penilaian Keaktifan Siswa ... 31

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa ... 31

Tabel 3.4 Pengisian Hasil Kuisioner Motivasi Belajar Siswa ... 33

Tabel 3.5 Klasifikasi Presentase Skor Kuisioner Motivasi Belajar Siswa... 33

Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Kontrol dan Pretest Kelas Eksperimen... 35

Tabel 4.2 Hasil Uji T Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 36

Tabel 4.3 Hasil Uji T Pretest ke Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 37 Tabel 4.4 Hasil Uji T Prestasi Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 38

Tabel 4.5 Kategorisasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa... 40

Tabel 4.6 Hasil Uji T Keaktifan Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 40

Tabel 4.7 Skor Motivasi Kelas Kontrol dan Kelas Ekeperimen ... 42

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A1. Silabus Kelas Eksperimen ... 49

Lampiran A2. Silabus Kelas Kontrol ... 54

Lampiran A3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen... 56

Lampiran A4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 63

Lampiran A5. Lembar Kegiatan Siswa ... 67

Lampiran A6. Lembar Kuisioner Motivasi... 78

Lampiran A7. Lembar Observasi Keaktifan ... 79

Lampiran A8. Soal Pretest ... 81

Lampiran A9. Soal Posttest... 86

Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa ... 91

Lampiran B2. Hasil Pengisian Kuisioner Motivasi ... 97

Lampiran B3. Hasil Pengisian Observasi Keaktifan ... 98

Lampiran B4. Hasil Pengerjaan Pretest ... 102

Lampiran B5. Hasil Pengerjaan Posttest... 104

Lampiran B6. Hasil Pengolahan SPSS Pretest-Pretest ... 106

Lampiran B7. Hasil Pengolahan SPSS Pretest-Postest Kelas Kontrol ... 107

Lampiran B8. Hasil Pengolahan SPSS Pretset-Posttest Kelas Eksperimen ... 108

Lampiran B9. Hasil Pengolahan SPSS Posttest-Posttest ... 109

Lampiran B10. Hasil Pengolahan SPSS Motivasi Belajar Siswa ... 110

Lampiran B11. Hasil Pengolahan SPSS Keaktifan Siswa ... 111

(17)

xvi

Lampiran C1. Surat Izin Penelitian ... 115

Lampiran C2. Surat Keterangan Penelitian... 116

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Dalam menghadapi berbagai

perubahan di era ini diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas

dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. Karena itu upaya peningkatan

kualitas pendidikan sangat penting.

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan

seseorang. Hal itu dikarenakan manusia yang hidup dan berkembang adalah

manusia yang selalu berkembang dan perkembangan itu adalah hasil belajar. Oleh

karena itu, pendidikan sangat penting bagi manusia dalam mencapai taraf hidup

yang lebih baik.

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

diciptakan untuk terciptanya proses belajar pada siswa. Gurulah yang

menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Proses belajar-mengajar akan

tercapai dengan baik jika dalam pelaksanaannya terjadi suatu interaksi yang

edukatif. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 11), interaksi edukatif adalah

interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan

perbuatan seseorang. Sedangkan interaksi dapat dikatakan interaksi yang edukatif

apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan

anak didik menuju ke arah kedewasaannya (Sardiman, 2007: 8). Karena itu, dalam

(19)

anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang

diharapkan. Maksud strategi adalah pemilihan metode pengajaran yang tepat.

Salah satu metode yang digunakan guru IPA untuk membangkitkan motivasi

belajar siswanya adalah metode inquiry. Dalam metode ini, siswa sungguh

dilibatkan untuk aktif berpikir dan menemukan pengertian yang ingin

diketahuinya. Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar

untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses inquiry. Apabila siswa

merumuskan problemnya sendiri, merumuskan hipotesa, merancang eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisa data, dan menarik kesimpulan, maka ia sedang

melakukan kegiataninquiry(Moh. Amien, 1979: 6).

Bertolak dari uraian di atas, peneliti mencoba mengembangkan pembelajaran

fisika dengan pendekatan proses melalui inquiry dan meneliti sejauh mana dapat

meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa.

A. Rumusan Masalah

1. Apakah metodeinquirydapat lebih meningkatkan prestasi belajar siswa?

2. Apakah metode inquiry dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa

daripada metode ceramah?

3. Apakah metode inquiry dapat lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam

(20)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan prestasi belajar antara kelas kontrol dengan metode ceramah dan

kelas eksperimen dengan metodeinquiry.

2. Perbedan motivasi belajar siswa kelas kontrol dengan metode ceramah dan

kelas eksperimen dengan metodeinquiry.

3. Perbedaan keaktifan siswa kelas kontrol dengan metode ceramah dan kelas

eksperimen dengan metodeinquiry.

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya perbedaan prestasi, motivasi

belajar dan keaktifan belajar siswa yang signifikan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol dengan rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas

kontrol.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian diharapkan dapat

memberikan manfaat di antaranya:

1. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini bermanfaat bagi kepala sekolah sebagai informasi tambahan

(21)

2. Bagi Guru dan Calon Guru

Penelitian ini bermanfaat bagi guru atau calon guru sebagai gambaran

konkrit mengenai pengembangan pembelajaran inquiryserta sebagai masukan

untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan informasi mengenai

(22)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat IPA

Ilmu alamiah yang sering disebut ilmu pengetahuan alam yang dalam

bahasa Inggris disebut natural science, mempermasalahkan struktur dan

berlangsungnya dunia alam, di mana manusiapun dianggap sebagai bagian dari

alam itu sendiri dan lingkungan hidup meliputi sejumlah kondisi ekstern (Suyono,

dkk. 2001: 1). Menurut Surjani Wonoraharjo ( 2010: 11), sains (Inggris: science)

berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan tentang atau tahu

tentang, pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam. Menurut Abu

Ahmadi dan Supatmo (2008: 3), hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Sikap

Rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta

hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat

dipecahkan melalui prosedur yang benar.

2. Proses

Prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah

meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,

evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan.

3. Produk

(23)

4. Aplikasi

Aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari.

Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis dan analitis

dalam memecahkan suatu masalah tertentu (Suyoso, dkk. 2001: 25). Kelebihan

dan kekurangan ilmu alamiah ditentukan oleh metode ilmiah. Menurut Suyoso

(2001: 26) urutan langkah-langkah pokok dalam metode ilmiah adalah sebagai

berikut:

a. Penginderaan

Penginderaan merupakan langkah awal dari metode ilmiah dan segala

sesuatu yang tidak dapat diindera, tidak dapat diselidiki oleh ilmu alamiah.

Setiap orang dapat melakukan penginderaan melalui kelima inderanya.

Penginderaan yang tepat dapat diperoleh dengan latihan dan menggunakan

alat-alat yang telah ditera.

b. Perumusan masalah

Setelah penginderaan dilakukan, maka langkah kedua adalah menemukan

dan merumuskan masalah. Secara umum untuk merumuskan masalah

digunakan pertanyaan: bagaimana, apa atau mengapa.

c. Perumusan hipotesis

Pertanyaan yang tepat akan melahirkan suatu jawaban dan jawaban itu

(24)

dugaan atau jawaban sementara itu disebut hipotesis. Untuk membuktikan

apakah dugaan itu benar atau tidak, memerlukan fakta atau data.

d. Eksperimen

Keadaan yang ideal untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis adalah

melalui pengujian dengan eksperimen. Eksperimen atau percobaan

merupakan langkah ilmiah setelah penyusunan hipotesis. Pada titik ini

ilmu alamiah dan non ilmu alamiah dapat dipisahkan secara sempurna.

Eksperimen dapat menunjukkan bukti, sehingga jawaban yang bersifat

dugaan itu menjadi jawaban yang benar atau ilmiah.

e. Peneriman atau penolakan hipotesis menjadi teori ilmiah

Apabila suatu hipotesis telah didukung oleh bukti atau data yang

meyakinkan dan bukti itu diperoleh dari berbagai eksperimen yang

dilakukan di laboratorium serta bukti-bukti itu menunjukkan hal yang

dapat dipercaya dan valid, maka hipotesis tersebut dapat diterima

kebenarannya. Sebaliknya apabila bukti-bukti atau data tidak mendukung

hipotesis tersebut perlu direvisi lalu dilakukan pengujian kembali melalui

eksperimen yang baru.

A. Tinjauan Tentang Pendekatan Proses 1. Pengertian Pendekatan Proses

Pendekatan proses adalah pendekatan belajar mengajar yang

mengarahkan siswa dalam mengalami rangsangan ilmu pengetahuan (Dimyati

(25)

pendekatan proses merupakan kesempatan yang diperoleh siswa

seluas-luasnya untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,

menerapkan, merencanakan penelitian, serta mengkomunikasikan hasil

perolehan tersebut. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

pendekatan proses adalah cara pandang proses belajar mengajar dengan

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mengamati,

menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan

penelitian, serta mengkomunikasikan hasil perolehan tersebut.

2. Langkah Pendekatan Proses

Langkah-langkah belajar dengan pendekatan proses (Dimyati dan

Mudjiono, 1999: 141) adalah:

a. Mengamati

Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan panca indera.

Kemampuan mengamati merupakan ketrampilan paling dasar dalam

proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting

untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan proses yang lain.

b. Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan artinya menggolongkan. Tujuan dilakukan

pengklasifikasian adalah memudahkan memahami sejumlah objek,

(26)

c. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan

memperoleh fakta , konsep dan prinsip ilmu pengetahuan. Kemampuan

berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita

kerjakan.

d. Mengukur

Mengukur merupakan hal terpenting dalam membina observasi kuantitatif,

mengklasifikasikan, membandingkan segala sesuatu di sekeliling kita.

e. Memprediksi

Untuk membuat prediksi yang dapat dipercaya tentang objek dan

peristiwa, maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan penentuan

secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita.

f. Menyimpulkan

Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu ketrampilan untuk

memutuskan keadaaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta,

konsep dan prinsip yang diketahui.

B. Tinjauan Tentang Metode Inquiry 1. Pengertian MetodeInquiry

Dari segi etimologi (bahasa), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“Methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara

(27)

Kehadiran metode mempunyai posisi penting dalam penyampaian

bahan pelajaran (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 76). Metode adalah suatu cara

yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai

strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar

mengajar.

Inquiry adalah proses di mana para saintis mengajukan pertanyaan

tentang alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari

jawabnya (Trowbridge dan Bybee, dalam Suparno, 2006: 65). Menurut

Roestiyah (2001: 75), metode inquirymerupakan suatu teknik atau cara yang

digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya

sebagai berikut: guru membagi tugas, meneliti suatu masalah ke kelas, siswa

dibagi menjadi kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas

tertentu yang harus dikerjakan

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

inquiry adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dalam proses belajar

mengajar di mana berpusat pada siswa agar siswa mampu mengembangkan

potensi yang ada pada dirinya melalui langkah-langkah metode ilmiah dan

mampu saling berinteraksi baik antar siswa maupun berinteraksi dengan

(28)

2. FungsiInquiry

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 78), fungsi metode inquiry

adalah sebagai berikut:

a. Membangun komitmen siswa dalam belajar yang diwujudkan dengan

keterlibatan, kesungguhan dan penemuan.

b. Membangun sikap aktif, kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran.

c. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap penemuannya.

3. Langkah PembelajaranInquiry

Pengajaran inquiry harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar

untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses inquiry. Apabila siswa

merumuskan problemanya sendiri, merumuskan hipotesa, mendesign

eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data dan menarik kesimpulan

maka ia sedang melakukan suatu kegiataninquiry(Moh. Amien, 1979: 6).

Proses belajar melaluiinquiry (Moh. Amien, 1979: 27) adalah:

a. bertanya, tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal

b. bertindak, tidak semata-mata melihat dan mendengarkan

c. mencari penyelesaian, tidak semata-mata mendapatkan

d. menemukan problema, tidak semata-mata belajar fakta-fakta

e. menganalisa, tidak semata-mata mengamati

f. membuat sintesa, tidak semata-mata membuktikan

g. berpikir, tidak semata-mata melamun/membayangkan

(29)

i. menyusun, tidak semata-mata mengumpulkan

j. menciptakan, tidak semata-mata memproduksi kembali

k. menerapkan, tidak semata-mata mengingat-ingat

l. mengeksperimentasikan, tidak semata-mata menerima

m. mengkritik, tidak semata-mata menerima

n. merancang (design) tidak semata-mata beraksi

o. mengevaluasi dan menghubungkan, tidak semata-mata mengulangi.

C. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari dua kata yang memiliki arti yang berbeda

namun saling berkaitan, yakni “prestasi” dan “belajar”. Prestasi adalah hasil

yang telah dicapai atau hasil yang telah dilakukan, dikerjakan (Dendy Sugono,

2011: 1101). Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak

melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pengertian prestasi di atas dapat

disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang diperoleh setelah

melakukan suatu kegiatan baik dilakukan oleh individu maupun oleh suatu

kelompok.

Selanjutnya merupakan pengertian dari belajar yaitu proses secara

kompleks yang terjadi pada semua orang (Siregar dan Nara, 2010: 3).

Berdasarkan pengertian prestasi dan belajar di atas maka dapat disimpulkan

(30)

melakukan suatu kegiatan secara kompleks yang akan menimbulkan suatu

perubahan-perubahan pada diri individu tersebut.

2. Prinsip-Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar

Prinsip dasar dalam pengukuran prestasi (Gronlund dalam Azwan

1996: 18) adalah:

1. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar.

2. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel.

3. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang sesuai untuk

mengukur hasil belajar.

4. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga agar sesuai dengan

tujuan penggunaan hasilnya.

5. Reliabilitas tes prestasi harus menjadi salah satu pertimbangan penting

dalam melakukan interpretasi hasil ukur tes yang bersangkutan.

D. Tinjauan Tentang Keaktifan Belajar 1. Pengertian Keaktifan Belajar

Dalam interaksi edukatif guru harus berusaha agar anak didik aktif dan

kreatif secara optimal (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 62). Guru bertindak

sebagai fasilitator dan pembimbing dan anak didik yang lebih aktif-kreatif

dalam belajar. Kegiatan belajar anak didik di kelas harus sesuai dengan prinsip

(31)

2. Indikator Keaktifan Siswa

Penilaian proses belajar-mengajar adalah melihat sejauh mana

keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar. Menurut Nana

Sudjana (2009: 61), keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal:

a. turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,

b. terlibat dalam pemecahan masalah,

c. bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya,

d. berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah,

e. melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,

f. menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,

g. melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis,

h. kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

E. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Menurut Ngalim Purwanto (1990: 71), motivasi adalah suatu usaha

yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak

hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau

tujuan tertentu. Sedangkan menurut Martin Handoko (1992: 9), motivasi

(32)

menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Dari

kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu

usaha yang menjadi landasan untuk menggerakkan seseorang dalam mencapai

tujuan tertentu.

2. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar

pada dirinya timbul keinginan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu ke arah yang

lebih baik (Purwanto, 1990: 73).

3. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Hamzah B. Uno, 2007: 23).

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010: 38), belajar pada hakikatnya

adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya

melakukan aktivitas belajar.

Chaplin (dalam Muhibbin Syah, 2003: 65) mengungkapkan bahwa

belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai

akibat latihan dan pengalaman.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

(33)

lingkungannya setelah melakukan aktivitas belajar sehingga tercapai tujuan

tertentu.

4. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi

(Hamzah, 2007: 23). Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 26), motivasi

belajar merupakan daya dorong dari dalam diri peserta didik untuk belajar

secara aktif, kreatif, dan inovatif sehingga menimbulkan perubahan pada

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23),

hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.

5. Indikator Motivasi Belajar

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi

belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan

belajar-mengajar. Hal ini dilihat dari (Nana Sudjana, 2009: 61):

a. minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,

b. semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,

c. tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,

d. reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru,

(34)

Menurut Hamzah B. Uno (2007: 23), indikator motivasi belajar dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. adanya hasrat dan keinginan berhasil,

b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

c. adanya harapan dan cita-cita masa depan,

d. adanya penghargaan dalam belajar,

e. adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

seseorang siswa dapat belajar lebih baik.

F. Tinjauan Tentang Viskositas

Sebuah bola logam dengan jari-jari r cm dan massa m gram, massa

jenis ρ, jatuh pada zat cair dengan tetapan kekentalan viskositas η.

Berdasarkan Stokes, bola tersebut akan mendapat gaya gesekan sebesar

= 6 ηr .

Ketika bola dilepaskan, lajunya masih nol. Sehingga belum ada gaya

gesekan. Pada saat itu gaya yang ada adalah gaya berat sebesar

= = = ke bawah dan gaya Archimedes sebesar

= = , dengan V adalah volume bola dan g adalah percepatan gravitasi.

Karena > , maka gaya resultan arahnya ke bawah dan bola bergerak ke bawah dipercepat. Sejalan dengan meningkatnya laju bola, maka

(35)

keadaan seimbang di mana besarnya gaya berat sama dengan jumlah gaya

mengalami kecepatan terminal. Besarnya kecepatan terminal dapat ditulis

dengan persamaan :

Jadi, dengan menurunkan persamaan kecepatan terminal di atas, kita dapat

mengetahui persamaan dari koefisien viskositas:

η =2

(36)

G. Penelitian Sebelumnya

Penelitian dilakukan oleh Rika Nanda Puspitasari pada bulan Februari sampai

dengan Juni 2009 di SD Negeri Karangbangun Kecamatan Jumopolo Kabupaten

Karanganyar dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas

III Melalui Penerapan Metode Giuded Inquiry. Berdasarkan hasil penelitian

tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan menerapkan

metode guided inquiry-discovery dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas III

SD Negeri Karangbangun Kecamatan Jumapolo, dapat dibuat kesimpulan sebagai

berikut: Penerapan metode guided inquiry-discoverydapat meningkatkan prestasi

belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun. Hal ini dilihat dari

prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas II dari siklus I sampai Siklus III. Pada

siklus I siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 9 anak atau 47,37%, pada

siklus II siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 10 anak atau 52,63% dari 19

siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 17 anak atau

89,47% dari 19 anak. Dari siklus I kemudian dilaksanakan siklus II prestasi siswa

mengalami prosentase kenaikan 5,26%; dari siklus II kemudian dilaksanakan

siklus III mengalami prosentase kenaikan 36,84%.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah

penelitian ini menggunakan tiga siklus sedangkan penelitian yang dilakukan

penulis adalah mengunakan satu siklus. Penelitian yang dilakukan penulis bersifat

eksperimen kuantitatif menambah variasi penelitian inquiry, yaitu dengan subyek

(37)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bersifat eksperimen kuantitatif.

Penelitian eksperimen menurut Arikunto (dalam Tukiran dan Hidayati, 2011: 53),

peneliti sengaja membangkitkan timbulnya sesuatu kejadian atau keadaan,

kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Menurut Tukiran dan Hidayati (2011: 53),

prosedur eksperimen bertujuan untuk melihat pengaruh salah satu variasi variabel

bebas terhadap variabel terikat dengan membuat sama variabel bebas lainnya.

Sedangkan maksud dari penelitian kuantitatif adalah data dinyatakan dalam

bentuk angka (Tukiran dan Hidayati, 2011: 53). Jadi, penelitian eksperimen

kuantitatif dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang mengandung hubungan

sebab akibat dengan penggunaan data berupa angka.

Data diperoleh dengan mengujikan beberapa soal yang berhubungan

dengan konsep-konsep fisika pada materi viskositas. Soal yang diberikan berupa

tes tertulis. Tes ini diberikan dalam bentuk pretest dan posttest terhadap materi

yang sudah diberikan oleh peneliti. Pretest diberikan untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan oleh peneliti.

Posttest dilakukan sebagai alat ukur terhadap prestasi belajar siswa. Baik pretest

maupun posttest dilakukan pada dua jenis kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang proses pembelajarannya

menggunakan metode penemuan (inquiry). Sedangkan kelas kontrol adalah kelas

(38)

Selain meneliti prestasi siswa melalui pretest dan postest, peneliti juga

meneliti motivasi dan keaktifan siswa selama diajar menggunakan metodeinquiry

dan ceramah. Alat ukur dalam meneliti motivasi dan keaktifan siswa adalah

menggunakan kuisioner dan pengamatan (observasi).

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 4 April 2013 sampai dengan

19 April 2013. Penelitian dilakukan di SMA N 11 Yogyakarta.

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMA N 11 Yogyakarta

kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Siswa yang tergabung dalam penelitian sejumlah 58

orang yang dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas XI IPA 1 dengan jumlah

siswa 29 siswa dan kelas ekperimen adalah kelas XI IPA 2 dengan jumlah siswa

29 siswa.

C. Variabel Penelitian 1. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar kelas kontrol

dan kelas eksperimen yang mencakup aspek kognitif produk. Aspek kognitif

(39)

Dalam variabel terikat ini peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol

dan kelas eksperimen untuk diambil hasil belajar, keaktifan dan motivasi.

2. Variabel Bebas

Variabel bebas penelitian ini adalah metode pembelajaran. Dalam penelitian

ini dilakukan variasi metode pembelajaran, yaitu metode penemuan dan metode

ceramah. Metode penemuan atau inquiry dilakukan di kelas eksperimen. Secara

umum,inquiryadalah proses di mana para saintis mengajukan pertanyaan tentang

alam dunia ini dan bagaimana mereka secara sistematis mencari jawabnya

(Trowbridge dan Bybee, dalam Suparno, 2006). Lain halnya dengan metode

ceramah. Metode ceramah dilakukan di kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Perlakuan

a. Silabus.

1) Silabus Kelas Kontrol.

2) Silabus Kelas Eksperimen.

b. Rancangan Proses Pembelajaran (RPP).

1) Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol.

(40)

2. Alat Ukur

a. Kognitif Produk

Dalam kognitif produk, peneliti menggunakan alat ukur kemampuan

kognitif produk berupa pretest dan postest. Hasil pretest dan postest dianalisis

menggunakan pengujian statistika.

b. Keaktifan

Keaktifan siswa dapat diukur dengan menggunakan observasi. Indikator

observasi diambil dari beberapa unsur keaktifan yaitu turut serta dalam

melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam pemecahan masalah, bertanya

kepada siswa lain atau kepada guru apabila ada sesuatu yang kurang dipahami,

berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah, menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya dan

melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. (Nana, 2009:

61).

c. Motivasi

Melalui pengukuran motivasi, peneliti dapat melihat perbandingan

motivasi belajar siswa selama diajar menggunakan metode inquiry dan

ceramah. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Pernyataan yang

digunakan pada kuisioner didasarkan pada unsur-unsur motivasi seperti minat

dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan

tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas

belajarnya, rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

(41)

keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya

harapan dan cita-cita masa depan.

3. Validasi Alat Ukur

Validasi masing-masing alat ukur, yaitu soal pretest dan posttest, lembar

observasi keaktifan dan lembar kuisioner motivasi diperikasakan kepada t3

orang ahli.

E. Prosedur Pengambilan Data

Pengambilan data dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan

jumlah siswa secara keseluruhan adalah 58 siswa. Kelas XI IPA 2 berperan

sebagai kelas eksperimen. Proses belajar mengajar di kelas ini menggunakan

metodeinquiry. Sedangkan kelas XI IPA 1 berperan sebagai kelas kontrol dengan

proses belajar mengajar menggunakan metode ceramah. Prosedur pengambilan

data dilakukan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa, keaktifan siswa dan

motivasi siswa dalam belajar fisika pada sub bahasan viskositas. Prosedur

penelitian mencakup tiga tahap, yaitu:

1. Pretest di Setiap Kelas

Pretest dilakukan di awal pertemuan, yaitu sebelum proses belajar

mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah untuk

mengetahui kemampuan awal kognitif produk siswa. Setiap kelas

(42)

2. Pembelajaran di Setiap Kelas

a. Kelas eksperimen

Langkah-langkah yang dilakukan pada pembelajaran di kelas adalah

1) Kegiatan pendahuluan

a) Menentukan pokok bahasan. Untuk mendukung tercapainya penelitian

yang berkaitan dengan konsep dan kemampuan proses siswa, peneliti

menentukan sebuah materi pokok, yaitu viskositas fluida.

b) Menyusun silabus. Adapun standar kompetensi dalam penelitian adalah

dengan pendekatan penemuan pada pokok bahasan viskositas fluida.

2) Inti

Kegiatan inti pada pendekatan penemuan ini adalah dengan

menggunakan acuan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan penemuan atau inquiry menurut Gilstrap dalam Suryosubroto

(2002: 197) yaitu:

a) Memusatkan perhatian siswa.

Pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberikan

contoh kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang pernah ditemui atau

dialami siswa yang berkaitan dengan materi. Ini penting untuk memotivasi

siswa, melatih berpikir kritis, mengembangkan ketrampilan proses dan

ketrampilan sosial.

b) Memunculkan pertanyaan untuk memacing rasa ingin tahu siswa agar

(43)

konflik kognitif. Rangsangan ini akan membantu proses asimilasi menjadi

efektif dan bermakna dalam penguatan intelektualitas siswa.

c) Memberikan motivasi

Dengan motivasi, sebisa mungkin siswa dapat terlibat aktif dan

kreatif untuk mengembangkan kognitifnya.

d) Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas meliputi pembagian kelompok dan pengaturan

kelas. Kelas dibagi dalam kelompok untuk melakukan eksperimen.

e) Pendahuluan pembelajaran

Pendahuluan pembelajaran diselenggarakan dengan memberikan

penjelasan scenario pembelajaran dan pelaksanaan pretest untuk mencari

gambaran tentang pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan.

f) Pelaksanaan pembelajaran

Kegiatan penelitian oleh siswa dengan masing-masing

kelompoknya sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan.

Aktivitas ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan

dan bekerja dengan data serta merumuskan hasil penelitian kelompok

mereka.

g) Observasi keaktifan siswa

Observer mencatat keaktifan siswa dalam mengemukakan

pendapat, bertanya pada guru, bertanya pada kelompok lain dengan

(44)

3) Penutup

Kegiatan penutup dilakukan untuk merangkum seluruh rangkaian

kegiatan dan memberikan evaluasi berupa tanya jawab maupun pekerjaan

rumah (PR).

b. Kelas Kontrol

Langkah-langkah yang dilakukan pada kelas kontrol adalah

1) Kegiatan pendahuluan

a) Guru menyusun dan mempersiapkan materi yang akan diajarkan.

b) Guru memberikan pengantar serta menyampaikan kembali materi yang

telah disampaikannya pada pertemuan sebelumnya.

c) Memberi kesempatan kepada siswa jika ingin bertanya.

2) Kegiatan Inti

Guru menyampaikan pelajaran dengan memberikan ceramah

mengenai materi viskositas dilanjutkan dengan latihan soal.

3) Kegiatan penutup

Kegiatan penutup dilakukan untuk merangkum seluruh kegiatan

serta untuk memberikan evaluasi berupa tanya jawab dan pekerjaan rumah

(45)

3. Postest di Setiap Kelas

Posttest dilakukan di akhir pertemuan, yaitu setelah proses belajar

mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya posttest adalah untuk

mengetahui kemampuan akhir kognitif produk siswa. Setiap kelas

mendapatkan soal posttest yang sama.

4. Observasi di Setiap Kelas

Observasi dilakukan oleh peneliti selama dilakukan proses belajar

mengajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Observasi digunakan

untuk mengukur keaktifan siswa. Peneliti melakukan pengukuran setiap

satu satuan indikator keaktifan. Setiap satu satuan keaktifan diukur

dengan 1 tally.

5. Kuisioner di Setiap Kelas

Kuisioner diberikan kepada siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Kuisioner digunakan untuk mengukur motivasi siswa. Siswa

kelas kontrol dan kelas eksperimen mengisi kuisioner sesuai dengan

pengalaman pribadi masing-masing.

F. Analisis Data 1. Pretest dan Postest

Pretest diberikan sebelum siswa mempelajari secara lengkap tentang

(46)

mempelajari viskositas fluida. Soal pretest dan postest berupa soal-soal yang

berhubungan dengan materi yang dipelajari yaitu tentang viskositas fluida.

Pengolahan data hasil penelitian, dilakukan dengan pengolahan statistik.

a. Hipotesis

Parameter uji thitung independen (posttest-posttest) pada kelas kontrol

dan kelas kelas eksperimen bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi

belajar pada kedua kelas tersebut. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan

adalah :

Ho : Tidak terdapat perbedaan posttest antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Ha : Terdapat perbedaan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Data

Hasil jawaban Posttest dan Posttest terdapat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Pengisian Nilai Posttest

Siswa Nilai

Posttest (X1) Posttest (X2) A

B C

Tabel 3.1 di atas digunakan untuk membandingkan hasil belajar kelas kontrol

(47)

c. Pengujian Data

Untuk mengetahui perbedaan hasil prestasi belajar siswa pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen dilakukan pengujian dengan menggunakan

program SPSS versi 18.0 for windows.

2. Keaktifan Siswa

a. Hipotesis

Selisih keaktifan siswa pada kelas kontrol dan kelas kelas eksperimen

digunakan hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan selisih nilai keaktifan siswa antara kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

Ha : Terdapat perbedaan selisih nilai keaktifan siswa antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen.

b. Data Keaktifan Siswa

Keaktifan belajar siswa dilakukan oleh peneliti terhadap 2 kelas yaitu

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penilaian keaktifan siswa dengan

(48)

Tabel 3.2. Pengisian Hasil Penilaian Keaktifan Siswa

No Indikator Keaktifan Siswa yangDiobservasi Tally 1 Siswa berkomentar apabila guru salah

menjelaskan materi pelajaran

2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepada seluruh siswa

3 Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan

4 Siswa bertanya kepada siswa lain

5 Siswa bertanya kepada guru

6 Membaca sumber tertentu

7 Siswa mampu memeriksa hasil pekerjaannya

8 Siswa mampu membuat kesimpulan dari pekerjaan yang telah diselesaikan

Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa

Range % skor Klasifikasi

0% - 20% Sangat rendah

21% - 40% Rendah

41% - 60% Sedang

61% - 80% Tinggi

(49)

c. Pengujian Data

Untuk mengetahui perbedaan hasil keaktifan siswa pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen dengan menggunakan pengujian statistik dengan

menggunakan program SPSS versi 18.0 for windows.

3. Motivasi Belajar Siswa

a. Hipotesis

Untuk menguji adanya perbedaan motivasi siswa pada kelas penelitian

dan kelas kontrol, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan motivasi siswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Ha : Terdapat perbedaan motivasi siswa antara kelas kontrol dan kelas

penelitian.

b. Data

Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa antara

kelas penelitian dan kels kontrol adalah menggunakan kuisioner motivasi

siswa. Untuk jawaban kedua kelas, setiap alternatif jawaban diberi skor, yaitu

sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), setuju (skor 3), sangat setuju

(50)

Tabel 3.4. Pengisian Hasil Kuisioner Motivasi Belajar Siswa

Siswa Item Pernyataan Jumlah Skor Jawaban

1 2 ….. …….

1 2 3 dst Jumlah skor

Presentase

Tabel 3.5. Klasifikasi Prentase Skor Kuisioner Motivasi Belajar Siswa

Range % skor Klasifikasi

0% - 20% Sangat rendah

21% - 40% Rendah

41% - 60% Sedang

61% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat Tinggi

c. Pengujian Data

Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan

(51)

34 BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan suatu

kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan-perubahan pada diri individu.

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan siswa

dalam suatu proses pembelajaran. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI

IPA 1 sebanyak 29 siswa dan siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 29 siswa. Kelas IX

IPA 1 digunakan sebagai kelas kontrol. Pada kelas kontrol ini, metode pengajaran

yang digunakan adalah ceramah. Sedangkan kelas IX IPA 2 digunakan sebagai

kelas eksperimen dengan metode pengajaran yang digunakan adalah inquiry.

Pemilihan kedua kelas dilakukan secara acak.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, maka peneliti memberikan

pretest pada kedua kelas. Setelah dilakukan pretest, peneliti menyampaikan

metode pengajaran di kedua kelas. Untuk mengetahui hasil prestasi belajar antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka peneliti memberikan posttest. Soal

pretest yang dibagikan adalah sama untuk kedua kelas. Begitu juga soal posttest.

Dari hasil penelitian terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diperoleh

(52)

Tabel 4.1. Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

(53)

Hasil uji-t pretest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Uji T Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hipotesis uji-t:

Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran.

Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran.

Analisis:

Jika harga sig. (2-tailed )>0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. (2-tailed)<

0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Skor rata-rata prestasi belajar siswa dan hasil uji-t dari pretest ke posttest dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Pretest Skor Rata-Rata Signifikansi

(2-tailed)

Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(54)

Tabel 4.3. Hasil Uji T Pretest ke Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Keterangan Kelas Skor Rata-Rata Signifikansi Hasil

Analisis Pretest Posttest

Prestasi Belajar Siswa Kontrol 3,6743 7,4579 0,000 Berbeda

Eksperimen 3,1555 7,9845 0,000 Berbeda

Hipotesis uji-t:

Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara

sebelum dan sesudah pembelajaran.

Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara sebelum

dan sesudah pembelajaran.

Analisis:

Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. (2-tailed)

(55)

Hasil uji-t prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Uji T Prestasi Belajar Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hipotesis uji-t:

Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Ha: Terdapat perbedaan prestasi belajar secara signifikan antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Analisis:

Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig. (2-tailed)

<0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Posttest Skor Rata-rata Signifikansi

(2-tailed)

Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(56)

Pembahasan

Dari hasil uji-t pretest diperoleh kemampuan awal siswa kedua kelas

adalah sama. Hasil ini ditunjukkan dari hasil pengujian pretest yang tidak

signifikan. Artinya, tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas

kontrol dan siswa kelas eksperimen.

Skor rata-rata posttest kedua kelas lebih tinggi daripada pretest. Hasil uji-t

menunjukkan adanya perbedaan yang sigifikan. Dengan demikian, baik

pembelajaran inquiry maupun pembelajaran ceramah sama-sama meningkatkan

prestasi belajar siswa. Akan tetapi, skor rata-rata posttest pada pembelajaran

inquiry lebih tinggi daripada pembelajaran ceramah. Hasil uji-t pun menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, pembelajaran inquiry lebih

meningkatkan prestasi belajar siswa daripada pembelajaran ceramah.

A. Keaktifan Siswa

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa kelas kontrol

dan kelas eksperimen dilakukan dengan melakukan observasi. Indikator yang

digunakan adalah sebanyak 8 indikator keaktifan. Adapun hasil observasi

(57)

Tabel 4.5. Kategorisasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa

Skor rata-rata keaktifan di kelas kontrol dan eksperimen dan hasil uji-t dapat

dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Uji T Keaktifan Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No Indikator Observasi Keaktifan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Kategori Frekuensi Kategori 1 Siswa berkomentar apabila guru

salah menjelaskan materi

2 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan guru kepada seluruh siswa

8 Rendah 20 Tinggi

3 Siswa mampu menyelesaikan soal yang diberikan

7 Rendah 23 Tinggi

4 Siswa bertanya kepada siswa lain 2 Sangat Rendah

4 Sangat

Rendah

5 Siswa bertanya kepada guru 10 Rendah 19 Tinggi

6 Membaca atas sumber tertentu 12 Sedang 4 Sangat

Rendah 7 Siswa mampu memeriksa hasil

pekerjaannya

5 Sangat

Rendah

22 Tinggi

8 Siswa mampu membuat

kesimpulan dari pekerjaan yang telah diselesaikan

5 Sangat

Rendah

27 Sangat

Tinggi

Keterangan Skor Rata-Rata Signifikansi

(2-tailed)

Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(58)

Hipotesis uji-t:

Ho: Tidak terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Ha: Terdapat perbedaan keaktifan secara signifikan antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Analisis:

Jika harga sig. tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig.

(2-tailed) <0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Pembahasan

Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rata-rata keaktifan kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya

adalah signifikan. Keaktifan siswa pada pembelajaran inquiry lebih tinggi

daripada pembelajaran ceramah. Sesuai dengan teori fungsi inquiry yaitu

membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran

(Hanafiah dan Suhana, 2009: 78) maka metode pembelajaran inquiry dapat

meningkatkan keaktifan siswa.

B. Motivasi Belajar Siswa

Penelitian yang dilakukan peneliti tidak hanya mengukur prestasi belajar

(59)

pokok bahasan viskositas. Pengukuran motivasi belajar siswa menggunakan

instrument berupa kuisioner motivasi belajar siswa terhadap proses belajar

mengajar pada kelas kontrol dan eksperimen. Adapun hasil skor motivasi

dinyatakan melalui tabel berikut:

Tabel 4.7. Skor Motivasi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

NO Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(60)

Skor rata-rata motivasi dan hasil uji-t dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Uji T Motivasi Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hipotesis uji-t:

Ho: Tidak terdapat perbedaan motivasi secara signifikan antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Ha: Terdapat perbedaan motivasi secara signifikan antara kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

Analisis:

Jika harga sig. tailed) >0,05, Ho diterima; dan jika harga sig.

(2-tailed) <0,05, Ho ditolak dan Ha diterima.

Pembahasan

Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor rata-rata motivasi kelas

eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol dan perbedaan antara keduanya

Keterangan Skor Rata-rata Signifikansi

(2-tailed)

Hasil Analisis Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

(61)

adalah signifikan. Hal tersebut sesuai dengan teori fungsi inquiry (Hanafiah dan

Suhana, 2009: 78) yaitu membangun komitmen siswa dalam belajar yang

diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan dan penemuan, yang ditunjukkan

(62)

45 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah disampaikan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry dapat lebih

meningkatkan prestasi, keaktifan dan motivasi belajar siswa, lebih tepatnya:

1. Adanya perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran kelas ceramah

dan inquiry dengan signifikansi 0,040 di mana rata-rata nilai kelas inquiry

lebih tinggi daripada kelas ceramah.

2. Adanya perbedaan motivasi belajar siswa pada pembelajaran kelas ceramah

dan inquiry dengan signifikansi 0,038 di mana rata-rata nilai kelas inquiry

lebih tinggi daripada kelas ceramah.

3. Adanya perbedaan keaktifan siswa pada pembelajaran kelas ceramah dan

inquiry dengan signifikansi 0,044 di mana rata-rata nilai nilai kelas inquiry

(63)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Agar data yang diperoleh valid, sebaiknya digunakan alat bantu seperti

recorderatauvideo shootingdalam melakukan observasi keaktifan siswa.

2. Hendaknya untuk penelitian selanjutnya, faktor waktu diperhatikan agar

proses pengambilan data tidak mengganggu proses belajar mengajar di

(64)

47

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Amien, Moh. 1979.Apakah Metoda Discovery-Inquiry Itu?Jakarta : Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:

Refika Aditama.

Handoko, Martin. 1992.Motivasi daya Penggerak Tingkah Laku.Yogyakarta:

Kanisius.

Kanginan, Marthen. 2006.Fisika SMA Kelas XI.Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. 1990.Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Roestiyah. 2001.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2010.Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Sudjana, Nana. 2009.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugono, Dendy. 2011.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Suparno, Paul. 2007.Metodologi Pembelajaran Fisika.Yogyakarta: Universitas

(65)

Suryosubroto,B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka

Cipta.

Suyoso,Suharto dan Sujoko. 2001.Diktat Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar.

Yogayakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2003.Psikologi Belajar.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Taniredja, Tukiran dan Hidayati. 2011.Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar

Metodologi Penelitian). Bandung: Alfabeta.

Uno, B Hamzah. 2007.Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wonorahardjo, Surjani. 2009.Dasar-Dasar Sains. Jakarta: PT. Indeks.

Puspitasari, Rika Nanda. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas III

Melalui Penerapan MetodeGuided Inquiry-Discovery.Dalam

(66)

49

Lampiran A1. Silabus Pembelajaran Kelas Eksperimen

SILABUS KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA Negeri 11 Yogayakarta

Kelas / Semester : XI (Sebelas) IPA 2 / 2 (Dua) Mata Pelajaran : FISIKA

Standar Kompetensi :2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.

(67)

50 c. Siswa dapat

menerapkan konsep viskositas dalam pemecahan soal. (C3)

d. Siswa dapat menganalisis

hubungan kecepatan terminal dengan koefisien viskositas. (C4)

e. Siswa dapat menyimpulkan suatu eksperimen tentang viskositas. (C5)

f. Siswa dapat

(68)
(69)
(70)

53 Yogyakarta, November 2012

Peneliti,

Mengetahui, Wulan Suka Rinawathi

Dosen Pembimbing Penelitian NIM. 091424001

Drs. A. Atmadi, M.Si

b. menyumbang ide atau berpendapat, c. menjadi

(71)

54

Lampiran A2. Silabus Pembelajaran Kelas Kontrol

SILABUS KELAS KONTROL

Sekolah : SMA Negeri 11 Yogyakarta

Kelas / Semester : XI (Sebelas) IPA 1 / 2 (Dua) Mata Pelajaran : FISIKA

Standar Kompetensi :2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.

(72)

55 Yogyakarta, November 2012

Peneliti,

Mengetahui, Wulan Suka Rinawathi

Dosen Pembimbing Penelitian NIM. 091424001

Drs. A. Atmadi, M.Si

menerapkan konsep viskositas dalam pemecahan soal. 4. Siswa dapat

(73)

Lampiran A3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMA N 11 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : Kelas XI IPA 2, Semester 2 Materi Pembelajaran : Viskositas Zat Cair

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

I. Standar Kompetensi:

2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah.

II. Kompetensi Dasar:

2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

III. Indikator:

Kognitif

1. Produk:

a. Siswa dapat menuliskan pengertian viskositas. (C1)

b. Siswa dapat memberikan contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari. (C2)

c. Siswa dapat menerapkan konsep viskositas dalam pemecahan soal. (C3) d. Siswa dapat menganalisis hubungan kecepatan terminal dengan koefisien

viskositas. (C4)

e. Siswa dapat menyimpulkan suatu eksperimen tentang viskositas. (C5) f. Siswa dapat berpendapat tentang permasalahan yang berhubungan

(74)

2. Proses :

Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk menyelidiki hubungan kecepatan terminal dan koefisien viskositas dalam fluida kental, meliputi: a. merumuskan masalah,

b. membuat prediksi, c. merumuskan hipotesis,

d. mengidentifikasi variabel manipulasi, e. mengidentifikasi variabel respon, f. mengidentifikasi variabel kontrol, g. melaksanakan eksperimen, h. membuat tabel pengamatan, i. melakukan analisis data, j. merumuskan kesimpulan.

P s i k o m o t o r :

1. Merangkai alat percobaan. 2. Mengukur massa benda.

3. Membaca pengukuran dimetar benda. 4. Mengukur waktu benda bergerak.

A f e k t i f :

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a. jujur ,

b. peduli,

c. tanggung jawab, d. cermat,

e. hati-hati.

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: a. b e r t a n y a ,

(75)

IV. Tujuan Pembelajaran: K o g n i t i f

1 . P r o d u k :

a) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu menuliskan pengertian viskositas dengan mengerjakan soal terkait di LP 1: Produk sesuai kunci jawaban.

b) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat koefisien viskositas suatu fluida dengan mengerjakan soal terkait di LP 1: Produk sesuai kunci jawaban.

c) Secara mandiri siswa dapat menghitung kecepatan terminal suatu fluida dengan mengerjakan soal-soal terkait di LP 1: Produk sesuai kunci jawaban.

2 . P r o s e s :

a) Diberikan LKS yang telah dimodifikasi dengan mengubah fluida yang digunakan,siswa dapat melakukan eksperimen untuk menyelidiki hubungan kecepatan terminal dan koefisien viskositas dalam fluida kental sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan di LP 2: Proses, meliputi: merumusan masalah, membuat prediksi, merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel manipulasi, mengidentifikasi variabel respon, mengidentifikasi variabel kontrol, melaksanakan demonstrasi, membuat tabel pengamatan, melakuakn analisis data, dan merumuskan kesimpulan.

P s i k o m o t o r :

Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam eksperimen sehingga siswa dapat secara mandiri melakukan eksperimen serta mampu menganalisisnya.

Afektif 1. Karakter :

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai pengamat memiliki kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: kejujuran, kepeduli, dan tanggung jawab sesuai LP 4: Pengamatan Perilaku Berkarakter.

2. Keterampilan sosial:

Gambar

Tabel 3.1. Pengisian Nilai Posttest
Tabel 3.3. Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa
Tabel 3.5. Klasifikasi Prentase Skor Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4.1. Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rancang Bangun Pengendali Kecepatan Motor Dc 0,75 Kw 160 Volt Dengan Kontroler Pid Analog Universitas Pendidikan Indonesia |

(empat puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga puluh) Hari Kalender.. Email

Ratu Boko merupakan kawasan wisata budaya. Kegiatan pada kawasan Ratu Boko selalu berorientasi pada situs arkeologis Ratu Boko sendiri. Hasil studi kelayakan

Alat yang digunakan adalah Beam Balance Scale ( tidak dianjurkan memakai tibangan kamar mandi ).. Pengukuran tinggi badan dapat menggunakan alat pengukur tinggi badan dengan

• Risiko yang timbul akibat perubahan suku bunga dan nilai pasar surat berharga yang terjadi pada saat bank.

Selanjutnya dilakukan anlisis statistik menggunakan uji Annova aktivitas antibakteri pada kelompok uji (ekstrak sampel) dan Ampisilin sebagai pembanding menggunakan rancang

Merujuk pada tahun 2009, sebagai referensi pengalaman pelaksanaan pemilu dengan sistem yang sama, baik sistem pemilu maupun sistem partai politik dengan berbagai

ABSTRAK :. Penelitian ini berjudul ’’Psikologi Tokoh Ayyas dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy : Teori Hierarki Kebutuhan Serta Kaitannya dengan Pembelajaran