• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh iklan dan brand image terhadap minat beli konsumen, dengan brand image sebagai variabel mediasi: kasus calon konsumen shampoo dove di pusat perbelanjaan: Gardena Department Store.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh iklan dan brand image terhadap minat beli konsumen, dengan brand image sebagai variabel mediasi: kasus calon konsumen shampoo dove di pusat perbelanjaan: Gardena Department Store."

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

xx ABSTRAK

PENGARUH IKLAN DAN BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN, DENGAN BRAND IMAGE

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Kasus Calon Konsumen Shampoo Dove

di Pusat Perbelanjaan: Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta

Veronika

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh iklan dan brand image terhadap minat beli konsumen secara sendiri-sendiri,(2) pengaruh iklan terhadap brand image, serta (3) brand image memediasi pengaruh iklan terhadap minat beli konsumen pada calon konsumen shampoo Dove di pusat perbelanjaan: Gardena Department Store &

Supermarket Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh dengan membagikan kuesioner tentang iklan, brand image dan minat beli konsumen kepada 100 responden. Teknik analisis data dalam

penelitian ini adalah Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Causal Step menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) iklan dan brand image mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli konsumen secara sendiri-sendiri, (2) iklan berpengaruh positif terhadap brand image, (3) brand

image tidak memediasi pengaruh iklan terhadap minat beli konsumen.

(2)

xxi ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ADVERTISEMENT AND BRAND IMAGE ON CONSUMERS PURCHASE INTEREST,

WITH BRAND IMAGE AS THE MEDIATING VARIABLE

A Case of Dove’s Prospective Consumers at Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta

Veronika

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research aims to know (1) the partial influence of advertisement and brand image on consumers purchase interest, (2) the influence of advertisement on brand image, and (3) the influence of advertisement on purchase interest with brand image as the mediating variable on Dove’s prospective consumers purchase interest of Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta. The sampling technique used is purposive sampling. Research data was obtained by distributing questionnaires about advertisement, brand image, and consumers purchase interest to 100 respondents. The data analysis technique used in this research is Mediating Variable Regression Analysis with Causal Step method using IBM SPSS Statistic 19. This research results show that (1) both the advertisement and brand image had positive partial influence on consumers purchase interest, (2) the advertisement had positive influence on brand image, (3) brand image did not mediate the influence of advertisement on Dove’s prospective consumers purchase interest.

(3)

i

PENGARUH IKLAN DAN BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN, DENGAN BRAND IMAGE

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Kasus Calon Konsumen Shampoo Dove

di Pusat Perbelanjaan: Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Veronika

NIM: 122214064

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

Motto dan Persembahan

All is well

For all what have happened, thank you.

For all what will happen, okay.

Ajahn Brahm

Yakinlah ada sesuatu yang indah menantimu,

selepas banyak kesabaran (yang kau jalani)

yang akan membuatmu terpana

hingga kau lupa pedihnya rasa sakit.

Imam Ali bin Abi Thalib AS

Yang terburuk kelak bisa jadi yang terbaik.

Tulus

Mungkin mereka bulan tapi ingat kau matahari.

Cahaya mereka darimu.

Tulus

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Alm. Hendi Wilijaya, ayah

tercinta yang telah tenang di

Alam Bahagia

Mulia Djoenait dan Eng Kok

Lang, wanita-wanita terhebat

dalam hidupku

(7)
(8)
(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan dan Brand Image

terhadap Minat Beli Konsumen, dengan Brand Image sebagai Variabel Mediasi: Kasus

Calon Konsumen Shampoo Dove di Pusat Perbelanjaan: Gardena Department Store &

Supermarket Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan,

bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh

sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang

bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan,

perhatian, kritik dan saran yang sangat berharga dengan penuh kesabaran dan

kesungguhan hati sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Drs. Paulus Rubiyatno, M.M., selaku Dosen Pembimbing II yang

(10)

viii

mendukung, dan menasehati penulis dengan kesabaran dan kesungguhan hati

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Sekretariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Pimpinan Gardena Department Strore & Supermarket Yogyakarta, yang telah

bersedia meminjamkan tempat kepada penulis dalam mencari responden yang

sesuai dengan karakteristik penelitian penulis untuk mengisi kuesioner.

7. Alm. Hendi Wilijaya, papa tercinta yang telah tenang di alam bahagia.

Terima kasih atas segala yang pernah diberikan, semangat hidupmu akan

selalu hidup dalam jiwaku. Serta Mulia Djoenait (Mama) dan Eng Kok Lang

(Nenek), kedua wanita tercinta dalam hidup yang selalu memberikan cinta,

doa, restu, dukungan, nasihat, kepercayaan, dan kasih sayang yang tak

terhingga hingga detik ini.

8. Kakak-kakak dan adik tercinta, Henry Kurniawan, Gio Fenny, Monica

Wilijaya dan Arief Semar yang selalu memberikan kasih sayang, arahan,

dukungan, doa, kepercayaan, dan semangat yang luar biasa untuk

mendorongku untuk melangkah maju.

9. Sahabat yang ku cintai, Maria Fong dan Novi Natalia, yang selalu ada dalam

keadaan apapun dan jarak sejauh berapapun. “As we go on, we remember all

the time we had together and as our lives change come whatever, we still best

(11)

ix

10. Wardjok tercinta dan tergokil (Ko Sam, Kak Depi, Kak Meyin, Tachi, Nik,

Rio, Rima, Desty dan Anki), Semua kenangan suka dan duka kita tidak hanya

sebatas “kenyangnya makan jumbo pangsit AFUI dan curhat terselubung di

Top40 KTV”. Terima kasih telah berperan penting dalam kehidupan anak

rantau ini selama kuliah di Yogyakarta.

11. HMJM periode 2013-2014 dan 2014-2015, keluarga kedua di Yogyakarta.

Terima kasih untuk semua kenangan dan pengalaman yang tak terduga, luar

biasa dan berharga.

12. Monika dan Dwi Rachmawati, yang telah menemani dari awal perkuliahan

hingga detik ini selama 4 tahun dengan melewati segala suka duka yang tak

terhitung, yang telah banyak mengajarkan tentang hal-hal hidup, memberikan

semangat, dukungan dan kasih sayang yang tak terbatas. Terima kasih

wanita-wanita strong.

13. Fransisca Lisa Prawesti, yang telah menemani suka dan duka selama

menempuh pendidikan di Yogyakarta serta mengajarkan banyak hal,

khususnya “Life is like a roller coaster, sometime has ups and downs”.

Terima kasih untuk perempuan yang sedang di pelukan. You, a sunflower.

14. Teman-teman Vidyasena yang selalu memberikan nasihat, semangat,

kesempatan untuk berbuat baik dan segala pengalaman yang berharga.

15. The Bengkels, Nik, Ririn, Sydney, Magda, Embong dan Atri yang selalu

(12)
(13)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xvi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xviii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xix

HALAMAN ABSTRAK ... xx

A. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) ... 9

1. Definisi Komunikasi Pemasaran ... 9

2. Definisi Iklan ... 9

3. Jenis Iklan Berdasar Media yang Digunakan ... 10

4. Fungsi Iklan ... 11

(14)

xii

6. Indikator Iklan ... 15

B. Brand Image ... 16

1. Definisi Brand ... 16

2. Definisi Brand Image ... 17

3. Faktor-faktor Terbentuknya Brand Image ... 18

4. Indikator Brand Image ... 19

5. Fungsi dan Peran Brand Image ... 20

C. Minat Beli Konsumen ... 21

1. Definisi Minat Beli ... 21

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli ... 22

3. Indikator Minat Beli ... 24

D. Hubungan Antar Variabel ... 24

1. Hubungan Antara Iklan dan Brand Image ... 24

2. Hubungan Antara Brand Image dan Minat Beli Konsumen ... 26

3. Hubungan Antara Iklan dan Minat Beli Konsumen ... 27

4. Brand Image Memediasi Pengaruh Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen ... 28

E Penelitian Terdahulu ... 29

F Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

(15)

xiii

E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel ... 39

F. Populasi dan Sampel ... 40

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 43

K. Teknik Analisis Data ... 44

1. Analisis Deskriptif ... 44

a. Deskripsi Responden ... 44

b. Deskripsi Variabel ... 44

2. Uji Asumsi Klasik ... 45

a. Uji Normalitas ... 45

b. Uji Heteroskedastisitas ... 46

2. Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Causal Step .. 47

3. Pengujian Hipotesis ... 51

a. Uji t ... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 53

(16)

xiv

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Karakteristik Responden ... 67

1. Usia ... 67

2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80

E. Hasil Analisis Data ... 82

1. Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Causal Step .. 82

(17)

xv

BAB VI PENUTUP ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

C. Keterbatasan ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Tabel Skala Likert ... 39

III.2 Tabel Definisi Operasional dan Indikator Variabel ... 39

III.3 Tabel Skala Data ... 45

III. 4 Tabel Regresi Iklan (X1) terhadap Minat Beli Konsumen (Y) ... 49

III. 5 Tabel Regresi Iklan (X1) terhadap Brand Image (X2) ... 49

III.6 Tabel Regresi Iklan (X1) terhadap Minat Beli Konsumen (Y) dengan memasukan Brand Image (X2) dalam persamaan ... 49

V. 1 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 68

V. 2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 68

V.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ... 69

V. 4 Karakteristik Responden berdasarkan Penggunaan Shampoo Dove ... 70

V.5 Karakteristik Responden berdasarkan Pernah atau Tidak Melihat Media Iklan Shampoo Dove ... 71

V.6 Karakteristik Responden berdasarkan Media Iklan Shampoo Dove ... 71

V.12 Tabel Validitas Minat Beli Konsumen ... 76

V. 13 Tabel Uji Reliabilitas Iklan... 77

V. 14 Tabel Uji Reliabilitas Brand Image ... 77

V. 15 Tabel Uji Reliabilitas Minat Beli Konsumen ... 78

V. 16 Tabel Hasil Uji Normalitas ... 79

V. 17 Hasil Uji Heteroskedastisitas melalui Uji Glejser ... 81

(19)

xvii

V. 19 Tabel Analisis Regresi Iklan (X1) terhadap Brand Image (X2) .. 83

V. 20 Tabel Analisis Regresi Brand Image (X2) terhadap

Minat Beli Konsumen (Y) ... 84

V. 21 Tabel Analisis Regresi Iklan (X1) terhadap Minat Beli Konsumen (Y)

dengan Memasukkan Brand Image (X2) dalam Persamaan ... 86

(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

I. 1 Pangsa Pasar Shampoo di Indonesia Tahun 2011 ... 4

II. 1 Komunikasi Pemasaran Terintegrasi untuk Membangun Ekuitas Merek ... 25

II. 2 Kerangka Pemikiran ... 32

III. 1 Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Causal Step ... 47

III. 2 Hasil Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Causal Step .... 50

IV. 1 Simbol PT Unilever Tbk ... 53

IV. 2 Rangkaian Produk-Produk PT Unilever Tbk ... 56

IV. 3 Simbol Dove ... 57

IV. 4 Dove Bar/ Body Wash ... 59

IV. 5 Dove Deodorant bentuk Spray ... 59

IV. 6 Dove Body Lotions ... 60

IV.7 Rangkaian Dove Shampoos ... 61

IV.8 Rangkaian Dove Conditioners... 62

IV. 9 Rangkaian Dove Treatments Conditioners... 63

IV. 10 Rangkaian Dove Styling Aids ... 64

V. 1 Grafik Normalitas scatterplots ... 79

V. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas melalui scatter-plots ... 81

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Print out hasil olah data Kuesioner Penelitian ... 98

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 105

(22)

xx ABSTRAK

PENGARUH IKLAN DAN BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN, DENGAN BRAND IMAGE

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI Kasus Calon Konsumen Shampoo Dove

di Pusat Perbelanjaan: Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta

Veronika

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh iklan dan brand image terhadap minat beli konsumen secara sendiri-sendiri,(2) pengaruh iklan terhadap brand image, serta (3) brand image memediasi pengaruh iklan terhadap minat beli konsumen pada calon konsumen shampoo Dove di pusat perbelanjaan: Gardena Department Store &

Supermarket Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh dengan membagikan kuesioner tentang iklan, brand image dan minat beli konsumen kepada 100 responden. Teknik analisis data dalam

penelitian ini adalah Analisis Regresi Variabel Mediasi dengan Metode Causal Step menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) iklan dan brand image mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli konsumen secara sendiri-sendiri, (2) iklan berpengaruh positif terhadap brand image, (3) brand

image tidak memediasi pengaruh iklan terhadap minat beli konsumen.

(23)

xxi ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ADVERTISEMENT AND BRAND IMAGE ON CONSUMERS PURCHASE INTEREST,

WITH BRAND IMAGE AS THE MEDIATING VARIABLE

A Case of Dove’s Prospective Consumers at Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta

Veronika

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research aims to know (1) the partial influence of advertisement and brand image on consumers purchase interest, (2) the influence of advertisement on brand image, and (3) the influence of advertisement on purchase interest with brand image as the mediating variable on Dove’s prospective consumers purchase interest of Gardena Department Store & Supermarket Yogyakarta. The sampling technique used is purposive sampling. Research data was obtained by distributing questionnaires about advertisement, brand image, and consumers purchase interest to 100 respondents. The data analysis technique used in this research is Mediating Variable Regression Analysis with Causal Step method using IBM SPSS Statistic 19. This research results show that (1) both the advertisement and brand image had positive partial influence on consumers purchase interest, (2) the advertisement had positive influence on brand image, (3) brand image did not mediate the influence of advertisement on Dove’s prospective consumers purchase interest.

(24)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan dan individu-individu

dituntut untuk berpikir global supaya bisa berkembang pesat atau

sekurang-kurangnya bertahan hidup sehingga perkembangan dan kecanggihan teknologi

kian meningkat dan membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan

bermasyarakat seperti tiada lagi batasan-batasan yang menghalangi antara negara

satu ke negara lainnya. Selain memberikan dampak positif, globalisasi juga

memberikan dampak negatif terhadap perubahan nilai-nilai masyarakat Indonesia

yaitu munculnya pola hidup konsumtif modernisasi dan globalisasi mendorong

perkembangan industri yang pesat untuk penyediaan barang kebutuhan

masyarakat sehingga tingkat komsumsi masyarakat turut meningkat.

Saat ini, kecanggihan teknologi mempermudah perusahaan-perusahaan baik

manufaktur, dagang dan jasa berupaya menjual nama dan citra perusahaan

tersebut ke masyarakat luas. Disisi lain, semakin berkembangnya teknologi juga

membuat tingkat persaingan antar perusahaan kian ketat. Oleh karena itu,

perusahaan-perusahaan memerlukan strategi pemasaran yang khusus agar dapat

menghadapi persaingan tersebut. Salah satu aset penting dalam suatu organisasi

adalah merek. Kotler dan Armstrong (2016:275) menyatakan bahwa brand are

more than just names and symbols, they are a key element in the company’s

relationship with consumers atau merek lebih dari sekedar nama dan simbol,

(25)

2

Pemberian merek yang unik dan kreatif sehingga membangun citra merek

atau brand image yang positif juga merupakan salah satu strategi untuk bersaing.

Aaker (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:327) menyatakan bahwa citra merek

adalah seperangkat asosiasi unik yang ingin diciptakan atau dipelihara oleh

pemasar. Tjiptono (2011:112) mengatakan bahwa brand image atau brand

description adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap

merek tertentu. Citra merek menjadi hal yang sangat penting yang harus

diperhatikan oleh perusahaan selaku pelaku pasar, karena melalui citra merek

yang baik akan menimbulkan nilai-nilai emosional pada diri konsumen (Maunaza,

2012:5). Sangadji dan Sopiah (2013:327) mengatakan bahwa citra merek dapat

positif maupun negatif, tergantung pada persepsi seseorang terhadap merek. Citra

merek atau brand image yang baik dan positif akan menimbulkan kesan yang baik

dalam benak konsumen dalam mengonsumsi suatu merek (Maunaza, 2012:19).

Salah satu bentuk komunikasi pemasaran dalam membangun brand image atau

citra merek yaitu dengan iklan.

Iklan adalah salah satu komunikasi pemasaran yang dipergunakan untuk

mengenalkan produk ke pasar sasaran dan juga bisa menjadi pembeda dengan

pesaing. Iklan itu memotivasi konsumen untuk mempertimbangkan pembelian

merek dan menciptakan asosiasi merek yang kuat dengan semua pengaruh

komunikasi yang tersimpan sehingga dapat memberikan pengaruh ketika

konsumen mempertimbangkan untuk melakukan pembelian (Kotler dan Keller,

(26)

3

Demikian, iklan akan mempengaruhi bagaimana mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen yang dimulai dari menimbulkan minat beli konsumen.

Kotler dan Keller (dalam Adi, 2015:36) menyatakan bahwa minat beli konsumen

merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan

dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan

suatu produk yang ditawarkan.

Di zaman modren kini dapat ditemukan berbagai macam iklan dengan mudah,

baik iklan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Iklan juga menjadi instrumen

promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi

barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. AC Neilsen melaporkan

bahwa pertumbuhan belanja iklan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 22% dan pada tahun 2013 sebesar 25%.

Nielsen Advertising Information Services menyatakan bahwa dari sisi total nilai

belanja iklan, pengiklan terbesar di televisi adalah rokok kretek dengan total nilai

belanja iklan yaitu Rp 2,2 triliun dan yang kedua adalah produk perawatan rambut

yang tercatat total nilai belanja iklan lebih dari Rp 2 triliun. Salah satu produk

perawatan rambut yang menjadi kebutuhan sehari-hari oleh lapisan masyarakat

adalah shampoo.

Berdasarkan Departemen Riset IRF, PT Unilever Indonesia Tbk yang

menguasai pangsa pasar industri shampoo di Indonesia sebanyak 50%, diikuti

(27)

4

Gambar I.1

Pangsa Pasar Shampoo di Indonesia Tahun 2011 (Sumber: http//:www.swa.com)

Dove merupakan salah satu produk unggulan di PT Unilever Indonesia Tbk.

Awalnya Dove merupakan salah satu merek sabun mandi yang ada di PT Unilever

Tbk, namun adanya perluasan merek maka Dove juga merupakan salah satu

merek deodoran, sabun mandi dan shampoo. Slogan Dove “You are more

beautiful than you think” dalam seluruh iklan produk Dove memiliki keunggulan

yaitu mendefinisikan kecantikan dari sisi yang berbeda yaitu setiap wanita

memiliki kecantikan tersendiri. Dengan komunikasi dalam iklan tersebut sehingga

menciptakan brand image yang positif terhadap konsumen dibandingkan iklan

produk lainnya.

Dewasa ini Yogyakarta memiliki beberapa pusat perbelanjaan yang sering

dikunjungi berbagai kalangan masyarakat, salah satu pusat perbelanjaan yang

ramai pengunjung yaitu Gardena Department Store & Supermarket. Gardena

Department Store & Supermarket adalah pusat perbelanjaan yang terletak di jalan

utama, yaitu Jl.Urip Sumoharjo No. 40 Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta.

Pusat perbelanjaan ini tidak hanya dikunjungi oleh konsumen kelas menengah ke

(28)

5

bukanlah segmentasi dari Gardena Department Store & Supermarket sehingga

dapat dijumpai berbagai macam para calon konsumen shampoo Dove.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan proposal ini penulis

tertarik mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH IKLAN DAN BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN, DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI VARIABEL MEDIASIdengan kasus pada calon konsumen shampoo Dove di pusat perbelanjaan: Gardena Department Store &

Supermarket Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan maka penulis

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah iklan berpengaruh terhadap brand image pada shampoo Dove di

Yogyakarta?

2. Apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada

shampoo Dove di Yogyakarta?

3. Apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada shampoo

Dove di Yogyakarta?

4. Apakah brand image memediasi pengaruh iklan terhadap minat beli

(29)

6 C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas dan menyimpang, maka

penulis membuat batasan-batasan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Iklan yang diteliti, yaitu jenis iklan berdasar media yang digunakan yaitu

iklan konvensional (majalah) dan iklan elektronik (televisi).

2. Iklan menggunakan dua indikator dari empat indikator yang ada, yaitu

dapat menimbulkan perhatian dan menarik. Penggunaan dua indikator

disebabkan oleh dua indikator lainnya, yaitu dapat menimbulkan keinginan

dan menghasilkan suatu tindakan memiliki kesamaan dengan indikator

minat beli konsumen.

3. Brand image yang diteliti adalah brand image dari shampoo Dove

tersebut.

4. Brand image yang diteliti menggunakan tiga indikator dari empat indikator

yang ada, yaitu kesan profesional, kesan modern,dan perhatian kepada

konsumen. Penggunaan tiga indikator disebabkan oleh satu indikator, yaitu

melayani semua segmen tidak sesuai dengan shampoo Dove.

5. Minat beli konsumen yang diteliti menggunakan minat transaksional,

minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin

(30)

7

1. Untuk mengetahui apakah iklan berpengaruh terhadap brand image pada

shampoo Dove di Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli

konsumen pada shampoo Dove di Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui apakah iklan berpengaruh terhadap minat beli

konsumen pada shampoo Dove di Yogyakarta.

4. Untuk mengetahui apakah brand image memediasi pengaruh iklan

terhadap minat beli konsumen pada shampoo Dove di Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pihak Pemasaran Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi praktisi pemasar dalam

menganalisis pengaruh brand image dan iklan suatu produk terhadap

minat beli konsumen serta dapat berguna dalam memberikan solusi efektif

bagi pemecahan-pemacahan masalah pemasaran yang berkaitan dengan

brand image, iklan terhadap minat beli konsumen pada suatu produk

perusahaan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Diharapkan penulisan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan

sebagai salah satu bahan bacaan yang dapat menambah wawasan tentang

pengaruh iklan dan brand image terhadap minat beli konsumen serta

(31)

8 3. Bagi Penulis

Penulis dapat menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama menempuh

kuliah, menambah wawasan di bidang pemasaran dan perilaku konsumen

yang dapat dijadikan bekal untuk di dunia kerja nantinya serta dapat

membagikan hasil penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan

(32)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) 1. Definisi Komunikasi Pemasaran

Marketing communication are the means by which firms attempt to inform,

persuade, and remind consumers-directly or indirectly-about the products and

brands they sell atau komunikasi pemasaran merupakan sarana atau cara

perusahaan untuk membujuk, mengingatkan dan mempengaruhi konsumennya

baik secara langsung atau tidak mengenai produk atau jasa yang ditawarkan

(Kotler dan Keller, 2016:580). Menurut Kotler dan Keller (2016:582) ada delapan

macam bauran komunikasi pemasaran, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan

pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan

pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal.

Pada dasarnya komunikasi pemasaran berfungsi untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat tentang suatu barang atau jasa dari suatu

perusahaan. Dengan berbagai macam bauran komunikasi pemasaran diharapkan

memberikan citra yang positif terhadap barang atau jasa yang telah

diinformasikan dengan cara yang berbeda-beda sesuai kemampuan dan keinginan

konsumen dalam menerima informasi.

2. Definisi Iklan

Iklan merupakan salah satu alat yang penting dalam menjual nama atau merek

(33)

10

any paid from non personal presentation and promotion of ideas, goods, or

services by an indetified sponsor atau iklan adalah segala bentuk komunikasi

nonpribadi dan promosi gagasan, produk atau jasa yang dibayarkan oleh sponsor

tertentu atau yang diketahui. Klepper (dalam Widyatama, 2005: 13) dalam

bukunya yang berjudul Advertising Procedure, dituliskan bahwa istilah

advertising berasal dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengoperkan

pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Menurut Liliweri (dalam Widyatama,

2005: 15), iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan

sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,

memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam

bentuk informasi yang persuasif. Di sisi lain, menurut Masyarakat Periklanan

Indonesia, iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Menurut Ralph (dalam Morissan 2010:17), iklan atau advertising dapat

didefinisikan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an

organization, product, service, or idea by an idenified sponsor” atau setiap bentuk

komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang

dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi

tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada

umumnya harus dibeli.

3. Jenis Iklan Berdasar Media yang Digunakan

Widyatama (2005:76-92) secara umum pembagian menurut para praktisi

(34)

11 a. Iklan konvensional

Iklan konvensional yaitu iklan yang dibuat dan dipasang dengan

menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana

maupun teknologi tinggi.

b. Iklan elektronik

Disebut iklan elektronik karena media yang digunakan sebagai tempat

dipasangnya pesan iklan adalah menggunakan media yang berbasis

perangkat elektronik. Secara lebih spesifik, iklan elektronik dapat

dibagi dalam empat jenis, yaitu iklan radio, iklan televisi, iklan film,

serta iklan dalam media internet.

4. Fungsi Iklan

Secara mendasar iklan memiliki empat fungsi utama menurut Rotzoill (dalam

Widyatama, 2005:147), yaitu :

a. Fungsi precipitation

Fungsi precipitation yaitu fungsi mempercepat berubahnya suatu

kondisi dari keadaan yang semula tidak bisa mengambil keputusan

terhadap produk menjadi dapat mengambil keputusan.

b. Fungsi perssuasion

Fungsi perssuasion yaitu membangkitkan keinginan dari khalayak

sesuai pesan yang diiklankan. Hal ini meliputi persuasi atas daya tarik

emosi, menyebarkan informasi tentang ciri-ciri suatu produk dan

(35)

12 c. Fungsi reinforcement

Fungsi reinforcement yaitu fungsi ini mampu meneguhkan keputusan

yang telah diambil oleh khalayak. Peneguhan ini meliputi

mengabsahkan daya beli para konsumen yang sudah ada terhadap

suatu produk dan mengabsahkan keputusan sebelumnya dalam

mengkonsumsi produk.

d. Fungsi reminder

Fungsi reminder yaitu iklan mampu mengingatkan dan semakin

meneguhkan terhadap produk yang diiklankan.

(Sudiana dalam Widyatama, 2005:147-148) menuliskan bahwa iklan

mempunyai fungsi, yaitu :

a. Mengenalkan produk

b. Membangkitkan kesadaran merek (brand awareness)

Membangkitkan kesadaran merek berarti bahwa dengan menerpa

iklan, masyarakat mampu membangkitkan kesadarannya terhadap

keberadaan suatu produk atau merek. Dengan kesadaran yang

terbangkitkan ini, maka produk dapat selalu diingat oleh khalayak,

yang pada gilirannya diharapkan mampu selalu berada dalam posisi

top of mind. Top of mind adalah situasi dimana merek produk langsung

(36)

13

c. Membentuk citra merek (brand image)

Fungsi lain dari iklan adalah membantu membentuk citra merek (brand

image) suatu produk. Melalui rekayasa pesan yang disampaikan, iklan

telah banyak digunakan untuk membantu membentuk, memelihara dan

memperbaiki citra merek. Iklan dapat menjadi sebuah citra merek

terbang melambung dan menjadi produk yang disukai dan memuaskan

konsumen.

d. Membentuk citra perusahaan (corporate image)

Iklan juga membantu membangun, memelihara dan memperbaiki citra

perusahaan (corporate image). Citra perusahaan yang baik tentu tidak

saja dibangun dari portofolio perusahaan yang sempurna, melainkan

dari bantuan iklan. Portofolio perusahaan yang baik tidak dapat

sepenuhnya mampu mendongkrak citra perusahaan bila tidak

diimbangi dengan membungkusnya melalui pesan-pesan iklan.

e. Membujuk khalayak untuk membeli produk yang ditawarkan

f. Memberikan informasi, dan lain-lain.

5. Peran Iklan

Hermawan (2012:72) mengatakan bahwa iklan harus menggugah perhatian

calon konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Para

konsumen potensial dibuat untuk memerhatikan dan peduli terhadap produk yang

memberikan manfaat bagi mereka yang akan memberikan alasan bagi mereka

(37)

14

Widyatama (2005:156-167) menuliskan bahwa semua iklan yang dibuat oleh

pengiklan dapat dipastikan memiliki tujuan tertentu, yaitu berupa dampak tertentu

bagi khalayak. Ada 3 macam pengaruh iklan, yaitu :

a. Pengaruh ekonomi

Dalam melihat aspek ini, iklan harus dilihat dalam dua sisi, yaitu :

1) Iklan sebagai transaksi atau peristiwa ekonomi yang mampu

mempengaruhi kehidupan ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat.

2) Kegiatan iklan dapat dilihat dari sisi dampak pesan yang

ditimbulkan.

b. Pengaruh psikologi

Selain dampak ekonomi, iklan juga memunculkan dampak psikologis.

Dampak psikologis iklan sangat beragam, meliputi aspek kognisi,

afektif, dan konatif, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama. Iklan

pada gilirannya ikut menentukan tingkat minat, kepercayaan, dan

keyakinan terhadap produk.

c. Pengaruh sosial budaya

Berbagai pengaruh psikologis yang bersifat individu dari iklan

tersebut lambat laun mengkristal secara kolektif dan menjadi perilaku

masyarakat secara umum. Perilaku masyarakat yang lebih umum ini

pada gilirannya membentuk sistem nilai, gaya hidup, maupun standar

budaya tertentu, termasuk mempengaruhi standar moral, etika,

(38)

15 6. Indikator Iklan

Menurut Wibisono (dalam Tanoni, 2012), suatu iklan dapat dikatakan ideal

apabila iklan tersebut :

a. Dapat menimbulkan perhatian

Iklan yang ditayangkan hendaknya dapat menarik perhatian pemirsa,

oleh karena itu iklan harus dibuat dengan gambar yang menarik,

tulisan dan kombinasi warna yang serasi dan mencolok, serta kata-kata

yang mengandung janji, jaminan, serta menunjukan kualitas produk

yang diiklankan.

b. Menarik

Iklan yang diberikan kepada pemirsa harus dapat menimbulkan

perasaaan ingin tahu dari konsumen untuk mengetahui merek yang

diiklankan lebih mendalam, dan biasanya dilakukan dengan

menggunakan figur iklan yang terkenal disertai dengan alur cerita yang

menarik perhatian.

c. Dapat menimbulkan keinginan

Selain dapat menimbulkan perhatian dan menarik, sebuah iklan yang

baik juga seharusnya dapat menimbulkan keinginan dalam diri

konsumen untuk mencoba merek yang diiklankan. Dalam hal ini,

penting bagi perusahaan untuk mengetahui motif dari pembelian

konsumen, sebab dengan mengetahui motif pembelian konsumen,

perusahaan dapat mengetahui apa yang menjadi keinginan dan

(39)

16

iklan, perusahaan berharap untuk dapat mempengaruhi sikap

konsumen, yang pada akhirnya dapat mendorong atau menimbulkan

keinginan konsumen untuk mencoba merek yang diiklankan.

d. Menghasilkan suatu tindakan

Setelah timbul keinginan yang kuat, maka konsumen akan mengambil

tindakan untuk membeli merek yang diiklankan. Dan jika konsumen

merasa puas dengan produk dari merek tersebut, maka konsumen akan

mengkonsumsi atau melakukan pembelian ulang produk tersebut.

B. Brand Image 1. Definisi Brand

Brand dalam bahasa Indonesia dikenal dengan sebutan merek. Brand

merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki pemasar. Tanpa adanya brand

maka akan terjadi kesulitan dalam membedakan suatu produk dengan produk

lainnya. Merek atau brand dapat dikatakan sebagai identitas dan janji penjual

kepada konsumen berupa tampilan.

Kotler dan Armstrong (2016:275) menyatakan bahwa brand are more than

just names and symbols. They are a key element in the company’s relationship

with consumers atau merek lebih dari sekedar nama dan simbol, merek adalah

elemen kunci dalam hubungan antara perusahaan dengan pelanggan. Sementara

Lane, King, dan Russell (2009:131) menyatakan bahwa merek adalah nama,

istilah, tanda, desain, atau gabungan penyatuan dari semua itu, yang dimaksudkan

(40)

17

Keagan et al, Aaker (dalam Pujadi, 2010:3) menyatakan bahwa merek

(brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau

kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara konsisten

memberikan features, benefits, dan services kepada para pelanggan. Dan “janji”

inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek tersebut lebih dari yang

lain.

Sangadji dan Sopiah (2013:327) menyatakan bahwa konsep yang baik dapat

mengomunikasikan semua elemen nilai merek dan pemosisian yang tepat

sehingga citra merek (brand image) produk dapat ditingkatkan.

2. Definisi Brand Image

Brand image atau yang dikenal dengan istilah citra merek adalah salah satu

bagian dari ekuitas merek. Kotler dan Keller (2016:330) menyatakan bahwa

brand imagery: decribes the extrinsic properties of the product/ services including

the ways in which the brand attempts to meet costumers’ psychological or social

needs atau menjelaskan sifat ekstrinsik dari produk/ jasa termasuk cara dimana

merek mencoba untuk memenuhi kebutuhan psikologi atau sosial pelanggan.

Brand image merupakan konsep yang diciptakan oleh konsumen karena

alasan subyektif dan emosi pribadinya. Definisi dari Tjiptono (2011:112) bahwa

brand image atau brand description adalah deskripsi tentang asosiasi dan

keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif dan

kualitatif telah dikembangkan untuk membantu mengungkap persepsi dan asosiasi

(41)

18

Graeff (dalam Rahma, 2007:30) menyebutkan bahwa perkembangan pasar

yang begitu pesat, akan mendorong konsumen untuk lebih mempertimbangkan

citra merek dibandingkan memperhatikan karakteristik produk yang ditawarkan.

Pernyataan Zeithaml (dalam Maunaza, 2012:19) bahwa citra merek atau brand

image adalah faktor paling penting yang menjadi pertimbangan konsumen

sebelum melakukan pemilihan produk atau layanan jasa. Sehingga citra merek

yang positif menjadi salah satu pertimbangan apakah konsumen akan memilih

suatu merek tersebut atau tidak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa brand image atau citra merek adalah persepsi

seseorang dari sekumpulan asosiasi terhadap sebuah merek. Semakin baik

persepsi seseorang terhadap sebuah merek maka dapat dikatakan bahwa brand

image mengenai merek tersebut telah berhasil dibangun. Sebaliknya, apabila

persepsi seseorang terhadap sebuah merek tersebut buruk atau negatif maka dapat

dikatakan brand image mengenai suatu merek telah gagal dibangun.

3. Faktor-Faktor Terbentuknya Brand Image

Keller (dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Abulyatama Aceh,

2013:88) menyatakan bahwa faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image

dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek (brand association) yaitu :

a. Favorability of brand association atau keunggulan asosiasi merek

Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk,

dimana produk tersebut memiliki keunggulan dibandingkan pesaing.

(42)

19

Contohnya membangun kepopuleran merek dengan strategi

komunikasi melalui periklanan atau media komunikasi lainnya

.

c. Uniquesness of brand association atau keunikan asosiasi merek

Merupakan keunikan-keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut.

Sikap positif (favorability) dan keunikan asosiasi merek terdiri dari 3 hal

dalam benak konsumen yaitu adanya keinginan, kemudian keyakinan bahwa

merek tertentu dapat memenuhi keinginanya dan yang terpenting adalah

keyakinan konsumen bahwa merek tersebut memiliki perbedaaan yang signifikan

dibandingkan merek lainnya.

4. Indikator Brand Image

Adapun indikator brand image menurut Hoeffler dan Kotler (dalam Dipa,

2015:8), sebagai berikut :

a. Kesan profesional

Produk atau jasa memiliki kesan profesional atau memiliki kesan

memiliki keahlian dibidang apa yang dijualnya.

b. Kesan modern

Produk atau jasa memiliki kesan modern atau memiliki teknologi yang

selalu mengikuti perkembangan zaman.

c. Melayani semua segmen

Produk atau jasa mampu melayani semua segmen yang ada, tidak

hanya melayani segmen khusus saja.

(43)

20

Produk atau jasa yang dibuat produsen memberikan perhatian atau

peduli pada keinginan dan kebutuhan konsumen.

5. Fungsi dan Peran Brand Image

Boush dan Jones (dalam Kahle & Kim, 2006: 6-8) mengemukakan bahwa

citra merek (brand image) memiliki beberapa fungsi, di antaranya sebagai :

a. Pintu masuk pasar (market entry)

Citra merek berperan penting dalam hal pioneering advantage

(keuntungan produk pionir), brand extension (ekstensi merek) dan

brand alliance (aliansi merek).

b. Sumber nilai tambah produk (source of added product value)

Para pemasar mengakui bahwa citra merek tidak hanya merangkum

pengalaman konsumen dengan produk dari merek tersebut, tapi

benar-benar dapat mengubah pengalaman itu.

c. Penyimpan nilai perusahaan (corporate store of value)

Nama merek merupakan penyimpan nilai dari hasil investasi biaya

iklan dan peningkatan kualitas produk yang terakumulasikan.

Perusahaan dapat menggunakan penyimpan nilai ini untuk

mengkonversi ide pemasaran strategis menjadi keuntungan kompetitif

jangka panjang.

d. Kekuatan dalam penyaluran produk (channel power)

Nama merek dengan citra yang kuat berfungsi baik sebagai indikator

(44)

21

merek tidak hanya berperan penting secara horizontal, dalam

menghadapi pesaing mereka, tetapi juga secara vertikal, dalam

memperoleh saluran distribusi dan memiliki kontrol dan daya tawar

terhadap persyaratan yang dibuat distributor.

C. Minat Beli Konsumen 1. Definisi Minat Beli

Salah satu bentuk dari perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan

membeli suatu produk atau layanan jasa. Bentuk konsumen dari minat beli adalah

konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan tindakan pembelian

pada masa sekarang dan kemungkinan akan melakukan tindakan pembelian pada

masa yang akan datang atau bisa disebut sebagai calon pembeli. Kotler dan Keller

(dalam Adi, 2015:36) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan sebuah

perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam memilih,

menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk yang

ditawarkan.

Definisi minat beli dari Simamora (dalam Murtadana, 2014:24) adalah

sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang berminat

terhadap suatu obyek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan

serangkaian tingkah laku untuk mendekati atau mendapatkan obyek tersebut.

Menurut Sciffman dan Kanuk (dalam Adi, 2015:36), minat beli dapat diartikan

sebagai suatu sikap konsumen yang senang terhadap objek tersebut dengan cara

(45)

22

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Faktor-faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler,

Bowen, dan Makens (dalam Wibisaputra, 2011:29), yaitu :

a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif

yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas

sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan

motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.

b. Situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal

tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah

konsumen percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang

atau tidak. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut

dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :

1) Keputusan merek

2) Keputusan pemasok

3) Keputusan kuantitas

4) Keputusan waktu

5) Keputusan metode pembayaran.

Selain itu, menurut Schiffman dan Kanuk (2004:25) bahwa pengaruh

eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif

adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini

terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya. Adapun usaha pemasaran

(46)

23

(2016:582), ada delapan macam bauran komunikasi pemasaran, yaitu iklan,

promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas,

pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan

penjualan personal.

Menurut Seock (dalam Maunaza, 2012:34) bahwa untuk menghasilkan minat

beli konsumen maka perlunya pembentukan citra merek yang positif. Kotler dan

Keller (2016:179-194) mengemukakan bahwa perilaku membeli dipengaruhi oleh

empat faktor, yaitu :

a. Budaya (culture, sub culture, dan social classes)

b. Sosial (kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status)

c. Pribadi (usia dan tahapan daur hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi,

kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai)

d. Psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, emotions, memory).

Sangadji dan Sopiah (2013:337) berpendapat bahwa citra merek adalah

seperangkat ingatan yang ada di benak konsumen mengenai sebuah merek, baik

itu positif maupun negatif. Citra merek yang positif akan memberikan manfaat

bagi produsen untuk lebih dikenal konsumen. Dengan kata lain, konsumen akan

menentukan pilihannya untuk membeli produk yang mempunyai citra yang baik.

Begitu pula sebaliknya, jika citra merek negatif, konsumen cenderung

mempertimbangkan lebih jauh lagi ketika akan membeli produk (Sangadji dan

Sopiah, 2013:338). Sehingga dengan tidak langsung, citra merek juga merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku membeli seseorang sesuai faktor

(47)

24

secara langsung (melalui pengalaman konsumen dan kontaknya dengan produk,

merek, pasar sasaran atau situasi pembeli) dan tidak langsung (melalui iklan dan

komunikasi). Dikarenakan penjualan sebuah nama atau merek melalui iklan

maupun komunikasi lainnya sehingga dapat membentuk citra atau image merek

tersebut. Dengan terciptanya citra merek yang positif menghasilkan minat beli

konsumen pada suatu produk atau jasa.

3. Indikator Minat Beli

Adapun indikator dari minat beli menurut Ferdinand (2006:129) :

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang dalam membeli

produk.

b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang

memiliki preferensial utama pada produk tersebut. Preferensi ini dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif, yaitu menunjukkan perilaku seseorang yang selalu

mencari informasi mengenai produk yang diminati dan mencari

informasi lain yang mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

D. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan antara Iklan dan Brand Image

Salah satu alat komunikasi dalam membentuk citra merek (brand image)

adalah iklan. Sebagaimana salah satu dari fungsi iklan yaitu menanamkan merek

(48)

25

memasang iklan khususnya iklan di media massa karena dinilai efisien dari segi

biaya untuk mencapai audiensi dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk

menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis dari suatu perusahaan atau merek

(Morissan, 2010:18).

Menurut Kotler dan Keller (2009:174) bahwa kegiatan komunikasi memiliki

andil dalam ekuitas merek dan mendorong penjualan dalam banyak cara: dengan

menciptakan kesadaran merek; menghubungkan asosiasi yang tepat dengan citra

merek dalam ingatan konsumen; menciptakan penilaian atkau perasaan merek

yang positif; dan/ atau menfasilitasi koneksi merek-konsumen yang lebih kuat.

Gambar II.1

Komunikasi Pemasaran Terintegrasi untuk Membangun Ekuitas Merek (Sumber: Kotler dan Keller, 2009:175)

Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang digunakan

oleh perusahaan dalam melakukan pengenalan produk dan membangun ekuitas

merek. Ekuitas merek terbagi kedalam beberapa macam, salah satunya yaitu citra

merek (brand image). Sehingga dapat disimpulkan bahwa iklan dapat

(49)

26

2. Hubungan antara Brand Image dengan Minat Beli Konsumen

Citra merek atau brand image merupakan salah satu nilai tambah dari merek

yang harus dikembangkan ketika nilai tambah lainnya telah menjadi hal biasa di

mata konsumen. Kaitan antara brand image dengan minat beli dikemukakan oleh

Häubl (dalam Rahma, 2007:37) bahwa citra merek atau brand image akan

berpengaruh langsung terhadap tingginya minat beli terhadap suatu produk. Yang

menjadi kunci dalam brand image adalah untuk mengidentifikasi atau

mengembangkan image yang paling kuat dan memperkuatnya melalui komunikasi

brand yang mengikuti.

Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek (aspek

kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi penggunaan

yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang diasosiasikan

dengan merek tersebut (aspek afektif). Citra merek didefinisikan sebagai persepsi

konsumen dan preferensi terhadap merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh

berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen (Peter &

Olson, 2002: 47).

Selain itu, adanya referensi hasil penelitian dari Afianka Maunaza, FISIP

Universitas Indonesia, 2012 dengan judul skripsi “Pengaruh Brand Image

terhadap Minat Beli Konsumen (Studi pada Maskapai Penerbangan Lion Air

sebagai Low Cost Carrier)”. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh

brand image terhadap minat beli konsumen yang dikaitkan dengan layanan LCC.

Adapun peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebar kuesioner

(50)

27

sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa citra merek memiliki pengaruh

positif yang signifikan terhadap minat beli konsumen. Citra merek mempengaruhi

minat beli konsumen sebesar 33.1% dan sisanya 66.9% dipengaruhi oleh faktor

lain.

3. Hubungan antara Iklan dengan Minat Beli Konsumen

Iklan adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek,

perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Iklan ditujukan

untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen–evaluasi, perasaan,

pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra yang berkaitan dengan produk

dan merek. Walaupun pertama-tama iklan akan mempengaruhi afeksi dan kognisi,

tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian

konsumen. Iklan yang disenangi konsumen terlihat menciptakan sikap merek yang

positif dan keinganan untuk membeli yang lebih ketimbang iklan yang tidak

diketahui (Peter & Olson dalam Shinta, 2012:2).

Selain itu, terdapat kesamaan antara beberapa indikator iklan dan minat beli

konsumen, yaitu menimbulkan keinginan dan menghasilkan suatu tindakan pada

indikator iklan dan pada indikator minat beli konsumen yaitu minat transaksional

(kecenderungan seseorang dalam membeli produk) serta minat eksploratif

(menunjukan perilaku seseorang mencari informasi tentang produk tersebut).

Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara iklan dan

minat beli konsumen.

Adapun referensi hasil penelitian dari Riefky Prabowo, Fakultas Ekonomi

(51)

28

Brand Trust dan Brand Image terhadap Minat Beli Produk Mastin Ekstrak Kulit

Manggis di Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

iklan, brand trust dan brand image terhadap minat beli produk Mastin ekstrak

kulit manggis di kota Malang, secara parsial. Jenis penelitian ini adalah

explanatory research yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel

melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 400

responden yang diambil dari populasi remaja umur 15-24 tahun di kota Malang

yang pernah mengetahui produk Mastin ekstrak kulit manggis. Teknik analisis

data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa koefisien X1 (Iklan) bernilai positif artinya setiap peningkatan X1 (Iklan)

satu satuan maka akan meningkatkan Minat Beli (Y) sebesar 0,348 dengan syarat

variabel lain konstan.

4. Brand Image Memediasi Pengaruh Iklan terhadap Minat Beli Konsumen Citra merek (brand image) adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan

oleh konsumen. Menurut Peter dan Olson, (2002:47) citra merek meliputi

pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek (aspek kognitif), konsekuensi

dari penggunaan merek tersebut, dan situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga

dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang diasosiasikan dengan merek tersebut

(aspek Afektif).

Menurut Tjiptono (2011:100) bahwa brand imagery bisa terbentuk secara

langsung (melalui pengalaman konsumen dan kontaknya dengan produk, merek,

pasar sasaran atau situasi pembeli) dan tidak langsung (melalui iklan dan

(52)

29

Widyatama, 2005:147), yaitu membantu membentuk citra merek (brand image)

suatu produk. Melalui rekayasa pesan yang disampaikan, iklan telah banyak

digunakan untuk membantu membentuk, memelihara dan memperbaiki citra

merek. Iklan dapat menjadi sebuah citra merek (brand image) terbang melambung

dan menjadi produk yang disukai dan memuaskan konsumen.

Salah satu faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam pembelian suatu

produk yakni citra merek (brand image). Dengan adanya citra merek yang positif

maka konsumen akan menentukan pilihannya untuk membeli produk. Tetapi

sebaliknya, jika citra merek tersebut negatif maka konsumen akan cenderung

mempertimbangkan lebih jauh lagi ketika akan membeli produk tersebut

(Sangadji dan Sopiah, 2013:338). Sehingga secara tidak langsung dapat

disimpulkan bahwa brand image menjadi perantara pengaruh iklan terhadap minat

beli konsumen.

E. Penelitian Terdahulu

Dari peneliti sebelumnya yaitu Afianka Maunaza, FISIP Universitas

Indonesia, 2012 dengan judul skripsi “Pengaruh Brand Image Terhadap Minat

Beli Konsumen (Studi Pada Maskapai Penerbangan Lion Air sebagai Low Cost

Carrier)”. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh brand image

terhadap minat beli konsumen yang dikaitkan dengan layanan LCC. Adapun

peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada

100 masyarakat umum dengan analisa eksplanatif dan regresi liner sederhana.

(53)

30

signifikan terhadap minat beli konsumen. Citra merek mempengaruhi minat beli

konsumen sebesar 33.1% dan sisanya 66.9% dipengaruhi oleh faktor lain.

Dan dari peneliti sebelumnya yaitu Kiki Nofriyanti, Manajemen, Universitas

Diponegoro Semarang, 2012 dengan judul skripsi “Analisis Pengaruh Citra

Merek, Persepsi Harga dan Daya Tarik Iklan terhadap Minat Beli Konsumen pada

Produk Air Minum dalam Kemasan (AMDK) Galon Merek AQUA (Studi Kasus

pada Mahasiswa di Kota Semarang)” yang mempunyai tujuan untuk menguji

pengaruh citra merek, persepsi harga dan daya tarik iklan terhadap minat beli.

Populasi yang digunakan adalah seluruh konsumen AMDK galon Merek AQUA

di Kota Semarang yang tidak diketahui pasti jumlahnya. Pengumpulan sampel

menggunakan teknik accidental sampling dan sampling purpose sebanyak 100

dengan pertimbangan yang digunakan antara lain : responden penelitian adalah

mahasiswa sebagai konsumen AMDK galon Merek AQUA di kota Semarang.

Jenis datanya primer. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik

analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil regresi menggunakan

SPSS versi 16 menunjukkan bahwa (1) Faktor daya tarik iklan (b3 = 0,290)

menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi minat beli, kemudian citra merek (b1

= 0,243), sementara faktor persepsi harga (b2 = 0,214) menjadi faktor terendah

yang mempengaruhi minat beli. (2) Hasil uji t dari citra merek, persepsi harga dan

daya tarik iklan diperoleh sig. < 0,05 secara parsial variabel independen

berpengaruh positif terhadap variabel dependen diterima. Hasil uji F sebesar

15,366 dengan sig.0,000 < 0,05 variabel independen secara bersama-sama

(54)

31

determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel citra merek, persepsi

harga, dan daya tarik iklan mampu menjelaskan minat beli mahasiswa sebagai

konsumen AMDK galon merek AQUA sebesar 30,3%.

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian

penulis berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun perbedaannya,

yaitu :

a. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Afianka Maunaza dengan

penelitian ini adalah kasus yang berbeda, penelitian Afianka Maunaza

pada Lion Air sebagai Low Cost Carrier dan penelitian ini kasus

konsumen shampoo Dove. Selain itu, variabel penelitian sebelumnya

hanya dua variabel yaitu brand image dan minat beli, sedangkan

penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu iklan, brand image dan

minat beli konsumen serta menjadikan brand image sebagai variabel

mediasi.

b. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kiki Nofiyanti dengan

penelitian ini adalah jumlah variabel yang digunakan dan bentuk

variabel. Peneliti sebelumnya menggunakan empat variabel yaitu citra

merek, harga, daya tarik iklan serta minat beli konsumen dengan

bentuk variabel adalah multiple dependent variables sedangkan

penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu citra merek, iklan serta

(55)

32 F. Kerangka Konseptual Penelitian

Dari uraian tersebut dapat digambarkan secara sistematis tentang pengaruh

iklan dan brand image terhadap minat beli konsumen, dengan brand image

sebagai variabel mediasi adalah sebagai berikut :

Gambar II.2

Hipotesis menurut Sugiyono (2012:99) merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

(56)

33

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun hipotesis yang telah

dirumuskan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Hipotesis 1 : Iklan berpengaruh positif terhadap brand image

Dengan melakukan iklan yang baik dan sesuai dengan pasar sasaran maka

akan membentuk brand image yang positif di benak konsumen. Menurut Tjiptono

(2011:100), mengatakan bahwa brand imagery bisa terbentuk secara langsung

(melalui pengalaman konsumen dan kontaknya dengan produk, merek, pasar

sasaran atau situasi pembeli) dan tidak langsung (melalui iklan dan komunikasi).

Hipotesis 2 : Brand image berpengaruh positif terhadap minat beli

konsumen

Semakin positif citra merek atau brand image di benak konsumen maka

pertimbangan konsumen untuk memilih suatu merek akan meningkat. Apabila

brand image yang positif dan diyakini dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginannya, maka minat untuk membeli suatu produk atau jasa akan timbul

dalam diri manusia. Sebaliknya apabila citra merek suatu produk atau jasa

memiliki citra negatif maka minat beli konsumen terhadap produk atau jasa

tersebut akan rendah. Brand Image yang positif berkaitan dengan kepercayaan

konsumen mengenai nilai merek yang positif dan kesediaan untuk mencari merek

tersebut. Citra merek yang positif juga membantu meningkatkan minat beli

konsumen pada promosi merek di masa yang akan datang dan memperkuat posisi

dalam berbagai kegiatan pemasaran pesaing.

Beserta didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Pujadi, 2010 yang

(57)

34

melalui Sikap terhadap Merek”. Diperoleh hasil nilai P (Probability) sebesar

0,000 dibawah 0,05. Ini menunjukkan bahwa brand image mempengaruhi minat

beli konsumen secara positif.

Hipotesis 3 : Iklan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen Dengan melakukan penjualan suatu nama atau merek dengan iklan maka akan

menarik niat konsumen untuk membeli. Hermawan (2012:72) mengatakan bahwa

iklan harus menggugah perhatian calon konsumen terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan perusahaan. Para konsumen potensial dibuat untuk memerhatikan dan

peduli terhadap produk yang memberikan manfaat bagi mereka–yang akan

memberikan alasan bagi mereka untuk membeli.

Dan didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu Esthi Dwityanti (2008)

penelitian dengan judul “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Konsumen terhadap Layanan Internet Banking Mandiri (Studi Kasus pada

Karyawan Departemen Pekerjaan Umum Jakarta). Variabel iklan memiliki nilai

signifikan sebesar 0,002 < 0,05 dan hasil analisis regresi linear berganda adalah

0,538 bahwa iklan berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen.

Hipotesis 4 : Brand image memediasi pengaruh iklan terhadap minat

beli konsumen

Tjiptono (2011:100) mengatakan bahwa brand imagery bisa terbentuk secara

langsung (melalui pengalaman konsumen dan kontaknya dengan produk, merek,

pasar sasaran atau situasi pembeli) dan tidak langsung (melalui iklan dan

(58)

35

Citra merek mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan

interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna,

dan karakteristik pemasar dan/ atau karakteristik pembuat dari produk/ merek

tersebut. Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek

(aspek kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi

penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang

diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek afektif) (Peter dan Olson, 2002:47).

Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap

merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan berdasarkan analisis regresi berganda uji validitas menunjukan bahwa nilai f hitung lebih kecil dari f tabel (146,8 &lt; 199,5 ) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

“Pengg unaan Metode Pembelajaran Concept Sentence dengan Media Flashcard dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan di Kelas II SDN 6 Panjer Tahun

Pengadaan Barang Dan Jasa Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Langkat, telah melaksanakan tahapan evaluasi penawaran untuk paket pekerjaan sebagai berikut :..

Karena besarnya nilai PI tergantung dari harga pangkat yang dipakai, maka berikut ini diperlihatkan kasus kontingensi yang menunjukkan mulainya terjadi perubahan keadaan sistem,

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT, Rabb seluruh alam semesta dan dengan izin-Nya pula penulis dapat menyelesaikan Geladikarya yang berjudul

Stereoskop Cermin adalah alat untuk melihat gambar 3 Dimensi dari bentuk permukaan lahan yang ada pada foto udara berukuran 21 X 21 cm2. Stereoskop Cermin terdiri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan kualitas sistem informasi simpan pinjam dan kapasitas kualitas sistem informasi simpan pinjam