• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Sebagai Analgetik Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Sebagai Analgetik Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK EKSTRAK ETANOL MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA

GALUR Swiss Webster

Pratiwi Hadi, 2007, Pembimbing I : Diana Krisanti Jasaputra, dr., M. Kes Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh, yang timbul bila ada jaringan yang rusak. Rasa nyeri menimbulkan gangguan bagi penderitanya. Oleh karena itu, tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk menekan rasa nyeri. Masyarakat secara empiris menggunakan Meniran (Phyllanthus niruri L.) antara lain untuk mengatasi rasa nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek pemberian ekstrak etanol Phyllanthus niruri L. pada mencit untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan oleh rangsangan termis. Kandungan kimia Meniran yang berpengaruh sebagai analgetik adalah quercetin dan methyl-salicylate.

Quercetin menghambat COX-2 secara selektif dan menghambat lipoksigenase. Sedangkan methyl-salicylate yang merupakan derivat salisilat menghambat COX-1 dan COX-2. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitan Labotorium Eksperimental bersifat komparatif. Uji efek analgetik dengan 25 mencit yang berat badannya 20-25g. Mencit dikelompokkan secara acak dalam 5 kelompok. Kelompok I-III diberi larutan Ekstrak Etanol Phyllanthus niruri L. (EEPN) 1 (0,117 g / Kg BB), 2 (0,234 g / Kg BB), dan 3 (0,468 g / Kg BB). Kelompok IV diberi larutan pembanding Asetosal dan Kelompok V adalah kontrol. Data yang diukur adalah waktu reaksi mencit yang ditempatkan pada plat panas, 10, 20, 30, 45, 60, 75, dan 90 menit setelah perlakuan. Analisis data menggunakan metode ANAVA satu arah dengan uji beda rata Tukey HSD, α = 0.05. Hasil penelitian adalah EEPN-1 memiliki efek analgetik yang signifikan (p<0,05) dan potensinya setara dengan kontrol pembanding (Asetosal) (p>0,05). Kesimpulan: Ekstrak etanol Phyllanthus niruri

L. memiliki efek analgetik.

Kata kunci: Phyllanthus niruri L., efek analgetik.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

ETANOL EXTRACT AS AN ANALGESIC TO

Swiss Webster FEMALE MICE STRAIN

Pratiwi Hadi, 2007, 1st Tutor : Diana Krisanti Jasaputra, dr, M. Kes

2nd Tutor : Budi Widyarto, dr

Pain is a defense mechanism of the body, pain come on tissue injury. Pain disturbs everyone who feels it. That’s why, human body has an ability to reduce the pain. People has used Meniran (Phyllanthus niruri L. Herb) as traditional medicine. One of the functions of Meniran is to relieve the pain. The purpose of this research is to evaluate the effect of Phyllanthus niruri L. extract to relieve the pain which is induced by thermal stimulus in mice. Chemical ingredients in Meniran that has an analgesic effect are quercetin and methyl-salicylate. Quercetin inhibits COX-2 selectively and inhibits lipoxygenase. While methyl-salicylate which is one of methyl-salicylate derivates inhibits both COX-1 and COX-2. The research design used in this research was the Complete Randomize Trial Design with the scope of this research is Experimental Laboratory that has a character of comparatively. Analgesic effect was tested using 25 mice which had 20-25 g of body weight. The mice was divided randomly into 5 groups. Group I-III was given orally a Phyllanthus niruri L. Etanol Extract (EEPN) I (0,117 g / Kg mouse weight), II (0,234 g / Kg mouse weight ), and III (0,468 g / Kg mouse weight). Group IV was given comparative solution (Asetosal) and Group V was given CMC 1 % solution as a controle. The reactions time of mice that were placed on the hot plate were measured at 10, 20, 30, 45, 60, 75, and 90 minutes after the treatments were given. We analized the data using ANOVA method and then followed by Tukey HSD mean different test with α = 0,05. The result of this research was EEPN-1 had an analgesic effect significantly (p<0,05) and the analgesic potential of EEPN-1 was equal with the comparative control (Asetosal). Conclusion: Phyllanthus niruri L. Etanol Extract has an analgesic effect.

Keywords: Phyllanthus niruri L., an analgesic effect

(3)

viiiviii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Indentifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan... 2

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis... 3

1.6Metodologi ... 4

1.7Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Rasa Nyeri... 5

2.2 Macam - macam rasa nyeri ... 5

2.3 Penjalaran Impuls Nyeri ... 6

2.3.1 Reseptor nyeri ... 6

2.3.2 Saraf afferen ... 6

2.3.3 Medula Spinalis... 7

(4)

ixix

2.3.5 Saraf efferent... 10

2.4 Proses timbulnya rasa nyeri ... 12

2.5 Analgetik ... 15

2.5.1 Analgetik opioid... 16

2.5.2 Analgetik Non-opioid (NSAIDs) ... 17

2.5.3 Asetosal ... 20

2.6. Meniran ... 24

2.6.1 Jenis Meniran ... 25

2.6.2 Syarat Tumbuh dan Penyebaran... 26

2.6.3 Khasiat Meniran ... 27

2.6.4 Kandungan Kimia Meniran... 28

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN... 32

3.1 Alat dan Bahan... 32

3.2 Persiapan Penelitian ... 32

3.3. Metode Penelitian ... 33

3.3.1 Desain Penelitian... 33

3.3.2. Variabel Penelitian ... 33

3.3.3. Metode Penarikan Sampel... 33

3.3.4. Prosedur Kerja ... 34

3.3.5 Metode Analisis ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 36

4.2 Pembahasan... 37

4.3 Uji Hipotesis ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2. Saran... 47

(5)

xx

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN 1... 51

LAMPIRAN 2... 53

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 62

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Efek-efek Beberapa Eicosanoid... 14

Tabel 2.2 Beberapa mediator dalam infalamasi akut dan efeknya... 15

Tabel 4.1. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal

sebelum perlakuan (dalam detik)………36

Tabel 4.2 Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal

sesudah perlakuan (dalam detik)... 37

Tabel 4.3 Hasil ANAVA Waktu Reaksi Rata-rata Sebelum Perlakuan... 38

Tabel 4.4 Hasil ANAVA Waktu Reaksi Rerata Total Setelah Perlakuan... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD TerhadapWaktu Reaksi

Rerata Total Setelah Perlakuan ... 40

Tabel 4.6 Hasil ANAVA pada 75 menit setelah perlakuan ... 41

Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD TerhadapWaktu Reaksi

Rerata Pada 75 Menit Setelah Perlakuan ... 42

Tabel 4.8 Hasil ANAVA pada 90 menit setelah perlakuan ... 43

Tabel 4.9 Hasil Uji Beda Rata-rata Tukey HSD TerhadapWaktu Reaksi

Rerata Pada 90 Menit Setelah Perlakuan ... 44

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lamina-lamina yang Dilewati Impuls Nyeri di Medula Spinalis .... 8

Gambar 2.2 Traktus neospinotalamikus... 9

Gambar 2.3 Anterior cingulate gyrus... 10

Gambar 2.4 Penjalaran impuls nyeri dari pusat nyeri ke efektor... 11

Gambar 2.5 Nukleus raphe magnus ... 11

Gambar 2.6 Skema mediator yang berasal dari asam arakhidonat ... 13

Gambar 2.7 Tempat Kerja NSAIDs ... 17

Gambar 2.8 Metabolisme asam asetil salisilat ... 22

Gambar 2.9 Meniran Hijau ... 26

Gambar 2.10 Meniran Hijau ... 26

Gambar 2.11 Meniran yang tumbuh di tempat berbatu ... 28

Gambar 2.12 Pola subtitusi flavonoid berkaitan dengan aktivitas antioksidan-nya... 31

Gambar 2.13 Struktur flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan tinggi... 31

(8)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Grafik rerata waktu reaksi setelah perlakuan... 45

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS... 50

LAMPIRAN 2 DATA WAKTU REAKSI DAN ANALISIS STATISTIKNYA. 52

(10)

51

LAMPIRAN 1

PERHITUNGAN DOSIS

Perhitungan dosis asetosal

Dosis asetosal 30 mg / 100 g BB tikus

(Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997)

Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang beratnya ± 20 g

adalah 0.14

Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 22 g

Volume lambung mencit ± 0.5 ml

Perhitungan :

Dosis asetosal = 30 mg / 100 g BB tikus = 60 mg / 200g BB tikus

Dosis asetosal untuk mencit = 60 mg x 0.14

= 8.4 mg / 20 g BB

= 9.24 mg / 22 g BB

Jadi dosis mencit = 9.24 mg / 22 g BB = 0.42 g / Kg BB mencit

Dosis asetosal diberikan 9.24 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit)

184.8 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml aquadest.

Perhitungan dosis ekstrak etanol Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Dosis Meniran

Dosis Meniran untuk manusia dengan berat badan 70 kg adalah15 g meniran

kering

Dosis meniran untuk mencit dengan berat badan 20g adalah 15 g X 0,0026 =

0,039 g

60 g ekstrak etanol terbuat dari 1 kg meniran kering.

(11)

52

Perhitungan:

Dosis yang digunakan dalam penelitian ini:

Dosis 1 (EEPN-1) = 60 / 1000 X 0,039 g = 0, 00234 g = 2,34 mg / 20 g mencit

Dosis 2 (EEPN-2) = 2 X dosis 1 = 2,34 mg / mecit X 2 = 4,68 mg / 20 g mencit

Dosis 3 (EEPN-3) = 2 X dosis 2 = 4,68 X 2 = 9,36 mg / 20g mencit

EEPN-1 = 2,34 mg / 20g mencit = 21,77 / 20 X2,34 mg

=2,55 mg / mencit 21,76 g / 0,5 ml

EEPN-2 = 5,1 mg / mencit 21,76 g / 0,5 ml

(12)

53

LAMPIRAN 2

Data Waktu Reaksi dan Analisis Statistiknya

Tabel 1. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal sebelum perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance sebelum sonde

Normality Test: Passed (P = 0.058)

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.267

The power of the performed test (0.267) is below the desired power of 0.800. You should interpret the negative findings cautiously.

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 32.636 8.159 2.054 0.125 Residual 20 79.439 3.972 Total 24 112.075

(13)

54

Tabel 2. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 10 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 10 menit setelah sonde

Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Failed (P = 0.019)

Test execution ended by user request, ANOVA on Ranks begun

Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks

Data source: Data 1 in Notebook

Group N Missing

(14)

55

Tabel 3. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 20 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 20 menit setelah sonde Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Passed (P = 0.586)

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.466

The power of the performed test (0.466) is below the desired power of 0.800. You should interpret the negative findings cautiously.

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 38.290 9.573 2.893 0.049 Residual 20 66.178 3.309 Total 24 104.468

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.049).

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test):

Comparisons for factor:

(15)

56

Tabel 4. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 30 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 30 menit setelah sonde Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Passed (P = 0.138)

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.810

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 26.314 6.578 4.830 0.007 Residual 20 27.237 1.362 Total 24 53.551

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.007).

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test):

Comparisons for factor:

(16)

57

Tabel 5. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 45 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 45 menit setelah sonde Normality Test: Passed (P = 0.329)

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.454

The power of the performed test (0.454) is below the desired power of 0.800. You should interpret the negative findings cautiously.

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 30.415 7.604 2.841 0.051 Residual 20 53.527 2.676 Total 24 83.941

(17)

58

Tabel 6. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 60 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 60 menit setelah sonde Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Failed (P = <0.001)

Test execution ended by user request, ANOVA on Ranks begun

Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks

Data source: Data 1 in Notebook

Group N Missing

The differences in the median values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.006)

To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison procedure. All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :

(18)

59

Tabel 7. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 75 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 75 menit setelah sonde Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Passed (P = 0.199)

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.970

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 28.824 7.206 7.411 <0.001 Residual 20 19.448 0.972 Total 24 48.271

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = <0.001).

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test):

Comparisons for factor:

(19)

60

Tabel 8. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 90 menit sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance 90 menit setelah sonde Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Passed (P = 0.080)

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.999

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 75.644 18.911 11.431 <0.001 Residual 20 33.086 1.654 Total 24 108.730

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = <0.001).

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test):

Comparisons for factor:

(20)

61

Tabel 9. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal sesudah perlakuan (dalam detik)

One Way Analysis of Variance setelah sonde Data source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Passed (P = 0.799)

Power of performed test with alpha = 0.050: 1.000

Source of Variation DF SS MS F P Between Treatments 4 39.995 9.999 14.681 <0.001 Residual 30 20.432 0.681 Total 34 60.427

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = <0.001).

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Tukey Test):

Comparisons for factor:

(21)

62

RIWAYAT HIDUP

Nama : Pratiwi Hadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0310174

Tempat dan tanggal lahir : Surabaya, 22 Agustus 1985

Alamat : Jalan Batununggal Abadi III No. 14

Riwayat Pendidikan :

¾ SD Mardi Yuana Cilegon, lulus tahun 1997

¾ SMP Mardi Yuana Cilegon, lulus tahun 2000

¾ SMU Santa Angela Bandung, lulus tahun 2003

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh; rasa nyeri ini

timbul bila ada jaringan yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu

bereaksi dengan cara memindahkan posisi tubuhnya. Rasa nyeri antara lain

dapat ditimbulkan dengan rangsangan termis (Guyton and Hall, 1997). Kita

dapat merasakan nyeri karena rangsang nyeri yang ditangkap oleh reseptor

nyeri diubah menjadi impuls oleh reseptor tersebut. Impuls diteruskan melalui

jaras rasa nyeri sampai ke otak dan dipersepsikan pada pusat nyeri.

Rasa nyeri merupakan masalah yang umum di masyarakat dan salah

satu penyebab paling sering pasien datang berobat ke dokter. Rasa Nyeri

mengganggu fungsi sosial dan kualitas hidup penderitanya. Hasil penelitian

The U.S. Centre for Health Statistic selama 8 tahun menunjukkan 32%

masyarakat Amerika menderita nyeri yang kronis. Hasil penelitian WHO yang

melibatkan lebih dari 25.000 pasien dari 14 negara menunjukkan 22% pasien

menderita nyeri minimal selama 6 bulan. Pada populasi orang tua, prevalensi

nyeri meningkat menjadi 50% (Marazziti1, 2006).

Obat-obat analgetik diklasifikasikan menjadi analgetik opioid dan

analgetik non-opioid. Analgetik opioid (contoh: morfin, kodein, heroin, dan

fentanil) digunakan untuk mengurangi rasa nyeri sedang sampai berat.

Analgetik non-opioid (contoh: aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen)

digunakan untuk mengurangi rasa nyeri ringan dan sebagai antiinflamasi

(Tiruppathi, 2006).

Beberapa obat analgetik non-opioid, seperti indometasin, dapat

menimbulkan efek samping yang serius, yaitu ulserasi, perforasi dan

perdarahan saluran pencernaan bagian atas, pankreatitis akut, dizziness,

vertigo, depresi, psikosis, halusinasi, dan meningkatkan waktu pembekuan

darah (Hardman, et al, 2001).

(23)

2

Masyarakat secara empiris menggunakan Meniran (Phyllanthus

niruri L.herba) antara lain untuk mengatasi rasa nyeri dan diharapkan meniran

sedikit menimbulkan efek samping. Peneliti tertarik untuk meneliti efek

Phyllanthus niruri L. herba sebagai analgetik mengingat tanaman obat yang

berasal dari alam bersifat alamiah sehingga lebih aman.

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah

apakah ekstrak etanol Phyllanthus niruri L. herba berkhasiat sebagai

analgetik.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh obat analgetika

dengan sedikit efek samping.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek pemberian ekstrak

etanol Phyllanthus niruri L. herba pada mencit untuk menghilangkan rasa

sakit yang ditimbulkan oleh rangsangan termis.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah

cakrawala farmakologi tumbuhan obat khususnya Phyllanthus niruri L.

sebagai analgetika.

Manfaat praktis karya tulis ilmiah ini adalah memberikan alternatif

pada masyarakat untuk menggunakan Phyllanthus niruri L sebagai analgetik.

(24)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kerangka Pemikiran

Asam arakhidonat, pada mekanisme timbulnya rasa nyeri, akan dimetabolisme

menjadi endoperoksida oleh siklooksigenase (COX-1, COX-2). Meniran

(Phyllanthus niruri L.herba) mempunyai kandungan antara lain phyllanthine,

hypophyllanthine, quercetin,dan methylsalicilate.Kandungan yang berperan

dalam mengurangi rasa nyeri adalah quercetin,dan methylsalicilate. Quercetin

menghambat COX-2 secara selektif sehingga menghambat prostaglandin yang

menyebabkan rasa nyeri dan menghambat lipoksigenase sehingga

menghambat LTB4 (leukotrien B4) (faktor kemotaktik). Methylsalicilate

menghambat COX-1 dan COX-2 sehingga menghambat prostaglandin yang

menyebabkan rasa nyeri. Mencit yang dirangsang dengan rangsangan termis

akan timbul rasa nyeri dan dengan penelitian ini diharapkan meniran

menghilangkan rasa nyeri. Meniran relatif sedikit menimbulkan efek samping

karena Meniran melindungi mukosa gaster dan tidak menyebabkan

terbentuknya ulkus gaster. Kandungan meniran yang melindungi mukosa

gaster ialah tannin (Takano-Ishikawa,Y., Goto, M., dan Yamaki, K., 2006).

Hipotesis

Ekstrak etanol Phyllanthus niruri L. herba berkhasiat sebagai analgetik

terhadap mencit untuk mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh

rangsangan termis.

(25)

4

1.6 Metodologi

Penelitian ini merupakan penelitian prospektif eksperimental

laboratories bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan hewan coba mencit betina

dewasa (umur 8 minggu) galur Swiss Webster, dengan berat badan 20-25 g.

Penelitian ini menilai efek pemberian ekstrak etanol Phyllanthus niruri L.

herba sebagai analgetik terhadap mencit untuk mengurangi rasa sakit yang

ditimbulkan oleh rangsangan termis.

Data yang diamati adalah waktu reaksi (dalam detik) terhadap

rangsangan termis mencit sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Data

yang diperoleh dianalisis dengan mengunakan Analisis Varian (ANAVA) satu

arah dilanjutkan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Maranatha pada bulan Februari sampai Desember 2006

(26)
(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ekstrak etanol Phyllanthus niruri L. memiliki efek analgetik pada dosis 0,117

g / Kg BB.

5.2. Saran

™ Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang dosis efektif, mula kerja, dan lama kerja Phyllanthus niruri L. sebagai analgetik dengan mengunakan

hewan coba lain dan sampel yang lebih besar.

™ Diperlukan penelitian uji toksisitas Phyllanthus niruri L. dengan menggunakan hewan coba untuk mengetahui batas keamanan dan efek

samping yang mungkin timbul pada penggunaan meniran dalam jangka

waktu lama.

(28)

48

DAFTAR PUSTAKA

Agus Kardinan, dan Fauzi Rahmat Kusuma. 2004. Hidup sehat secara Alami. Dalam:Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka. h. 5-14, 16, 20.

Agus Kardinan, dan Fauzi Rahmat Kusuma. 2004. Mengenal meniran. Dalam: Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Cet.1. Jakarta: Agro Media Pustaka. h. 6-14.

Agus Kardinan, dan Fauzi Rahmat Kusuma. 2004. Budi daya meniran. Dalam:Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Cet-1. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Amic D., Amic D.D, Beslo D, and Trinajstic N.. 2003. Structure-Radical Scavenging Activity Relationship of Flavonoids. Croatia: Faculty of Agriculture, The Josip Strossmayer University. p: 55-61.

Duke J. A.. 2002. Phytochemical and etnobotanical databases; List of chemicals. http://sun.ars-grin.gov:8080/npgspub/xsql/duke/plantdisp.xsql?taxon=725. December 24th, 2006.

Ganong W. F. 2002. Sensasi Somatovisera (Perasaan Kulit, Dalam, & Viseral). Dalam: H. M. Djauhari Widjajakusumah ed. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 20. Jakarta: EGC. h. 135-136.

Guyton A. C dan Hall, J. E. 1997.Sensasi Somatik: II. Sensasi Nyeri, Nyeri Kepala, dan Sensasi Suhu. Dalam: Irawati Setiawan ed. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cetakan1. Jakarta: EGC. h. 761-762.

Hall,L.tt.Niruri.http://www.county.ces.uga.edu/cobb/Horticulture/Factsheets/Wee ds/Niruri/niruri1. jpg&imgrefurl. January 3th, 2007.

Hardman, J.G., Limbird L. E., dan Gilman, A. G. 2001. Analgesic-Antipyretic and Antiinflamatory agents and drugs employed in treatment of gout. In: Roberts, L.J. and Morrow, J.D. eds. Goodman and Gillman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th edition. New york: Mc Graw Hill Companies.p: 687-691, 706.

Kartesz, J. K. 2000. Plants profile for Phyllanthus niruri ssp niruri (gale of the wind). http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=PHNI2. December 24th, 2006.

Katzung, B. G., 2001. Nonsteroidal anti-inflamatory drugs, disease-modifying antirheumatic drugs, nonopioid analgesic, and drugs used in gout. In: Furst, D.

(29)

49

E. and Munster, T. eds. Basic and Clinical Pharmacology. 8th edition. San Francisco: Mc Graw Hill Companies.

Kemas Ali Hanafiah.1991. Rancangan Percobaan, Teori, dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Marazziti1 D., Mungail F., Vivarellil L., Presta1 S., Osso, B. D. 2006. Pain and psychiatry: a critical analysis and pharmacological review. http://www.cpementalhealth.com/content/2/1/31. January 25th, 2007.

Merskey H. and Bogduk N. 1994. IASP pain terminology. http://www.iasp-pain.org/terms-p.html#Peripheral%20neuropathic%20pain. August 21th, 2006.

Phyto Medica. 1993. Analgetika. Dalam: Penapisan farmakologi pengujian fitofarmaka dan pengujian klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Bahan Obat Alami Phyto Medica. h. 4-5.

Ruiter J.D. 2002. Principles of drugs action; Non-steroidal antiinflamatory drugs (NSAID). web6.duc.auburn.edu/~deruija/nsaids_2002.pdf. August 27th, 2006. Schalkwyk J. V. 1999. Pain physiology.

http://www.anaesthetist.com/icu/pain/pain3.htm. August 20th, 2006.

_______2006. Pain physiology.

http://www.anaesthetist.com/icu/pain/pain_how.htm. August 20th, 2006.

Takano-Ishikawa Y., Goto M., dan Yamaki K. 2006. Structure-activity relations of inhibitory effects of various flavonoids on lipopolysaccharide-induced prostaglandin [E.sub.2] production in rat peritoneal macrophages: comparison between subclasses of flavonoids.

http://www.accessmylibrary.com/coms2/summary_0286-17601132_ITM. December 25th, 2006.

Tiruppathi C. 2006. Opioid analgesic drug. .

http://www.uic.edu/classes/pcol/pcol331/dentalpharmhandouts2006/lecture51. pdf#search='opioid%20analgesic'. August 25th, 2006.

Tjay T. H, dan Kirana Rahardja. 2002. Analgetika Perifer. Dalam: Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Edisi ke 5. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Trevor, A. J., Katzung B. G., Masters S. B. 2005. Prostaglandin and Other Eicosanoids. In: Katzung and Trevor’s Pharmacology Examination and Board Review. Singapore: Mc Graw Hill Companies.

(30)

50

2006. Chanca stone. http://www.hipernatural.com/en/pltchanca_piedra.htm. December 8th, 2006.

2005.Quercetin.http://www.pdrhealth.com/drug_info/nmdrugprofiles/nutsupdrugs /que_0219.shtml. December 25th, 2006.

Gambar

Tabel 1. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal sebelum perlakuan  (dalam detik)
Tabel 2. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 10 menit sesudah perlakuan (dalam detik)
Tabel 3. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 20 menit sesudah perlakuan (dalam detik)
Tabel 4. Waktu Reaksi Mencit yang diinduksi termal 30 menit sesudah perlakuan (dalam detik)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Cormick (1994; Trihandini, 2005) dalam penelitiannya tentang faktor manusia dalam engineering dan desain membedakan kecerdasan spiritual dengan religiusitas di dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri

Infeksi yang berulang dan sumbatan pada kripta tonsil mengakibatkan peningkatan stasis debris maupun antigen di dalam kripta, juga ter jadi penurunan integr itas epitel kr ipta

Sebagai simpulan dari pengaruh Learning Approach terhadap Prestasi Belajar adalah bahwa dari uji korelasi antara Surface Approach terhadap Prestasi Belajar, antara

Ritzer, George., Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.. Riyanto CM, Armada., Dialog

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak didik dalam belajar matematika adalah intelegensi. Untuk mengetahui intelegensi seseorang digunakan tes

Namun perlu digaris-bawahi bahwa kesulitan sosial dan komunikasi pada anak dengan autisme bukan berarti bahwa mereka tidak menginginkan atau tidak memiliki minat interaksi sosial,

[r]