EVALUASI PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PARIWISTA (STAKEHOLDER) TERHADAP DAYA TARIK
WISATA PANTAI CANGGU (ECHO BEACH) KABUPATEN
BADUNG
Oleh:
I GUSTI AGUNG RIZA DWI KUSUMA NIM : 1212015029
PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
EVALUASI PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN
PARIWISTA (STAKEHOLDER) TERHADAP DAYA TARIK
WISATA PANTAI CANGGU (ECHO BEACH) KABUPATEN
BADUNG
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan
bidang Pariwisata
I GUSTI AGUNG RIZA DWI KUSUMA NIM : 1212015029
PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
ABSTRAK
B. Judul :Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung
C. Halaman : 97
D. Ringkasan :
Pantai Canggu (Echo Beach) merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kabupaten Badung. Berbagai macam kegiatan aktivitas Pariwisata dapat dilakukan di pantai ini, contohnya wisatawan yang datang berkunujung dapat melakukan kegiatan Olahraga air seperti berselancar (Surfing), berjemur (Sunbathe) dan berbelanja sesuatu (Shopping). Pengelolaan pantai ini mendapat dukungan dari pihak Stakeholder (Pemerintah, Pengusaha Jasa, dan Masyarakat). Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting dan mengevaluasi Peran dari Pihak Stakeholder tersebut sehingga kegiatan pariwisata yang berlangsung di Pantai Canggu (Echo Beach) dapat lebih optimal
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara dan Dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriftip Kualitatif. Gambaran dari kondisi yang terjadi di Pantai Canggu (Echo Beach) ini mengacu pada konsep 4A (Attractions, Accessibillity, Amenity dan Ancillary), selain itu tahap pengevaluasian peran stakeholder dilakukan berdasarkan atas perbandingan antara kondisi ideal yang mengacu pada UU RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dengan yang sudah terjadi dilapangan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Atraksi utama yang dimiliki oleh Pantai Canggu (Echo Beach) berupa keindahan pantainya. Akses menuju pantai ini sudah dapat dikatakan cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa prasarana jalan yang perlu dioptiamalkan. Di Pantai ini sudah terdapat berbagai Fasilitas Pendukung yang tentunya dibangun untuk memenuhi kebutuhan wisatawan seperti villa, restoran, warung, hingga toko Souvenir. Pengelolaan Pantai ini tentunya mendapat dukungan dari pihak stakeholders .Tetapi dalam pengembangannya, masih terdapat beberapa peran meraka yang belum dapat dilaksanakan dengan optimal. seperti halnya dari peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten belum memberikan kontribusinya secara fisik terhadap pembangunan sarana dan prasarana di Pantai Canggu (Echo Beach), dari masyarakat sendiri belum terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdariwis) sehingga pengelolaan dan pemanfaatan potensi yang terdapat di Pantai Canggu (Echo Beach) belum dapat dikembangkan secara maksimal. Akan tetapi untuk kedepannya Pemerintah Daerah Kabupaten Badung berencana akan meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan peningkatan infrastruktur demi memaksimalkan kegiatan kepariwisataan yang berlangsung di Pantai Canggu (Echo Beach)
ABSTRACT
Bachelor Degree (S1) of Tourism Destination Tourism Faculty
Udayana University Thesis
A. Name : I Gusti Agung Riza Dwi Kusuma
B. Title :The Evaluation of Tourism Stakeholders’s Roles on Tourist Attraction of Canggu Beach (Echo Beach) in Badung Regency
C. Number of Page : 97
D. Summary :
Canggu Beach (Echo Beach) is one of beach tourist attraction in Badung Regency. There are several tourism activities for tourists that could be done at this beach, such as surfing, sunbathing and shopping. The management of those beach tourist attraction is supported by the local stakeholders i.e. government, tourism industy and local community. They do not have an optimal role to develop the local tourism resources. The purposes of this study are to understand the existing condition and to evaluate the tourism stakeholder’s roles in Canggu Beach (Echo Beach)
The data are collected through observation, in-depth interview, and documentation. The findings have been analyzed qualitatively. The existing conditions of Canggu Beach (Echo Beach) are refering to the concept of 4A (Attractions, Accessibillity, amenities and
Ancillary). In addition, the evaluation of tourism stakeholders’s roles are based on the
comparison between the ideal conditions that refer to Undang-Undang UU RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
The results of this Research indicate that the main Attraction of Echo Beach is the beautiful beaches. The accessibility to the beach is considered as good. There are some road that are should be constructed. Along the beaches, there are several supporting facilities tat are built to meet the need of the tourist, such as villas, restaurants, cafes, and souvenir shops. The management of those tourist attraction is supported by local tourism stakeholders. However, the role of Tourism Government is not really significant to contribute on tourism infrastructure in Echo Beach. There is no local organazition for Tourism Awareness (Pokdarwis) in the village to support the tourism development. In the future Badung Regency will improve the local human resources, infrastructure, and the quality of tourist experience to visit Echo Beach
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia Nya, Skripsi yang ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk menyelesaikan pendidikan
Strata 1 (S1) Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
Dalam penyelesaian Skripsi ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama dalam proses
pengambilan data dilapangan dan dalam menganalisis data dengan menggunakan konsep dan
teori. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika saya mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. I Made Sendra, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
2. I Gst. Agung Oka Mahagangga, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Sudi S1
Destinasi Pariwisata dan sekaligus sebagai Dosen Penguji dalam penyempurnaan
laporan skripsi ini
3. I Made Adikampana, ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi
S1 Destinasi Pariwisata
7. Ibu Helina selaku Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Badung yang telah
memberikan informasinya dalam penyusunan Skripsi ini
8. Bapak I Gusti Ari Wisnawan selaku Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata
Kabupaten Badung yang telah memberikan informasinya dalam penyusunan Skripsi
ini
9. I Nengah Sudarsa selaku Kelian Adat Banjar Canggu yang telah memberikan
informasinya dalam penyusunan Skripsi ini
10.Bapak Putu Utama selaku Karyawan Restoran Echo yang telah memberikan
11.Kepada Orang Tua dan Keluarga saya yang telah mendukung dan mensupport saya
dalam menyelesaikan skripsi ini
12.Kepada Teman-Teman S1 Destinasi Pariwisata yang telah membantu saya dalam
mengerjakan skripsi ini
13.Semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara
langsung maupun tidak langsung, baik media cetak maupun elektronik, yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas semuanya. Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih
dalam proses pembelajaran, dan saya tentunya menyadari bahawa dalam penulisan skripsi ini
masih banyak adanya kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun guna untuk penyempurnaan Skripsi ini.
Harapan saya, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberikan banyak informasi
untuk para pembaca.
Denpasar, 23 Juni 2016
DAFTAR ISI
2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 9
2.2 Deskripsi Konsep dan Teori ... 11
2.2.1 Daya Tarik Wisata ... 11
2.2.2 Evaluasi ... 15
2.2.3 Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholders ) ... 17
2.2.4 Peran...22
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
BAB 1V PEMBAHASAN...32
4.1 Gambaran Umum...32
4.1.1 Kondisi Geografis Desa Canggu...32
4.1.2 Gambaran Umum Pantai Canggu (Echo Beach)...33
4.2 Kondisi Eksisting Pantai Canggu (Echo Beach)...35
4.2.1 Atraksi (Attraction)...35
4.3 Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) dalam Perkembangan Pantai Canggu (Echo Beach)...53
4.3.1 Kondisi Riil Peran dari Pemerintah terhadap Pantai Canggu (Echo Beach)...54
4.3.2 Kondisi Riil Peran dari Masyarakat terhadap Pantai Canggu (Echo Beach)...63
4.3.3 Kondisi Riil Peran dari Pengusaha Jasa terhadap Pantai Canggu (Echo Beach)...67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...73
5.1 Simpulan...73
5.2 Saran...76
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung...3
Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Canggu...………...32
Tabel 4.2 Evaluasi Perbandingan Kondisi Ideal dengan Kondisi di Pantai Canggu (Echo Beach) dari
Peran Pemerintah...57
Tabel 4.3 Evaluasi Perbandingan Kondisi Ideal dengan Kondisi di Pantai Canggu (Echo Beach) dari
Peran Masyarakat...65
Tabel 4.4 Evaluasi Perbandingan Kondisi Ideal dengan Kondisi di Pantai Canggu (Echo Beach) dari
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Peta Lokasi Desa Canggu...33
Gambar 4.2 Peta Lokasi Pantai Canggu (Echo Beach)...34
Gambar 4.3 Wisatawan yang sedang Surfing...37
Gambar 4.4 Wisatawan yang sedang berjembur...38
Gambar 4.5 Wisatawan yang sedang menikmati makanan di pinggir Pantai...39
Gambar 4.6 Suasana di Pantai Canggu (Echo Beach)...40
Gambar 4.7 Tari Rejang...41
Gambar 4.8 Pura Batu Mejan...42
Gambar 4.9 Jalan Utama Masuk menuju Pantai Canggu (Echo Beach)...43
Gambar 4.10 Jalan Pantai Batu Bolong...44
Gambar 4.11 Jalan Pantai Batu Mejan...45
Gambar 4.12 Penunjuk Jalan menuju ke Pantai Canggu (Echo Beach)...46
Gambar 4.13 Fasilitas Akomodasi yang Menggunakan Kata “ ECHO “...47
Gambar 4.14 Trotoar Jalan Pantai Batu Bolong...48
Gambar 4.15 Trotoar di Jalan Pantai Batu Mejan...49
Gambar 4.16 Restoran di pinggir pantai...50
Gambar 4.17 Warung di pinggir pantai...51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Pedoman Wawancara...80
Daftar Narasumber...82
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar BelakangPariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia untuk mencari sesuatu yang
belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru mencari perubahan suasana atau untuk
mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang
lebih luas untuk suatu negara. Pariwisata internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi
tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan menghasilkan pengeluaran
sebesar US$ 623 miliar. Kondisi tersebut meningkat 11% dari jumlah perjalanan tahun 2003
yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran US$ 524 miliar. Seiring dengan
hal tersebut, diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan menembus
angka 1,6 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005 dalam Rai Utama, 2015)
Di Indonesia sendiri pariwisata merupakan sektor penghasil devisa nomor satu di luar
non migas. Undang–Undang Nomor 10 tahun 2009 menyatakan bahwa kepariwsataan
diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat
serta mampu menghadapi tentangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Sejalan
dengan upaya pembanguanan kepariwisataan di Indonesia , maka masing-masing daerah di
kepulauan Indonesia bertindak secara gencar mengelola dan mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki agar bisa menjadi daerah tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan
domestik maupun mancanegara
Bali merupakan Destinasi Pariwisata yang menjadi prioritas di Indonesia. Propinsi
Bali telah berkembang menjadi Destinasi Pariwisata ternama di Dunia dengan
potensial. Bali memiliki panjang ruas pantai mencapai 529 km. Pantai di Bali, khususnya
pada daerah Bali bagian selatan banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan olahraga
air, seperti selancar air atau yang kerap disebut surfing, kano, dan kitesurfing. Aksesbilitas
yang mendukung keberadaan akomodasi yang berada dekat dengan pantai serta kondisi
pantai yang beromabak telah menarik wisatawan untuk berwisata bahkan tinggal sementara
di Bali Selatan.
Kabupaten Badung merupakan salah satu Kabupaten Di Bali yang memiliki berbagai
Potensi Pariwisata, dan hampir seluruh daerahnya telah ditetapkan sebagai kawasan
pariwisata. Potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Badung juga tidak kalah dengan
daerah lain dalam menarik minat wisatawan dalam berkunjung. Berdasarkan data dari Dinas
Pariwisata Kabupaten Badung, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung dapat
Tabel 1.1
Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung
NO BULAN JUMLAH JUMLAH 1.966.318 2.229.945 2.493.058 2.756.579 2.892.019 3.148.443 3.681.342 3.934.384
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Tahun 2016
Berdasarkan data dari Tabel 1.1 dapat disebutkan bahwa jumlah Kunjungan
Wisatawan ke Kabupaten Badung meningkat di setiap tahunnya, hal ini dikarenakan potensi
kepariwisataan yang ada di Kabupaten Badung sangat kuat sehingga menarik motivasi
wisatawan untuk berkunjung. Potnesi kepariwisataan di Kabupaten Badung juga tidak kalah
dengan potensi kepariwisataan di Kabupaten-kabupaten lain yang berada di Bali. Kabupaten
Badung juga memiliki Daya Tarik Wisata yang terkenal di Pulau Bali dan juga populer di
pantai yang juga terdapat di Kabupaten Badung tepatnya di Desa Canggu, Kecamatan Kuta
Utara. Sebenarnya nama Pantai ini adalah Pantai Canggu, akan tetapi karena pantai ini
Pantai Batu Mejan. Selain itu letak pantai ini juga dekat dengan restoran Echo, maka dari itu
sering sekali wisatawan menyebut pantai ini dengan sebutan Pantai Echo Beach. Pantai
Canggu (Echo Beach) ini merupakan salah satu pantai yang sudah ditetapkan menjadi Daya
Tarik Wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.
Berdasarkan Peraturan Bupati Badung Nomor : 7 Tahun 2005 dan Peraturan Bupati
Badung Nomor : 43 Tahun 2014 (dalam Buku Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Badung
tahun 2015) tentang Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Badung, di jelaskan bahwa
hingga tahun 2014 Kabupaten Badung Memiliki 26 (Dua Puluh Enam) buah Daya Tarik
Wisata Alam, 7 (tujuh) buah obyek wisata budaya, 1 (satu) buah obyek wisata remaja dan 2
(dua) buah obyek wisata buatan. Dengan jumlah keseluruhan 36 (Tiga puluh Enam) buah
Daya Tarik Wisata yang terdapat di Kabupaten Badung, yang salah satunya Pantai Canggu
ini termasuk dalam salah satu Daya Tarik Wisata yang sudah ditetapkan oleh Pemerintahan
Kabupaten Badung yang masuk dalam kategori jenis Wisata Alam.
Tidak hanya Pantai Kuta dan Pantai-Pantai lainnya yang terdapat di Kabupaten
Badung saja yang padat dengan kunjungan wisatawan, keberadaan pantai ini juga tak kalah
ramai dikunjungi oleh wisatawan. Pantai yang dikelilingi oleh pasir yang berwarna hitam dan
memiliki ombak yang sangat besar ini tentunya dapat membius wisatawan untuk berkunjung
ke pantai ini. Setiap harinya kegiatan surfing/ berselancar selalu dilakukan oleh wisatawan di
Pantai ini. Dengan masuknya kepariwisataan di Pantai Canggu (Echo Beach), hal ini tentunya
memberikan dampak yang positif pada perekonomian masyarakat lokal yang berada di
Sekitar Pantai Echo Beach. Sebagian masyarakat lokal mulai menyediakan berbagai fasilitas
seperti Usaha warung, kios hingga rumah makan yang memang khusus diperuntukan bagi
wisatawan saat mereka berada di Pantai. Selain dari masyarakat lokal, Peran Pemerintah
Daerah maupun Pihak Penyedia Jasa Pariwisata juga melakukan upaya pembangunan sarana
dalam berwisata serta demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Canggu
(Echo Beach).
Melihat perkembangan dan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai
Canggu (Echo Beach), memicu peneliti untuk melakukan pengevaluasian terhadap
perkembangan dan pembangunan di Pantai Canggu ( Echo Beach ), guna untuk melihat
seberapa besar peran dari Pihak Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder)
yaitu Pihak Pemerintah, Pihak Pengusaha Jasa Pariwisata dan Masyarakat Lokal dalam upaya
memaksimalkan kegiatan kepariwisataan di Pantai Canggu ( Echo Beach ).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Kondisi Eksisting Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach)
Kabupaten Badung ?
2. Bagaimana Peran Pemangku Kepetingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap
Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Kondisi Eksisting dari Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo
Beach ) Kabupaten Badung
2. Untuk Mengetahui Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder)
1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan
yang didapat di bangku kuliah khususnya Mata Kuliah Studi Kelayakan Pariwisata
dan menjadi acuan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan Evaluasi
Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap Daya
Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung .
2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan,
pertimbangan dan evaluasi dalam perencanaan, pengembangan, dan pembangunan
pariwisata khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Badung.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima Bab, hal ini
bertujuan untuk dapat memahami isi dari tiap Bab yang merupakan satu kesatuan dan
saling berhubungan. Adapun sistematika penulisan penenlitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini mendeskripsikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Bab ini di uraikan hasil dari penelitian sebelumnya dan deskripsi tentang
konsep terkait dengan Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism
Stakholder) Terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam Bab ini diuraikan mengenai lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan analisis data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini merupakan uraian dari hasil pembahasan data yang diperoleh selama
melakukan penelitian, meliputi gambaran umum penelitian, Kondisi Eksisting Pantai
Canggu (Echo Beach), dan Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism
Stakholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten
Badung
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini menjelaskan tentang simpulan dari pembahasan atas rumusan masalah
yang diajukan dan pada Bab ini juga dilengkapi saran bagi pihak Pemangku Kepentingan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian saat ini diantaranya
antara lain:
Penelitian pertama berupa Jurnal yang berjudul “ Evaluasi Kinerja Stakeholder dalam
Pembinaan Ketrampilan Tenaga Kerja Kontruksi dengan Metode Performence Prism” Tahun
2010 yang disusun oleh Henny Pratiwi Adi dan M. Agung Wibowo yang memaparkan
tentang pengevaluasian kinerja Stakeholders dalam pembinaan keterampilan tenaga kerja
kontruksi Indonesia. Adapun evaluasi terhadap peran stakeholders dalam pembinaan
keterampilan tenaga kerja konstruksi dilakukan dengan menggunakan metode performance
prism. Lima hal penting yang mendasari performance prism adalah stakeholders satisfaction,
stakeholders contribution, serta stakeholders strategy, process dan capability. Berdasarkan
stakeholders satisfaction, stakeholders contribution, stakeholders strategy, process and
capability, maka setiap stakeholders telah memiliki strategi dan kapasitas yang baik untuk
meningkatkan keterampilan tenaga kerja konstruksi.
Penelitian berupa Tesis yang berjudul “ Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di
Pantai Sanur” Tahun 2011 yang disusun oleh IGA Gede Oka Gautama memaparkan tentang
daya tarik Pantai Sanur, karakteristik obyek wisata untuk menunjang kegiatan pariwisata baik
dari sumber daya alam , pelaku pariwisata, maupun fasilitas pariwisata yang ada disana.
Selain itu dibahas juga mengenai langkah – langkah agar tercipta wisata bahari di Pantai
Sanur yang digali lebih dalam melalui empat aspek yaitu Attraction , Aminities , Ancillary
Penelitian berikutnya Jurnal yang berjudul “ Evaluasi Pelaksanaan Program
Pengembangan Obyek Wisata Goa Putri di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji
Tahun 2011 “ yang disusun oleh Novia Kencana dimana pada penelitian itu di paparkan
bahwa Program Pengembangan Objek Wisata Goa Putri ini sudah berjalan dengan baik. Hal
tersebut dapat terlihat dari hasil produk atau output yang diperoleh dari pelaksanaan program
pengembangan objek wisata Goa Putri ini. Pelaksanaan kegiatan dilapangan pada Tahun
2011 semuanya sudah berjalan dan terealisasi dengan baik, begitu pula dengan
fasilitas-fasilitas pendukung yang ada sudah memadai dan mendukung pelaksanaan Program
Pengembangan Objek Wisata Goa Putri ini.
Persamaan antara Penelitian diatas dengan Penelitian saat ini terletak pada Fokus
Penelitiannya, dimana tiga penelitian tersebut dengan penelitian saat ini sama- sama
mengevaluasi suatu Daya Tarik Wisata, tetapi pada penelitian pertama yang dilakukan oleh
Henny Pratiwi Adi dan M. Agung Wibowo proses pengevaluasian menggunakan metode
performance prism, dimana metode tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan
suatu keterampilan kinerja kontruksi. Penelitian kedua yang dilakukan oleh IGA Gede Oka
Gautama lebih mengacu kepada langkah-langkah yang dilakukan agar Pantai Sanur dapat
berkembang menjadi Wisata Bahari melalui aspek : Atraksi, Accesbility, Amenity, dan
Ancillary. Penelitian yang dilakukan oleh Novia Kencana lebih mengevaluasi suatu Daya
Tarik dengan menggunakan model CIPP dari Stufflebeam (dalam Tayibnapis, 2000) yang
berfokus pada 4 (empat) aspek, yaitu Context (Konteks), Input, Proses Implementasi dan
Output. Dalam Penelitian yang dilakukan saat ini lebih mengevaluasi Peran Stakholder
terhadap suatu Daya Tarik, dimana peran pihak stakholder tersebut dilihat berdasarkan pada
UU RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Perbedaannya terletak pada lokus penelitiannya, dimana
pada penelitian yang dipaparkan oleh IGA Gede Oka Gautama berlokasi di Pantai Sanur,
Putri di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang, sedangkan penelitian ini dilakukan di
Pantai Canggu (Echo Beach) di Kabupaten Badung
1.2Deskripsi Konsep dan Teori Analisis
Dalam penelitian diperlukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik yang
dijadikan acuan dalam membahas masalah-masalah penelitian. Adapun konsep dan teori
tersebut sebagai berikut.
2.2.1. Daya Tarik Wisata
Pengertian Daya Tarik Wisata menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 10
Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, pasal 5 , menyebutkan sebagai berikut “ Daya
Tarik Wisata “ adalah segala segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran dan tujuan kunjungan wisatawan.
Menurut Cooper, et al. (1993) daerah tujuan wisata harus didukung empat komponen
utama atau yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu: Atraksi (Attraction), Fasilitas Pendukung
(Amenities), Aksesibilitas (Accesibility), dan Kelembagaan (Ancillary Service). Dalam
penelitian ini, peneliti memilih teori Cooper, dkk sebagai acuan peneliti untuk memudahkan
dalam menganalisis Kondisi Eksisting Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) yaitu
sebagai berikut.
1. Komponen Atraksi (Attraction), pada komponen ini dijelaskan bahwa modal
kepariwisataan itu mengandung potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata.
Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu (1) Natural
Resources (alami) seperti: Gunung, Danau, Pantai, dan Bukit; (2) Atraksi wisata
budaya seperti: arsitektur rumah tradisional di desa, situs arkeologi, benda-benda
kehidupan masyarakat sehari-hari, keramahtamahan, makanan; dan (3) Atraksi
buatan seperti: acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi, festival musik.
2. Komponen Aksesibilitas (Accesibility), pada komponen ini dijelaskan bahwa
aksesibilitas merupakan suatu hal vital yang sangat memengaruhi kunjungan
wisatawan. Jika suatu daerah wisata tidak tersedia aksesibilitas yang mencukupi,
maka sangat kecil wisatawan akan datang mengunjungi daerah wisata tersebut.
3. Komponen Fasilitas Pendukung (Amenitas), pada komponen ini dijelaskan bahwa
secara umum fasilitas (amenities) adalah segala macam prasarana dan sarana yang
diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan
prasarana yang dimaksud adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh wisatawan sebagai
faktor pendukung.
4. Komponen Kelembagaan (Ancillary), pada komponen ini Cooper (1993)
dijelaskan bahwa komponen ancillary atau sering disebut juga pelengkap yang harus
disediakan oleh pengelola dari suatu objek wisata, baik untuk wisatawan maupun
untuk pelaku wisatawan. Pelayanan ini sudah termasuk pemasaran, pembangunan
dan adanya koordinasi dari setiap kegiatan. Secara umum suatu pelayanan biasanya
disajikan oleh organisasi lokal seperti contohnya : Adanya Promosi terhadap Daya
Tarik Wisata, tersedianya layanan informasi, tersedianya beberapa fasilitas khusus (
fasilitas penyedia makanan, fasilitas olahraga, dll ), dan tersedianya pemimpin dari
suatu destinasi.
Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti ( 2002 : 5 ) adalah segala sesuatu yang
dapat menarik wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti
a) Natural attraction : landscape, seascape, beaches, climate and other
geographical features of the destinations
c) Social attractions : the way of life , the resident populations, languages ,
opportunities for social encounters
d) Built attraction : building, historic and modern architecture, monument , parks,
gardens, marinas, etc
Menurut Perda Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 57, yang dimaksud
dengan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya hasil buatan manusia, serta
aktivitas sosial budaya masyarakat dan menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Adapun beberapa Jenis Daya Tarik Wisata antara lain :
a) Daya Tarik Wisata Alam
Daya tarik wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki
daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya,
seperti : flora fauna, keuinikan dan kekhasan ekosistem, gejala alam dan budidaya sumber
daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan
b) Daya Tarik Wisata Budaya
Daya tarik wisata budaya adalah hasil ciptaan manusia berupa benda-benda
bersejarah, kebudayaan atau sistem keagamaan. Adapun 10 elemen budaya yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai daya tarik wisata menurut Shaw dan Williams
dalam indrawati (2010), antara lain kerajinan, tradisi, sejarah dari suatu tempat/daerah,
arsitektur, makanan lokal/tradisional, seni dan musik, cara hidup suatu masyarakat, agama
, bahasa, pakaian lokal/tradisional
Daya Tarik Wisata Buatan Manusia merupakan daya tarik wisata khusus yang
merupakan kreasi artifisial (artificially created) dan kegiatan-kegitan manusia lainnya di
luar wisata alam dan wisata budaya
Dalam penelitian ini tentunya konsep 4A yang dijabarkan oleh Cooper,et al.(1993)
yang meliputi Atraksi, Accessbilitas, Amenity serta Ancillary dan Konsep dari Yoeti (2002 :
5) tentang jenis-jenis Atraksi akan menjadi acuan dalam mendeskripsikan Kondisi Eksisting
yang terdapat di Pantai Canggu (Echo Beach). Selain itu menurut Perda Provinsi Bali Nomor
16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 57 yang menjadi Daya Tarik Wisata Alam dalam penelitian ini
adalah Keindahan Pemandangan Pantai dan Potensi yang dimilik dari Pantai Canggu (Echo
Beach) dan Daya Tarik Wisata Budaya dalam penelitian ini meliputi potensi fisik dan non
fisik, potensi fisik dalam penelitian ini berupa bangunan bersejarah dan potensi non fisik
dalam penelitian ini berupa tradisi kesenian daerah.
2.2.2 Evaluasi
Menurut pengertian bahasa Indonesia , kata evaluasi berasal dari bahasa inggris
Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily : 1983 ). Menurut
Stufflebeam dalam Gautama ( 2011 ) mendifinisikan evaluasi sebagai “ The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”
artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternative keputusan.
Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih bersifat kuantitatif ,
sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Evaluasi merupakan suatu proses untuk
menentukan relevensi, efisiensi, efektivitas, dan dampak kegiatan program atau proyek yang
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan obyektif. Soekartawi (1999)
proyek maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan.
Menurut Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan BAB VIII mengenai Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pasal
30 menyebutkan bahwa
a) Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang memfasilitasi dan melakukan promosi
Destinasi Pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya
b) Menetapkan Daya Tarik Wisata Kabupaten / Kota
c) Menyelenggarakan Bimbingan Sadar Wisata
d) Memelihara dan melestarikan Daya Tarik Wisata yang berada di wilayahnya
Menurut Pasal 19 ayat 2 BAB VII mengenai Hak, Kewajiban dan Larangan
menyebutkan bahwa :
“Setiap Orang dan / atau masyarakat di dalam dan di sekitar destinasi pariwisata
mempunyai hak prioritas :
a) Menjadi Pekerja / buruh
b) Konsinyasi dan / atau
c) Pengelolaan
Menurut Pasal 24 BAB VII mengenai Hak, Kewajiban dan Larangan menyebutkan
bahwa :
Setiap orang berkewajiban :
a) Menjaga dan melestarikan Daya Tarik Wisata
b) Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berprilaku santun dan
menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata
Menurut Pasal 14 BAB VI mengenai Usaha Pariwisatamenyebutkan bahwa:
a) Daya Tarik Wisata
b) Kawasan Pariwisata
c) Jasa transportasi wisata
d) Jasa perjalanan wisata
e) Jasa makanan dan minuman
f) Penyediaan akomodasi
g) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi penyelenggaraan pertemuan,
perjalanan intensif, konferensi dan pameran
h) Jasa informasi pariwisata
i) Jasa konsultan pariwisata
j) Jasa pramuwisata
k) Wisata tirta , dan SPA
Dari indikator yang berdasarkan Undang – undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tersebut,
nantinya tahap Evaluasi pada penelitian ini akan membandingkan antara kondisi ideal dari
peran hak dan kewajiban masing – masing pihak Stakholder yang berdasarkan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwsataan dengan Kondisi
yang terjadi di Pantai Canggu (Echo Beach), membandingkan apakah pihak dari masing–
masing Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakholder) sudah melaksanakan
kewajibannya sesuai Undang – Undang yang berlaku ataukah belum, dan nantinya penelitian
ini tentu dapat memberikan masukan/ rekomendasi pada pihak masing – masing stakholder
apabila kewajibannya belum dapat dilaksankan secara optimal
2.2.3 Pemangku Kepentingan Pariwisata (TourismStakeholder)
Menurut Swarbrooke (1998 : 86) dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan,
tentunya terdapat 6 aktor kunci yang berperan di dalamnya. Aktor tersebut antara lain :
Wisatawan. Dalam pengembangannya, masing-masing aktor tentunya memiliki peran dan
Tanggun jawab yang berbeda diantaranya:
a. Sektor Publik
Sektor publik tentunya dapat mempengaruhi pariwisata di segala Sector dan peran
sektor publik dalam pengembangan pariwisata tentunya dari aspek : Undang –
Undang dan Peraturan, Pendanaan Fiskal yang intensif, Penyediaan Infrastruktur,
Pengembangan dan Pengendalian bangunan termasuk penilaian dampak
lingkungan.
b. Industri Jasa Pariwisata
Dalam pengembangan pariwiata, pihak Industri Jasa Pariwisata memiliki peran
diantaranya : bagaimana mengembangkan, unsur-unsur yang berwujud fisik dari
produk ini seperti hotel baru atau bandara, bagaimana beroperasi dalam hal segala
sesuatu dari konsumsi energi dengan kebijakan dari tingkat upah dan kondisi
kerja untuk eksploitasi satwa liar. Secara umum terdapat beberapa kecaman yang
dituduhkan kepada Industri Jasa Wisata diantaranya: terlalu peduli dengan
keuntungan jangka pendek dari pada dengan kesinambungan jangka panjang,
adanya eksploitasi lingkungan secara besar-besaran dan kurang memiliki inisiatif
pelestarikan lingkungan, Secara relatif bebas melakukan apapun dan memiliki
kemungkinan yang kecil untuk mau berkomitmen pada tujuan tertentu,
c. Organisasi Relawan
i. Organisasi Relawan dalam konteks ini terbagi atas 4 kelompok diantaranya:
ii. Kelompok Publik yang bersifat memaksa seperti Perusahaan pariwisata di
UK yang mencoba mempengaruhi pemerintahan dan industri dalam
iii. Orang-Orang Ahli, yang dalam hal ini meliputi Association of Independent
Tour Operators ( AITO ), dan Hotel, Catering and Institutional
Management Association ( HCIMA ) yang memiliki aspek menarik dalam
pariwisata berkelanjutan.
iv. Kelompok Industri yang memaksa antara lain berkampanye dalam
mempertanggung jawabkan lingkungan pariwisata, dunia perjalanan wisata
dan dewan pariwisata.
v. Relawan yang dipercaya, suatu kelompok masyarakat tersendiri yang
bersama-sama mencapai tujuan tertentu tanpa membuat keuntungan
individu dari hasil kegiatan mereka, seperti contohnya National Trust di UK
yang dilibatkan dalam melestarikan UK bentang alam warisan dan
bangunan bersejarah
d. Masyarakat Lokal
Populasi masyarakat lokal akan cenderung memiliki serangkaian minat. Namun,
dalam masyarakat sendiri kemungkinan akan menjadi berbagai kelompok dengan
minat yang sangat berbeda, dan memiliki sikap yang berbeda pada masalah
pariwisata. ini mungkin termasuk;
i. Mereka yang memiliki usaha pariwisata.
ii. Mereka yang bekerja di industri pariwisata lokal.
iii. Mereka pengusaha yang tidak terlibat dalam bisnis pariwisata.
iv. Mereka yang tidak bekerja di industri pariwisata dan umumnya tidak
terpengaruh oleh industri.
e. Wisatawan
Tanggung jawab dasar dari turis
i. Tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan peraturan setempat,
ii. Tanggung jawab untuk tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang bersifat
ilegal, atau di mana hukum tidak ditegakkan oleh otoritas lokal atau yang secara
luas dikecam oleh masyarakat, seperti seks dengan anak-anak.
iii. Tanggung Jawab untuk tidak menyinggung keyakinan agama lokal atau
norma-norma budaya perilaku.
iv. Tanggung Jawab untuk tidak merugikan lingkungan fisik lokal, Tanggung
Jawab untuk meminimalkan penggunaan sumber daya yang langka lokal
Tanggung Jawab Ekstra Wisatawan dalam Kaitannya dengan Pariwisata Berkelanjutan
i. Tanggung jawab tidak mengunjungi destinasi yang memiliki catatan buruk
terhadap kehidupan manusia,
ii. Tanggung jawab untuk mencari tahu tentang tujuan sebelum liburan dan
mencoba untuk belajar beberapa kata dari bahasa lokal,
iii. Tanggung Jawab untuk mencoba bertemu orang-orang lokal, belajar tentang
gaya hidup mereka, dan membangun persahabatan
iv. Tanggung Jawab untuk melindungi satwa liar alam dengan tidak membeli
souvenir yang dibuat dari makhluk hidup
v. Tanggung jawab untuk mematuhi semua keyakinan agama lokal dan nilai
budaya.
vi. Tanggung jawab berperilaku bijaksana, agar tidak menyebarkan infeksi seperti
HIV dan hepatitis B.
f. Media
media perjalanan bertentangan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam :
i. Program televisi, buku panduan atau majalah dan surat kabar fitur mendorong
wisatawan untuk ingin mengunjungi dari tempat-tempat terpencil sehingga
dampak negatif dari pariwisata tersebar ke daerah berita.
ii. Program televisi dan megazine dan koran fitur cendrung banyak
mempromosikan tujuan yang memiliki rezim politik yang menindas,
iii. Sebagian besar program dan fitur yang diproduksi sebagai hasil dari perjalanan
oleh wartawan sepenuhnya dibayar oleh industri pariwisata. Oleh karena itu
merekacenderung tidak akan menyinggung perusahaan yang telah membayar
untuk perjalanan mereka,
iv. Beberapa program atau fitur pernah melihat pariwisata dari sudut pandang
masyarakat.
Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan
sistem. Aktor tersebut adalah insan – insan pariwisata yang ada di dalam sektor. Secara
umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama, yaitu : (1) Masyarakat. Yang
termasuk masyarakat adalah masyarakat umum yang ada pada destinasi, sebagai pemilik dari
berbagai sumber daya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan. Termasuk
kedalam kelompok masyarakat ini juga adalah tokoh – tokoh masyarakat intelektual, LSM,
dan media massa. (2) Swasta. Kelompok swasta adalah asosiasi usaha pariwisata dan para
pengusaha. (3) Pemerintah. kelompok pemerintah adalah pada berbagai wilayah adminstrasi,
mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya (Suwena dan
Widyatmaja 2010 )
Dalam penelitian ini nantinya konsep ini akan digunakan untuk menganalisis rumusan
Stakholder) yang berperan terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) yaitu
masyarakat lokal yang mengelola Pantai Canggu (Echo Beach), Pihak swasta yaitu para
pengusaha jasa yang berada di sekitar Pantai, serta pihak Pemerintah, dalam hal ini yaitu
Pemerintah Daerah Kabupaten Badung.
2.2.4 Konsep Peran
Peran menurut Soekanto (2002) adalah proses dinamis kedudukan (status), apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dapat
dikatakan dia sudah menjalankan suatu peran. Peran Normatif lebih berkaitan erat dengan
tugas dan kewajiban, sedangkan peran ideal dapat diterjemahkan sebagai peran yang
diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut (Soekanto, 2002). Pada hakekatnya
peran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian prilaku tertentu yang ada karena suatu
jabatan tertentu.
Dalam penelitian ini peran dari Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism
Stakeholder) akan dijelaskan dari kewajibannya masing-masing yaitu Pihak Pemerintah
sebagai fasilitator dan regulator, pihak Swasta sebagai penyedia jasa layanan wisata, serta