i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai resilience at work yang dimiliki oleh bidan desa di Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh, dan jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 orang bidan desa yang bekerja di Puskesmas’X’ Jawa Tengah.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik survei. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Maddi dan Koshaba (2005) berdasarkan aspek dari recilience at work, yaitu commitment, control, dan challenge yang terdiri dari 62 item. Data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan metode distribusi frekuensi dan tabulasi silang antara data utama dengan data penunjang, yaitu usia, lama bekerja, pendidikan terakhir.
Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa mayoritas bidan desa memiliki resilience at work yang tinggi yaitu sebesar 56,7%. Sedangkan bidan desa yang memiliki resilience at work yang rendah sebanyak 43,3%. Selain itu, 56,7% bidan desa memiliki commitment yang tinggi, 50% bidan desa memiliki control yang tinggi, dan 50 orang bidan desa memiliki challenge yang tinggi.
v Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...v
DAFTAR BAGAN...ix
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR LAMPIRAN...xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Identifikasi Masalah...9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...9
1.3.1 Maksud Penelitian...9
1.3.2 Tujuan Penelitian...9
1.4 Kegunaan Penelitian...10
1.4.1 Kegunaan Teoretis...10
1.4.2 Kegunaan Praktis...10
1.5 Kerangka Pikir...11
vi Universitas Kristen Maranatha
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resilience at Work
2.1.1 Definisi Resilience at Work...19
2.1.2 Aspek dari Resilience at Work...21
2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Resilience at Work...23
2.2 Bidan Desa...26
2.2.1 Tujuan Penempatan Bidan Desa...27
2.2.2 Wewenang Bidan Desa...29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...30
3.2 Bagan Rancangan Penelitian...30
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...30
3.3.1 Variabel Penelitian...30
3.3.2 Definisi Operasional...31
3.4 Alat Ukur...32
3.4.1 Jenis Alat Ukur...32
3.4.1.1 Prosedur Pengisian...32
3.4.1.2 Skoring atau Penilaian...34
3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...35
3.4.2.1 Validitas Alat Ukur...35
vii Universitas Kristen Maranatha
3.4.3 Data Pribadi dan Data Penunjang...38
3.4.3.1 Data Pribadi...38
3.4.3.2 Data Penunjang...38
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel...39
3.5.1 Populasi Sasaran...39
3.5.2 Karakteristik Populasi...40
3.6 Teknik Analisis Data...40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden...41
4.1.1 Usia...41
4.1.2 Lama Bekerja...42
4.1.3 Pendidikan Terakhir...42
4.2 Hasil...43
4.2.1 Derajat Resilience...43
4.2.2 Aspek-aspek Resilience at Work...44
4.2.3 Faktor yang mempengaruhi Resilience at Work...44
4.2.4 Tabulasi Silang...45
4.2.4.1 Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Usia...45
viii Universitas Kristen Maranatha
4.2.4.3 Tabulasi Silang Resilience at Work
dengan Pendidikan Terakhir...47 4.2.4.4 Tabulasi Silang Resilience at Work
dengan Transformational Coping...48 4.2.4.5 Tabulasi Silang Resilience at Work
dengan Social Support...48 4.2.4.6 Tabulasi Silang Resilience at Work
dengan Commitment...49 4.2.4.7 Tabulasi Silang Resilience at Work
dengan Control...50 4.2.4.8 Tabulasi Silang Resilience at Work
dengan Challenge...51 4.3 Pembahasan...52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...60 5.2 Saran...62
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Usia...41
4.2 Tabel Lama Bekerja...42
4.3 Tabel Pendidikan Terakhir...42
4.4 Tabel Resilience...43
4.5 Tabel Aspek-aspek Resilience at Work...44
4.6 Tabel Faktor-faktor Resilience at Work...45
4.7 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Usia...45
4.8 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Lama Bekerja...46
4.9 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Pendidikan Terakhir...47
4.10 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Transformational Coping...48
4.11 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Social Support...49
4.12 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Commitment...50
4.13 Tabel Tabulasi Silang Resilience at Work dengan Control...51
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Resilience at Work Lampiran 2 Daftar pertanyaan data penunjang Lampiran 3 Hasil Tabulasi Silang
Lampiran 4 Case Summaries Resilience at Work dengan Data Penunjang Lampiran 5 Gambaran Puskesmas ‘X’
KATA PENGANTAR
Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha yang sedang melakukan penelitian.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan serta kesediaan Saudara untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner berikut. Silahkan Saudara isi sesuai dengan pengalaman dan keadaan Saudara yang sesungguhnya dalam bekerja sebagai bidan desa di Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah. Mohon Saudara menjawab setiap nomor tanpa ada yang terlewatkan.
Hasil data ini hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian semata. Untuk itu kerahasiaan data Saudara terjamin.
Hormat Saya,
Petunjuk pengisian :
Bacalah terlebih dahulu pernyataan yang terdapat di kolom paling kanan. Kemudian berilah tanda check list (9) pada kolom yang paling sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri saudara.
Keterangan : SS (sangat sesuai) S (sesuai)
TS (tidak sesuai)
STS (sangat tidak sesuai)
No. ITEM SS S TS STS
1. Saya berusaha memikirkan cara yang tepat agar dapat menjalin kerja sama dengan dukun bayi untuk membantu persalinan. 2. Saya memikirkan upaya untuk mengatasi medan kerja yang sulit
dijangkau untuk tetap dapat memberi penyuluhan mengenai kesehatan masyarakat di daerah.
3. Saya berusaha mencari cara pendekatan pada masyarakat agar masyarakat dapat mempercayai bidan desa untuk menolong persalinannya.
4. Saya akan menghimbau ibu hamil dengan mendatangi ke rumah mereka agar ketika persalinan mau dibantu oleh tenaga kesehatan. 5. Saya berupaya memikirkan bagaimana metode yang sesuai agar
masyarakat dapat mengetahui mengenai persalinan yang baik. 6. Saya berupaya memikirkan metode penyuluhan yang lebih baik agar
masyarakat dapat menyadari pentingnya posyandu.
NO ITEM SS S TS STS 8. Saya berupaya untuk fokus dalam memantau kesehatan balita
dengan mengajak masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk di imunisasi.
9. Saya berupaya untuk fokus dalam memantau kehamilan ibu hamil dengan mengajak mereka memeriksakan diri secara rutin.
10. Saya merasa perlu bekerja sebaik mungkin sebagai bidan desa karena saya dapat membuat masyarakat sadar akan kesehatannya. 11. Saya merasa senang apabila dapat menyadarkan masyarakat
mengenai kesehatan yang baik melalui penyuluhan yang saya berikan.
12. Saya merasa bangga apabila dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan mengenai posyandu dan imunisasi anak.
13. Saya merasa bangga apabila penyuluhan yang diberikan membuat masyarakat hidup lebih sehat.
14. Saya merasa senang apabila setiap anak dibawa ke posyandu untuk di imunisasi.
15. Saya akan tetap melaksanakan penyuluhan mengenai kesehatan bagi masyarakat walaupun daerahnya sulit dijangkau.
16. Selama saya bekerja sebagai bidan desa, saya berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
17. Saya akan melaksanakan penyuluhan mengenai persalinan yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan program yang ada.
18. Saya memberi penyuluhan ke desa-desa mengenai kesehatan bayi dan anak yang baik untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. 19. Saya akan berupaya menghimbau orang tua dengan memberikan
NO ITEM SS S TS STS 20. Saya akan berupaya mengingatkan masyarakat agar menjaga
kebersihan lingkungan dan kesehatannya dengan baik.
21. Saya akan berupaya mendekatkan diri dengan dukun bayi agar mereka mau bekerja sama dalam menolong proses kelahiran dengan didampingi bidan desa.
22. Saya berupaya memikirkan cara lain agar orangtua mau membawa anaknya ke posyandu agar perkembangan anak dapat diperhatikan dan saya dapat mencapai target yang ditetapkan.
23. Saya berupaya memikirkan cara lain untuk dapat mengatasi medan kerja yang sulit ketika akan memberikan penyuluhan di daerah terpencil.
24. Saya berupaya memikirkan cara lain dalam upaya mengajak masyarakat membawa anaknya ke posyandu dalam usaha mencapai target partisipasi masyarakat terhadap posyandu.
25. Saya berupaya memikirkan cara lain yaitu dengan berpartisipasi dalam kegiatan desa agar dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat.
26. Saya berupaya memikirkan cara lain yaitu dengan mengunjungi rumah mereka agar dapat mendorong ibu hamil memeriksakan kandungannya secara rutin ke bidan desa.
27. Saya berupaya memikirkan cara lain dengan melakukan penyuluhan tambahan untuk menambah pengetahuan masyarakat bahwa
persalinan yang baik adalah persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan.
NO ITEM SS S TS STS 29. Saya merasa yakin dapat mengatasi medan yang sulit dengan
mencari alternatif dalam upaya memberi penyuluhan mengenai posyandu ke daerah.
30. Saya merasa yakin dapat membantu proses kelahiran ibu hamil dengan baik sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. 31. Saya merasa yakin akan dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh dinas kesehatan mengenai ibu hamil yang memeriksakan diri secara rutin.
32. Saya merasa yakin dapat memeriksa kehamilan ibu hamil dengan seksama, dan dapat menemukan kelainan sedini mungkin.
33. Saya merasa yakin dapat menambah pengetahuan masyarakat melalui pemberian penyuluhan mengenai kesehatan yang baik. 34. Saya merasa yakin dapat mengupayakan penyuluhan-penyuluhan
tambahan agar masyarakat mendapat pengetahuan dan mengetahui bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan anak agar terhindar dari penyakit.
35. Saya berupaya menggunakan penyuluhan tambahan untuk menambah pengetahuan masyarakat agar masyarakat dapat lebih mengetahui bagaimana kesehatan yang baik.
36. Saya akan menggunakan seluruh kemampuan saya agar dapat mengatasi setiap hambatan dan dapat mencapai target jumlah kunjungan masyarakat ke posyandu yang telah ditetapkan. 37. Saya berupaya menggunakan berbagai cara salah satunya dengan
menjalin hubungan baik dengan masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan desa walaupun banyak hambatan yang harus dihadapi.
NO ITEM SS S TS STS 39. Saya berusaha menggunakan cara penyuluhan tambahan setiap
diperlukan agar masyarakat dapat lebih mengetahui mengenai gizi yang baik.
40. Saya menggunakan cara memberi penyuluhan mengenai lingkungan yang bersih agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kehamilan yang baik dengan lebih luas.
41. Saya merasa yakin bahwa melalui penyuluhan-penyuluhan yang diberikan mengenai posyandu akan semakin meningkatkan jumlah balita yang dibawa ke posyandu.
42. Saya berusaha memikirkan usaha lain yang akan digunakan untuk menanamkan pada masyarakat mengenai persalinan yang baik sehingga dapat mencapai target lebih baik lagi.
43. Saya berusaha memikirkan usaha baru yang lebih baik dari sebelumnya untuk mendorong masyarakat menjaga kesehatannya dengan baik.
44. Saya merasa tertantang memikirkan usaha lain yang lebih baik yang akan digunakan untuk mendorong masyarakat melahirkan dibantu oleh tenaga kesehatan.
45. Dengan banyaknya pendidikan masyarakat yang masih rendah, saya merasa tertantang untuk melakukan cara-cara yang baru guna menambah pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat mengerti megenai bagaimana imunisasi yang baik bagi anak.
46. Saya merasa semakin tertantang untuk dapat menjalin kerjasama yang lebih baik dari sebelumnya dengan dukun bayi dalam menolong persalinan.
NO ITEM SS S TS STS 48. Agar masyarakat memliki pengetahuan yang lebih luas mengenai
kesehatan yang baik, saya merasa tertantang mencari cara yang lebih bai kdari cara sebelumnya.
49. Dengan masih terdapatnya bayi dan anak yang meninggal, saya merasa tertantang untuk memberi himbauan melalui lurah mengenai kesehatan yang baik bagi anak dengan memberi imunisasi secara lengkap.
50. Saya merasa tertantang menghimbau masyarakat lebih banyak lagi untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
51. Saya merasa tertantang melakukan pendekatan pada masyarakat lebih baik lagi agar orangtua mau membawa anaknya untuk diimunisasi di posyandu.
52. Saya merasa tertantang untuk mencari cara lain yang lebih baik dari sebelumnya salah satunya dengan berdiskusi dengan dukun bayi agar pengetahuan masyarakat mengenai persalinan yang baik meningkat.
53. Saya merasa tertantang mendorong ibu hamil lebih banyak lagi agar memeriksakan diri secara rutin ke bidan desa.
54. Dengan sulitnya mencapai suatu desa yang ada, saya merasa tertantang untuk dapat memberi penyuluhan mengenai berbagai penyakit ke semua desa guna menjangkau seluruh masyarakat. 55. Dengan pengetahuan masyarakat yang masih rendah mengenai
kesehatan yang baik, saya merasa tertantang untuk memberi lebih banyak penyuluhan mengenai kesehatan yang baik.
56. Dengan banyaknya dukun bayi, saya merasa tertantang untuk dapat mengupayakan menjalin kerjasama dengan mereka dalam
NO ITEM SS S TS STS 57. Dengan kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi,
saya merasa tertantang untuk menghimbau dengan mendatangi rumah mereka agar mereka mau membawa anaknya ke posyandu untuk di imunisasi.
58. Dengan banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, saya merasa semakin tertantang untuk dapat mencapai target perkembangan berat badan balita yang dibawa ke posyandu.
59. Karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, saya merasa tertantang untuk terus menghimbau masyarakat melalui penyuluhan mengenai kesehatan yang baik.
60. Dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
perkembangan balita dan anak-anak, saya merasa tertantang untuk memberi penyuluhan mengenai perkembangan anak bagi para orangtua.
61. Saya berusaha memikirkan usaha baru yang lebih baik daripada sebelumnya yang akan digunakan dalam mengatasi medan kerja yang sulit untuk dapat menghimbau ibu hamil memeriksakan dirinya kepada bidan desa.
DATA PENUNJANG Identitas :
Nama (inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Lama bekerja :
Pertanyaan :
1. Sebutkan hambatan apa saja yang Anda hadapi dalam bekerja sebagai bidan desa?
2. Sebutkan solusi apakah yang Anda lakukan untuk mengatasi hambatan?
3. Dalam menghadapi hambatan dalam pekerjaan, apakah hal tersebut mengganggu pekerjaan Anda?
a. Ya b. Tidak
4. Ketika Anda menghadapi masalah apakah Anda mencari alternatif solusi baru untuk mengatasimasalah tersebut?
5. Apakah Anda mudah menyerah terhadap hambatan dalam pekerjaan Anda?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah Anda berusaha memberi semangat / dorongan kepada ibu hamil yang sedang mengalami problem dalam kehamilannya?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah ketika orang lain menghadapi masalah Anda berupaya memahami keadaan mereka?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah ketika orang lain sedang menghadapi masalah Anda berupaya membantu mereka mengatasi masalah mereka?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah Anda meluangkan waktu Anda bagi orang lain yang sedang menghadapi masalah untuk mendengarkannya?
a. Ya b. Tidak
10.Apakah Anda memberikan masukan penyelesaian masalah kepada orang yang sedang menghadapi masalah?
a. Ya b. Tidak
11.Apakah Anda mengharapkan lingkungan kerja memberikan semangat / dorongan pada Anda ketika Anda sedang menghadapi hambatan?
a. Ya b. Tidak
12.Apakah lingkungan kerja Anda memahami Anda ketika Anda sedang menghadapi masalah?
13.Apakah lingkungan Anda membantu Anda ketika Anda sedang menghadapi masalah?
a. Ya b. Tidak
14.Apakah orang lain meluangkan waktu bagi Anda ketika Anda sedang menghadapi masalah untuk mendengarkan Anda?
a. Ya b. Tidak
15.Apakah orang lain memberikan masukan penyelesaian masalah bagi Anda ketika Anda sedang memiliki masalah?
Lampiran 3.1 Tabulasi Silang Usia dengan Commitment usia * commitment Crosstabulation
Commitment
Total rendah tinggi
usia 21-30 tahun Count 8 11 19 % within usia 42,1% 57,9% 100,0% % within
commitment 61,5% 64,7% 63,3% % of Total 26,7% 36,7% 63,3% 31-40 tahun Count 5 6 11 % within usia 45,5% 54,5% 100,0% % within
commitment 38,5% 35,3% 36,7% % of Total 16,7% 20,0% 36,7%
Total Count 13 17 30
% within usia 43,3% 56,7% 100,0% % within
commitment 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 43,3% 56,7% 100,0%
Lampiran 3.2 Tabulasi Silang Commitment dengan Lama Bekerja commitment * lamakerja Crosstabulation
Lamakerja Total
<1 tahun 1- 5 tahun 6- 10 tahun 11-15 tahun commitment rendah Count 1 7 1 4 13 % within
lamakerja 20,0% 50,0% 100,0% 40,0% 43,3% % of Total 3,3% 23,3% 3,3% 13,3% 43,3%
tinggi Count 4 7 0 6 17
% within
lamakerja 80,0% 50,0% ,0% 60,0% 56,7% % of Total 13,3% 23,3% ,0% 20,0% 56,7%
Total Count 5 14 1 10 30
% within
Lampiran 3.3 Tabulasi Silang commitment dengan Pendidikan Terakhir commitment * pend.terahir Crosstabulation
pend.terahir Total D1 kebidanan D3 kebidanan Commitment rendah Count 7 6 13 % within
pend.terahir 63,6% 31,6% 43,3% % of Total 23,3% 20,0% 43,3%
tinggi Count 4 13 17
% within
pend.terahir 36,4% 68,4% 56,7% % of Total 13,3% 43,3% 56,7%
Total Count 11 19 30
% within
pend.terahir 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 36,7% 63,3% 100,0%
Lampiran 3.4 Tabulasi Silang control dengan usia control * usia Crosstabulation
usia
Total 21-30 tahun 31-40 tahun
control rendah Count 10 5 15 % within
usia 52,6% 45,5% 50,0% % of Total 33,3% 16,7% 50,0% tinggi Count 9 6 15
% within
usia 47,4% 54,5% 50,0% % of Total 30,0% 20,0% 50,0%
Total Count 19 11 30
% within
Lampiran 3.5 Tabulasi SIlang Control dengan Lama Bekerja control * lamakerja Crosstabulation
lamakerja Total <1 tahun 1- 5 tahun 6- 10 tahun 11-15 tahun control rendah Count 2 8 1 4 15 % within
lamakerja 40,0% 57,1% 100,0% 40,0% 50,0% % of Total 6,7% 26,7% 3,3% 13,3% 50,0%
tinggi Count 3 6 0 6 15
% within
lamakerja 60,0% 42,9% ,0% 60,0% 50,0% % of Total 10,0% 20,0% ,0% 20,0% 50,0%
Total Count 5 14 1 10 30
% within
lamakerja 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 16,7% 46,7% 3,3% 33,3% 100,0%
Lampiran 3.6 Tabulasi Silang Control dengan Pendidikan Terakhir control * pend.terahir Crosstabulation
pend.terahir
Total D1 kebidanan D3 kebidanan
control Rendah Count 8 7 15 % within
pend.terahir 72,7% 36,8% 50,0% % of Total 26,7% 23,3% 50,0%
Tinggi Count 3 12 15
% within
pend.terahir 27,3% 63,2% 50,0% % of Total 10,0% 40,0% 50,0%
Total Count 11 19 30
% within
Lampiran 3.7 Tabulasi Silang challenge dengan Usia challenge * usia Crosstabulation
usia
Total 21-30 tahun 31-40 tahun
challenge rendah Count 10 5 15 % within
usia 52,6% 45,5% 50,0% % of Total 33,3% 16,7% 50,0% tinggi Count 9 6 15
% within
usia 47,4% 54,5% 50,0% % of Total 30,0% 20,0% 50,0%
Total Count 19 11 30
% within
usia 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 63,3% 36,7% 100,0%
Lampiran 3.8 Tabulasi Silang Challenge dengan Lama bekerja challenge * lamakerja Crosstabulation
lamakerja Total <1 tahun 1- 5 tahun 6- 10 tahun 11-15 tahun challenge rendah Count 1 8 1 5 15 % within
lamakerja 20,0% 57,1% 100,0% 50,0% 50,0% % of Total 3,3% 26,7% 3,3% 16,7% 50,0%
tinggi Count 4 6 0 5 15
% within
lamakerja 80,0% 42,9% ,0% 50,0% 50,0% % of Total 13,3% 20,0% ,0% 16,7% 50,0%
Total Count 5 14 1 10 30
% within
Lampiran 3.9 Tabulasi Silang Challenge dengan Pendidikan Terakhir challenge * pend.terahir Crosstabulation
pend.terahir
Total D1 kebidanan D3 kebidanan
challenge rendah Count 8 7 15 % within
pend.terahir 72,7% 36,8% 50,0% % of Total 26,7% 23,3% 50,0%
tinggi Count 3 12 15
% within
pend.terahir 27,3% 63,2% 50,0% % of Total 10,0% 40,0% 50,0%
Total Count 11 19 30
% within
pend.terahir 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 36,7% 63,3% 100,0%
Lampiran 3.10 Tabulasi Silang Transformational Coping dengan Comitment trans.coping * commitment Crosstabulation
commitment
Total rendah tinggi
trans.coping rendah Count 0 1 1 % within
commitment ,0% 5,9% 3,3% % of Total ,0% 3,3% 3,3% tinggi Count 13 16 29
% within
commitment 100,0% 94,1% 96,7% % of Total 43,3% 53,3% 96,7%
Total Count 13 17 30
% within
Lampiran 3.11 Tabulasi Silang Transformational Coping dengan Control trans.coping * control Crosstabulation
Control
Total rendah tinggi
trans.copin g
rendah Count 0 1 1 % within
control ,0% 6,7% 3,3% % of Total ,0% 3,3% 3,3% tinggi Count 15 14 29
% within
control 100,0% 93,3% 96,7% % of Total 50,0% 46,7% 96,7%
Total Count 15 15 30
% within
control 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Lampiran 3.12 Tabulasi Silang Transformational Coping dengan Challenge trans.coping * challenge Crosstabulation
challenge
Total rendah tinggi
trans.coping rendah Count 0 1 1 % within
challenge ,0% 6,7% 3,3% % of Total ,0% 3,3% 3,3% tinggi Count 15 14 29
% within
challenge 100,0% 93,3% 96,7% % of Total 50,0% 46,7% 96,7%
Total Count 15 15 30
% within
Lampiran 3.13 Tabulasi Silang Social Support dengan Commitment sos.supp * commitment Crosstabulation
commitment
Total rendah tinggi
sos.supp rendah Count 3 5 8 % within
commitment 23,1% 29,4% 26,7% % of Total 10,0% 16,7% 26,7% tinggi Count 10 12 22
% within
commitment 76,9% 70,6% 73,3% % of Total 33,3% 40,0% 73,3%
Total Count 13 17 30
% within
commitment 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 43,3% 56,7% 100,0%
Lampiran 3.14 Tabulasi Silang Social Support dengan Control sos.supp * control Crosstabulation
Control
Total rendah tinggi
sos.supp rendah Count 3 5 8 % within
control 20,0% 33,3% 26,7% % of Total 10,0% 16,7% 26,7% tinggi Count 12 10 22
% within
control 80,0% 66,7% 73,3% % of Total 40,0% 33,3% 73,3%
Total Count 15 15 30
% within
Lampiran 3.15 Tabulasi Silang Social Support dengan Challenge sos.supp * challenge Crosstabulation
Challenge
Total rendah tinggi
sos.supp rendah Count 5 3 8 % within
challenge 33,3% 20,0% 26,7% % of Total 16,7% 10,0% 26,7% tinggi Count 10 12 22
% within
challenge 66,7% 80,0% 73,3% % of Total 33,3% 40,0% 73,3%
Total Count 15 15 30
% within
challenge 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Lampiran 3.16 Tabulasi SIlang antara Resilience dengan Status resilience * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
resilience rendah Count 5 6 2 13 % within
resilience 38,5% 46,2% 15,4% 100,0% % within
status 33,3% 60,0% 40,0% 43,3% % of Total 16,7% 20,0% 6,7% 43,3% tinggi Count 10 4 3 17
% within
resilience 58,8% 23,5% 17,6% 100,0% % within
status 66,7% 40,0% 60,0% 56,7% % of Total 33,3% 13,3% 10,0% 56,7%
Total Count 15 10 5 30
% within
resilience 50,0% 33,3% 16,7% 100,0% % within
Lampiran 3.17 Tabulasi SIlang antara Commitment dengan Status commitment * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
commitment rendah Count 6 5 2 13 % within
commitment 46,2% 38,5% 15,4% 100,0% % within status 40,0% 50,0% 40,0% 43,3% % of Total 20,0% 16,7% 6,7% 43,3%
tinggi Count 9 5 3 17
% within
commitment 52,9% 29,4% 17,6% 100,0% % within status 60,0% 50,0% 60,0% 56,7% % of Total 30,0% 16,7% 10,0% 56,7%
Total Count 15 10 5 30
% within
commitment 50,0% 33,3% 16,7% 100,0% % within status 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 50,0% 33,3% 16,7% 100,0%
Lampiran 3.18 Tabulasi SIlang antara Control dengan Status control * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
control rendah Count 7 6 2 15 % within
control 46,7% 40,0% 13,3% 100,0% % within
status 46,7% 60,0% 40,0% 50,0% % of Total 23,3% 20,0% 6,7% 50,0% tinggi Count 8 4 3 15
% within
control 53,3% 26,7% 20,0% 100,0% % within
status 53,3% 40,0% 60,0% 50,0% % of Total 26,7% 13,3% 10,0% 50,0%
Total Count 15 10 5 30
% within
control 50,0% 33,3% 16,7% 100,0% % within
Lampiran 3.19 Tabulasi SIlang Lama Bekerja dengan Status lamakerja * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
lamakerja <1 tahun Count 5 0 0 5 % within
lamakerja 100,0% ,0% ,0% 100,0% % within status 33,3% ,0% ,0% 16,7% % of Total 16,7% ,0% ,0% 16,7% 1- 5 tahun Count 9 5 0 14
% within
lamakerja 64,3% 35,7% ,0% 100,0% % within status 60,0% 50,0% ,0% 46,7% % of Total 30,0% 16,7% ,0% 46,7% 6- 10 tahun Count 0 1 0 1
% within
lamakerja ,0% 100,0% ,0% 100,0% % within status ,0% 10,0% ,0% 3,3% % of Total ,0% 3,3% ,0% 3,3% 11-15 tahun Count 1 4 5 10
% within
lamakerja 10,0% 40,0% 50,0% 100,0% % within status 6,7% 40,0% 100,0% 33,3% % of Total 3,3% 13,3% 16,7% 33,3%
Total Count 15 10 5 30
% within
Lampiran 3.20 Tabulasi SIlang antara Challenge dengan status challenge * status Crosstabulation
Status
Total PTT CPNS PNS
challenge rendah Count 6 6 3 15 % within
challenge 40,0% 40,0% 20,0% 100,0% % within
status 40,0% 60,0% 60,0% 50,0% % of Total 20,0% 20,0% 10,0% 50,0%
tinggi Count 9 4 2 15
% within
challenge 60,0% 26,7% 13,3% 100,0% % within
status 60,0% 40,0% 40,0% 50,0% % of Total 30,0% 13,3% 6,7% 50,0%
Total Count 15 10 5 30
% within
challenge 50,0% 33,3% 16,7% 100,0% % within
status 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 50,0% 33,3% 16,7% 100,0%
Lampiran 3.21 Tabulasi Silang antara Social Support dengan Status sos.supp * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
sos.supp rendah Count 4 3 1 8 % within
sos.supp 50,0% 37,5% 12,5% 100,0% % within
status 26,7% 30,0% 20,0% 26,7% % of Total 13,3% 10,0% 3,3% 26,7% tinggi Count 11 7 4 22
% within
sos.supp 50,0% 31,8% 18,2% 100,0% % within
status 73,3% 70,0% 80,0% 73,3% % of Total 36,7% 23,3% 13,3% 73,3%
Total Count 15 10 5 30
% within
sos.supp 50,0% 33,3% 16,7% 100,0% % within
Lampiran 3.22 Tabulasi Silang antara Transformational Coping dengan Status trans.coping * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
trans.coping rendah Count 1 0 0 1 % within
trans.coping 100,0% ,0% ,0% 100,0% % within
status 6,7% ,0% ,0% 3,3% % of Total 3,3% ,0% ,0% 3,3% tinggi Count 14 10 5 29
% within
trans.coping 48,3% 34,5% 17,2% 100,0% % within
status 93,3% 100,0% 100,0% 96,7% % of Total 46,7% 33,3% 16,7% 96,7%
Total Count 15 10 5 30
% within
trans.coping 50,0% 33,3% 16,7% 100,0% % within
status 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % of Total 50,0% 33,3% 16,7% 100,0%
Lampiran 3.23 Tabulasi Silang antara Pendidikan Terakhir dengan Status pend.terahir * status Crosstabulation
status
Total PTT CPNS PNS
pend.terahir D1 kebidanan Count 2 4 5 11 % within
pend.terahir 18,2% 36,4% 45,5% 100,0% % within status 13,3% 40,0% 100,0% 36,7% % of Total 6,7% 13,3% 16,7% 36,7% D3 kebidanan Count 13 6 0 19
% within
pend.terahir 68,4% 31,6% ,0% 100,0% % within status 86,7% 60,0% ,0% 63,3% % of Total 43,3% 20,0% ,0% 63,3%
Total Count 15 10 5 30
% within
Case Summaries(a)
No resilience usia
Lama Bekerja Pend. terakhir Transformat-ional coping Social
Support commitment control challenge 1
rendah 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Rendah rendah rendah rendah 2
tinggi 21-30
tahun <1 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 3
tinggi 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Rendah rendah tinggi tinggi 4
tinggi 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 5
tinggi 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 6
rendah 21-30
tahun 6- 10 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 7
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 8
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 9
rendah 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 10
tinggi 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 11
tinggi 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan rendah Rendah tinggi tinggi tinggi 12
rendah 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 13
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 14
rendah 21-30
tahun <1 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 15
tinggi 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Rendah tinggi tinggi rendah 16
rendah 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Rendah rendah rendah rendah 17
tinggi 31-40
tahun 1- 5 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah tinggi 18
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi rendah rendah rendah 19
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi rendah tinggi rendah 20
tinggi 31-40
tahun 11-15 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 21
tinggi 31-40
tahun 11-15 tahun
D3
kebidanan tinggi Rendah tinggi tinggi tinggi 22
tinggi 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
23
tinggi 31-40
tahun 11-15 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 24
tinggi 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Rendah tinggi tinggi rendah 25
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D1
kebidanan tinggi Rendah tinggi rendah rendah 26
rendah 21-30
tahun 1- 5 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi rendah rendah 27
tinggi 21-30
tahun <1 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 28
tinggi 31-40
tahun 11-15 tahun
D1
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 29
tinggi 21-30
tahun <1 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi tinggi tinggi 30
tinggi 21-30
tahun <1 tahun
D3
kebidanan tinggi Tinggi tinggi rendah tinggi T o t a l N
30 30 30 30 30 30 30 30 30
Gambaran Puskesmas ‘X’
Puskesmas ’X’ ini bergerak dalam bidang layanan jasa kesehatan kepada masyarakat terutama masyarakat satu Kecamatan ’X’.
Sejarah Puskesmas ’X’
Masalah kesehatan sudah diperhatikan sejak masa pemerintahan Belanda, hal tersebut terbukti dengan didirikannya "Balai Pengobatan di Kecamatan X" pada tahun 1935 yang berlokasi di J1. Pesantren Desa Z.
Balai pengobatan ini bertugas melayani pengobatan bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya. Tugas balai pengobatan ini hanya mengobati dan memeriksa orang sakit. Penananggung jawab balai pengobatan ini adalah dokter Belanda yang bertugas menjadi dokter di sebuah Pabrik gula yang terletak dikecamatan Y. Sedangkan pelaksanaan harian kesehatan dikerjakan oleh mantri kesehatan (perawat kesehatan).
Kemudian pada tahun 1948, balai pengobatan ini berubah menjadi Balai Pengobatan dan Balai Pengobatan Kesehatan Ibu dan Anak (B.P + B.P.K.I.A). Yang mempunyai tugas yaitu :
1. Memeriksa dan mengobati orang sakit 2. Memeriksa Ibu, anak, dan Ibu hamil
Pada tahun 1965 dengan adanya INPRES / Instruksi Presiden tentang wajib kerja sarjana bagi dokter yang baru lulus, maka mulailah berdiri Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat). Dengan penanggung jawab dokter dengan program-program yang lebih luas yaitu :
1. Balai pengobatan
2. Balai kesehatan Ibu dan Anak
3. P2M = Pemberantasan Penyakit Menular 4. Gizi
Puskesmas ‘X’ ini terletak di J1. Pesantren Desa Z dan hanya melayani rawat jalan. Seiring dengan kebutuhan akan fasilaitas kesehatan yang lebih baik dan lebih luas, maka pada tahun 1990 Puskesmas ‘X’ ditingkatkan dari puskesmas yang hanya melayani rawat jalan menjadi rawat inap, seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya keinginan pasien yang harus menjalani rawat inap di Puskesmas ‘X’, maka pada tahun 1993 Puskesmas ‘X’ resmi menempati lahan, gedung, dan sarana lainnya yang baru yang terletak di J1n. K. H Muhtadi no. 19 yang terletak di Desa Z.
Sejak 1993 Puskesmas ‘X’ melayani : • Rawat Jalan
• Rawat Inap dengan 10 tempat tidur • Pemeriksaan Laboratorium
• Program-program lain meliputi :
1. Balai Pengobatan
3. Balai Pengobatan Gigi
4. P2M (pemberantasan penyakit menular) dan Imunisasi 5. P2Gizi (program perbaikan gizi)
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS ‘X’
Kepala Puskesmas
Sub. Bagian TU
Bid. Umum
Bid. Keuangan
Bid. Bina Program
Bid. Kepegawaian
UF. Yan Kes Dasar
UF. Yan Kes. Masyarakat
Wakil Kepala Puskesmas
Unit Pengobatan
Dalam Gedung
Unit Pengobatan
Luar Gedung
Unit
Promosi
Unit
KESGA
Unit
KESLING
Unit
P3P
UPF
Perawatan
Farmasi
Sub Unit
Loket
Sub Unit
BP Gigi
Sub Unit
Laborat
Pusling
Polindes
Sub Unit
Obat Program
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitasnya. Kesehatan individu juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar individu tersebut. Oleh karena itu individu harus dapat menjaga lingkungan sekitarnya. Seseorang dikatakan sehat adalah keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya bebas dari sakit (Poerwadarminta, 1986).
Kesehatan juga mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia. Karena kesehatan berhubungan dengan kesejahteraan rakyat. Sebagai negara yang sedang berkembang, Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, yaitu lebih dari 200.000.000 jiwa penduduk. Banyaknya jumlah penduduk yang besar ini membuat kesehatan perlu mendapatkan perhatian. Pemerintah sangat mengupayakan kesehatan anggota masyarakatnya secara menyeluruh. Oleh karenanya Pemerintah mendirikan dinas kesehatan. Dinas kesehatan adalah badan yang didirikan pemerintah yang bertugas meningkatkan kesehatan masyarakat.
Universitas Kristen Maranatha
2
kependekan dari Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas sendiri memiliki dua bagian penting yang menangani masalah kesehatan yang berbeda, yaitu kesehatan ibu dan anak, serta kesehatan masyarakat umum. Setiap bagian dari puskesmas tersebut memiliki tanggung jawab masing-masing. Masalah kesehatan yang menjadi prioritas dewasa ini adalah rawannya kesehatan ibu dan anak, oleh karena itu pemerintah menempatkan bidan di desa. Bagian ini dianggap penting oleh pemerintah karena melihat masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi (Departemen Kesehatan, 1997).
Kesehatan Ibu dan Anak merupakan bagian yang penting, melihat anak-anak adalah calon penerus bangsa yang harus dijaga kesehatannya agar dapat berkembang secara baik dan dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Kesehatan ibu hamil juga perlu diperhatikan karena masih terdapat angka kematian ibu hamil yang cukup tinggi di Indonesia. Selain itu, kesehatan bayi pun perlu diperhatikan karena masih terdapat angka kematian bayi yang tinggi.
Universitas Kristen Maranatha
3
Puskesmas ‘X’ merupakan puskesmas yang membawahi 21 desa, dimana di puskesmas ‘X’, masih terdapat kematian ibu bersalin, dan kematian bayi. Seperti dilihat di Puskesmas ‘X’ kematian bayi mencapai 1.65%. Kesehatan anak perlu diperhatikan karena masih banyak terdapat anak-anak yang tidak dibawa ibunya untuk diimunisasi secara lengkap sesuai dengan anjuran dinas kesehatan (22.45% bayi yang tidak dibawa oleh ibunya ke posyandu). Dalam hal ini, pada umumnya yang menjadi kendala adalah pengetahuan masyarakat yang rendah, kurangnya pendidikan masyarakat sehingga mereka tidak mengetahui mengenai kesehatan yang baik. Hal ini semakin menyulitkan Pemerintah dalam mengupayakan kesehatan yang baik bagi masyarakat.
Universitas Kristen Maranatha
4
ibu hamil yang akan melahirkan, apabila ada ibu melahirkan yang meninggal dunia, bidan desa harus bertanggungjawab kepada atasannya yaitu kepala puskesmas, yaitu bidan desa tersebut harus menjelaskan kronologis kejadiannya dihadapan seluruh bidan desa, atasan dan dokter spesialis yang meminta penjelasan mereka. Selain tugas-tugas tersebut, bidan desa juga harus dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada ibu hamil sedini mungkin.
Sedangkan dalam menurunkan angka kematian balita, bidan desa harus mengaktifkan posyandu dengan tujuan memantau berat badan para balita. Selain itu, posyandu yang dilakukan oleh bidan desa juga bertujuan memberikan imunisasi yang lengkap pada setiap balita. Dalam Posyandu, bidan desa juga berperan dalam memberikan penyuluhan mengenai gizi buruk kepada orang tua balita dengan tujuan agar setiap balita yang ada di desa tidak mengalami gizi buruk.
Dalam hal meningkatkan kesehatan masyarakat, bidan desa harus memberikan penyuluhan mengenai lingkungan yang bersih, dan penyuluhan agar masyarakat menjaga kesehatannya dengan baik. Penyuluhan-penyuluhan ini biasanya dilakukan satu kali setiap bulannya. Namun jika terdapat wabah penyakit tertentu maka akan diadakan penyuluhan tambahan. Tujuan dari penyuluhan pada masyarakat adalah agar masyarakat dapat lebih menjaga kesehatannya dengan menjaga lingkungan dan menjaga kondisi tubuhnya agar terhindar dari penyakit.
Universitas Kristen Maranatha
5
partisipasi masyarakat yang 43,5% sedangkan target yang ada adalah 80%. Adapun ibu melahirkan yang meninggal dunia sebanyak 0.14% sedangkan target yang ada adalah 0%. Jumlah Bayi yang meninggal sebanyak 1.65% sedangkan targetnya adalah 0%. Dari hasil tersebut, para bidan desa dituntut untuk dapat mencapai setiap targetnya sedangkan hasil yang ada menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang tidak mencapai target dilihat dari rata-rata hasil data kesehatan yang diperoleh di kecamatan tersebut. Hal ini menunjukkan pekerjaan bidan desa mendapatkan tekanan yang lebih karena hasil yang ada belum memenuhi target yang ditetapkan oleh dinas kesehatan.
Universitas Kristen Maranatha
6
mengungkapkan bahwa kendala yang lain adalah usia mereka yang terbilang muda sebagai bidan desa, sehingga mempengaruhi kepercayaan masyarakat desa. karenanya mereka kurang memperoleh kepercayaan masyarakat dibandingkan dengan dukun bayi. Sebanyak 60% diantaranya juga mengungkapkan bahwa mereka rata-rata tidak berasal dari desa setempat sehingga semakin kesulitan memperoleh kepercayaan masyarakat setempat. Sebanyak 60% orang bidan desa diantaranya menyatakan bahwa orang tua masih menekankan adat istiadat masyarakat desa yang masih memilih pertolongan dari dukun bayi daripada pertolongan bidan desa. Sebanyak 80% bidan desa diantaranya juga menyatakan masalah kurangnya pengetahuan masyarakat desa bahwa persalinan yang aman adalah persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini bidan desa.
Universitas Kristen Maranatha
7
cara mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya dan meminta bimbingan dari senior mereka. Selain itu, mereka juga berusaha meningkatkan koordinasi dengan aparat desa dan tokoh masyarakat setempat untuk mempromosikan bahwa persalinan yang aman adalah persalinan dengan bantuan aparat kesehatan.
Universitas Kristen Maranatha
8
mengenai tugas-tugas mereka, mempelajari tugas-tugasnya, dan berusaha untuk mencapai taget yang telah ditetapkan.
Berdasarkan dari survey awal yang dilakukan terhadap 5 orang bidan desa di Puskesmas ‘X’. Diperoleh data bahwa sebanyak 60% bidan desa akan berusaha mengatasi hambatan dalam pekerjaannya tidak hanya diam saja dalam menghadapi hambatannya, tetapi mengevaluasi mengenai target yang harus dicapai, dan berusaha mencapai target yang telah ada dengan mencari cara untuk mengatasi hambatan yang ada yaitu dengan memikirkan strategi yang baru guna mencapai tujuannya, berusaha mengatasi hambatan yang ada tanpa menyerah terhadap keadaan, serta mampu mengembangkan diri sehingga dapat bekerja dengan lebih baik lagi. Sebaliknya sebanyak 40% bidan desa di Puskesmas ‘X’ tidak berusaha mengatasi hambatannya dan hanya melakukan tugasnya tanpa berusaha mencapai target yang telah ditetapkan, tidak melakukan perbaikan dalam memperbaiki kinerjanya. Dilihat dari banyaknya hambatan yang harus dihadapi, tujuan yang berat, serta tingginya target yang ditetapkan, maka dalam menjalankan tugasnya bidan desa memerlukan resilience.
Universitas Kristen Maranatha
9
Dari pemaparan di atas, dapat terlihat bahwa Resilience pada bidan desa bervariasi, ada bidan desa yang menjalankan tugasnya dengan apa adanya. Tetapi masih terdapat bidan desa yang berusaha mengerjakan tugas-tugasnya dengan sebaik-baiknya dan berusaha keras untuk memenuhi target-target yang ditetapkan, mereka juga berusaha menjalankan program yang telah ditetapkan dengan sebaik-baiknya. Sehubungan dengan keadaan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui bagaimana gambaran Resilience pada Bidan desa di Puskesmas ‘X’, Jawa Tengah.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran Resilience at work yang dimiliki oleh bidan desa di Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui Resilience at work bidan desa di Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Universitas Kristen Maranatha
10
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian ini dari segi teoritis adalah :
1. Memberikan informasi tambahan bagi Psikologi Industri mengenai “Resilience at work” pada bidan desa di Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah. 2. Memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih
lanjut mengenai “Resilience at work” khususnya pada Bidan desa.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Dari segi praktis, kegunaan penelitian ini adalah
1. Memberikan informasi mengenai resilience at work kepada bidan desa di Puskesmas ‘X’ serta memberikan masukan bagi Bidan desa bagaimana cara mengembangkan diri mereka baik melalui bertukar pendapat dengan teman kerja, berbagi pengalaman, mencari informasi baru melalui berbagai sumber agar dapat melakukan tugas-tugasnya dengan lebih baik lagi.
Universitas Kristen Maranatha
11
1.5 Kerangka Pikir
Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi semakin berkembang pesat. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi bidang kesehatan. Pengaruh yang muncul diantaranya adalah dengan berkembangnya alat-alat kesehatan. Selain itu, dengan perkembangan teknologi, semakin banyak penyakit yang ditemukan, serta banyak ditemukan virus-virus baru yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Oleh karena itu kesehatan semakin memerlukan perhatian penting, sehingga Pemerintah Indonesia berusaha mengupayakan kesehatan masyarakat dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam mengupayakan kesehatan masyarakat desa adalah dengan mendirikan Puskesmas di daerah-daerah terpencil. Dimana Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di desa. Selain itu, peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan terus dibina agar kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota masyarakat dapat meningkat. (Departemen Kesehatan, 1997).
Universitas Kristen Maranatha
12
Presiden) tentang wajib kerja bagi sarjana kedokteran yang baru lulus, maka mulailah berdiri Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) hingga sekarang yang berfungsi mengupayakan kesehatan masyarakat umum dan mengupayakan kesehatan ibu dan anak.
Puskesmas ‘X’ merupakan salah satu Puskesmas terbesar di Kabupaten Brebes, dan membawahi 21 desa. Puskesmas ‘X’ sendiri memiliki dua bagian penting yaitu bagian yang mengurus mengenai kesehatan masyarakat umum dan kesehatan ibu dan anak. Dalam mengupayakan kesehatan ibu dan anak, tenaga medis yang berperan penting adalah bidan desa.
Universitas Kristen Maranatha
13
masyarakat semakin kurang mempercayai mereka dan masyarakat banyak yang lebih memilih persalinannya ditolong oleh dukun bayi daripada oleh bidan desa. Kendala lain adalah dukun bayi banyak yang tidak didampingi oleh bidan desa saat menolong persalinan, serta banyaknya wilayah desa yang sulit dijangkau oleh bidan desa. Kendala terbesar adalah kurangnya pendidikan masyarakat desa sehingga banyak terdapat masyarakat yang belum mengetahui mengenai persalinan yang baik. Banyaknya kendala dan tuntutan target yang harus dihadapi oleh bidan desa mengakibatkan bidan desa di Puskesmas ‘X’ perlu resilience yang tinggi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Universitas Kristen Maranatha
14
akhir dari perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya (Maddi & Khoshaba, 2005). Tantangan adalah jika bidan desa memandang perubahan sebagai alat untuk membuka jalan hidup yang baru yang memberi kepuasan. Ia menghadapi perubahan-perubahan yang menekan, mencoba memahaminya, belajar daripadanya, dan menyelesaikannya. Ia merengkuh tantangan kehidupan, dan bukan menyangkali dan menghindarinya. Ini menggambarkan optimisme seseorang dan bukan ketakutan seseorang terhadap masa depan (Maddi & Khoshaba, 2005).
Terdapat dua fakor yang mempengaruhi resilience adalah transformational coping dan social support (Maddi & Khoshaba, 2005). Transformational coping yaitu melalui tindakan mental dan perilaku, seseorang mengubah ciri perubahan yang membuat stres dan menggunakannya untuk mengambil keuntungan (Maddi & Khoshaba, 2005). Dalam transformational coping terdapat dua level, laitu level mental dan level aksi/tindakan. Dalam mental level, yaitu keadaan stres diletakkan pada perspektif yang lebih luas, sehingga dapat diatur dengan lebih mudah (Maddi & Khoshaba, 2005). Sehingga jika bidan desa mengetahui dan memahami masalah apa yang mereka hadapi, maka mereka akan dapat mengatasi masalah tersebut. Sedangkan dalam level aksi yaitu wawasan mental digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan jalur yang tegas pada tindakan penyelesaian masalah (Maddi & Khoshaba, 2005).
Universitas Kristen Maranatha
15
terjadi diantara dirinya dan orang lain, dan mengganti pola tersebut dengan berusaha saling memberi bantuan dan dorongan satu sama lain.
Resilience sendiri memiliki dua derajat yaitu resilience tinggi dan resilience rendah (Maddi & Khoshaba, 2005). Bidan desa di Puskesmas ‘X’ yang memiliki resilience tinggi adalah bidan desa yang mampu bangkit dari keadaan sulit yang mereka hadapi, mereka mampu mengatasi hambatan yang muncul dalam pekerjaan mereka, mereka juga mampu mencapai target yang ada dengan berbagai macam solusi yang mereka agar dapat mengatasi masalah yang mereka hadapi dan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti bidan desa yang berusaha mempromosikan dan memberikan penyuluhan mengenai bagaimana kesehatan yang baik dan persalinan yang sehat dalam upaya mengatasi kurangnya pengetahuan masyarakat, bidan desa juga berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat desa pada bidan desa dengan mengikuti pelatihan guna meningkatkan keterampilan mereka, melakukan pendekatan kepada dukun bayi agar dukun bayi mau bekerjasama dengan bidan desa dalam mendampingi persalinan.
Universitas Kristen Maranatha
16
mencapai target mereka, dan mereka tidak berusaha mengatasi hambatan mereka dengan berusaha keras, mereka tidak melakukan usaha perubahan untuk hasil yang telah mereka capai sebelumnya, mereka tidak melakukan evaluasi terhadap hasil yang telah mereka capai, dan hanya menerima hasil yang ada.
Universitas Kristen Maranatha
17
[image:60.612.115.477.127.605.2]Skema Pemikiran
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pikir Bidan Desa di
Puskesmas ‘X’
Resilience
Tinggi
Rendah
Kendala yang dihadapi : - Bidan desa bukan dari
desa setempat
- pengetahuan masyarakat - adat istiadat
- kurangnya kepercayaan masyarakat
Tugas bidan desa : - menurunkan angka
kematian ibu bersalin - meningkatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan - menurunkan angka
kematian dan angka balita sakit
- meningkatkan kesehatan masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi resilience :
- transformational coping
- social support
Universitas Kristen Maranatha
18
1.6 Asumsi Penelitian
Asumsi dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bidan desa, banyak tugas yang harus dikerjakan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan, dan dalam mencapai tujuan yang ada, bidan desa harus menghadapi berbagai hambatan dan kendala yang ada aggar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Resilience at work adalah ketika bidan desa di Puskesmas ‘X’ mengalami keadaan tertekan dalam pekerjaan mereka sebagai bidan desa, namun mereka dapat menyelesaikan masalah-masalah yang menghambat pekerjaan mereka, dan dapat melakukan perubahan-perubahan dalam usaha menjalankan tujuan yang telah ditetapkan sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. 3. Bidan desa di Puskesmas ‘X’ memerlukan resilience at work,
faktor-faktor resilience adalah commitment, control, dan challenge
4. Hal-hal yang mempengaruhi resilience adalah Transformational coping dan social support
Universitas Kristen Maranatha
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada 30 orang bidan desa
di Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Derajat Resilience at work yang dimiliki oleh bidan desa di Puskesmas ‘X’
bervariasi. Mayoritas, yaitu sebanyak 56.7% bidan desa di Puskesmas ‘X’
Jawa Tengah memiliki resilience at work tinggi, dan 43,3% bidan desa di
Puskesmas ‘X’ Jawa Tengah memiliki resilience at work yang rendah.
Artinya, sebanyak 56,7% bidan desa di Puskesmas ‘X’ mampu bertahan, terus
berupaya untuk dapat mencapai target yang ada dan selalu berupaya
mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pekerjaan mereka. Sedangkan
sebanyak 43,3% bidan desa di Puskesmas ‘X’ kurang berusaha untuk
mengatasi hambatan yang ada dan tidak berupaya untuk dapat mencapai target
yang ada.
2.
Aspek-aspek yang mempengaruhi Resilience at Work diantaranya adalah
Commitment, Control dan Challenge. 56,7% Bidan desa di Puskesmas ‘X’
Universitas Kristen Maranatha
60
melakukan berbagai alternative agar dapat mencapai hasil yang lebih baik dari
sebelumnya.
Universitas Kristen Maranatha
61
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa
saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
1.
Penelitian Lanjutan :
-
Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilihat mengenai keterkaitan
Resilience at work yang dimiliki oleh bidan desa dengan lamanya
bidan desa tersebut bekerja, dan pendidikan akhir yang dimiliki oleh
bidan desa.
-
Untuk penelitian selanjutnya, dapat dilengkapi data-data mengenai
jumlah pasien masing-masing bidan desa.
-
Untuk penelitian selanjutnya, dapat dihubungkan antara Resilience at
Work dengan Tahap Perkembangan bidan desa.
2.
Bagi Puskesmas ‘X’ disarankan :
-
Bagi para Bidan Desa yang memiliki Resilience at work yang rendah
perlu diberikan pelatihan untuk mengembangkan kemampuannya dan
meningkatkan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan mengenai
stress management, pelatihan pengembangan keterampilan kebidanan,
Universitas Kristen Maranatha
62
-
Puskesmas ‘X’ dapat menyediakan konseling yang dibutuhkan oleh
karyawan dalam usaha meningkatkan resilience at work yang dimiliki
oleh bidan desa.
Universitas Kristen Maranatha
67
DAFTAR PUSTAKA
Bernard, B. 1991. Fostering Reciliency in kids: protective factors in the family, school, and community. portland.
Departemen Kesehatan. 1997. Panduan Bidan di Tingkat Desa. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo.
Maddi, Salvatore. R & Deborah M. Koshaba. 2005. Resilience At Work. USA: AMACOM.
Poerwadarminta, WJS. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Reivich, Karren & Shatte, Andrew. 2002. The Resilience Factor. New York: Broadway books.