ABSTRAK
PENGARUH pH TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi in vitro
Hanna, 2003, Pembimbing I : Endah Tyasrini, S.Si, M.Si,
Salmonella typhi merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi tersering di
daerah tropis. Manusia terinfeksi Salmonella typhi secara fecal-oral, biasanya melalui
makanan yang kurang higienis dan atau kurang masak. Salmonella typhi pertama
-
tama menginfeksi Peyer 's patches pada ileum dan untuk mencapai ileum Salmonella
typhi harus melalui gaster yang mempunyai pH antara 1,4 - 1,6. Pada umumnya,
Salmonella typhi akan mati pada pH gaster yang rendah tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH minimum dimana Salmonella typhi
dapat hidup dan mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan Salmonella typhi. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menanamkan suspensi Salmonella
typhi berumur 18 - 24 jam dengan pengenceran 1/1.000.000 pada medium SS Agar
dengan pH 2,5 - 8 menggunakan metode streakplate, kemudian diinkubasi selama 24
jam. pH medium diatur dengan menambahkan HCl pekat atau NaOH 2N ke dalam SS Agar cair. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali. Jumlah kuman yang tumbuh dihitung dalam colony forming unit (cfu) dikalikan faktor pengenceran, diambil rata - ratanya dari ketiga percobaan, kemudian dibandingkan dengan rata - rata jumlah kuman pada
kontrol (+). Untuk kontrol (+) digunakan medium SS Agar yang tidak diatur pH-nya sebagai standar pertumbuhan Salmonella typhi yang optimum.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada Salmonella typhi yang tumbuh pada
medium dengan pH 2,5 dan 3. Rata - rata jumlah kuman pada medium dengan pH 3,5
adalah 30.333.333, pH 4 = 35.000.000, pH 5 = 44.666.667, pH 6 = 75.666.667, pH 7 = 71 .000.000, dan pH 8 = 66.000.000. Rata - rata jurnlah kuman pada medium kontrol
(+) adalah 50.666.667.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Salmonella typhi
mulai dapat tumbuh pada pH 3,5 dan pertumbuhannya menunjukkan peningkatan dari pH 3,5 - 6 serta tumbuh optimum pada pH 6 - 8.
Pembimbing
II
: Hanna Ratnawati, dr, M.KesABSTRACT
EFFECT OFpH ON Salmonella typhi GROWTH in vitro
Hanna, 2003, Tutor I : Endah Tyasrini, SSi, MSi,
Tutor II : Hanna Ratnawati, dr, M. Kes
Salmonella typhi is one of the most common cause of infection in tropical areas.
Human are infected by Salmonella typhi through fecal - oral route, usually through
food of low hygiene and or food that is not properly cooked. At first, Salmonella typhi
will infect the Peyer 's patches located at the ileum. To reach the ileum, Salmonella
typhi should pass through the stomach, which pH is 0.9 - 1.5. Most times,
Salmonella typhi can not survive in this low pH of the stomach.
The objective of this studi is to know the minimum pH in which Salmonella typhi
can survive and to know the effect of the medium pH on Salmonella typhi growth. This study was done by conducting experiments. The experiments were done by inoculating the media SS Agar, which pH were 2.5 - 8, with 18 - 24 hours old
Salmonella typhi suspension of 1/1. 000.000 dilution using streak plate method. The
media were then incubated for 24 hours. The pH of the media were adjusted by
adding concentrated HCl or NaOH 2N to the liquid SS Agar. The experiments were
done 3 times. The number of the living Salmonella typhi was taken from the colony
forming unit (cfu) times the dilution factor, and the average number was taken from
the 3 experiments. The average number of each pH was then compared with the
average number of the control (+) media. Control (+) media was made using the SS
Agar without pH adjustment as a standard for the optimum Salmonella typhi growth. The result of the experiments showed that no Salmonella typhi growth were seen
in medium with pH 2.5 and 3. The average number of Salmonella typhi in medium
with pH 3.5 was 30,333,333, pH 4=35,000,000, pH 5=44,666,667, pH 6=75,666,667,
pH 7 = 71,000,000, and in pH 8=66,000,000. The average number of Salmonella typhi in the control (+) media was 50,666,66 7.
Based on the result, the conclusions are SalmonelIa typhi starts to grow in p H 3.5,
and there is an increase in Salmonella typhi growth from pH 3.5
-
6, and Salmonellatyphi grows optimally in pH 6 - 8.
DAFTAR ISI
2.2 Transpor Zat Melalui Protein Transmembran ... 5
BAB
III
ALAT. BAHAN. DAN CARA KERJA PENELITIAN . . . 163.1 Alat - alat Penelitian ... 16
3.2 Bahan - bahan Penelitian ... ... 16
3.3 Prosedur Penelitian ... ... 17
3.3.1 Pembuatan Suspensi Bakteri ... 17
3.3.2 Pembuatan Media Dengan Berbagai pH ... 17
3.3.3 Pengenceran Suspensi Kuman ... 17
3.3.4 Pembuatan Kontrol .
4.1.1 Hasil Percobaan Pendahuluan ... 19
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 4.1 Pertumbuhan Salmonella typhi Pada Medium Dengan Berbagai pH
(Pengenceran 1 / 1 .000.000) . . . 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR 2.1 Transpor Zat Melalui Protein Transmembran ... 6
GAMBAR 2.2 Proses Transpor Elektron ... 7
GAMBAR 2.3 Salmonella typhi Dilihat dengan Mikroskop Elektron . . . 12
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN 1 Hasil Percobaan Pendahuluan . . . 24 LAMPIRAN 2 Foto Hasil Percobaan ... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam tifoid yang disebabkan oleh infeksi Salmonella typhi, yang termasuk
golongan Enterobacter, merupakan penyakit yang mempunyai morbiditas cuku p tinggi di Indonesia. Manusia terinfeksi Salmonella typhi secara fecal
-
oral, biasanya melalui makanan yang kurang terjaga kebersihannya dan atau kurang masak.Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif batang, aerob, motil, dan tidak
membentuk spora. Salmonella typhi hidup optimum pada suhu 35 - 37 Pada
umumnya Salmonella typhi tumbuh dengan optimal pada pH netral, yaitu sekitar pH 6
-
8 dan mulai dapat hidup pada pH >= 4.Dalam proses infeksinya, Salmonella typhi pertama
-
tama menginfeksi sel M pada mukosa usus halus. Untuk mencapai usus halus, Salmonella typhi harus melalui gasteryang mempunyai pH antara 1,4 - 1,6. pH yang demikian rendah dari gaster dapat
membunuh Salmonella typhi sehingga menghambat proses infeksinya. Di gaster juga
terdapat pepsin, suatu enzim proteolitik yang aktif pada pH 1,5 - 3,5. Pepsin dapat mendenaturasi protein bakteri, termasuk Salmonella typhi. Hal ini juga menghambat
proses infeksi SalmonelIa typhi.
Dalam masyarakat, untuk mengatasi nyeri Iambung yang diakibatkan oleh tukak lambung atau tukak duodenum umumnya digunakan antasida atau H2 blocker.
Penggunaan antasida dan
H2
blocker yang cukup lama dapat mengurangi keasaman gaster, hingga pH gaster naik sampai di atas 4. Hal ini akan mempermudah terjadinya infeksi oleh Salmonella typhi pada orang-orang yang sering mengkonsumsi antasidaatau
H2
blocker, misalnya pada penderita tukak lambung atau tukak duodenumPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan
Salmonella typhi i n vitro dan mengetahui pada pH minimum berapakah Salmonella
2
typhi dapat hidup. Pada penelitian ini pH medium yang dipakai adalah 2,5 - 8 karena
berdasarkan teori Salmonella typhi mulai hidup pada pH 4, sedangkan pH 8 dianggap sebagai pH paling alkalis yang mungkin terjadi pada lambung.
1.2 Identifikasi masalah
Bagaimana pengaruh pH terhadap pertumbuhan Salmonella iyphi?
1.3 Maksud dan tujuan
1 . Mengetahui pengaruh pH terhadap pertumbuhan Salmonella iyphi. 2. Mengetahui pada pH minimum berapakah Salmonella typhi dapat hidup.
1.4 Kegunaan Penelitian
Menambah wawasan masyarakat tentang pengaruh pH terhadap risiko terinfeksi
Salmonella typhi sehingga dapat diambil tindakan pencegahan terhadap infeksi
Salmonella iyphi.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Dasar Teori
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Menurut teori, Salmonella typhi dapat hidup pada pH 4 - 9. pH lambung normal adalah 1,4 - 1,6. Dalam proses infeksinya, Salmonella typhi harus melewati lambung
dan sebagian besar akan mati karena pH lambung yang rendah tersebut. Bila pH lambung naik, misalnya pada penderita aklorhidria atau pada pengguna antasida dan
H2 blocker, hal ini kemungkinan akan mempermudah proses infeksi oleh Salmonella
3
Salmonella typhi tidak dapat hidup pada pH lingkungan yang terlalu rendah, hal ini
disebabkan pada lingkungan dengan konsentrasi ion H+ yang terlalu tinggi mekanisme
pH homeostasis pada Salmonella typhi tidak dapat mempertahankan kestabilan pH
intrasel sehingga pH intrasel turun. Turunnya pH sitoplasma mengakibatkan protein- protein intrasel dari Salmonella typhi mengalami denaturasi dan inaktivasi, serta
menghambat proses pembentukan energi dan transpor ion-ion melalui symporter.
1.5.2 Dasar Teori
1 Salmonella typhi hidup optimal dengan pH intrasel > 5 (Salyers, Whitt, 2002)
2 Salmonella typhi dapat hidup pada pH lingkungan 4 - 9
(http //www vetmed ucdavis edu/PHR/phrl50/200 1/15001b6 pdf )
3 Salmonella typhi mempertahankan kestabilan pH intrasel pada pH
lingkungan yang rendah atau tinggi dengan mekanisme pH homeostasis
(Salyers, Whitt, 2002)
Rendahnya pH intrasel pada bakteri dapat menghambat transpor ion - ion melalui membran sel dan proses pembentukan energi (Madigan, Martinko, Parker, 2000)
pH yang lebih rendah dari pH optimum enzim dapat mengakibatkan denaturasi protein enzim serta inaktivasi enzim (Harper, 1987)
Gaster mensekresi getah lambung yang mempunyai pH 1,4 - 1,6 (Harper,
Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menanamkan suspensi kuman
Salmonella typhi pada medium-medium dengan p H yang berbeda, dalam hal ini pH
4
jam. Setelah 24 jam kuman pada masing-masing medium dihitung berdasarkan colony forming unit (cfu) yang terbentuk, kemudian jumlah jumlah kuman pada masing-
masing medium dibandingkan dengan kontrol (+).
1.7 Lokasi dan Waktu
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Salmonella typhi mulaidapat tumbuh pada pH 3,5
2. Salmonella typhi meningkat pertumbuhannya pada pH 3,5 - 6
3 . Salmonella typhi tumbuh optimal pada pH 6 - 8
5.2 Saran
Agar masyarakat lebih berhati - hati dalam rnengkonsumsi antasida atau H2
blocker, karena penggunaan antasida atau H2 blocker dapat mengurangi keasaman lambung dan memperbesar risiko terinfeksi Salmonella typhi.
Bagi mereka yang harus mengkonsumsi antasida maupun H2 blocker secara teratur, disarankan agar memilih makanan y a n g terjamin kebersihannya untuk menghindari kemungkinan terinfeksi Salmonella typhi.
Pengasaman makanan dapat menjadi alternatif untuk mencegah penularan Salmonella typhi melalui makanan, khususnya yang dimakan mentah.
Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pH terhadap Salmonella typhi in vivo maupun tentang pengaruh pH terhadap patogen - patogen lain.
BAB VI
Haj meer M. 200 1 .
http://www.vetmed.ucdavis.edu/PHR/phr150/2001/15001b6.pdf.
p.11.
Lengeler J.W., Drews G., Schlegel H.G. 1999. Biology Of Procayote. New York: Delmar Publisher. p. 660
-
664.Madigan M.T., Martinko J.M., Parker J. 2000. Biology of Microorganism. 9th ed. New Jersey: Prentice Hall Tnc. p. 53 - 65, 123 - 125, 142 - 143.
Martin D.W., Rodwell V.W., Granner D.K., Mayes P.A. 1987. Biokimia Harper. Edisi 20. Jakarta: EGC. p. 89.
Nnochiri E. 1975. Medical Microbiology in The Tropics. London: Oxford University Press. p. 119- 124.
Udin Sjamsudin, Azalia Arif. 1998. Obat Lokal dalam : Sulistia G. Ganiswarna, editor:
Farmakologi dun Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. p. 502 - 506.