OPNI
SABTU KLIWON,
20FEBRUARI2016
( 11
JUMADil-AWAL
1949 ),'KEDAULATAN
RAKYAT"
HALAMAN
12Bahasa.fawa
dan
MEA
EJAK
minggu
terakhir
Desember2015 telah berdiri Masyarakat Eko-nomi ASEAN (MEA). Dengan MEA, masyarakat ASEAN semakin tersa-tukan sebagai kekuatan ekonomi dalam era
perdagangan bebas. Kekuatan ekonomi
ASE-AN di
mata AS memang dipandang sangat penting sebab dapat'mengamankan' kepen-tingan ekonomi-politik AS di kawasan Asia, terutama dalam menghadapi persaingan de-ngan China dan Jepang.Menarik bahwa KTTASEAN-AS yang di-laksanakan di AS dan juga dihadiri Presiden Jokowi dilaksanakan
lima hari
sebelumpe-ringatan ke-76 International Mother
Langu-age Day atau
Hari
Bahasa Ibu Internasional(HBII).
Sebagaimanakita
ketahui,
sejak tahnn 2000,targgal2l
Februari telah ditetap-kan LINESCO sebagaiIIBIL
Terkait hadirnya MEA, pertanyaan yang patutkita
ajukanse-bagai penutur dan pencinta bahasa (dan
bu-daya) Jawa tentulah: bagaimana nasib bahasa
Jawa di era MEA?Apakah MEAbakal
mem-percepat kematian Bahasa Jawa?
Tbnaga
KerjaAsing
Salah satu yang bakal
terjadi
dalam eraMEA
adalah masuknya tenagakerja
asing dari sesama negaraASEAN di Indonesia. Halitu
sungguh patut menggalaukan kita sebagaipandhemcn bahasa dan Budaya Jawa.
Bagai-mana tidak? Melalui Peraturan Menteri Te-naga Kerja dan Thansmigrasi No 16/201b
ten-tang Tata
Cara Penggu.naan Tenaga Kerja Asing (TKA), syarat kemampuan berbahasa Indonesia bagiTKAtelah
dihapus.Sebelum-nya, dalam Permenakertrans No. 12 Tahun 2013 Pasal 26 ayat (1)
butir
dtertulis:
71lAwajib dapat
berkomunikasidqlam
bahasa Ind.onesia.Artinya,
jika
penguasaan Bahasa Indonesiasaja tidak
dituntut,
bagaimana dengankepe-dulian para TKAkepada 700-an bahasa ibu di Nusantara? Bukankah ratusan bahasa ibu
itu
satu persatu akan jatuh-tersungkur masuk ke
alam kubur?
Namun,
membayangkannasib
Bahasa Jawa di eraMEAtidak
bisa hanyaberdasar-kan perasaan galau tanpa dasar. Ada
bebera-pa alasan yang membuat
kita
tetap optimis bahwa bahasaJawa tidak
terganggu olehlffiA.
Pettamo, Bahasa Jawa memiliki jumlahpengguna terbesar dibandingkan bahasa-ba-hasa ibu di Nusantara. Menumt dataEthno-logue, pengguna Bahasa Jawa
di
Indonesia sekitar 84,3juta
orang,lalu
disusul Bahasa Sunda (34juta),
Bahasa Madura (13,6juta),
BahasalVlinangkabau (5,53 juta), Bahasa
Mu-si (3,93 juta), Bahasa Bugis, Bahasa Aceh, dan Bahasa
Banjar
(masing-masing 3,5juta),
Bahasa
Bali
(3,4juta),
serta Bahasa Betawi(2,7 jata).
Kedua, Bahasa Jawa digunakan oleh suku
Jawa yang
secarajumlah
juga
terbesar. Angka-angkaitu
masih dapat diperpanjang hingga bahasayangjumlah
penuturnyapa-Iing sedikit. Secara langsung, angka-angka
itu
memperlihatkanjumlah
anggota suku yang menjadi penutur bahasa ibu. Tanpa maksud mendewakan Suku Jawa, angka-angkaterse-but secara objektif memperlihatkan kenyata-an sosial-budaya Bkenyata-angsa Indonesia. Ketiga,
Bahasa Jawa digunakan oleh suku Jawa yang berperan penting dalam membangun
kein-donesiaan. Tanpa maksud menonjolkan orang
Jawa, tujuh presiden kita berlatar suku Jawa.
Begitu banyak pimpinan lembaga eksekutif,
legislatif,
danyudikatif di
berbagaitingkat
berlatar Suku Jawa. Demikian pula di
lemba-ga-lembaga swasta. Karena digunakan oleh suku yang berpengaruh, Bahasa Jawa pun
tersebar ke selurrrh Nusantara.
Keempat, Bahasa Jawa
memiliki
sejarah panjang yang meyakinkan. Menunrt lacakan Moedjanto (Konsep KekuasaanJawa,
1987),bahasa
ini
berasaldari
Bahasa Jawa Kuno yang digunakan secaratumn-temumn
sejakzamaln pra-Majapahit (tahun 1200-an). Yang
penting dicatat
dari
sejarah panjang
itu
adalah kemampuannya beradaptasi dengan perkembangan zaman serta kelengkapannyadalam perangkat ketatabahasaan.
Kelima, Bahasa Jawa memiliki pesona ter-sendiri yang membuat warga suku dan bah-kan warga negara lain
tertarik
rnempelajari-nya. Halini
sangat mungkin karena Bahasa Jawa secara umum identik dengan kesantun-an. Adanyavariasi krama
beserta unggah-ungguh-nyamembuktikan bahwa
Bahasa Jawa menyediakan ruang tersendiri bagike-sopanErn.
Bahasa Jawa mempakan bukti nyata
kehe-batan orang Jawa
menghadapi dinamikaperadaban. Ia pasti mampu memerankan
diri
sebagai wahana komunikasi, termasuk di era MEA. Mari membayangkan saudara-saudara
kita
dariASEAN menggunakan bahasa Jawadengan logat meieka masing-masing. tr - o