• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI BERWUDHU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 BUNTOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI BERWUDHU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14 BUNTOK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

26

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI BERWUDHU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 14

BUNTOK

MUNA HASANAH

Email : aanmunathafa@gmail.com ABSTRAK

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan berwudhu melalui media pembelajaran audio visual pada siswa kelas IV SDN 14 Buntok Kabupaten Barito Selatan dengan jumlah siswa 14 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus dalam 2 kali pertemuan. Setiap siklus meliputi perencanaa, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan analisa data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1) Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas IV SDN 14 Buntok dalam siklus 1 diperoleh 57,16%, dan siklus II diperoleh 85,71%. 2) langkah langkah dalam pembelajaran melalui media audio visual a) kegiatan awal, b) Kegiatan inti, c) Penutup. Kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berwudhu melalui media audio visual sesuai dengan yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan yang dilakukan guru sudah dikategorikan “sangat baik” karena dilaksanakan secara sistematis , yaitu:

Pendahuluan (apersepsi, membagi kelompok), Kegiatan Inti (dilakukan dengan cara yang disenangi anak yaitu dengan alat peraga sesuai kegiatan), Kegiatan penutup (mengevaluasi hasil belajar, memberi reward dan memotivasi anak).

Kata Kunci : Berwudhu, Media Pembelajaran, Audio Visual,Hasil Belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang bermutu tidak cukup dengan hanya memperhatikan aspek intelektualnya (IQ) saja, tetapi harus seimbang dengan pembangunan kualitas aspek emosi (EQ) dan aspek spiritual (SQ). Aspek moral, akhlak mulia dan kehidupan beragama

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

27

juga harus menjadi perhatian dalam penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dalam rangka membentuk pola pikir dan pola tindak peserta didik yang mengarah pada hal-hal yang terpuji.

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan.Maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar itu suatu peristiwa yang terkait, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Di dalam sisdiknas, tahun 2003 pasal 1 di sebutkan bahwa” Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Taqiyuddin (2005 : 9)

Fungsi dan Tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20 pasal 3 : 5 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” ( Undang-undang RI SisDikNas No. 20 tahun 2003)

Media mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan media mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan para siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Nana Sudjana (2000:76).

Berkembangnya kemajuan teknologi saat ini tentunya dalam pembelajaran di sekolah, kita sebagai guru juga harus menyesuaikan dengan kemajuan teknologi saat ini. Pada materi kelas IV Bersih itu sehat pada sub tema Aku senang berwudhu tentunya hal ini sangat erat kaitannya dengan siswa harus bisa melakukan praktik dengan baik dan benar.

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

28

Pendapat ijma’ulama bahwa wudhu hukumnya wajib bagi muslim dan muslimah yang sudah dewasa dan berakal, telah masuk waktu shalat atau ketika akan melaksanakan suatu perbuatan yang disyariatkan wudhu terlebih dahulu. Tidak mengetahui bagaimana berwudhu adalah menjadi masalah utama bagi generasi umat islam, karena wudhu adalah salah satu syarat bagi seorang muslim untuk melakukan kegiatan shalat, dan shalat adalah ibadah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah SWT sedangkan wudhu’ adalah syarat sah shalat. Bagaimana ingin melakukan aktivitas ibadah yang lain sedangkan kebersihan saja tidak dijaga.

Pendidik khususnya Pendidik agama Islam disekolah masih banyak yang belum begitu kreatif dalam menggunakan strategi yang cocok dalam proses pembelajaran. Mungkin saja masih ada pendidik yang merasa sudah benar atau merasa cukup ketika teori sudah dilafalkan dan dihafalkan. Jelas ini adalah kekeliruan yang besar. Untuk mengatasi hal yang demikian, maka sebagai pendidik, sebaiknya harus mempunyai nilai tambah, maksudnya banyak menguasai media - media yang cocok digunakan pada pembelajaran tertentu. Sehingga selain proses belajar mengajar terasa aktif maka peserta didik pun akan mudah mengingat serta memperagakan materi yang diajarkan dan memenuhi KKM yang ditentukan.

Banyak berbagai media yang dapat dilakukan pendidik untuk membuat peserta didik aktif dalam materi yang bersifat tidak hanya pada sebatas pengetahuan teori,. Maka salah satu media untuk menunjang keaktifkan siswa dapat dilakukan dengan media audio visual. Kondisi pembelajaran sebelum mengadakan penelitian yaitu tentang tingkat kentuntasan hasil belajar berwudhu siswa kelas IV SDN 14 Buntok Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah dengan jumlah siswa 14 siswa dan KKM 75 dengan persentase ketuntasan 79% tidak tuntas dan 21% tuntas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media audio visual pada materi “Aku Senang Berwudhu” di kelas IV SDN 14 Buntok Kabupaten Barito Selatan tahun pelajaran 2021 – 2022.

METODE PENELITIAN

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

29 Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 14 Buntok Jl. AMD I Buntok Kecamatan Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan. Sebagai subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2021/2022.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester kedua tahun pembelajaran 2021/2022, yaitu bulan Mei s/d Juli 2022. Penentuan waktu penelitian mengacu kepada kalender akademik sekolah, karena penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Jenis Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar berwudhu pada siswa melalui media audio visual di kelas IV SDN 14 Buntok.

Sebelum pelaksanaan PTK, dilakukan berbagai rancangan persiapan pembelajaran yang akan dijadikan PTK yaitu: membuat Rencana Kegiatan Satu Siklus, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penguasaaan materi, menyediakan media dan sumber belajar, penataan kegiatan, pengelolaan kelas, penggunaan waktu dan menyediakan alat penilaian.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi di kelas IV SDN 14 Buntok. Dengan jumlah siswa sebanyak 14 orang, terdiri dari 8 laki-laki dan 6 perempuan.

Teknik pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah tes, observasi, tanya jawab,diskusi dan dokumentasi.Sedangkan alat pengumpulan data Penelitian Tindakan Kelas ini adalah melalui tes, observasi, dan dokumentasi.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari persentase tingkat keberhasilan yang dicapai siswa. Tindakan ini berhasil apabila paling sedikit 70 % siswa dapat

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

30

meningkatkan hasil belajar Berwudhu melalui Media Audio Visual. Dengan nilai KKM yang harus dicapai siswa yaitu 75.

Data kualitatif dilakukan dengan melakukan pemeriksaan data terhadap hasil belajar berwudhu dan menyimpulkan apakah selama tindakan pembelajaran terjadi peningkatan hasil belajar berwudhu pada siswa atau tidak berdasarkan hasil observasi.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap siklus terdiri dari 4 jam 1 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep materi berwudhu kelas IV SDN 14 Buntok yang sudah dipelajari. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti membuat rencana kegiatan, membuat RPP, mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan tempat kejadian dan menyiapkan lembar observasi. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya media pembelajaran audio visual .Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam dua putaran, yaitu putaran 1, 2 dimana masing - masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing – masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada pra siklus,siklus I dan siklus II dapat dilihat jumlah siswa yang mengalami ketuntasan semakin mengalami peningkatan dari pra siklus siswa yang tuntas pada materi berwudhu sebesar 21,43 %,siklus I sebesar 57,16 % dan pada siklus II sebesar 85,71 %.,sehingga dapat diputuskan

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

31

setelah melaksanakan siklus II penelitian ini sudah cukup baik sehingga tidak dilanjutkan lagi ke penelitian berikutnya. Hasil ketuntasan belajar siswa pada materi berwudhu tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

N O

KETERANGA N

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

TUNTAS TIDAK

TUNTAS TUNTAS TIDAK

TUNTAS TUNTAS TIDAK TUNTAS

1 Hasil belajar

berwudhu 3 11 8 6 12 2

Persen 21,43 % 78,57 % 57,16 % 42,86 % 85,71 % 14,29 % HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 14 Buntok pada materi “ Aku Senang Berwudhu “ dengan menggunakan media pembelajaran audio visual.

Proses penelitian dari pra siklus, siklus pertama, dan siklus kedua telah terlaksana dengan baik. Hasil belajar berwudhu menggunakan media audio visual sangat meningkat. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang lebih baik dari sebelum mengadakan tindakan. Siswa sudah dapat meningkatkan hasil belajar berwudhu dengan baik. Hal ini terlihat dari sebelum mengadakan penelitian hasil belajar berwudhu siswa 21,43%, siklus pertama naik menjadi 57,16%, dan siklus kedua naik menjadi 85,71%. Dengan demikian dapatlah dinyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar berwudhu menggunakan media audio visual di kelas IV SDN 14 Buntok Kabupaten Barito Selatan.

Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.

Winataputra menyatakan belajar merupakan proses mental atau proses berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Terdapat tiga atribut pokok belajar, yaitu: proses, perilaku,dan pengalaman. Menurut Syah bahwa belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. juga mengungkapkan belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

32

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dengan demikian, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari suatu proses belajar.

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari komponen-komponen berikut: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, sumber belajar, evaluasi, dan media belajar.

Media belajar merupakan salah satu unsur yang harus tersedia dalam dalam proses belajar. Dengan dimanfaatkannya media belajar yang sesuai, maka diharapkan proses belajar dapat berlangsung dengan efektif dan menyenangkan.

Menurut James O. Wittaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan dan pengalaman.” Sedang menurut Gornbach seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabarata menyatakan bahwa “learning is show by a change in behavior as a result of experience, jadi menurut Gornbach belajar sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu siswa mempergunakan panca indera.” Berbeda dengan Kingsley, menurut Kingsley seperti yang dikutip oleh Sumadi Suryabarata mendefinisikan “belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.”

Jadi menurut defenisi-defenisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses berubahnya tingkah laku yaitu berupa kebiasaan dan tindakan akibat dari ilmu yang telah di dapat. Berubahnya tingkah laku tersebut dapat di rasakan melalui hal yang belum bisa di lakukan menjadi bisa dilakukan. Dari situlah proses belajar dikatakan berhasil karena sudah dapat di lakukannya sesuatu yang sebelumnya tidak bisa ia lakukan.

Menurut Sanaky, media audio visual adalah sebuah perangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara. Alat-alat yang termasuk media audio visual contohnya televisi, video-VCD, sound slide,dan film. Lain halnya dengan pendapat Kinder dalam Akram yang menyatakan bahwa audio visual adalah peralatan atau mekanisme yang digunakan untuk memfasilitasi pengalaman belajar individu dan membuat pembelajaran lebih realistis dan dinamis.

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

33

Dengan demikian dapatlah di ambil kesimpulan bahwa media audio visual adalah alat peraga yang dapat di tangkap melalui indra penglihatan dan indra pendengaran yang secara sederhana memudahkan guru dalam penyampaiannya pembelajaran dengan menampilkan gambar dan suara yang secara seimbang memberikan penjelasan kepada siswa.

Menurut istilah (syariah islam) Wudhu artinya menggunakan air pada anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat. Orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dahulu, tanpa wudhu shalatnya tidak sah.Sehingga sangat penting bagi setiap muslim dan muslimah mengetahui dan belajar tat cara berwudhu yang baik dan benar yang sesuai dengan ketentuan syari’at Islam

Jadi menurut defenisi-defenisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa belajar adalah proses berubahnya tingkah laku yaitu berupa kebiasaan dan tindakan akibat dari ilmu yang telah di dapat. Berubahnya tingkah laku tersebut dapat di rasakan melalui hal yang belum bisa di lakukan menjadi bisa dilakukan. Dari situlah proses belajar dikatakan berhasil karena sudah dapat di lakukannya sesuatu yang sebelumnya tidak bisa ia lakukan.

KESIMPULAN

Dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah dilaksanakan kelas IV SDN 14 Buntok Kabupaten Barito Selatan, dari prasiklus sampai siklus kedua dapat diambil simpulan yaitu: Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) prasiklus sampai siklus 2 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar berwudhu siswa menggunakan media audio visual yaitu pada pra siklus hasil belajar berwudhu adalah 21,43%. Pada siklus I hasil belajar berwudhu meningkat menjadi 57,16%. Pada siklus II hasil belajar berwudhu meningkat sampai angka 85,71%. Dari hasil observasi siklus 1 sampai siklus 2 maka media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar berwudhu siswa.

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

34 DAFTAR PUSTAKA

Abidin. Fiqih Madzab Imam Syafi’I, Bandung: Pustaka Setia Bandung, 2007.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada , 2010.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Ummul Qura 2020.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indoenesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2016.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.:

Rineke Cipta, 2010.

Hafsah. Fiqih. Bandung : Cipta Pustaka Media Perintis, 2011.

Kunanadar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta.: Rajawali Pers, 2011.

Muchlis, Masnur. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008.

Mz.Labib. Rangkuman Shalat Lengkap. Surabaya: Bintang Usaha, 2000.

Partanto, Pius A. dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arkola, 1994.

Rasjid Sulaiman. Fiqih Islam. Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 2014.

Rifa’i, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2013.

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

35

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses pengendalian kualitas terhadap peralatan yang digunakan dalam produksi kendaraan roda empat di lakukan secara pengambilan sample dan

Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Penulisan Ilmiah ini membahas mengenai bagaimana membuat aplikasi table periodik unsur kimia elektronik dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0. Di zaman modern ini,

merancang alat pencetak keripik biji-bijian yang bisa mengolah biji melinjo. menjadi empingserta biji dari komoditas lain menjadi keripik biji-bijian

Jakarta: Depertemen Jenderal Pendidikan Dasar dan Menegah Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.. Jakarta: Depertemen Pendidikan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Cica Taptiani 2014 Universitas

Conto Runtuyan Acara Upacara Adat Nikah Sunda ……….. Poto-poto Ngeuyeuk Seureuh