• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN 1 MULYOSARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VI SDN 1 MULYOSARI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

755

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PADA SISWA KELAS VI SDN 1 MULYOSARI

Maryono

Prodi Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email spdimaryono@gmail.com

ABSTRAK

Mutu pendidikan yang baik dapat tercapai dengan terpenuhinya 8 Standard Nasional Pendidikan. Salah satu dari 8 standard tersebut diantaranya adalah Standard Penilaian. Yang didalamnya mencakup tentang hasil belajar siswa.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk Meningkatkan hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa kelas VI A SDN 1 Mulyosari kecamatan Pasir Sakti kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2022/2023 menggunakan Model Pembelajaran Problem based Learning (PBL), dengan jumlah 32 siswa. Waktu penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, siklus I tanggal 20 – 23 September 2022, Siklus II 24 – 28 September 2022. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Problem based Learning (PBL) dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI A SDN 1 Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampun Timur tahun 2022. Hal ini dapat dilihat dari Hasil belajar siswa siklus I terdapat 14 siswa yang telah tuntas belajar dan yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa. Jika di presentasikan sebanyak 43,75% siswa yang tuntas. Pada siklus II, hasil ketuntasan belajar siswa secara individu maupun klasikal dapat dikatakan sangat baik. Hal ini terjadi karena dari 32 siswa ada 26 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar, sedangkan ada 6 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II ini diperoleh ketuntasan belajar siswa sebesar 81,25%. Hal tersebut telah melebihi kriteria ketuntasan klasikal kelas, yaitu sebesar 70%.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Model Pembelajaran Problem Based Learning.

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

756 PENDAHULUAN

Hoy et al, (2000) menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah hasil penilaian terhadap proses pendidikan dengan harapan yang tinggi untuk dicapai dari upaya pengembangan bakat-bakat para pelanggan pendidikan melalui proses pendidikan. Demikian mutu pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam proses pendidikan. Oleh karena itu perbaikan proses pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencapai keunggulan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Mutu pendidikan yang baik dapat tercapai dengan terpenuhinya 8 Standard Nasional Pendidikan. Salah satu dari 8 standard tersebut diantaranya adalah Standard Penilaian. Yang didalamnya mencakup tentang hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa pada Pendidikan Agama Islam disebabkan karena keaktifan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru telah memancing siswa untuk bertanya. Selain itu, keaktifan siswa untuk mengemukakan pendapat juga masih kurang, dan kurangnya keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Hal tersebut membuat sebagian besar siswanya menjadi pasif dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa rendah.

Rendahnya hasil belajar siswa penyebab paling dominan bersumber dari guru. Dimana guru masih banyak mendominasi dalam proses pembelajaran dan belum memanfaatkan strategi pembelajaran yang inovatif. Keaktifan belajar akan meningkat apabila setiap siswa mau berperan aktif dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, keaktifan belajar siswa juga dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat tempat tinggal.

Berdasarkan penelitian terdahulu, hasil belajar siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam masih belum memenuhi target. Hal ini menunjukkan bahwa belum ada solusi yang memuaskan dalam memecahkan masalah hasil belajar Pendidikan Agama Islam. Siswa bukan sekedar mendengar maupun menonton guru di kelas. Siswa dituntut untuk lebih aktif, inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran. Tugas guru hanya mengarahkan siswa ke tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.

Hasil observasi pada siswa kelas VI A SD Negeri 1 Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung Semester

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

757

Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023 diketahui bahwa keaktifan siswa rendah dan ketuntasan belajar siswa juga demikian. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai ketuntasan siswa yang masih rendah, yaitu 4 anak atau 12,5 % siswa yang tuntas, dari 32 anak. Dan sisanya belum tuntas.

Berdasarkan masalah rendahnya ketuntasan hasil belajar tersebut perlu kiranya dikembangkan suatu tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam berupa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) penting diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, karena melalui model pembelajaran ini siswa dapat melatih kemampuan berpikir, membuat siswa bertanggung jawab, bekerjasama, berpendapat, memahami materi secara individu maupun melalui bantuan orang lain dan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru di kelas. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Research Action). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memaparkan terjadinya sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah jenis penelitian yang memaparkan baik proses maupun hasil, yang melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelasnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Arikunto & Dkk, 2021, pp. 1–2).

Konsep dasar yang diperbolehkan oleh Kurt Lewin dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (2013). Terdiri dari empat langkah yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.Perbaikan masalah dalam penelitian ini dilakukan melalui rangkaian siklus. Itu Prosedur penelitian dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus berisi empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti kabupaten Lampung Timur dengan menggunakan sampel kelas VI A SD

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

758

Negeri 1 Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 32 siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara yaitu Observasi, Tes, angket siswa dan wawancara. Peneliti juga mengadakan diskusi antara guru,rekan dan kolaborator untuk merefleksikan hasil siklus PTK.

Analisis data dilakukan pada setiap aspek kegiatan penelitian. Ada dua data yang dapat dilakukan oleh peneliti, yakni Data Kuantitatif dan kualitatif.

Data kuantitif berupa nilai hasil belajar siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif, misalnya mencari nilai ketuntasan siswa individu dan persentasi ketuntasan belajar klasikal. Data kualitatif ini berupa informasi tentang ekspresi siswa berkaitan tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (Afektif, Kognitif dan Ketrampilan). Aktifitas siswa, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motifasi belajar yang dapat dianalisis secara kualitatif.

HASIL PENELITIAN

Bagian ini memaparkan dengan rinci tentang hasil penelitian di siklus I dan siklus II.

Hasil Penelitian Siklus I

Siklus I dimulai dengan Perencanaan. Pada tahap ini Peneliti melakukan persiapan . hal yang dilakukan, antara lain Menentukan KI dan KD yang akan dijadikan fokus penelitian. Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar,Membuat RPP , Menyiapkan bahan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) , Membuat instrumen rubrik penilaian sikap dan ketrampilan dalam siklus PTK, dan Menyusun alat evaluasi.

Langkah selanjutnya adalah tindakan. Pelaksanaan Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 September 2022 di kelas VI A SDN 1 Mulyosari kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 32 anak.

Proses pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran, atau 70 menit. Pada akhir proses pembelajaran, dilakukan evaluasi terhadap siswa berupa Test tertulis, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Pendidikan Agama islam pada siklus I. ketuntasan siswa mencapai 14 orang

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

759

atau dengan Presentase 43,75%. Terdapat 18 siswa atau 56,25% siswa dinyatakan belum tuntas. Hal tersebut tentu telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil Pretest yang dilakukan sebelum siklus I.

Observasi juga dilakukan pada saat proses pelaksanaan Tindakan dilaksanakan.

Langkah selanjutnya adalah Refleksi. Berdasarkan hasil refleksi, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan. Diantaranya ialah kelebihan, kelemahan dan faktor yang menyebabkan. Kelebihan pada Model Pembelajaran PBL diantaranya dapat diterapkan dan dapat mengurangi metode ceramah yang sering digunakan selama ini. Ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan dari 12,5%

(sebelum siklus) menjadi 43,75% (setelah siklus I). Kelemahan yang ditemukan Pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dengan model pembelajaran PBL.

Sekalipun ketuntatas hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum siklus dengan setelah siklus I, namun belum mencapai ketuntasan yaitu 70,00%.

Faktor Yang Menyebabkan hal tersebut adalah Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi, Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu, Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung. Alasan Tindakan Perbaikan pada siklus II yang akan dilakukan adalah Karena ketuntatasan hasil belajar siswa secara klasikal belum mencapai ketuntasan yaitu 70,00%. Hal tersebut Karena penerapan model pembelajaran PBL pada siklus I kurang maksimal dan memotivasi antusias siswa.

Hasil Penelitian Siklus II

Siklus II dimulai dengan langkah Perencanaan. Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus I, peneliti melakukan perbaikan pada beberapa tindakan saat pembelajaran. Beberapa perbaikan tersebut diantaranya Meningkatkan kinerja guru dalam memotivasi siswa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi, Memperbaiki pengelolaan waktu, Meningkatkan kinerja guru dalam meningkatkan antusias siswa.

Langkah selanjutnya ialah Tindakan. Pelaksanaan Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 September 2022 di kelas VI A SDN 1 Mulyosari kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 32 anak.

Proses pembelajaran dilakukan selama 2 jam pelajaran, atau 70 menit. Pada akhir proses pembelajaran, dilakukan evaluasi terhadap siswa berupa Test

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

760

tertulis, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil belajar Pendidikan Agama islam pada siklus II ialah ketuntasan siswa mencapai 26 orang atau dengan Presentase 81,25%. Terdapat 6 siswa atau 18,75% siswa dinyatakan belum tuntas. Maka dengan demikian, intervensi yang dilakukan dapat meningkatakna hasil belajar siswa. Hal tersebut tentu telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar siklus I. Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan model pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi .Observasi juga dilakukan pada saat proses pelaksanaan Tindakan dilaksanakan.

Langkah selanjutnya ialah Refleksi. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh pada langkah sebelumnya. Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumny a sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II diketahui bahwa tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL sudah baik dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I, hal tersebut berdasarkan nilai hasil belajar siswa, rata-rata nilai siswa dan persentase ketuntasan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukkan presentase yang sangat rendah, yaitu 12,50% sebanyak 4 siswa. Namun pada siklus I mulai terlihat peningkatan hasil belajar. Terdapat 14 siswa yang telah tuntas belajar dan yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa. Jika di presentasikan sebanyak 43,75% siswa yang tuntas. Pada siklus II, hasil ketuntasan belajar siswa secara individu maupun klasikal dapat dikatakan memuaskan. Hal ini terjadi karena dari 32 siswa ada 26 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar, sedangkan ada 6 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II ini diperoleh ketuntasan belajar siswa sebesar 81,25% ..

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

761 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa kelas VI A SD Negeri 1 Mulyosari Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung Tahun Pelajaran 2022/2023. Hal ini terlihat dari Hasil belajar siswa pada pra siklus menunjukkan presentase yang sangat rendah, yaitu 12,50% sebanyak 4 siswa.

Namun pada siklus I mulai terlihat peningkatan hasil belajar. Terdapat 14 siswa yang telah tuntas belajar dan yang tidak tuntas sebanyak 18 siswa. Jika di presentasikan sebanyak 43,75% siswa yang tuntas. Pada siklus II, hasil ketuntasan belajar siswa secara individu maupun klasikal dapat dikatakan sangat baik. Hal ini terjadi karena dari 32 siswa ada 26 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar, sedangkan ada 6 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II ini diperoleh ketuntasan belajar siswa sebesar 81,25%. Hal tersebut telah melebihi kriteria ketuntasan klasikal kelas, yaitu sebesar 70%..

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Dengan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Di Kelas IXA SMPN 60

Bengkulu Utara Tahun Pelajaran 2019/2020. GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2(1), 349-356.

Irnawati, I., Efendi, Y., & Movitaria, M. A. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Sekolah Dasar. Attadrib: Jurnal Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, 4(2), 81-88.

Ramli, M., & Ramli, S. A. (2017). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Kelas XI TKR SMK Negeri 3 Bulukumba Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Memanfaatkan Perpustakaan Digital. Jupiter, 16(1).

Rukhoyyah, S. (2022). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pai Peserta Didik. Prosiding Pendidikan Profesi Guru Agama Islam (PPGAI), 2, 2122-2136.

Rumsiti, N. (2022). Problem Solving Berbantuan Video Meningkatkan Hasil Belajar Pai Kelas Viii-F Di Smp Negeri 1 Kuala Pembuang. Prosiding Pendidikan Profesi Guru Agama Islam (PPGAI), 2, 2149-2159.

Rusman. (2018). Model-model Pembelajaran. Depok : PT. Raja Grafindo persada.

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

762

Setyawati, S., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2019). Penerapan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 2 SD. Jurnal Ilmiah

Pengembangan Pendidikan (JIPP), 6(2), 93-99.

Subarkah, I., & Muntaha, D. (2021). Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi pada Pembelajaran PAI Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Materi Munaqahat. KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya dan Terapan, 1(1), 75-82.

Trisnaningsih, T. (2022). Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Beriman Kepada Malaikat Allah.

Prosiding Pendidikan Profesi Guru Agama Islam (PPGAI), 2, 1854-1864.

Yuafian, R., & Astuti, S. (2020). Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). JRPD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 3(1), 17-24.

ZIPLIN, Z. (2021). Problem-Based Learning Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Di Smk Negeri 3 Tebo. Teacher:

Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru, 1(1), 102-106.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian oleh Yaacob dan Che Ahmad (2011) juga menguji tentang penerapan IFRS di Malaysia, dimana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan IFRS di

Dari teori yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat bahwa pergantian merek yang biasa terjadi konsumen merupakan bentuk keputusan kedua setelah pemakian yang

Jakarta Soekarno-Hatta International Airport is the biggest and the busiest airport in Indonesia. Seeing the condition of this airport as a concern, new airport in

pembelajaran sedemikian rupa, sehingga terjalin keterkaitan antara komponen pembelajaran yang dimaksud. Strategi berarti pola atau pilihan pola kegiatan belajar

Kata kunci: tata kelola perusahaan, kesulitan keuangan, laba bersih negatif, arus kas operasi negatif, komisaris independen, komite audit, kepemilikan

Dari hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat aktivitas fisik dengan libido seksual pada pria, namun secara statistik

Untuk skala A, pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda ( √ ) pada tempat yang tersedia.. Adapun jawaban yang disediakan

Sementara itu, dari dimensi sosial, konten atau konsumsi publik yang disajikan selebgram awkarin tidak berke- sesuaian dengan standar kelayakan dari KPAI dan norma-norma yang sesuai