• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang sangat penting di setiap jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan mengasah keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat diperlukan siswa. Keterampilan menulis bisa diperoleh siswa melalui pembelajran menulis di kelas.

Kemampuan seseorang dalam menuangkan suatu pemikiran dalam terlihat dari tulisan yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Suriamiharja dkk, (1996:2) dalam Mulia (2013:2) yang berpendapat bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam menggambarkan lambang atau simbol grafis yang dipahami oleh pegiat bahasa atau orang lain yang memaknai berbagai simbol bahasa.

Pentingnya pembelajaran menulis juga dikemukan oleh Jumiati (2011:2) yang mengatakan bahwa pembelajaran menulis sesungguhnya merupakan pembelajaran bagaimana seseorang menyampaikan idenya melalui tulisan.

Bahkan, menulis bisa juga dijadikan sebagai hiburan, yang memungkinkan seseorang mampu mengkomunikasikan ide dan perasaan kepada orang lain lewat media dengan beragam bentuk, seperti otobiografi, surat, esai, dan cerita.

Begitu juga pada proses pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan penyusunan silabus mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengacu pada kurikulum 2013,

(2)

salah satu kompetensi keterampilan menulis yang diajarkan di SMK adalah Kompetensi Dasar (KD) 4.2. Mengembangkan teks prosedur kompleks dengan memerhatikan hasil analisis terhadap isi, struktur, dan kebahasaan. Pada KD tersebut siswa dituntut untuk dapat menulis teks prosedur secara lengkap dan tepat.

Teks prosedur atau tahapan adalah jenis teks yang tergolong jenis faktual yang berupa tahapan-tahapan melakukan sesuatu. Teks ini lebih menitikberatkan aspek bagaimana seseorang melakukan tahapan-tahapan tertentu yang salah satunya berupa pengamatan atau percobaan (Mahsun 2014:30). Pembelajaran menulis teks prosedur kompleks terlaksana dengan baik apabila guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum 2013. Belajar mengenai menulis teks prosedur kompleks sangatlah penting. Hal ini sejalan dengan pendapat Sumarti (2017) yang mengatakan bahwa pembelajaran teks prosedur kompleks sangat penting untuk dipelajari oleh siswa, karena dengan adanya pembelajaran teks prosedur kompleks dapat menambah pengetahuan dan wawasan siswa tentang langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus ditempuh sebelum melakukan sesuatu. Dengan adanya pembelajaran teks prosedur kompleks siswa juga mengetahui apa yang harus dilakukan.

Pentingnya pembelajaran teks prosedur kompleks juga berakibat pada pentingnya untuk diteliti. Hal ini sejalan juga dengan pendapat Munirah (2021) bahwa menulis teks prosedur kompleks meupakan pembelajaran yang sangat penting dan menarik diteliti karena di samping bertujuan mengetahui kemampuan siswa

(3)

dalam menulis teks prosedur kompleks sesuai isi, struktur, dan unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis, juga dapat menghubungkan langsung dengan aktifitas dunia nyata siswa.

Dari hasil wawancara dengan salah satu rekan sejawat yang juga merupakan guru bahasa Indonesia kelas XI SMK Negeri 1 Tanjungjabung Timur, mengatakan bahwa kemampuan menulis teks prosedur kompleks pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tanjungjabung Timur masih tergolong rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil penilaian yang guru lakukan masih banyak tidak memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM). Hal tersebut juga diperkuat dengan pengalaman peneliti yang memang benar bahwa siswa kelas XI SMK Negeri 1 Tanjungjabung timur masih tergolong rendah kemampuan mereka dalam menulis teks prosedur kompleks.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap rekan sejawat melihat bahwa cara mengajar yang monoton menjadi salah satu yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam menulis, sehingga siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis teks prosedur kompleks. Untuk itu dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang tepat. Menurut Wagirun (2019) Salah satu model pembelajaran yang tepat agar bisa memenuhi kompetensi dasar sesuai yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah pembelajran berbasis proyek atau dikenal dengan nama Project Based Learning (PjBL). Hal ini sejalan dengan pendapat Boss dan Kraus dalam Abidin (2014) yang mengatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek lebih jauh dipandang sebagai sebuah pembelajaran

(4)

yang sangat baik digunakan untuk mengembangkan rasa percaya diri, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, dan membiasakan siswa menggunakan kemampuan berpikir tinggi

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang didasarkan pada kerja proyek. Hal ini sejalan dengan pendapat Priyatni (2014:122), mendefenisikan Pembelajaran berbasis proyek (Project-based-learning) adalah pembelajaran berupa proyek sebagai pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sementara itu menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016:69), Pembelajaran Berbasis Proyek adalah suatu pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

Dengan pembelajaran berbasis proyek, siswa dapat mengeksplorasi, mengintrepretasi, menyintesis, berbagai informasi agar menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran dengan menjadikan masalah sebagai tahap awal dalam mengumpulkan serta mengintegrasikan pengetahuan baru dari pengalaman beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran berbasis proyek dianggap salah satu metode pembelajaran yang sangat tepat untuk diterapkan di SMK. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sudjimat (2014) bahwa pembelajaran berbasis proyek sangat tepat diterapkan di SMK.

Pembelajaran berbasis proyek menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi (competenci based training) yakni pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kompetensi pada diri siswa. Hasil akhir dari pembelajaran yang

(5)

dilakukannya adalah berupa peningkatan kompetensi siswa secara pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pembelajaran berbasis proyek juga merupakan pembelajaran berbasis produksi (production based training) yakni pembelajaran dalam rangka membekali keterampilan siswa dalam memasuki dunia industri atau dunia kerja.

Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi siswa akan meningkat.

Lebih lanjut Sudjimat (2014) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis proyek mengarahkan siswa melakukan prosedur kerja dengan sistematis sesuai standar dalam rangka pembuatan dan penyelesaian suatu produk melalui proses produksi yang sebenarnya.

Berdasarkan dari kajian di atas, maka dalam upaya peningkatan kreativitas siswa dan kualitas pembelajaran menulis teks prosedur kompleks dan dalam kaitannya dengan kompetensi kejuruan di SMK maka penulis menjadi tertarik melakukan penelitian dengan judul ” Pembelajaran Berbasis Proyek untuk meningkatkan kualitas Pembelajaran Menulis Teks Prosedur Kompleks di SMK”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini difokuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di SMK?

2. Apakah pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di SMK?

(6)

1.3. Tujuan penelitian Tujuan penelitian:

1. Mendeskripsikan pembelajaran berbasis proyek dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks prosedur kompleks di SMK.

2. Mendeskripsikan pembelajaran berbasis proyek dalam rangka meningkatkan kualitas hasil pembelajaran penulis teks prosedur kompleks di SMK.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang proses pembelajaran berbasis proyek dan hasil menulis teks prosedur kompleks pada siswa SMK Negeri 1 Tanjungjabung Timur. Selain itu juga bisa menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan bahasa Indonesia.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi guru penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam mengembangkan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan hasil menulis teks prosedur kompleks.

2. Bagi siswa, penelitian ini memberi manfaat dalam meningkatkan keterampilannya menulis teks prosedur kompleks.

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan proses pembelajaran menulis teks

(7)

prosedur.

1.5. Definisi Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah pengertian dan penafsiran, maka penulis perlu memberi batasan pengertian terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis proyek dan teks prosedur kompleks. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menggunakan proyek dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Istilah kedua adalah teks prosedur kompleks yakni teks berisi langkah-langkah atau tahapan-tahapan melakukan sesuatu secara lengkap, terperinci, dan jelas, dalam melakukan sesuatu.

Referensi

Dokumen terkait

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pendekatan dapat diartikan sebagai metode ilmiah yang memberikan tekanan utama pada penjelasan konsep dasar yang kemudian dipergunakan sebagai sarana

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

2011 sangat memberi peluang optimalisasi diplomasi Indonesia dalam berperan memecahkan berbagai masalah yang ada baik di dalam negeri maupun di dalam kawasan

dengan menggunakan Unity 3D ini tidak hanya mudah dalam menggunakan atau mengerjakan suatu pekerjaaan, tetapi aplikasi Unity 3D ini juga dapat bekerja dengan aplikasi lainnya