• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS PADA PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID MENURUT ISAK 35 MASJID MIFTAHUDDIN DESA SIDODADI KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AKUNTABILITAS PADA PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID MENURUT ISAK 35 MASJID MIFTAHUDDIN DESA SIDODADI KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

1 SKRIPSI

Oleh:

NADHIROTUN NAFILA NIM. E20183057

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

DESEMBER 2022

(2)

1 SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi (S. Akun)

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Akuntansi Syariah

Oleh:

NADHIROTUN NAFILA NIM. E20183057

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

DESEMBER 2022

(3)
(4)
(5)

MOTTO













Artinya : “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya”

(Q.S. Al- Mudatsir [74]:38).1

1 Al-Qur’an, 74:38. 576.

iv

(6)

PERSEMBAHAN

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyusun karya tulis ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu dinantikan syafaatnya kelak di akhirat. Sebagai bukti rasa hormat dan terima kasih, maka skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Imam Asy’ari Hafan dan Ibu Siti Alfiyah.

Beribu-beribu terimakasih atas segala kasih sayang, perjuangan dan pengorbanan serta selalu memberikan dukungan dan do’a dalam setiap langkah perjuangan saya menuntut ilmu hingga sampai di titik keberhasilan saat ini.

2. Kakak saya, Kuny Maftuhatus Shohihah. Kakak perempuan saya yang selalu mendoakan, memberikan perhatian, semangat, dan motivasi dalam proses pembuatan skripsi ini dan mencapai kesuksesan kelak nanti.

3. Seluruh guru-guru saya, guru formal maupun non formal terimakasih tak terhingga telah memberikan ilmu dan barokah.

4. Sahabat-sahabat, terima kasih atas semua doa dan dukungannya agar tetap semangat dalam proses mengerjakan skripsi ini.

5. Teman-temanku seperjuangan khususnya Akuntansi Syariah 2 angkatan 2018 yang berjuang bersama dari semester awal hingga tugas akhir kuliah.

6. Almamater tercinta khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang saya banggakan.

v

(7)

KATA PENGANTAR









Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Akuntabilitas Pada Pengelolaan Keuangan Masjid Menurut ISAK 35 Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember”

dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. yang selalu dinantikan syafaatnya.

Penyusunan skripsi ini diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi Akuntansi Syariah sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini tentunya karena adanya dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

3. Ibu Dr. Nikmatul Masruroh, M.E.I., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

vi

(8)

4. Ibu Nur Ika Mauliyah, S.E., M.Ak selaku Koordinator Program Studi Akuntansi Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

5. Bapak Dr. H. Munir Is’adi, SE., M.Akun selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan arahan dan bimbinganserta bersedia meluangkan waktunya demi kelancaran proses penulisan penyelesaian skripsi.

6. Bapak Dr. H. Fauzan, S. Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

7. Dosen UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Khususnya Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada kami semoga menjadi ilmu yang bermanfaat Amin. dan

8. Untuk pengurus Ta’mir Masjid Jami’ Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, terima kasih sudah memberikan kemudahan untuk melakukan penelitian disana.

Jember, 08 Desember 2022 Penulis

Nadhirotun Nafila NIM. E20183057

vii

(9)

ABSTRAK

Nadhirotun Nafila, Dr. Munir Is’adi, S.E., M.Akun, 2022 : “Akuntabilitas PadaPengelolaanKeuangan Masjid Menurut ISAK 35 Pada Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi KecamatanTempurejo Kabupaten Jember”

Masjid Miftahuddin merupakan organisasi yang berorientasi pada entitas non laba. Masidh sedikit organisasi non laba yang melakukan pencatatan dengan lengkap dan sesuai dengan standar pelaporan yang ada. Dalam menyajikan laporan keuangan entitas non laba diatur didalam standar ISAK 35 yang disahkan pada tanggal 11 April 2019 dan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2020.

Standar ISAK 35 terdiri dari pos laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan penghasilan komprehensif, laporan perubahan aset, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan. dengan melakukan penyajian laporan keuangan yang baik dapat memudahkan suatu entitas dalam melakukan akuntabilitasnya.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yang menarik untuk dikaji dan dianalisis, diantaranya: (1) Bagaimana pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember?; (2) Bagaimana akuntabilitas pada pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember?; (3) Bagaimana kesesuaian pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember dengan ISAK 35?.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, (2) untuk mengetahui akuntabilitas pada pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, (3) untuk mengetahui kesesuaian pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember dengan ISAK 35.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Kemudian untuk teknik analisis data menggunakan data deskriptif. Selain itu untuk keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan, (1) pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin masih sederhana hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran kas, (2) Masjid Miftahuddin telah mengelola keuangan dengan terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas kepada masyarakat sekitar masjid ataupun jamaah, (3) Masjid Miftahuddin masih belum menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan ISAK 35 tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba karena belum pernah mendengar dan mengenalnya.

Kata Kunci: Pengelolaan Keuangan, Akuntabilitas, ISAK 35

viii

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Istilah ... 12

F. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Kajian Teori ... 31

1. Akuntabilitas ... 31

2. Pengelolaan Keuangan Masjid ... 33

3. Standar ISAK 35 ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Pendekatan Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 45

C. Subyek Penelitian ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 46

E. Teknik Analisis Data ... 48

F. Keabsahan Data ... 48

ix

(11)

G. Tahap-tahap Penelitian ... 49

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 53

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 53

B. Penyajian Data dan Analisis ... 63

1. Akuntabilitas Pada Pengelolaan Keuangan Masjid Miftahuddin 63 2. Pengelolaan Keuangan Masjid Miftahuddin ... 71

3. Kesesuaian Laporan Keuangan Masjid Miftahuddin dengan Standar ISAK 35 ... 75

C. Pembahasan dan Temuan ... 84

1. Akuntabilitas Pada Pengelolaan Keuangan Masjid Miftahuddin 85 2. Pengelolaan Keuangan Masjid Miftahuddin ... 89

3. Kesesuaian Laporan Keuangan Masjid Miftahuddin dengan Standar ISAK 35 ... 92

BAB V PENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN

1. Pernyataan Keaslian Tulisan 2. Matrik Penelitian

3. Pedoman Wawancara 4. Jurnal Penelitian

5. Surat Permohonan Ijin Penelitian 6. Surat Keterangan Selesai Penelitian 7. Surat Keterangan Selesai Bimbingan 8. Surat Keterangan Lulus Plagiasi 9. Dokumentasi

10. Biodata Penulis

x

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Masjid dan Mushalla di Indonesia ... 2

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28

Tabel 4.1 Profil Masjid Miftahuddin ... 55

Tabel 4.2 Struktur Kepengurusan Masjid Miftahuddin ... 57

Tabel 4.3 Laporan Keuangan Mingguan Masjid Miftahuddin Mei 2021 ... 78

Tabel 4.4 Pendapatan Sumbangan Tidak Terikat ... 83

Tabel 4.5 Perlengkapan Masjid Miftahuddin ... 84

Tabel 4.6 Peralatan Masjid Miftahuddin ... 84

Tabel 4.7 Beban Gaji... 84

Tabel 4.8 Beban Lainnya ... 84

xi

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Letak Geografis Masjid Miftahuddin ... 56

xii

(14)

1

Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar pada tahun 2021, yakni sebanyak 231 juta jiwa. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementrian Dalam Negeri, Jumlah penduduk di Indonesia sebanyak 272,23 juta jiwa pada bulan Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 236,53 juta jiwa (86,88%) merupakan penduduk yang beragama islam. Dalam artian bahwa mayoritas penduduk indonesia adalah muslim. Sebanyak 20,4 juta jiwa (7,49%) penduduk Indonesia memeluk agama Kristen. Kemudian, terdapat 8,42% juta jiwa (3,09%) penduduk Indonesia beragama Katolik. Penduduk Indonesia yang beragama Hindu sebanyak 4,67 juta jiwa (1,71%). Penduduk Indonesia yang beragama Buddha sebanyak 2,04 juta jiwa (0.75%).2

Semakin bertambahnya masyarakat muslim di Indonesia menyebabkan jumlah tempat ibadah yang tersebar meningkat. Jumlah masjid dan mushala di Indonesia keseluruhan terdata sebanyak 741.991, data ini merupakan data yang tercatat manual yang mana diperoleh secara berjenjang mulai dari Kantor Urusan Agama di setiap daerah. Sementara, pada Sistem Informasi Masjid (SIMAS) baru mencatat kurang lebih 643.867 yang ada di Indonesia.

Kementerian agama agama akan menargetkan data jumlah masjid secara

2 Viva Budy Kusnandar, “Sebanyak 86,88% Penduduk Indonesia Beragama Islam”, Databoks, 2021 <https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/30/sebanyak-8688-penduduk- indonesia-beragama-islam> [accessed 28 April 2022].

(15)

online di SIMAS sudah sesuai dengan data yang dilakukan secara manual.3 Tercatat beberapa tipologi masjid di Indonesia pada SIMAS diantaranya masjid negara, masjid raya, masjid agung, masjid besar, masjid jami’, masjid bersejarah, dan masjid di tempat publik.

Tabel 1.1

Data Masjid dan Mushalla di Indonesia

No Tipologi Jumlah

1 Masjid Negara 1

2 Masjid Raya 33

3 Masjid Agung 429

4 Masjid Besar 5.014

5 Masjid Jami 236.181

6 Masjid Bersejarah 1.018

7 Masjid di Tempat Publik 48.613

No Topologi Jumlah

1 Mushalla di Tempat Publik 87.275

2 Mushalla Perkantoran 3.778

3 Mushalla Pendidikan 13.584

4 Mushalla Perumahan 248.034

Sumber : Data SIMAS Kementrian Agama Republik Indonesia, 2022 Kata “masjid” dalam bahasa arab merupakan isim makan dari kata

“Sajada” yang dapat diartikan sebagai tempat sujud. Dalam sejarah islam, masjid merupakan sesuatu yang sangat penting. Fungsi penting dari masjid adalah tempat sujud, sholat, dan beribadah kepada Allah SWT. Disamping itu masjid juga berfungsi sebagai tempat membina dan mendidik manusia menjadi insan yang beriman, bertaqwa, beramal sholeh, dan berkahlakul karimah. Melalui masjid, dapat membangun sebuah sistem masyarakat yang ideal, melalui masjid pula dapat menjaga tradisi maupun kebudayaan

3 A. Syalaby Ichsan dan Andrian Saputra “Berapa Jumlah Masjid dan Mushalla di Indonesia ? Ini Datanya”, Republika.co.id, 2021 < https://www.republika.co.id/berita/qqprju483/berapa-jumlah- masjid-dan-mushala-di-indonesia-ini datanya > [accesed 28 April 2022].

(16)

masyarakat Islam.4 Masjid merupakan salah satu unsur penting dalam struktur masyarakat Islam. Masjid bagi umat Islam memiliki makna yang besar dalam kehidupan, baik makna fisik maupun makna spiritual.

Masjid yang makmur adalah masjid yang tidak hanya digunakan untuk melakukan ibadah shalat saja melainkan di fungsikan untuk kegiatan-kegiatan positif lainnya dalam berbagai bidang. Pada masa itu orang-orang sadar betul bahwa memakmurkan masjid sangat penting untuk mempertahankan agama islam karena tonggak pertahanan umat islam ada pada persatuan dan kesatuan umat. Karena hal itu merupakan perintah Allah SWT sebagaiamana telah dijelaskan dalam QS. At-Taubah ayat 18 yang berbunyi:

















































Artinya : “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-

orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudia, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”.5

Masjid merupakan organisasi nirlaba sektor publik yang tergolong dalam organisasi nirlaba (non laba) yang mana dalam menjalankan

4 Wahyu Khiruz Zaman, “Masjid Sebagai Pusat dakwah Islam di Kampung (Studi Masjid Darus Sa’adah Desa Hadipolo Kec. Jekulo Kab. Kudus)”, Progress: At Tabsyir Jurnal Komunikasi Penyiar Islam IAIN Kudus, 6,2 (2019), 368.

5 Al-Qur’an, 9:18. 189.

(17)

aktivitasnya, dengan mengelola sumber daya yang dimilikinya dan sumber daya yang diperoleh dari masyarakat secara sukarela dan ikhlas.

Organisasi non laba adalah suatu organisasi yang bergerak dalam pelayanan sosial yang dikelola oleh masyarakat dan tidak bertujuan mencari keuntungan. Pada dasarnya suatu organisasi nirlaba memperoleh sumber dayanya dari para penyumbang yang mana tidak mengaharapkan imbalan, menghasilkan barang atau jasa tanpa memupuk laba, dan tidak memiliki kepemilikan. Organisasi non laba meliputi organisasi keagamaan, sekolah, organisasi masyarakat, museum, atau organisasi jasa sukarelawan. Dalam organisasi keagamaan mengacu pada suatu tempatperibadahan seperti masjid, gereja, pura dan sebagainya.6

Organisasi non laba adalah organisasi yang memiliki sasaran pokok untuk suatu tujuan yang tidak komersial, tanpa ada maksud untuk mencari laba. Karakteristik organisasi non laba berbeda dengan organisasi yang berorientasi menc ari keuntungan (laba). Perbedaan yang mendasar yaitu terletak pada perolehan sumberdaya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya.7 Sebagai organisasi non laba masjid memiliki standar yang mengatur tentang pelaporan keuangan yaitu Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan No. 35 (ISAK 35). Dengan

6 Endang, “Penerapan Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan Masjid Jami An-Nur Sekayu”, Jurnal ACSY Politeknik Sekayu, 1 (Juni, 2017), 41.

7 W . Pontoh, Akuntansi Konsep dan Praktik (Jakarta Barat: Penerbitan Halaman Moeka).

(18)

diterapkannya ISAK 35 dalam penyajian laporan keuangan masjid, para pihak yang berkepentingan akan dapat menilai kinerja keuangan masjid.8

Pada tahun 1997 organisasi nirlaba diatur dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45. Namun pada tahun 2019 PSAK 45 dicabut dan diganti dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35. Dengan munculnya standar peraturan yang baru maka organisasi nirlaba dapat menyusun laporan keuangan sesuai dengan ISAK 35. Akan tetapi dengan keluarnya peraturan baru akan terasa sulit untuk diterapkan oleh organisasi non laba yang tidak memiliki latar belakang ilmu akuntansi sehingga sulit untuk melaksanakannya.9

ISAK 35 maupun PSAK 45 memiliki tujuan yang sama dalam penyusunan laporan keuangan untuk entitas non laba. Hanya saja dalam standar PSAK 45 penyajian laporan keuangannya lebih kepada entitas berorientasi laba, sehingga perlu menyesuaikan apabila entitas nirlaba seperti Masjid Miftahuddin ini ingin menyajikan laporan keuangan.

Perbedaan ISAK 35 dengan PSAK 45 terletak pada laporan penghasilan komprehensif dan klasifikasi aset bersih atau (neto). Dalam PSAK 45 terdapat aset bersih tidak terikat, aset bersih terikat temporer dan aset bersih terikat permanen. Sedangkan dalam ISAK 35 asset neto diklasifikasikan atas aset bersih dengan pembatasan dan aset bersih tanpa pembatasan.

8 Sukma Diviana, dkk, “Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 Pada Masjid Baitul Hadi”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 15, 2 (2020), 113.

9 Dewan Standar Akuntansi Keuangan, “DE PPSAK 13, Pencabutan PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba”. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia, 2018.

(19)

Realitanya sampai saat ini masih banyak masjid yang belum menerapkan Standar laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dalam hal ini beberapa masjid masih menggunakan laporan keuangan yang sederhana yaitu mencatat pemasukan dan pengeluaran. Penerapan Standart ISAK 35 pada Masjid Miftahuddin ini berfokus pada penerimaan dan pengeluaran kas. Karena dalam praktiknya, transaksi yang paling sering dilakukan oleh Masjid Miftahuddin adalah tentang kas. Seperti bantuan dana dari donatur, kotak amal dan lain sebagainya termasuk dalam kategori penerimaan kas, sedangkan semua yang berhubungan dengan biaya, baik biaya listrik, biaya perbaikan masjid apabila terjadi kerusakan dan lain-lainnya merupakan kategori pengeluaran kas.

Pada peristiwa yang ditemui, pelaporan keuangan yang disajikan oleh Masjid Miftahuddin masih menggunakan pencatatan yang sederhana.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Dasuki selaku Bendahara di Masjid Miftahudin yang menyebutkan bahwa:

Kalau pencatatan laporan keuangan masjid, catatan saya masih kurang rapi. Dan saya juga masih menggunakan pencatatan yang sederhana hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran saja. Kalau ada sumbangan saya catat di pemasukan nanti kalau ada kebutuhan lainnya saya tulis di pengeluaran. (wawancara pada 17 November 2021 pukul 16.21 WIB).10

Akuntabilitas adalah suatu kewajiban dari pemegang amanah untuk memberikan suatu tanggungjawab, menyajikan, mengungkapkan serta melaporkan seluruh aktivitas pemerintah kepada pihak yang telah

10 Dasuki, wawancara, Jember, 17 November 2021

(20)

memberikan amanah yaitu masyarakat.11 Secara umum akuntabilitas dapat diartikan sebagai permintaan pertanggungjawaban atas tanggungjawab yang diserahkan kepada penerima hak tanggungjawab. Akuntabilitas merupakan suatu kewajiban atas tindakan penyelenggaraan pemerintah dalam pengelolaan keuangan, dimana dari tindakan tersebut nantinya yang dipertanggungjawabkan kepada pihak yeng berkaitan.

Mempertanggungjawabkan hasil pengelolaan keuangan Masjid Miftahuddin dengan cara mengumumkan pemasukan uang saja setiap selesai shalat jum’at. Dengan adanya pengumuman tersebut masyarakat bisa mengetahui keadaan keuangan di Masjid Miftahuddin. Keuangan Masjid Miftahuddin merupakan bentuk akuntabilitas pengurus masjid dalam pengelolaan keuangannya. Dengan diumumkannya pemasukan uang tersebut masyarakat dapat mengetahui mengenai keadaan keuangan kas dari Masjid Miftahuddin, dana yang diperoleh dari kotak infaq, amal, serta sumberdana dari para donatur.

Hasil penelitian yang dilakukan Riyan Pradesyah, Deer Anzar Susanti, dan Aulia Rahman dengan judul jurnal “Analisis Manajemen Keuangan Masjid Dalam Pengembangan Dana Masjid” mereka menyatakan bahwa pengelolaan keuangan masjid belum efektif yang mana alur penggunaannya digunakan sebagai biaya operasional masjid.12 Begitupun dengan hasil penelitian yang juga dilakukan oleh Nur Asyidah

11 Mardiasmo, “Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Good Governance”, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol 2 No. 2 (Januari, 2022).

12 Riyan Pradesyah, Deery Anzar Susanti, Aulia Rahman, “Analisis Manajemen Keuangan Masjid Dalam Pengembangan Dana Masjid”, Jurnal Kajian Islam Dan Masyarakat, Vol. 4 No 2 (2021).

(21)

dan Rahman Hidayati Darwis dengan judul jurnal “Manajemen Keuangan Masjid Melalui Pemberdayaan Ekonomi” mereka juga menyatakan bahwa manajemen keuangan Masjid Al-Markas sudah baik, pengurus masjid mampu mengelola keuangan pada masjid melalui penyewaan kios dan aula.13

Melihat hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang hendak dilakukan yakni pada penelitian terdahulu hanya fokus pada manajemen keuangan masjid saja, sedangkan pada penelitian yang akan diteliti membahas akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan serta kesesuaian laporang keuangan dengan standar ISAK 35.

Pengurus masjid Miftahuddin belum menerapkan ISAK 35 dalam menyajikan laporan keuangannya karena memang belum paham betul dengan standar tersebut. Pengurus Masjid Miftahuddin harus diperkenalkan terlebih dahulu untuk nantinya baru bisa memahami dan selanjutnya dapat mempraktekkan dalam pencatatan laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang ada. Namun pengurus Masjid Miftahuddin telah menyajikan laporan keuangan dengan sangat hati-hati dan sangat baik meskipun belum memenuhi standar yang telah berlaku dan dirasa masih sederhana. Hal tersebut akan membuat perbaikan mengenai laporan yang sesuai. Dengan demikian, akan menjadikan penyajian laporan keuangan yang baik sesuai dengan standar yang berlaku yakni ISAK 35 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba.

13 Nur Asyidah dan Rahman Hidayati Darwis, “Manajemen Keuangan Masjid Melalui Pemberdayaan Ekonomi”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Syaiah, Vol. 1 No. 1 (2021).

(22)

Perbedaan yang mendasar antara Masjid Miftahuddin dengan masjid-masjid yang ada di desa sidodadi yang mana salah satunya Masjid Al-Huda dan Masjid Baiturrohman dari segi bangunan, Masjid Miftahuddin merupakan salah satu masjid yang memiliki bangunan dua lantai, hal ini dapat menampung jamaah hingga 400 jamaah. Selain itu dari segi pencatatan laporan keuangan Masjid Miftahuddin menggunakan sistem pencatatan mingguan dan bulanan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari SIMAS, Masjid Miftahuddin termasuk salah satu masjid dengan tipologi masjid jami’ yang ada di kabupaten Jember. Kemudian peneliti memilih Masjid Miftahuddin sebagai objek penelitian karena sudah mendapatkan piagam dari Kementrian Agama Kabupaten Jember sebagai salah satu masjid dengan tipologi masjid jami’ yang ada di Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember, dengan hal ini dana yang ada di Masjid Miftahuddin lebih lancar dibandingkan dengan masjid lain yang ada di Desa Sidodadi.

Kumudian Masjid Miftahuddin juga memiliki struktur kepengurusan dan segala kegiatannya dikelola secara sistematis dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas penulis melakukan penelitian tentang masalah tersebut dengan judul: “Akuntabilitas Pada Pengelolaan Keuangan Masjid Menurut ISAK 35 Masjid Miftahudin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember”.

(23)

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember?

2. Bagaimana akuntabilitas pada pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember?

3. Bagaimana kesesuaian pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember dengan ISAK 35?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember.

2. Untuk mengetahui akuntabilitas pada pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember.

3. Untuk mengetahui kesesuaian pengelolaan keuangan di Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember dengan ISAK 35.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengetahui tata pengelolaan keuangan dan pencatatan keuangan masjid.

b. Untuk mengetahui tentang pengelolaan keuangan yang ada pada organisasi nirlaba, serta yang diterapkan dalam pengelolaan keuangan

(24)

dan memberikan wawasan mengenai pengelolaan keuangan organisasi nirlaba pada masyarakat umum.

c. Untuk memberikan informasi bahwasannya dalam setiap pencatatan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan masjid harus ada akuntabilitasnya. Hal tersebut akan memberikan informasi bagi masyarakat mengenai laporan keuangannya yang relevan dan benar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis

Adanya penelitian ini penulis mendapatkan pengalaman serta wawasan dengan meneliti secara langsung dilapangan mengenai pelaporan keuangan pada organisasi nirlaba.

b. Bagi masjid

Adanya penelitian ini maka akan memberikan pengetahuan untuk membuat laporan yang sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang sudah ada dan ditetapkan.

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini masyarakat secara luas dapat mengetahui akuntabilitas laporan keuangan pada organisasi non laba yang sesuai dengan ISAK 35 dan masyarakat juga dapat mengetahui secara rinci dana-dana yang dikelola oleh masjid itu sendiri.

d. Bagi Lembaga UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya terkait akuntabilitas pada pengelolaan keuangan masjid menurut ISAK

(25)

35 Masjid Miftahuddin Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember.

E. Definisi Istilah

Judul dari penelitian ini adalah “Akuntabilitas Pada Pengelolaan Keuangan Masjid Menurut ISAK 35 Masjid Miftahuddin Sidodadi Kecam Tempurejo Kabupaten Jember”. Untuk memahami mengenai istilah-istilah atau kata dalam judul tersebut maka perlu adanya penjelasan yang perlu dipaparkan yang bertujuan mempermudah dan memahami istilah-istila hnya.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban penerima tanggung jawab untuk mengelola sumberdaya, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya publik kepada pihak pemberi mandat (principal). Akuntabilitas juga berarti kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan oleh seseorang. Akuntabilitas publik terdiri dari akuntabilitas vertikal dan horisontal. Akuntabilitas vertikal merupakan akuntabilitas kepada otoritas yang lebih tinggi, sedangkan akuntabilitas horisontal adalah akuntabilitas kepada publik secara luas atau terhadap sesama lembaga lainnya yang tidak memiliki hubungan atasan bawahan.14

Akuntabilitas tentunya memiliki dampak besar bagi kelangsungan dan kredibilitas suatu organisasi. Adanya laporan keuangan dalam pengelolaan dana yang diterima oleh organisasi keagamaan masjid

14 Rini Rini, “ Pengelolaan Keuangan Masjid Di Jabodetabek “, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam. Vol. 6 No. 2 (Oktober 2018), 114.

(26)

merupakan cermin dari prinsip transparansi dan akuntabilitas yang diterapkan.15

Melihat penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan mengenai kinerja dan tindakan dari badan hukun atau pimpinan suatu organisasi, kepada pihak yang berwenang menerima keterangan atau pertanggungjawaban tersebut.

2. Pengelolaan Keuangan Masjid

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT. Selain itu masjid juga merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan untuk meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi bagi kalangan kaum muslimin. Masjid juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan shalat jum’at.16

Pengelolaan keuangan masjid (manejemen keuangan masjid) merupakan sebuah langkah dan upaya dalam membantu takmir masjid dalam membuat sebuah perencanaan yang memanfaatkan potensi masjid yang dikelola dengan efektif dan efisien dengan maksud memberikan manfaat terhadap umat (jamaah masjid).17

Pengelolaan keuangan adalah segala bentuk kegiatan administratif yang dilakukan dalam bentuk beberapa tahap yang meliputi: perencanaan,

15 Julkarnain. “Akuntabilitas dan Transparansi Dalam Meningkatkan Kualitas Sistem Manajemen Keuangan Masjid Di Kota Medan”, Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM).

16 Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 1-2.

17 Kusumadyahdewi, “Pengelolaan Keuangan Masjid Sebagai Organisasi Nirlaba”, JPIPS: Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol. 4 No. 2 (Juni 2018), 81-91.

(27)

penyimpanan, penggunaan, pencatatan serta pengawasan yang kemudian diakhiri dengan pertanggungjawaban (pelaporan) terhadap siklus keluar masuknya dana/uang dalam sebuah instansi (organisasi atau perseorangan) pada kurun waktu tertentu.18

Manajemen keuangan (pengelolaan keuangan) merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.19

Melihat penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan dalam penelitian ini adalah sebuah langkah dan upaya dalam membuat sebuah perencanaan yang memanfaatkan potensi organisasi yang dikelola dengan efektif dan efisien.

3. Standar ISAK 35

ISAK 35 adalah pedoman bagi entitas berorientasi non laba dalam menyajikan laporan keuangannya, karena dalam ruang lingkup PSAK 01 tidak memberikan pedoman khusus kepada entitas nonlaba untuk menyajikan laporan keuangan, interpretasi ini diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan.20

ISAK 35 merupakan tujuan untuk menunjukkan pertanggungjawaban atau informasi yang memiliki relevansi tinggi dan

18May Nur Hidayah & Sarsiti, “Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Dana Bos Di SMP Negeri Sragen Bilingual Boarding School (Sbbs)”, Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah, Vol.15 No.1 (2017), 35.

19 Muhammad Sabiq Hilal Al Falih, Reza Muhammad Rizqi, Nova Aditya Ananda, “Pengelolaan Keuangan dan Pengembangan Usaha Pada Usaha Mikro Kecil Menengah (Studi Kasus Pada UMKM Madu Hutan Lestari Sumbawa”, Jurnal Manajemen Dan Bisnis, Vol. 2 No. 12019 (Juli, 2019), 3.

20 SAK Ikatan Akuntan Indonesia Online, “ISAK 35 Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba” (Jakarta).

(28)

lengkap sesuai standar akuntansi keuangan atas dana yang didapat, sehingga laporan keuangan dapat dipahami dan dimengerti semua pengguna laporan keuangan.21

Melihat penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ISAK 35 merupakan entitas non laba yang tidak berorientasi pada laba namun tetap memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pemanfaatan sumber daya yang dikelolanya kepada penyandang dana dan society.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan rangkuman dari isi skripsi yang bertujuan mengerti secara global dari seluruh pembahasan yang ada.

Mengenai dengan materi yang akan dibahas, yang pada dasarnya terdiri dari lima bab memiliki beberapa sub bab, antara bab satu dengan bab yang lain saling berkesinambungan bahkan merupakan pendalaman pemahaman dari bab sebelumnya. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisi tentang penjelasan terkait dengan judul penelitian yang meliputi: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

Bagian ini berisi kajian kepustakaan yang meliputi: penelitian terdahulu dan kajian teori. Pada bagian penelitian terdahulu tercantum berbagai penelitian terdahulu terkait penelitian yang akan dilakukan. Kajian

21 Elok Oktavia Widhawati, Dwi Suhartini dan Astrini Aning Widoretno, “Akuntabilitas Dan Transparansi Sebagai Implementasi ISAK 35 (Studi Pada Masjid Agung An-Nuur Pare Kabupaten Kediri)”, Jurnal Proaksi, Vol. 8 No. 2 (Agustus, 2021).

(29)

teori berisi tentang pembahasan teori yang akan dijadikan sebagai dasar pijakan dalam melakukan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan peneliti ketika melakukan penelitian yang meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Berisi tentang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. Bagian ini memuat tentang gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan temuan.

BAB V PENUTUP

Bagian ini berisi tentang kesimpulan akhir dari kajian teori dan hasil penelitian, yang berisi tentang kesimpulan, saran-saran, sebagai gambaran atas hasil penelitian dan memperjelas terkait makna penelitian yang dilakukan dan diakhiri dengan penutup, daftar pustaka, serta lampiran-lampiran.

(30)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

Peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitan yang hendak dilakukan. Kemudian membuat ringkasannya baik penelitian yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan, referensi yang dapat dicantumkan seperti skripsi, tesis, disertasi, atau yang lainnya. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dapat dilihat orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan.22

Berikut ini beberapa referensi hasil penelitia baik skripsi ataupun jurnal yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Sulkan Imron, Ibdalsyah, Qurroh Ayuniyyah pada tahun 2022 dengan judul penelitian “ Manajemen Keuangan Masjid Al-Hilal Surabaya Dalam Perspektif Maslahah Mursalah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam manajemen keuangan Masjid Al-Hilal Surabaya dalam sector produksi, distribusi, dan konsumsi dana infak ditinjau dari dalam perspektif maslahah mursalah.

Metode penelitian yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan pendekatan kepustakaan. Yang mana pendekatan studi kasus dalam penelitian ini adalah data keuangan Masjid Al-Hilal Surabaya pada tahun 2021, sedangkan pendekatan kepustakaan dalam penelitian ini adalah konsep-konsep yang berkaitan dengan teori manajemen keuangan

22 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 91-92

17

(31)

(dalam sector produksi, distribusi, dan konsumsi) dan teori maslahah mursalah.

Hasil penelitian ini menunjukkan kesamaan yang meliputi: 1) berdasarkan kandungan atau isinya termasuk dalam kategori maslahah ammah. 2) berdasarkan sifatnya termasuk dalam kategori maslahah mutaghayirah. 3) berdasarkan tingkat kebutuhan dan kepentingan manusia termasuk dalam kategori maslahah dharuriyah. 4) berdasarkan keberadaan dan hubungannya dengan Syariat termasuk dalam kategori maslahah mu’tabarah (yang dapat diterima) dan maslahag mursalah.23

Persamaan penelitian ini terdapat pada metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dan teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi, pemaparan, dan penarikan kesimpulan.

Perbedaan penelitian ini adalah pembahasan mengenai manajemen keuangan Masjid Al-Hilal dalam perspektif maslahah mursahalah dan fokus penelitian yang hendal diteliti.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Karyn Tri Juniaswati dan Isnan Murdiansyah pada tahun 2022 dengan judul penelitian “Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid Sabilillah Kota Malang Berdasarkan ISAK 35”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akuntabilitas, transparansi, serta penerapan ISAK 35 dalam pengelolaan keuangan Masjid sabilillah kota Malang pada pengamatan tahun 2021.

23 Sulkan Imron, Ibdalsyah, Qurroh Ayuniyyah, “Manajemen Keuangan Masjid Al-Hilal Surabaya Dalam Perspektif Maslahah Mursalah”, Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 13 No. 2 (Desember 2022), 209-222.

(32)

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif.

Pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Masjid Sabilillah Kota Malang sudah menerapkan indikator akuntabilitas tetapi belum akuntabel karena laporan keuangan Masjid Sabilillah Kota Malang belum menerapkan ISAK 35. Sedangkan transparansi belum diterapkan secara sepenuhnya karena belum memenuhi UU N0. 28 th 2004.24

Persamaan penelitian ini terdapat pada metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif serta pembahasan mengenai akuntabilitas dan kesesuaian laporan keuangan masjid dengan ISAK 35. Perbedaan penelitian ini menambahkan variabel transparansi dan menyesuaikan dengan UU No.28 th 2004. Penelitian ini hanya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ISAK 35 hanya pada laporan keuangan saja untuk catatan atas laporan keuangan tidak disajikan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Reni Andriyani pada tahun 2021 dengan judul penelitian “Pengelolaan Keuangan Masjid Al-Mukhilisin Desa Cinta Makmur Kecamatan Panah Hulu Kabupaten Labuhan Batu”. Rumusan masalah ini adalah bagaimana sumber dana keuangan masjid Al-Mikhlisin, bagaimana pengelolaan keuangan masjid Al-Mukhlisin, bagaimana pendistribusian dana yang dikeluarkan untuk pendidikan anak yatim piatu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui darimana sumber dana

24 Karyn Tri Juniaswati dan Isnan Murdiansyah, “Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Masjid Sabilillah Kota Malang Berdasarkan ISAK 35”, Jurnal Akuntansi Syariah (AKTSAR), Vol. 5 No. 1 (2022), 118-135.

(33)

keuangan masjid al-Mukhlisin, untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan masjid al-Mukhlisin, untuk mengetahui bagaimana pendistribusian dana yang dikeluarkan untuk pendidikan anak yatim piatu.

Metode penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan mengumpulkan sebanyak-banyaknya melalui hasil pengematan dan pendengaran. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pemasukan pengumpulan dana dilakukan dengan salah satu cara yaitu dengan membuat kegiatan kotak amal untuk masjid al-Mukhlisin dengan bantuan badut dan remaja masjid al-Mukhlisin serta bantuan dari setiap dusun yang ada di desa Cinta Makmur. Pengeluaran dana yang dianggarkan biasanya perlu diperhatikan dengan adanya kesesuaian dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam setiap bidang, dengan demikian anggaran dana yang digunakan dapat terdata dengan baik dan dimanfaatkan dengan efisien.

Pendistribusian dana untuk anak yatim dengan pemberian dana setiap bulannya sejumlah Rp.300.000.- serta diketahui oleh wali masing-masing anak.25

Persamaan penelitian ini terdapat pada metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif dan pembahasan mengenai pengelolaan keuangan masjid. Perbedaan penelitian ini adalah menambahkan akuntabilitas serta kesesuaian dengan standar

25 Reni Andriyani, “Pengelolaan Keuangan Masjid Al-Mukhlisin Desa Cinta Makmur Kecamatan Panah Hulu Kabupaten LabuhanBatu”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Sumatera, 2021).

(34)

keuangan yang berorientasi non laba yaitu ISAK 35 serta penelitian ini berfokus pada pendistribusian dana masjid kepada anak yatim.

4. Penelitian ini dilakukan oleh Jevri Ansari pada tahun 2021 dengan judul penelitian “Penerapan ISAK 35 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus Pada Panti Asuhan Al – Marhamah Medan)”, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Fokus penelitian ini adalah bagaimana penyajian laporan keuangan pada Panti asuhan Al-Marhamah sesuai dengan dengan ISAK 35, dan apa manfaat yang akan diperoleh jika laporan keuangan sudah menggunakan ISAK 35 bagi Panti Asuhan Al- Marhamah. Tujuan penelitian tersebut yaitu untuk mengetahui penyajian laporan keuangan pada panti asuhan Al–Marhamah medan yang sesuai ISAK 35 dan untuk mengetahui manfaat yang akan diperoleh jika laporan keuangan sudah menggunakan ISAK 35 bagi panti asuhan Al – Marhamah Medan.26

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa panti asuhan Al – Marhamah sudah melakukan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan ISAK 35 serta terdapat banyak manfaat yang diperoleh dengan di laksanakannya penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan ISAK 35 salah satunya yaitu dapat melihat seberapa besar aset lancar dan aset tidak lancar yang dimiki. Persamaan penelitian Jevri Ansari dengan peneliti yaitu metode penelitian yang digunakan kualitatif deskriptif dan

26 Jevri Anshari, “Penerapan ISAK 35 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus Pada Panti Asuhan Al – Marhamah Medan)”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Medan, 2021).

(35)

membahas mengenai ISAK 35. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada penelitian ini bagaimana kesesuaian pengelolaan keuangan dengan ISAK 35 sedangkan pada penelitian yang akan diteliti yaitu menambahkan variabel akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan masjid.

5. Penelitian ini dilakukan oleh Nurrizka Noviana pada tahun 2021 dengan judul penelitian “Analisis Akuntabilitas Dan Transparansi Dalam Pengelolaan Keuangan Masjid Di Kota Palembang (Studi Kasus 3 Masjid Besar)”. Fokus penelitian ini adalah bagaimana penerapan akuntabilitas berdasarkan PSAK 45 atau ISAK 35 (untuk versi terbaru) yang meliputi pengakuan, pengukuran, penyajian, pengungkapan pada penyusunan laporan keuangan masjid besar di Kota Palembang dalam mengelola keuangannya, dan bagaimana praktik transparansi dari masjid besar Kota Palembang dalam mengelola keuangannya.

Metode penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatis deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari wawancara dan observasi secara langsung. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa akuntabilitas dan transparansi dari 3 masjid yang diteliti belum akuntabel dan transparan karena belum menyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK

(36)

No. 45 atau ISAK 35 serta 3 masjid hanya membuat pencatatan kas masuk dan kas keluar saja.27

Persamaan penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif serta isi pembahasannya yaitu akuntabilitas dan ISAK 35.

Perbedaan penelitian ini terletak pada penambahan variabel transparansi.

6. Penelitian ini dilakukan oleh Saskia Aurora Putri pada tahun 2020 dengan judul penelitian “Analisis Kesiapan Penerapan Penyajian Laporan Organisasi Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi Kasus di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta). Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kesiapan dalam penerapan penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tetang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapan dalam penerapan penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang penyajian laporan keuangangan entitas berorientasi nonlaba.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan pada informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen, kontemporer dan terikat serta

27 Nurrizka Noviana, “Analisis Akuntabilitas Dan Transparansi Dalam Pengelolaan Keuangan Masjid Di Kota Palembang (Studi Kasus 3 Masjid Besar)”, (Skripsi, Universitas Sriwijaya fakultas Ekonomi, 2021).

(37)

penyajian laporan arus kas.28 Dapat disimpulkan bahwa yayasan sayap ibu memiliki kesiapan dalam penerapan penyajian laporan keuangan organisasi non laba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP tentang penyajian laporan keuangan entitas berorientasi non laba sebesar 65% dan 35% dikatakan belum memiliki kesiapan.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah jenis penelitiannya yaitu menggunakan kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Perbedaan penelitian ini adalah membahas kesiapan dalam penyajian laporan keuangan organisasi non laba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu akuntabilitas pengelolaan keuangan masjid.

7. Penelitian ini dilakukan oleh Dewi Sri Wahyuni pada tahun 2020 dengan judul penelitian “Kontruksi Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Pada MTs. Bustanul Ulum Wongsorejo-Banyuwangi)”, Universitas Jember Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi, Jember.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengeksplorasi dan mengumpulkan informasi tentang laporan keuangan yang sudah disusun oleh MTs.

Bustanul Ulum Wongsorejo-Banyuwangi, kemudian di rekonstruksi sesuai dengan ISAK 35.

Hasil penelitiannya membuktikan bahwa MTs. Bustanul Ulum tidak menerapkan ISAK 35 dan hanya disusun berdasarkan catatan atas

28 Saskia Aurora Putri, “Analisis Kesiapan Penerapan Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nonlaba Berdasarkan ISAK 35 Dan SAK ETAP Tentang Penyajian Laporan Keuangan Entitas Berorientasi Nonlaba (Studi kasus Di Yayasan Sayap Ibu Cabang D.I Yogyakarta)”, (Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Ekonomi, Yogyakarta, 2020).

(38)

pemasukan serta pengeluaran kas tiap bulan.29 Persamaan dengan penelitian saat ini yaitu menggunakan metode kulaitatif studi kasus.

Perbedaan penelitian ini terdapat pada variable penelitian dan pada objek penelitian, pada penelitian tersebut menggunakan objek entitas pendidikan sedangkan penelitian saat ini entitas masjid.

8. Penelitian ini dilakukan oleh Ahmad Baidhawi pada tahun 2019 dengan judul penelitian “Sistem Pengelolaan Keuangan Masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko dalam Meningkatkan Kemaslahatan Masyarakat Berdasarkan Perspektif Hukum Syariah”, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi Fakultas Syariah. Kesimpulan dari skripsi ini adalah sistem pengelolaan keuangan masjid dalam meningkatkan kemaslahatan masyarakat telah sesuai dengan perspektif hukum ekonomi islam karena menggunakan prinsip akuntansi syariah dengan menggunakan penerapan pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran maka hal itu akan menajdikan laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan.30

Persmaan penelitian ini dengan peneliti terletak pada metode penelitian yang di gunakan yaitu deskriptif kualitatif serta objek yang digunakan sama-sama menggunakan organisasi masjid. Perbedaan pada penelitian ini dengan peneliti terletak pada lokasi penelitian dan masalah

29 Dewi Sri Wahyuni, “Konstruksi Laporan Keuangan Lembaga Pendidikan (Studi Pada MTs.

Bustanul Ulum Wongsorejo-Banyuwangi”, (Skripsi, Universitas Jember Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi, Jember, 2020).

30 Ahmad Baidhawi, “Sistem Pengelolaan Keuangan Masjid Nurul Ikhlas di Pematang Gajah Jaluko dalam Meningkatkan Kemaslahatan Masyarakat Berdasarkan Perspektif Hukum Syariah”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin, Jambi, 2019).

(39)

pokok yang dibahas oleh ahmad baidhawi yaitu tentang pengelolaan keuangan masjid untuk kemaslahatan masyarakat sedangkan pokok masalah peneliti yaitu akuntabilitas pengelolaan keuangan masjid sesuai dengan ISAK 35.

9. Penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Iqballilah pada tahun 2018 dengan judul penelitian “Peran Masjid Agung Jami’ Malang dalam Pembinaan Agama Islam anak Yatim Piatu Non Panti Kota Malang Melalui Madrasah Diniyah Abuliyatama”, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Kesimpulan dari skripsi ini adalah pelaksanaan pembinaan agama islam anak yatim-piatu anak panti di mulai pukul 07.30 wib dengan kegiatan sholat duha berjamaah lengkap dengan doa nya. Peran masjid Agung Jami’

Malang yaitu sebagai tempat sholat fardhu dan sunah, memberikan tabungan pendidikan. Dampak pembinaan ini meliputi bertambahnya pengetahuan agama islam, perubahan sikap menjadi lebih baik”.31

Persamaan penelitian ini dengan peneliti terletak pada metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dan objek penelitian yang digunakan yaitu organisasi entitas masjid. Perbedaanya terletak pada fokus penelitian, pada penelitian Iqbal masalah pokoknya terletak pada peran masjid terhadap pembinaan anak yatim piatu non panti sedangkan masalah pokok peneliti terletak pada akuntabilitas pengelolaan keuangan masjid sesuai ISAK 35.

31 Muhammad Iqballilah, “ Peran Masjid Agung Jami’ Malang dalam Pembinaan Agama Islam Anak Yatim Piatu Non Panti Kota Malang Melalui Madrasah Diniyah Abuliyatam”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2018).

(40)

10. Penelitian ini dilakukan oleh Syaiful Akhyar Tanjung pada tahun 2018 dengan judul penelitian “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid pada Masjid Al-Falah di Kelurahan Gelugur Darat 1 Kota Medan”, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Kesimpulan dari skripsi ini adalah masjid al-Falah telah mempergunakan fungsi masjid dengan baik sebagaimana fungsi masjid di zaman rasulullah yang menjadikan masjid sebagai pusat pelayanan sosial dan pendidikan kepada jamaah dan memberikan layanan informasi dan komunikasi yang aktual kepada masyarakat.32

Persamaan penelitian ini dengan peneliti terletak pada metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif serta objek penelitian yang digunakan sama seperti penelitian saat ini yaitu organisasi entitas masjid.

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti terletak pada fokus penelitian.

Penelitian ini fokus penelitiannya hanya pada pemberdayaan masyarakat pada masjid sedangkan peneliti lebih berfokus penelitian pada akuntabilitas pengelolaan keuangan pada masjid.

32 Syaiful Akhyar, “Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid Pada Masjid Al-Falah

Dikelurahan Gelugur Darat 1 Kota Medan”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Sumatera Utara, 2018).

(41)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan 1 Sulkan Imron,

Ibdalsyah, Qurroh Ayuniyyah 2022

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan teknik analisis data yang hendak digunakan

Perbedaan dari penelitian ini adalah terletak dalam pembahasan yaitu membahas

manajemen

keuangan dalam perspektif maslahah mursalah

2 Karyn Tri Juniaswati dan Isnan Murdiansyah 2022

Persamaan dari penelitian ini dengan yang akan dilakukan terletak pada metode penelitian yang digunakan yaitu kulaitatif dan pembahasan dalam penelitian yaitu ISAK 35

Perbedaan dari penelitian ini adalah menambahkan fokus masalah yaitu transparansi dan hanya menyajikan empat laporan keuangan sesuai ISAK 35 tidak menyajikan catatan atas laporan keuangan

3 Reni Andriyani 2021 Persamaannya terletak pada jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif

Perbedaan penelitian

ini adalah

menambahkan

akuntabilitas serta kesesuaian dengan standar keuangan yang berorientasi non laba yaitu ISAK 35 serta penelitian ini berfokus pada pendistribusian dana masjid kepada anak yatim.

4 Jefri Ansari 2021 Membahas mengenai ISAK 35

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada

penelitian ini bagaimana kesesuaian

(42)

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan pengelolaan keuangan dengan ISAK 35 sedangkan pada penelitian yang akan diteliti yaitu menambahkan variabel akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan masjid.

5 Nurrizka Noviana 2021 Persamaan penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif serta isi pembahasannya yaitu akuntabilitas dan ISAK 35

Perbedaan penelitian ini terletak pada penambahan variabel transparansi.

6 Siska Aurora Putri 2020 Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif melalui pendekatan studi kasus

Perbedaan penelitian ini adalah membahas kesiapan dalam penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba berdasarkan ISAK 35 dan SAK ETAP, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu akuntabilitas pengelolaan keuangan masjid.

7 Dewi Sri Wahyuni 2020

Membahas Mengenai ISAK 35

Perbedaan penelitian ini terdapat pada variable penelitian 8 Ahmad Baidhawi 2019 Metode penelitian yang

digunakan yaitu kualitatif deskriptif

Lokasi penelitian dan masalah pokok pada penelitian Ahmad Baidhawi lakukan yaitu menjelaskan tentang sistem pengelolaan keuangan tetapi untuk kemaslahatan masyarakat

sedangkat masalah pokok peneliti yaitu

(43)

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan akuntabilitas pengelolaan keuangan masjid sesuai ISAK 35 9 Muhammad Iqballilah

2018

Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif

Pembedanya terletak

pada fokus

penelitian, penelitian Muhammad

Iqballilah berfokus pada peran masjid dalam pembinaan anak yatim piatu sedangkan peneliti berfokus pada akuntabilitas

pengelolaan keuangan masjid 10 Syaiful Akhyar

Tanjung 2018

Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif

Fokus penelitian, pada penelitian Syaiful lebih berfokus pada pemberdayaan

masyarakat terhadap masjid sedangkat peneliti lebih berfokus pada akuntabilitas

pengelolaan keuangan masjid Sumber: Data diolah

Dari beberapa jenis penelitian yang telah dilakukan terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis, perbedaannya yang dilakukan oleh peneliti yaitu, penelitian terdahulu kebanyakan hanya berfokus pada pemberdayaan masyarakat terhadap masjid, dan kesesuaian laporan keuangan sesuai ISAK 35 sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu berfokus pada akuntabilitas, pengelolaan keuangan, dan kesesuaiain ISAK 35 dan menyajikan laporan yang sesuai dengan ISAK.

(44)

B. Kajian Teori

Memilih landasan teori menjadi sangat penting guna mendapatkan suatu pengetahuan yang baru dan bisa dijadikan pegangan secara umum. Hal ini untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, dalam hal ini acuan teori yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Akuntabilitas

a. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban pihak pemegang saham (agent) untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggung jawaban tersebut.33

Menurut Mardiasmo, akuntabilitas adalah suatu bentuk kewajiban dari pemegang amanah untuk memberikan suatu tanggungjawab, menyajikan, mengungkapkan serta melaporkan seluruh aktivitas pemerintah kepada pihak yang telah memberi amanah yaitu mayarakat.34

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas merupakan suatu kewajiban untuk mempertanggungjawaban atas kegiatan aktivitas yang telah dilakukan

33Muindro Renyowijoyo, Akuntansi Sektor Publik Organisasi Non Laba, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), 14.

34 Mardiasmo, “Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Sarana Governance”, Jurnal Akuntansi Pemerintahan, Vol.2 No. 1, (2006).

(45)

oleh perorangan, kelompok, atau organisasi untuk memenuhi tanggung jawab yang telah diberi amanah oleh masyarakat. Dengan demikian, tuntutan akuntabilitas harus diikuti dengan pemberian kapasitas untuk melakukan keleluasaan dan kewenangan.

Tujuan akuntabilitas yaitu untuk mencari jawaban atas apa yang harus dipertanggungjawabkan dari suatu kegiatan yang terjadi, kemudian membandingkan dengan apa yang seharusnya terjadi.

Adanya akuntabilitas bukan hanya sebatas untuk mencari jawaban atas apa yang harus dipertanggungjawabkan, akan tetapi untuk menghindari dari terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang melanggar peraturan suatu organisasi.

Akuntabilitas menjadi suatu kewajiban dalam suatu organisasi untuk menyampaikan hasil kinerja organisasi apakah berhasil atau tidak, serta apakah telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan dilaporkan secara periodic dalam suatu organisasi.

Akuntabilitas dibedakan menjadi dua macam yaitu akuntabilitas vertikal dan akuntabilitas horizontal:

1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), merupakan pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, seperti pertangungjawaban unit kerja kepada pemerintah daerah; pemerintah daerah kepada pusat; dan pemerintah pusat kepada Majelis Permusyawaratan rattant (MPR). Dalam akuntabilitas vertikal dapat dilihat dalam

(46)

pelaporan dana kampanye oleh parpol, laporan dana kampanye yang dilaporkan kepada KPU harus lengkap terkait bukti dan dokumen-dokumen pendukungnya. Tidak hanya kelengkapan laporan dana kampanye saja yang harus dilakukan oleh parpol, akan tetapi parpol juga harus menyerahkan laporan kampanye secara tepat waktu kepada KPU setelah kampanye berakhir gunauntuk diaudit oleh KAP.

2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), merupakan pertanggungjawaban kepada masyarakat luas atau terhadap lembaga lainnya yang tidak memiliki hubungan antara atasan bawahan khususnya kepada para pengguna atau penerima layanan organisasi yang bersangkutan. Akuntabilitas horizontal sendiri biasanya berhubungan erat dengan penyelesaian tugas pada pelayanan publik.35

b. Karakteristik Akuntabilitas

Dilihat dari segi perspektif akuntabilitasnya, ada beberapa karakteristik pada sistem akuntabilitas yaitu:

1) Fokus pada hasil kerja yang dilakukan secara maksimal.

2) Menggunakan parameter dalam pengukuran kinerja.

3) Melaporkan hasil secara terbuka serta teratur.36 2. Pengelolaan Keuangan Masjid

a. Pengertian Masjid

35 Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah (Yogyakarta: Andi, 2018).

36 Mardiasmo, “Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik: Suatu Good Governance, Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol 2, No. 1 (2006).

(47)

Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat sujud atau tempat menyembah Allah SWT. Bumi disebut juga masjid bagi kaum muslimin. Setiap orang muslim diperbolehkan melakukan shalat diwilayah manapun dibumi ini kecuali di atas kubur, tempat yang najis, dan tempat-tempat yang dilarang oleh syariat islam. selain itu masjid juga merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah.37

Menurut Quraish Shihab di dalam jurnal Aisyah Presipitari Harahap dkk telah menguraikan bahwa kata “Masjid” telah muncul sejumlah 28 kali di al-Qur’an. Dari segi bahasa, kata tersebut berasal dari “sajada – sujud yang artinya taat, patuh, atu tunduk dengan kehormatan dan takzim.38

Menurut penjabaran para ahli diatas mengenai masjid dapat disimpulkan bahwa masjid merupakan tempat sujud yang mana suatu bangunan yang dibangun oleh umat muslim yang akan dipergunakan sebagai tempat untuk beribadah bagi orang islam.

Pada masa Nabi SAW. ataupun di masa sebelumnya, masjid menjadi pusat atau sentral kegiatan kaum muslimin. Masjid berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan islam, terutama saat gedung- gedung khusus untuk itu belum didirikan. Masjid juga merupakan ajang halaqah atau diskusi, tempat megaji, dan memperdalam ilmu- ilmu pengetahuan agama ataupun umum. Dengan memaksimalkan

37 Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 1-2.

38 Aisyah Presipitari Harahap, Ady Rizalsyah Thahir, Sri Hadjajanti, “ Peran Masjid Sebagai Pembentuk Identitas Tempat”, Jurnal Agora, Vol. 17 No. 1 (2020), 54-55.

(48)

fungsi kebudayaan yang demban masjid maka akan menumbuhkan remaja masjid yang cinta akan masjid.39

Pengelolaan masjid dengan baik akan menciptakan masjid yang makmur dan sejahtera. Selain mengelola kegiatan aktif masjid juga terdapat pengelolaan keuangan masjid. Pengelolaan keuangan masjid merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengurus masjid perencanaan, perolehan dana, serta penganggaran dana yang ada di masjid.

b. Pengertian Pengelolaan Keuangan

Manajemen keuangan (pengelolaan keuangan) menurut James C. Van Horne dalam buku Kasmir adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.40

Dety Mulyanti menyatakan manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan yang meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund).41

Pengelolaan keuangan yang dikemukakan oleh para ahli dalam buku Agus S. Irfani mendefinisikan sebagai aktivititas pengelolaan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan upaya mencari dan

39 Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 2.

40 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), 5.

41 Dety Mulyanti, “Manajemen Keuangan Perusahaan”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol 8 No. 2, (2017), 63.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

1) Setiap desa diwajibkan membuka rekening atas nama bendahara desa pada BKK, BPR-BKK di wilayah kecamatan masing-masing. 2) Bendahara desa mengajukan permohonan pencairan dana

Sedangkan dana masjid dalam bentuk produktif adalah sebuah dana atau kas masjid yang dikelola dengan cara memberikan pinjaman modal kepada masyarakat

Keuangan Masjid Ulil Albab diatur oleh bendahara. Bendahara terdiri dari dua yaitu, bendahara I dan bendahara II. Bendahara I bertugas untuk urusan kordinasi dengan ketua

Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema : ” Peningkatan Pengelolaan Keuangan Masjid Dengan Manajemen Keuangan Berbasis Masjid di Kelurahan Bedahan

Fokus penelitian ini ingin mengeksplorasi resiliensi atau ketahanan pada mantan pengguna methamphetamine hydrochloride yang telah menjalani rehabilitasi agar dapat

Pasal 29 ayat (1), kepada Wajib Pajak yang melakukan penana- man modal baru yang merupakan industri pionir, yang tidak mendapatkan fasilitas sebagai-mana dimaksud

a) Adanya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sudah memuat kebijakan Pemerintah Kabupaten

Hal ini yang memotivasi pengabdi melakukan pengabdian di Masjid Baitul Jannah dengan tema pengelolaan keuangan sehingga pengurus masjid dapat melakukan pencatatan