JURNAL R,SET AKUNTALI,S, DA,U KEUANGAN Vol. 2, No. 2, Agustus 2006
Hal.82-97
ANALISIS PELAPORAN SEGMEN DAtAnfi PSAK NO.5 (EDlSt 1994) DAN
PSAK NO. 5 (EDISI REVISI 200011
PUTRIANA
KMSUNTI
(Jniversitas Kristen
Duta
WacanaAbstraet
The reseuch about accoanting standard, information content, the
role
:and the impact of segment information is develoveped, but ryot in Indo- nesia. The purpose
of
this research is to investigate about PSAK No. 5,the
initial$t
and the revision. Howfar
are thefirm
disclose their seg-ment
inforrntion
afier ond before the standord is effective? The empiri-cal
evidencefrom
64 samplertrus
show that the standard, specially PSAK No,5
(edisi wvisi 2A0Q is effeetive to motivde thefirm
discloseinformotion segwe#- PSAK Na, 5 (edisi revbi 20A$ is
bapr
thet PSAK No, 5 (edisi 1994). Utder PSAK No,5 (ediii
rzvisi 2AND &5.94% of the saruplef*nts redefmed theirprinury
segments. Tlere sre.4i.75% of the samplefirms
use line-of-businessfor
thepi*wy
segilenta$.a@ition
with geogr$tc&e
as tlresecodwy
segment. Six itemsae
rcported in segment informationof 4j.75oi
sample Jirms. Segment revenueis
re- ported byall
oftle
sample firms.Keywords
:
segnent information, PSAKNo.
5(lgg4),PSAK No.
5(Revisi 2ffi0); disclose, primary segtnent, secondary seg- ment,
line-of
business, geografic area.I
Artikel ini pernah dipresentasikan pada Simposium Riset Ekonomi II, ISEI Swabay4 23-24 November 2005, Universitas Airlangg4 Surabaya.Analisis Pelaporan Segmen..., Putriana Kristanti
83
Latar Belakang Penelitian
Banyak perusahaan menawarkan berbagai jenis produk atau jasa atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengantingkatkeuntungan, peluangpertumbuhan, prospeh dan risiko yang berbeda. Perusahaan yang multi segmen dalam bisnisnya tersebut perlu menyampaikaninformasiakunansitenangsegmen-segmenyangdimiliki(disebutinformasi segnen). Selain informasi operasi perusahaan secara keseluruhan (data agregat) juga diperlukan inforrrasi tentang operasi individual dari masing-masing segmen yang dimiliki.
Hal
ini
dibutuhkan untuk melakukan penilaian terhadap segmen-segmen tersebut oleh para pengguna laporan keuangan. Analis dan investor, kfiususny4 membutuhkan data segmen sebagai data yang sangat penting dan diperlukan untuk analisis investasi yaitu menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atausuatu penrsahaan multinasional. Merekamembutuhkan datayang mempertinggi kemampuan mereka dalam memprediksi tindakan manajemen yang mempenganrhi aliran kas di masa depan.
Tingkat keuntungan dan peluang pertumbuhan segmen merupakan data level segmen yang bermanfaat bagi investor. Chen dan Zhang (2003) menemukan bahwa data segmen secara incremental memberikan informasi yang mempunyai value-relevant. Pasar memberikanreaksiyangberbedaterhadap labadisagregasi dalam informasi segmen (Fos- ter 1975).
Para penyusun dan pembuat peraturan dalam merespon kebutuhan dari para inves- torakan informasiyang disagregat initelahmenetapkan adanyaperluasandari disclosure (pengungftapan) yang disampaikan dalam laporan keuangan. Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal
7
September 1994 telah mengesahkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 5 yang mengahr tentang pelaporan informasi keuangan menurut segmen(IAI
1994). Pada tanggal 6 Oktober 2000 pernyataan tersebut diganti dengan PSAKNo. 5
(Revisi 2000) yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, mengatur tentang pelaporan segmen(IAI
2002).Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap standar yang mengatur informasi segmen yang diberlakukan di Amerika Serikat (Boatsman et
il.
1993 , Ethedge et al. 2002, Herrmann dan Thomas 2000a,2000b, Lobo et al. 1998 serta Street et al. 2000), di India (Tara 2004) dan di Australia (Aitkenet
al. 1994 dan Fleming et al. 2003). Penelitian tentang PSAKNo. 5 sejak diterbitkannya aturan tersebut pada tahun 1994 maupun setelatr direvisi pada tahun 2000 belum dikembangkan. [Ial ini memotivasi penulis untuk melalnrkan penelitian awal tentang informasi segmen tersebutyang diawali dengan analisis terhadap pelaporan segmen dalam PSAKNo. 5 (edisi 1994) danPSAKNo. 5 (edisi revisi 2000).PSAK No. 5 (edisi 1994 dan edisi revisi 2000) diterbitkan dengan tujuan menetapkan prinsipprinsip pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan memahami kinerja dan risiko perusahaan yang bersangkutan. Apakah perusahaan memahami hal tersebut, sejauh manakah
84
JRAK, Agushrs 2006perusahaan telah menyajikan informasi segmen sesuai dengan yang ditentukan oleh kedua standar tersebut? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (a) sejauh mana perusahaan telah menyajikan informasi segmen sesuai dengan PSAKNo. 5 (edisi revisi 2000); (b) sejauh mana perusahaan tersebut menyajikan inforrrasi segmennya dalam standar yang sebelumnya ada yaitu PSAK No. 5 (edisi 199,4\ dan (c) sejauh mana perusahaan telatr menyajikan informasi segmennya sebagai pengpngkapan sukarela sebelum PSAKNo. 5 (edisi 1994) diberlahkan.
Penulisan hasil penelitian ini disusun mulai dengan latar belakang penelitian sebagai pengantar dari seluruh isi tulisan ini. Bagian berikutnya menyajikan tentang telaah lit€ratur, metodologi penelitian, analisis dat4 pembahasan dan kesimpulan, serta implikasi dan keterbatasan. Artikel ini dilengkapi dengan tabel yang diharapkan memudahkan dalam pemahaman.
Telaah Literatur
Pelaporan segmen termasuk dalam klasifil<asifiner informdion, yaitu memberikan informasi yang lebih rinci pada laporan keuanganyangdibuatberdasarkan biayahistoris.
Finer
information akan membantu memberikan kemampt.n yang lebih baik dalam pembuatan keputusan (Scott 2000: 400).Evaluasi terhadap kinerja dan risiko yang diharapkan dari perusahaan yang besar dan komplek akan mengalami kesulitan karena informasi yang relevan mungkin terkubur dalam laporan keuangan konsolidasi. Informasi segmen
akan
asimetri informasiantara manajemen dengan investor. Scott (2000: 417) menyatakan bahwa pengungkapan tentang segmen akan menambah kesulitan manajemen dalam meyembunyikan kinerja buruk dari salah satu segmen dengan kinerja bagus dari segmen lainnya
Semakin menyeluruh suatu pengungkapan maka semakin
linggi
kualitas dari pengungkapan tersebut. Semakin berkualitas suatu pengungkapan maka semakin besar jumlah analis sekuritas yang mengikuti pe'nyampaiannya.IIal
ini disebabkan pada saat analis mempunyai informasi yang lebih banyak tentang informasi yang dibutuhkannya, maka analis tersebut akan melakukan pkerjaannya dengan lebih baik (Scott 2000: 404).Pada saat investor mengikuti rekomendasi analis sekuritas maka harga sekuritas merefleksikan dengan tepat informasi tentang sekuritas tersebut (Scott 2000: 87). Ilarga pasar sekuritas diasumsikan secara penuh merefleksikan semua informasi yang dipublikasikan, maka dengan cepat akan memberikan reaksi t€rhdap informasi baru (Wolk
et al. 2001 : 43). Pelaku pasar yang canggih akan menganatisis lebih dalam informasi yang diterima supaya mereka dapat mengambil keputusan yangtepat sehingga fidak dibodohi oleh pasar.
tlal
ini disebut dengan efisensi pasar keputunn (decisonallyfficient
mar-ke t) (ldartono 2005 : I I 6-12l).
Chen dan Zhang (2003) melihat kemanfaatan data segmen secaraGoritis dan empiris.
Chen dan Zhang berpendapat bahwa sangat bermanfaat untuk mengorganisasi pelaporan eksternal dari data segmen dengan cara yang konsisten dengan penggunaan internal oleh
85
manajer. Hubungan antara penilaian yang relevan dari data segmen dan penggunaannya perlu dikembangkan dalam pengambilan keputusan. Kegunaan dari data segmen selain data agregat berhubrrngan dengan heterogenitas dari peluang investasi antar segmen. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dari tingkat keuntungan dan potensi pertumbuhan segmen. Informasi segmen akan memberikan informasi yang lebih mendalam, sehingga diharapkan memberikan tambahan
nilai
yang relevan (incremental value relevorce) terhadap pembuatan keputusan oleh para investor dan analis sekuritas. juga menaksir besarpya pengaruh penilaian dari informasi segmen relatif terhadap informasi level perusahaan.Hussain dan Skerratt
(1992),
mengemukakan bahwa relevansi pengungkapan segmenditentukanolehdefinisi segmen olehmanajemenperusahaanyang sesuai dengan yangdibutuhkanolehpemakai informasi (khususnyaanalis). Merekamenemukan bahwa pelaporan segmen mungkinjuga tidak cocok apabila efisiensi dalam pembuatan perkiraan aipe*atltan. Baldwin(198a)renemukanbahwarataratadanvariandarikesalahanramalan menunm dengan danya pengungkapan data segmen. Baldwin menyimpulkan bahwa penggunaan data segmen memperbaiki ramalan analis sekuritas terhadap laba per lembar sahanr. Greenstein dan Sami (L994) menemukan dalam penelitiannya bahwa bid-ask spreadrelatif
turun dengan lebih signifikan dalam periode pelaporan 1970 10-K.Pengungkapan penuh akan menurunkan inequities antar investor dengan menurunnya asimetris informasi melalui akses yang sama pada informasi. Penurunan asimetris informasi akan memperkecil biaya transaksi yang direfleksikan dalam bid-ask spread.
Penelitian tentang standar yang
mengatur
an informasi segmen dan peran serta pengaruhnya belum dikembangkan di tndonesia. Observasi terhadap topik- topikyang telatr dipresentasikan dalam SNAI
sampai dengan ketujuh, yang telah ditulis dalam thesis 1993 sampai dengan 2004, yang dipresentasikan dalam kesempatan lainnya dalam linglongan Fakulas Ekonomi UGM belum ditemukan mengenai penelitian tersebut (I{artono2002;FEUGM2ffi2;UGM2002;1N2003,26Q4).Penelitiantentanghaltersebut berkembang dengan baik di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.Financial
Accounting StandardsBoard
(FASB), dewan standar akuntansi keuanganAmerika Serikat pada bulan Desember tatrun 1976 menerbitkan Statementof Finorcial
Accotmting Stmdards (SFAS) No. 14 yang mengatur tentang pelaporan keuangan segmen dari sebuah perusatraan. Pada tahun 1997 FASB menerbitkan^Str2l,S
No- l 3
l
sebagai pengganti dari,Sr94,S^l/o./r'.
Standff ini menyatakan bahwa tujuan dari inforrrasi segmen adalah untrk membantu penggunalaporan keuangan perusahaan dalam menganalisis dan memahami laporan keuangan perusahaan. Informasi segmen akan menambah kemampuan pengpuna laporan keuangan dalam membuat penaksiran yang lebihbaik
tentang kinerja masalalu,
dan prospek masa datang perusahaan yang bersangkutan (FASB 1976).Lobo (1998) menemukan bahwa StrA^S No, 14 memberikan peningkatan nilai pada informasi segmen dibandingkan dengan pengungkapan informasi lini bisnis sebelumnya.
Sl)zlS
No.
14 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabilitas harga dann ketepatan peramalan laba. Boatsman et al. (1993) menemukan bahwa perusahaan akan86
JRAK,Agustus 2006menggunakan pengungftryam s.€mGngsografis pada saat
laWuqerted
laba segmen besar.Perbedaan utama
dui
SM|I/Vo. 11 drllrgu, SfilS No.I3I
adralah pada definisi segmen (HerrmanndmThmasZXm}
SF,rlS No. I 3I
mempertalti kegunaan infonnasi segmen dari pe,rcpeftifpermrlm Qlerrmm
dan Thomas 20Oa).IIal
ini disebabkan SFASl3l
memberikandcfinisi
segmen yang konsisten dengan cara manajemen mengorganisasi bisnis socara infrrnal.Siffi
ahmtansidit@kan
konsisten dengan informasi segmeninffinalymgrtignnatmrmtrkmenaftsirkinerjasegmen(tlemrnanndan Thomas 2000b dan Strcet€fiat.2m0)"Herrmann dan Thomas (2{X}0b) serta Street et al. (20fi}) menemukan bahwa terjadi perubahan yang signifikan terhadry pendekatan yang digunakan dalam menyajikan informasi segmen berdasdlm,ffi.SJYo.
l3l dihdingkan
dengan SE4S No. I 4. Etaedgeetal-(2DL?)menemukmjugu hhv,:d$Fll^9iro.
l3I
mempunyaipenganrhyang signifikan dalam memotivasi perusaham -'rfukmeryajikan informasi segmen- Hemrran dan Tho- mas (2000a) menemukm hhwa,SFjrl,SlYo"13l meninglatkan
dari informasise gmen dalam perspelcif
permalm-
Di
India Secuitiesod
ErctwtgeBood
of India mewajibkan pengungkapan informasi segmendelam l4rdmkcuamgam sejak IApril2ffil
sesuaidengan Accotmting Standctrd (AS) 17. AS 17 mengtrn entang pengungftapan hasil dan aktiva segmen. Tara (2004) menyatakan pertu dfternh*ngtxnqn penelitian tentang pengrmgkapan informasi segmenini.
Sedangkan di Australia Aitken et al. (1994) dan Fleming et al. (2003) melakukan pgnelitian tentmgAwfrdim
AccotntingSanM
(AAS) 16 yangmengaturpelaporan
sogmcn-Pra pliti
menemukanbahwa
an segmen sesuai dengm AASl6memilfti
kmdungm informasi.Iebda Penelitian
ffietoda Seleksi dan
Pqunrpulrn llata
Sampel dalam penelitim ini
dipiffi
de'gan berdasartan beberapa kriteria:a.
Perusahaanterdaftr
di hmsaEftk
Jalrarta pada Ahun 2004.b.
Perusahaan terseburt mengtmgkdran informasi seglnermya pada laporan keuangan untuk tahun yangberalfrirda -
trm 2002. I4oxatr keuangan 2ffi2 ini dipilih karena peneliti ingin mexryEtahdsqidmpenrsahmfhh.m:rajikmfufqmasi
segnrcnnya sesuai dengan PSAK No. 5 (Gdisi revisi 2000) yang berlakuefeltif
untuk laporan keuangan yang periodeqeadimulai pada atau setetah I Januari 2fi)2.c.
Perusahaan tersebutmJqiikm
lapomn keuangan untuk tahun yang berakhir pada tahun 1995 atau 1996(qabilatidak
&rsedia data laporan keuangan 1995). Laporan keuangan 1995 ini dipilihkrmapeneliti
ingin mengetahui sejauh mana perusahaan telah menyqiikan informasi sogmenaya sesuai dengan PSAKNo. 5 (edisi 1994)yang87
berlaku efektif untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah I
Januari
1995. I
..,d.
Perusahaan tersebut menyajikan laporan keuangan untuk tahun yang berakhii pada tahun 1993 ataa 1994 (apabila tidak tersediadata laporan keuangan 1993). Lpfo-rart keuangan 1993 ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana peruEahaan telahmenyajikan informasi segmennya sebagaipengungkapan sukarela sebelumPSAK No. 5 (edisi 1994) diberlakukan.fUsit seteksi berdasarkan kriteria tersebut di atas terdapat 64perusahaan mggiadi sampeldalampenelitian ini. Datalaporankeuanganperusatraan sampeltersebutdikumprilkan
dard Audited Annual Financiat Reports dalam Public Companies'Finoncial &albment yang disusun olehJakorta Stock Exchange.
tetoda
AnalbisData
:Penelitian ini adalah penelitian awal, bersifat deskriptif. Metoda penelitian yang digqsakan
dalam penelitian
iniadalah:
:a.
MetodakualitatifMetodaloalitatifdilaln*anunhrkme,nganalisisinformasiyangdisampikandalamPSAK No, 5 (edisi 1994\ dan PSAK No. 5 (edisi revisi 2000). Ketetapan-ketetapandalam masing-masing pernyataan tersebut dipelajari kemudian diperbandingkafl
. |
:.tb.
Metodakuantitatifsederhanq yaitu melalui pnjumlahan dan persentase.
Metodahuntitatifdilakukan untukmenganalisis datahrantitatifyangantara lain adalah jumlah perusahan yang melakukan perubahan definisi segmemya, jumlah iteftyang yang dilaporkan dan jumlah perusahaan yang melapporakan'masingmasing item informasiyangdit€tapkandalam standarbersangkutan. Penghitungan dilakukan secara
Analisis Data
Anatisb Data Penelitian
PrinsipAkuntansilndonesia(PAl) 1973 danPAI 1984 belummeflgaturtentangpelaporan informasi keuangan menurut segmen
(IAI
1984). PAI pada tahun 1994 diganti detgan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK edisi 1 Oktober 1994 melalui PSAK No. 5 mengiatur pertama kali tentang pelaporan inforrrasi keuangan menurut segmen.(IA[ 194).
IAI
dalam pengembangan standarnya sejak tahun 1994 memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional. Penyempurnaan standar dilakukan melalui proses revisi yang hasilnya dituangkan ke dalam SAK edisi 1April 2002ymgdi
dalamnyajugatermasuk adanyarevisi terhadap FSAKNo. 5(lAI
2002). PSAKNo. 5 ini belum dilakukan revisi lagi sampai dengan saat ini (IAI2004).JRAK, Agustns 2006
PS/IKIUo.
$(Edisil9%)
PSAK
No.
5disahku
pada trnggal 7 Scpfiqnber 1994, mengafrr tentang pelaporan lnformrri kcuangan menurut scgmcn PSAK ini bcrlaku untrk laporan keuangan yang ococakry pcriodc laporan dimulei pcdr nausl$ hnggrl
Ijanud
1995. Pcrnpuanini
bcrl&r
brgi prnrsrhrrn yrngmcocrtith ar*.crrrd
bcrtrrgn 1angdipcrdrgughtr
kreidrFtl*-
Bcbcrrfr do,fmiei pcntiag ,,.ng
diq/Ifu
drhm P$AK No. 5hi afirrl
hind.hh
(IAI
199{:prrgraf03,
15 drnl7):
a.
Sqnen pcnrsahraa rdalah kompmcnruthrc&s
}@g.hivihsn,,"d meurekili kqiatan Uama atru kelompok pelanggru.b.
Segmenidustri
adalah kompompendaanpngdapat
dibedalqn dan nmrgfusilkan suattr produk atau jasa sejenis yang bcrbcda menunrt pembagian industri, atauproduk atur jasa sejenis ),mg berbed4 terutama untuk para pelanggan di luar penrsatraan.
c. Segm
goografis adalah komponenpcmsahaanpng dapat dibedakan danmempnlai
usaha di suatu atau sekelompok negnra dalam suatu wilayah geogrtfis tertotrtu.
d. Mapatm sqrcn
adalah petdapatrnyog dapot diafubusitan atur dikai*an secaralmgsmg
pda
srr.tu scgmen, atau bagnn 5nng relevan daripadapatu
yasg dapat dishkasikar secrralEn*
padr suatrsgmcll.
e.
Hasit scgm€n adslah selisih antrrapcodaptrn
segmen dan bcban segmen danumm5n
ococermintan laba usahe.f. Atrinrymon
adabhddiwbernrtirddilh&bcrw{rd Fngdrpddii(ktifikrsikar
@ascgmHffil
RSArffo. 5(E frdtubifrtrl)
PSAK Ho. 5 (edisi revisi 2000)
m€o*ilih
PSAK No. 5 scbclumnya datr balakucfe*tifrmrkttporanteuanglnFngpcriodcqndimulaipadaafiaus*hh l
Januari2(X)2.PSAK ini
myatrkar
bahunr informasiku!ilgm mrr f
segrm adahh infurmasi tcneng berbegaijcoispmdt*staujasapngdihasihperuoatuandanbertogaiwilayahgeognfisoper,asi pcrusahaan. Pcmyataan ini harus ditcrapkan pada laporan keuangan yang lengkap dan diterbilkar, yang disusua sesuai d€tlgrq
PSAI(
Emircn afau penrsahaan publik dan perusahaanyang sedangdalam prosesmffibi*anefekekuitasatau
efek utang di pasar modal diwqiibkaq men€rapkan pernyalaf,n ini. Perusalraan lainnya yang menerbitkan efek dianjurlon untuk mengungkapkan informasi keuangan berdasarkan segmen (IAI2002:paragraf02,04 dan 05).
Tujuan PSAKNo. 5
(IAI2fi!2:
paragrrf0l)
adrlah membano pengguna laporan keuangandalam:a.
memahami kinerjamasa lalu perusahaan secara lebih baik;b.
menilai risiko dan imbalan perusabaan socara lebih bailq danc.
menilai perusahaan socara keseluruhan sscara lebih memadai.PSAK No. 5
(W
2002: paragrafW,
12 dan 14) menggunakan istilah segmen usaha dan segmen geografis dengan definisi sebagai berikut:Analisis Pelaporan Segmcn..., Putriana Kristanti 89
a.
segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain;b.
segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Segmen geografis dapat merupakan suatu negara, sekelompok negara, atau wilayah dalam suatu negara. Segmen geografis dapat ditentukan berdasarkan lokasi aktivanya atau lokasi pelangganny4 danc.
segmen dilaporkan adatatr segmen usaha atau segmen geografis yang diidentifikasikan berdasarkan definisi di atas yang meng[ranrskan pengunglapan informasi segmen PSAKint
Informasi segmen harus disusun sesuai dengan keb[iakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian atau perusahaan.
Perusahaan harus mengungkapkan pendapatan, hasil, jumlah keseluruhan nilai tercatat aktiva jumlah keseluruhan kewajiban, jumlatr biaya keseluruhann yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aktiva segmen yang diharapkan akan digunakan lebih dari suatu
periode
dasar akrual), jumlatr keseluruhan beban depresiasi dan amortisasi aktiv4 karakteristik danjumlah unsurpendapatan dan beban, jumlatr keseluruhan beban non-kas signifikan lainnya untuk tiap segmen dilaporkan. Perusahaan sangat dianjurkanuntrkmengungkapkanaruskassegmen (IAI2002: paragraf42,49,50,53-57,6t).
Berikut ini disaj ikan pe6edaan antara PSAK No. 5 (edisi I 994) dengan PSAK No.
5 (edisi revisi2000):
TABELI
Perbedaan PSAK No. 5 (Edlsl t994) dengan FSAK No. 5 (Edisi Revisi 2000)
Item PSAK No. 5 (Revisi 2000) PSAK No. 5 (Edisi 1994)
Tujuan Disajikan
dengan:
Menjelaskano
Rincio
Menetapkan prinsip-prinsipRuang
lingkup
Disajikan dengan:o
Jelaso
Harus diterapkano
Dianjurkan untuk nonpublik
o
Kurang jelaso
BerlakuJRtr,A$ustu$zffi
trtem
PSAK No. 5 (Revisi20ffi)
PSAK No" 5 (Edisi 1994)Definisi
segren Rinci
Rfuri.oSegmenumhaoSegmenin&uri
o Segmrryafls o Segmpografis
Pengidentifikesiano Bentukprimer
Tidakdit€tekm segmendilaporkano BenurkSekr&
Kebijakanakrntansi
Scsuaidgkebijakanfusi
Tidakdiemplon yarydiamrdeilanpenystmtrdan perUnrjian tryoran tcuargaa
l@Udlsian
atau perusa[aanPengungkryan o Benurkprimpefrysm T*tak@
o
Informasigmsfu.b
IntsrmmilaogoPemdql*etqglmoulrhnpgBrtrscliry
'*ry :ffiffiff o Iumlrhkcxqiibmscgm "ffiffi pcodaltuqcrrsi
o @eluuaamd.l o Hrym o D€1x€d.tri,rmtislsi o 'Abire*fmcn
scgmcn
o
fumlahbebanm-taa signifreilto
Dianjurlan anrs kas segrrEnperusatraan asosiasi
o
Jrrmlah agegat investasio
RekonsiliasiLampiran o
Baganpengambilan
Tidak disajikan rengenaidefinisi segnen
o
Ilustrasipengungkapan segmeno
IkhtisarpengungkapanSumber: PSAK No. 5 (edisi 1994)dan PSAK No. 5 (edisi revisi 2000) diolatr
9{
Thbel 1 menunjukkan bahwa PSAK No. 5 (edisi revisi 2000) lebih baik dari PSAK No. 5 (edisi 1994).Ketetapan-ketetapan disampaikan dengan lebih jelas dan lebih rinci.
PSAK No. 5 (edisi revisi 2000)
ini
mengidentifikasikan segmen yang dilaporkan dan pengungkapannya ke dalam bentuk primer dan sekunder. Kebijakan akuntansi dalam pelaporan segmen ditetapkan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporalr keuangan konsolidasian atau perusahilan. Informasiyangtrys
Aiungkapkanjumlah itemnya lebihbanyak. Pemyataan ini menyajikan lampiran yang di antaranya adalah ilustrasi pengungkapan segmen'TABEL2
Definisi Segmen Dilaporkan dalam PSAK No.5 (Edisi Revisi 2000) dan PSAK No.5 (Edisi {994)
PSAK No. 5 i Revisi 2000 PSAK No. 5
Definisi segmen: Definisi segmen:
18 1
2 19 24 6
1
51
o
Segmen usahao
Segmen geografiso
Kombinasi:segmen usaha sebagai bentuk primer dan segmen geo$afis sebagai bentuk sekunder
seglnen geografis sebagai bentuk primer dan segmen usaha sebagai bentuk sekunder
o
Segmen industrio
Segmen geografiso
Kombinasio
Def. Lain: anak perusahaano
Tidak menyajikan@
JumlahJumlatr
Perubatran dalam melakukan definisi segmen Tidak berubah dalam melakukan definisi segmen
Menyajikan informasi segmen sebelum ditetapkan standar Tidak menyajikan informasi segmen sebelum ditetapkan standar
Tabel2 menyajikan perbandingan definisi segmen dalam laporan keuangan tahun 2002 sebagai penerapan PSAK No. 5 (edisi revisi 2000) dengan laporan keuangan tahun 1995 sebagai penerapan PSAK No. 5 (edisi 1994).
Hasilnya menunjukkan
bahwa sebagian besar perusahaan sampel dalam penerapan PSAKNo.
5 (edisi revisi 2000) menggunakandefinisi segmennyakombinasi dengan segmenusaha sebagainbentukprimer dan segmen geografis sebagai segmen sekunder, yaitu sebanyak5l
perusahaan(79,69%).Sebagian besar perusahaan sampel (24:37,50%) tidak menyajikan informasi segmen
55 9
24 40
JRAK, Agustus 2006
dalam laporan keuangan tahun 1995. Sehnyak 19 perusahaan (29,69%) menggunakan definisi segmen yang tidak sesuai dengan PSAKNo. 5 (edisi 1994) yaitu dalam bentuk anakperusahaan. Penrsahaansampelsebmyak24penrsahaan(f7,50%)telahmenyajikan informasi segmen sebelum ditetapkannya smdar.
Penetapan PSAK No. 5
(disi
revisi 20fl1) tehh me,mperbiki penyajian infonnasi segmcn dalamlpran keuangan Semrn
sampel menggunakan definisi segmenyang sesuai dengark*mran
ddam stmdar tersebut. Sebanyak 55 perusahaan (t5B4%) melakukan perubahan definid scgm€o.TTE,3
.frffi bm
Vaqg Df.podkandahr FSIK ilo.5fdlsi Raisl
2000f danPISA|(fo.5ffni {!f)
,!d*nEm
P{iAXIiIo. 5 (Edisi RerisiAm) '
PSAK IS. 5 (Blisifpl)
6
7
I
9 ilo
11
Tidak ffiriyajikan informsi segmen
,umtah A
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagim tCIar perusanarn melaporkan enam item informasi
Qb
43,75W dalam FSAKNo. 5 (oalisi revisi 2fiX)) dan empat item (sornua) dalam PSAK No. 5 (edisi 1995). Halini
menrnjukkan bahwa sebagian besar sanpel melaporkansebagianbesaritem informasisegme,nymgdiwajiblondalamurasing-masing standar.thbel4mmunjukkanbahwapendapmsegrcndilapodonolehsermrapenrsahaan sampel(62$: 100%) dalamPSAKNo.5 (edisir€visi2{D0)dan sebagianbesarperusalraan sampel(4t:
64,06Yo) dalam PSAK No. 5 (edisi 1994). llanya satu perusahaan yang melaporkan item suka rela (arus kas segmen).tlz 242 3413 4223 55
'24
#
28 20
Analisis Pelaporan Segmen..., Putriana Kristanti
93
TABEL4
Item-item yang Dilaporkan
d1t:,
PSAK No. 5 (Edisi Revisi 2000) dan PSAK No,5 (Edisi 1994)reAK No. 5 (Edisi Revisi 2000) PSAK No. 5 (Edisilgg{)
Item Jml Perusahaan Item Jml Perusahaan
34
4t
o o o
o
@ 62 Pendapatan segmen
Hasil (laba/rugi) segmen
Jumlah aktiva segmen Jumlah kewajiban sg Pengelwran modal Depresiasi, amortisasi segmen
Jumlah beban non-kas signifikan
Dianjurkan: ilus kas segmen
Bagian laba pada perusahaan asosiasi Jumlah agregat investasi Rekonsiliasi
Uraian kegiatan Penjualan dan pendapatan oprs Hasil segmen Aktiva segmen Tidak melaporkan
25 25 24 o
o o o
60 54 48 51
23
1
Pembahasan dan Kesimpulan
Pembahasan
Standarakuntansi yangmengaturtentangpelaporan segmen akan memotivasi perusahaan menyajikan informasi segmen sesuai yang ditetapkan. Kualitas informasi segmen yang dilaporkan tergantung dari ketetapan yang dibuat dalam standar tersebut. PSAK No. 5 (edisi revisi 2000; merevisi dan menggantikan PSAK No.5 (edisi 1994).Edisi revisi tersebut memberikan ketetapan-ketetapanyang lebih jelas dan rinci dibandingkan dengan standar sebelumnya, serta menyajikan item informasi segmen yang lebih banyak.
Hasil empiris terhadap 64 perusahaan sampel menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sesuai dengan ketetapan dalam masing-masing standar menyajikan informasi dengan sebaik mungkin. PSAK
No.
5 (edisi revisi 2000) mendorong sebagian besar perusahaan sampel melakukan perubahan dalam mendefinisikan segmennya dan menyajikan informasi sesuai dengan yang ditetapkan standar tersebut. Sebagian besar perusahaan sampel (79,69%) menjadikan segmen usaha sebagai segmen primer dan dikombinasikan dengan segmen geografis sebagai segmen sekunder.94
JRAK, Agustus 2006Di antara perusahaan sampel tersebut sebesar 37,50%otid*.melaporkan informasi segmennyadalamPSAKNo. 5 (edisi 1994).Walaupundemikran37,SW/ojugaperusahaan sampeltelahmelaporkan informasi segmennya sebagai pengungkapan sukarela sebelum diatur oleh standar.
Serrua penrsahaan sanrpel melaporkan informasi pendapatan segmen dalam laporan keuangannya Informasi hasil dan juga aktiva segmen sebagai itern terbanyak kedua dan ketigayang dilaporkan oleh perusahaan. tlanya satu perusahaan yang melaporkan arus kas segmen sebagai pengungkapan suka rela dalam PSAK No. 5 (edisi revisi 2000).
Kesimpuhn
Stadarakuntansi yangme,ngahrtentang informasi segmen mempunlrai pengaruhyang sigrifikanterhadap pengugkapan informasi segmen. I{al ini dihmjul*an dengan sebagian besar perusahaan sampel telah melakukan definisi ulang terhadap segmermya dalam menerapkan PSAK
No.
5 (edisi revisi 2000). Sebagiann besar perusahaan sampelsegmen usaha sebagai segmen primer kemudian dikombinasikan dengan segmen geografis sebagai s€gmen sekunder.
Terdapt peningtatanjr.mlah perusahaan yang menyajikan pengungkapan segmen dan perusahaan mengungkapao it€m lebih banyak. Perusahaan
png
sebelumnya tidak melapor*an informasi segmennya sebelum ataupun setelatr ditetapkannya PSAK No. 5 (edisi 1994) kemudim melaporkannya dalam PSAKNo. 5 (edisi revisi 2000). Jumlah item informsipngdilepulonmeningkatInfcmasiperda@nsegmendilapor*anolehseuruasegm€,ll.
lmplikasi dan Kebrbatasan
lmplikasi
Penelitian tentang infonnasi segmen dan penerapan standar yang mengatur tentang segmen masih perlu dikembangkan. Beberapa penelitiann yang dapat dilakukan antara lain tentang peran inforrrasi segmen dalam memperbaiki kegunaan informasi yang akan meningkatkan ketepatan peralaman laba dan yang lainnya, serta pengaruh informasi segmen pada variabilitas harga. Penelitian tersebut diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan memperbaiki penerapan serta penyusunan standar tentang informasi segmen. Informasi segmen menjadi semakin berguna bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan.
Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai banyakketerbatasan. Penelitian ini sangatsederhanadisebabkan karena merupakan penelitian awal. Penelitian ini memerlukan pengembangan pemikiran lebih lanjut.
Analisis Pelaporan Segmeil..., Putriana Kristanti
95 DAFTAR
PUSTAKABaldwin, Bruce A.
l9M.
Segment Earnings Disclosire and theAbility of SecurityAnalysts to Forecast Earnings Per Share. The Accomting Reviant,59 (July): 376-389.Boatsman, James R.; Bruce K. Behn; dan Dennis H. Patz. 1993. A Test of the Use
of
Geographical Segment Disclosures.Journal
of Accounting Research,.3l
(Supplement):4644.
Chen, Peter F. dan Guochang Zhang.2003. H*erogeneous Invesfinent Opportunities in Multiple-segment Firms and the Incremental Value Relevance
of
Segment Accounting Data. The Accotmting Review,78 (April): 397428.Fakultas Ekonomi
UGM.
2002. Proceeding SimposiumNasional
KeuanganIn
MemoriunProl
Dr. Bambang Riyanto. Jogiakarta: FE UGM.Financial Accounting Standards Board. L976. Statement of Financial Accounting Stondards No. 14, Financial Reporting
for
Segwents of a Business Enterprise.Stamford: FASB.
Fleming Grant; Barry Oliver dan Steven Skourakis. 2003. The Valuation Discount
of
Multi-Segment Firms in Aushalia. Accounting and Finance, 43: 167-185.
Foster, George. 1975. SecurityPrice Revaluationlmplications of Sub-Earnings Disclosure.
Jownal of Aceomting Research 13 (Autumn): 283-292.
Greenstein, Mari$n M. dan Heibatollah Sami. 1994. The Impact of the SEC's Segment Disclosure Requirement on Bid-Ask Spreads. The Accotptting Review,69 (January):
179-199.
Hartono, Jogiyanto. 2002.
kahdan
Topik-Topik Riset Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal(RAKPM)JangkaPendekdanJangkaPanjang.ArtikelTidakDipublikasikan.UGM.
Hartono, Jogiyanto. 2A05. Pasm Efisien Secara Keputusan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Herrmann, Don dan Wayne B. Thomas. 2000a. A Model of Forecast Precision Using Segment Disclosures: Implications
for
SFASNo.
131. Journal of International Accounting, Auditing&
Tmation,9 (January): 1-18.Herrmann, Don dan Wayne B. Thomas. 2000b. An Analysis
of
Segment Disclosures under SFASNo.
131 and SFASNo.
14. Accounting Horizon,14 (September):287-302.
Hussain, S. dan
L.
C. Skerratt.1992. Gains from Disaggregation and the Definition of a Segment ANote on SSAP 25. Accomting and Btniness Resemch,22 (88): 370-376.Ikatan Akuntan Indonesia. 1984. Prinsip Akuntansi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar Ahmtansi Keuangan: Per
I
Oktober 1994.J akarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan:
Per I April
2002.Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
JRAK, Agustus 2006
Ikatan Akuntan Indonesia. 2003. Proceeding Simposium Nasional
Ahtntansi
VI.Surabaya: Kompartemen Akuntan Pendidik.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Kumpulan Materi Simposium Nasional Ahmtansi ZIl. Buku I dan tr. Bali: KompartimenAkuntan Peadidik.
Ikatan Akuntan Indonesia 2004.
ªfi Akwtoxi
Keuangct: PerI
Ofuober 2004,Jakarta: Salemba Empat.
Lobo, Gerald J.; Surg S. Kwon dan Gordian A. Ndubian. I 998. The Impact of SFAS No.
14 Segment Information on Price Variability and EarningF Forecast Accuracy.
Jowrrol
of
Business Finarce& Accowting,25
(September/October): 969-985.Scot, William
R
2000. Finorcial Accowtirrg Tlcory. Edisi ke 2. Onhrio: Pnenticellall
Canada Inc.
Stree{, Donna L.; Nancy B. Nichots dan
Si&ey
J. Gray.20fi}.
Segment Disclosures urder SFAS No" 131: [Ias Businecs Segment Reporting Improved? Accoto*ing Ilorbons, 14 (S€peemb€r): 250-285.Tara S. Nayana- 2004. Corpomte Yolunury Disclosrre in
Idia: Th
Case of Segment Disclosure.IIMB ll{wagen*nt
Review, Jurrc: 14.Universihs
jah ldads- 2W2. Bt*tga Rn rrryi Xsji@, feartKewrye,
trn Me*wriantPrai h &nnfurg RWto"
Jogiakarh BPFEWolh Ikry t
Micha€lG
Tearney dan JamesL.
Dodd- 2Uu_7- Accowting Tbeory: A C@rcefiualsd bstiruiorul @oacll.
Edisi ke 5. Ohio: Sorth-Uestorn CollegenOti$lne
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah..., Lia lndriyati Kurniawan
97
I,AIUPIRAT{
Daftar Perusahaan SamPel
1
2 3 4 5 6 7
I I
10
11
12 13 14 15 16 17 18
n
19n
n n
24
b
% TI
n n s
31
a
33
u s s v
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
s
51 52
s il
56 56 57 58
s
60 61
a
63 64
PT MultibreederAdirama lndonesia Tbk PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk PT Medm!4ergi lntemational Tbk PT Timah Tbk
PT Alakasa lndustrindo Tbk PT BudiAcid Jaya Tbk PT Citra TubindciTbk
PT Ekadharma Tape Industries Tbk PT Duta Pertiwi Nirsantara Tbk PT lndalAluminium lndustry Tbk PT Keramika lndonesia Asdosiasi Tbk PT lndocement Tunggal Prakarsa Tbk AKPI
BRNA
PT Barito Pasific Timber Tbk CPI N
IGAR
PT lndah Kiat Pulp & Paper Tbk PT Jaofa Comfeed lndon'esia Tbk
PT SdrabayaAgung lndgstry Pulp & Kertas Tbk PT Surva tliOud Salwa Tbk -
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Pabrik Kertas Tiiwi Klmia Tbk PT Trias Sentosa Tbk
PT Central Proteinaprima Tbk PT Dynaplast Tbk
PTAsira lhtemational Tbk PT GT Petrochem Tbk PTAroo Pantes Tbk PT BrEnta Mulia Tbk PT Eratex Diaia Ltd, Tbk PT Ever Shih6 Textile lndustry Tbk PT KarmelTbk
PT Jembo Cable Company Tbk PT GT Kabel lndustry Tbk' PT Kasooi lntemasioiral Tbk PT Goodvear lndonesia PT Gdiah TunqqalTbk PT Pan'asia lnd6hesia Tbk PT Sumi lndo KabelTbk
lndomobil Sukses lntemasional Tbk PT lndo-Rama Synthetics Tbk PT Merck Tbk
PT Mavora lndah Tbk PT Kedaunq lndah Can Tbk
PT Hanania-ya Mandala Sampoerna Tbk PT Gudrnh Garam Tbk
PT Dankos Laboratories Tbk PT Delta Diakarta Tbk PT Baver lhdonesia Tbk PT Aoua Golden Mississipi Tbk PT Kdlbe Farma Tbk
PT Jakarta lntemational Hotels Tbk PT Dharmala lntiland Tbk PT DutaAnqqada Realtv Tbk PT PetroselTnf
PT lndonesian Satelite Corporation Tbk PT Berlian Laiu Tanker Tbk
BUKK
1PT Millenium Pharmacom Tbk PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk PT Lautan Luas Tbk
PT lnter-Delta Tbk PT Bakrie & Brothers Tbk
Basicindustrv and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic indust* and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industri' and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industri' and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industri and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic industry and chemical sector Basic industri' and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industri' and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industri' and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrt and chemicalBector Basic industrv and chemicalBector Basic industri and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industri' and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrt and chemical sector Basic industrv and chemical sector Basic industrl and chernical sector Basic industrv and chernical sector Basic industrt and chemical sector Basic industrv a
Various industry Aoriculturalsedo ldricultural sedor
ffiino Sector
[in[n[ Sector
Various industry Various industry Various industry Various industry Various industry Various industrlr Various industry Various industry Various industry Various industry Various industry Various industry Various industry Various industrY Consumers good industry Consumers ooild industrv Consumers fiood industry Consumers 6ood industrv Consumers 6ood industry Consumers qood industry Consumers 6ood industry Consumers qood industrY Consumers 6ood industry Consumers qood industry Consumers dood industry Consumers oood industrY Consumers Sood industry Consumers qood industry Consumers 6ood industry Consumers qood industry Consumers 6ood industry Qonsumers [ood in Consumers oood industrv Prooertv andreal estate Sector Probertt and real estate sector Probertt and real estate sector Tran sp<irtation sector Transoortation sector Transbortation sector Transbortation sector Transbortation sector lqnspgrtation
Finanbial sector, non-bank Financial sector, non-bank
Trader, services and investment sector Trader, services and investment sector Trader, services and investment sector