• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Urbanisasi yang tinggi berdampak Pertumbuhan populasi kota-kota besar mendukung pertumbuhan berbagai kegiatan perkotaan, yang meningkatkan mobilitas penduduk dan membutuhkan lebih banyak transportasi. Menurut perkiraan, 70% populasi dunia akan tinggal di kota pada tahun 2050. (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013). Akibatnya, kota-kota di seluruh dunia yang perlu terlibat dalam mobilitas berkelanjutan akan menghadapi tantangan yang signifikan sehubungan dengan mobilitas perkotaan.. Berjalan kaki adalah bentuk transportasi tidak bermotor yang sangat efisien dan dapat diakses oleh masyarakat tanpa dampak negatif. Berjalan kaki merupakan aktivitas penting manusia yang membuat perpindahan dari satu tempat ke tempat lain menjadi lebih mudah. Menurut Shirvani dalam Nurhidayat (2019), Jalur pejalan kaki merupakan elemen penting dalam perancangan perkotaan Pejalan kaki adalah fasilitas perkotaan yang dirancang untuk memisahkan pejalan kaki dari lalu lintas kendaraan guna menciptakan ketertiban lalu lintas dan ketertiban lingkungan perkotaan. Penataan fasilitas pejalan kaki tidak menjadi prioritas pemerintah. Selama ini pembangunan jalan akan diikuti dengan pembangunan pedestrian hanya jika dana masih ada.

Pembangunan penyeberangan pejalan kaki akan ditangguhkan dalam anggaran mendatang.

Jalur pedestrian atau Jalur pejalan kaki harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi pejalan kaki, disini keselamatan dapat berupa pemisahan dengan jalan berupa peninggian trotoar, penggunaan pagar yang terbuat dari pohon, dan penggunaan arsitektur kecil. Selain keamanan perlu diperhatikan bahwa trotoar harus bersifat rekreatif guna mendukung kenyamanan pejalan kaki. Safety (keamanan) salah satu penyebab banyaknya kecelakaan yang terjadi pada pejalan kaki di jalur pejalan kaki, merupakan akibat dari bercampurnya fungsi jalur

(2)

2 pejalan kaki dengan aktivitas lainnya. Dalam unsur praktiknya, pembangunan pedestrian atau ruang publik lebih mengutamakan penampilan dan hanya sebagai pelengkap sisi jalan, sedangkan elemen-elemen yang berkaitan dengan fungsi utama pejalan kaki atau ruang publik masih kurang diperhatikan oleh pejalan kaki.

Meskipun pengguna kendaraan mendominasi, berjalan kaki tetap menjadi bentuk mobilitas utama.. Salah satu jalur pedestrian yang perlu dilakukan pengembangan yaitu Taman Pedestrian koridor Jalan Robert Wolter Mongisidi yang terletak di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sebagai salah satu Kota Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki pusat pemerintahan yaitu di Kecamatan Tenggarong yang mempunyai wilayah yang cukup luas mencakup daratan, hutan, sungai dan memiliki potensi pariwisata yang besar. Sehingga mobilitas yang terjadi di Tenggarong meningkat dengan seiring berjalannya waktu ditambah dengan adanya pemindahan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur kedepannya dapat berdampak besar terhadap sistemn pergerakan di Tenggarong. Untuk itu, Tenggarong menjadi salah satu kota yang dianggap menjadi tujuan bagi masyarakat dari berbagai kota di Indonesia.

Munculnya pusat perbelanjaan, pendidikan, dan pemerintahan yang tersebar di seluruh Tenggarong memungkinkan pemerintah untuk memperindah dan memperbanyak antrean di titik-titik konsentris tersebut. Jalan pejalan kaki atau jalur pejalan kaki adalah bagian jalan yang berfungsi sebagai ruang lalu lintas pejalan kaki yang harus dipisahkan dari lalu lintas jalur kendaraan lain, baik bermotor maupun tidak. Jalan kaki merupakan sarana transportasi yang menghubungkan fungsi suatu kawasan, terutama kawasan perdagangan, pendidikan, budaya, dan pemukiman.

Dalam RTRW Tahun 2013-2033 Jalan Robert Wolter Mongosidi merupakan jalan kolektor primer yang berada di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara menyebabkan tingginya lalu lintas kendaraan yang melalui koridor tersebut. Selain itu, koridor jalan Wolter Mongosidi memiliki aktivitas yang padat dan beragam yaitu terdapat perkantoran, sekolah serta taman pedestrian yang termasuk dalam wisata buatan di Kecamatan Tenggarong dan juga jembatan penguhubung antar kota dari tenggarong ke wilayah sekitarnya. Kondisi

(3)

3 tersebut menyebabkan tingginya aktivitas masyarakat sekitar menjadi padat.

Menurut Kabupaten Kutai Kartanegara dalam angka 2021 Tenggarong memiliki jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan kepadatan penduduk mencapai 126,890 jiwa. Pada kawasan studi ini, Pada area penelitian yang dibahas, sifat jalan sebagai capaian dalam memperbaiki kondisi jalur pejalan kaki di koridor jalan Robert Wolter Mongisidi. Ada banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan pejalan kaki pada malam hari. Namun, belum adanya kawasan khusus Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memaksa pedagang kaki lima untuk berjualan di pinggir jalan maupun di kawasan pejalan kaki dan tempat parkir mobil.

Tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS) mengakibatkan sampah menumpuk pada titik tertentu, kondisi perkerasan pedestrian yang rusak, tingkat keamanan yang rendah dengan rusaknya fasilitas taman pedestrian. Selain elemen keras yang mendukung aktifitas komunal di taman pedestrian ini juga terdapat juga elemen lunak antara lain tanaman lantai, tanaman peneduh, semak dan tanaman pengarah. Adanya unsur lembut tersebut memberikan rasa sejuk dan teduh sehingga nyaman untuk melakukan aktivitas di dalamnya. Kondisi fisik yang baik dari elemen keras dan lunak merupakan salah satu sarana penting untuk mendukung kegiatan kota. Dengan permasalahan dan potensi diatas yang mana koridor jalan Wolter Mongosidi belum ramah pejalan kaki dan menyebabkan berkurangnya aktivitas dan interaksi yang terjadi pada jalur pejalan kaki, maka perlu adanya konsep arah pembangunan pada koridor jalan Voltaire Mongosidi pada jalur pejalan kaki, agar jalan menjadi ruang publik dan tempat pertukaran interaksi sosial, sehingga aktivitas dapat dilanjutkan. Untuk mencapai rumusan arah pengembangan jalur pejalan kaki, penelitian dapat merumuskan konsep arah pengembangan yang sesuai dengan pendekatan Walkability.

1.2 Rumusan Masalah

Taman pedestrian pada kawasan studi ini, dengan karakter untuk sebuah jalan sebagai pencapaian dalam meningkatkan kondisi jalur pejalan kaki pada koridor jalan Robert Wolter Mongisidi. Berjalan kaki adalah alat pengangkutan yang menghubungkan fungsi satu kawasan dengan kawasan yang lain. Jalan adalah sarana bagi pejalan kaki maupun kendaraan dalam transportasi baik dalam pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Taman

(4)

4 pedestrian pada kawasan studi ini, dengan karakter untuk sebuah jalan sebagai pencapaian dalam meningkatkan kondisi jalur pejalan kaki pada koridor jalan Robert Wolter Mongisidi. Berdasarkan RTRW Tahun 2013-2033 Jalan Robert Wolter Mongosidi berstatus sebagai jalan kolektor primer yang berada di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara dan berdasarkan kondisi eksisting jalan ini memiliki aktivitas penggunaan lahan perkantoran dan sebagian pendidikan. Berdasarkan kondisi eksisting menyebabkan tingginya lalu lintas kendaraan yang melalui koridor tersebut. Berdasarkan RTRW Tahun 2013-2033 jalur pejalan kaki harus tersedia pada jalan kolektor, sehingga jalan ini termasuk ke dalam rencana penyediaan fasilitas pejalan kaki. Sebagai ruang jalan yang ramai, jalan Robert Wolter Mongosidi harus mampu menampung segala aktivitas masyarakat seperti lahan parkir, pejalan kaki yang luas dan nyaman, serta kualitas jalan yang baik. Masalah yang terdapat pada jalan Robert Wolter Mongosidi ini ialah terdapat aktivitas lain yang merubah fungsi jalur pedestrian sehingga merebut hak pengguna jalan, terdapat fasilitas pelengkap jalan yang masih kurang. sebelah jalan dengan kondisi di beberapa titik sudah tidak cukup baik, dan pada seberang jalan lainnya hanya berupa pembatas jalan. Jalur pada koridor ini tidak memiliki ruang bebas karena masih adanya pedagang kaki lima, parkir liar, dan terdapat pegendara motor yang menggunakan jalur pejalan kaki. dari pemasalahan- masalahan yang telah dijabarkan sebelumnya pada jalur pejalan kaki di Koridor Robert Wolter Mongosidi, konsep walkability dirasa dapat mampu mengatasi permasalahan tesebut dikarenakan konsep ini berfokus pada hak para pejalan kaki seperti trotoar, jalan setapak, lalu lintas, dan sarana penunjang lainnya yang dirancang untuk dapat memfasilitasi semua pengguna jalan untuk dapat beraktifitas dengan nyaman dan aman di jalan tersebut yang nantinya juga akan dapat mewujudkan koridor jalan Robert Wolter Mongosidi yang memiliki ruang yang nyaman, aman, sehat, daan hijau agar menjadi ideal. Adanya taman pedestrian tenggarong yang ditetapkan menjadi tempat wisata buatan mendukung untuk menghidupkan kembali kegiatan di koridor ini. ntuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu konsep pembangunan yang dapat mengintegrasikan perencanaan tesebut.

(5)

5 Jalan Robert Wolter Mongonsidi yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas dan interaksi di trotoar, sehingga koridor jalan Wolter Mongosidi membutuhkan konsep arahan pengembangan jalur pejalan kaki, menjadikan jalan sebagai ruang publik dan tempat interaksi sosial, agar aktivitas dapat dilanjutkan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keadaan ruang terbuka publik yang berpusat pada fasilitas pejalan kaki, perlu dilakukan pengukuran tingkat kepuasan pejalan kaki terhadap masyarakat sebagai pengguna serta perilaku pejalan kaki dan persepsi masyarakat terhadap fasilitas pejalan kaki Identitas koridor sebagai fungsi ruang terbuka publik, sehingga konsep ketertiban dapat dirumuskan. dengan menggunakan pendekatan Walkability.

Konsep Walkability merupakan konsep yang menjadikan jalan sebagai ruang yang aman, nyaman, dan intensitas penggunaannya cukup sering dikomunikasikan oleh masyarakat dengan menyeimbangkan unsur-unsurnya, seperti aspek infrastruktur dan penggunaan lahan, untuk menciptakan identitas kawasan. Oleh karena itu studi ini dilakukan sebagai solusi untuk mengaktifkan kembali kegiatan dan memulihkan vitalitas koridor jalan serta jalur pejalan kaki Jalan Wolter Mongosidi Taman Pedestrian Tenggarong. Sehingga penelitian ini dilkaukan untuk mengetahui: “Bagaiman konsep arahan pengembangan Kawasan koridor jalan Wolter Mongosidi yang sesuai dengan pendekatan Walkability?”

1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menyusun arahan pengembangan jalur pejalan kaki dengan konsep Walkability di koridor jalan robert wolter mongisidi, taman pedestrian, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tingkat walkability jalur pejalan kaki pada taman pedestrian di Koridor Jalan Robert Wolter Mongisidi, Taman Pedestrian Tenggarong sebagai pusat ruang terbuka publik.

2. Menganalisis Tingkat Kepentingan Pengembangan Walkability Taman Pedestrian pada Koridor Jalan Robert Wolter Mongonsidi Berdasarkan Persepsi Pengguna.

(6)

6 3. Menganalisis perilaku pengguna terhadap jalur pejalan kaki pada koridor

jalan Robert Wolter Mongonsidi Taman Pedestrian Tenggarong.

4. Merumuskan arahan pengembangan jalur pejalan kaki pada taman pedestrian dengan konsep Walkability di koridor jalan Wolter Mongosidi.

1.4 Ruang Lingkup Wilayah

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Taman Pedestrian pada koridor Jalan Robert Wolter Mongisidi Kelurahan Timbau, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

(7)

7 Gambar 1. 1 Peta Lokasi Studi Kawasan Jalan Robert Wolter Mongonsidi

Sumber: RTRW Kutai Kartanegara , 2022

(8)

8

1.5 Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan pada penelitian ini mencakup kriteria Walkability yang relavan dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan didalamnya

pada wilayah studi yaitu koridor jalan Wolter Mongosidi.

1.6 Ruang Lingkup Substansi

Penelitian ini mencakup pembahasan terkait dari pendahuluan yang membahas terkait latar belakang, perumusan masalah, kemudian tujuan, sasaran, ruang lingkup, manfaat, dan kerangka pemikiran penelitian. Pada tinjauan pustaka membahas mengenai studi literatur yang akan menjadi acuan dalam penelitian yaitu teori terkait Walkabillty yang mana dari tujuan dari sasaran penelitian dapat diberikan konsep arahan pengembangan jalur pejalan kaki pada korido jalan Robert Wolter Mongonsidi, di taman pedestrian tenggarong.

1.6.1 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Keuntungan Teoretis

Memberikan bimbingan bagi para profesional dan mahasiswa dalam perumusan strategi pembuatan area taman pejalan kaki Setelah itu, temuan penelitian dapat digunakan ketika melakukan penelitian tambahan tentang penciptaan jalan atau ruang pejalan kaki.

2. Manfaat bagi Praktisi

Studi ini dapat memberikan informasi kepada pemerintah daerah tentang cara mengembangkan area taman pejalan kaki, dan penciptaan area tersebut dapat bermanfaat bagi pengguna dan lingkungan..

1.8 Pola Pikir Penelitian

Adapun pola piker yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

(9)

9 Gambar 1. 2 Pola Pikir

Sumber: Penulis, 2022

Deskriptif Kulitatif

Referensi

Dokumen terkait

Dari data hasil pengamatan aktivitas pendidik, dapat diketahui bahwa menurut pengamatan observer saat pendidik memperkenalkan metode konvensional yang digunakan dalam

Jual beli adalah suatu akad yang diperbolehkan dalam Islam asalkan memenuhi syarat dan tidak mengandung unsur yang dilarang di dalamnya. Salah satunya adalah transaksi jual

26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta sebagai saksi, maka pembukaan Penawaran Sampul II tetap dilanjutkan dengan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan penggunaan media TTS lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dibanding media Kartu pada pembelajaran kimia

AHS yang digunakan merupakan AHS untuk wilayah Sumatera Selatan pada tahun 2014 yang disesuaikan dengan kebutuhan biaya pekerjaan pemeliharaan jembatan Musi

Ngunjung adalah upacara tahunan yang diadakan di makam keramat. Tujuannya untuk meminta berkah agar masyarakat bisa menjaga dan meningkatkan kehidupan yang lebih

19 Karena itu siapa yang meniada- kan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat