iv
ABSTRAK
Indonesia adalah sebuah bangsa yang terbangun di atas struktur masyarakat yang plural, mulai dari suku, ras, etnis, bahasa, adat-istiadat yang kemudian berpengaruh pada keanekaragaman kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jauh sebelum Indonesia merdeka, terdapat beragam Aliran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan ini murni, berasal dari suku budaya asli Indonesia tidak bercampur dengan kerohanian yang terdapat dalam agama lain, yang dalam hal ini agama yang berasal dari luar Indonesia. Namun tidak terdapat ketentuan yang cukup mencakup perlindungan serta definisi bagi Aliran Kepercayaan ini, yang menyebabkan banyak terjadinya diskriminasi. Tidak hanya terbatas pada diskriminasi saja namun kasus pelanggaran hak daripada Aliran Kepercayaan berkembang menjadi penyerangan yang memakan korban jiwa. Peraturan mengenai hak asasi manusia di Indonesia merupakan adopsi dari peraturan hukum internasional, melihat kasus-kasus yang terjadi tidak hanya terdapat di Indonesia namun juga di negara lain, maka apakah hukum internasional telah memfasilitasi perlindungan terhadap agama dan Aliran Kepercayaan minoritas ini.
Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan yuridis normatif dan spesifikasi penelitian dengan metode deskriptif analitik. Penulis menggunakan data sekunder yaitu sumber hukum hak asasi manusia internasional Deklarasi Universal Hak asasi manusia, ICCPR dan Declaration on the Elimination of All form of
Intolerance of Discrimination Based on Religion or Beliefs, bahan-bahan
kepustakaan dan media internet yang berhubungan dengan perlindungan agama minoritas, kebebasan agama, serta implementasi dan dampak peraturan internasional di Indonesia. Data tersebut kemudian digunakan untuk sinkronasi fakta yang terjadi dengan peraturan dan teori yang berlaku.
Hasil dari penelitian ini adalah urgensi bagi pemerintah Indonesia untuk memperbaiki pelaksanaan perlindungan hak-hak konstitusional Aliran Kepercayaan. Selain itu juga harus dilakukan penyempurnaan definisi serta penjelasan mengenai Aliran Kepercayaan dalam seluruh peraturan perundangan Indonesia. Terlebih lagi, juga harus dilakukan sinkronisasi antara ketentuan HAM dalam peraturan perundangan nasional dengan hukum internasional yang telah mengikat Indonesia.