iv
Penerapan Keistimewaan Diplomatik Terhadap Pejabat Diplomatik Perwakilan Tetap Repubblik Indonesia Untuk PBB Terkait dengan Denda Parkir Negara
Penerima Menurut Konvensi Wina 1975 Tentang Perwakilan Negara Dalam Hubunganya dengan Organisasi Internasional
Tara Wirianjani 110110070246
Perkembangan hubungan diplomatik antar Negara telah memunculkan permasalahan tentang keistimewaan diplomatik yang diberikan kepada pejabat diplomatik Republik Indonesia untuk PBB terkait dengan denda parkir Negara Penerima. Keistimewaan diplomatik pada pejabat diplomatik pada dasarnya diberikan dengan tujuan agar pelaksanaan tugas-tugas perwakilan diplomatik dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan bukan untuk kepentingan pribadi. Dalam kenyataannya terjadi perbedaan antara penafsiran masing-masing Negara terhadap ketentuan pemberian keistimewaan dalam Konvensi Wina 1975, khususnya dalam pengenaan denda parkir terhadap pejabat diplomatik Republik Indonesia untuk PBB.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode yuridis-normatif yang digunakan untuk menganalisis data sekunder berupa hukum primer maupun hukum sekunder seperti Vienna Convention on the Representation of States in their Relation with Internasional Organizations of A Universal Character, 14 march 1975, pengaturan mengenai keistimewaan diplomatik terkait dengan denda parkir dalam konvensi hukum Internasional.
v
Application of Diplomatic Privilege Towards Indonesian Diplomatic Officer for United Nations in relation to Host State Parking Penalty pursuant to 1975 Vienna
Convention on the Representation of States in their Relation with Internasional Organizations of A Universal Character
Tara Wirianjani 110110070246
Development of diplomatic relations between States has arisen an issue of diplomatic privilege which given to Indonesian diplomatic officer for United Nations related to the Parking Charge of host state. Basically, diplomatic privileges were given to diplomatic officer in order to support the performance of diplomatic officer’s missions and not for personal interest. In fact, there is a difference on the interpretation of States to the diplomatic privileges provision(s) contained in Vienna Convention 1975, particularly in the charged of parking penalty towards Indonesian diplomatic officer for United Nations.
The method of this thesis uses juridical normative method for analyzing secondary data in form of primary and secondary legal sources such as Vienna Convention on the Representation of States in their Relation with Internasional Organizations of A Universal Character, 14 march 1975 (“Vienna Convention 1975”), and other provision concerning diplomatic privilege in relation to parking penalty in International Convention.