• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA ACARA FORUM NASIONAL II: JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA. Makasar, 28 September 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN PADA ACARA FORUM NASIONAL II: JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA. Makasar, 28 September 2011"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN

PADA ACARA FORUM NASIONAL II:

JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN

INDONESIA

(2)

Assalammu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua Yang saya hormati:

Sdr. Rektor Universitas Hasanuddin,

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat,

Para Guru Besar, akademisi, peneliti maupun praktisi

Koordinator & panitia penyelenggara

(3)

Harus “evidence based”

(4)

Evidence -Based Public Health?

SKRT SKRT

RISKSDAS

2007/2008 RISKESDAS 2010 RIFASKES 2011

Description of the

commnunity health status Description of the

community health status

Description of the

community health status

Description of the COMMUNITY HEALTH STATUS Description of the HEALTH SUPPLIES PRODUCING EVIDENCE-Based Publich Health

(5)

Value -Based Public Health?

SKRT

RISKSDAS

2007/2008 RIFASKES 2011

Description of the

commnunity health status Description of the

community health status

Description of the HEALTH SUPPLIES EVIDENCE-Based Publich Health PERSEPSI MASYARAKAT KUALITAS HIDUP

(6)

Kenapa harus berbasis bukti?

Adanya keterbatasan sumber daya kesehatan:

Tenaga kesehatan yang kurang memadaiAnggaran kesehatan yang belum optimal

Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, menyuarakan

pendapat kritis akan yankes berkualitas.

Membaiknya ekonomi makro dan meningkatnya pendapatan per

kapita penduduk Indonesia

Terdapatnya disparitas dalam pemerataan dan kualitas pelayanan

kesehatan di berbagai daerah di Indonesia

(7)

Reformasi Kesehatan Masyarakat

1. Revitalisasi Pelayanan Kesehatan Dasar:

 BOK

 Jampersal

2. Distribusi SDM Kesehatan di DTPK

3. Pemanfaatan obat generik

4. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

5. Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK)

6. Reformasi Birokrasi

(8)

BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

Riskesdas 2007/2008:

Cakupan belum mencapai target

Kesenjangan antar wilayah tinggi

Sebab2:

Desentralisasi  persepsi pemda beragam 

banyak yang belum paradigma sehat

Janji waktu pilkada: yankes gratis  dana operasional

puskesmas habis untuk kuratif  kegiatan lapangan promotif-preventif menurun.

(9)

Cakupan Imunisasi Lengkap Anak 12-23 bulan, Riskesdas 2007/08

(10)

BOK (Bantuan Operasional Kesehatan)

2010: uji coba paket BOK untuk sekitar 500 Puskesmas dengan

paket Rp. 100.000.000,-/puskesmas/tahun, yang lain mendapatkan paket 18 – 20 juta/puskesmas/tahun

Balitbangkes diminta menghitung paket yang layak untuk tiap

regional dan pola distribusi dananya

Kebijakan BOK merupakan jawaban atas hasil Riskesdas dan riset

(11)

Jampersal (jaminan persalinan)

Data Riskesdas menunjukkan cakupan linakes belum memenuhi

target

Sebagaian pertolongan persalinan masih dilakukan di rumah

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jaminan persalinan

(12)

Linakes: Trend

Sumber: 1990-2007 (Susenas), 2010 (Riskesdas)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1990 2000 2007 2010 40.7 66.9 75.4 82.2

(13)

Linakes: Provinsi, Riskesdas 2010

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 Ma luk u U ta ra Ma luk u Sulaw es i T enga h Pa pua Ba ra t Ka lima nta n T enga h Pa pua Sulaw es i T engg ar a G oro nta lo Jamb i Sulawes i Ba ra t N TT Ba nten Ka lima nta n Ba ra t Sulaw es i S ela ta n Jaw a Ba ra t Ka lima nta n Se la ta n N TB Ka lima nta n T imur La mpung Be ngku lu Sulaw es i U ta ra Suma te ra Ba ra t Suma te ra Se la ta n Ria u Suma te ra Uta ra Ac eh Jaw a T enga h Jaw a T imur Ke p. Ba bel DK I Jaka rt a Ke p. R ia u Bali DI Yog ya ka rt a In done sia

(14)

Linakes:

Tempat Tinggal & Status Ekonomi, Riskesdas 2010

91.4 72.5 69.3 79.2 86.8 90.6 94.1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(15)

Tempat Melahirkan, Riskesdas 2010

55.4 1.4 43.2 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

Fasilitas kesehatan Polindes/Poskesdes Rumah/Lainnya

Pers

en

(16)

Penolong Persalinan: Rumah,

Riskesdas 2010

2.1 51.9 1.4 40.2 4.0 0.4 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0

Dokter Bidan Tenaga

paramedis lain Dukun bersalin Keluarga Lainnya

Pe

rse

(17)

Jampersal (jaminan persalinan)

Dirumuskan Jampersal

Didorong untuk melahirkan ke bidan

Didorong untuk melahirkan di fasilitas kesehatan

Bertentangan dengan program KB?

 Paket bisa disesuaikan

Ada masalah baru yang timbul?

(18)

PDBK (Penanggulangan Daerah Bermasalah

Kesehatan)

Riskesdas  banyak sekali indikator kesehatan sampai ke

tingkat kabupaten

Dirumuskan IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat)

 indeks komposit 24 indikator kes

IPKM sangat rendah  hampir semua indikator jelek 

kab/kota bermasalah berat di bidang kesehatan

Perlu bantuan pendampingan oleh pakar, tetapi pengambilan

(19)

Indikator yang masuk

Variabel Bobot Prev. balita gizi buruk dan kurang 5 Prev. balita sangat pendek & pendek 5 Prev. balita sangat kurus dan kurus 5 Prevalensi balita gemuk 4 Prevalensi diare 4 Prevalensi pnemonia 4 Prevalensi hipertensi 4

(20)

Indikator yang masuk

Variabel Bobot Prevalensi gangguan mental 3

Prevalensi asma 3 Prevalensi penyakit gigi dan mulut 3 Prevalensi Disabilitas 3 Prevalensi Cedera 3 Prevalensi Penyakit Sendi 3 Prevalensi ISPA 3

(21)

Indikator yang masuk

Variabel Bobot Proporsi perilaku cuci tangan 4 Proporsi merokok tiap hari 3 Akses air bersih 5

Akses sanitasi 5

Cakupan persalinan oleh nakes 5 Cakupan pemeriksaan neonatal-1 5 Cakupan imunisasi lengkap 5 Cakupan penimbangan balita 5 Ratio Dokter/Puskesmas 5 Ratio Bidan/desa 5

(22)

IPKM

Nilai berkisar antara 0 (terburuk) – 1 (terbaik)

Yang terbaik adalah kondisi ideal (secara teoritik)

Dari 440 Kabupaten/Kota Riskesdas, nilai berkisar antara:

Terrendah: 0,247059 (Pegunungan Bintang, Papua)

(23)

Kemiskinan dan IPKM

Kesehatan berhubungan erat dengan kemiskinan. Secara agregat

IPKM juga berhubungan dengan proporsi penduduk miskin per kab/kota.

Hasil uji anova (analisis of varians) kab/kota kaya, miskin dan

sangat miskin menunjukkan rerata IPKM yang berbeda secara bermakna

Kelompok kab/kota sangat miskin (proporsi penduduk miskin >

(24)

Kemiskinan dan IPKM

% penduduk miskin N Mean SD

>=35.87 27 0,395030 0,083025 18.4-35.86 164 0,476461 0,081426 <18.4 249 0,542133 0,083040 Total 440 0,508629 0,092642

Uji Anova: p < 0.05 antar kelompok

Secara statistik berbeda bermakna antar kelompok kab/kota berdasarkan proporsi penduduk miskin

(25)

IPKM Kab dan IPKM Kota

N = 349 Mean = 0,482541 SD = 0,083391 Batas = 0,399150 N = 91 Mean = 0,608678 SD = 0,047058 Batas = 0,561620

(26)

Batasan

Batasan DBKB ditentukan oleh 2 indikator:

IPKM, yang dibagi 3:

> (rerata IPKM)

(rerata IPKM – 1 SD) < IPKM < (rerata IPKM)< (rerata IPKM – 1 SD)

PSE (pendataan sosial ekonomi): proporsi penduduk miskin di

kab/kota:

> (rerata proporsi penduduk miskin)< (rerata proporsi penduduk miskin)

(27)

Batasan Ko-BK/B

Kab/Kota PSE < Rerata PSE > Rerata Total Kota < 8,66 > 8,66 IPKM > Rerata 26 22 48 Rerata < IPKM < (Rerata – 1SD) 22 6 28 IPKM < (Rerata – 1SD) 4 11 15 Subtotal 52 39 91

(28)

Batasan Ka-BK/B

Kab/Kota PSE < Rerata PSE > Rerata Total Kabupaten < 21,01 > 21,01 IPKM > Rerata 108 57 165 Rerata < IPKM < (Rerata – 1SD) 75 57 132 IPKM < (Rerata – 1SD) 12 40 52 Subtotal 195 154 349

(29)

Batasan Ka-BK/B

Kab/Kota PSE < Rerata PSE > Rerata Total Kabupaten < 21,01 > 21,01 IPKM > Rerata

F

E

165 Rerata < IPKM < (Rerata – 1SD)

D

C

132 IPKM < (Rerata – 1SD)

B

A

52 Subtotal 195 154 349

(30)

Kategorisasi Ka/Ko-DBK/B

Kategorisasi DBK/B Jumlah

Kabupaten BKB Miskin (A) 40 Kabupaten BKB Non-Miskin (B) 12

Kabupaten BK (C) 57

Jumlah KaBK/B 109

Kota BKB Miskin (A) 11

Kota BKB Non-Miskin (B) 4

Kota BK (C) 6

Jumlah KoBK/B 21

(31)

Provinsi Sulawesi Selatan

Kabupaten Kategori wilayah R-IPKM IPKM

Jeneponto KaA 424 0,350624

Luwu KaC 299 0,460545

Tana Toraja KaD 379 0,409028

Bone KaD 355 0,430934 Sinjai KaD 331 0,443005 Bantaeng KaD 318 0,447416 Bulukumba KaD 311 0,451781 Gowa KaD 290 0,466640 Wajo KaD 288 0,467133

Luwu Utara KaD 272 0,475723 Takalar KaD 269 0,476500

(32)

Provinsi Sulawesi Selatan

Kabupaten Kategori wilayah R-IPKM IPKM Pangkajene Kepulauan KaE 180 0,534938 Enrekang KaE 111 0,584205

Barru KaF 210 0,516324

Luwu Timur KaF 184 0,531654 Selayar KaF 161 0,544119 Pinrang KaF 121 0,573328 Sidenreng Rappang KaF 81 0,602477 Soppeng KaF 36 0,636888 Kota Pare-pare KoD 112 0,582270 Kota Palopo KoE 26 0,648437 Kota Makassar KoF 27 0,648139

(33)

Jumlah DBK (130)

No Provinsi Jumlah Kab/Kot DBK No Provinsi Jumlah Kab/Kot DBK No Provinsi Jumlah Kab/Kot DBK

1 NAD*) 14 12 JABAR 2 23 KALTIM 1

2 SUMUT 10 13 JATENG 3 24 SULUT 0

3 SUMBAR 3 14 DIY 0 25 SULTENG*) 7

4 RIAU 2 15 JATIM 6 26 SULSEL 2

5 JAMBI 1 16 BANTEN 2 27 SULTRA*) 8

6 SUMSEL 5 17 BALI 0 28 GORONTALO*) 5

7 BENGKULU 4 18 NTB*) 6 29 SULBAR*) 4

8 LAMPUNG 2 19 NTT*) 11 30 MALUKU*) 5

9 BABEL 0 20 KALBAR 2 31 MALUT 2

10 KEPRI 1 21 KALTENG 2 32 PAPUA BARAT 6

11 DKI JAKARTA 0 22 KALSEL 0 33 PAPUA 14

Jumlah 130

(34)

Keberhasilan PDBK

Proses pendampingan dilakukan 3-5 tahun

Indikator keberhasilan dilihat salah satunya dengan perubahan

IPKM

Bila IPKM meningkat, pembangunan kesehatan berhasil.

IPKM menurun berarti kurang berhasil. Harus dilakukan

perbaikan kebijakan dan program

Untuk memacu pembangunan kesehatan, akan disediakan IPKM

(35)

Perubahan IPKM Prov: 07-10

0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 0.8000 Aceh Sum ater a U ta ra Suma te ra Ba ra t Ria u Jamb i Suma te ra Se la ta n Be ngku lu La mpung Ba ngka Bel itung Ke pula ua n Ria u DK I Jaka rt a Jaw a Ba ra t Jaw a T enga h DI Yog ya ka rt a Jaw a Tim ur Ba nten Ba li N us a Te ngg ar a Ba ra t N us a Te ngg ar a Tim ur Ka lima nta n Ba ra t Ka lima nta n T enga h Ka lima nta n Se la ta n Ka lima nt an T imur Sulaw es i U ta ra Sulaw es i T enga h Sulaw es i S ela ta n Sulaw es i T engg ar a G oro nta lo Sulaw es i Ba ra t Ma luk u Ma luk u U ta ra Pa pua Ba ra t Pa pua IPKM(7)2007 IPKM(7)2010

Komposit IPKM (7 Indikator): GzBurKur, Pendek, Imunisasi, Linakes, Sanitasi, KN1, Penimbangan Balita

(36)

Perbaikan Kebijakan

Berbasis bukti sampai ke tingkat BME (Benefit Monitoring &

Evaluation)  Valu based.

Sangat menghargai berbagai pihak yang mengkaji kebijakan

kesehatan seperti yang dilakukan pada “Forum Nasional II: Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia”

Harapan: semoga forum bisa menghasilkan perbaikan rumusan

kebijakan yang telah ada dan rumusan kebijakan inovatif untuk mempercepat tercapainya pembangunan kesehatan

(37)

www.themegallery.com

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 100 nasabah yang terdiri dari 66 nasabah lancar (kolektibilitas 1) dan 34 nasabah bermasalah (kolektibilitas 2

Koloni-koloni yang diduga Salmonella (suspected colonies) pada media selektif diisolasi dan dilanjutkan dengan konfirmasi melalui uji biokimia dan uji serologi untuk meyakinkan

Dalam rangka perlindungan kesehatan masyarakat dan pencegahan serta pengendalian zoonosis, telah dilakukan monitoring dan surveilans Salmonellosis dengan melakukan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini dengan judul “Pencabutan Hak

nilai yang kurang bagus, atapun belajar karena menghindari ketidakpahaman akan materi matematika, sedangkan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada pendekatan approach,

Maka dapat disimpulkan bahwa responden setuju dengan adanya fasilitas perpustakaan yang sudah lengkap dan baik sehingga mendukung dalam memanfaatkan koleksi yang ada

Getaran tersebut dihasilkan dari sejumlah variasi tekanan udara yang dihasilkan oleh sumber bunyi dan dirambatkan ke medium sekitarnya, yang dikenal sebagai medan

Salah satu upaya meningkatkan kemampuan konsep bilangan yaitu dengan menggunakan permainan kaleng indah di dapat dari hasil pengamatan dan observasi pembelajaran bahwa