PEMANFAATAN LAYANAN KOLEKSI KARYA
SASTRA BALI DI PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN BADUNG
TUGAS AKHIR
Oleh :
Ni Ketut Santiani
NIM. 1321503018
PROGRAM STUDI D3 PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
PEMANFAATAN LAYANAN KOLEKSI KARYA
SASTRA BALI DI PERPUSTAKAAN DAERAH
KABUPATEN BADUNG
TUGAS AKHIR
Oleh:
Ni Ketut Santiani
NIM. 1321503018
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Ahli Madya
Perpustakaan Pada Program Studi D3 Perpustakaan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
iv
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Dengan menghaturkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa, dan atas berkat rahmat-nya segala kesulitan yang di hadapi dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat di atasi. Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah : “Pemanfaatan Layanan Koleksi Karya Sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung”.
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Diploma Program Studi D3 Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.
Terima kasih kepada Kedua orang tua saya yang tercinta I Wayan Arsana dan Ni Ketut Pupul telah memberikan berupa material, dukunngan dan motivasi dalam penyusunan Tugas Akhir. Terima kasih kepada seluruh saudara saya yang telah memberikan dukungan, motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini, Penulis dibantu oleh berbagai pihak. Oleh Karena itu melalui Kata Pengantar ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD.KEMD selaku Rektor Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Drs. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
3. Bapak Tedi Erviantono, SIP., M.Si selaku Pembantu Dekan I sekaligus sebagai penguji 3 Tugas Akhir
4. Bapak Drs. Putu Suhartika, M.Si Selaku Ketua Jurusan D3 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, sekaligus sebagai penguji 1 Tugas Akhir.
6. Bapak Richard Togaranta Ginting, S.Sos.,M.Hum selaku pembimbing 2 yang telah membimbing dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Ibu Ni Putu Premierita Haryanti, S.Sos., M.A selaku dosen dan sekaligus sebagai penguji 2 Tugas Akhir.
8. Para dosen yang sudah mengajarkan penulis dari semester awal sampai dengan semester akhir.
9. Bapak Drs. A.A Ngurah Agung Sastrawan selaku Kepala Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung yang telah memberikan izin penulis melaksanakan penelitian Tugas Akhir.
10.Seluruh Pegawai/staff dan pustakawan di Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung yang telah banyak memberikan informasi penulis di dalam penyusunan Tugas Akhir.
11.Buat teman D3 perpustakaan yang telah memberikan penulis dukungan (Sudi, Robert, Dayu Anin, Ewik, Yudita, Debak, Eva, Ita, Nia, Pelo, Anto, Suyan, April, Tude, Ratna, Rayvan, Surya dan Angelda), sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12.Buat teman Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP Unud Periode 2015/2016 yang telah memberikan penulis dukungan dan semangat ( Kak Tendi, Kak Tut Tri, Jolyn, Bagus, Kak Tami, Bayu, Dede, Kak Ocan, Kak Gus Bayu, Kak Irene, Albert, Kak Hadi dan Kak iko), sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Akhirnya, Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini ada manfaatnya bagi para pembaca. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan dari para pembaca demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Om Santih, Santih, Santih, Om.
Denpasar, 30 Mei 2016
vi
PEMANFAATAN LAYANAN KOLEKSI KARYA SASTRA BALI DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2016 ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi dan bagaimana pemanfaatan layanan koleksi karya sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Subjek penelitian yang digunakan adalah seluruh pengunjung perpustakaan Daerah Kabupaten Badung. Populasi yang digunakan adalah seluruh pengunjung pengguna layanan koleksi karya sastra Bali dengan jumlah sampel 50 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode incidental sampling adalah berdasarkan kebetulan saja. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan dari 1 April – 31 April 2016. Hasil dari penelitian ini adalah hampir seluruh responden (98%) menyatakan kondisi perpustakaan daerah Kabupaten Badung sudah baik. Koleksi sastra Bali yang tersedia belum memadai dan belum mutakhir. Rata-rata pengguna yang berusia 12 - 15 tahun dan yang berusia lebih dari 40 tahun, dan jenis kelamin perempuan (56%) yang sering memanfaatkan layanan koleksi karya sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung.
THE USAGE OF BALINESE LITERATURE COLLECTION SERVICE AT PUBLIC LIBRARY OF BADUNG REGENCY
2016
ABSTRACT
The purpose of this research are to know the condition and usage of Balinese literature collection service at Library of Badung Regency. This research are quantitative descriptive research, the technicque to getting data are quesionaire, observation, literature studi and documentation. The subject of this research all of visitors, which use of Balinese Literature collection with 50 samples. The technicque of sampling is incidental sampling. This time of research about 1 month, started an 1 April – 31 April 2016. The result of this research is almost of respondent (98%) said that the condition at Library of Badung Regency is well. Most of Balinese literature collection are adequate and fairly up to date. The average of user’s age which used Balinese literature collection are 12-15 years old and 40 years old, and most of them is women (56%) usage of Balinese Literature collection service at Library of Badung Regency.
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN TUGAS AKHIR ... ii
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
2.2 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan ... 10
2.3 Karya Sastra ... 15
2.4 Sastra Bali atau Kesusastraan Bali ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
3.3 Populasi dan Sampel ... 28
3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 28
3.5 Sumber Data ... 30
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.8 Metode Penyajian Data ... 33
3.9 Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Gambaran Umum Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung ... 35
4.2 Kondisi Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung ... 36
4.3 Pemanfaatan Layanan Koleksi Karya Sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung berdasarkan usia responden ... 37
4.4 Pemanfaatan Layanan Koleksi Karya Sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung berdasarkan jenis kelamin responden ... 38
4.5 Peranan Karya Sastra Bali dalam meningkatkan mutu pendidikan di Bali ... 39
4.6 Jenis Koleksi Karya Sastra Bali yang Biasa digunakan ... 40
4.7 Waktu yang digunakan untuk memanfaatkan Layanan Koleksi Karya sastra Bali di Pepustakaan Daerah Kabupaten Badung ... 41
4.8 Jumlah Koleksi Layanan Karya Sastra Bali sudah Memadai ... 42
4.9 Koleksi Karya Sastra Bali yang tersedia di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung ... 43
4.10 Koleksi karya sastra Bali yang tersedia sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan daerah Kabupaten Badung. ... 44
4.11 Proses Penelusuran informasi melalui layanan koleksi sastra Bali di Kantor Perpustakaan daerah kabupaten Badung ... 45
4.12 Pustakawan memberikan Pelayanan Khusus ... 46
x
BAB V PENUTUP ... 49 5.1 Simpulan ... 50 5.2 Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner... 31 Tabel 4.1 Kondisi Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung ... 36 Tabel 4.2 Pemanfaatan layanan koleksi karya sastra Bali berdasarkan
usia responden ... 37 Tabel 4.3 Pemanfaatan layanan koleksi karya sastra Bali berdasarkan
jenis kelamin responden ... 38 Tabel 4.4 Peranan karya sastra Bali penting dalam meningkatkan mutu
Pendidikan di Bali ... 39 Tabel 4.5 Jenis koleksi karya sastra Bali yang sering digunakan untuk
memenuhi kebutuhan informasi tentang sastra Bali ... 40 Tabel 4.6 Waktu yang digunaka untuk memanfaatkan layanan koleksi
sastra Bali ... 41 Tabel 4.7 Jumlah koleksi layanan koleksi sarta Bali sudah memadai ... 42 Tabel 4.8 Koleksi karya sastra Bali yang tersedia sudah mutakhi/up to date ... 43 Tabel 4.9 Koleksi karya sastra Bali yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan informasi pengguna ... 44 Tabel 4.10 Proses penelusuran informasi memlalui layanan koleksi sastra
Bali sudah baik ... 45 Tabel 4.11 Pustakawan memberikan pelayanan khusus kepada pengguna
di layanan koleksi karya sastra Bali ... 46 Tabel 4.12 Koleksi karya sastra Bali selalu menjai kebutuhan informasi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambar pengguna dan koleksi layanan koleksi karya sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung
Lampiran 2 Gambar Kondisi perpustakaan Daerah Kabupaten Badung Lampiran 3 Struktur Organisasi Perpustakaan daerah Kabupaten Badung Lampiran 4 Jumlah kunjungan, peminjaman dan anggota
Lampiran 5 Pertanyaan Kuesioner
Lampiran 6 Daftar Jumlah Koleksi Karya Sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung
Lampiran 7 Tabel Tabulasi data jawaban kuesioner
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan perpustakaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan pengguna
perpustakaan untuk menggunakan atau membaca suatu koleksi di perpustakaan.
Salah satu koleksi di perpustakaan adalah karya sastra. Karya sastra merupakan
suatu tempat untuk menuangkan ide, gagasan, dan pikiran dengan
gambaran-gambaran pengalaman. Karya sastra yang baik merupakan sebuah karya yang
dapat memberikan suatu motivasi atau ilmu pengetahuan bagi masyarakat. Karya
sastra memiliki peran yang penting dalam masyarakat karena karya sastra
merupakan ekspresi sastrawan berdasarkan pengalamannya terhadap kondisi
masyarakat sehingga karya sastra untuk mengunggah perasaan orang untuk
berpikir tentang kehidupan. Membaca karya sastra merupakan masukan bagi
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Membaca karya sastra
dapat menumbuhkan harapan-harapan baru, dengan cara mengenal kekurangan
diri sendiri dengan kejadian-kejadian yang ada dalam karya sastra. Secara sejarah
karya sastra ada dua macam yaitu karya sastra lama (klasik) dapat dibagi lagi
menjadi dua antara lain lisan dan tulis, dan karya sastra baru (modern). Karya
sastra modern ini menggunakan bahasa Indonesia. Karya sastra lama atau klasik
menggunakan bahasa daerah yang tersebar di Nusantara, seperti karya sastra Bali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sastra Bali adalah sastra yang
aslinya ditulis dalam bahasa Daerah dalam hal bahasa Daerah yang dimaksud
2
kesusastraan Nusantara. Sastra Bali dapat dibagi menjadi dua yaitu sastra Bali
purwa dan sastra Bali anyar. Sastra Bali purwa adalah sastra Bali yang diwarisi
oleh leluhur dalam bentuk naskah lama. Sastra Bali anyar adalah karya sastra
yang dimunculkan pada masa masyarakat Bali telah mengalami zaman modern.
Bahasa yang digunakan untuk menulis sastra Bali yaitu bahasa jawa kuno, dan
bahasa Bali asli. Sastra Bali ini sangat bagus untuk dibaca dan dipahami karena
dalam isi sastra Bali itu ada hal-hal yang menyangkut kehidupan di masyarakat
untuk memotivasi masyarakat dalam melakukan sesuatu yang baik.
Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung ini merupakan perpustakaan
umum yang sudah lama berdiri dan koleksi perpustakaan sudah banyak serta
fasilitas dan layanan sudah baik. Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung ini
menyediakan layanan dan ruangan khusus untuk koleksi karya sastra Bali. Jumlah
koleksi karya sastra Bali ini cukup banyak dari karya-karya sastrawan Bali yang
sudah mempunyai pengalaman menulis sebuah karya sastra Bali yang berjumlah
1.300 koleksi, seperti kidung, kekawin, geguritan, dan satua Bali dalam bentuk
tulisan aksara Bali.
Meskipun jumlah koleksi karya sastra Bali di Perpustakaan Daerah
Kabupaten Badung ini cukup banyak tetapi yang memanfaatkan koleksi ini belum
banyak karena masyarakat belum tahu di perpustakaan ini menyediakan layanan
khusus koleksi karya sastra Bali. Hal ini dapat menyebabkan koleksi karya sastra
Bali akan menimbulkan kepunahan. Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik
3
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana kondisi Perpustakaan Daerah Kabupaten Badung?
1.2.2 Bagaimana pemanfaatan layanan koleksi karya sastra Bali di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Badung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui kondisi Perpustakaaan Daerah Kabupaten Badung.
1.3.2 Mengetahui pemanfaatan layanan karya sastra Bali di Perpustakaan
Daerah Kabupaten Badung.
1.4 Manfaat Penelitan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Manfaat teoritis untuk institusi pendidikan adalah hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya sumber bacaan di perpustakaan dan dapat
digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya khususnya
sastra Bali
1.4.2 Manfaat praktis untuk tempat penelitian adalah hasil dari penelitian ini
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan kualitas
4
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas tentang kondisi dan
pemanfaatan layanan koleksi karya sastra Bali di Perpustakaan Daerah Kabupaten
Badung.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan Penelitian Tugas Akhir ini, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang Latar Belakang Penelitian, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang lingkup Penelitian dan
Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dalam masalah yang
diteliti adalah Perpustakaan Umum, Pemanfaatan Layanan Perpustakaan, Karya
Sastra dan Sastra Bali.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu
Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, Sumber Data,
Teknik Pengumpulan Data, Metode Penyajian Data, dan Analisis Data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti menjelasakan Gambaran Umum Perpustakaan Daerah
5
BAB V PENUTUP
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Umum
Perpustakaan merupakan perpustakaan yang ada di lingkungan masyarakat
umum. Menurut Sutarno NS ( 2003 : 32 ) Perpustakaan umum sering diibaratkan
sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Maksudnya adalah
bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga dengan menyediakan berbagai
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk
memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan
masyarakat. Oleh karena itu posisi perpustakaan umum dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa sangat strategis, sebab fungsinya melayani semua lapisan
masyarakat untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan.
Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang sangat demokratis
karena menyediakan sumber belajar sesuai kebutuhan masyarakat, dan melayani
tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang, tingkat
sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Pendek kata, perpustakaan
umum memberikan layanan kepada semua orang anak-anak, remaja, dewasa,
pelajar, mahasiswa, pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun
perempuan.
Menurut Sulistyo - Basuki ( 1991 : 46 ) Perpustakaan Umum adalah
perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani
umum. Menurut Sjahrial-Pamuntjak ( 2000 : 3 ) Perpustakaan umum adalah
7
untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan berdiri sebagai lembaga yang
diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan
perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan, dan agama.
Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan
cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda keanggotaan dari
perpustakaan tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan
umum adalah perpustakaan yang ada di lingkungan masyarakat umum yang
melayani masyarakat umum serta tidak membedakan faktor sosial, kepercayaan,
kebudayaan dan ekonomi, setiap masyarakat juga dapat meminjam buku atau
yang lainnya dari koleksi perpustakaan dengan cuma-cuma dengan membayar
iuran seikhlasnya sebagai tanda keanggotaan dari perpustakaan.
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Tujuan perpustakaan umum yaitu sebagai tempat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat umum dalam pencarian bahan pustaka, mewadahi hasil
karya tulis sastrawan umum. Menurut Yusuf ( 1996 : 18 ) tujuan perpustakaan
umum antara lain:
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaam umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di perpustakaan umum.
8
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.
6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.
Menurut Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh
Sulistyo-Basuki ( 1991 : 46 ) Berpendapat bahwa tujuan perpustakaan umum
antara lain:
1. Memberikan kemampuan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik. 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap bentuk seni budaya.
Menurut Buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 6)
menyatakan tujuan perpustakaan umum dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
1. Tujuan Umum
9
layanan, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang pembangunan nasional.
2. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional dan khususnya Perpustakaaan Umum adalah:
1. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi.
3. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
4. Meletakan dasar-dasar kearah belajar mandiri. 5. Memupuk minat dan bakat masyarakat.
6. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
7. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat.
8. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional yang menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.
3. Tujuan Operasional
Tujuan operasional Perpustakaan Umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitori, diukur dan dievaluasi keberhasilannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
perpustakaan umum adalah untuk menumbuhkan minat baca, kemampuan
mencari & mengolah informasi, memecahkan masalah sosial, mengarahkan
belajar mandiri, menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat, mengembangkan
10
pembangunan nasional yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat agar
menemukan sebuah keberhasilan.
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Fungsi perpustakaan umum adalah sebagai tempat untuk mengolah bahan
informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Keputusan Mentri Dalam
Negeri Nomor 9 Tahun 1998 dan Instruksi Mentri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
1998 bahwa fungsi perpustakaan umum antara lain:
1. Menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi. 2. Memelihara dan melestarikan bahan pustaka dan informasi.
3. Mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informasi sebagai bahan kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian, dan menumbuhkan minat baca dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
perpustakaan umum adalah mengumpulkan, mengolah, melestarikan serta
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat umum sebagai kegiatan belajar,
pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat baca masyarakat.
2.2 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan
Pemanfaatan perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan
oleh pengunjung perpustakaan dengan memakai berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh perpustakaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2003 : 711) dalam artikel Ariplie (2015), Pemanfaatan adalah proses, cara, dan
11
perpustakaan adalah tingkat kunjungan ke perpustakaan terhadap jenis layanan
dan pemanfaatan koleksi, fasilitas serta layanan yang tersedia di perpustakaan
baik membaca atau meminjam buku (Setiawan, n.d.)
Layanan perpustakaan merupakan kegiatan yang berhubungan langsung
dengan pengguna perpustakaan. Menurut Nasution ( 1992 : 2 ) perpustakaan
identik dengan layanan karena tidak ada perpustakaan jika tidak ada kegiatan
layanan.
Menurut Darmono ( 2007 : 164-166 ) Layanan perpustakaan merupakan ujung tombak jasa perpustakaan, bagian layanan berhubungan secara langsung dengan pemakai. Layanan perpustakaan bersifat pasif, atau menunggu jika pemakai yang datang. Tujuan dari layanan perpustakaan adalah membantu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat tentang informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Sutarno NS ( 2006 : 110 ) Layanan Perpustakaan kepada masyarakat adalah semua kegiatan yang behubungan langsung / tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Pembinaan layanan perpustakaan adalah upaya untuk mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka dan sarana prasarana perpustakaan untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat pemakai.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan
layanan perpustakaan adalah suatu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan
suatu koleksi dan fasilitas yang berhubungan langsung kepada pemakai
perpustakaan serta sebagai ujung tombak perpustakaan agar koleksi yang
disediakan oleh perpustakaan dapat digunakan sebagai referensi utama dalam
pencarian informasi pengguna baik dibaca di perpustakaaan maupun
12
2.2.1 Jenis Layanan Perpustakaan
Menurut perpustakaan Daerah Kabupaten Badung jenis layanan yang ada
yaitu 8 jenis layanan, sebagai berikut:
1. Pelayanan Sirkulasi dan layanan kartu anggota, yaitu pelayanan untuk peminjaman dan pengembalian bahan pustaka kepada masyarakat umum berdasarkan ketentuan yang berlaku. Layanan kartu diberikan kepada masyarakat/pemustaka secara gratis.
2. Pelayanan Rujukan/Referensi, melayani penelusuran informasi dengan menggunakan sumber-sumber referensi yang tidak dipinjamkan seperti kamus, ensiklopedi, direktori, terbitan pemerintah, majalah & surat kabar. 3. Pelayanan Jasa Story Telling memberikan pelayanan bercerita kepada
anak dini usia (taman kanak-kanak) dan pemberian jasa bimbingan membaca.
4. Pelayanan Otomasi Perpustakaan memberikan jasa bimbingan dan penelusuran informasi melalui media elektronik / komputerisasi.
5. Pelayanan Jasa Kerjasama Antar Perpustakaan berupa tukar menukar daftar tambahan koleksi, pengolahan bahan pustaka dan penelusuran informasi
6. Pelayanan Perpustakaan Keliling, yaitu pelayanan perpustakaan dengan mempergunakan fasilitas mobil. Pelayanan ke sekolah-sekolah Desa/ Kelurahan
7. Layanan Internet, yaitu layanan bisa dipakai pengguna perpustakaan untuk penelusuran informasi.
13
2.2.2 Sistem Layanan Perpustakaan
Sistem layanan perpustakaan adalah suatu bagian yang penting dalam
suatu perpustakaan, dimana sistem layanan dapat berupa sistem layanan terbuka,
layanan tertutup dan sistem layanan campuran. Menurut Istiana (2014 : 13) Sistem
layanan perpustakaan ada 3 yaitu:
1. Sistem Layanan Tertutup
Sistem Layanan Tertutup adalah sistem layanan yang diberikan kepada
pengguna perpustakaan akan tetapi pengguna tidak boleh mengambil bahan
pustaka sendiri.
Menurut Istiana (2014 : 15) Sistem Layanan Tertutup adalah pemustaka tidak dapat memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diingikan pada jajaran rak.
Menurut Soekanto & Mamudji ( 1979 : 14 ) Sitem Layanan Tertutup adalah pemakai tidak dapat secara langsung mencari sendiri bahan-bahan dapat secara langsung mencari sendiri bahan-bahan yang diperlukannya dari tempat bahan-bahan tersebut disimpan tetapi melalui petugas yang akan mecarikannya.
Menurut Darmono ( 2007 : 168 ) sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pemakai perpustakaan mengambil sendiri bahan pustaka di perpustakaan.
Menurut Sutarno NS ( 2005 : 114 ) Sistem Layanan Tertutup adalah pemakai hanya dapat menelusur sumber informasi pada kartu katalog yang tersedia sebagai wakil dari sumber informasi di perpustakaan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan
tertutup adalah layanan yang tidak dapat sendiri mengambil bahan pustaka akan
tetapi pengguna dapat melihat pada kartu katalog yang disediakan oleh
14
2. Sistem Layanan Terbuka
Sistem Layanan Terbuka adalah sistem layanan yang diberikan kepada
pengguna perpustakaan dimana pengguna diberikan keleluasaan mencari bahan
perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna.
Menurut Istiana (2014 : 13) Sistem Layanan Terbuka adalah sistem layanan memberikan keleluasaan bagi pemustaka/pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan pada jajaran rak.
Menurut Soekanto & Mamudji ( 1979 : 14 ) Sistem Layanan Terbuka adalah pemakai lebih bebas memilih bahan pustaka yang ingin dipinjamnya karena mereka dapat mencarinya dengan sendiri di tempat bahan pustaka itu disimpan.
Menurut Darmono ( 2007 : 170 ) sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan para pengguna secara langsung dapat memilih menemukan dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi perpustakaan.
Menurut Sutarno NS ( 2005 : 115 ) Sistem Layanan Terbuka adalah perpustakaan membuka kesempatan yang seluas-luasnya secara bebas dan tertib bagi pengunjung dengan menyediakan sarana temu kembali berbentuk kartu-kartu katalog ataupun akses lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan
terbuka adalah layanan yang disediakan oleh perpustakaan, pengguna dapat
mengambil dan memilih secara langsung dan bebas bahan pustaka yang
dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan akan tetapi pengguna harus mematuhi
tata tertib yang belaku di perpustakaan.
4. Sistem Layanan Campuran
15
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan
campuran adalah sistem dimana perpustakaan menggunakan dua sistem yaitu
sistem terbuka dan tertutup.
2.3 Karya Sastra
Karya sastra merupakan suatu tempat untuk menuangkan ide, gagasan, dan pikiran dengan gambaran-gambaran dapat dijadikan suatu tulisan sendiri. Menurut Sugihastuti (2007:81-82) Karya sastra merupakan media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan pengalamannya.
Menurut Turangan, dkk ( 2014 : 68 ) Karya sastra selalu menyertai perkembangan setiap kebudayaan yang ada di dunia. Di Indonesia, karya sastra pertama yang muncul berbentuk naskah kuno. Naskah-naskah kuno in ditulis pada berbagai media tradisional. Seiring dengan berjalannya waktu karya sastra berkembang, baik dari segi media tulisan maupun cerita yang dibawakan.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karya sastra adalah
suatu gambaran pemikiran yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan
suatu pengalaman seseorang yang dapat berkembang dari waktu ke waktu. Karya
sastra juga penting untuk dipahami dan dipelajari dalam kehidupan sehari- hari
karena dalam karya sastra ada nilai kemanusiaan yang terkandung dalam karya
sastra. Karya sastra yang baik yaitu karya sastra yang dapat memberikan suatu
pengalaman positif dari seorang sastrawan yang dapat diterapakan oleh peminat
karya sastra. Karya sastra juga dapat membahas tentang masalah sosial yang
terjadi di masyarakat yang dapat bersifat menghibur, kesedihan seseorang, serta
16
Sastra adalah suatu pemikiran pribadi seseorang yang dijadikan sebagai
pengalaman. Menurut Sumardjo dan Saini (1997 : 3-4) berpendapat bahwa sastra
adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide,
semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan
pesona dengan bahasa. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
sastra merupakan pengalaman yang benar-benar terjadi dalam pribadi seseorang
yang dapat dituangkan dalam suatu tulisan menggunakan bahasa sendiri.
Menurut Saryono (2009 : 16-18) sastra bukan sekedar barang mati (artefak), tetapi sastra merupakan sosok yang hidup. Sastra juga mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris natural maupun pengalaman yang nonempiris supernatural, dengan kata lain sastra mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia. Menurut Sumardjo (1982: 12) Sastra adalah produk masyarakat ia berada ditengah masyarakat karena dibentuk oleh anggota-anggota masyarakat berdasarkan desakan - desakan emosionil atau rasionil dari masyarakatnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sastra merupakan
seperti seorang yang hidup yang dapat mengomentari kehidupan seorang manusia
yang berada ditengah masyarakat serta dibuat oleh masyarakat berdasarkan
dorongan dari emosi dan rasio masyarakat.
Sastra daerah adalah sastra yang ditulis oleh daerah masing-masing oleh
sastrawan daerah itu sendiri. Menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia Sastra
daerah adalah sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa daerah. Menurut
Zaidan,dkk dalam dhany & riska (2011) berpendapat bahwa sastra daerah adalah
17
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sastra daerah
adalah sastra yang ditulis oleh sastrawan daerah setempat tulisannya
menggunakan bahasa daerah.
2.4 Sastra Bali atau Kesusastraan Bali
Sastra bali adalah karya sastra yang ditulis oleh sastrawan bali yang sudah
berpengalaman dalam menulis sastra bali, istilah lain dari sastra bali yaitu
kesusastran bali.
Menurut Sujiwa (2007:23) Kesusastraan bali inggih punika saluir pangweruh sane medal saking budi pakayunan jnyanan para janane sane
marupa ajah-ajah, tutur-tutur sane mautama, sane naganggen basa Bali
miwah basa Kawi saha kasurat nganggen aksara bali miwah latin sane
sane katami rauh mangkin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sastra bali adalah sastra yang aslinya ditulis dalam bahasa Daerah dalam hal bahasa Daerah yang dimaksud adalah bahasa bali.
Menurut kesusastraan Bali, sastra bali manut parinama ring ajeng dadosnyane saluir kaweruh sane becik metu saking budi jenyana para wagmi ring
Bali sane kasurat ngangge basa Bali miwah aksara bali lan latin.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesusastraan bali
atau sastra bali merupakan sesuatu yang keluar dari dalam hati manusia yang
berupa ajaran, nasehat yang paling penting, sastra bali ini menggunakan bahasa
bali dan bahasa jawa kuno yang ditulis dalam huruf bali serta huruf latin sampai
saat ini.
Tujuan dari belajar sastra bali adalah sebagai sarana untuk mengetahui
18
jauh kepada wisatawan agar saat ditanya tidak bias menjawab pentanyaan
wisatawan lokal maupun asing.
Menurut Sujiwa (2007 : 24) tujuan dari belajar sastra bali antara lain :
1. Mangda sida nguningin daging-daging kautaman budaya baline sane
pacang mawigama pinaka sarana sejeroning nglimbakang budaya bali.
2. Mangda wenten anggen tetimbang midabdabin kabudayan baline
sajeroning ngarepin aab jagate mangkin.
3. Kanggen nincapang rasa bangga druene makrama bali.
4. Kanggen buatan nincapang seni, ilen-ilen, miwah unen-unen ring bali.
5. Mangda prasida ngamolihang daging-daging tatwa agama saha
nincapang sradha bhaktine sajeroning ngajegang agama hindu baline.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan tujuan dari belajar sastra bali yaitu: Supaya dapat mengetahui isi dari pentingnya budaya bali, yang berguna sebagai sarana memperluas budaya bali dapat dikenal oleh masyarakat. Digunakan untuk menumbuhkan rasa bangga sebagai masyarakat bali. Digunakan sebagai sarana mempertahankan kesenian yang ada di bali. Supaya mendapatkan isi dari ajaran agama serta menumbuhkan rasa bakti untuk mempertahankan agama hindu di bali.
2.4.1 Klasifikasi Sastra Bali
Menurut Sujiwa (2007 : 24 – 25) Sastra Bali dapat diklasifikasikan yaitu berdasarkan dari masa pertumbuhan dan berdasarkan tata cara memberitahukan kepada masyarakat atau tata karma mempelajari sastra bali.
2.4.1.1Berdasarkan masa pertumbuhan sastra Bali
Kesusastran atau sastra Bali pada masa pertumbuhannya dapat dibagi
19
1. Sastra Bali purwa
Sastra Bali purwa adalah sastra Bali yang diwarisi oleh leluhur dalam
bentuk naskah lama. Sastra bali anyar adalah karya sastra yang dimunculkan pada
masa masyarakat Bali telah mengalami zaman modern.
Menurut Sujiwa dan Manda (2009:43) Sastra Bali purwa marupa karya-karya sastra sane sampun wenten saking dumun minakadi gancaran,
tembang, miwah skola-sloka palawakia. Sastra bali anyar karya sastra
merupa puisi miwah prosa.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sastra Bali purwa
merupakan karya sastra yang sudah ada dari dahulu seperti: Tembang, Gancaran,
Palawakia atau prosa liris.
Menurut Mangunsuwito (2002 : 263) tembang merupakan istilah dalam bahasa jawa yang berarti lagu. Menurut Purwitasari , tembang adalah karya sastra berwujud rangkaian kata dan cara membacanya dilagukan dengan lagu tertentu. Menurut Sujiwa (2007:31) tembang gede inggih punika tembang baline sane kabanda antuk uger-uger guru, laghu, wretta
miwah matra.
Menurut Tinggen (2004:7) Guru adalah suara panjang,berat, besar, keras indah dan berliku-liku. Laghu adalah suara pendek,ringan,rendah,lemah dan kencang. Wretta adalah banyak bilangan suku kata dalam tiap-tiap carik (koma). Dan matra adalah ukuran, sedikit, terkecil.
Gancaran atau prosa adalah karangan yang dibuat tanpa sajak. Menurut Andre (2012) gancaran inggih punika kekawin utawi karangan sane bebas sane nenten kaiket antuk uger-uger.
Palawakia adalah jenis teks menggunakan bahasa jawa kuno yang
berbentuk prosa. Dalam melagukan sangat bergantung pada pengejaan dan
20
Berdasarkan pendapat di atas tembang, gancaran dan palawakia dapat
disimpulkan bahwa tembang adalah rangkaian kata- kata yang dilagukan atau
dinyanyikan. Gancaran karangan yang tidak bersajak, dan palawakia adalah teks
yang berbentuk prosa yang berpedoman dengan peraturan yaitu pengejaan dan
mpemenggalan kata-kata.
2. Sastra Bali Anyar
Sastra Bali anyar merupakan karya sastra yang berupa prosa dan puisi. Menurut Sunaryo, dkk ( 2014 : vi) Prosa ialah kesusastraan yang bebas tidak terikat. Prosa dapat dibedakan menjadi dua yaitu prosa biasa yaitu karangan yang berbentuk panduan antara prosa dan puisi, dan prosa iris yaitu lebih mementingkan irama yang tidak terikat oleh bait dan sajak. Puisi ialah bentuk kesusastraan yang terikat oleh banyaknya bans (berbait-bait), banyaknya suku kata dalam tiap baris, sajak atau irama bunyi akhir kata dalam bans.
2.4.1.2Berdasarkan tata cara memberitahukan kepada masyarakat atau tata karma mempelajari sastra bali
1. Sastra Bali Lisan (tutur)
Sastra Bali Lisan ini dapat berupa: Gegendingan, Satua Bali, dan
Paribasa Bali
1. Gegendingan
Gegendingan merupakan suatu alat yang digunakan masyarakat Bali untuk
mengibur keluarga.
Menurut sujiwa (2007:25) gegendingan puniki kanggen magendingan ri
kalaning ngarum-rum rare utawi “bayi”manggda nenten kasil “cerewet” mangda
21
Menurut Khairinnisa (2011) Gegendingan adalah sekumpulan kalimat bebas yang dinyanyikan. Isinya pada umumnya pendek dan sederhana. Dikatakan bebas karena benar-benar tidak ada ikatannya. Antara tiap kalimat tidak harus mempunyai arti yang membentuk pengertian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gegendingan
merupakan sekumpulan kalimat yang dinyanyikan untuk menenangakan bayi saat
cerewet agar bayi diam dan tertidur lelap.
2. Satua Bali (Dongeng)
Menurut Tinggen (1984 : 20) satua inggih punika papupulaning lengkare Sane nuturang paidikan saking pangawit jantos pamuput upami.
Satua Bali adalah cerita yang ada pada masa lalu. Menurut Sujiwa (2012:75) satua merupakan alat untuk mendidik perilaku santun bagi anak-anak pada masa lampau.
Menurut Kesusastran Hindu , Satua Bali adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa satua Bali adalah
kumpulan cerita pada masa lampau yang digunakan mendidik karakter anak dari
cerita tersebut.
3. Paribasa Bali (Peribahasa)
Paribasa atau peribahasa Bali adalah suatu ungkapan kepada seseorang
agar bisa menghibur dengan menggunakan suatu peribahasa.
Menurut Andi Andre (2012) dalam makalah yang diposting pada blognya, Paribasa inggih punika rerasmen basa pinaka bebaosan utawi, kanggen piranti ri kala ngamedalang daging pikayun, nganggen paimbangan
22
mawinan parasida ngametuang pakayunan seneng, jengah, duka, utawi
eling.
Menurut Sujiwa (2012:76) paribasa bali merupakan jenis ungkapan berbahasa bali yang sengaja sering digunakan oleh penutur bahasa bali dengan tujuan untuk menambah greget atau menambah manisnya penampilan seseorang dalam pembicaraannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa paribasa adalah
ungkapan atau ekspresi berbahasa bali yang bertujuan untuk menghibur agar
mendapatkan motivasi, menghilangkan rasa sedih.
2. Sastra Bali tulis (sesuratan)
Sastra Bali Tulis ini dapat berupa: Geguritan, Kidung, Kakawin, Cerpen,
Novel, dan Drama.
1. Geguritan
Menurut Andre (2012) geguritan inggih punika kakawian utawi karangan sane kawangun antuk tembang macapat.
Menurut Sujiwa (2007:30) geguritan inggih punika kakawin utawi rerepitan sane nganggen pupuh utawi sekar alit.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa geguritan adalah
karangan yang dibuat seperti sekar alit dimana sekar alit adalah karangan yang
dinyanyikan berdasarkan kata dalam kalimat tersebut.
2. Kidung
Kidung adalah nyanyian yang sering dilantunkan saat ada upacara agama
di bali. Menurut Sujiwa (2007:31) kidung inggih punika rerepitan sane nganggen
tembang tengahan. Berdasarkan Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kidung adalah nyanyian digunakan dalam lagu saat upacara agama khususnya
23
3. Kakawin
Menurut Wirawan, dkk ( 2014 : 68 ) Kakawin merupakan suatu bentuk syair dalam bahasa jawa kuno yang berasal dari india, yang terdiri dari minimal satu bait dalam metrum tertentu. Setiap bait kakawin memiliki empat larik dengan jumlah suku kata yang sama, dan susunan yang disebut guru laghu ( aturan kuantitas sebuah suku kata) juga sama. Suku kata biasa panjang atau pendek. Sebuah suku kata panjang adalah suku kata yang memuat vokal panjang atau sebuah suku kata yang memuat sebuah vokal yang berada di depan dua buah konsonan. Kakawin sampai sekarang masih dipakai oleh sebagian masyarakat Indonesia, terutama bagi masyarakat Bali. Bagi masyarakat bali jenis sastra ini bukan merupakan sesuatu yang asing.
Menurut Suarka (2009:6) kakawin merupakan buah hasil puisi kraton, sebuah syair yang pada pokoknya bersifat epis, yang bercorak agak dibuat-buat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kakawin adalah
suatu hasil karangan yang berbentuk syair yang berpedoman dengan aturan yang
telah dibuat.
4. Cerpen
Cerpen merupakan cerita yang dibuat- buat oleh penulis tanpa ada
kejadian yang sebenarnya.
Menurut Sunaryo, dkk ( 2014 : xiii) Cerpen ialah semacam cerita rekaan yang sering kita jumpai pada media cetak.
Menurut Purba (2010:50) cerpen atau cerita pendek adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan ide. Dalam kesingkatan dan kebulatannya itu, cerita pendek adalah lengkap , bulat, dan singkat.
24
Bardasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah
serita pendek yang direkayasa yang dapat memberikan kesan baik dan dapat
memfokuskan diri kepada satu tokoh dalam cerita tersebut.
5. Novel
Novel merupakan cerita hidup dari seseorang. Menurut Sunaryo, dkk ( 2014 : xiii) Novel ialah dilukiskan hanya sebagian dari hidupnya tokoh cerita yaitu bagian hidupnya yang merubah nasib tokoh tersebut.
Menurut Nurgiyantoro (2010:10) novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya
seorang penulis yang ditulis dari suatu tokoh cerita dari sebagian kehidupannya
yang dibangun dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.
6. Drama
Drama merupakan karangan yang berbentuk percakapan dua orang atau lebih dan memiliki peran tersendiri dalam drama tersebut. Menurut Sunaryo, dkk ( 2014 : xiii) Drama ialah karangan yang berbentuk skenario lengkap, dimana semuanya telah diuraikan secara rinci oleh penulis drama.
Menurut Budianta, dkk (2008) drama adalah sebuah genre karya sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.
Menurut Endraswara (2011:265) Drama adalah karya sastra yang disusun untuk melukiskan hidup dan aktivitas menggunakan aneka tindakan, dialog, dan permainan karakter.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa drama adalah
karya sastra yang berbentuk suatu percakapan yang mempunyai tokoh dan
25
2.4.2 Bahasa yang digunakan Dalam Sastra Bali
Dalam Sastra Bali bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Jawa
Kuno dan bahasa Bali.
2.5.1Bahasa Jawa Kuno
Bahasa jawa kuno adalah bahasa yang digunakan dalam menulis karya sastra pada zaman dahulu. Menurut Teew yang dikutip oleh Geria (2008: 9-19 ) Bahasa Jawa kuno merupakan pengantar dari kebudayaan pra- modern Indonesia yang terpenting, setidaknya menurut bekas-bakas yang teselamatkan hingga kini, dalam keseluruhan bahasa-bahasa Indonesia, bahasa jawa kuno menunjukan ciri-ciri khas yang merupakan tantangan bagi para ahli bahasa, bahasa jawa kuno merupakan bahan penelitian diakronis atau sebagai objek studi bagi ilmu sejarah bahasa, bahasa jawa kuno merupakan objek studi ilmu perbandingan bahasa Indonesia untuk memperoleh wawasan dan pemahaman tentang hubungan dalam rumpun bahasa.
Menurut Geria ( 2008 :13) Bahasa jawa kuno merupakan salah satu bahasa dokumenter tertua yang memiliki materi terkaya dan nilai tak dapat diabaikan di antara bahasa nusantara pada khususnya dan bahasa-bahasa Austronesia pada umumnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa jawa kuno
adalah bahasa yang digunakan sebagai pengantar kebudayaan modern, sebagai
tantangan bagi ahli bahasa, sabagai objek penelitian dan perbandingan bagi studi
sejarah bahasa jawa kuno dengan bahasa Indonesia serta sebagai bahasa tertua
diantara bahasa nusantara yang tersebar diseluruh Indonesia.
2.5.2 Bahasa Bali
26
masyarakat Bali. Menurut Bagus,dkk (1981) bahasa Bali adalah bahasa ibu bagi mayoritas etnik Bali.
Menurut Bawa (1991:1-2) bahasa Bali merupakan bahasa daerah yag masih hidup karena masih dipelihara, dibina, dan digunakan oleh pendukungnya dalam berbagai aspek kehidupan. Bahasa Bali sebagai salah satu bahasa daerah tetap digunakan sebagai alat komunikasi lisan dan tulisan. Sebagai salah satu bahasa lisan, bahasa bali digunakan dalam proses komunikasi baik dalam topik resmi maupun tidak resmi.
Menurut Artawa (2004:2) berdasarkan penuturnya bahasa bali dapat digolongkan sebagai bahasa daerah yang besar karena didukung oleh masyarakat penutur yang sangat banyak, yakni digunakan oleh kurang lebih tiga juta penutur.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa bali adalah
bahasa ibu yang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat etnik bali secara