• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SEPATU DAN SANDAL DI WEDORO SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BEBERAPA VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI SEPATU DAN SANDAL DI WEDORO SIDOARJO."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

META AROZA WIDJAYANTI

0742010018

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

Abstrak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 6

2.1.2 Manajemen Pemasaran ... 6

2.1.3 Konsep Pemasaran ... 7

2.1.4 Strategi Pemasaran ... 9

2.2 Bauran Pemasaran ... 11

(3)

2.4.1 Metode Penetapan Harga ... 20

2.4.2 Tujuan Penetapan Harga ... 22

2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga ... 23

2.5 Promosi ... 24

2.5.1 Pengertian Promosi ... 24

2.5.2 Fungsi Promosi ... 25

2.5.3 Tujuan Promosi ... 26

2.5.4 Bentuk-bentuk Promosi ... 27

2.6 Tempat / Distribusi ... 30

2.6.1 Pengertian Tempat / Distribusi ... 30

2.6.2 Fungsi-fungsi Distribusi ... 30

2.6.3 Macam-macam Saluran Distribusi ... 31

2.7 Keputusan Membeli ... 33

2.7.1 Pengertian Keputusan Membeli ... 33

2.7.2 Proses Keputusan Konsumen ... 34

2.7.3 Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian ... 35

(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukurannya Variabel ... 42

3.1.1 Definisi Operasional ... 42

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 44

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 45

3.2.1 Populasi ... 45

3.2.2 Sampel ... 45

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 46

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

3.5 Analisis Pengujian Asumsi Klasik ... 49

3.6 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 51

3.6.1 Teknik Analisis ... 51

3.6.2 Pengujian Hipotesis ... 52

3.6.2.1 Uji F ... 52

3.6.2.2 Uji t ... 53

(5)

4.1.1.1 Sejarah Singkat Industri Sandal di Daerah

Wedoro Sidoarjo ... 55

4.1.1.2 Lokasi Industri Sanal ... 56

4.1.1.3 Tujuan Industri Sandal di Daerah Wedoro Sidoarjo ... 56

4.2 Penyajian Data ... 57

4.2.1 Karakteristik Responden ... 57

4.2.2 Deskripsi Variabel Produk ... 59

4.2.3 Deskripsi Variabel Harga ... 61

4.2.4 Deskripsi Variabel Promosi ... 61

4.2.5 Deskripsi Variabel Tempat / Distribusi ... 62

4.2.6 Deskripsi Variabel Terikat Keputusan Membeli ... 64

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65

4.3.1 Uji Validitas ... 65

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 67

4.4 Analisis dan Pembahasan ... 68

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 68

(6)

4.5.2 Pembuktian hipotesis pengaruh variabel bebas

Secara Partial (t) ... 75 4.6 Pembahasan ... 81

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Tabel 2. Karakteristik Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 59

Tabel 4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Produk (X1) ... 59

Tabel 5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Harga (X2) ... 61

Tabel 6. Hasil Jawaban Responden unuk Pertanyaan Variabel Promosi (X3) ... 62

Tabel 7. Hasil Jawaban responden untuk Pertanyaan Variabel Tempat (X4) ... 63

Tabel 8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel (Y) 64

Tabel 9. Validitas Masing-masing Item Variabel bebas ... 66

Tabel 10. Validitas masing-masing Item Variabel Y………. 66

Tabel 11. Uji Reliabilitas... 67

Tabel 12. Uji Multikolinearitas ... 68

Tabel 13. Uji Heterokedastitas ... 69

Tabel 14. Uji Normalitas ... 70

Tabel 15. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 71

(8)

Gambar 1.1 Kerangka berfikir ... 40

Gambar 1. Distribusi Kriteria Penerimaan / Penolakan Hipotesis

secara Simultan atau Keseluruhan ... 74

Gambar 2. Kurva distribusi hasil analisis secara parsial faktor (X1)

terhadap keputusan membeli (Y) ... 76

Gambar 3. Kurva distribusi hasil analisis parsial faktor harga (X2)

terhadap keputusan membeli (Y) ... 77

Gambar 4. Kurva distribusi hasil analisis parsial promosi (X3)

terhadap keputusan membeli (Y) ... 79

Gambar 5. Kurva distribusi hasil analisis secara parsial tempat (X4)

(9)

Lampiran 1. Rekapitulasi jawaban responden variabel X1, X2, X3, X4, dan Y

Lampiran 2. Frequencies keputusan membeli (Y)

Lampiran 3. Frequencies produk (X1)

Lampiran 4. Frequencies harga (X2)

Lampiran 5. Frequencies promosi (X3) dan tempat (X4)

Lampiran 6,7, 8 Uji Reliabilitas dan Validitas

Lampiran 9 hasil pengujian regresi

Lampiran 10 Koefisien X1, X2, X3, X4

Lampiran 11 Tabel Distribusi Nilai r

Lampiran 12 Tabel Distribusi t

(10)

META AROZA WIDJAYANTI 0742010018

ABSTRAKSI

Keberhasilan sebuah bisnis sepatu dan sandal yang ada didaerah wedoro sidoarjo, yaitu meningkatkan jumlah konsumen yang melakukan pembelian sepatu dan sandal didaerah wedoro sidoarjo, hal ini dikarenakan wedoro adalah tempat penjual sepatu dan sandal terlama didaerah sidoarjo. Maka pihak penjual sepatu dan sandal harus dapat melakukan pengamatan khususnya dengan produk, harga, promosi dan tempat yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, promosi dan tempat secara simultan maupun secara parsial terhadap keputusan membeli dan diantara beberapa variabel tersebut faktor manakah yang paling dominan terhadap keputusan membeli.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pembeli sepatu dan sandal diwedoro sidoarjo. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pembeli sepatu dan sandal didaerah wedoro sidoarjo, sebanyak 97 orang pada pertengahan bulan Maret sampai April. Metode penelitian yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil hipotesis pertama yang digunakan yaitu terdapat pengaruh secara simultan produk, harga, promosi dan tempat terhadap keputusan membeli dapat terbukti kebenarannya, hipotesis kedua yang diajukan yaitu terdapat pengaruh secara parsial produk, harga, promosi, dan tempat manakah yang berpengaruh dominan terhadarp keputusan membeli telah terbukti bahwa tempat adalah faktor yang paling dominan terhadap keputusan membeli.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan Penelitian

Kondisi perekonomian di Indonesia pada saat ini masih dapat dikatakan

kurang menguntungkan bagi usaha dagang untuk dapat berkembang dengan pesat,

terutama untuk bisnis yang baru berdiri ataupun bisnis yang akan masuk ke dalam

dunia bisnis yang lebih besar. Karena pada dasarnya setiap usaha itu didirikan

untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu bisnis dapat berkembang lebih maju

dimaksudkan agar lebih baik dari sebelumnya dan mampu mencapai profitabilitas

yang telah ditetapkan oleh bisnis dalam pencapaian laba dan pemasaran

produknya kepada para konsumen.

Sesuai dengan perkembangan zaman, berbagai macam dan ragam bentuk

dari pada bisnis sepatu dan sandal yang semakin tumbuh dan berkembang. Bisnis

sepatu dan sandal merupakan salah satu jenis usaha komersil yang sangat dikenal

oleh masyarakat sebagai tempat untuk membeli sepatu dan sandal dengan

berbagai jenis produk dan harga.

1. Produk

Seiring dengan semakin banyaknya bisnis sepatu dan sandal, akan

memberikan alternatif kepada konsumen untuk memilih sepatu dan sandal yang

bagus guna untuk memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, banyak jenis sepatu dan

sandal akan menimbulkan persaingan yang semakin kompetitif diantara bisnis

(12)

Untuk dapat memposisikan bisnis sepatu dan sandal menjadi lebih unggul

dari persaingannya, dan bisnis sepatu dan sandal dapat terus hidup ditengah

ketatnya persaingan bidang usaha sepatu dan sandal yang sejenis, maka bisnis

sepatu dan sandal harus dapat menciptakan produk yang bagus agar konsumen

bisa tertarik untuk membeli.

Pada prinsipnya bisnis sepatu dan sandal ingin berkembang dan maju.

Salah satu cara utama bisnis sepatu dan sandal membedakan dirinya sendiri adalah

dengan konsisten dalam kesesuaian produk, harga, promosi dan tempat yang lebih

baik dari para pesaingnya.

2. Harga

Produk, harga, promosi dan tempat memang harus diperhatikan dalam

bisnis sepatu dan sandal, karena berbicara mengenai produk biasanya konsumen

akan memilih sepatu dan sandal yang harganya memadai yaitu sesuai dengan

kondisi perekonomian konsumen, karena konsumen sering memperhatikan produk

yang cukup baik dan harga yang ditawarkan relatif lebih murah. Tempat yang

strategis dan cara promosi yang tepat juga mampu menarik pelanggan yang lebih

banyak dari pada para pesaingnya.

3. Promosi

Untuk mengetahui keberhasilan sebuah bisnis sepatu dan sandal dalam

pencapaian tujuan yaitu dengan menciptakan kepuasan yang lebih kepada para

konsumennya. Maka pihak bisnis sepatu dan sandal harus dapat terus melakukan

pengamatan khususnya yang berhubungan dengan produk, tempat dan cara

(13)

dalam membeli sepatu dan sandal. Untuk memahami keputusan membeli sepatu

dan sandal tersebut perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dengan

tingkat keputusan membeli yaitu faktor produk, harga, promosi dan tempat yang

disediakan bisnis sepatu dan sandal yang semuanya harus sesuai dengan

kebutuhan konsumen.

4. Tempat

Wedoro adalah tempat bisnis sepatu dan sandal yang sudah lama di

Sidoarjo. Meskipun telah banyak bermunculan pesaing – pesaing yang sama

bidangnya, Wedoro ini tetap dapat eksis di mata masyarakat / konsumen. Karena

pada bisnis sepatu dan sandal di Wedoro ini masih eksis meskipun banyak toko –

toko, mall dan sebagainya yang menjual sepatu dan sandal, dan Wedoro masih

ramai dikunjungi oleh para pembeli yang ingin membeli sepatu dan sandal di sini

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan

dalam mencapai tujuan tidak bisa terlepas dari kegiatan pemasaran, maka produk,

harga, promosi dan tempat saling mendukung satu dengan yang lain atau dengan

kata lain manajemen harus berusaha agar produk, harga, promosi dan tempat

dapat terpadu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan untuk itu

seorang manajer pemasaran dituntut untuk lebih berhati - hati dalam

mengantisipasi permasalahan, serta kendala yang mungkin timbul dalam

pemasaran.

Hal ini mendorong penulis untuk membuat judul dalam penelitian ini

mengenai “Beberapa Variabel yang Berpengaruh terhadap Keputusan Membeli

(14)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh secara simultan produk, harga, promosi dan

tempat terhadap keputusan membeli ?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial produk, harga, promosi dan

tempat terhadap keputusan membeli ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, promosi,

dan tempat secara simultan terhadap keputusan membeli sepatu dan

sandal di Wedoro Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, harga, promosi,

dan tempat secara parsial terhadap keputusan membeli sepatu dan sandal

(15)

1.4. Manfaat Penelitian

a. Memberikan bukti secara empiris mengenai faktor – faktor yang dapat

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dalam melakukan suatu

pembelian produk. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi teoritis pada pengembangan teori pemasaran khususnya

teori dalam pengambilan keputusan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai solusi

alternatif dalam pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah

yang berhubungan dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap

suatu keputusan pembelian. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan

(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang, lebih luas dari

sekedar penjualan dan periklanan Tjiptono (2002:7) memberikan definisi

pemasaran adalah : Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang

atau kelompok lain.

Sedangkan Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha

menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang

yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan

komunikasi yang tepat”.

Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan

serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi

kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan,

memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.

2.1.2. Manajemen Pemasaran

Rangkaian kegiatan pemasaran yang saling berhubungan sesuai dengan

definisi pemasaran tersebut haruslah dikelola dan dikoordinasi secara baik

(17)

Menurut Kotler (2009:9) manajemen pemasaran adalah proses

perencanaan dan melaksanakan pemikiran, penetapan harga, promosi serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan - tujuan individu dan organisasi.

Sedangkan menurut Swasta (2005:7) manajemen pemasaran adalah

penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program - program

yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang ditujukan dengan

maksud untuk mencapai tujuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginan pasar tersebut serta menemukan harga, mengadakan komunikasi dan

distribusi yang efektif untuk memberitahukan, mendorong, serta melayani paw.

Jadi manajemen pemasaran dirumuskan sebagai proses manajemen yang

meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan

pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan kegiatan ini bertujuan untuk

menimbulkan pertukaran yang diinginkan baik yang menyangkut barang dan jasa

atau benda - benda lain yang dapat memenuhi kebutuhan sosial, kebudayaan dan

kebutuhan diri konsumen.

2.1.3. Konsep Pemasaran

Setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran

yaitu falsafah atau anggapan atau yang diyakini perusahaan sebagai dasar dari

setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pemilihan dan penerapan konsep pemasaran tertentu dipengaruhi beberapa faktor,

diantara nilai - nilai dari visi manajemennya, lingkungan internal dan lingkungan

(18)

Menurut Fandy Tjiptono (2005:3) konsep pemasaran antara lain sebagai

berikut :

1. Konsep Produksi

Pemasaran yang berpegangan pada konsep ini berorientasi pada proses

produksi atau operasi (internal). Asumsi yang diyakini adalah konsumen

hanya akan membeli produk - produk yang murah dan gampang diperoleh.

Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi biaya

(produksi) dan ketersediaan produk (distribusi) agar perusahaan dapat

memperoleh keuntungan.

2. Konsep Produk

Pemasaran beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk - produk

yang memiliki kualitas, kinerja, fitur (features) atau penarnpilan superior,

konsekwensinya, pencapaian tujuan bisnis perusahaan dilakukan melakukan

melalui inovasi produk, riset, dan pengembangan, dan pengendalian kualitas

secara berkesinambungan.

3. Konsep Penjualan

Konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan (internal) dimana pemasaran

beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi (bila perlu dibujuk) agar

penjualannya dapat meningkat. Fokus pemasaran adalah usaha - usaha

memperbaiki teknik - teknik penjualan dan kegiatan promosi secara intensif

dan agresif agar mampu mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk

(19)

4. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan eksternal) dengan

anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk - produk

yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan.

5. Konsep Pemasaran Sosial

Pemasaran yang menganut konsep ini, beranggapan bahwa konsumen hanya

bersedia membeli produk - produk yang hanya mampu memuaskan kebutuhan

dan keinginannya serta berkonstribusi pada kesejahteraan lingkungan sosial

konsumen.

2.1.4. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran sangat bermanfaat untuk mengetahui tindakan yang

akan dilakukan dalam usaha pemasaran untuk barang dan jasa. Menurut Fandv

Tjiptono (2001 : 6) strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit

maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai

tujuannya. Atau strategi pemasaran sebagai alai fundamental yang direncanakan

untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing

yang berkesinambungan melalui pasar.

Menurut Fandy Tjiptono (1999:6) Strategi Pemasaran terdiri dari lima

elemen yang berkait. Kelima elemen tersebut adalah :

1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.

Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor :

a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokkan teknologi yang

(20)

b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan

(fokus) yang lebih sempit.

c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial dan error didalam

menanggapi peluang dan tantangan.

d. Khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar

yang terproteksi.

Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan

kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani

oleh perusahaan.

2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual. pembentukan lini

produk dan desain pemasaran individual pada masing - masing lini. Produk itu

sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan

melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi itu sendiri, nama merek

produk, ketersediaan produk jaminan atau garansi, jasa reparasi dan bantuan

teknis yang disediakan penjual serta hubungan personal yang mungkin

terbentuk diantara pembeli dan penjual.

3. Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai

kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

4. Sistem distribusi, yaitu perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk

hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.

5. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal selling,

(21)

2.2. Bauran Pemasaran

Semua kegiatan perusahaan diarahkan pada bauran pemasaran (Marketing

Mix) merupakan salah satu konsep utama pemasaran modern.

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2001:74) “Marketing Mix adalah

variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai saran untuk memenuhi

atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen”. Dengan kata lain marketing

mix merupakan kumpulan dari empat variabel yaitu produk, harga, promosi, dan

distribusi.

Dari pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan bauran pemasaran adalah merupakan kombinasi dari alat-alat restoran

untuk sampai pada sarana pasar.

Bauran pemasaran adalah merupakan sekumpulan variabel – variabel yang

dapat digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen.

Sehubungan dengan strategi bauran pemasaran,. Angipora (2002:24)

dalam mengklasifikasikan variabel bauran pemasaran tersebut yang terdiri dari :

1. Produk

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Keberadaan produk dapat

dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan pemasaran, karena semua kegiatan

dari unsur - unsur pemasaran lainnya berawal dan berpatokan pada produk yang

(22)

2. Harga

Merupakan jumlah uang yang harus dibayar konsumen untuk. mendapatkan

suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan.

Didalam menentukan kebijakan harga perlu memperhatikan dan

mempertimbangkan unsur - unsur berikut : daftar harga, rabat, potongan tunai,

jangka pembayaran dan syarat kredit.

3. Promosi

Merupakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan perusahaan dengan

tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan

mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan. Elemen - elemen

dalam bauran promosi adalah :

a. Periklanan yaitu semua bentuk penyajian promosi, ide, barang dan jasa

yang bersifat satu arah yang dibayar oleh suatu sponsor.

b. Promosi penjualan yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk

mendorong, keinginan mencoba atau membeli suatu produk dan jasa.

c. Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu berbagai program untuk

mempromosikan data atau melindungi citra perusahaan atau produk

individunya.

d. Penjualan pribadi yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau

lebih untuk melakukan presentasi menjawab pertanyaan dan menerima

(23)

e. Pemasaran langsung yaitu surat, telephone, faksimili, e-mail dan alat-alat

penghubung lainnya untuk berkomunikasi secara langsung dari pelanggan

tertentu atau calon pembeli.

4. Distribusi

Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk

menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi

konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. Unsur

- unsur yang terkait dalam saluran distribusi yaitu : sistem saluran, dan jangkau,

lokasi, persediaan dan transportasi. Dengan memperhatikan unsur tersebut maka

melalui kegiatan distribusi terhadap produk yang dihasilkan produsen mampu :

a. Menciptakan nilai tambah melalui salah satu fungsi pemsaran yang

mampu melaksanakan kegunaan bentuk, waktu, tempat dan pemilikan.

b. Melancarkan arus saluran distribusi physik dan non physic yaitu kegiatan

yang terjadi antara lembaga - lembaga saluran yang terlibat didalam proses

pemasaran.

2.3. Pengertian Produk

Menurut Kotler (2000:394) produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan dipasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan,

organisasi, informasi dan ide.

Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti

makanan, pakaian. dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud

(24)

keinginan (need and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli

produk sekedar memuaskan kebutuhan (need), akan tetapi juga bertujuan

memuaskan keinginan (wants). Dikutip dari Alma (2004: 139),

Pengembangan produk menurut Tjiptono (2001: 95) pengembangan

produk merupakan upaya untuk memperbaiki produk yang ada dan disesuaikan

dengan selera konsumen, adapun bagian-bagian yang perlu diperbaiki pada

produk itu. Agar dapat bersaing dengan perusahaan - perusahaan lain antara lain

mode atau corak dan warna kemasan, peningkatan produk.

Menurut Boone dan Kurtz (2002 : 47) produk adalah seperangkat atribut

fisik, pelayanan, dan atribut simbolis yang dirancang untuk memberikan

keputusan kepada pelanggan, dalam definisi yang lebih luas adalah pertimbangan

terhadap rencana kemasan, nama merek, garansi dan citra produk.

Dalam mencapai strategi pemasaran untuk produk - produk tersendiri, para

pemasar telah mengembangkan beberapa klasifikasi produk berdasarkan pada

keistimewaan dari produk

Dari beberapa definisi pengertian produk diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen baik barang maupun jasa.

2.3.1. Penggolongan Produk

Menurut Rismiati (2001:200) produk dapat digolongkan menurut tingkat

pemakaian dan kekonkretannya, produk dapat digolongkan menjadi beberapa

(25)

l . Produk tahan lama (Durable goods)

Barang berwujud yang biasanya dapat bertahan dalam jangka Waktu yang

lama. Dengan kata lain barang tahan lama adalah barang yang dapat dipakai

berkali - kali dalam waktu yang relative lama dan tidak habis mesti dipakai berkali

- kali.

2. Produk tidak tahan lama (non durable goods)

Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi hanya satu atau beberapa kali

saja dan akan cepat habis.

Berdasarkan tujuan pemakaiannya, produk dapat digolongkan menjadi dua

macam :

a. Barang konsumsi

Adalah produk yang dibeli dengan tujuan untuk dipakai sendiri

atau untuk memuaskan keinginan pribadi seorang individu dan bukan

untuk dijual maupun diproses lagi. Jadi pembeli produk konsumen adalah

konsumen akhir.

b. Barang industri

Adalah produk - produk yang dibeli untuk diproses kernbali atau

untuk kepentingan dalam industri, baik secara langsung maupun tidak

langsung dipakai tetapi, diproses kembali untuk, dijadikan barang

konsurnen.

Penggolongan produk - produk kedalaman barang konsumsi

maupun barang industri ini sangat penting dalam menyusun program

(26)

yang akan dijual ke pasar yang berlainan dan memerlukan cara – cara

pemasaran berbeda. Selain kebijakan industri untuk barang - barang

konsumsi biasanya lebih panjang dan melibatkan lebih banyak perantara

atau penghubung dari saluran distribusi untuk barang - barang industri.

Berdasarkan wujud konkretnya, produk dapat digolongkan kedalam dua

macam yaitu :

1) Produk yang berwujud

Barang yang dikatakan berwujud karena secara fisik produk

tersebut bisa dilihat dengan mata atau dapat diraba wujudnya sebagai alat

pemuas kebutuhan.

2) Produk yang tidak berwujud

Disebut juga jasa yaitu kegiatan, manfaat ataupun kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Biasa dikatakan sebagai produk yang tidak

berwujud karena secara fisik tersebut tidak bisa dilihat atau diraba

Konsumen dapat merasakan manfaat pemakaian jasa tersebut dan dapat

membedakan perbedaan manfaat jasa yang satu dibandingkan jasa lainnya.

Namun konsumennya tidak dapat mendeskripsikan bagaimana wujudnya

secara konkret.

2.3.2. Klasifikasi Produk

Dengan melihat perbedaan antara pasar konsumen dan pasar bisnis, produk

dapat dikategorikan secara luas sebagai produk konsumen dan produk bisnis

tergantung untuk maksud apa seseorang membeli produk tersebut.

(27)

1. Kategori Produk Konsumen

Untuk mengelompokkan produk konsumen berdasarkan tipenya, para

pemasar memfokuskan diri pada kebiasaan belanja konsumen. Produk konsumen

dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Produk rumah tangga (Convenience Products)

Produk - produk yang sering dibeli konsumen dengan segera dan dengan

usaha kecil.

b. Produk Belanja (shopping Products)

Pembelian secara khusus, yang hanya dilakukan setelah pembeli

membandingkan beberapa produk di toko pesaing untuk mengevaluasi

beberapa karakteristiknya.

c. Produk - produk khusus (specialty products)

Produk - produk yang pembelinya man melakukan usaha khusus untuk

mendapatkannya. Produk ini cenderung berharga mahal dan merupakan

merek terkenal dan distribusikan di tempat - tempat tertentu.

2. Kategori Produk Bisnis

Sering dikenal sebagai produk industri atau produk organisasi. Produk ini

dibagi dalam lima kategori, yaitu :

a. Instalasi (installations)

Rangkaian atau kumpulan peralatan modal utama, seperti sistem pabrik

(28)

b. Peralatan Aksesoris (accessory Equipment)

Meliputi barang - barang modal yang biasanya tidak terlalu mahal dan

berumur lebih pendek dari instalasi.

c. Komponen bagian dari material (component parst and materials)

Produk - produk bisnis yang termasuk bagian dari produk akhir -

perusahaan lain.

d. Bahan - bahan mentah (raw materials)

Serupa dengan komponen bagian dan material, karena menjadi bahan -

bahan masukan bagi produk jadi perusahaan lain. Didalamnya termasuk

produk - produk pertanian, seperti : kapas, gandum, pupuk, ternak, juga

bahan alam.

e. Barang Pendukung

Barang yang digunakan dalam kegiatan harian perusahaan dan merupakan

beban bagi perusahaan namun tidak menjadi bagian dari produk akhir.

Sedangkan menurut Angipora (2002:157) perencanaan produk pada

dasarnya mengklasifikasikan produk berdasarkan kepada macam-macam

karakteristik produk dan dilakukan atas berbagai sudut pandang baik atas dasar

daya tahan, wujud, dan penggunaan yang dilakukan oleh konsumen atau industri,

sehingga setiap produk akan memiliki satu strategi bauran pemasaran tersendiri.

Oleh karena itu, berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya produk yang

(29)

a. Barang tidak tahan lama (non durable goods)

Barang berwujud yang secara normal biasanya dikonsumsi dalam satu atau

beberapa kali penggunaan.

b. Barang tahan lama (durable goods)

Barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama

sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian.

c. Jasa (services)

Suatu aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa

merupakan benda tidak berwujud. Tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.

Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi produk

adalah sudut pandang seseorang dalam memilih atau menggunakan produk dalam

suatu pemasaran.

2.4. Pengertian Harga

Menurut Henry Simamora (2000:514) bahwa harga adalah jumlah uang

yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk.

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2001:24) bahwa harga adalah jumlah

uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Dalam strategi penentuan harga, pengusaha harus menetapkan dahulu

tujuan penetapannya. Tujuan ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu

berusaha menetapkan harga barang dan jasa setepat mungkin. Sehingga

perusahaan tersebut dapat memperoleh keuntungan dari harga yang telah

(30)

2.4.1. Metode Penetapan Harga

Dengan memperhatikan tiga hal skedul permintaan pelanggan, fungsi

biaya dan harga pesaing perusahaan siap untuk menentukan harga.

Harga tersebut akan terletak di antara harga yang terlalu rendah untuk

dapat menghasilkan laba dan yang terlalu tinggi untuk dapat menghasilkan

permintaan

Perusahaan memecahkan persoalan penetapan harga dengan memiliki

sebuah metode penetapan harga yang memasukkan satu atau lebih dari ketika

pertimbangan tersebut. Metode penetapan harga tersebut akan menghasilkan

sebuah harp tertentu. Adapun metode penetapan harga menurut Philip Kotler

(2002:311) antara lain :

l. Markup Pricing (penetapan harga produk mark-up)

Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah menambahkan

sejumlah kenaikan (markup) baku pada biaya produk.

2. Target-return pricing (penetapan harga berdasarkan biaya)

Pendekatan penetapan harga lainnya yang menggunakan basis biaya

adalah penetapan harga berdasarkan keuntungan sasaran (target - return pricing).

Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat keuntungan

investasi (return on investment, disingkat ROI) sasarannya.

3. Received - value pricing (pendapatan harga berdasarkan Nilai yang

dirasakan)

Semakin banyak perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai

(31)

pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci bagi penetapan harga. Perusahaan

menggunakan variabel non harga ini dalam bauran pemasaran untuk membangun

nilai yang dirasakan dalam benak pembeli. Harga ditetapkan untuk Mencerminkan

nilai yang dirasakan tersebut.

4. Value pricing (penetapan harga berdasarkan nilai)

Dalam tahun - tahun belakangan ini, beberapa perusahaan telah

mengadopsi penetapan harga berdasarkan nilai (value pricing) dimana mereka

menetapkan harga rendah bagi penawaran berkualitas.

5. Going- rate pricing (penetapan harga berdasarkan tarif)

Dalam penetapan harga berdasarkan tarif yang berlaku (going - rate

pricing), suatu perusahaan mendasarkan harganva terutama pada harga pesaing

dengan sedikit memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri. Perusahaan

tersebut mungkin menetapkan harga yang sama, lebih besar, atau lebih kecil

daripada pesaing utamanya.

6. Seated - bid pricing (pendekatan pasar dan pesaing)

Penetapan harga yang berorientasi pada pesaing umm ditetapkan bilamana

perusahaan mengajukan penawaran untuk memperebutkan suatu pekerjaan.

Perusahaan mendasarkan harganya pada pengharapan tentang bagaimana pesaing

akan menghargai tawarannya dari pada hubungan yang laku dengan biaya atau

permintaan perusahaan.

Menurut Angipora (2002:284) ada beberapa metode yang dapat digunakan

sebagai rencana dan variasi dalam penetapan harga yang terdiri :

(32)

b. Harga didasarkan kesinambungan antara perkiraan permintaan pasar

dengan suplai (biaya, produksi dan pemasaran).

c. Harga didasarkan pada kondisi - kondisi pasar yang bersaing.

Dari difinisi diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan harus

menggunakan metode dalam menetapkan harga, agar perusahaan dapat

memperoleh laba dan tidak mengalami penurunan pangsa pasar.

2.4.2. Tujuan Penetapan Harga

Beberapa tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produk, menurut E.

Catur Rismiati (2001:214) antara lain:

1. Bertahan hidup

Jika perusahaan menghadapi persaingan yang gencar, kapasitas produk

yang berlebihan, atau perubahan keinginan konsumen. Maka perusahaan dapat

menetapkan harga jual yang rendah agar pabrik bisa terus berproduksi dan

persediaan terus berputar.

2. Memaksimalkan laba jangka pendek.

Kebanyakan perusahaan akan menentukan harga pada tingkat yang

nantinya akan menghasilkan keutungan setinggi - tingginya.

3. Unggul dalam bagian pasar

Perusahaan - perusahaan lain juga berusaha rneraih pasar yang dominan,

perusahaan yang memiliki bagian pasar yang dominan akan menikmati struktur

(33)

4. Unggul dalam kualitas produk

Suatu perusahaan mungkin berkeinginan menjadi pimpinan dalam hal

kualitas produk dipasarnya.

5. Bagi wira niaga

Adalah memberikan dukungan aids produk atau modal baru, untuk

merangsang mereka mencari pelanggan - pelanggan baru dan mendorong

penjualan dimusim sepi.

2.4.3. Faktor - faktor yang mempengaruhi tingkat harga

Dalam kenyataan tingkat harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain :

1. Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harp yang berlaku

pada periode resensi misalnya merupakan suatu periode dimana harga berada pada

tingkat harga yang lebih rendah.

2. Penawaran dan permintaan

Permintaan yaitu sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat

harga yang lebih rendah yang akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih

besar.

3. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat

permintaan pasar, sebenarnya permintaan pasar ini tidak mempengaruhi volume

(34)

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada.

5. Biaya

Biaya merupakan dalam penentuan harga sebab suatu tingkat harga yang

tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

6. Tujuan perusahaan

Penetapan suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan - tujuan yang akan

dicapai, setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama dengan

perusahaan lainnya.

7. Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor penting dalam penentuan

harga jual produk. Bentuk pengawasan pemerintah adalah penetapan harga

maksimum, penetapan harga minimum, diskriminasi harga serta usaha - usaha

yang mengarah pada usaha menengah monopoli.

2.5. Promosi

2.5.1. Pengertian Promosi

Promosi adalah salah satu yang penting dalam pemasaran, oleh karena itu

banyak perusahaan yang mengecer melaksanakan promosi agar produk dan jasa

yang dihasilkan dapat dikenal oleh masyarakat dimana pada akhirnya akan dapat

(35)

Adapun pengertian promosi menurut para ahli bidang pemasaran, sigit

(2002:53) promosi adalah setiap bentuk komunikasi yang digunakan oleh

perusahaan (pemasar) untuk memberitahu (informasi), membujuk, mengingatkan

orang mengenai produk, jasa, bayangan (image), gagasan (ide) atau keterlibatan

perusahaan dan masyarakat dengan maksud agar dapat menerima dan melakukan

perbuatan sebagaimana yang dikehendaki oleh perusahaan (pemasar).

Menurut Kotler dan Gary Amstrong (2000.173) promosi adalah “insentif

jangka pendek untuk mendorong pembeli dari suatu produk atau jasa”.

Menurut SiMamora (2001:285) promosi adalah suatu promosi yang

persuasif, mengajak, mendesak, membujuk dan menyakinkan orang- orang

tentang produk yang dihasilkan organ individu, maupun rumah tangga dengan

tujuan meningkatkan omzet penjualan perusahaan dan perusahaan dapat dikenal

dalam masyarakat luas.

Jadi dapat disimpulkan promosi adalah kegiatan yang terencana untuk

merangsang atau membujuk, memberi informasi kepada konsumen agar mau

bergerak untuk membeli. Hanya digunakan dalam jangka pendek sehingga dapat

mendongkrak atau meningkatkan volume penjualan.

2.5.2. Fungsi Promosi

Promosi yang dilaksanakan oleh perusahaan mempunyai fungsi - fungsi

sebagai berikut :

1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon

(36)

barang dan jasa. Seorang tidak menaruh perhatian pada sesuatu dapat

dipastikan tidak akan membeli.

2. Menciptakan dan menumbuhkan ketertarikan pada diri calon pembeli.

3. Mengembangkan rasa ingin calon pembeli untuk memiliki barang yang

ditawarkan. Setelah seseorang tertarik pada suatu maka akan timbul rasa ingin

memiliki.

2.5.3. Tujuan Promosi

Tujuan dari informasi menurut Dhamesta (2002:353) dapat, dibedakan

menjadi empat, yaitu :

1. Modifikasi tingkah laku

Artinya ditinjau dari segi promosi yang berusaha tingkah laku dan

pendapat seseorang dengan jalan mempengaruhi dan membujuk untuk mendorong

seseorang membeli barang atau jasa.

2. Memberitahu

Diarahkan untuk memberitahukan sebagai hal tentang barang atau jasa

yang ditawarkan, termasuk juga tentang perusahaan dan bauran pemasaran.

3. Membujuk

Dalam hal ini promosi penjualan diarahkan untuk, dan mempengaruhi agar

konseuman tertarik untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan, disamping

itu juga diarahkan untuk dapat merubah sikap dengan mempengaruhi tingkah laku

(37)

4. Mengingatkan

Diarahkan untuk meningkatkan kembali konsumen guna mempertahankan

merk produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan

didalam siklus kehidupan aspek.

2.5.4. Bentuk- Bentuk Promosi

Bentuk - bentuk promotional max Rismiati dan Suranto (2001.255)

yaitu :

a. Periklanan

b. Personal Selling

c. Publisitas

d. Promosi Penjualan

Bentuk- bentuk promosi dapat diuraikan atau dijabarkan sebagai berikut :

a. Periklanan

Periklanan merupakan bentuk lisan dan promosi non pribadi tentang ide,

barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dalam periklanan produk,

pemasaran iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkan

Periklanan produk ini dapat dibagi lagi kedalam :

1) Primary demand advertising

Merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk

suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan merek atau

(38)

2) Selective demand advertising ini hampir sama dengan primary demand

advertising. Hanya gedung dalam selective demand advertising

disebutkan merk dagang yang ditawarkan.

Selain primary demand advertising dan selective demand advertising,

periklanan produk ini juga dapat dikelompokkan ke dalam :

1) Periklanan Langsung

Kegiatan periklanan penjualan langsung menginginkan tanggapan yang cepat

iklannya.

2) Periklanan tidak langsung

Periklanan yang dibuat tidak langsung dibuat untuk permintaan jangka

pendek.

b. Personal Selling

Personal selling merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan

dengan calon pembeli atau lebih yang ditunjukkan untuk menciptakan penjualan.

Tujuan personal selling

1. Mengarahkan para penjual

2. Mengembangkan target pelanggan

3. Menggunakan target pelanggan

4. Motivasi tenaga penjualan atau untuk merebut pangsa pasar dengan cepat.

c. Publisitas

Publisitas merupakan pemberitahuan secara komersil di media masa atau

sponsor non pribadi dengan tujuan untuk mendorong permintaan atas produk

(39)

d. Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan kegiatan pemasaran selain periklanan,

personal selling dan publisitas yang mendorong pembelian barang oleh konsumen.

Kegiatan promosi penjualan diantaranya : pameran., peragaan dan demontrasi.

Tujuan promosi penjualan :

1. Meningkatkan permintaan dari pemakai industrial dan atau konsumen akhir.

2. Mendorong pelanggan membeli lebih banyak

3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan periklanan.

Tujuan akhir dari promosi adalah untuk mendapatkan seseorang untuk

membeli suatu produk maupun jasa. Charies W. Lamb Et.al (2001:159)

mengatakan bahwa untuk menjangkau tujuan promosi disebut dengan konsep

AIDA yaitu :

1. Awarenes (kesadaran)

Pemasaran iklan harus pertama kali mencapai kesadaran dengan target pasar,

sebuah perusahaan tidak dapat menjual sesuatu jika pasar tidak tahu barang

atau jasa tersebut.

2. Interest (minat)

Kesadaran sederhana dari suatu merek jarang mengaruh pada suatu penjualan.

Langkah berikutnya adalah menciptakan minat pada suatu produk.

3. Desire (Keinginan)

Menciptakan preferensi merek dengan menjelaskan keunggulan perbedaan

(40)

4. Action (tindakan)

Beberapa anggota pada target pasar ini mungkin sekarang yakin untuk

membeli tetapi masih harus membuat keputusan membeli.

2.6. Tempat / Distribusi

2.6.1. Pengertian Tempat / Distribusi

Menurut Kotler (2000:347) pengertian distribusi adalah seperangkat

organisasi yang paling tergantung dan saling terlibat dalam proses perluasan

produk atau jasa yang tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

Menurut Dharmesta (2002:285) pengertian distribusi adalah saluran yang

dipergunakan oleh produsen yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan

barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.

Menurut Wiliiams J Stanton (2001:309) pengertian distribusi adalah suatu

lembaga perantara yang dilakukan kegiatan menyalurkan barang dan jasa disertai

hak milik dari produsen ke konsumen.

Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

distribusi adalah orang - orang atau lembaga yang saling tergantung dan saling

terlibat didalam perluasan barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen

atau pemakai industri.

2.6.2. Fungsi - Fungsi Distribusi

Menurut Simamora (2001:139) fungsi distribusi adalah :

1. Mempermudah proses pertukaran„ perantara pemasaran pada umumnya

(41)

2. Mengurangi ketidak cocokan.

2.6.3. Macam - Macam Saluran Distribusi

Bentuk - bentuk saluran distribusi sering dikaitkan dengan golongan

barang yang ada. Menurut Dhannesta (2002:295) terdapat dua macaam saluran

distribusi, yaitu :

1. Saluran distribusi barang konsumsi

a. Produsen Konsumen

Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah

saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan

perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya langsung

mendatangi konsumen. Oleh karena itu saluran ini disebut saluran

distribusi langsung.

b. Produsen pengecer konsumen

Seperti halnya dengan jenis saluran yang pertama, saluran ini juga disebut

dengan distribusi langsung. Disini pengecer besar langsung melakukan

pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan

took pengecer, sehingga dapat secara langsung melayani konsumen.

Namun alternative ini tidak umum dipakai.

c. Produsen pedagang besar pengecer konsumen

Saluran semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan

sebagai saluran distribusi tradisional disini, produsen hanya melayani

(42)

kepada pengecer. Pembeli oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar.

Dan pembeli oleh konsumen dilayani oleh pengecer besar.

d. Produsen pedagang besar pengecer konsumen

Disini produsen memilih agen (agen penjual atau agen pabrik) sebagai

penyalurannya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran

distribusi yang ada. Sasaran penjualan terutama ditujukan kepada pengecer

besar.

e. Produsen agen pedagang besar pengecer konsumen

Pada saluran distribusi ini, produsen sering menggunakan agen sebagai

perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang

selanjutnya menjual kepada toko-toko kecil. Agen yang terlibat dalam

saluran distribusi ini, terutama agen penjual.

2. Saluran distribusi barang industri

a. Produsen pemakai industri

Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran

yang paling pendek. Dan disebut sebagai distribusi langsung biasanya

distribusi langsung ini dipakai industri relative cukup besar.

b. Produsen distributor industri pemakai industri

Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi accessories equipment

– equipment kecil dapat menggunakan distribusi industri sebagai

(43)

c. Produsen agen pemakai industri

Biasanya saluran distribusi ini dapat digunakan oleh produsen yang tidak

memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin

memperkenalkan barang baru.

d. Produsen agen distributor industri pemakai industri

Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan

mempertimbangkan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil

untuk dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpangannya pada

saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini departemen penunjang

seperti agen penyimpangan sangat penting peranannya.

2.7. Keputusan Membeli

2.7.1. Pengertian keputusan membeli

Menurut Sunarto (2003:150) keputusan membeli adalah suatu proses

pengambilan keputusan yang dilakukan untuk menetapkan kebutuhan akan barang

dan jasa yang perlu dibeli serta mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih

diantara alternatif merek.

Menurut Nugroho (2003:413) keputusan membeli adalah suatu proses

pemilihan diantara dua atau lebih alternatif dimana semua aspek perilaku dan

kondisi dilibatkan dalam suatu pengambilan keputusan konsumen, termasuk

pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang

(44)

Menurut Fandy Tjiptono (2001:20) proses pengambilan keputusan

pembelian sangat bervariasi. Proses pengambilan keputusan dimana konsumen

mengenal masalahnya kemudian diambil suatu tindakan keputusan

mengkonsumsi.

Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa pengambilan

keputusan adalah proses pemilihan alternatif dimana dilakukan untuk proses

pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai perilaku konsumen.

2.7.2. Proses Keputusan Konsumen

Menurut Simumora (2002:15) suatu proses keputusan bukan sekedar

mengetahui berbagai faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan

peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran

yang terjadi dalam keputusan membeli,yaitu :

1. Pengambilan inisiatif (initiator)

Adalah orang yang pertama – tama menyarankan atau memikirkan

gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Orang yang mempunyai (influences), seseorang yang memberikan pengaruh

adalah orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat

keputusan akhir.

3. Pembuat keputusan (influences)

Adalah seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau

keseluruhan keputusan membeli apakah jadi membeli apa yang dibeli,

(45)

4. Pembeli (buyer)

Adalah seseorang yang melakukan pembelian sebenarnya.

5. Pemakai (User)

Adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai

produk jasa.

2.7.3. Tahap - tahap dalam Proses Keputusan Pembelian

Menurut Simammora (2002:15) ada lima tahap yang dilalui konsumen

dalam proses pembelian, yaitu :

1. Pengenalan Masalah

Proses dilalui saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan,

pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan.

Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun

eksternal. Dari pengalaman sebelumnya orang telah belajar bagaimana

mengatasi dorongan ini dan dimotivasi ke arah produk yang diketahuinya akan

memuaskan dorongan ini.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin

juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan

produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.

Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja.

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Yang

(46)

informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala

sumber.

3. Evaluasi alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk

membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen

mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan

selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot

yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya.

Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan

merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana

konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat

alternatif tiap ciri. Dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap ke arah

alternatif merek melalui prosedur tertentu.

2.7.4. Faktor – Faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Membeli

Faktor - faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen menurut Kotler

(2000:221-230) adalah :

1. Produk yaitu merupakan tampilan produk yang di beli dart akan menjadi daya

tarik dan sangat berperan mempengaruhi minat konsumen.

2. Harga yaitu merupakan penentu kritis yang membedakan produk yang

(47)

3. Promosi yaitu merupakan faktor dimana perusahaan memperkenalkan produk

yang ditawarkannya dimana promosi dilakukan untuk menarik perhatian dan

minat konsumen.

4. Tempat yaitu merupakan faktor dimana perusahaan menyebarkan barang -

barangnya ketempat konsumen tersebut berada.

Menurut Enggel, (2000 . 252) keputusan membeli, dimana hal-hal yang

perlu dipertimbangkan yaitu Keragaman produk yang tersedia, Lokasi (jarak),

Harga, promosi penjualan, personel, pelayanan dan fasilitas - fasilitas yang

tersedia.

Sedangkan menurut Tjiptono (2004 : 30) keputusan konsumen didalam

mengkonsumsi jasa merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar

untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan sehingga

menjadikan suatu faktor yang mempengaruhi keputusan membeli jasa.

Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keputusan menkonsumsi jasa antara lain

yaitu :

1. Product merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan

untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan

keinginan pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja

baik yang berwujud fisik atau tidak yang dapat ditawarkan kepada

pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.

2. Pricing merupakan keputusan berkenaan dengan penetapan harga.

Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategi dan

(48)

tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan.

Pada umumnya, aspek-aspek harga ini mirip dengan yang biasa

dijumpai pemasar barang.

3. Promotion Bauran promosi meliputi berbagai metode untuk

mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan

aktual, Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang

sama dengan jasa, promosi jasa seringkali membutuhkan penekanan

tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa.

4. Place Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap

jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan

lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai di mana sebuah hotel atau

restoran harus didirikan), selain itu keputusan mengenai penggunaan

perantara untuk meningkatkan aksebilitas jasa bagi para pelanggan

(misalnya apakah akan menggunakan jasa agen berjalan ataukah harus

memasarkan sendiri secara langsung kepada konsumen. (contohnya

delivery system).

5. People Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam

bauran pemasaran jasa Oleh sebab itu Setiap organisasi jasa harus

secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan

dalam interaksinya dengan pelanggan. Untuk mencapai standar yang

ditetapkan maka perusahaan jasa harus memiliki karyawan yang

memiliki skill dalam melayani pelanggan, Karena semua itu

(49)

6. Physical Evidence, karakteristik intangible pada jasa menyebabkan

pelanggan potensia tidak bisa menilai suatu jasa sebelum

mengkonsumsinya. Bukti fisik ini bisa dalam berbagai bentuk

misalnya variasi produk yang ditawarkan, penampilan staf yang rapi

dan sopan, ruangan yang nyaman serta fasilitas-fasilitas lainnya yang

dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumennya.

7. Process. Proses atau operasi merupakan faktor panting bagi konsumen

yang seringkali berperan sebagai pelanggan. Misalnya pelanggan

restoran sangat terpengaruh oleh cara staf melayani mereka dan

lamanya menunggu selama proses produksi atau penyajian makanan.

8. Customer service makna layanan pelanggan yang berbeda atau

organisasi jasa. Dalam sektor jasa layanan pelanggan dapat diartikan

sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh

sebab itu tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran jasa ini tidak

bisa diisolasi hanya pada bagian layanan pelanggan, tetapi menjadi

perhatian dan tanggung jawab semua personel perusahaan.

Manajemen kualitas jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berkaitan

(50)

2.8. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disusun suatu model alur

pemikiran sebagai berikut ini :

Gambar 1.1.

Keterangan :

Produk yang merupakan salah satu kriteria evaluasi dalam keputusan

pembelian konsumen menyangkut keseluruhan konsep objek atau proses

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen, sehingga yang

diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari

produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut, Selain jenis

produk yang akan dijual perusahaan juga harus memperhatikan penetapan harga

jual sebab harga merupakan hal penentu utama dalam pilihan pembeli. Konsumen

akan memilih harga yang lebih murah membeli produk yang mempunyai kualitas

yang bagus dibandingkan harga yang mahal untuk membeli produk yang kualitas

sama.

Promosi sebagai salah satu kriteria evaluasi dalam keputusan pembelian

konsumen, memegang peranan kunci dalam kaitannya dengan penanaman image

terhadap produk yang ditawarkan serta informasi yang lengkap tentang manfaat

dan harga produk. Dalam promosi, yang perlu diperhatikan adalah strategi,

Produk (X1)

Harga (X2)

Promosi (X3)

Tempat (X4)

(51)

promosi yang terdiri dari advertising (periklanan), personal selling (penjualan

personal), sales promotion (promosi penjualan), dan public relation (hubungan

dengan masyarakat) yang harus berjalan secara efektif mampu mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

Dalam penjualan produk yang semakin meningkat didukung adanya

saluran distribusi pemasaran yang tepat. Dengan didukung tempat yang strategis

dijangkau untuk pemasar sehingga penjualan semakin meningkat.

Keputusan membeli konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel

yaitu harga, ragam produk, tempat yang strategis, dan promosi yang dapat

mengena langsung kepada kebutuhan konsumen.

2.9. Hipotesis

Dengan permasalahan seperti yang diuraikan sebelumnya dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga ada pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat secara

simultan terhadap keputusan membeli sepatu dan sandal di Wedoro

Sidoarjo.

2. Diduga ada pengaruh produk, harga, promosi, dan tempat secara

parsial terhadap keputusan membeli sepatu dan sandal di Wedoro

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukurannya Variabel

Definisi Operasional bertujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada penjual sepatu dan sandal Wedoro di Sidoarjo. Hal

ini dilakukan untuk mencari pengaruh produk, harga, promosi, tempat terhadap

keputusan membeli dimana variable-variable tersebut adalah variable bebas dan

variable terikat.

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional atas variabel-variabel tersebut dijabarkan sebagai

berikut :

a. Variabel bebas

1. Produk (X1)

Adalah produk sepatu dan sandal yang disediakan dan ditawarkan di

Wedoro Sidoarjo.

Variabel tersebut indikator yang diukur adalah :

- Jenis pilihan merk sepatu dan sandal

- Kualitas produk

- Model sepatu dan sandal

- Warna sepatu dan sandal

(53)

2. Harga (X2)

Adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

mendapatkan suatu produk sepatu dan sandal di Wedoro Sidoarjo.

Variabel tersebut indikator yang diukur adalah

- Harga sepatu dan sandal yang relative murah

- Harga dapat ditawar

Cara pengukurannya menggunakan skala likert.

3. Promosi (X3)

Adalah kegiatan mempengaruhi atau membujuk dan memberi informasi

kepada konsumen agar mau bergerak untuk membeli produk sepatu dan

sandal di Wedoro Sidoarjo.

Variabel tersebut indicator yang diukur adalah

- Pembelian jumlah banyak akan mendapat potongan harga

- pembelian sebanyak dua buah akan mendapat diskon satu produk

Cara pengukurannya menggunakan skala likert.

4. Tempat (X4)

Lokasi pertokoan disepanjang jalan Wedoro Sidoarjo yang mendorong

konsumen untuk mengunjunginya.

Variabel tersebut indikator yang diukur adalah :

- Kemudahan mencapai lokasi

- Kedekatan lokasi

- Keberadaan beragam penjual sepatu dan sandal

(54)

b. Variabel Terikat (Y)

Keputusan Membeli (Y)

Keputusan membeli suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan

untuk menetapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang perlu dibeli serta

mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih diantara alternatife merek.

Variabel tersebut indikator yang diukur adalah

- Produk yang ditawarkan

- Harga yang ditawarkan

- Promosi yang dilakukan

- Tempat yang ada

Untuk mengukur indikator keputusan membeli menggunakan skala likert.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Dimana cara mengukur variabel tersebut menggunakan skala likert yaitu

dengan skor jawaban kuesioner :

a. Sangat setuju diberi skor 5

b. Setuju diberi skor 4

c. Cukup setuju diberi skor 3

d. Tidak Setuju diberi skor 2

(55)

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan,

2004 : 55). Populasi dalam penelitian adalah seluruh konsumen yang membeli

sepatu dan sandal di Wedoro Sidoarjo yang populasinya belum diketahui selama

pertengahan bulan Maret sampai April.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiono, 2006 : 73). Karena jumlah populasinya tidak diketahui secara

pasti maka untuk menentukan sampel yaitu dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

σ = standart defiasi

(56)

Maka :

Dengan demikian jumlah sampel yang diambil sebanyak 97 orang

(dibulatkan)

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel

Yaitu penarikan sampel menggunakan sampling aksidental yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja konsumen yang datang

dan membeli sepatu dan sandal di Wedoro Sidoarjo yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2006 : 77).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang

dikumpulkan atau diperoleh secara langsung dengan cara memberikan kuesioner

kepada konsumen yang berkunjung dan membeli sepatu dan sandal di Wedoro

(57)

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya

dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti,

yaitu berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek.

3. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner

yaitu pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden

yang berkunjung dan membeli sepatu dan sandal di Wedoro Sidoarjo.

3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrument

(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan

untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar

mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.

Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator

dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan

nilai kritis pada taraf signifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrument

menunjukkan sejumlah mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Menurut Sugiyono (2004:138) : “Cara yang digunakan adalah dengan

(58)

dikorelasikan dengan total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel

dengan menggunakan rumus korelasi product moment”. Syarat minimum untuk

dianggap valid adalah nilai r hitung > dari nilai r tabel.

Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus sebagai

berikut :

r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat

n = Banyaknya sampel

X = Skor tiap item

Y = Skor total variabel

2. Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur

tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada

waktu yang berbeda.

Menurut Arikunto (1998:145): “Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik

Alpha Cronbach, dimana suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable) bila

memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.

Pada penelitian ini perhitungan reliabilitas menggunakan rumus alpha

(59)

n1 =

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan

σb2 = jumlah varians butir

στ2

= jumlah varians total

3.5. Analisis Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Sulaiman (2004 : 87) pengujian ini dimaksudkan untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolineritas, heteroskedastisitas, autokorelasi,

linearitas dan normalitas dalam hasil estimasi, karena apabila terjadi

penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut, uji F dan uji t yang dilakukan

sebelumnya menjadi tidak valid dan secara statistic dapat mengacu kesimpulan

yang diperoleh untuk itu dilakukan uji asumsinya. Tujuan utama penggunaan uji

asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien regresi yang terbaik linear dan

tidak bias (BLUE : Best Linier Unbiased Estimator).

1. Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti ada hubungan yang pasti diantara beberapa atau

semua variable independent dari model regresi. Adapun cara pendekatannya

(60)

tinggi tetapi tidak satupun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang

signifikan atau penting secara statistic.

Untuk mengetahui tidak ada gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

VIF (Varians Inflation Factor) < 10.

2. Heteroskedastisitas

Maksud dari penyimpangan heterokedastisitas adalah variabel independent

adalah tidak konstan (berbeda) untuk setiap nilai tertentu variabel independent.

Pada regresi linear berganda, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan

variabel independent.

Uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji rank Spearman, yaitu

meregresikan antara nilai kuadrat residual dengan nilai signifikan t > nilai α,

maka regresi linear tidak terdapat heteroskedastisitas. Nilai residual kuadrat

adalah (Y observasi – Y prediksi).

Selain itu pada scarterplot akan dihasilkan gambar yang memancarkan

atau menyebarkan dan tidak mengumpul pada satu titik ataupun membentuk suatu

pola tertentu apabila pada persamaan regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Normalitas

Salah satu mengecek normalitas adalah dengan plot probabilitas normal.

Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai

harapan dan distribusi normal dan apabila titik-titik (data) terkumpul disekitar

garis lurus.

Selain plot normal ada satu lagi untuk menguji normalitas yaitu Detrend

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka berfikir ...........................................................
Tabel Distribusi Nilai r
Gambar 1.1.
Tabel l. Karakteristik Responden Berdasar Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan uji statistik untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel bebas Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi terhadap variabel terikatnya Keputusan

Hasil dari penelitian ini secara simultan bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi/ tempat dan promosi berpengaruh terhadap. keputusan pembelian produk handphone

Dalam penelitian yang hendak dicapai ini adalah: Untuk menganalisis pengaruh kualitas bangunan, harga, lokasi dan promosi secara simultan terhadap keputusan konsumen

Hasil uji reliabilitas, baik variabel variabel produk, harga, promosi dan tempat sebagai variabel bebas maupun keputusan konsumen membeli Bingka Khatulistiwa di

Hasil uji reliabilitas, baik variabel variabel produk, harga, promosi dan tempat sebagai variabel bebas maupun keputusan konsumen membeli Bingka Khatulistiwa di

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Garlick Store di Surabaya, dan

Hipotesis penulis yang menduga bahwa variabel bebas X, yang terdiri dari Xr Produk, X2 Harga, Promosi X3 dan Pelayanan Q, berpengaruh secara simultan bersama-sama terhadap keputusan

Variabel bebas bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat secara simultan atau serentak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat keputusan