• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Tinggi Negeri di Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Tinggi Negeri di Bali."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN

HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI

EVALUASI KUALITAS WEB LIBRARY

DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI BALI

OLEH :

ADE DEVIA PRADIPTA, SE. MA. NUPN. 9908419707

DRS. I PUTU SUHARTIKA, M.SI. NIDN. 0019116509

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Bidang Unggulan : Teknologi Informasi

(2)
(3)

DAFTAR ISI

HAL

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

RINGKASAN iv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan Khusus Penelitian 2

1.3 Urgensi Penelitian 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Perpustakaan 4

2.2 Web 5

2.3 Teori WebQual 8

2.4 Kepuasan Pengguna 10

BAB III METODE PENELITIAN 12

3.1 Alur Penelitian 12

3.2 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel 13

3.3 Identifikasi Variabel 13

3.4 Instrumen Penelitian 13

3.5 Teknik Analisis Data 14

3.6 Hipotesis Penelitian dan Uji Hipotesis 15

3.7 Uji Chi-Square 16

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 17

4.2 Anggaran Biaya 17

4.2 Jadwal Penelitian 17

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(4)

RINGKASAN

Penelitian tentang “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan

Tinggi di Bali” merupakan penelitian yang memfokuskan pada penilaian tampilan web

library dilihat dari persepsi pengguna akhir (end user) khususnya sivitas akademika

perguruan tinggi. Persepsi tersebut digambarkan melalui hubungan atau pengaruh antara

kualitas layanan web library dengan tingkat intensitas dan kepuasan pengguna

perpustakaan. Hubungan tersebut nantinya mewakili pemanfaatan penggunaan web

library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali sehingga para pengambil kebijakan

dapat mengoptimalkan layanan web library sebagai sarana yang mendukung proses

kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif untuk

mengukur hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan tingkat

kepuasan pengguna Perpustakaan, dalam hal ini, pengukuran tingkat kepuasan

menggunakan chi square, sedangkan pengukuran tingkat intensitas pengguna

menggunakan SEM (structural equation model). Untuk mengevaluasi kualitas web

library di Perpustakaan Perguruan Tinggi menggunakan Teori WebQual yang

merupakan teknik atau skala pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi

pengguna akhir (end user). Teknik ini mengandung 4 (empat) kategori yaitu kategori

kualitas penggunaan (usability quality), kualitas informasi (information quality),

kualitas design website (website design quality) dan kualitas interaksi (interaction

quality). Keempat indikator tersebut memuat 23 pertanyaan yang dapat diajukan kepada

pengguna sehingga nantinya semua jawaban pengguna tersebut dijadikan sebagai

persepsi pengguna terhadap kualitas web library.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai standar pengembangan

web library yang telah memenuhi arsitektur dan teknik desain informasi web yang

berkualitas sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi para pengelola web library,

pimpinan perguruan tinggi, pimpinan perpustakaan elektronik (elibrary), pengguna web

library, dan sivitas akademika lainnya.

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat memberikan dampak besar bagi

dunia kepustakaan, dimana sistem perpustakaan konvensional yang selama ini diterapkan sudah

mulai bergeser kearah perpustakaan elektronik atau perpustakaan digital. Internet sebagai salah

satu wujud dari kemajuan teknologi informasi memberikan kemudahan bagi perpustakaan dalam

melakukan pengelolaan dan pelayanan yang ada di perpustakaan, contohnya pemustaka

mengakses website perpustakaan untuk mengetahui koleksi yang terdapat di perpustakaan, tanpa

harus datang langsung ke perpustakaan. Website yang ada di perpustakaan tidak hanya

membantu pemustaka di dalam mengakses informasi yang terdapat di perpustakaan, tetapi juga

memberikan informasi kepada publik mengenai koleksi dan layanan yang terdapat di

perpustakaan. Pada saat ini, pemanfaatan website di perpustakaan (web library) belum berjalan

secara optimal sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap kepuasan pengguna di dalam

mengakses web perpustakaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian mengenai “Evaluasi Kualitas Web Library di

Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali” sangat penting dilakukan. Penelitian ini menggunakan

metode WebQual untuk menilai kualitas web library yang dihubungkan dengan persepsi

pengguna web. Dengan adanya persepsi pengguna terhadap layanan web library tersebut

diharapkan hubungan antara kualitas layanan web library dengan tingkat kepuasan dan intensitas

pengguna web library dapat diketahui. Permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tingkat kepuasan pengguna web library di Perpustakaan Perguruan Tinggi

di Bali?

2. Bagaimanakah tingkat intensitas penggunaan web library di Perpustakaan Perguruan

Tinggi di Bali?

3. Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan tingkat

kepuasan pengguna?

4. Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan tingkat

intensitas penggunaan web?

(6)

5. Apakah ada hubungan atau pengaruh antara tingkat kepuasan pengguna dengan tingkat

intensitas pengguna?

1.2. Tujuan Khusus Penelitian

Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas layanan web

library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali ditinjau dari persepsi pengguna. Dengan

evaluasi tersebut diharapkan terlihat adanya hubungan kualitas (mutu) layanan web library

dengan harapan pengguna web, dalam hal ini, jika kinerja layanan web library tersebut sudah

sesuai dengan harapan pengguna maka kepuasan (user satisfaction) akan terwujud. Namun

sebaliknya, jika layanan tersebut tidak sesuai dengan harapan pengguna maka ketidakpuasan

pengguna akan terjadi. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan salah satu standar dalam

pengembangan web library.

Secara khusus, tujuan penelitian “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan

Perguruan Tinggi di Bali” adalah sebagai berikut :

1. Untuk menentukan tingkat kepuasan pengguna web library di Perpustakaan Perguruan

Tinggi di Bali

2. Untuk menentukan tingkat intensitas pengguna web library di Perpustakaan Perguruan

Tinggi di Bali

3. Untuk menguraikan hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan

tingkat kepuasan pengguna

4. Untuk menguraikan hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan web library dengan

tingkat intensitas pengguna

5. Untuk menguraikan hubungan atau pengaruh antara tingkat kepuasan pengguna dengan

tingkat intensitas pengguna

1.3. Urgensi Penelitian

Penelitian mengenai “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi

di Bali” dirasakan sangat perlu dilakukan mengingat pemanfaatan situs web sudah semakin

pesat, dan hal tersebut akan memberikan konsekuensi positif atau negatif bagi masyarakat dan

pengguna web itu sendiri. Hasil evaluasi ini akan dapat dijadikan pedoman untuk memilih web

khususnya web library yang berkualitas dan memberikan dampak positif bagi penggunanya.

(7)

Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi pembuatan penelitian “Evaluasi Kualitas

Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali” yaitu :

1. Pemanfaatan website perpustakaan belum berjalan optimal

2. Belum terdapatnya penelitian yang mengukur hubungan atau pengaruh antara kualitas

layanan website perpustakaan dengan tingkat kepuasan pengguna Perpustakaan

Perguruan Tinggi yang ada di Bali.

3. Prilaku (behaviour) pengguna web library

4. Belum adanya aturan-aturan yang dapat dijadikan sebagai standar pengembangan web

library

Mengingat beberapa pertimbangan tersebut di atas, diharapkan penelitian segera dapat

dilakukan sehingga dokumen pengukuran kualitas kinerja layanan web library di Bali dapat

terwujud. Akhirnya para pengelola web library dapat menjadikan dokumen tersebut sebagai

pedoman dalam pengembangan web library yang berkualitas.

(8)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpustakaan

UU Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan

merupakan sumber informasi atau institusi pengelola koleksi berupa karya tulis, karya cetak, dan

atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan

pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi, serta layanan para pemustaka.

Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa perpustakaan merupakan wahana

belajar sepanjang hayat, pengembangan potensi masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan

pendidikan nasional.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pengelolaan

perpustakaan saat ini belum sepenuhnya bisa dilaksanakan. Sistem dan mekanisme pengelolaan

bahan pustaka masih banyak mempergunakan tenaga manual. Namun demikian rintisan

pemanfaatan teknologi sudah dimulai dilakukan di perpustakaan, walaupun masih sangat

sederhana seperti pemanfaatan OPAC (Online Public Accses Catalogue), dan sistem informasi

perpustakaan non-web based.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi di perpustakaan, pergeseran

paradigma dan perubahan mulai terjadi di perpustakaan. Sebelumnya, kita mengenal istilah

perpustakaan konvensional, namun, sekarang ini, telah banyak diterapkan prinsip-prinsip

pengelolaan perpustakaan elektronik (electronic library), perpustakaan digital (digital library),

perpustakaan hibrida (hybrid library), dan perpustakaan 2.0 (library 2.0).

Ciri utama perpustakaan elektronik adalah adanya sarana elektronik dalam pengelolaan

perpustakaan dan adanya integrasi berbagai kegiatan perpustakaan kedalam suatu database

perpustakaan. Perpustakaan digital menerapkan prinsip paperless dan berbasis web.

Perpustakaan digital tidak menyediakan koleksi berbentuk kertas, namun semuanya dalam

bentuk digital yang dapat diakses melalui web perpustakaan. Perpustakaan 2.0 merupakan bagian

dari perpustakaan elektronik atau digital yang memasukkan media sosial didalam fitur-fiturnya.

Perpustakaan hibrida menggabungkan prinsip-prinsip ketiga perpustakaan tersebut dengan

perpustakaan konvensional, dalam hal ini, perpustakaan hibrida masih mempertahankan koleksi

konvensional berbentuk kertas dan dalam bersamaan perpustakaan tersebut juga

mengembangkan koleksi digital dan layanan berbasis teknologi informasi.

(9)

2.2. Web

Istilah web sering dikenal dengan istilah world wide web (www) atau W3. Web

merupakan bagian internet yang didasari atas kemunculan halaman web yang berisi dokumen

komputer yang menyajikan teks, grafik dan suara. Menurut Assegaff (2009) website diartikan

sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi,

suara, dan atau gabungan dari semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamis yang

membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dan dihubungkan dengan

jaringan-jaringan halaman (hyperlink). Halaman web dibuat dengan menggunakan HTML (Hypertext

Markup Language) yaitu sebuah bahasa yang dapat mendeskripsikan tampilan dokumen ketika

dilihat dari web browser. Halaman web mempresentasikan lokasi tunggal pada web. Sebuah web

terbuat atas dua atau lebih halaman web yang saling koneksi satu dengan yang lain. Koneksi

tersebut sangat mudah dibuat dengan mengklik sesuatu yang berfungsi sebagai penghubung

(lingking). Sesuatu tersebut dapat berupa gambar, kata dan sejenisnya yang ada pada halaman

web. Link pada halaman web memungkinkan pengguna web dapat mengunjungi berbagai tempat

pada halaman web secara bersamaan.

Salah satu tujuan utama pengembangan web adalah sebagai sarana atau alat yang dapat

mendukung berbagai institusi pemerintah, universitas, perusahaan dan sebagainya dalam

penyediaan berbagai topik informasi. Menurut Asep Herman Suyanto (2009:5), Web mempunyai

beberapa fungsi dan tujuan. Secara umum web mempunyai fungsi sebagai komunikasi,

informasi, entertaintment dan transaksi, sedangkan tujuan web adalah sebagai alat pemasaran

atau promosi, katalog elektronik, e-commerce atau transaksi elektronik, dan e-learning atau

sarana pembelajaran elektronik. Pembicaran mengenai istilah web sangat erat dengan beberapa

istilah seperti HTML, Web Application, PHP, MySQL, UML(Unified Modeling Language),

XAMPP, dan CSS (Cascading Style Sheets).

Penggunaan teknologi web seperti tersebut di atas memberikan dampak yang berarti

bagi perkembangan perpustakaan. Berbagai perubahan terjadi di perpustakaan. Koleksi

perpustakaan menjadi lebih atraktif dan dapat diakses secara keseluruhan, begitu juga dengan

layanan perpustakaan, dalam hal ini, layanan perpustakaan lebih berfokus pada transfer dan

literasi informasi. Sehubungan dengan hal ini, pengembangan web library menjadi salah satu

kegiatan penting yang dilakukan dalam hal peningkatan layanan perpustakaan.

(10)

Web library merupakan kumpulan halaman yang memuat informasi dalam bentuk teks,

gambar dan sejenisnya yang berkaitan dengan kegiatan perpustakaan. Menurut Kiran (2012: 186)

web berbasis layanan perpustakaan digunakan untuk mengacu pada sebuah layanan yang dapat

diakses melalui web perpustakaan. Layanan ini merupakan bagian dari layanan perpustakaan

elektronik. Web library berorientasi pada partisipasi pengguna. Web library merupakan

tanggapan langsung dari web 2.0 yang menekankan pada partisipasi, jaringan, interaksi dan

kerjasama antara komunitas pengguna web. Web library merupakan aplikasi teknologi web yang

interaktif, kolaboratif, dan multi media pada layanan berbasis web.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa web library

mempunyai beberapa elemen penting seperti berorientasi kepada pengguna, menyediakan

layanan multimedia, mempunyai isi (content) yang bervariatif, dan adanya inovasi komunitas

pengguna web library.

Optimalisasi rancangan web memuat prinsip-prinsip pengelolaan informasi, dalam hal

ini, web utamanya dirancang untuk kepentingan pengguna web (end user). Pengguna web akan

merasa terpenuhi kebutuhannya apabila informasi yang disajikan dalam web memberikan nilai

tambah (added value) bagi penggunanya. Pada tahap awal biasanya ketertarikan pengguna

terhadap suatu web disebabkan oleh tampilan halaman utama web itu sendiri. Sehubungan

dengan hal tersebut, maka rancangan web yang baik harus memenuhi dan mengikuti standar

pengembangan web yang diatur dalam arsitektur dan teknik desain informasi web.

Arsitektur informasi web merupakan struktur rancangan (desain) web agar dapat

tersusun suatu informasi yang tepat (terorganisasi) dan mudah ditemukan isinya (Supriyanto,

2007: 1). Struktur rancangan tersebut harus memenuhi beberapa aspek antara lain form, fungsi,

navigasi, interface, interaksi, visual, dan maksud informasi itu sendiri, yang akan dibangun

dalam sebuah web. Arsitektur informasi web memuat beberapa konsep seperti komponen,

dimensi, batasan, tujuan, dan lainnya. Konsep komponen meliputi halaman utama, menu

navigasi, link, isi halaman, sitemap, site index, dan search (pencarian). Supriyanto (2007: 2-3)

menguraikan konsep dan sistem arsitektur informasi web terlihat seperti gambar 1 dan gambar 2

berikut:

(11)

Pada gambar 1 di atas ditunjukkan bahwa konsep arsitektur informasi meliputi kerja

yang tidak nampak (invisible work), perilaku penemuan informasi, pengetahuan jaringan, dan

sistem yang komplek. Penemuan informasi dalam web yang datanya tersebar dalam suatu

jaringan lokal dan global memerlukan navigasi yang sesuai untuk menghasilkan informasi yang

diinginkan. Pengguna mencari dengan perintah query melalui interface atau melalui mesin

(12)

pencari sesuai dengan isi dari informasi yang dicari dan selanjutnya bisa ditemukan hasil dengan

model algoritma ranking dan pengelompokan seperti gambar 2 diatas.

Berbagai teknik desain web dibangun oleh para desainer. Tidak ada ketentuan baku

dalam merancang web, semuanya tergantung dari pencipta web itu sendiri. Namun demikian,

beberapa elemen penting sangat perlu diperhatikan bagi perancang web seperti informasi (isi),

kemudahan akses, antarmuka (interface) pemakai, visualisasi dan navigasi. Disamping hal

tersebut, dalam perancangan situs web perlu memperhatikan tujuan, audien atau sasaran,

tampilan situs, penataan isi web, dan sebagainya.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas diharapkan web yang dirancang akan

lebih berkualitas. Kualitas desain web ditentukan oleh beberapa hal seperti kecepatan dalam

akses informasi, informasi di web dapat menarik pengunjung web, tujuan jelas, tepat waktu,

eksistensi akses, kemudahan akses, dan keamanan.

Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa arsitektur dan desain web merupakan

kunci sukses dalam pengembangan suatu web. Dengan kedua hal tersebut, web dapat

dikembangkan lebih mudah, bervariatif dan user friendly.

2.3. Teori WebQual

Seiring dengan perkembangan teknologi web yang semakin pesat, berbagai sarana

pengukuran web telah banyak dikembangkan, seperi eTailQ, WEBQUAL, SITEQUAL dan

e-SERVQUAL. Semua sarana pengukuran kualitas layanan elektronik website tersebut yang sering

disebut dengan e-SQ (website electronic service quality) merupakan teknik pengukuran yang

digunakan untuk menentukan e-SQ di berbagai layanan internet.

eTailQ dikembangkan pertama kali oleh Wolfinbarger and Gilly pada tahun 2003.

Teknik ini merupakan skala terpercaya dan valid untuk mengukur kualitas web. Teknik ini

mengukur penilaian pengguna terhadap 4 (empat) faktor kualitas web yaitu website design,

fulfillment (reliability), privacy (security) dan customer service. E-SERVQUAL dikembangkan

oleh Zeithaml, Parasuraman and Malhotra pada tahun 2000 dan 2002. Instrumen ini digunakan

untuk mengevaluasi kualitas layanan website yang didasari atas tipe kriteria pengguna seperti

atribut, dimensi, dan sebagainya. Skala SiteQual dikembangkan oleh Yoo dan Donthu pada

(13)

tahun 2001. Skala ini digunakan untuk mengukur kualitas website dilihat dari dimensi ease of

use, aesthetic design, processing speed, dan security.

WebQual merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur kualitas website

berdasarkan persepsi pengguna akhir (end user). Metode ini merupakan pengembangan dari

Servqual. WebQual 4.0 disusun berdasarkan pada tiga dimensi (area) kualitas yaitu dimensi

kemudahan pengguna (usability), dimensi kualitas informasi (information quality), dan dimensi

kualitas interaksi (interaction quality). Ketiga dimensi dari WebQual tersebut memberikan

indikator kualitas dari suatu website. Hal ini menunjukkan adanya korelasi antara website

dengan persepsi pengguna. Teori WebQual pertama kali dikembangkan oleh Loiacono, Watson

dan Goodhue (2002). Teori ini awalnya memuat 4 (empat) dimensi yaitu usefulness, ease of use,

entertainment dan complimentary relationship. Seiring dengan perkebangan web, pada tahun

2003 WebQual 4 muncul dengan memuat 3 (tiga) dimens. WebQual 4 ini dikembangkan oleh

Barnes & Vidgen (2003) merupakan generasi baru dari WebQual. Skala pengukuran ini

mengandung 22 pertanyaan seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1

Pengguna merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian website

Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah dipahami

Pengguna merasa mudah untuk bernavigasi dalam website

Pengguna merasa website mudah untuk digunakan

Website memiliki tampilan yang menarik

Desain sesuai dengan tipe website Website mengandung unsur kompetensi

(14)

9

Kualitas Informasi (Information

Quality)

Website menyediakan informasi yang akurat

Website menyediakan informasi yang terpercaya

Website menyedian informasi berkala / periodik

Website menyediakan informasi relevan

Website menyediakan informasi yang mudah dimengerti

Website menyediakan informasi yang benar dan terperinci

Website menghadirkan informasi dengan format yang benar 10

Websites mempunyai reputasi yang baik

Pengguna merasa aman menyelesaikan transaksi

Pengguna merasa aman terhadap informasi pribadi

Website menciptakan ruang personalisasi

Website memberikan ruang bagi komunitas

Website memberikan kemudahan berkomunikasi dengan organisasi

Pengguna yakin bahwa barang/jasa dikirim sesuai janji 17

Sumber : Barnes dan Vidgen (2005)

2.4. Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna (user satisfaction) merupakan indikator utama pengukuran

keberhasilan suatu layanan perpustakaan. Menurut Standar Nasional Perpustakaan (SNP),

layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka.

Layanan prima (excellent service) merupakan layanan dengan standar kualitas yang tinggi dan

selalu mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggan setiap saat secara konsisten dan akurat.

Didalam layanan tersebut, kepuasan pengguna akan terwujud apabila kinerja (performance)

(15)

layanan sudah sesuai dengan harapan (expectation) pengguna, sebaliknya jika kinerja tersebut

lebih rendah dibandingkan harapan pengguna akan menimbulkan ketidakpuasan (disatisfaction)

pengguna. Oleh karena itu, kinerja layanan semestinya sesuai atau lebih tinggi dari harapan

pengguna.

Sehubungan dengan hal tersebut, kepuasan pengguna terhadap layanan web

perpustakaan (web library) merupakan indikator untuk mengukur kinerja dari web itu sendiri.

Menurut Tarigan (2008: 38), kepuasan konsumen digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari

aplikasi sistem informasi, dalam hal ini, kepuasan konsumen merupakan konstruksi kunci dalam

penilaian kinerja sistem. Mengacu pada dimensi Webqual yang dikembangkan oleh Barnes dan

Vidgen, terdapat hubungan antara ketiga dimensi tersebut dengan kepuasan pengguna, dalam hal

ini kualitas informasi, pemanfaatan dan interaksi mempengaruhi kepuasan konsumen. Persepsi

konsumen dilihat dari ketiga dimensi tersebut berhubungan erat dengan kualitas suatu web.

Makin baik persepsi konsumen maka makin berkualitas layanan web tersebut, namun sebaliknya

makin buruk persepsi konsumen maka kualitas web menjadi menurun. Menurut Wicaksono, dkk

(2012: 13) persepsi konsumen mengenai kualitas layanan website merupakan refleksi dari empat

indikator kualitas website, yaitu:

a. Usability Quality (USA), adalah Persepsi pengguna terhadap kemudahan dibaca dan

dipahami, serta kemudahan beroperasi dan bernavigasi.

b. Information Quality (INFO), adalah Persepsi pengguna terhadap informasi yang

disediakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan, selalu up-to-date dan akurat, serta

informasi yang dapat dipercaya, relevan, mudah dibaca, dan dipahami.

c. Website Design Quality (DES), adalah Persepsi pengguna terhadap rancangan situs

yang menyenangkan, keinovatifan rancangan situs, serta aliran emosional pengguna

ketika menggunakan situs.

d. Service Interaction Quality (SERV), adalah Persepsi pengguna terhadap semua

proses layanan dapat diselesaikan secara online, proyeksi gambar sesuai dengan

situs pemerintah, serta penggunaan situs sebagai sarana interaksi alternatif yang

keamanannya lebih baik.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alur Penelitian

Model penelitian “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di

Bali” terlihat seperti flowchart berikut ini :

Gambar 3

Flowchart Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali

Tahapan penelitian evaluasi kualitas web library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di

Bali seperti gambar 3 di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

- Tahapan dimulai dengan penentuan masalah dan tujuan penelitian, metode

pengukuran, dan pembuatan kuesioner

(17)

- Selanjutnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas berhubungan

dengan ketepatan alat ukur. Teknik yang digunakan untuk pengujian validitas adalah

teknik korelasi Pearson Product Moment. Uji reliabilitas berhubungan dengan

akurasi pengukurnya dan biasanya menggunakan teknik statistik cronbach alpha.

- Tahap selanjutnya adalah pengumpulan dan pengolahan data. Pengumpulan data

dilakukan dengan kuesioner, observasi dan wawancara, sedangkan pengolahan data

menggunakan SmartPLS (Partial Least Square).

- Tahap selanjutnya adalah analisis data dan uji statistik atau hipotesis. Pengujian ini

dilakukan untuk menentukan hubungan antara indikator webqual dengan kepuasan

dan intensitas pengguna.

- Hasil dari pengujian di atas akan dijadikan kesimpulan dari penelitian, dan akhirnya

dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan.

3.2. Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah semua anggota Perpustakaan Perguruan Tinggi di

Bali yang mempunyai web library, sedangkan sampel penelitiannya adalah sebagian anggota

Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali yang pernah memanfaatkan web library perguruan tinggi.

Metode penentuan sampel menggunakan rumus Slovin, sedangkan teknik pengambilan sampel

menggunakan Proportioned Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakan jika anggota

populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

3.3. Identifikasi Variabel

Penelitian ini dimaksudakan untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan web library

terhadap tingkat kepuasan pengguna dan intensitas pengguna web library. Adapun

variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, dalam

penelitian ini adalah tingkat kepuasan pengguna dan intensitas pengguna web

- Variabel bebas (X) yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain, dalam

penelitian adalah variabel kualitas layanan web library. Variabel X ini mempunyai

sub variabel yaitu kualitas penggunaan (X1), kualitas informasi (X2), dan kualitas

interaksi (X3).

(18)

3.4. Instrumen Penelitian 3.4.1 Uji Validitas

Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk

melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya

dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran

menyimpang dari tujuannya. Teknik yang digunakan untuk pengujian validitas ini, menurut

Sugiyono (2004:182) rumus perhitungan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product

Moment.

Sugiyono (2004:115) berpendapat, bahwa validitas dapat dilakukan dengan

mengkorelasikan antar skor item instrument dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan antar skor

faktor dengan skor total dan bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya r adalah 0,3

keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)

dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu

pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka

hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten.

Ghozali (2006:133) berpendapat pengujian statistik dengan menggunakan teknik statistik

cronbach alpha, instrument dikatakan reliabel untuk mengukur variabel bila memiliki nilai alpha

lebih besar dari 0,6. Dalam PLS-SEM dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk

mengukur reliabilitas konstuk akan memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate)

sehingga lebih disarankan untuk menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas

suatu konstruk. Rule of Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu

nilai Composite Reliability harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai

0,6-0,7 masih dapat diterima untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teori WebQual yaitu teknik yang digunakan untuk

mengukur kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir (end user). Penelitian juga

menggunakan software Smart PLS (Partial Least Square) untuk membantu menganalisa data

(19)

dalam hubungan antar variabel. PLS sebuah metode analisis yang juga disebut sebagai soft

modeling karena meniadakan asumsiasumsi OLS (Ordinary Least Square), seperti data yang

harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem mutikolinearitas antar

variabel eksogen. Secara umum, analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu

model pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural

(structural model) atau sering disebut inner model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana

variabel manifest atau observed variabel merepresentasi variabel laten untuk diukur. Sedangkan

model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk. Variabel

laten yang dibentuk dalam PLS-SEM, indikatornya dapat berbentuk refleksif maupun formatif.

Indikator refleksif atau sering disebut dengan Mode A merupakan indikator yang bersifat

manifestasi terhadap konstruk dan sesuai dengan classical test theory yang mengasumsikan

bahwa variance di dalam pengukuran score variabel laten merupakan fungsi dari true score

ditambah dengan error. Sedangkan indikator formatif atau sering disebut dengan Mode B

merupakan indikator yang bersifat mendefinisikan karakteristik atau menjelaskan konstruk

(Ghozali, 2012 : 8-9). Analisis path (jalur) merupakan bagian analisis SEM yang akan digunakan

juga dalam penelitian untuk menentukan tingkat intensitas pengguna web library.

3.6. Hipotesis Penelitian dan Uji Hipotesis 3.6.1. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian “Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di

Bali” adalah sebagai berikut :

H1: Terdapat hubungan positif antara kualitas penggunaan dengan kepuasan pengguna.

H2: Terdapat hubungan positif antara kualitas informasi dengan kepuasan pengguna.

H3: Terdapat hubungan positif antara kualitas interaksi dan kepuasan pengguna

H4: Terdapat hubungan positif antara kualitas penggunaan dengan intensitas penggunaan

H5: Terdapat hubungan positif antara kualitas informasi dengan intensitas penggunaan.

H6: Terdapat hubungan positif antara kualitas interaksi dan intensitas penggunaan

H9: Terdapat hubungan positif antara kepuasaan pengguna dan intensitas penggunaan

(20)

3.6.2. Bootstrap

Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk

melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan

struktural. Dalam Program Smart PLS 2.0 M3 hanya menyediakan metode resampling bootstrap.

Nilai signifikansi yang digunakan (two-tailed) t-value 1,65 (significance level = 10%), 1,96

(significance level = 5%), dan 2,58 (significance level = 1%).

3.6.3. Uji T

Uji T (Uji statistik koefisien regresi) bertujuan untuk mengidentifikasi apakah koefisien

regresi dari variabel bebas (independent variable) berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel terikat (dependent variable). (Wihandaru, 2009 : 16-25).

3.7. Uji Chi-Square

Uji Chi-Square disebut juga dengan Kai-Kuadrat. Chi-Square adalah salah satu jenis uji

komparatif non parametris yang dilakukan pada variabel dimana skala data kedua variabel adalah

nominal. Di dalam penelitian ini rumus Chi-Square digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pengguna web library.

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Kualitas Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali dalam

penelitian ini dilakukan untuk menentukan kualitas web library yang dihubungkan dengan

persepsi pengguna web. Dengan adanya persepsi pengguna terhadap layanan web library tersebut

diharapkan hubungan antara kualitas layanan web library dengan tingkat kepuasan dan intensitas

pengguna web library dapat diketahui. Sehubungan dengan hal tersebut, didalam Bab IV ini akan

dibahas mengenai tingkat kepuasan pengguna web, tingkat intensitas penggunaan web,

pengaruh antara tingkat kepuasan dengan tingkat intensitas penggunaan web, dan pengaruh

antara kualitas layanan web library dengan tingkat kepuasan pengguna dan tingkat intensitas

penggunaan web.

4.1. Tingkat Kepuasan Pengguna Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali

Penentuan tingkat kepuasan pengguna web library dalam penelitian dilakukan dengan

menggunakan metode web qual atau berdasarkan persepsi pengguna akhir (end user). Metode ini

disusun berdasarkan pada tiga dimensi (area) kualitas yaitu dimensi kemudahan pengguna

(usability), dimensi kualitas informasi (information quality), dan dimensi kualitas interaksi

(interaction quality). Ketiga dimensi dari WebQual tersebut memberikan indikator mengenai

tingkat kepuasan pengguna web library seperti terlihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 4.1

Tingkat Kepuasan Pengguna Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali

Perguruan

Tinggi

Dimensi Nilai

Rata-Rata

Penggunaan Kualitas Informasi Kualitas Interaksi

(22)

Tabel 4.1 menyajikan informasi mengenai tingkat kepuasan pengguna web library di

Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu Dimensi

Penggunaan, Dimensi Kualitas Informasi dan Dimensi Kualitas Interaksi. Nilai rata-rata dari

ketiga dimensi dalam hal tingkat kepuasan pengguna adalah 69,5 %. Dari ketiga dimensi

tersebut, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari pengguna web library Universitas

Udayana sebesar 542 (73,86%) sedangkan tingkat kepuasan responden terendah berasal dari ISI

dengan nilai sebesar 460,83 (62,87%). Adapun pembahasan secara rinci dari masing-masing

dimensi tersebut adalah :

• Pada dimensi penggunaan, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari

Universitas Udayana sebanyak 74,82% dengan nilai sebesar 598,57 sedangkan yang

terendah berasal dari ISI sebesar 62,28 dengan nilai sebesar 498,21.

• Pada dimensi kualitas informasi, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari

Universitas Udayana sebesar 523,71 (74,82%) sedangkan tingkat kepuasan responden

terendah berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) dengan nilai sebesar 443,93

(63,42%).

• Pada dimensi kualitas interaksi, tingkat kepuasan responden terbesar berasal dari

Universitas Udayana sebanyak 503,71 (71,96%) sedangkan tingkat keuasan

responden terendah berasal dari ISI sebanyak 440,36 (62,91%).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan

terbesar pengguna web library pada setiap dimensi adalah pengguna web library Universitas

Udayana. Pemanfaatan web library yang besar akan berpengaruh terhadap pemanfaatan koleksi

secara langsung di Perpustakaan. Disamping itu, kualitas interaksi, dalam hal ini, kemampuan

web dalam merespond pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna perpustakaan melalui

fitur-fitur di web library mempengaruhi optimalisasi pemanfaatan web tersebut.

4.2. Tingkat Intensitas Penggunaan Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali

Pembicaraan mengenai tingkat intensitas penggunaan web library di perpustakaan

perguruan tinggi di Bali didalam penelitian ini berhubungan dengan kekerapan atau banyaknya

pengguna mengakses web library tersebut dalam satu minggu seperti terlihat dalam Tabel 4.2

berikut :

(23)

Tabel 4.2

Tingkat Kepuasan Pengguna Web Library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali

Perguruan Tinggi Nilai Tingkat

Intensitas

Tabel 4.1 menyajikan informasi mengenai tingkat intensitas pengguna web library di

Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

intensitas pengguna web library di Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali adalah 3.44. Dari

ketiga perguruan tinggi tersebut di atas, tingkat intensitas pengguna web terbesar berasal dari

pengguna web library Universitas Udayana yaitu 3.77, sedangkan tingkat kepuasan responden

terendah berasal dari ISI dengan nilai sebesar 3.02.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa rata-rata akses pengguna

web library perpustakaan perguruan tinggi di Bali adalah 3.44 kali per minggu. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat intensitas penggunaan web di perpustakaan perguruan tinggi di bali

masih belum optimal. Untuk itu usaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan web library di

perpustakaan perguruan tinggi di Bali perlu dilakukan. Usaha-usaha tersebut diantaranya

meliputi sosialisasi penggunaan web, pengembangan fitur-fitur web library yang lebih user

friendly, dan sebagainya.

4.3. Pengaruh Antara Kualitas Layanan Web Library Dengan Tingkat Kepuasan Pengguna

Pengaruh kualitas layanan web library berdasarkan teori web qual terdiri dari 3 indikator

antara lain Usability, Information Quality dan Interaction Quality. Ketiga indikator tersebut

dikaitkan terhadap tingkat kepuasan pengguna dari ketiga perguruan tinggi di Bali dengan

menggunakan PLS sebagai alat analisis. Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam PLS

antara lain : Menyusun Diagram Jalur, Pengembangan alat ukur dan Model Penelitian, Uji

(24)

Instrumen (Uji Validitas dan Uji Reliabilitas serta Pengujian Hipotesis. Berikut ini merupakan

penjabaran dari hasil ketiga perguruan tinggi di Bali antara lain :

4.3.1 Universitas Udayana 1. Menyusun Diagram Jalur

Menyusun diagram jalur sangat penting dilakukan dan berfungsi untuk memudahkan

dalam menggambarkan hipotesis yang telah diajukan dalam konseptualisasi model. Gambar

berikut menunjukkan 2 variabel endogen dan 3 variabel eksogen yang saling berhubungan.

Gambar 4.1 Model Penelitian Universitas Udayana

2. Pengembangan Alat Ukur dan Model Penelitian

Proses entri data dan pengolahan hasil kuesioner menggunakan program Excel,

sedangkan pengolahan data hasil kuesioner menggunakan sofware SmartPLS (Partial Least

Square). PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga sebagai soft

modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square) regresi, seperti data

harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolinearitas antar

(25)

variabel eksogen (Wold dalam Ghozali, 2012 : 6). Analisis dilakukan menggunakan pengujian

model (model measurement) dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya

dilakukan pengujian hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis (structural measurement).

Skala-skala di dalam PLS menggunakan item loadings, discriminant validity, convergen validity

dan composite reliability.

3. Uji Instrumen 3.1 Uji Validitas

Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk

melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya

dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran

menyimpang dari tujuannya. Indikator tingkat validitas umumnya menggunakan rule of thumb

yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang dapat dilihat dari pengukuran

nilai loading factor > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai loading factor

antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat diterima serta nilai

average variance extraced (AVE) harus > 0,5. (Ghozali, 2012 : 78).

Gambar berikut merupakan gambar hasil olahan model penelitian. Gambar menunjukkan

besaran-besaran nilai yang dihasilkan pada masing-masing indikator.

Gambar 4.2 Hasil Olahan Model Universitas Udayana

(26)

Dari hasil outer loading di atas menunjukkan bahwa ada nilai yang tidak valid yaitu pada

indikator Usability (Usability3 sebesar 0,435), (Usability7 sebesar 0,528), Interaction Quality

(Interaction Quality4 sebesar 0,599), (Interaction Quality5 sebesar 0,599). Dengan demikian

harus dilakukan revisi terhadap model yang digunakan. Secara lengkap nilai-nilai outer loading

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12

Outer Loading Universitas Udayana

4.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)

dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu

pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka

hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan

akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM

(27)

dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas konstuk akan

memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk

menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb

yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability

harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima

untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).

Tabel 4.13

Nilai Pengujian Reliabilitas yang telah diperbaharui

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan indikator memenuhi syarat

pengujian karena keseluruhan indikator dalam composite reliability memiliki nilai > 0,7. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator telah reliabel.

4.5 Model Pemanfaatan Website

Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa ada variabel yang tidak

memadai sebagai sebuah model yang tidak valid, oleh karena itu perlu dilakukan pengurangan

dan dilakukan penghitungan ulang. Kegiatan ini disebut dengan revisi model. Dari revisi model

tersebut, diharapkan dapat diperoleh model yang terbaik yang memberikan gambaran

pemanfaatan Web Library Perpustakaan Perguruan Tinggi di Bali. Alasan dilakukan Revisi

berdasarkan pertimbangan adanya kesalahan dalam pengukuran. Revisi pola hubungan antar

variabel dan pengurangan variabel yang kurang berperan dalam model penelitian. Ada beberapa

cara yang dilakukan dalam melakukan revisi model, antara lain :

(28)

1) Menghapus hubungan yang tidak signifikan antara variabel eksogen dan variabel

endogen

2) Mengkoreksi kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dengan cara membuat error

variabel yang diduga memiliki faktor unik yang saling tumpang tindih satu sama lain.

3) Penambahan atau pengurangan hubungan antar variabel penelitian. Model penelitian

setelah direvisi dengan menghapus hubungan yang tidak signifikan yaitu variabel

Usability (Usability3 sebesar 0,435), (Usability7 sebesar 0,528), Interaction Quality

(Interaction Quality4 sebesar 0,599), (Interaction Quality5 sebesar 0,599).

Gambar 4.3 Model Penelitian Universitas Udayana yang Sudah Diperbaharui

(29)

Tabel 4.14

Outer Loading Setelah Model Di Revisi

Pada gambar di atas, hasil outer loading menujukkan nilai-nilai yang valid terdapat pada

setiap indikator karena nilai loading factor pada setiap indikator > 0,7.

4.5.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Di dalam menilai outer model, cara yang paling sering digunakan adalah dengan menguji

validitas convergent dan discriminant. Validitas convergent (Convergent Validity) berhubungan

dengan prinsip-prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) dari suatu konstruk

seharusnya berkorelasi tinggi. Rule of thumb yang umumnya digunakan untuk menilai validitas

convergent yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penilaian yang bersifat

confirmatory dan nilai loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory

masih dapat diterima serta nilai average variance extraced (AVE) harus lebih besar dari 0,5.

Namun, nilai loading factor 0,5-0,6 masih dapat ditolerir sepanjang model masih dalam tahap

pengembangan (Ghozali, 2012 : 78).

(30)

Tabel 4.15 Composite Reliability

Nilai masing-masing variabel pada composite reliability menunjukkan nilai antara 0,76

sampai dengan 1,00 yang menunjukkan bahwa nilainya memenuhi syarat diatas 0,70 yang

dipersyaratkan. Metode lain untuk menilai validitas dalah membandingkan akar AVE pada setiap

model. Menurut Fornell dan Larcker (dalam Ghozali, 2012 : 79).

4.5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis menggunakan hasil perhitungan melalui bootstrap terhadap 70

responden. Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk

melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan

struktural. (Ghozali, 2012 : 54). Dalam penelitian ini, nilai signifikansi yang digunakan

(two-tailed) t-value 1,96 (significance level 5%).

(31)

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis Universitas Udayana

Model struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten

atau kosntruk dan nilai siginifikansinya. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada tujuh hubungan

yang signifikan dan empat hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian selengkapnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.18 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Path Original

Sample (O)

T Statistics

Tingkat Signifikansi

Information Quality -> Use Intensity -0,983 2,417 Signifikan

Information Quality -> User Satisfaction 0,437 11,988 Signifikan

Interaction Quality -> Use Intensity -0,573 1,730 Tidak

Signifikan

Interaction Quality -> User Satisfaction 0,386 11,744 Signifikan

Usability -> Use Intensity -0,565 1,784 Tidak

Signifikan

Usability -> User Satisfaction 0,386 13,829 Signifikan

User Satisfaction -> Use Intensity 1,618 2,092 Signifikan

(32)

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang memadai ditandai dengan

nilai tstatistik > 2,00 (significance level 5%). Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% =

2,00, pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) =

65. Hasil lengkap model struktural dapat dilihat pada gambar berikut ini

13,829

1,784

11,988

2,417 2,092

11,744 1,730

Gambar 4.5 Hasil Struktural Model Antar Variabel

4.5.2.1. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5)= 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah

data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 11,744 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0

ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Interaction Quality berpengaruh

terhadap User Satisfaction.

4.5.2.2. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Intensity

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) = 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah

data diperoleh nilai tstatistik < ttabel = 1,784 < 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel User Intensity. Jadi H0

(33)

diterima dan H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap

User Intensity.

4.5.2.3. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Satisfaction

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5) = 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah

data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 13,829 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0 diterima dan

H1 ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap User Intensity.

Berdasarkan hasil struktural model antar variabel dapat diketahui bahwa terdapat Pengaruh

secara signifikan antara Kualitas Layanan Web Library di Perpustakaan Universitas Udayana

terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan Universitas Udayana. Hal ini dapat dilihat

dari analisis masing-masing indikator terhadap variabel kualitas layanan web library yang

menyatakan bahwa masing-masing berpengaruh secara signifikan. Web Library yang baik akan

memberikan pengaruh terhadap kepuasan dalam hal pemanfaatan web yang berakibat terhadap

jumlah kunjungan di Web Library

4.2 Universitas Pendidikan Ganesha

4.2.1 Menyusun Diagram Jalur

Menyusun diagram jalur sangat penting dilakukan dan berfungsi untuk memudahkan

dalam menggambarkan hipotesis yang telah diajukan dalam konseptualisasi model. Gambar

berikut menunjukkan 2 variabel endogen dan 3 variabel eksogen yang saling berhubungan.

(34)

Gambar 4.1 Model Penelitian Undiksha

4.3.2 Pengembangan Alat Ukur dan Model Penelitian

Proses entri data dan pengolahan hasil kuesioner menggunakan program Excel,

sedangkan pengolahan data hasil kuesioner menggunakan sofware SmartPLS (Partial Least

Square). PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga sebagai soft

modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square) regresi, seperti data

harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolinearitas antar

variabel eksogen (Wold dalam Ghozali, 2012 : 6). Analisis dilakukan menggunakan pengujian

model (model measurement) dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya

dilakukan pengujian hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis (structural measurement).

Skala-skala di dalam PLS menggunakan item loadings, discriminant validity, convergen validity

dan composite reliability.

(35)

4.4 Uji Instrumen 4.4.1 Uji Validitas

Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk

melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur

tujuannya dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil

ukuran menyimpang dari tujuannya. Indikator tingkat validitas umumnya menggunakan rule of

thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang dapat dilihat dari

pengukuran nilai loading factor > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai

loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat diterima

serta nilai average variance extraced (AVE) harus > 0,5. (Ghozali, 2012 : 78).

Gambar berikut merupakan gambar hasil olahan model penelitian. Gambar menunjukkan

besaran-besaran nilai yang dihasilkan pada masing-masing indikator.

Gambar 4.2 Hasil Olahan Model

Dari hasil outer loading di atas menunjukkan bahwa ada nilai yang tidak valid yaitu pada

indikator Usability (Usability5 sebesar 0,489) (Usability6 sebesar 0,509), (Usability7 sebesar

0,585), Interaction Quality (Interaction Quality2 sebesar 0,486), (Interaction Quality3 sebesar

(36)

0,526). Dengan demikian harus dilakukan revisi terhadap model yang digunakan. Secara lengkap

nilai-nilai outer loading dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12 Outer Loading

4.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)

dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu

pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka

hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan

akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM

dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas konstuk akan

(37)

memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk

menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb

yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability

harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima

untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).

Tabel 4.13

Nilai Pengujian Reliabilitas yang telah diperbaharui

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan indikator memenuhi syarat

pengujian karena keseluruhan indikator dalam composite reliability memiliki nilai > 0,7. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator telah reliabel.

4.5 Model Pemanfaatan Website

Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa ada variabel yang tidak

memadai sebagai sebuah model yang tidak valid, oleh karena itu perlu dilakukan pengurangan

dan dilakukan penghitungan ulang. Kegiatan ini disebut dengan revisi model. Dari revisi model

tersebut, diharapkan dapat diperoleh model yang terbaik yang memberikan gambaran

pemanfaatan web Library Perpustakan Perguruan Tinggi Negeri di Bali. Alasan dilakukan Revisi

berdasarkan pertimbangan adanya kesalahan dalam pengukuran. Revisi pola hubungan antar

variabel dan pengurangan variabel yang kurang berperan dalam model penelitian. Ada beberapa

cara yang dilakukan dalam melakukan revisi model, antara lain :

(38)

1) Menghapus hubungan yang tidak signifikan antara variabel eksogen dan variabel

endogen

2) Mengkoreksi kemungkinan kesalahan dalam pengukuran dengan cara membuat error

variabel yang diduga memiliki faktor unik yang saling tumpang tindih satu sama lain.

3) Penambahan atau pengurangan hubungan antar variabel penelitian. Model penelitian

setelah direvisi dengan menghapus hubungan yang tidak signifikan yaitu variabel

Usability (Usability5 sebesar 0,589), (Usability7 sebesar 0,585), Interaction Quality

(Interaction Quality1 sebesar 0,486), (Interaction Quality2 sebesar 0,526).

Gambar 4.3 Model Undiksha yang Sudah Diperbaharui

(39)

Tabel 4.14

Outer Loading Setelah Model Di Revisi

Pada gambar di atas, hasil outer loading menujukkan nilai-nilai yang valid terdapat pada

setiap indikator karena nilai loading factor pada setiap indikator > 0,7.

4.5.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Di dalam menilai outer model, cara yang paling sering digunakan adalah dengan menguji

validitas convergent dan discriminant. Validitas convergent (Convergent Validity) berhubungan

dengan prinsip-prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variable) dari suatu konstruk

seharusnya berkorelasi tinggi. Rule of thumb yang umumnya digunakan untuk menilai validitas

convergent yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penilaian yang bersifat

confirmatory dan nilai loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory

masih dapat diterima serta nilai average variance extraced (AVE) harus lebih besar dari 0,5.

Namun, nilai loading factor 0,5-0,6 masih dapat ditolerir sepanjang model masih dalam tahap

pengembangan (Ghozali, 2012 : 78). Outer model juga dapat dilihat pada nilai composite

reliability dan nilai AVE.

(40)

Tabel 4.15 Composite Reliability

Nilai masing-masing variabel pada composite reliability menunjukkan nilai antara 0,842

sampai dengan 1,00 yang menunjukkan bahwa nilainya memenuhi syarat diatas 0,70 yang

dipersyaratkan. Metode lain untuk menilai validitas dalah membandingkan akar AVE pada setiap

model. Menurut Fornell dan Larcker (dalam Ghozali, 2012 : 79).

4.5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis menggunakan hasil perhitungan melalui bootstrap terhadap 47

responden. Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk

melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan

struktural. (Ghozali, 2012 : 54). Dalam penelitian ini, nilai signifikansi yang digunakan (

two-tailed) t-value 2,01 (significance level 5%).

(41)

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis

Model struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten

atau kosntruk dan nilai siginifikansinya. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada tujuh hubungan

yang signifikan dan empat hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian selengkapnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.18 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Path Original

Information Quality -> Use Intensity -0,010 0,029 Tidak

Signifikan

Information Quality -> User Satisfaction 0,523 13,887 Signifikan

Interaction Quality -> Use Intensity -0,421 1,675 Tidak

Signifikan

Interaction Quality -> User Satisfaction 0,287 5,503 Signifikan

Usability -> Use Intensity 0,385 1,194 Tidak

Signifikan

Usability -> User Satisfaction 0,347 9,003 Signifikan

User Satisfaction -> Use Intensity -0,291 0,439 Tidak

Signifikan

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang memadai ditandai dengan

nilai t statistik > 2,01 (significance level 5%). Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% =

(42)

2,01, pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5)

= 42. Hasil lengkap model struktural dapat dilihat pada gambar berikut ini

9,003

Gambar 4.5 Hasil Struktural Model Antar Variabel

4.5.2.1. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5)= 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah

data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 5,503 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0

ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Interaction Quality berpengaruh

terhadap User Satisfaction.

4.5.2.2. Analisis Pengaruh Usability terhadap User Satisfaction

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (47-5) = 42, diperoleh ttabel = 2,01. Hasil olah

data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 9,003 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

secara signifikan antara variabel Usability terhadap variabel Use Intensity. Jadi H0 diterima dan

H1 ditolak, dengan demikian terbukti bahwa Usability berpengaruh terhadap User Intensity.

(43)

4.5.2.3. Analisis Pengaruh Interaction Quality terhadap User Satisfaction

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (70-5)= 65, diperoleh ttabel = 2,00. Hasil olah

data diperoleh nilai tstatistik > ttabel = 11,744 > 2,00, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

secara signifikan antara variabel Interaction Quality terhadap variabel User Satisfaction. Jadi H0

ditolak dan H1 diterima, dengan demikian terbukti bahwa Interaction Quality berpengaruh

terhadap User Satisfaction.

Berdasarkan hasil struktural model antar variabel dapat diketahui bahwa terdapat

Pengaruh secara signifikan antara Kualitas Layanan Web Library di Perpustakaan Universitas

Pendidikan Ganesha terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Perpustakaan Universitas Pendidikan

Ganesha. Hal ini dapat dilihat dari analisis masing-masing indikator terhadap variabel kualitas

layanan web library yang menyatakan bahwa masing-masing berpengaruh secara signifikan.

Web Library yang baik akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan dalam hal pemanfaatan

web yang berakibat terhadap jumlah kunjungan di Web Library.

3. Institut Seni Indonesia 3.1 Menyusun Diagram Jalur

Menyusun diagram jalur sangat penting dilakukan dan berfungsi untuk memudahkan

dalam menggambarkan hipotesis yang telah diajukan dalam konseptualisasi model. Gambar

berikut menunjukkan 2 variabel endogen dan 3 variabel eksogen yang saling berhubungan.

Gambar 4.1 Model Penelitian Institut Seni Indonesia

(44)

3.2 Pengembangan Alat Ukur dan Model Penelitian

Proses entri data dan pengolahan hasil kuesioner menggunakan program Excel,

sedangkan pengolahan data hasil kuesioner menggunakan sofware SmartPLS (Partial Least

Square). PLS merupakan metode analisis yang powerfull dan sering disebut juga sebagai soft

modelling karena meniadakan asumsi-asumsi OLS (Ordinary Least Square) regresi, seperti data

harus terdistribusi normal secara multivariate dan tidak adanya problem multikolinearitas antar

variabel eksogen (Wold dalam Ghozali, 2012 : 6). Analisis dilakukan menggunakan pengujian

model (model measurement) dengan menghitung validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya

dilakukan pengujian hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis (structural measurement).

Skala-skala di dalam PLS menggunakan item loadings, discriminant validity, convergen validity

dan composite reliability.

3.4 Uji Instrumen 3.4.1 Uji Validitas

Menurut Jogiyanto (2008: 164) Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk

melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur

tujuannya dengan nyata atau benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil

ukuran menyimpang dari tujuannya. Indikator tingkat validitas umumnya menggunakan rule of

thumb yang biasanya digunakan untuk menilai validitas convergent yang dapat dilihat dari

pengukuran nilai loading factor > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai

loading factor antara 0,6-0,7 untuk penelitian yang bersifat explanatory masih dapat diterima

serta nilai average variance extraced (AVE) harus > 0,5. (Ghozali, 2012 : 78).

Gambar berikut merupakan gambar hasil olahan model penelitian. Gambar menunjukkan

besaran-besaran nilai yang dihasilkan pada masing-masing indikator.

(45)

Gambar 4.2 Hasil Olahan Model Institut Seni Indonesia

Dari hasil outer loading di atas menunjukkan bahwa tidak ada nilai yang tidak valid.

Secara lengkap nilai-nilai outer loading dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah.

Tabel 4.12 Outer Loading

(46)

4.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Jogiyanto (2008 : 164) Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately)

dari pengukurnya. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi dari pengukurnya. Suatu

pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya. Agar dapat dipercaya, maka

hasil dari pengukuran harus akurat dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan untuk membuktikan

akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam mengukur konstruk. Dalam PLS-SEM

dengan menggunakan program SmartPLS 2.0 M3, untuk mengukur reliabilitas konstuk akan

memberikan nilai yang lebih rendah (under estimate) sehingga lebih disarankan untuk

menggunakan Composite Reliability dalam menguji reliabilitas suatu konstruk. Rule of Thumb

yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai Composite Reliability

harus > 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai 0,6-0,7 masih dapat diterima

untuk penelitian yang bersifat explanatory (Ghozali, 2012 : 79-80).

Tabel 4.13

Nilai Pengujian Reliabilitas

(47)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa keseluruhan indikator memenuhi syarat

pengujian karena keseluruhan indikator dalam composite reliability memiliki nilai > 0,7. Oleh

karena itu dapat dikatakan bahwa keseluruhan indikator telah reliabel.

4.5 Model Pemanfaatan Website

Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa seluruh variabel

dikatakan memadai. Hasil analisis dengan model penelitian awal menunjukkan bahwa tidak ada

variabel yang tidak memadai sebagai sebuah model yang tidak valid, oleh karena tidak perlu

dilakukan pengurangan dan dilakukan penghitungan ulang.

Gambar 4.3 Model Penelitian

4.5.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis menggunakan hasil perhitungan melalui bootstrap terhadap 56

responden. Bootstrap adalah sebuah metode yang menggunakan seluruh sampel asli untuk

melakukan resampling kembali. Metode ini lebih sering digunakan dalam model persamaan

(48)

struktural. (Ghozali, 2012 : 54). Dalam penelitian ini, nilai signifikansi yang digunakan (

two-tailed) t-value 1,96 (significance level 5%).

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Hipotesis

Model struktural bertujuan untuk menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten

atau kosntruk dan nilai siginifikansinya. Hasil analisa menunjukkan bahwa ada tujuh hubungan

yang signifikan dan empat hubungan yang tidak signifikan. Hasil penelitian selengkapnya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

(49)

Tabel 4.18 Estimasi Parameter dan Uji Signifikansi Path

Information Quality -> Use Intensity -0,631 0,294 Tidak

Signifikan

Information Quality -> User Satisfaction 0,318 16,276 Signifikan

Interaction Quality -> Use Intensity 0,161 0,069 Tidak

Signifikan

Interaction Quality -> User Satisfaction 0,358 0,357 Tidak

Signifikan

Usability -> Use Intensity -0,270 0,102 Tidak

Signifikan

Usability -> User Satisfaction 0,405 12,411 Signifikan

User Satisfaction -> Use Intensity 0,652 0,101 Tidak

Signifikan

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang memadai ditandai dengan nilai t

statistik > 2,01 (significance level 5%). Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 2,01,

pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu df = (n-k) = (56-5) = 51.

Hasil lengkap model struktural dapat dilihat pada gambar berikut ini :

12,411

Gambar 4.5. Hasil Struktural Antar Model

4.5.2.1. Analisis Pengaruh Information Quality terhadap User Satisfaction

Berdasarkan taraf nyata/signifikansi (α) = 5% = 0,05, pengujian dua sisi dengan derajat

Gambar

Tabel 1
Gambar 3
Tabel 4.1
Gambar 4.1 Model Penelitian Universitas Udayana
+7

Referensi

Dokumen terkait

sebesar 0,053 (lebih besar dari α 0,05), artinya model regresi linier berganda tidak layak dipakai untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen (kualitas audit)

Setelah estimasi model dilakukan, peneliti dapat memodifikasi model yang dikembangkan apabila ternyata estimasi tersebut memiliki tingkat prediksi tidak seperti yang

Conspectus: Sebuah Metode Analisis Koleksi Untuk Pembentukan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi.. Kajian Koleksi Bidang Linguistik

Setelah estimasi model dilakukan, peneliti dapat memodifikasi model yang dikembangkan apabila ternyata estimasi tersebut memiliki tingkat prediksi tidak seperti yang

Hasil analisis data penelitian dan model pengaruh yang terbentuk pada persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel Kualitas Pelayanan masih dapat ditingkatkan

kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana itu jika tidak ada hal – hal yang perlu diubah. Meningkatkan etos kerja. Meningkatkan motivasi

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa variabel pendukung (bisnis penunjang lain) perlu mendapat perhatian serius karena kepuasan pengunjung tidak hanya diperoleh

Analisis data menggunakan model evaluasi CIPP, dengan kajian tiga aspek yaitu konteks, input dan proses, karena program masih berlangsung.. Hasil penelitian menunjukkan