• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Membeli

Roti Mode Bakery di Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan

Munawir, S.Pd.I, M.M

Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Indonesia (AMIKI) Banda Aceh

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor lokasi, produk dan harga terhadap keputusan konsumen membeli pada Pabrik Roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Responden penelitian sebanyak 100 orang konsumen yang diambil secara convinience sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Penelitian menemukan bahwa faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga terhadap keputusan konsumen membeli pada Pabrik Roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Di antara ketiga faktor tersebut, faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen adalah faktor kualitas/keragaman produk. Hubungan antara ketiga variabel independen (faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga) dengan keputusan konsumen membeli roti pada pabrik roti Mode Bakery tergolong sangat erat, ditunjukkan oleh nilai koefisien (R) sebesar 0,855. Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung > F tabel dan nilai t hitung masing-masing variabel independen (faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga) juga lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan baik secara simultan (bersama-sama) maupun parsial faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli pada Pabrik Roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.

Kata Kunci : Keputusan Pembelian, Faktor Lokasi, Faktor Kualitas Produk dan Faktor Harga

Latar Belakang Penelitian

Dalam membeli suatu produk setiap konsumen tidak hanya memperhatikan harga produk tersebut. Akan tetapi mereka juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dimana mereka berada. Faktor lingkungan tersebut tentunya tidak hanya lingkungan fisik semata, akan tetapi juga termasuk pola hidup masyarakat dimana mereka bertempat tinggal. Secara teoritis, perilaku konsumen sulit diamati dan dipahami secara langsung, akan tetapi perilaku yang terlihat di dalam melakukan pembelian seorang individual timbul karena ada interaksi dengan lingkungan mereka, sehingga menjadi sebuah keputusan.

Dalam melakukan pembelian di pabrik roti misalnya, keputusan pembelian yang dibuat oleh seseorang konsumen tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi semata terutama besarnya pendapatan. Akan tetapi erat kaitannya dengan faktor suasana membeli termasuk rasa nyaman dan aman yang diinginkan konsumen, kemudahan mencapai lokasi, kualitas dan keragaman produk, persepsi terhadap harga roti dan lain sebagainya.

Studi tentang perilaku konsumen berupaya memahami persoalan-persoalan yang lebih kompleks yaitu tidak hanya persoalan yang bersifat fisikal saja akan tetapi lebih luas lagi,

yaitu termasuk peristiwa-peristiwa yang bersifat psikologikal dan sosial. Karena proses keputusan yang diambil atau dilaksanakan oleh individual lebih banyak melibatkan lingkungan sosial dan psikologikal dari pada bidang fisikal (Beureukat, 2004).

Kekuatan-kekuatan sosial, persoalan-persoalan kultur dan budaya sangat mempengaruhi perilaku konsumen pada era modern ini. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi apabila manusia masuk sebagai makhluk sosial yang bertindak sendiri tanpa ada interaksi dengan lingkungan mereka. Pada kegiatan pemasaran jelas terlihat dalam perilaku sosial yaitu adanya pembeli, penjual yang saling berhadapan dan berinteraksi dengan pihak lain baik dalam situasi formal maupun dalan situasi informal dengan tingkat intim atau kurang intim.

Di dalam proses keputusan pembelian antara satu individu dengan individu lainnya sering terdapat perbedaan, sehingga proses pengambilan keputusan di dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh perilaku konsumen yang kompleks, karena konsumen sangat terpengaruh dengan media promosi berupa iklan di dalam keputusan pembelian.

(2)

pembelian terhadap produk yang mereknya diminati, karena kenyataan di pasar banyak produk yang sama, akan tetapi memiliki merek yang berbeda-beda. Selain dari pada itu sikap konsumen dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan situasional finansial, apabila konsumen memiliki pendapatan yang baik dan diikuti dengan dorongan/motivasi sehingga akan mempengaruhi perilaku para konsumen.

Pabrik Roti Mode Bakery merupakan pabrik roti di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di kecamatan tersebut. Pabrik roti tersebut memulai kegiatan operasionalnya tanggal 13 Januari 2010. Dilihat dari segi umur usaha, kehadiran pabrik roti Mode Bakery tergolong baru, namun sudah mendapat tempat tersendiri dikalangan pengunjungnya. Hal ini didasarkan pada kunjungan konsumen yang menurut pemilik pabrik roti tersebut jumlah kunjungan konsumen mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Guna memenuhi permintaan konsumen akan produk roti, hingga saat ini pabrik roti Mode Bakery menghasilkan berbagai jenis roti terdiri dari Roti Bolu Bulat, Roti Bolu Panjang, Donat, Pop Ice Corn, Roti Tawar Besar dan Kue Isi Manis. Harga masing-masing jenis roti tersebut relatif berbeda satu sama lain sesuai dengan rasa dan ukurannya. Roti Bolu bulat dijual dengan harga Rp 3.000 per biji, roti Bolu panjang dijual dengan harga Rp 3.000 per biji dan selanjutnya Donat dengan harga Rp 1.000 per biji.

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, keputusan konsumen untuk melakukan pembelian dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor faktor lokasi, kualitas dan kelengkapan produk, persepsi konsumen terhadap harga produk dan faktor-faktor lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan faktor-faktor yang disebut di atas sudah dimiliki pabrik Roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji. Selain lokasi pabrik yang strategis dan mudah dijangkau, pabrik roti tersebut juga menyediakan berbagai pilihan produk roti seperti dijelaskan di atas. Ditambah lagi dengan kualitas roti yang dihasilkan umumnya memiliki kualitas yang relatif lebih baik. Hal ini disebabkan pabrik roti tersebut juga merupakan produsen roti untuk para pedagang di Kecamatan Labuhan Haji. Sehingga semua roti yang dihasilkan relatif baru dan jauh dari kesan, basi atau pun kadaluarsa.

Fenomena yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam membeli produk roti dapat dikemukakan bahwa keputusan yang dibuat konsumen relatif berbeda. Tidak sedikit diantara

konsumen yang tertarik secara langsung untuk melakukan pembelian roti ke pabrik roti Mode Bakery. Akan tetapi masih banyak diantara konsumen yang membeli roti ditempat lain selain pabrik Mode Bakery. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini melakukan pembelian roti pada pedagang roti, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang lebih memilih roti kering lainnya yang tidak sejenis dengan roti yang dihasilkan oleh pabrik roti Mode Bakery. Karena itu untuk “mempetakan” perilaku konsumen demi pengembangan usaha pabrik roti Mode Bakery di masa mendatang, maka dipandang perlu adanya kajian mengenai perilaku konsumen dalam membeli roti pada pabrik roti tersebut yang dikaitkan dengan faktor lokasi, kualitas dan kelengkapan produk, serta faktor harga yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli roti.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (2001:3) adalah “suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menyusuli tindakan tersebut”. Sedangkan Winardi (2002:40) menyatakan, “perilaku konsumen adalah sebuah proses yang diatur dimana individu-individu berinteraksi dengan lingkungannya untuk tujuan pengambilan keputusan melalui suatu proses yang terdiri dari tahap pengenalan masalah, mencari masalah, mencari informasi, keputusan pembelian dan evaluasi setelah membeli”.

Mowen (2001:5) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai kajian tentang satuan pembeli (buying units) dan proses pertukaran (exchange processes) yang terlibat dalam mencari (acquaring), memakai (consuming) dan menghentikan pemakaian (disposing) barang, jasa dan pengalaman dan ide. Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh lingkungan yang terus menerus berubah.

(3)

sebab itu muncul pengaruh lingkungan individu lainnya terhadap individu lain.

Selanjutnya Ma’ruf (2005) menyatakan, “perilaku konsumen (consumer behavior) adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana membelinya”.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang teratur, tindakan-tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menyusuli tindakan yang dimulai dari tahap pengenalan masalah, mencari masalah, mencari informasi, keputusan pembelian dan evaluasi setelah pembelian atas jawaban terhadap ciri-ciri produk yang berbeda, harga, pelayanan, daya tarik periklanan, dan lain-lain. Jika konsumen puas terhadap barang atau jasa yang diterimanya, maka ia akan cenderung untuk memakainya lagi. Namun jika tidak puas, maka kemungkinan besar ia akan berhenti untuk tidak memakainya lagi dan selanjutnya beralih ke produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Keputusan yang diambil oleh konsumen tidaklah dilakukan di suatu tempat yang tertutup dari dunia luar. Para konsumen dalam membuat keputusan untuk melakukan kegiatan pembelian tidak terlepas oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Seperti dikemukakan oleh Kotler (2003:153-161), bahwa konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

a. Faktor kultural, merupakan faktor penentu paling mendasar atas keinginan dan perilaku seseorang termasuk didalamnya nilai-nilai hakiki, persepsi preferensi dan perilaku yang dipelajari orang yang bersangkutan dari keluarga serta menelusuri pergeseran kultural yang mungkin mengungkap cara-cara untuk melayani para konsumen. Sub kultural adalah “kultural di dalam kultur” masing-masing mempunyai nilai-nilai gaya hidup sendiri. Kelas sosial adalah sub kultural yang para anggotanya memiliki prestise sosial yang sama atas dasar kesamaan pola jabatan, pendapatan, pendidikan, kekayaan serta variabel lainnya. Orang yang mempunyai karakteristik kultural, sub kultural dan sosial berlainan akan mempunyai preferensi produk dan aspek-aspek yang berlainan pula.

b. Faktor sosial, faktor ini juga mempengaruhi perilaku pembeli, misalnya kelompok

preferensi seseorang, keluarga, teman karib, organisasi sosial dan assosiasi profesional dalam melakukan pilihan produk serta merek. Posisi seseorang didalam tiap kelompok ditentukan oleh peran dan status, artinya seorang pembeli akan memilih produk serta merek yang mencerminkan potensi produk untuk menjadi “simbol status”. Namun demikian, simbol status itu berlainan bagi kelas sosial yang berbeda dan juga berbeda menurut daerah geografisnya.

c. Faktor pribadi, hal ini juga sangat berpengaruh terhadap perilaku pembeli yang mencakup usia, gaya hidup, tingkat kehidupan, jabatan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikogis, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu: motivasi, pandangan, kepercayaan, dan sikap.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku pembelian seseorang adalah hasil saling pengaruh mempengaruhi dari semua faktor-faktor tersebut dan tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi faktor-faktor tersebut berguna dalam mengidentifikasikan dan memahami konsumen dimana pemasar berusaha untuk mempengaruhinya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menyesuaikan produk mereka dengan sikap yang telah ada, daripada mencoba merubah sikap orang-orang. Disamping itu perilaku spesifik individu di pasar, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor intern seperti kebutuhan, motif-motif, sikap maupun pengaruh eksternal atau lingkungan. Oleh karena itu, pengenalan faktor-faktor tersebut sangat bermanfaat dalam rangka mengenal pembeli yang mungkin mempunyai minat paling kuat dalam produk tertentu.

(4)

keputusan pembelian dan diakhiri dengan perilaku sesudah pembelian yaitu membeli atau tidak, tergantung pada tingkat kepuasan yang didapat dari produk atau jasa tersebut.

Sementara itu, Anoraga (2000:125) menyatakan, perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada diluar diri manusia (ekternal) dan faktor-faktor yang ada dalam diri manusia (internal). Faktor-faktor eksternal yang utama dalah faktor kebudayaan dan sosial, sedangkan faktor-faktor internal yang utama adalah faktor pribadi dan psikologis.

Faktor eksternal utama yang dapat

mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya dan sosial. Kedua faktor tersebut merupakan sebagian dari faktor lingkungan makro dalam pemasaran.

Keputusan Pembelian dan Perilaku Konsumen Berbicara tentang pengambilan keputusan membeli tidak terlepas dari masalah perilaku konsumen. Perilaku konsumen sesungguhnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perilaku manusia secara umum, karena perilaku konsumen merupakan suatu manifestasi dari perilaku manusia dengan segala macam kebutuhan, keinginan, dan keterbatasannya. Mereka yang memiliki pendapatan rendah harus membuat keputusan, barang atau jasa yang mana yang akan diprioritaskan untuk dibeli, mana yang dapat ditunda, dan mana pula yang dapat diganti dengan produk pengganti (subsitusi) serta mana yang tidak perlu dibeli sama sekali.

Menurut Winardi (2002:142), perilaku manusia terjadi apabila seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dapat bersifat kompleks ataupun sederhana, oleh sebab itu muncul pengaruh lingkungan individu lainnya terhadap individu lain.

Kotler (2003:220) menyatakan, “keputusan pembelian berhubungan dengan serangkaian pilihan yang dibuat oleh konsumen sebelum melakukan pembelian suatu produk”. Hal ini

berarti keputusan pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen terhadap produk tertentu tidak terlepas dari berbagai ransangan yang dapat menentukan pilihan sebelum konsumen tersebut mengambil keputusan pembelian itu sendiri.

Hubungan antara ransangan pemasaran dan jawaban konsumen (stimulus dan respons) dapat dilihat dalam gambar 1.

Ransangan yang tercantum dalam kotak bagian kiri terdiri dari dua macam, yaitu ransangan pemasaran dan ransangan-ransangan lain. Ransangan pemasaran terdiri dari empat unsur, yaitu produk, harga, tempat dan promosi.

Sedangkan ransangan-ransangan lain adalah berupa kekuatan utama dan kejadian-kejadian dalam lingkungan ekonomi, politik dan kebudayaan. Semua ransangan ini melewati kotak hitam (pemrosesan dalam otak) pembeli dan menghasilkan seperangkat jawaban seperti yang terlihat dalam kotak bagian kanan, yaitu pilihan terhadap produk, merek, penjual, penentuan waktu pembelian dan jumlah pembelian. Periklanan merupakan ransangan-ransangan pemasaran yang termasuk di dalam unsur promosi.

Struktur Keputusan Pembelian

Dalam melakukan pembelian, konsumen akan melalui beberapa tahap dalam proses keputusan pembelian. Engel, Blackwell dan Miniard (2001:31), menyusun proses pembelian suatu produk oleh seorang konsumen dapat melalui beberapa tahap yaitu:

- Pengenalan masalah atau kebutuhan

Pengenalan masalah atau kebutuhan ini berupa desakkan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan yang ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang perlu segera dipenuhi atau masih ditunda pemenuhannya. Jadi dari tahap inilah proses pembelian dimulai.

Gambar 1

Hubungan Antara Ransangan Pemasaran dan Jawaban Konsumen

Ransangan Kotak Hitam

Keputusan

(5)

- Pencarian informasi

Dalam tahap ini proses pembelian sangat berkaitan dengan pencarian informasi tentang sumber-sumber dan menilainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diraskan.

Pencarian informasi dapat bersifat aktif dan pasif, internal atau eksternal. Pencarian informasi yang aktif berupa kunjungan langsung ke beberapa toko, sedangkan pencarian informasi pasif mungkin hanya dengan membaca suatu iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam pikirannya tentang gambaran produk yang diinginkan. Pencarian informasi internal tentang sumber-sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perseorangan (interpersonal communica-tion) dan pengaruh perorangan yang berasal dari pelopor opini (opinion leader). Sedangkan informasi eksternal dapat dari media masa atau sumber informasi kegiatan pemasaran perusahaan.

- Penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian

Tahap-tahap ini meliputi dua tahap yaitu: menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian masing-masing konsumen tidak sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestise, ada yang sekedar memenuhi kebutuhan jangka pendeknya (pembelian makanan) dan ada juga yang ingin meningkatkan pengetahuan.

Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengindentifikasikan alternatif-alternatif pembeliannya. Untuk hal ini tidak terpisah dari sumber-sumber yang dimiliki (waktu, uang dan informasi) maupun resiko keliru dalam pemilihan. Atas dasar tujuan pembelian, dapat ditentukan alternatif-alternatif pembelian yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan dari konsumen.

- Keputusan untuk membeli

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Setelah tahap-tahap dimuka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil yang menyangkut jenis produk, merek, harga,

penjualan, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembeliannya.

Untuk memasarkan dengan cara yang lebih baik, dalam tahap ini perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputusan pembeliannya. Diantaranya faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih produk, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan konsumen setia terhadap merek tertentu (brand loyalty).

- Perilaku

Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai dengan tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.

Hasil Penelitian Sebelumnya

Siringoringo dan Amelia (2006) dalam penelitian yang berjudul Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembelian Konsumen menyimpulkan bahwa faktor yang diidentifikasi mempengaruhi frekuensi kunjungan pembelanjaan adalah ketersediaan sarana/prasarana, keamanan dan kenyamanan di toko yang dikunjungi, strategis tidaknya lokasi toko dan adanya diskon. Sarana dan prasarana toko yang lengkap, lingkungan toko yang aman dan nyaman, lokasi yang strategis dan pemberian diskon akan memperbanyak frekuensi kunjungan pembelanjaan konsumen.

(6)

dimungkinkan karena pemakai sudah mempunyai akses internet sendiri di rumah.

Kerangka Pemikiran Konseptual

Sesuai dengan tujuan penelitian, keputusan konsumen membeli pada pabrik roti Mode Bakery merupakan fungsi dari lokasi, kualitas/keragaman produk, dan harga. Hal ini mengindikasikan bahwa lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga digunakan sebagai variabel penjelas (independent variable) bagi keputusan pembelian konsumen (dependent variable). Hal ini sangat beralasan karena dalam melakukan pembelian, seorang konsumen menjadikan lokasi, kualitas produk dan harga sebagai pertimbangan utama. Karena itu paradigma atau hubungan antar konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam Gambar 2.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, landasan teoritis dan hasil penelitian terdahulu yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pabrik Roti berlokasi di Jalan Nasional Tapak Tuan-Meulaboh Desa Tengah Baru Kecamatan

Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Objek penelitian adalah keputusan konsumen membeli pada pabrik roti tersebut yang dikaitkan dengan faktor lokasi, kualitas dan keragaman produk serta faktor harga yang akan dibayarkan oleh konsumen.

Populasi dan Penarikan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh konsumen yang melakukan pembelian di roti pada Pabrik Roti Mode Bakery. Pihak pemilik usaha tersebut tidak memiliki data yang pasti tentang jumlah konsumen atau masyarakat yang melakukan pembelian pada pabrik roti tersebut, sehingga jumlah populasi tidak diketahui secara pasti. Karena itu metode penarik sampel adalah

non probability sampling, dimana peneliti tidak dapat menentukan probabilitas seorang konsumen untuk dijadikan sampel penelitian. Sesuai dengan kemampuan peneliti, sampel penelitian dibatasi

hanya pada 100 orang konsumen yang diambil secara convinience sampling. Convinience sampling adalah cara pengambilan sampel paling mudah dimana peneliti dalam pengambilan sampel lebih memprioritaskan konsumen yang lebih awal ditemui.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengedarkan kuesioner kepada konsumen yang terpilih menjadi responden penelitian. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan/pernyataan yang berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen, kualitas dan keragaman produk, dan faktor harga. Masing-masing pernyataan disediakan alternatif pilihan jawaban. Responden Gambar 2

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

(Independent variable) (Dependent variable)

Lokasi

Kualitas/ Keragaman

Produk

Harga

(7)

diminta untuk menentukan tingkat kesetujuan mereka terhadap masing-masing pernyataan terkait.

Skala Pengukuran

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert (Likert Scale). Penggunaan skala tersebut dimaksudkan untuk memberikan bobot/skor pada masing-masing item pernyataan yang dimuat dalam kuesioner penelitian. Sedangkan item-item pernyataan dibuat berdasarkan variabel yang diteliti.

Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala lima poin sesuai dengan jumlah alternatif pilihan jawaban kuesioner. Pemberian skor/bobot untuk masing-masing alternatif pilihan jawaban dalam bentuk tingkat kesetujuan, berlaku ketentuan tidak setuju = 1, kurang setuju = 2, ragu-ragu = 3, setuju = 4 dan sangat setuju = 5.

Sebelum kuesioner diedarkan guna pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data telah menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Menurut Malhotra (2005:268), koefesien alpha cronbach

yang dipersyaratkan sebagai tolok ukur reliabilibitas konstruk adalah di atas 0,60.

Selanjutnya validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Penentuan validitas didasarkan atas perbandingan nilai korelasi yang diperoleh antara skor item dengan skor total item, dengan nilai kritis korelasi product moment ( r tabel). Apabila nilai korelasi hitung (r hitung) lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel pada tingkat keyakinan 95 persen dapat diartikan bahwa item-item pernyataan tersebut valid (Suliyanto, 2006:149).

Peralatan Analisis Data

Sebagaimana yang telah dijlaskan dalam hipotesis penelitian, keputusan konsumen merupakan fungsi dari faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga. Karena itu, peralatan statistik yang digunakan untuk menjelaskan hubungan fungsional antara ketiga faktor tersebut dengan keputusan konsumen membeli pada pabrik roti Mode Bakery adalah regresi linier berganda (multiple linier regression). Secara matematis, regresi

linier berganda dapat dirumuskan sebagai berikut (Supranto, 2000:80).

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:

Y : Keputusan konsumen a : konstanta

X1 : Lokasi

X2 : Kualitas/keragaman Produk X3 : Harga

b1, b2, dan b3 : Koefisien regresi X1, X2, dan X3

e : Error term

Untuk mencari hubungan antara ketiga variabel bebas yaitu faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga dengan keputusan konsumen digunakan koefisien korelasi (R). Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi (R) mengacu pada pendapat Sugiyono (2008: 125) sebagai berikut:

- Nilai R berkisar antara 0,00-0,20 hubungan tergolong sangat lemah.

- Nilai R berkisar antara 0,20-0,40 hubungan tergolong lemah.

- Nilai R berkisar antara 0,40-0,60 hubungan tergolong sedang

- Nilai R berkisar antara 0,60-0,80 hubungan tergolong erat/kuat

- Nilai R berkisar antara 0,80-1,00 hubungan tergolong sangat erat/kuat. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor lokasi, kualitas/ keragaman produk dan faktor harga sebagai variabel independen terhadap keputusan konsumen digunakan koefisien determinasi (R2).

Pengujian Hipotesis

Pada tingkat keyakinan 95 persen, hipotesis penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

Ho : Faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.

Ha : Faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.

(8)

pembelian konsumen, dengan ketentuan sebagai berikut.

- Apabila F hitung > F tabel, dapat diartikan secara simultan faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan (Ha diterima, Ho ditolak).

- Apabila F hitung < F tabel, dapat diartikan secara simultan faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan (Ha ditolak, Ho diterima).

Sedangkan uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap keputusan konsumen, dengan ketentuan sebagai berikut.

- Apabila t-hitung suatu faktor lebih besar dari nilai t-tabel, maka faktor terkait secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.

- Apabila nilai t-hitung suatu faktor lebih kecil dari nilai t-tabel, maka faktor terkait secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen.

Untuk mempercepat perhitungan digunakan alat bantu komputer melalui program

Statistics Product and Service Solution (SPSS) Versi 15.00.

Operasional Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari keputusan konsumen sebagai variabel dependent dan faktor lokasi, kualitas dan keragaman produk, dan faktor harga sebagai variabel independent. Keputusan konsumen dapat diartikan sebagai bagian dari proses menuju ke arah tindakan pembelian yang dilakukan oleh seseorang konsumen. Indikator yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut terdiri dari niat untuk melakukan pembelian, perioritas utama dalam membeli, pertimbangan utama dalam membeli produk sejenis, keinginan untuk selalu melakukan pembelian di masa mendatang, dan kemauan untuk merekomendasikan orang lain agar mau melakukan pembelian.

Faktor lokasi yang dimaksudkan berkaitan dengan pandangan konsumen tentang lokasi perusahaan. Variabel ini terdiri dari 5 (lima) indikator meliputi lokasi yang strategis, transportasi yang lancar, kemudahan mencapai

lokasi, tata letak/layout bangunan pabrik dan kedekatan pabrik/lokasi dengan jalan raya. Selanjutnya variabel produk berhubungan dengan kelengkapan produk. Variabel ini terdiri dari 5 (lima) indikator meliputi ketersediaan produk yang cukup, pilihan produk yang lengkap, kualitas produk, kesesuaian produk dengan keinginan konsumen dan adanya pilihan produk yang lengkap.

Terakhir harga adalah nilai suatu produk jika diukur dengan uang (rupiah). variabel harga dalam penelitian ini dilihat dari persepsi konsumen terhadap harga produk pada pabrik roti. Indikator yang digunakan terdiri dari harga tidak mahal, pilihan harga lengkap, adanya potongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar, adanya diskon harga dan kesesuaian harga dengan kualitas produk.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Konsumen yang melakukan pembelian roti pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan berasal dari berbagai kalangan dan elemen masyarakat. Karena itu mereka memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik yang dimaksudkan meliputi jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendidikan dan pekerjaan.

Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa, dari 100 orang konsumen yang menjadi responden penelitian, sebagian besar responden penelitian adalah perempuan yaitu sebanyak 52 orang atau sebesar 52,00 persen dari jumlah keseluruhan responden. Dengan demikian laki-laki hanya sebanyak 48 orang. Mereka berasal dari tingkatan usia yang berbeda. Konsumen dengan usia relatif muda dibawah 25 tahun hanya 12 orang atau sebesar 4,00 persen dari jumlah keseluruhan responden. Sebaliknya konsumen dengan usia relatif tua di atas 40 tahun sebanyak 18 orang atau sebesar 18,00 persen dari jumlah keseluruhan responden. Sebanyak 8 orang dengan usia berkisar antara 25-30 tahun, 30 orang dengan usia berkisar antara 31-35 tahun, dan sisanya 32 orang lagi dengan usia berkisar antara 36-40 tahun.

Sesuai dengan tingkatan usia, sebagian besar konsumen yang menjadi responden penelitian sudah berkeluarga atau dengan status menikah yaitu sebanyak 84 orang atau sebesar 84,00 persen dari jumlah keseluruhan responden. Sebaliknya mereka dengan status belum menikah hanya 16 orang.

(9)

memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Mereka dengan tingkat pendidikan terendah SD sebanyak 7 orang atau sebesar 7,00 persen dari jumlah keseluruhan responden. Sebanyak 36 orang dengan latar belakang pendidikan SMP, 41 orang dengan latar belakang pendidikan SMA, dan 13 orang dengan latar belakang pendidikan Diploma. Selanjutnya konsumen dengan tingkat pendidikan tertinggi Sarjana hanya 3 orang atau sebesar 3,00 persen dari jumlah keseluruhan responden.

Ditinjau dari segi pekerjaan, diketahui bahwa responden penelitian memiliki pekerjaan yang berbeda, terdiri dari PNS, pegawai swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga, mahasiswa/pelajar dan petani/nelayan. Diantara enam jenis pekerjaan tersebut, mereka dengan status mahasiswa/pelajar hanya 9 orang. Sedangkan mereka yang bekerja sebagai PNS dan Pegawai Swasta masing-masing sebanyak 31 orang dan 14 orang. Sebanyak 26 orang ibu rumah tangga, 15 orang wiraswasta, dan 5 orang bekerja sebagai petani/nelayan.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen ini mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Penentuan validitas didasarkan atas perbandingan nilai korelasi yang diperoleh antara skor item dengan skor total item, dengan nilai kritis korelasi product moments (r tabel). Apabila nilai korelasi hitung (r hitung) lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel pada tingkat keyakinan 95% (α = 5%) dapat

diartikan bahwa item-item pertanyaan tersebut valid.

Variabel keputusan pembelian dijabarkan dalam 5 (lima) item pernyataan positif. Pernyataan pertama untuk variabel tersebut (dilambangkan dengan A1) diperoleh nilai korelasi hitung (r hitung) sebesar 0,564. Sedangkan nilai kritis r (r tabel) pada tingkat keyakinan 95 persen (n = 100) menunjukkan angka sebesar 0,194. Selanjutnya nilai r hitung untuk item pernyataan kedua (A2) sebesar 0,460, juga lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel. Dengan demikian dapat Tabel 1

Karakteristik Responden

No Uraian Frekuensi

(Orang) Persentase

1 Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

48 52

48,00 52,00

2 Usia

≤ 25 tahun

26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun > 40 tahun

12 8 30 32 18

12,00 8,00 30,00 32,00 18,00

3 Status Perkawinan

Menikah

Belum Menikah

84 16

84,00 16,00

4 Pendidikan Terakhir

SD SMP SMA Diploma Sarjana

7 36 41 13 3

7,00 36,00 41,00 13,00 3,00

5 Pekerjaan

PNS

Pegawai Swasta

Wiraswasta (Pedagang, bengkel, dll) Ibu Rumah Tangga

Mahasiswa/pelajar Petani/Nelayan

31 14 15 26 9 5

(10)

diartikan bahwa item pernyataan pertama dan pernyataan kedua pada keputusan pembelian konsumen dinyatakan valid. Demikian pula halnya dengan item pernyataan ketiga (dilambangkan dengan A3) hingga item pernyataan kelima (dilambangkan dengan A5), juga menunjukkan nilai r hitung lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel. Dengan demikian dapat diartikan seluruh item pernyataan yang berhubungan dengan variabel keputusan pembelian dinyatakan valid.

Selanjutnya variabel lokasi terdiri dari 5 (lima) item pernyataan dilambangkan dengan B1, B2, B3, B4 dan B5. Pernyataan pertama untuk variabel tersebut (dilambangkan dengan B1)

menunjukkan nilai r hitung sebesar 0,815. Angka ini juga lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar 0,194. Dengan demikian dapat diartikan bahwa item pernyataan pertama yang berhubungan dengan variabel lokasi (B1) dinyatakan valid. Nilai r hitung untuk item pernyataan berikutnya (B2 hingga B5) juga menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian dapat diartikan seluruh item pernyataan yang berhubungan dengan variabel lokasi juga dinyatakan valid. Untuk lebih

jelasnya mengenai nilai r hitung dan nilai r tabel sebagai tolok ukur validitas data penelitian dapat dilihat Tabel 2.

Berdasarkan tabel 2 tersebut dapat dilihat nilai r hitung untuk semua item pernyataan yang terdapat pada masing-masing variabel penelitian menunjukkan angka lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan yang terdapat dapat dalam kuesioner penelitian dinyatakan valid.

Pengujian reliabilitas kuesioner pada dasarnya digunakan untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data sudah dinilai handal atau tidak. Suatu kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data dinyatakan handal

apabila kuesioner tersebut konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Tolok ukur reliabilitas kuesioner yang biasanya digunakan adalah nilai cronbach alpha yang diperoleh melalui perhitungan statistik. Malholtra, (2005:268) menyatakan, “suatu kuesioner dinyatakan handal apabila memiliki nilai cronbach alpha di atas 0,60”. Artinya, apabila hasil

pengolahan data menunjukkan nilai cronbach alpha dibawah 0,60 maka kuesioner dinyatakan tidak handal.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel

Uji Validitas Uji Reliabilitas

(11)

Dalam pengolahan data penelitian, keseluruhan perhitungan statistik menggunakan alat bantu komputer melalui software SPSS versi 12.00, sehingga dapat diketahui secara langsung besarnya nilai cronbach alpha untuk kepentingan pengujian reliabilitas kuesioner penelitian. Seperti dalam tabel 2 di atas, hasil pengujian menunjukkan nilai cronbach alpha untuk keputusan pembelian sebesar 0,649. Angka ini lebih besar dari 0,60, dapat diartikan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengungkapkan fenomena yang berhubungan dengan keputusan pembelian dinyatakan handal. Selanjutnya nilai

cronbach alpha masing-masing variabel independen menunjukkan angka sebesar 0,706 untuk variabel lokasi, sebesar 0,753 untuk variabel kualitas/keragaman produk dan sebesar 0,759 untuk variabel harga. Ketiga nilai cronbach alpha tersebut lebih besar dari 0,60 dapat diartikan bahwa kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data yang berhubungan dengan variabel lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga juga dinyatakan handal.

Analisis Pengaruh Faktor Lokasi, Kualitas/Keragaman Produk dan Faktor Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Secara teoritis keputusan konsumen untuk membeli suatu produk dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga. Karena itu, dalam penelitian ini keputusan konsumen melakukan pembelian pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan dijadikan fungsi dari faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi masing-masing variabel bernilai positif seperti terlihat dalam bagian output SPSS padaTabel 3.

Berdasarkan print out SPSS tersebut, maka persamaan regresi linier berganda yang memperlihatkan keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan sebagai ungsi dari faktor lokasi, kualitas/ keragaman produk dan harga dapat diformulasikan sebagai berikut.

Y = 0,726 + 0,250X1 + 0,337X2 + 0,248X3

Persamaan di atas memperlihatkan nilai konstanta sebesar 0,726 yang secara statistik dapat interpretasikan bahwa apabila variabel independen mendekati 0, maka nilai Y akan mendekati angka sebesar 0,726. Angka ini mendekati 1,00 (skor untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju) yang berarti intensitas keputusan pembelian konsumen termasuk katagori sangat rendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila konsumen memiliki penilaian sangat tidak baik terhadap ketiga faktor tersebut (lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga), maka kecenderungan mereka untuk membeli roti pad pabrik roti Mode Bakery akan sangat kecil.

Nilai koefisien regresi masing-masing variabel independen bernilai positif, yaitu sebesar 0,250 untuk variabel lokasi (X1), sebesar 0,337 untuk variabel kualitas/ keragaman produk (X2) dan sebesar 0,248 untuk variabel harga (X3). Hal ini berarti bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.

Di antara ketiga variabel tersebut, variabel dengan nilai koefisien regresi paling besar adalah sebesar 0,337 untuk variabel kualitas/keragaman produk (X2). Hal ini berarti bahwa variabel

Tabel 3

Bagian Printout SPSS yang Memperlihatkan Nilai Koefisien Regresi Masing-masing Variabel Independen

Coeffi cientsa

.726 .221 3.280 .001

.250 .050 .351 5.053 .000 .581 1.721

.337 .077 .365 4.383 .000 .404 2.476

.248 .069 .270 3.574 .001 .490 2.041

(Constant) Lokasi Keragaman dan kualit as produk Harga Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Tolerance VI F

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Keputusan membeli a.

(12)

kualitas/keragaman produk memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen. Sebaliknya variabel dengan pengaruh paling kecil adalah variabel harga (X3), karena nilai koefisien regresi untuk variabel tersebut paling kecil diantara ketiga variabel independen lainnya yaitu sebesar 0,248.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery dengan faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga digunakan koefisien korelasi (R). Selanjutnya untuk mengetahui besarnya variasi yang terjadi pada keputusan pembelian konsumen sebagai akibat terjadinya variasi pada variabel faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga digunakan koefisien determinasi (R2). Bagian print out SPSS yang memperlihatkan kedua nilai koefisien tersebut dapat dilihat Tabel 4.

Bagian printout SPSS di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,855. Angka ini mendekati 1, dapat diartikan bahwa hubungan antara keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery dengan faktor lokasi, kualitas/ keragaman produk dan harga tergolong sangat erat. Selanjutnya nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan angka sebesar 0,731, dapat diartikan sebesar 73,1 persen keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh

faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga. Sisanya sebesar 36,9 persen lagi (1-0,731) dipengaruhi oleh variabel lain selain ketiga variabel tersebut.

Pembuktian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang dikemukakan dalam bab sebelumnya digunakan statistik Uji F dan Uji t. Statistik uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil pengujian statistik menunjukkan, nilai F hitung sebesar 87,153. Sedangkan nilai F tabel menunjukkan angka sebesar 2,699. Karena nilai F hitung > F tabel (87,153 > 2,699) dapat diartikan secara simultan lokasi, kualitas/ keragaman produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan, sehingga hipotesis Ha diterima, sebaliknya hipotesis Ho ditolak.

Selanjutnya statistik uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh masing-masing variabel independent secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil pengujian uji F dan uji t sebagai tolok ukur signifikansi pengaruh faktor Tabel 4

Bagian Printout SPSS yang Memperlihatkan Nilai Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

.855a .731 .723 .18292 1.819

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), Harga, Lokasi, Keragaman dan kualit as produk a.

Dependent Variable: Keputusan m embeli b.

Sumber: Data Primer (Diolah), 2014

Tabel 5

Ringkasan Pengujian Hipotesis

Bentuk Pengujian Nilai Statistik Keterangan

F hitung F tabel

Pengujian secara

simultan 87,153 2,699

Ketiga variabel berpengaruh signifikan (hipotesis Ha1 diterima,

hipotesis Ho1 ditolak).

Pengujian secara parsial t hitung t tabel

Lokasi 5,053 1,984 Lokasi berpengaruh signifikan.

Kualitas/keragaman

Produk 4,383 1,984

Kualitas/keragaman produk berpengaruh signifikan.

Harga 3,574 1,984 Harga berpengaruh signifikan.

(13)

lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery dapat dilihat Tabel 5.

Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai t hitung sebesar 5,053 untuk faktor lokasi, sebesar 4,383 untuk variabel kualitas/ keragaman produk, dan sebesar 3,574 untuk faktor harga. Nilai t tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka sebesar 1,984. Dengan membandingkan nilai t hitung dan nilai t tabel, dapat diartikan bahwa secara parsial ketiga variabel independen (faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan.

Berdasarkan pengujian hipotesis di atas jelaslah baik secara simultan maupun parsial faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan hargaberpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Hal ini berarti keputusan seorang konsumen untuk melakukan pembelian pada pabrik roti tersebut secara nyata dipengaruhi oleh faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan faktor harga.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga terhadap keputusan konsumen membeli pada Pabrik Roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan. Di antara ketiga faktor tersebut, faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan konsumen adalah faktor kualitas/keragaman produk. Kemudian menyusul faktor lokasi diurutan kedua. 2. Hubungan antara ketiga variabel independen

(faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga) dengan keputusan konsumen membeli roti pada pabrik roti Mode Bakery tergolong sangat erat, ditunjukkan oleh nilai koefisien (R) sebesar 0,855 (berada pada interval 0,80 - 1,00). Selanjutnya hanya sebesar 73,1 persen keputusan konsumen membeli roti dipengaruhi oleh oleh ketiga variabel independen (faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga). Sisanya sebesar 26,9 persen lagi (1-0,731) dipengaruhi oleh fakor lain selain ketiga faktor tersebut.

3. Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung > F tabel dan nilai t hitung masing-masing variabel independen (faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga) juga lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan baik secara simultan (bersama-sama) maupun parsial faktor lokasi, kualitas/keragaman produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli pada Pabrik Roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan, sehingga hipotesis Ha diterima dan sebaliknya hipotesis Ho ditolak.

Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah uraikan di atas, maka yang menjadi saran-saran penelitian ini sebagai berikut.

1. Sebaiknya pemilik pabrik roti Mode Bakery di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Aceh Selatan dapat lebih meningkatkan kualitas dan keragaman produk roti yang dihasilkannya. Hal ini disebabkan faktor kualitas dan keragaman produk merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi konsumen untuk membeli roti pada pabrik roti tersebut. 2. Pemilik/pengelola usaha pabrik roti Mode

Bakery sebaiknya melihat peluang pasar yang lebih luas dengan berupaya melakukan inovasi produk roti yang dihasilkan dengan mengacu pada kebutuhan konsumen di daerah pemasaran, terutama dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan. Selain itu, upaya untuk melakukan inovasi produk juga harus tetap menjadikan kelayakan penetapan harga produk roti agar tetap berada pada kondisi yang menguntungkan. Apalagi tujuan utama usaha tersebut adalah menghasilkan keuntungan melalui peningkatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk roti.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji. 2000. Manajemen Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.

Beureukat. 2004. Faktor Lingkungan Sebagai Penentu Perilaku Konsumen, Jurnal Manajemen dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

(14)

Gozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi 1, Semarang.

Kotler, Philip (2001) Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Control,Jilid I. Prenhallindo. Jakarta. Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran,

Edisi Kesebelas, Jilid I, Indeks, Jakarta. Malhotra, Naresh K. 2005. Marketing Research

An Applied Oritentation, Fourth Edition, New Jersey: Prentice Hall. Inc.

Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mowen, John. 2001. Consumer Behaviour, 4th ed, Englewood Cliffs, N.J. Prentice Hall, Inc. Siringoringo dan Amelia (2006) Identifikasi

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pembelian Konsumen, Majalah Ekonomi dan Komputer No. 2 Tahun XIV-2006.

Sugiyono (2008) Metode Statistik Untuk Penelitian, Alvabeta, Bandung.

Sujoko (2007) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Jasa Warnet di Kota Jember, Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Suliyanto (2006) Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Supranto, J (2000) Metode Peramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta.

Umar, Husein (2002) Riset Pemasaran, PT Gramedia Pusataka Utama, Jakarta.

Umar, Husein (2005) Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Gambar

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 1 Karakteristik Responden
Tabel 2    Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 3 Bagian Printout SPSS yang Memperlihatkan Nilai Koefisien Regresi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jadi sebenarnya faktor penting bagi kita untuk melihat sebuah warna dengan baik adalah cahaya yang mengenai benda tersebut (contohnya adalah pada cahaya lampu

Terbukti dari uji parsial variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji t, sebagaimana terlihat dalam Tabel 5 tersebut, diketahui bahwa nilai t

Berdasarkan data dari 14 probandus laki-laki warga Desa Adat Panglipuran didapatkan karakteristik land- mark wajah rata-rata bidang frontal berbentuk ellips,

Hasil klasifikasi data kerusakan motor induksi pada bagian air gap didapatkan tingkat akurasi seperti pada Tabel 2, yaitu diperoleh tingkat akurasi tertinggi sebesar

golongan II atau golongan III dikenakan ancaman pidana mulai dari maksimal pidana mati minimal 4 tahun dan denda. maksimal 7 milyar minimal 200 juta

Jika nilai signifikan (sig) &gt; (0,05) atau nilai t hitung &lt; t tabel, maka secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Nilai-Nilai Sosial dan Ekonomi Yang Terkandung Dalam Tradisi Imlek Bagi Warga Muslim Tionghoa Di Daerah Surabaya Jawa

Dari kasus posisi di atas terdapat pengembangan hukum kewarisan Islam dalam putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, yaitu anak perempuan dari pewaris adalah