• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Snowball Throwing Berban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Metode Snowball Throwing Berban"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE

SNOWBALL THROWING

BERBANTUAN MEDIA

SEDERHANA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS V SD GUGUS 1 KUTA BADUNG

I Gd. Arta Januwardana

1

, Siti Zulaikha

2

, Md. Putra

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : [email protected]

1

, Sitizulaikha

349

@yahoo.com

2

,

[email protected]

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar matematikaantara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media sederhana dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional dikelas V SD Gugus I Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasy eksperimen atau eksperimen semu dengan desain penelitian nonequipalent control group desigen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berada di Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 10 kelas. Sampel yang digunakan 2 kelas yaitu kelas VA SD No 2 Kuta sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 36 orang siswa dan kelas V SD No 5 Kuta sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 40 orang siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui metode tes dengan instrumen tes objektif pilihan ganda. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media sederhana dengan siswa yang melalui pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi 5% (a= 0,05) atau tingkat kepercayaan 95% dengan dk 36 + 40 - 2 = 74 diperoleh thitung 2,41 dan ttabel 2,000. Karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Rata-rata nilai yang diperoleh antara siswa yang belajar melalui metode snowball throwing berbantuan media sederhana yaitu sebesar 75,22 dan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional yaitu 67,00.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode snowball throwing berbantuan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta Badung tahun pelajaran 2013/2014

Kata kunci : metode snowball throwing berbantuan media sederhana, hasil belajar matematika

siswa.

Abstract

(2)

outcomes data were collected through a test method with multiple-choice objective test instrument. The data were analyzed by t test. The results showed that there were significant differences in learning outcomes between students who are learning mathematics by the snowball throwing method aided simple media with students through conventional learning. This is demonstrated by using a t test with a significance level of 5% (a = 0.05) or 95% confidence level with a dk 36 + 40-2 = 74 t table obtained t of 2.41 and 2.000. Because of t account > t table then H0 is rejected and Ha accepted. Average values were obtained between students who learn through the media aided snowball throwing method is simple in the amount of 75.22 and students who learn through conventional learning is 67.00. It can be concluded that there are significant medium-assisted method is simple snowball throwing on learning outcomes of students' fifth grade elementary mathematics Force I Kuta Badung academic year 2013/2014

Keywords: media-assiste snowball throwing method is simple, the results of students'

mathematics learning

PENDAHULUAN

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan kemampuan pada bidang matematika, karena pendidikan matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen serta mempunyai peran penting dalam daya pikir manusia. Mata pelajaran perlu diberikan kepada semua peserta didik khususnya di Sekolah Dasar. Seperti yang tercantum dalam GBPP mata pelajaran matematika SD kurikulum 1994: 10, tujuan diberikannya matematika pada jenjang pendidikan dasar pada hakekatnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umumnya adalah (1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. (2) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Tujuan khususnya yaitu pendidikan matematika bertujuan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui kegiatan matematika dan mengembangkan kemampuan dasar matematika sebagai

bekal belajar lebih lanjut pada jenjang yang lebih tinggi. Permendiknas No 22 tahun 2006 menyatakan bahwa standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemapuan peserta didik. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar menurut kurikulum, (2006: 103) “merupakan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika”. Hal ini mengisyaratkan bahwa pembelajaran matematika pada dasarnya sangatlah abstrak, sehingga diperlukan metode atau strategi dalam menyampaikan materi matematika yang abstrak tersebut menjadi konkret, selanjutnya dari permasalahan yang konkret tersebut baru dialihkan kebentuk konsep-konsep matematika yang abstrak.

(3)

oleh beberapa penyebab, yaitu diantaranya:

1. guru kurang memanfaatkan media yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 2. kurangnya kesempatan siswa

mengembangkan dan memperluas ide-ide atau gagasannya dalam pembelajaran.

3. siswa terlihat sulit memahami dan mudah lupa terhadap materi ajar yang telah dilalui.

Paradigma pembelajaran tersebut berimbas pada hasil belajar matematika siswa yang kurang memuaskan.

Dalam mensukseskan suatu pembelajaran khususnya pada Sekolah Dasar pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan keperluan materi yang diajarkan pada saat itu pemilihan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Dalam pembelajaran tidak ada metode yang paling bagus karena masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, maka guru lah yang dituntut untuk memilih metode pembelajaran yang tepat, karena dalam pemilihan metode yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari akan memacu semangat siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya sehingga nantinya dapat mempengaruhi hasil belajar. Agar pembelajaran matematika yang sedang dipelajari menjadi lebih nyata dialami siswa maka peranan media sangat diperlukan dalam pembelajaran. Pada dasarnya anak usia SD belajar melalui benda/objek yang nyata. Erman (2003:242) menyatakan bahwa “untuk memahami konsep abstrak pada anak memerlukan benda-benda kongkrit (real) sebagai perantara atau visualisasinya”. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Karena itulah dalam pembelajaran matematika harus menggunakan media, dengan menggunakan media siswa dalam belajarnya menjadi lebih semangat, senang, tertarik dan karena itu akan

bersikap positif terhadap pelajaran matematika.

Para guru diharapkan untuk menjadi guru yang inovatif, kreatif dan keaktifan dalam pembelajaran merupakan hal yang paling utama, semakin kreatif guru berinovasi untuk mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi maka semakin aktif dan semangat pula siswa mengikuti pelajaran, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika yang maksimal. Namun dizaman yang sudah serba canggih ini guru masih menggunakan pembelajaran konvensional, guru kurang memodifikasi peroses pembelajaran, kurang memanfaatkan media, kurang mengaktifkan siswa dalam peroses pembelajaran sehingga terjadi interaksi belajar satu arah saja. Hal tersebut akan membuat siswa menjadi jenuh mengikuti pembelajaran yang akan berpengaruh nantinya pada hasil yang diperoleh siswa menjadi kurang memuaskan. Guru sebagai fasilitator dan motifator dalam pembelajaran, siswa harus aktif mengembangkan pembelajarannya sendiri agar apa yang sedang dipelajari menjadi lebih bermakna dan mudah untuk diingat karena ilmu matematika merupakan ilmu yang diperoleh melalui penemuan melaui daya nalar tingkat tinggi, serta peran media sangat penting untuk membantu siswa agar pembelajaran menjadi lebih nyata sehingga pembelajaran yang sedang berlangsung

mudah dimengerti.

(4)

dimasing-masing sekolah yaitu agar semua guru mampu mengoperasikan fasilitas yang sudah tersedia, dibutuhkan pula kemampuan guru mengelola kelas dalam mengembangkan metode dan media sesuai dengan kebutuhan materi dengan bantuan fasilitas yang telah disediakan. Namun upaya pemerintah tersebut belum membuahkan hasil sesuai dengan harapan yang telah direncanakan.

Hal tersebut menjadi permasalahan yang perlu dipecahkan agar hasil belajar optimal. Perlu adanya perbaikan atau pembenahan terhadap proses pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika, terutama untuk materi bilangan bulat di kelas V SD Gugus I kuta Badung yaitu pelaksanaan pembelajaran melalui metode snowball throwing. Metode snowball throwing adalah cara belajar melalui permainan yaitu saling lempar kertas yang berisi pertanyaan, mengajak siswa untuk selalu siap dan tanggap menerima pesan dari orang lain, serta lebih resposif dalam menghadapi segala tantangan kahususnya dalam pembelajaran. Menurut widodo (2010:37) metode snowball throwing merupakan “gelundungan atau lemparan bola salju berisi pertanyaan yang diisi dan dilempar-lemparkan oleh siswa kepada temannya, yang terkena lemparan wajib untuk menjawab pertanyaan yang tersedia di dalamnya”. Selanjutnya dikatakan bahwa Metode snowball throwing memiliki kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:

1. Untuk melatih kesiapan siswa dalam menerima pelajaran.

2. Agar dapat saling memberikan pengetahuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

3. Pada metode ini ada unsur parmainan, yaitu saling lempar-melempar pertanyaan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya .

4. Menarik perhatian siswa mengenai materi yang dipelajari.

Dengan demikian harapan penggunaan metode snowball throwing di kelas V SD Gugus I Kuta Badung adalah:

1.

Melalui metode snowball throwing diharapkan siswa secara aktif terlibat baik secara fisik maupun mentalnya melalui kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan data untuk menarik suatu kesimpulan.

2.

Metode snowball throwing melatih

siswa untuk lebih tanggap terhadap materi ajar.

3.

Penerapan metode ini mengajak siswa untuk membangun, menggali dan menemukan pengetahuan bersama anggota kelompoknya, sehingga peroses pembelajaran mengarah ke dalam situasi diskusi multi arah serta dapat menggiring siswa belajar lebih aktif pada mata pelajaran matematika dan dapat berpengaruh secara signifikan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Berdasarkan latar belakang, maka dilaksanakan suatu penelitian dengan judul: “Pengaruh Metode Snowball throwing berbantuan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta Badung Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Metode berasl dari bahasa yunani, yaitu methodos. Methodos berasal dari kata “meta” dan “bodos”. Meta berarti melalui, sedangkan bodos berarti jalan. sehingga metode menurut Asmani (2011:19) berarti “jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan sesuatu atau prosedur”. Selanjutnya metode adalah “cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.

(5)

kelompok, saling ketergantungan antar siswa lainnya di dalam satu kelas”. Sedangkan (Asrori, 2010) mengatakan “Metode snowball throwing merupakan salah satu metode pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran”.

Adapun langkah-langkah yang ada pada metode snowball throwing yaitu: (1) Guru manyampaikan materi yang akan disajikan. (2) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. (3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke tempatnya masing-masing, dan menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. (4) Kemudian, masing-masing siswa diberikan suatu kertas kerja, untuk menuliskan suatu pertanyaan (apasaja) yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok. (5) Kertas yang berisi pertanyaan tersebut kemudian dibuat sepeti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa yang lain. (6) Setelah waktu melempar habis, setiap siswa yang mendapatkan satu bola kertas yang telah berisi pertanyaan, siswa tersebut diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis di dalam kertas tersebut secara bergiliran.

(Arsyad. 2011: 3) mengemukakan definisi media yaitu ”sebagai sesuatu yang membawa pesan dan informasi antara pengirim dan penerima”. Dari uraian tersebut dapat dirangkum media pembelajaran adalah sesuatu atau alat yang digunakan untuk menjembatani peroses menyampaikan pesan dalam peroses belajar mengajar agar lebih mudah menyampaikan informasi yang diinginkan kepada peserta didik. Jadi media sederhana adalah media yang dapat dikembangkan oleh guru dengan menggunakan alat dan bahan sederhana serta biaya yang relatif murah, yang termasuk kedalam media sederhana yang

dapat dikembangkan (by design) oleh guru diantaranya poster, pamflet, gambar diam ,foto, grafik, transparansi serta OHP. namun pengembangannya harus tetap mengikuti prosedur pengembangan media secara umum atau pedoman pada desain intruksional. Dengan demikian harus mengikuti langkah-langkah seperti analisis kurikulum dan karakter siswa, perumusan tujuan atau indikator, pengembangan pokok-pokok materi agar tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran yang telah dirancang.

Jadi metode snowball throwing berbantuan media sederhana dapat dirangkum yaitu metode pembelajaranan active learning yang sangat tepat untuk melatih kesiapan siswa dalam mempelajari permasalahan yang sedang dialami, agar siswa menjadi lebih tanggap untuk menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif, sehingga apa yang telah dipelajari akan awet melekat pada ingatan siswa karena siswa secara langsung terlibat dalam peroses pembelajaran melalui media sederhana yang telah dirancang oleh guru sehingga hasil beelajar matematika menjadi lebih signifikan .

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang sudah biasa dilaksanakan oleh guru dan sering dikatakan sebagai pembelajaran tradisional yang menggunakan metode ceramah. Karena sejak dahulu jenis pembelajaran ini sudah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam peroses pembelajaran sampai sekarang, pada pembelajaran konvensional ini peroses pembelajaran semuanya diatur oleh guru tanpa memperhatikan kesempatan yang diinginkan oleh siswa, sehingga pembelajaran ini dapat dikategorikan sebagai proses pembelajaran satu arah, sehingga tanpa adanya peran dari seorang guru maka siswa tidak mempunyi inisiatif untuk belajar.

(6)

Guru menjelaskan materi ajar secara panjang lebar. (3) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. (4) Guru memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk bertanya mengenai penjelasan dari guru. (5) Guru memberikan siswa penugasan secara klasikal mengenai materi yang dibahas. (6) Guru memeriksa hasil pekerjaan siswa.

Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan di sekolah dasar melalui penalaran tingkat tinggi yang dirancang dengan tujuan memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika yang akan digeneralisasikan pada kehidupan.

Hasil belajar matematika yang dikemukakan oleh Hudoyo (dalam Riskarianti, 2011:11) adalah “tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa terhadap bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya”. selanjutnya dikatakan hasil belajar matematika adalah “belajar mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan strukturstruktur matematika itu”. Siswa harus dapat menemukan keteraturan dengan cara mengotak-atik bahan-bahan yang berhubungan dengan keteraturan intuitif yang sudah dimiliki siswa. Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat diringkaskan karena masalah kehidupan sehari-hari. Suheman (2003:26) ada dua macam hasil belajar yang harus dikuasai oleh siswa, “perhitungan matematis (mathematics calculation) dan penalaran matematis (mathematics reasoning)”. Dari uraian di atas dapat dirangkum bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai bidang studi matematika setelah memperoleh pengalaman atau proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini merupakan

kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Kecakapan tersebut menyatakan seberapa jauh atau seberapa besar tujuan pembelajaran serta instruksional yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar matematika.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen), mengingat tidak semua variabel atau gejala yang muncul dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat (full randomize). Dalam penelitian ini populasi penelitian terdistribusi dalam kelas-kelas yang utuh, sehingga penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Dimana dalam penelitian ini membandingkan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, setelah itu kedua kelompok sama-sama diberikan perlakuan.

(7)

Tahap Pelaksanaan Eksperimen, pada saat tahap pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu menguji kesetaraan dengan nilai ulangan umum kelas IV semester II, Untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ada dengan cara random. Dari sampel yang telah didapat barulah menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan (treatmen) karena telah diketahui tingkat kesetaraan dari kedua kelas tersebut, yaitu kelas eksperimen berupa metode snowball throwing berbantuan media sederhana dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Melaksanakan enam kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan enam kali pertemuan pada kelompok kontrol, melaksanakan enam kali pertemuan bertujauan agar Kopetensi Dasar yang dipakai penelitian terselesaikan, serta satu kali pertemuan untuk memberikan post-test untuk mengetahui hasil dari penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena post-test merupakan tes yang diberikan pada tiap akhir program pengajaran, dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode snowball throwing terhadap hasil belajar matematika siswa. Mengumpulkan hasil penelitian. Tahap akhir eksperimen, adapun hal-hal yang dilaksanakan pada tahap akhir eksperimen dalam penelitian ini yaitu : melaksanakan post-test pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol melalui tes hasil belajar matematika siswa kelas V dengan materi bilangan bulat, selanjutnya menganalisis nilai data hasil belajar matematika siswa tersebut secara keseluruhan dengan pengujian hipotesis yang menggunakan uji-t.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD yang berada pada Gugus I Kuta Tahun Ajaran 2013/2014. Kelas V SD Gugus I Kuta berjumlah 8 sekolah, ke 8 sekolah tersebut ada yang satu kelas dan ada pula yang kelas pararel dengan jumlah siswa seluruhnya 493. Untuk mengetahui tingkat kesetaraan ke8 sekolah SD tersebut diperoleh informasi melalui wawancara dengan ketua gugus I kuta yang diperkuat oleh ketua UPT kecamatan kuta dapat

diperoleh informasi bahwa tidak ada kelas unggulan dan kelas non unggulan pada gugus tersebut, hal ini menyebabkan semua kelas V yang berada di Gugus I kuta dapat dijadikan populasi dalam penelitian. Untuk meyakinkan populasi benar-banar setara dalam penelitian ini diuji lagi dengan menggunakan rumus anava 1 jalur. “Anava 1 jalur adalah teknik statistik parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara tiga atau lebih kelompok data bersekala interval atau rasio yang berasal dari satu variabel bebas” (Winarsunu, 2009:103). Ketentuan untuk uji signifikansi adalah jika Fhitung < Ftabel maka dapat

diinterpretasikan kesepuluh kelompok setara. Sebaliknya Fhitung > Ftabel maka dapat

diinterpretasikan dapat perbedaan yang signifikan antara kesepuluh kelompok. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan menggunakan sebagai pembilang dan sebagai penyebut. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesetaraan didapat Fhitung sebesar 1,80

sedangkan Ftabel dengan menggunakan

= 9 dan = 394 sebesar 1,90 pada taraf signifikan 5% sehingga Fhitung < Ftabel.

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa tidak dapat perbedaan yang signifikan diantara kesepuluh kelompok.

(8)

snowball throwing berbantuan media sederhana untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol.

“Variabel bebas yang sering disebut variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependen/terikat” (Sugiyono, 2010:39). variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode snowball throwing berbantuan media sederhana pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. “Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas” (Sgiyono, 2010:39). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode tes. Menurut (Yadnyawati, 2011:2) tes merupakan “suatu perosedur sistematis yang dipakai untuk mengukur tingkah laku atau karakteristik seseorang”. data yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa melalui post-test setelah dilakukan treatmen pada mata pelajaran matematika. Metode tes dilakukan dengan membagikan sejumlah tes untuk mengukur hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan metode snowball throwing berbantuan media sederhana untuk kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional kepada kelompok kontrol.

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data tentang hasil belajar matematika. Instumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar matematika adalah tes hasil belajar pada ranah kognitif. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal, maka bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes objektif dalam bentuk pilihan ganda, menggunakan soal pilihan ganda karena teknik terbaik untuk menilai hasil belajar, hal ini disebabkan oleh luasnya bahan

palajaran yang dapat dicakup dalam tes ini dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan kepada siswa.

Uji coba instrumen dalam penelitian ini yang diujicoba instrumennya adalah tes hasil belajar matematika namun untuk mengetahui layak dan tidaknya suatu instrumen maka instrumen tersebut perlu diuji coba dengan uji validitas, reliabilitas tes, taraf kesukaran tes dan daya beda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian pada kelompok eksperimen yaitu hasil belajar matematika siswa kelas VA SD No 2 Kuta yang berjumlah 36 orang yang diberikan perlakuan berupa metode snowball throwing berbantuan media sederhana melalui post-tes dengan jumlah soal yaitu 30 butir soal. Hasil perhitungan setelah melaksanakan penelitian yaitu diperoleh rata-rata nilai post test adalah 75,22 dengan deviasi 10,79, varian 116,52, median 75, modus 60, nilai minimum 60, nilai maksimum 93, rentangan 33, banyak kelas 6 dan panjang kelas 6 kelas. Sedangkan Data yang dikumpulkan dalam penelitian pada kelompok kontrol yaitu hasil belajar matematika siswa kelas V SD No 5 Kuta yang berjumlah 40 orang dimana pada kelompok ini diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional melalui post-tes yang berjumlah 30 soal. Hasil perhitungan setelah melaksanakan penelitian yaitu diperolehrata-rata nilai post test adalah 67,00, standar deviasi 12,45, varian 155,12, median 68, modus 66, nilai minimum 40, nilai maksimum 90, rentang skor 50, banyak kelas 6, panjang kelas 8. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan

(9)

sederhana dapat digambarkan dengan histogram berikut ini.

distribusi frekuensi skor hasil belajar matematika siswa kelas V SD No 5 Kuta yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional dapat disajikan pada diagram batang berikut ini.

Untuk memenuhi uji prasyarat sebelum dinalisis dengan uji (t) maka terlebih dahulu harus memenuhi beberapa asumsi statistik yaitu Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Uji normalitas dilakukan pada dua kelompok data, meliputi data kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan metode snowball throwing berbantuan media sederhana dan data kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak melalui skor akhir hasil belajar matematika dengan materi operasi hitung bilangan bulat pada saat post test, dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat (X2) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan db = k-1. Untuk hasil perhitungan Chi-Kuadrat (X2) dengan

bantuan microsoft excel 2007 adalah sebesar 8,6679 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2tab= 11,07, ini

berarti bahwa 2hit < 2tab maka data hasil

post-test siswa kelompok ekperimen berdistribusi normal. Sedangkan chi kuadrat data hasil post test kelas kontrol ( 2hit) adalah 3,4454 pada taraf signifikansi

5% dan dk = 6-1 = 5 diketahui 2 tab =

11,07, ini berarti bahwa 2hit < 2tab maka

data hasil post test kelompok kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan data hasil post-test terbukti kedua kelompok berasal dari data yang berdistribusi distribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas.

Uji homogenitas dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan rumus uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji-F

diperoleh Fhitung = 1,36 sedangkan Ftabel normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan hal tersebut, dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian atau hipotesis alternativ (Ha). Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, maka hipotesis yang diubah terlebih dahulu menjadi hipotesis nol (Ho), sehingga analisis akan membuktikan apakah ada data yang diperoleh dari hasil pengukuran terdapat responden akan mendukung atau tidak terdapat hipotesis yang telah diajukan. Apakah hipotesis nol (Ho) yang akan diuji menyatakan bahwa “tidak terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD No 2 Kuta sebagai kelompok eksperimen dan SD No 5 Kuta sebagai kelompok kontrol tahun ajaran 2013/2014. Pengujian

0

(10)

hipotesis tersebut dilakukan dengan uji t dengan ketentuan hipotesis,

tolak Ho jika thitung > ttabel dan terima

Ho jika thitung < ttabel. Rangkuman hasil

analisis uji t ditunjukkan pada tabel 1 Berikut ini.

Tabel 1 Analisis Uji t

Sampel N dk SD thitung

Secara statistik hipotesis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

2 1 0

:

H

, artinya hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana sama atau lebih rendah dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

2 1

:

Ha

, artinya hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan

dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana lebih baik dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Dari hasil uji-t diproleh thitung = 2,41

dan ttabel = 2,000 untuk dk 74 pada taraf

signifikan 5%. Hal ini berarti thitung > ttabel.

Berdasarkan kriteria pengujian maka H0

ditolak Hα diterima artinya terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana dengan rata-rata 75,22 sedangkan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan rata-rata 67,00. Ini berarti hasil belajar siwa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode snowball throwing berbantuan media sederhana berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus I Kuta Tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa metode snowball throwing berbantuan media sederhana berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini terjadi dalam pembelajaran di kelas, siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana membawa siswa mempelajari suatu konsep pembelajaran matematika dalam suasana diskusi multiarah dan merupakan pembelajaran yang menyenangkan karena pembelajaran yang disajikan terdapat unsur permainan yaitu saling lempar remasan kertas. Hasil uji-t diketahui thitung = 2,42 dan

ttabel = 2,000 untuk dk 74 pada taraf

signifikan 5%. Dari hasil perhitungan tersebut pada taraf signifikansi 5% diketahui thitung > ttabel , ini berarti pada hasil penelitian

terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan.

Dari deskripsi temuan di atas diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika secara signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana dengan siswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran konvensional. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana adalah 71,96, sedangkan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional adalah 67,00. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat disebabkan oleh suasana pembelajaran diskusi multi arah yang diiringi dengan unsur permainan yang menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari suatu konsep pembelajaran matematika

SIMPULAN DAN SARAN

(11)

sederhana dengan siswa yang dibelajarkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V di SD No 2 Kuta sebagai kelompok eksperimen dan SD No 5 Kuta sebagai kelompok kontrol, tahun ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan oleh thitung 2,41 > ttabel

2,000 dan di dukung oleh perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang dibelajarkan dengan metode snowball throwing berbantuan media sederhana yaitu 75,22 yang berada pada kategori tinggi dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu 60,00 yang berada pada kategori sedang maka Ha diterima. Perbedaan hasil

belajar tersebut diatas disebabkan karena didalam metode snowball throwing siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, siswa yang menggali dan menemukan peroses pembelajaran bersama anggota kelompoknya masing-masing sehingga peroses pembelajaran mengarah kedalam situasi diskusi multi arah dimana materi yang telah dipelajari lebih terkesan dan lebih awet melekat dalam ingatan siswa. Bertolak dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu yang pertama bagi siswa, Pengalaman yang siswa dapatkan agar dijadikan acuan untuk belajar matematika yang baik sehingga mendorong mereka untuk menyenangi matematika dan mengetahui keindahan matematika sebenarnya. Yang kedua bagi guru, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan memberi pengalaman baru kepada guru, dalam mengembangkan alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa pada sekolah dasar serta memperoleh wawasan tentang metode pembelajaran active learning. Yang ketiga bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan berharga untuk sekolah, agar guru-guru dapat meningkatkan ataupun mengembangkan kreativitas siswa dalam proses belajar-mengajar. yang keempat bagi peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat kepada peneliti lain yang mengalami permasalahan yang sama sebagai perbandingan dan masukan dalam melakukan penelitian sejenis.

DAFTAR RUJUKAN

Arsyad, Ashar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo

Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalamMeningkatkan Keaktifan Belajar Menyimpulkan Isi Cerita yang Didengar padaAnak Tersediadihttp://gurutrenggalek.blog post.com/2010/ 09/penggunaan-modelbelajar-snowball.htm. Diunduh pada 7 Januari 2012.

Dwi Riskarianti Ni Kadek. 2011. Hubungan Self Efficancy dan dukungan sosial terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sukawati Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi (Tidak diterbitkan) Jurusan Pendidikan Matematika, IKIP PGRI.

Erman, Suherman dkk. (Eds.). 2003. Comon Text Book (Edisi Revisi) Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Farhan. 2011. “Model Pembelajaran Kooperatif”. Tersedia pada:

http://www.farhan-

bjm.web.id/2011/09/model-pembelajaran-kooperatif-tipe .htm. (Diakses pada tanggal 10 Desember 2012).

Karim A. Muchtar, dkk. 1996. Pendidikan Matematika I. ----: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembang Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Permendiknas tentang SI dan SKL. 2006.

Jakarta: Sinar Grafika.

(12)

Widodo, Rachmad. 2009. Model pembelajaran snowball throwing.

Tersedia pada

http://Wywid.wordpress.com/2009/11 /09/model-pembelajaran-18

Snowball- throwing/ (diakses tanggal 11 Januari 2013).

Gambar

Tabel 1 Analisis Uji t

Referensi

Dokumen terkait

(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) huruf e diberikan oleh Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam bentuk izin usaha jasa

Dengan menggunakan metode k-means clustering , peneliti mencoba untuk mengekstrak pengetahuan yang bisa menggambarkan kinerja prestasi akademik mahasiswa pada akhir semester dan

Hukum pidana merupakan suatu bagian kaidah-kaidah atau norma-norma dari keseluruhan hukum yang berlaku pada suatu masyarakat dalam suatu sistem negara yang mengadakan dasar-dasar

Keywords: Cervical spine; Anterior approach; Anterior Cervical Discectomy and Fusion (ACDF); cervical pain; anterior approach; Discectomy; Corpectomy. SS 13 – SPINE

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat mata kuliah Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan leverage,

• Dapat memberikan desain dan ukuran utama FSO yang dapat digunakan oleh operator dalam wilayah lapangan minyak Kakap di Laut Natuna. • Dapat digunakan sebagai referensi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat pengetahuan ibu tentang MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Posyandu Mawar Kelurahan Semanggi Surakarta